Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang Ia berikan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang berkontribusi dalam
penyusunan laporan labor Maintenance Engine Bensin ini.

Penulis berharap Laporan ini dapat memberikan kontribusi dalam


perkembangan ilmu pengetahuan dan memicu penelitian yang lebih mendalam.
Kami sadar bahwa dalam proses penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
sekalian.

Padang, 25 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PRINSIP KERJA MESIN 4 LANGKAH

2.2 KONSTRUKSI MESIN BENSIN

BAB III OVERHOUL ENGINE BENSIN

3.1 ALAT DAN BAHAN

3.2 LANGKAH KERJA

BAB IV ANALISA

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

5.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari pratikum overhoul engine besin ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tentang engine
toyota kijang seri 4K.
2. Mengenal nama dan fungsi komponen dari mesin Toyota Kijang 4K
3. Setiap peserta dapat memahami prinsip serta cara kerja setiap komponen
dari mesin toyota kijang seri 4K.
4. Dapat melakukan pembongkaran dan pemasangan mesin dengan langkah-
langkah yang baik dan benar.
5. Dapat dan mampu menganalisa kerusakan engine toyota kijang seri 4K.
6. Dapat melakukan perawatan dan perbaikan pada sistem engine toyota
kijang seri 4K.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Motor bakar ada beberapa macam. Mesin bensin, mesin diesel, mesin
turbin dan lain-lainnya. Mesin yang menghasilkan tenaga panas yang dihasilkan
dari dalam mesin itu sendiri, disebut motor pembakaran dalam (internal
combustion engine). Sebagai contohnya mesin bensin, mesin diesel, mesin turbin.
Mesin yang tenaganya digunakan pada mobil harus kompak, ringan dan
mudah ditempatkan pada ruangan yang terbatas. Selain itu mesin harus dapat
menghasilkan kecepatan yang tinggi dan tenaga yang besar, mudah dipoperasikan
dan sedikit menimbulkan bunyi. Oleh sebap itu mesin bensin dan mesin diesel
umumnya lebih banyak digunakan pada kendaraan. Dalam hal ini pembahasan
yang diangkat yakni mesin Toyota Kijang Seri 4K. Adapun karakter mesin bensin
tersebut adalah sebagai berikut :
- Kecepatannya tinggi dan tenaganya besar
- Mudah mengoperasikannya
- Pembakarannya sempurna
- Umumnya digunakan untuk mobil penumpang dan kendaraan truk yang
kecil, dan sebagainya.

2.1 PRINSIP KERJA MESIN 4 LANGKAH


Adapun prinsip kerja dari mesin 4 langkah yaitu:
1) Langkah Hisap
Dengan langkah ini, campuran udara dan bensin dihisap kedalam
silinder. Katup hisap terbuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak
bergerak kebawah, menyebapkan ruang silinder menjadi vakum,
masuknya campuran udara dan bensin kedalam silinder disebapkan adanya
tekanan udara luar (automospheric pressure).
2) Langkah Kompresi
Dalam hal ini, campuran udara dan bensin dikompresikan. Katup
hisap dan katup buang tertutup. Walau torak mulai naik dari titik mati
bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) campuran yang dihisap tadi
dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperatur menjadi naik,
sehinggan akan mudah terbakar. Poros engkol berputar satu kali, ketika
torak mancapai TMA.
3) Langkah Usaha
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk
mengerakkan kendaraan. Sesaat sebelum torak mencapai TMA pada saat
langkah kompresi, busi memberi loncatan bunga api pada campuran yang
telah dikompresikan. Dengan terjadinya pembakaran, kekuatan dari
tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong torak kebawah. Usaha ini
yang menjadi tenaga mesin (engine power).
4) Langkah Buang
Dalam langka ini, gas yang terbakar dibuang dari dalam silinder.
Katup buang terbuka, torak bergerak dari TMB ke TMA, mendorong gas
bekas keluar dari silinder. Ketika torak mencapai TMA, akan mulai
bergerak lagi untuk persiapan berikutnya, yaitu langkah hisap. Poros
engkol telah melakukan 2 putaran penuh dalam 1 siklus terdiri dari 4
langkah, hisap, kompresi, usaha, buang yang merupakan dasar kerja dari
pada mesin 4 langkah.

