Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

MOTOR BAKAR dan TENAGA PERTANIAN


SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR BAKAR

Oleh :
Frisda Fitriani
NIM A1H012012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap mesin pasti membutuhkan pelumasan, mulai dari mesin jahit
hingga mesin jet sekalipun. Mesin terdiri dari berbagai logam yang bergerak
seperti katup, piston, gear dan sebagainya. Seluruh komponen yang bergerak
didalam suatu motor bakar selalu mengadakan pergesekan, untuk mengatasinya
diperlukan minyak pelumas Bagian tersebut harus terjaga sehingga perputaran
atau pergerakan mesin dapat berjalan lancar atau baik sehingga dapat berumur
panjang atau dapat dipakai dalam waktu yang cukup lama.
Pelumasan dapat diartikan sebagai pemberian bahan pelumas pada suatu
mesin dengan bertujuan untuk mencegah kontak langsung persinggungan
antara permukaan yang bergerak. Pelumasan memiliki suatu peranan penting
pada suatu mesin yang didalamnya terdapat suatu komponen yang saling
bergesekan yaitu sebagai pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal.
Pelumasan memiliki fungsi yang sangat menentukan panjang atau pendeknya
umur mesin. Pelumasan juga berfungsi untuk mengurangi adanya gesekan
antara metal dan komponen lainnya, sehingga dapat meminimalkan resiko
terjadinya kerusakan pada mesin.

B. Tujuan
1. Dapat lebih memahami tentang sistem pelumasan pada motor bakar
2. Dapat mengetahui

bagian-bagian utama pelumasan pada motor

bakar, beserta fungsi dan mekanisme kerjanya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan umum pelumasan pada suatu peralatan mekanis yaitu untuk


menguurangi gesekan, keausan dan kehilangan daya. Sedangkan pada motor
bakar, pelumasan juga memiliki tujuan khusus yaitu:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antar torak

dan silinder supaya tidak

terjadi kebocoran tekanan pada ruang pembakaran.


3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian
yang bergerak.
Fungsi pelumasan lainnya untuk motor bakar sebagai berikut:
a) Melumasi bagian-bagian yang bergerak untuk mengurangi keausan
dan kerugian daya gesek.
b) Meredam kejutan-kejutan antara bantalan dan bidang-bidang lumas
lainnya

sehingga

mengurangi

kebisingan

suara

motor

dan

memperpanjang usia mesin


c). Menyumbat baik rongga-rongga yang terdapat diantara cincin-cincin
torak dan dinding silinder
d). Membantu mendinginkan mesin dengan menghanyutkan panas yang
timbul akibat gesekan dimana panas diserap olidan didinginkan di
ruang karter.

e). Membantu membersihkan bidang-bidang lumas dengan jalan


menghanyutkan abu atau pasir-pasir akibat gesekan.
f). Sebagai seal untuk mencegah kebocoran kompresi ke ruang karter.
g). Sebagai pencuci bagian yang aus, dan diendapkan dalam bak oli.
h). Penghantar panas dari dinding piston ke dinding silinder.
Terdapat 3 jenis sistem pelumasan pada motor bakar, yaitu: simple
circulating splash type, internal forced feed type, dan full internal forced feed
type. dalam penggunaannya, pelumasan lama kelaman dapat habit dikarenakan
oli masuk melalui piston dan terbakar dalam ruang pembakaran, keluar dari
crankcase

Berupa

uap

atau

kabut,

serta

Gambar 1. Sistem pelumasan.

Komponen-komponen sistem pelumasan yaitu:

terjadinya

kebocoran.

1. Pompa oli
Pompa oli berfungsi mengisap oli dari oil pan kemudian
menyalurkannya ke bagian-bagian mesin yang perlu dilumasi. Macammacam pompa oli yaitu: internal gear, trochoid, dan extern algear.

Gambar 2. Pompa oli.


2. Saringan oli
Saringan oli berfungsi menyaring kotoran yang terdapat dalam oli.
Saringan oIi dipasang di luar mesin. pada filter oli dipasan by passvalve
berfungsi sebagai saluran alternatif saaat filter oli tersumbat
penggantian filter oli harus memperhatikan kondisi kerja mesin serta
lama pengoperasiannya.

