Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1. Pembahasan

4.1.1. Blok Silinder (Cylinder Block)

Blok silinder adalah komponen utama mesin yang


didalamnya ada silinder sebagai tempat piston naik turun
menjalankan siklus kerja mesin, blok silinder juga sebagai tempat
dudukan dari mekanisme engkol. Dibagian atas, blok silinder akan
dihubungkan dengan kepala silinder. Sedangkan bagian bawahnya
akan dihubungkan dengan calter sebagai tempat penampungan oli.

Gambar 3. blok silinder dan bagian-bagiannya

4.1.2. Kepala Silinder (Cylinder Head)

Gambar 4. kepala silinder dan bagian bagiannya dilihat dari atas

Kepala silinder adalah bagian mesin yang dipasangkan


dengan blok silinder, kepala silinder terdapat ruang bakar dan

20
21

biasanya dijadikan dudukan busi dan mekanisme katup pada mesin 4


tak.
4.1.3. Piston

Gambar 5. Piston dan Connecting Rod. Sumber : indiamart.com

Piston diibaratkan sebagai jantungnya mesin, karena dialah


yang berhubungan langsung dengan proses pembakaran yang
menghasilkan tenaga/energi gerak. Piston ini akan naik turun untuk
menghasilkan energi, energi pada saat langkah usaha akan diterima
piston yang kemudian dilanjutkan ke mekanisme engkol, fly wheel
hingga pemindah daya dan penggerak roda.

4.1.4. Connecting Rod

Connecting rod adalah batang piston yang berfungsi untuk


menghubungkan piston dengan poros engkol, dengan begitu energi
yang diterima piston akan disalurkan ke poros engkol dan
merubahnya menjadi energi putar. 
22

4.1.5. Piston Pin

Gambar 6. piston pin dan macamnya


Fungsi pin piston adalah menghubungkan piston dengan
bagian ujung yang kecil (small end) pada batang piston (connecting
rod) melalui bushing dan meneruskan tekanan pembakaran yang
diterima piston ke batang piston.  Pin piston umumnya terbuat dari
baja nikel.
 
4.1.6. Ring Piston

Gambar 7. ring piston (ring oli dan ring kompresi)

Fungsi ring piston adalah;


1) Sebagai perapat antara piston dengan dinding silinder agar tidak
terjadi kebocoran gas pada saat langkah kompresi dan langkah
usaha berlangsung. 
2) Mencegah oli masuk ke ruang bakar
3) Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder
23

4) Memindahkan panas dari piston ke dinding silinder untuk


membantu mendinginkan piston.
Pegas piston (piston ring) terdapat dua buah macam, yaitu
pegas kompresi yang biasanya jumlahnya dua buah, dan pegas oli
yang jumlahnya satu dan posisinya berada di bawah pegas kompresi.
1) Pegas Kompresi
Pegas kompresi atau ring kompresi adalah sebuah
komponen yang dipasangkan pada piston dengan fungsinya
sebagai perapat antara piston dengan dinding silinder, sehingga
tidak terjadi kebocoran campuran bahan bakar pada saat langkah
kompresi dan langkah usaha, kebocoran yang dimaksud adalah
dari ruang bakar ke bak engkol.
Pada umumnya, ring kompresi ini jumlahnya terdapat dua buah
setiap pistonnya, yang paling atas di sebut dengan “Top
compression ring” dan dibawahnya disebut sebagai “second
compression ring”.
2) Pegas Minyak
Pegas minyak yang juga disebut sebagai ring oli (oil
ring) berfungsi untuk membentuk lapisan oli yang tipis antara
piston dengan dinding silinder, tujuannya untuk melumasi dan
mencegah keausan yang berlebihan pada dinding silinder dan
piston.
Selain itu juga berguna dalam mengurangi timbulnya panas
akibat gesekan antara piston dan dinding silinder (kalau ada
pelumasan kan, panas dapat diminimalisir). Pegas minyak
terdapat dua macam, yaitu tipe integral dan tipe three piece.  

4.1.7. Bantalan

Fungsi bantalan adalah mencegah keausan dan mengurangi


gesekan pada poros engkol. Jurnal poros engkol menerima beban
yang besar dari tekanan gas pembakaran dari piston dan berputar
pada putaran tinggi.
24

Oleh sebab itu digunakan bantalan-bantalan antara pin dengan jurnal


yang dilumasi dengan oli untuk mencegah keausan serta mengurangi
gesekan.   
Bantalan tipe sisipan (insert type bearing) yang banyak digunakan
mempunyai daya tahan serta kemampuan mencegah keausan yang
baik.