2.2 KONSTRUKSI MESIN BENSIN


Mesin bensin terdiri dari sistem penghasil energi dan sistem penunjang
lainnya. Sistem penghasil energi terdiri dari blok silinder, cylinder head, piston,
crankshaft, dan mekanisme katup. Sistem penunjang terdiri dari sistem
pelumasan, sistem pendinginan, sistem bahan bakar, sistem kelistrikan, dan
saluran isap dan buang.
Gambar 2.1 Konstruksi engine bensin Toyota Kijang 4K

Adapun komponene-komponen pada engine bensin yaitu:


1) Cylinder Block

Gambar 2.2 Cylinder block


Block silinder biasanya terbuat dari besi tuang dengan paduan
Aluminium. Silinder block terdiri dari beberapa ruang silinder tempat
piston bergerak naik turun. Silinder-silinder pada block silinder ditutup
dengan kepala silinder dengan terlebih dahulu dipasang gasket diantara
cylinder head dengan cylinder block. Untuk pendinginan cylinder block
maka disekelilingnya dipasang water jacket. Agar mesin dapat merubah
energi panas hasil pembakaran gas campuran bahan bakar-udara menjadi
energi mekanik secara sempurna dan efisien maka mesin harus memenuhi
beberapa persyaratan, antara lain :
a) Tidak boleh terjadi kebocoran baik campuran bahan bakar maupun gas
buang diantara silinder dan piston.
b) Diusahakan agar gesekan antara piston dan silinder sekecil mungkin
dengan membuat silinder sepresisi mungkin.

2) Cylinder Head

Gambar 2.3 Cylinder head


Cylinder head terpasang diatas cylinder block, pada bagian dalam
cylinder head terdapat celah kecil yang membentuk ruang pembakaran
bersama dengan cylinder dan katup-katup. Cylinder head harus dapat
bertahan pada temperatur dan tekanan tinggi yang timbul pada saat mesin
beroperasi. Cylinder head terdiri dari water jacket yang berhubungan
dengan sistem air pendingin yang mengelilingi block slinder serta katup
hisap dan buang beserta kelengkapannya

3) Piston

Gambar 2.4 Piston


Piston berfungsi menerima tekanan hasil pembakaran dan
meneruskan gaya tekan tersebut ke crankshaft melalui connecting rod.
Agar fungsi piston dapat maksimal maka piston harus dibuat dengan bahan
tertentu yaitu bahan paduan aluminium agar mampu bekerja pada tekanan
dan temperatur tinggi meskipun kendaraan dioperasikan dalam waktu yang
lama dengan kecepatan tinggi.
Untuk menghindari piston terjepit diruang silinder akibat
temperatur piston meningkat cepat pada saat mesin bekerja maka
diberikan gap antara piston dan silinder (piston clearence) yang besarnya
tergantung dari tipe mesin tetapi biasanya berkisar antara 0,02 – 0,12 mm
pada temperatur 25˚c. Selain itu pada kepala silinder piston diberikan taper
sehingga bagian atas piston lebih kecil sedikit daripada bagian bawahnya.
Piston clearance ini sangat penting untuk keperluan koreksi mesin
dan meningkatkan kemampuan mesin. Jika piston clearance terlalu kecil
maka piston akan terjepit, sebaliknya jika piston clearance terlalu besar
tekanan pembakaran yang dihasilkan kecil dan menurunkan kemampuan
mesin.