Gambar 3. Penyaring oli.

3. Katup pengatur tekanan oli.


Katup pengatur tekanan oli (oil pressure relief valve), berfungsi
mengatur tekanan oli yang disalurkan ke sistem pelumasan. Pada
tekanan minyak yang tinggi (rpm tinggi) katup akan membuka dan
kelebihan oli akan disalurkan ke bak oIi melalui lubang by
pass.Sehingga tekanan oli yang masuk ke sistem pelumasan dapat
dibatasi besarnya.
4. Lampu tanda tekanan oli.
Lampu tanda tekanan oli berfungsi untuk memberi peringatan kepada
pemudi bahwa sistem pelumasan tidak normal dan dipasang pada blok
silinder untuk mendeteksi tekanan pada oil galleri.

5. Nozel oli.
Berfungsi utuk mendinginkan bagian dalam piston. Pada nosel oli
terdapat check valve yang berfungsi untuk mencegah tekanan oli dalam
sirkuit pelumasan turun terlalu rendah.
6. Pendingin oli.

Pendingin oli yang bayak digunakan untuk motor diesel adalah tipe
pendingin air. Pendingin oli berfungsi untuk mendinginkan oli agar
kekentalannya tetap.
Macam-macam sistem pelumasan yaitu:
1. Pelumasan Percikan (Splash)
Sistem ini menggunakan alat percik atau sendok pemercik yang terpasang
pada big end stang zuiger. Ketika torak berada di bawah (saat TMB), poros
engkol tercelup pada minyak pelumas. Pada saat torak bergerak menuju ke
atas (menuju TMA) maka minyak pelumas ikut terbawa ke atas. Minyak
pelumas dibawa ke atas melalui ring torak. Karena minyak pelumas juga bisa
terbakar, maka perlu penambahan minyak pelumas pada karter. Pelumasan
cara percikan ini merupakan pelumasan yang paling sederhana. Tetapi
pelumasan ini sekarang tidak digunakan lagi karena kurang memenuhi
kebutuhan pelumasan terutama pada motor yang memiliki putaran tinggi.

2. Pelumasan Tekan
Minyak pelumas diberi tekanan dengan pompa, sehingga masuk pada
bagianbagian yang diberi minyak pelumas. Pada tangki minyak pelumas,
terdapat pompa, yang memompa minyak pelumas sampai ke tempat
pergeseran antara poros engkol dengan bantalannya. Poros engkol dibuat
berlubang (dilubangi) dengan tujuan untuk menyalurkan minyak pelumas
hingga sampai ke tempat pergeseran pen engkolbatang torak. Dari

tempat pergeseran pen engkol-batang torak tersebut, minyak pelumas


hingga sampai ke tempat pergeseran pen engkolbatang torak. Dari
tempat pergeseran pen engkol-batang torak tersebut, minyak pelumas
dipercikkan hingga ke bagian atas, yaitu tempat pergeseran batang torak
pen torak, dan torak-dinding silinder. Pelumasan juga berfungsi sebagai
pendingin bagianbagian yang bergeser (tempat pergeseran).
3. Pelumasan Tekan Sempurna.
Pada pelumasan tekan sempurna, batang torak juga dilubangi (selain
poros engkol), sehingga pelumasannya menjadi sempurna. Dengan
demikian terhubung antara tempat pergeseran pen engkolbatang torak,
dengan batang torakpen torak, yang selanjutnya tersalur ke tempat
pergeseran torakdinding silinder.
4. Pelumasan rendam atau basah.
Sistem ini menggunakan metode dimana komponen-komponen yang akan
dilumasi selalu direndam. Misalnya pelumasan pada kopling dan
versneling. Posisi perendaman akan selalu mengkondisi komponen dalam
keadaan terlumasi minyak pelumas. minyak pelumas selalu siap untuk
melumasi bagian mesin yang terendam tersebut.
5. Pelumasan campuran langsung
Oli langsung dicampur dengan bensin yang ada di dalam tangki.
Perbandingan campurannya adalah 2% sampai dengan 5 dari banyaknya