4.1.8. Cam Shaft (Poros Nok)


Sebuah komponen mesin yang berperan untuk membuka dan
menutup katup sesuai dengan timing (saat) yang ditentukan. Gigi
penggerak distributor dan nok penggerak pompa bensin juga
dihubungkan dengan poros nok.

Gambar 8. Camshaft

4.1.9. Poros Engkol

Komponen ini punya beberapa sebutan. Dalam dunia


akademik, crankshaft sering disebut poros engkol. Tetapi, kalau di
dunia perbengkelan istilah yang lebih dikenal adalah kruk as.
25

Gambar 9. Poros engkol

Posisi poros engkol berada di bagian bawah mesin, tapi masih


menyatu dengan blok mesin. Poros engkol terhubung dengan batang
piston melalui sebuah bearing yang disebut crank pin.
Pada intinya fungsi poros engkol ialah mengubah gerakan naik turun
dari piston menjadi gerakan berputar. Putaran itu kemudian
diteruskan ke transmisi sehingga mobil bisa bergerak maju atau
mundur.
Untuk diketahui, poros engkol memiliki lima bagian, meliputi:
 Crank pin journal: Bagian poros engkol yang terhubung dengan
batang piston. Di dalamnya terdapat lubang oli untuk melumasi
bidang yang bergesekkan.
 Main journal: Bagian poros engkol yang terhubung ke blok
mesin. 
 Crank pin oil hole: Lubang saluran oli di dalam poros engkol
yang juga menghubungkan oli di crank pin journal dan main
journal.
 Counter weight: Penyeimbang poros engkol ketika berputar,
 Crank arm: Penghubung antara main journal dan crank pin
journal sehingga semuanya menjadi satu kesatuan komponen.

4.1.10. Metode Menggerakkan Katup : (Timing Gear/Timing


Chain/Timing Belt)

Fungsi dari komponen ini adalah untuk menggerakkan poros


cam, dengan kata lain menyalurkan tenaga dari cranks shaft ke cam
26

shaft entah melalui timing gear, timing chain atau timing belt.
Masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.  

4.1.10. Carter

Gambar 10. Carter oli

Komponen mesin ini ada pada bagian bawah mesin


mobil. Carter berfungsi untuk menampung pelumas pada mesin agar
oli selalu ada. Sehingga tidak terjadi mesin cepat panas. Karena jika
tidak ada oli pada mesin, maka komponen akan saling
bersinggungan dan membuat cepat panas hingga rusak.
Antara carter ada gasket yang memiliki fungsi untuk mencegah
kebocoran pada oli mobil.
 
4.2. Uraian Proses Pengerjaan.

Untuk aktivitas praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di


Bengkel JITU SMKN 2 Marabahan akan membahas tentang Overhaul
mesin Avanza 1.3 G.
27

Gambar 11. Awal datang nya mobil(Dokumentasi pribadi)

Keluhan dari customer ketika awal datang ke bengkel JITU SMKN 2


Marabahan adalah mobil nya tidak bisa di start karena komponen mesin
mobil macet(cekit) kemudian kami lakukan pemutaran pada crankshaft
menggunakan kunci 19 dan ternyata memang benar mesin tersebut macet,
dikarenakan mobil tersebut bekas tercebur ke sungai kecil dan dipaksa di
nyalakan terus menerus sehingga komponen mesin menjadi macet(cekit)
sehingga kami harus memeriksa apa yang membuat mesin tersebut menjadi
cekit dengan cara sebagai berikut :

4.2.1. Pengecekan Jumlah Air Radiator

Pengecekan jumlah air radiator sangat penting untuk


diperiksa karena bisa saja yang mengakibatkan mesin cekit adalah
karena kering nya air radiator dan hasil pemeriksaan kami adalah air
radiator masih terisi penuh.

4.2.2. Pengecekan Stik Oli

Setelah pemeriksaan jumlah air radiator maka langkah


selanjutnya kami memeriksa stik oli untuk mengetahui jumlah oli
yang ada didalam culter oli apakah oli tersebut kering atau oli
tersebut bercampur dengan air, ternyata oli sudah bercampur dengan
28

air.

4.2.3. Pemeriksaan Head Cylinder

Setelah pemeriksaan oli yang dimana oli bercampur dengan


air maka tahapan selanjutnya kami akan memeriksa head cylinder
untuk mengetahui apakah ada komponen yang bermasalah pada head
cylinder, dan kami langsung membuka tutup cover head cylinder
untuk melihat apakah ada masalah pada head cylinder.