4) Piston rings

Gambar 2.5 Piston rings


Ring piston dipasang disekeliling bagian atas piston. Diameter ring
piston lebih besar daripada diameter piston. Biasanya ring piston dibuat
dari bahan besi tuang yang dilapisi chrom dengan tujuan agar tahan
gesekan dan tidak merusak lubang silinder.
Biasanya ada tiga macam ring piston disetiap piston. Ring piston
ini memiliki fungsi penting yaitu mencegah kebocoran campuran bahan
bakar-udara dan gas hasil pembakaran melalui celah antara piston dan
dinding silinder, mencegah minyak pelumas piston dan dinding silinder
masuk ruang bakar serta menyalurkan panas yang berlebihan pada piston
ke dinding silinder.

5) Compression rings
Ring jenis ini berfungsi mencegah masuknya campuran gas bahan
bakar-udara dan gas sisa pembakaran dari ruang bakar. Jumlah
compression ring biasanya ada dua buah ring yaitu top compression ring
dan second compression ring.

6) Oil ring

Gambar 2.6 Oil ring


Oil ring berfungsi untuk mencegah masuknya oli kedalam ruang
bakar dan membentuk lapisan pelumas antara piston dan dinding silinder.
Oil ring ada dua type yaitu integral type dan three piece type. Integral type
mempunyai banyak saluran pembuangan oli yang sama besar yang
terdapat sekeliling ring oli sehingga dengan adanya saluran pembuangan
oli maka sisa oli kotor yang diambil oleh oil ring dan dinding silinder
dapat dialirkan kembali kedalam piston sedangkan three piece type
mempunyai rel yang ada disekelilingnya dan pegas yang mendorong rel
samping itu ke dinding silinder dan celah ring yang ada di piston.
7) Connecting rod

Gambar 2.7 Connecting rod


Komponen ini menghubungkan piston dengan crankshaft serta
meneruskan tenaga dorong piston ke crankshaft. Ujung connecting rod
yang dihubungkan dengan piston pin disebut small end dan bagian bawah
connecting rod yang dihubungkan dengan crankshaft pin disebut big end.

8) Mekanisme Katup

(a) (b)

(c)
Gambar 2.8 Mekanisme katup
Pada sitem 4 tak untuk memasukkan campuran bahan bakar-udara
dan membuang gas sisa hasil pembakaran maka didalam silinder
diperlukan adanya katup masuk dan katup buang. Untuk mengontrol kapan
katup tersebut menutup dan membuka diperlukan adanya mekanisme
katup. Mekanisme katup didesain agar camshaft hanya berputar sekali saat
melakukan langkah hisap buang bergantian untuk perputaran crankshaft
sebanyak 2x. Crankshaft timming pulley dipasang pada ujung crankshaft
dan camshaft. Camshaft digerakkan crankshaft dengan bantuan timing
belt. Beberapa macam mekanisme katup dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Karena timing belt berputar oleh putaran crankshaft maka
camshaft pun ikut berputar dan mendorong rocker arm pada rocker shaft
untuk menekan katup kebawah. Bila camshaft berputar terus maka katup
masuk akan tertutup kembali karena dorongan pegas. Camshaft akan
berputar sekali untuk membuka dan menutup katup isap dan buang dengan
putaran crankshaft sebanyak 2 putaran.

9) Crankshaft

Gambar 2.9 Crankshaft


Crankshaft berfungsi mengubah gerakan naik turun piston menjadi
gerak putar yang pada akhirnya menggerakkan roda kendaraan. Konstruksi
crankshaft ditunjukkan oleh gambar berikut ini. Crank journal ditopang
oleh bantalan crankshaft sehingga crankshaft dapat berputar.
10) Camshaft

Gambar 2.10 Camshaft


Camshaft berfungsi untuk membuka dan menutup katup sesuai
timing yang ditentukan. Pada camshaft terdapat sejumlah cam yang
jumlahnya sesuai dengan jumlah katup masuk dan katup buang pada
mesin. Selain itu pada camshaft terpasang juga distributor drive gear dan
fuel pump drive.