bensin yang dicampur. Apabila campuran oli tidak tepat atau kualitas oli
kurang baik maka akan langsung berpengaruh pada kelancaran dan tenaga
yang dihasilkan mesin.
6. Pelumasan injeksi.
Pada motor jenis tertentu pelumasannya menggunakan sistem injectolud
dan superlub. sistem injectolud oli disemprotkan ke lager-lager kruk as
dan kedalam inlet. Sistem superlub oli langsung disemprotkan ke dalam
inlet atau sluran udara.
Satu-satunya sifat yang paling penting pada minyak pelumas adalah
viskositas atau kekentalan. viskositas gesekan internal suatu cairan yang
ditunjukkan bila suatu bagian atau selapis cairan bergerak atau bergeser
terhadap lapisan yang lain. Secara umum viskositas digunakan untuk
mempertelakan perlawanan hambatan minyak untuk mengalir dengan mudah,
sedangkan minyak berviskositas tinggi tidak mudah mengalir. Viskositas sangat
dipengaruhi oleh suhu dan minyak cenderung encer pada suhu tinggi dan
menjadi kental pada suhu rendah. (Hardjosentono, Mulyoto. 1978)

III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Motor bakar bensin
2. Oli.
3. Kertas dan alat tulis.

B. Prosedur Praktikum
1. Motor bensin yang digunakan disiapkan.
2. Motor bensin dinyalakan.
3. Bagian-bagian utama pelumasan pada motor bakar
diamati.
4. Bagian utama sistem pelumasan pada motor bakar digambar dan diberi
keterangannya.
5. Fungsi masing-masing bagian utama pelumasan pada motor bakar
ditulis fungsinya.
6. Dijelaskan mekanisme kerja pelumasan pada motor bakar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
B. Pembahasan
Motor diesel adalah salah satu dari tipe Internal combustion engine dengan
pembakaran di dalam silinder, dimana energi kimia dari bahan bakar langsung
dirubah menjadi tenaga kerja motor (Hardjosentono, 1979). Motor diesel
adalah salah satu motor pembakaran dalam (internal combution engine) yang
beroperasi dengan menggunakan minyak berat seperti solar sebagai bahan
bakar dengan prinsip bahan bakar tersebut disemprotkan ke dalam silinder
yang di dalamnya sudah terdapat udara dengan tekanan dan suhu yang cukup
tinggi sehingga bahan bakar tersebut dapat terbakar dengan spontan. Pada
mesin diesel hanya udara bersih yang dihisap dan dikompresikan. Bahan bakar
dan udara dicampur di dalam silinder dengan cara setelah udara
dikompresikan, bahan bakar disemprotkan kedalam ruang bakar sehingga
terjadi pembakaran.
Mesin diesel terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi dan
kegunaan masing-masing. Komponen atau bagian ini bekerja menjadi satu

kesatuan yang kompak sehingga menghasilkan tenaga mekanis. Bagian-bagian


utama dari sistem kelengkapan motor diesel adalah sebagai berikut:

a.

Torak

Torak bergerak bolak-balik dari TMA ke TMB atau sebaliknya dan


menyebabkan terjadinya perubahan volume baik diatas torak maupun dibawah
torak. Selain itu juga menyebabkan perubahan tekanan. Pada torak terdapat
ring yang berfungsi sebagai perapat antara silinder dan torak.
b.

Silinder

Merupakan sebuah ruangan tempat udara yang dikompresikan dan bercampur


dengan bahan bakar untuk menghasilkan daya dan merupakan tempat
penggerak piston.
c.

Katup

Terdapat dua jenis katup yaitu katup masuk dan katup buang. Katup masuk
adalah tempat udara masuk kedalam silinder, sedangkan katup buang adalah
tempat daya hasil pembakaran dikeluarkan.
d.

Engkol

Batang engkol berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan gerak bolakbalik kedalam poros engkol. Sebuah komponen yang gerak bolak-balik piston
menjadi gerak putaran yang meneruskan daya dari piston ke poros yang
digerakkan.