Gambar 12. Pemeriksaan head cylinder(dokumentasi pribadi)

dan ternyata camshaft juga tidak bisa beputar dan ketika kami
melepas timing chain yang terhubung ke camshaft akhirnya camshaft
bisa berputar dan kami melakukan tahapan pemeriksaan selanjutnya
agar mengetahui dimana kerusakan yang mengakibatkan komponen
mesin menjadi cekit.

4.2.4. Pemeriksaan Ruang Bakar

Tahap selanjutnya kami memeriksa ruang bakar


menggunakan kamera endoscope agar bisa melihat apakah ada
piston yang bermasalah atau ada benda yang tertinggal didalam
ruang bakar.
29

Gambar 13. Kamera endoscope(dokumentasi pribadi)

Setelah selesai dilakukan pemeriksaan ruang bakar dan tidak


terdapat benda asing yang tertinggal di ruang bakar dan tidak ada
masalah pada piston sehingga membuat kami memasang kembali
tutup cover head cylinder.

Kemudian foreman kami menjelaskan kepada costumer bahwa mobil


tersebut harus dilakukan proses turun mesin untuk memastikan apa yang
membuat mesin tersebut menjadi cekit apakah karena piston macet atau ada
bagian crankshaft yang bermasalah. Akhirnya costumer tersebut mensetujui
untuk dilakukan turun mesin sehingga membuat kami meletakkan mobil
tersebut ke car lift agar mempermudah kami melakukan turun mesin.

4.2.5. Pengangkatan Mesin Dari Mobil

Kami membutuhkan waktu beberapa jam untuk melepas baut


pengikat pada mesin serta melepas komponen kelistrikan yang
terhubung ke mesin hingga akhirnya mesin dapat terangkat dari
mobil dan tahap selanjutnya adalah meletakkan mesin di engine
stand dan di tahap ini tidak sempat melakukan dokumentasi.
30

Gambar 14. Pengangkatan mesin dari mobil (Dokumentasi pribadi)

4.2.6. Pembongkaran Mesin Avanza 1.3 G

Ketika mesin sudah berada di engine stand, langkah


berikutnya yang kita lakukan adalah proses pembongkaran terhadap
mesin agar dapat kita ketahui masalah apa yang menyebabkan mesin
menjadi cekit, di tahap ini kita harus membongkar sesuai dengan
urutan yang benar serta harus teliti melihat komponen mana yang
bermasalah sehingga pekerjaan kita akan menjadi lebih mudah di
tahap selanjutnya. Pada tahap pembongkaran ini kita letakkan
komponen di atas sebuah meja dengan tersusun rapi sehingga
mempermudah kita dalam melakukan pemasangan nanti nya.

Gambar 15. Komponen yang ada didalam mesin (Dokumentasi pribadi)


31

Setelah selesai kami bongkar semua komponen yang ada


didalam mesin Avanza 1.3 G lalu kami mengetahui bahwa yang
menyebabkan mesin cekit adalah metal jalan yang menggulung
sehingga mengakibatkan putaran mesin menjadi macet.

Gambar 16. Metal jalan yang menggulung(Dokumentasi pribadi)

Ketika kami sudah menemukan masalah yang mengakibatkan mesin


menjadi cekit yang di akibatkan oleh metal jalan yang menggulung sehingga
tahap untuk pemeriksaan masalah mesin cekit akan kami lanjut ke tahap
pengukuran dan perbaikan pada crankshaft dengan hasil yang nanti apakah
harus dilakukan proses bubut atau tidak.

4.2.7. Pengukuran dan Perbaikan Crankshaft


32

Gambar 17. Cara pengukuran crank pin dan crank jurnal


Tahap selanjut nya kami melakukan Pengukuran terhadap
Crankshaft tersebut dengan cara menggunakan alat ukur mikrometer
dengan pengukuran X1 dan X2 maupun Y1 dan Y2 pada crank pin
atau crank jurnal dengan hasil data sebagai berikut :

a. Crank Pin

Tabel 3. pengukuraan crank pin sebelum dilakukan undersize


No Nama Standar Hasil
X1 X2 Y1 Y2
1 Crank 39,99- 39,97 39,98 39,98 39,97
Pin 1 40,00mm mm mm mm mm
2 Crank 39,99- 39,97 39,96 39,98 39,97
Pin 2 40,00mm mm mm mm mm
3 Crank 39,99- 39,98 39,97 39,96 39,98
Pin 3 40,00mm mm mm mm mm
4 Crank 39,99- 39,96 39,97 39,95 39,96
Pin 4 40,00mm mm mm mm mm