11) Flywheel

Gambar 2.11 Flywheel


Flywheel adalah roda besi tuang yang berat dipasang pada ujung
crankshaft kendaraan dengan transmisi manual. Fungsi dari flywheel
adalah untuk menyimpan tenaga putar yang dihasilkan pada saat langkah
usaha agar crankshaft tetap berputar pada langkah berikutnya. Selain itu
flywheel juga membantu memperhalus aliran tenaga yang keluar dari
mesin. Pada kendaraan dengan transmisi otomatis.
BAB III
OVERHOUL ENGINE BENSIN

3.1 ALAT DAN BAHAN


Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum ovehoul engine bensin
adalah:
1) Motor bensin Toyota Kijang Seri 4K
2) Kompresor
3) Minyak bensin
4) Oli mesin bensin, solar
5) Katrol
6) Feller gauge
7) Tool boxs
8) Accu
9) Kunci momen
10) Ring expansion
11) Penekan pegas katup
12) Kain lap/majun

3.2 LANGKAH KERJA


LANGAKH PEMBONGKARAN ENGINE BENSIN
1) Siapkan alat dan bahan serta motor bensin yang akan dikerjakan.
2) Chek mesin tersebut sebelum melakukan pembongkaran.
3) Dalam langkah awal pembongkaran mesin, yang harus dilakukan adalah :
a) Kosongkan oli dalam mesin
b) Kosongkan air radiator
c) Lepas sambungan kelistrikan yakni kabel dari battery
d) Lepaskan sambungan pipa dari radiator kemesin
4) Lakukan pembongkaran seperti langkah-langkah berikut:
5) Lepaskan radiator dari mesin.
6) Langkah selanjutnya adalah buka tutup distributor dan baut pengikat
distributor dengan benar, dan keluarkan distributor dengan perhatikan
tanda top pada pully engkol.
7) Melepas kipas pendingin, alternator dan puli.
a) Buka baut-baut penyetel belt puli dan buka semua tali puli dari puli.
b) Buka baut pada kipas pulley dan keluarkan kipas.
c) Buka baut pada pulley poros engkol dengan menahan flywheel, dan
keluarkan pulley dengan cara memukul perlahan pulley dengan balok
kayu, lalu keluarkan spi penahan pulley.
d) Buka baut pada pengunci alternator dan buka alternator.
8) Lepas pompa bahan bakar dengan melepas selang-selang dari tangki bahan
bakar dan selang dari karbulator, setelah hal tersebut selesai lalu buka baut
pengikat pompa bahan bakar.
9) Lepaskan filter oli dengan kunci rantai.
10) Lepaskanlah motor stater yang ada disamping blok silinder.
11) Buka dan lepaskan baut saluran hisap karbulator dan saluran buang dari
knlapot.
12) Buka dan lepaskan baut pada cover silinder head.
13) Melepas tutup rantai timing.
a) Lepaskan baut,tutup rantai timing, dan gasketnya.
b) Lepaskan oli slinger dari poros engkol.
14) Melepas tensioner dan penahan getaran rantai.
a) Lepaskan baut dan lepaslah pemandu rantai.
b) Lepaska pula baut dan penahan getaran rantai.
15) Melepas spoket dan rantai pompa oli.
a) Lepaskan penyetel rantai.
b) Lepaskan mur dan ring pada spoket pompa oli.
c) Cabut spoket pompa oli, spoke poros engkol, dan rantai penggerak
secara keseluruhan.
16) Lalu bukalah baut pengikat pada silinder head dan lepaskan silinder head
dari blok silinder dengan sekaligus mengangkat push rod (penekan rocker
arm).
17) Melepas fly wheel (roda gila).
a) Pasangkan penahan atau SST (standart service tool) pada roda gila.
b) Buka baut pada roda gila.
c) Lepaskan roda gila dari poros engkol (crank shaft).
18) Lepaskan mur pengikat karet pengantung mesin (engine mounting).
19) Setelah mur tersebut dilepas maka pindahkan engine dari standnya dengan
bantuan pesawat angkat yakni dengan katrol ke lantai yang telah diberi
alas.
20) Buka dan lepaskan baut pengikat pada oil pan (bak oli).
21) Lepaskan baut pengikat pada pompa oli dan angkat pompa oli tersebut.
22) Bukalah mur pengikat pada connecting rod cap pada masing-masing
piston ditiap silinder,sesuai urutan pistonnya dan connecting rod bearings
23) Mengeluarkan piston. Pukul kepala piston dengan balok kayu hingga
keluar. Lalu satukan dengan connecting rod cap nya tadi
24) Melespakan ring piston. Buka ring piston dengan tang spi dan kemudian
diberi tanda sesuai urutannya.
25) Melepas poros engkol (crank shaft).
a) Lepaskan baut dudukan tutup metal duduk (main bearing).
b) Lepaskan tutup metal duduk belakang dengan SST. Keluarkan thurst
washer-nya.
c) Lepaskan tutup metal duduk dan diberi nomor sesuai urutannya.
d) Lepas seal oli dari poros engkol belakang.
e) Lepas poros engkol.
26) Untuk mengetahui keausan ditiap-tiap silindernya maka dilakukan
pengukuran diameter silindernya.

LANGAKH PERAKITAN ENGINE BENSIN


Dalam hal perakitan, kebalikan dari pembongkaran mulai dari urutan
pembongkaran terakhir sampai urutan pembongkaran pertama. Namun disini ada
beberapa hal dalam pemasangannya tidak boleh sembarangan yakni
1) Pemasangan ring piston
Lumasi ring dan piston dengan oli.Kemudian pasang ring oli.Lalu ring
kompresi 2.Pasang ring kompresi 1.
2) Pemasangan piston kedalam silinder
a) Lumasi ring, piston dan silinder dengan oli.
b) Sebelum memasukkan piston dan connecting rod kedalam silinder
dengan mengunakan suitabel clamp terlebih dahulu atur sudut celah
dari tiap-tiap ring piston antara celah ring kompresi 1 dan ring
kompresi 2 membentuk sudut 180° demikian juga dengan ring oli dan
semua celah ring tersebut tidaklah boleh mendekati pin piston.
c) Masukkan piston dan connecting rod kedalam silinder lalu pasang
suitable clamp pada piston dan kunci hingga ring merapat, masukkan
piston dengan menokok kepala piston dengan menggunakan tangkai
palu secara berlahan-lahan hingga piston hampir masuk semua dan
lepas suitable clamp tersebut. Lakukan hal tersebut untuk pemasangan
piston berikutnya hingga selesai.

3) Pemasangan crankshaft bearings haruslah tepat pada penguncinya


(loocking lip) demikian juga dengan connecting rod bearings. Lalu pasang
connecting rod cap tiap masing – masing piston sesuai dengan pasangan
pistonnya. Pemasangan ini menggunakan kunci momen.
4) Pemasangan paking silinder dengan silinder head harus pas dengan lubang
oli. Pengunciannya pun menmgunakan kunci momen.
5) Pemasangan distributor
a) Pasang puli poros engkol pada posisi pengapian silinder No.1. 8°
sebelum TMA.
b) Luruskan garis tengah celah di ujung atas poros pompa oli dengan
tanda (lubang oli) di bagian atas body pompa oli.
c) Posisikan rotor distributor menghadap bagian kanan selubung busi
No.3, lebuh kurang sekitar 10° terhadap garis tengah mesin.
d) Pada waktu rumah distributor dimasukkan, rotor harus menunjukan ke
pertengahan selubung busi No.2.
6) Setelan celah platina yakni 0,45mm.
7) Stel celah katup
a) Stel silinder No. 1 pada TMA/kompresi
b) Stel celah katup seperti ditunjukkan oleh tanda panah.
Celah katup (dingin), Hisap : 0.13 mm dan Buang : 0.23 mm
c) Gunakan alat pengukur yang disebut feeler gauge untuk mengukur
celah antara batang katup dan lengan penumbuk.
d) Kendorkan mur pengunci dan putar sekrup penyetel untuk
mendapatkan celah yang tepat.
e) Tahankan sekrup penyetel pada posisinya lalu kencangkan mer
pengunci.
f) Putar poros engkol satu kali menurut arah jarum jam lalu stel silinder
No. 4 pada TMA/kompresi.
g) Stel celah katup selebihnya seperti ditunjukkan oleh tanda panah.
Celah katup (dingin)
Hisap : 0.13 mm
Buang : 0.23 mm
BAB IV
ANALISA

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan di labor maintenance, maka


penulis dapat mengambil analisa sebagai berikut :
1) Dalam hal pemasangan ring piston,celah ring kompresi 1 dengan ring
kompresi 2 haruslah berbentuk sudut 180° demikian juga halnya dengan
celah ring oli. Selain itu tidak boleh juga meletakkan celah ring tersebut
dekat pada pin piston hal ini bertujuan agar tidak terjadinya kebocoran
kompresi pada ring piston tersebut.
2) Penguncian cap connecting rod dengan connecting rod piston harus
mengunakan kunci momen dan pemberian bebannya pun secara bertahap.
3) Demikian juga pemasangan silinder head harus mengunakan kunci momen
dan pemberian momennya pun secara bertahap.
4) Pemasangan paking sillinder head juga mesti diperhatikan lubang oli harus
pas dengan silinder head.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang penulis dapatkan setelah melakukan pratikum
labor maintenance dengan job engine bensin ini yaitu :
1) Mesin dalam keadaan tidak layak pakai karena banyak komponen-
komponen yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
2) Dalam hal pemasangan sambungan-sambungan dari tiap komponen mesin
haruslah dalam kondisi benar-benar rapat disaat melakukan penguncian,
hal ini bertujuan agar tidak terjadi kebocoaran disaat mesin beroperasi.
3) Untuk penguncian crankshaft haruslah dengan kunci momen dan
pengunciannya pun harus secara menyilang.
4) Hal yang sama juga dalam penguncian silinder head harus dengan kunci
momen dan urutan pengunciannya dengan cara menyilang.
5) Mesin membutuhkan banyak penggantian komponen yang baru.

5.2 SARAN
Saran penulis dalam melakukan pratikum engine di labot maintenance ini
adalah :
1) Perhatikan kondisi mesin sebelum dan sesudah melakukan pratikum.
2) Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan tungulah instruksi dari
instruktur.
3) Berhati-hatilah dalam melakukan pratikum dan jangan bergelut dengan
sesama teman.
4) Telitilah selama pratikum berlangsung.
5) Diharapkan kepada Politeknik Negeri Padang untuk menambah bahan-
bahan pratikum dalam hal ini mesin-mesin yang berteknologi terbaru hal
ini betujuan untuk menciptakan lulusan yang memadai dan sesuai tuntutan
zaman.

DAFTAR PUSTAKA

- Job sheet bengkel maintenance semester V.2010.Politeknik Negeri Padang.


- Pedoman reparasi mesin seri K. PT Toyota Astra Motor.1996.
- Google/gambar engine toyota kijang seri 4K.
LAPORAN LABOR MAINTENANCE
“ENGINE BENSIN”

OLEH :

NAMA : SHIDDIQ HAQIQI

BP : 2001012042

KELAS : 2E (DUA)

PRODI : D3 TEKNIK MESIN

DOSEN PEMBIMBING : Ir. ISNANDA, MT

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI PADANG
TA 2021/2022

Anda mungkin juga menyukai