Sistem pelumasan pada mesin atau motor diesel pada dasarnya sama
dengan pelumasan yang ada pada mesin bensin. Mesin diesel reatif lebih
banyak menghasilkan karbon dari pada mesin bensin selama pembakaran, jadi
diperlukan oil filter (saringan oli) yang dirancang khusus. Sistem pelumasan
mesin diesel dilengkapi dengan pendingin oil (oil cooler) untuk mendinginkan
minyak pelumas, karena mesin diesel temperatur kerjanya sangat tinggi dan
bagian-bagian yang bergerak juga kerjanya lebih berat dari pada yang ada pada
motor bensin. Motor diesel membutuhkan minyak pelumas atau oli yang
jenisnya berbeda dengan minyak pelumas pada mesin bensin, Jadi pastikan
bahwa minyak pelumas yang anda gunakan jenisnya tepat. Apabila minyak
pelumas mesin bensin digunakan pada mesin diesel, maka mesin akan
cenderung cepat aus yang nantinya akan berujung dengan kerusakan dan
penggantian komponen komponen mesin.
Sistem pelumasan pada motor diesel dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
a. Sistem pelumasan kering.
Penampung pelumas berada diluar mesin (Sump Tank).
b. Sistem pelumasan basah.
Penampung pelumas berada didalam mesin (Carter atau Crankcase).
Komponen Komponen Sistem Pelumasan Mesin Diesel :
a). Saringan Oli
Mesin bensin pada umumnya mengunakan saringan full-flow type single
elemen. Sedangkan mesin diesel mengunakan filter dua elemen yang terdiri
dari elemen aliran penuh dan elemen by-pass. Elemen filter aliran penuh

ditempatkan antara oil pump dan mesin dan seperti terlihat pada gambar
dibawah, elemen filter by-pass ditempatkan antara oil pan dari mesin.

Saringan Oli (Filter Oli)


Elemen aliran penuh menyaring kotoran-kotoran yang mempengaruhi kerja
bagian-bagian mesin yang berputar dan elemen bay-pass menyaring lumpur
dan kerak karbon yang tercampur jadi satu di dalam minyak pelumas. Kedua
elemen ini mengalirkan minyak pelumas yang sangat bersih untuk melumasi
bagian-bagian mesin.
b. Pendingin Oli
Umumnya pendingin oil (oil cooler) yang digunakan pada mesin diesel adalah
sejenis dengan pendingin air. Tergantung pada tipe mesin, oil cooler dapat
ditempatkan didepan mesin, di samping atau di bawah radiator. Minyak
pelumas dipompa oleh oil pump dan bersirkulasi melalui oil filter, oil pan dan
oil cooler. Minyak pelumas didinginkan oleh air pendingin mesin yang ada
disekelilingnya selama mengalir di dalam inti saluran minyak pelumas di
dalam oil cooler. Dan kemudian mengalir kesaluran minyak utama pada mesin.
Pendingin oil (oil cooler) pada umumnya dilengkapi dengan relief valve untuk
mencegah terjadinya kerusakan karena kenaikan viskositas minyak pada
temperatur rendah.

c. Pompa Oli
Pompa oli berfungsi untuk memompakan dan mensirkulasikan oli ke bagian
bagian mesin.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Motor diesel adalah salah satu dari tipe Internal combustion engine dengan
pembakaran di dalam silinder, dimana energi kimia dari bahan bakar
langsung dirubah menjadi tenaga kerja motor.
2. Bagian-bagian utama dari sistem kelengkapan motor diesel adalah sebagai
berikut: Torak, silinder, katup, dan engkol.
3. Sistem pelumasan pada motor diesel dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
a. Sistem pelumasan kering : Penampung pelumas berada diluar mesin
(Sump Tank).
b. Sistem pelumasan basah : Penampung pelumas berada didalam mesin
(Carter atau Crankcase).

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar,Wiranto. 1973. Motor Bakar Torak. ITB, Bandung.
Frans J. Darwin, Moeljarno Djojomartono, R. G. Sitompul. 1990/1991. Motor
Bakar Internal dan Tenaga di Bidang Pertanian. Institute Pertanian
Bogor, Bogor.

Hardjosentono, Mulyoto. 1978. Mesin-Mesin pertanian. Yasaguna, Jakarta.


Lade, Bruijn. 1984. Motor Bakar. Bratara Karya Aksara, Jakarta.

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/penggerak_mula_motor_bakar_tora
k/bab2_sistem_pelumasan.pdf.
http://www.otomotif.web.id/sistem-pelumasan-mesin-a13.html.

Anda mungkin juga menyukai