b. Crank Jurnal

Tabel 4.
No Nama Standar Hasil
X1 X2 Y1 Y2
1 Crank 45,98- 45,97 45,98 46,97 45,97
Jurnal 46,00mm mm mm mm mm
1
2 Crank 45,98- 45,98 45,97 45,98 46,98
Jurnal 46,00mm mm mm mm mm
2
3 Crank 45,98- 45,97 46,99 45,98 46,97
Jurnal 46,00mm mm mm mm mm
3
4 Crank 45,98- 46,99 45,98 45,97 45,97
Jurnal 46,00mm mm mm mm mm
4
5 Crank 45,98- 45,98 45,97 45,98 45,97
Jurnal 46,00mm mm mm mm mm
5
33

pengukuraan crank jurnal sebelum dilakukan undersize

Dengan hasil data yang kami peroleh beberapa item ada yang
masih sesuai dengan standar karena mobil termasuk mobil keluaran
baru tahun 2013 dan mobil kata pemilik nya jarang terpakai, akan
tetapi karena crank pin dan crank jurnal banyak terdapat goresan
sehingga kami menyarankan kepada customer untuk melakukan
proses bubut terhadap crankshaft dan penggantian bantalan
crankshaft dengan oversize sekitar 0,25-0,50mm serta melakukan
oversize cylinder dan penggantian torak piston karena torak nya ada
yang bengkok.
Kami melakukan komunikasi kembali kepada costumer untuk
memberitahukan bahwa beberapa komponen mesin seperti
crankshaft dan block cylinder harus dilakukan proses bubut serta
penggantian komponen seperti connecting rod dan beberapa
komponen lainnya agar mesin kembali seperti ke performa baru dan
dari hasil komunikasi antara foreman kami dan costumer mobil
avanza tersebut adalah costumer pun mensetujui hal tersebut dan
kami langsung membawa komponen yang akan kami bubut dan yang
akan kami ganti tersebut ke pihak ke 3 atau Panca Tehnik yang ada
di jl.A.Yani Km 16 Malintang baru, kec.Gambut.
34

Gambar 18. Tempat bubut panca(Dokumentasi pribadi)

Untuk menunggu proses bubut yang memakan waktu cukup lama


sehingga kami melakukan pembersihan terhadap komponen yang
kami bongkar seperti Head cylinder dan yang lainnya dengan cara
membersihkan komponen menggunakan sabun serta bensin agar
komponen benar-benar bersih dan tidak ada saluran yang tersumbat
akibat kotoran yang dimana kalau ada kotoran yang menyumbat di
saluran oli atau saluran sistem pendingin pada bagian mesin maka
bisa mengakibatkan tidak lancarnya sirkulasi suatu sistem pelumasan
atau sistem pendinginan yang nantinya bisa mengakibatkan
terjadinya overheat pada mesin.

Gambar 19. melepas katup sebelum melakukan perbersihan head


cylinder(Dokumentasi pribadi)
35

Setelah lebih dari satu minggu crankshaft dan yang lainnya pun
selesai dilakukan pembubutan, dan Pengukuran yang kami dapat
setelah dibubut adalah dengan hasil sebagai berikut :
a. Crank Pin

Tabel 5. Pengukuran crank pin setelah dilakukan undersize


No Nama Undersize Hasil
X1 X2 Y1 Y2
1 Crank 0,25mm 39,75 39,74 39,74 39,75
Pin 1 mm mm mm mm
2 Crank 0,25mm 39,74 39,74 39,74 39,75
Pin 2 mm mm mm mm
3 Crank 0,25mm 39,74 39,75 39,74 39,75
Pin 3 mm mm mm mm
4 Crank 0,25mm 39,75 39,74 39,74 39,74
Pin 4 mm mm mm mm

b. Crank Jurnal

Tabel 6. pengukuraan crank jurnal sesudah dilakukan undersize


No Nama Undersize Hasil
X1 X2 Y1 Y2
1 Crank 0,25mm 45,74 45,74 45,74 45,75
Jurnal mm mm mm mm
1
2 Crank 0,25mm 45,75 45,74 45,75 45,75
Jurnal mm mm mm mm
2
3 Crank 0,25mm 45,75 45,75 45,74 45,75
Jurnal mm mm mm mm
3
4 Crank 0,25mm 45,74 45,75 45,75 45,75
Jurnal mm mm mm mm
4
5 Crank 0,25mm 45,74 45,74 45,75 45,74
Jurnal mm mm mm mm
5

Karena dilakukan undersize untuk crank jurnal dan crank pin


dengan undersize 0,25mm, maka untuk metal nya diganti dengan
upersize 0,25mm sehingga ketika melakukan perakitan mesin si
36

crankshaft menjadi enak untuk diputar(tidak seret) ataupun tidak


goyang karena upersize metal nya sesuai dengan ukuran crank pin
maupun crank jurnal tersebut. Setelah selesai melakukan pengukuran
terhadap crankshaft,selanjutnya kita rakit kembali komponen
komponen nya seperti semula agar kita bisa melakukan pengujian
terhadap mesin tersebut.

Gambar 20. Pengukuran crank jurnal dan crang pin

Gambar 21. Perakitan mesin K3 VE Avanza 1.3 G

Sebelum melakukan pemasangan mesin ke mobil sebaiknya kita


putar kembali terlebih dahulu crankshaft menggunakan kunci 19 dan
37

putar dengan kekuatan tangan agar lebih memastikan pemasangan


crankshaft dengan benar.
Tahap selanjut nya kita lakukan pemasangan mesin ke mobil
dengan cara mengangkat mesin menggunakan engine crane seperti
gambar 13.

4.2.4. Bahan Dan Alat Yang Digunakan

Adapun bahan dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut :


4.2.4.1. Bahan

1. 1 unit mesin mobil Avanza


2. Packing set
3. Bensin
4. Sabun
5. Amplas kasar dan halus
6. Oli mesin
7. Injektor cleaner
8. Silikon RTV
9. Gemuk
10. Granding paste

4.2.4.2. Alat

Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :


1. Manual book
2. Kuncing Kombinasi 8 sampai 30
3. Kunci Shock 8 sampai 30
4. Batangan Shock
5. Rechet
6. Kunci L bintang Shock
7. Kunci moment
8. Obeng (+) dan (-)
9. Tang
38

10. Impact
11. Cutter
12. Nampan
13. Bor Listrik
14. Oil can
15. Kuas
16. Kompressor angin
17. Palu karet
18. Palu besi
19. Engine Crane
20. Engine Stand
21. Piston ring compressor
22. Tang ring piston
23. Valve spring compressor

4.2.4.3. Alat Ukur Yang Digunakan

1. Feeler gauge
2. Micrometer
3. Jangka sorong
4. Mistar baja

4.2.5. Hasil Pengujian Jalan

Setelah dilakukan pengujian jalan dengan waktu yang cukup


lama, maka data nya adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Hasil pengujian


Saat Putaran Idle Putaran rpm Normal dan suara
halus serta tidak ada
getaran(sinjal) pada mesin
Saat Jalan Kecepatan Kendaraan tidak mengalami
Rendah(10-30km/h) kendala dan suara mesin masih
halus
Saat Jalan Kecepatan Sama seperti kecepatan rendah,
Sedang(30-70km/h) di kecepatan sedang ini mesin
39

sangat enak dijalankan tidak ada


getaran(sinjal) atau suara kasar
pada mesin

Setelah selesai semua tes pengujian yang kami lakukan, maka


langkah selanjutnya kami, menghubungi costumer kami untuk
melakukan pengambilan mobil tersebut.

4.3. Kendala dan Solusi

4.5.1. Kendala

Kendala yang kami alami adalah sebagai berikut :

a. Di tempat bubut, kami memerlukan waktu lebih dari satu


minggu untuk menselesaikan komponen yang ingin kami bubut
tersebut.
b. Karena kurang nya pengetahuan yang kami miliki tentang
tempat bubut yang terpercaya di daerah sekitar bengkel kami
sehingga kami memilih tempat bubut yang lumayan jauh.
c. Kurangnya pemahaman tentang mesin dari costumer.

4.5.2. Solusi
Solusi untuk menghadapi kendala di atas adalah dengan cara :
a. Karena waktu yang lumayan lama di tempat bubut sehingga
membuat kami melakukan pekerjaan pekerjaan lainnya seperti
pembersihan komponen komponen mesin Avanza 1.3 G
b. Jarak yang lumayan jauh membuat kami melakukan hubungan
yang baik dengan tempat bubut agar kami mendapatkan kabar
terbaru tentang mesin kami.
c. Memberikan pemahaman yang bertahap kepada costumer agar
mengerti tentang apa saja yang dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai