Anda di halaman 1dari 20

MINYAK PELUMAS

Disusun Oleh
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul “Data Minyak Pelumas”. Alhamdulillah makalah ini
selesai tepat pada waktunya tanpa adanya halangan.
Makalah ini berisi informasi tentang data – data minyak pelumas dari
berbagai merk yang lebih khususnya membahas tentang spesifikasi dari minyak
pelumas. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang data – data minyak pelumas yang sesuai dengan jenis – jenis mesinnya
sehingga menhindari terjadinya kerusakan yang fatal.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun serta
memberi motivasi terhadap penulis demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha penlis. Amin.

Indramayu, 31 Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1


B. Perumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pengertian Minyak Pelumas .......................................................................... 3


B. Macam-macam karakteristik dari jenis-jenis minyak pelumas...................... 4
C. Jenis-jenis minyak pelumas ........................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 14

A. Kesimpulan .................................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan berkembangnya zaman yang semakin pesat, tentu menuntut akan


adanya kemajuan didalam segala bidang terutama dalam bidang teknologi.
Kemajuan di dalam bidang teknologi ini memudahkan seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan. Salah satu bidang teknologi yang mengalami
kemajuan adalah otomotif. Kemajuan didalam bidang ini dapat kita lihat pada
kendaraan-kendaraan sekarang selalu ingin meningkatkan rasa kenyamanan,
keamanan, dan ramah terhadap lingkungan. Usaha di dalam peningkatan rasa
kenyamanan, keamanan, dan ramah terhadap lingkungan salah satunya adalah
dengan meningkatkan kualitas sistem pelumasan. Kualitas sistem pelumasan yang
baik dapat membuat mesin menjadi lebih awet dan kinerja mesin juga lebih baik
serta memperpanjang umur mesin terhadap kendaraan. Sebaliknya, kualitas sistem
pelumasan ini yang tidak baik dapat menjadikan mesin menjadi lebih cepat
mengalami kerusakan dan kinerja mesin tidak optimal. Pelumasan dapat diartikan
sebagai pemberian bahan pelumas pada suatu mesin dengan bertujuan untuk
mencegah kontak langsung persinggungan antara permukaan yang bergerak.
Pelumasan memiliki suatu peranan yang penting pada suatu mesin dan peralatan
yang didalamnya terdapat suatu komponen yang saling bergesekan yaitu sebagai
pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal. Pelumasan memiliki fungsi dan
guna yang sangat menentukan panjang pendeknya umur mesin. Fungsi dari
pelumasan itu sendiri adalah mengurangi adanya gesekan antara metal dan
komponen-komponen mesin lainnya sehingga dapat meminimalkan resiko
terjadinya kerusakan pada mesin. Sedangkan pelumasan itu sendiri berguna untuk
mencegah atau mengurangi terjadinya keausan pada komponen-komponen mesin
yang saling bergesekan. Sistem pelumasan berguna untuk melumasi bagian –
bagian yang bergeser satu sama lainnya. Torak bergerak bolak – balik (atau naik
turun). Dengan adanya minyak pelumas, maka yang terjadi nantinya adalah
pergeseran antara minyak pelumas dengan logam. Minyak pelumas harus

1
mempunyai sifat – sifat tertentu, agar tetap eksis ketika pergeseran terjadi,
sehingga memungkinkan terjadi pelumasan yang sebaik- baiknya.

3. Rumusan Masalah
1. Pengertian minyak pelumas ?
2. Macam-macam karakteristik dari jenis-jenis minyak pelumas ?
3. Jenis-jenis minyak pelumas

4. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu minyak pelumas
2. Mengetahui masing – masing karakteristik dari jenis – jenis minyak
pelumas
3. Mengetahui jenis – jenis minyak pelumas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Minyak Pelumas

Minyak Pelumas adalah suatu bahan (biasanya berbentuk cairan) yang


berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua permukaan benda bergerak yang
saling bergesekan. Bahan-bahan pelumas yang digunakan dari sejak jaman dahulu
hingga kini mempunyai beraneka ragam jenis yang biasanya tergantung dari
bahan apa yang banyak tersedia dan mudah diperoleh. Bahan-bahan yang dapat di
buat menjadi minyak pelumas dapat di bagi atas tiga jenis yaitu:

1. Bahan-bahan pelumas yang berasal dari hewan yang sebagai contohnya


adalah minyak atau lemak ikan, lemak sapi, lemak kambing, dan lain
sebagainya. Bahan pelumas dari hewan ini diperkirakan merupakan pelumas
yang paling tua umurnya.
2. Bahan dari tumbuh-tumbuhan yang contohnya antara lain adalah minyak
jarak, minyak kelapa dan minyak biji kapas.
3. Bahan yang berasal dari tambang. Bahan hasil tambang atau bahan mineral
yang dapat menghasilkan minyak pelumas terdiri dari banyak macamnya
antara lain adalah minyak bumi dan batubara. Sebagi minyak moderen
pelumas saat ini banyak digunakan minyak yang berasal dari pengolahan
minyak bumi. Minyak yang berasal dari minyak bumi ini dikenal dengan
nama minyak mineral.

Pada mulanya hanya bahan-bahan yang berasal dari hewan dan tumbuh-
tumbuhan saja yang digunakan sebagai bahan minyak pelumas. Tetapi kemudian
dengan ditemukannya sumur minyak bumi yang pertama kalinya ditemukan di
Amerika Serikat (yang digunakan dengan teknologi morern), yang selanjutnya
minyak bumi yang diperoleh itu diolah dengan menghasilkan bahan bakar dan
bahan yang dapat digunakan sebagai minyak pelumas serta bahan lainnya.

3
B. Karakteristik minyak pelumas
1. Viskositas Minyak Pelumas
Sifat fisika yang terpenting dari minyak pelumas adalah viskositas. Anton
R. Wartawan (1983) mengatakan viskositas adalah tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul fluida tersebut satu dengan yang
lainnya. Suatu cairan yang dapat mengalir dengan mudah misalnya fluida air
dikatakan mempunyai viskositas kecil, dan sebaliknya pada bahan-bahan yang
sulit mengalir seperti aspal mempunyai viskositas yang besar.

Viskositas sangat di pengaruhi oleh suhu, kenaikan suhu atau penurunan


tekanan akan berakibat melemahkan ikatan molekul fluida serta menurunkan
viskositasnya. Viskositas dari semua jenis cairan akan menurun dengan naiknya
suhu. Ini jelas terlihat dari minyak pelumas yang berasal dari minyak bumi.
Perubahan viskositas dikarenakan kenaikan suhu merupakan hal yang sangat
penting yang harus dipertimbangkan di dalam berbagai jenis penerapan minyak
pelumas di dalam tugasnya menghadapi jangkauan suhu yang luas. sebagai
contohnya minyak pelumas dari mesin kendaraan bermotor. Bila kita
menggunakan minyak pelumas yang viskositasnya rendah akan kurang aktivitas
minyak pelumas tersebut didalam melidungi bagian-bagian logam mesin
kendaraan pada saat mesin kendaraan saat dihidupkan, karena akan menurun lagi
viskositasnya akibat suhu yang menanjak. Tetapi apabila kita menggunakan
minyak pelumas yang viskositasnya tinggi, kita akan mendapatkan kesulitan
untuk mula-mula menghidupkan mesin, setidak-tidaknya accu akan bekerja keras
untuk dapat menghidupkan, terlebih lagi apabila suhu lingkungan sangat rendah.
Yang ideal dari minyak pelumas adalah viskositasnya cukup untuk mudah
menghidupkan mesin dan di lain pihak tidak banyak berubah pada saat operasi
(mesin hidup) di karenakan kenaikan suhu agar dapat memenuhi fungsinya
melumasi mesin. Secara umum yang di harapkan dari suatu minyak pelumas
adalah perubahan yang sekecil mungkin yang terjadi pada viskositasnya di dalam
menghadapi pengaruh jangkauan suhu yang besar.

4
Kepekaan dari suatu minyak pelumas terhadap suhu merupakan hal yang
sangat penting, untuk menerangkan hubungan ini biasanya di gunakan angka
empiris yang dinamakan indeks viskositas atau IV. Angka tersebut menunjukan
bahwa semakin besarnya angka IV akan bertambah kecil perubahan viskositasnya
terhadap perubahan suhu. Pada mulanya penentuan Indeks Viskositas ini di
lakukan oleh Dean dan Davis pada tahun 1929 di Amerika Serikat. Caranya ialah
dengan mengambil dua group minyak bumi yaitu jenis Pennsylvania dan jenis
Gulf Coast. Jenis Pennsylvania merupakan jenis yang sangat kecil perubahan
viskositanya terhadap perubahan suhu dan jenis ini ditentukan sebagai group
pembanding yang IV-nya = 100. Sedangkan untuk jenis Gulf Coast yang sangat
besar perubahan viskositasnya terhadap perubahan suhu sebagai group
pembanding yang terkecil yaitu dengan IV = 0.

2. Sistem Klasifikasi Minyak pelumas


Untuk memudahkan membedakan spesifikasi minyak pelumas menurut
viskositasnya, beberapa sistem klasifikasi telah di kembangkan. Macam
klasifikasi tersebut antara lain adalah klasifikasi SAE J 300 d yang khusus untuk
klasifikasi viskositas minyak pelumas mesin, dan SAE 306 c khusus untuk
klasifikasi viskositas minyak pelumas roda gigi (axle dan transmisi), dan
klasifikasi standar ASTM yang merupakan klasifikasi praktis sistem viskositas
untuk minyak pelumas industry cair. Nomenklatur yang ditentukan oleh sistem ini
memberikan identifikasi viskositas dari minyak pelumas. Untuk lebih
memfokuskan dan suapaya bahasan lebih terarah maka penulis akan melakukan
pembatasan bembahasan hanya pada klasifikasi SAE J 300 d yaitu klasifikasi
viskositas minyak pelumas mesin. SAE yang merupakan kependekan dari Society
of Automotive Enginer telah mengeluarkan klasifikasi viskositas dimana
klasivikasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman oleh pabrik-pabrik mesin
didalam memberikan spesifikasi viskositas minyak pelumas yang di butuhkan.
Demikian juga bagi produsen minyak pelumas yang mana dapat memberikan
label menurut klasifikasi tersebut pada produk minyak pelumasnya. Dan terutama
juga pada pemakai atau konsumen di dalam memudahkan memilih minyak
pelumas menurut petunjuk yang di anjurkan.

5
Berikut adalah tabel klasifikasi viskositas SAE 300 d Untuk minyak pelumas
karter rekomendasi praktis dari SAE :

Tabel 2.1 Klasifikasi Viskositas

Viskositas Viskositas (cSt)


Tingkat
(cP) pada -18°C Pada 100°C
Viskositas SAE
(ASTM D 2606) (ASTM D 445)

      Minimum
  Maksimum Maksimum

5W 1250 3,8

10W 2500 4,1

20W 10000 5,6
9,3
20 – 5,6
12,5
30 – 9,3
16,3
40 – 12,5
21,9
50 – 16,3

Tingkat viskositas SAE dengan tanda W pada tabel adalah untuk menunjukan
spesifikasi kondisi suhu lingkungan yang rendah untuk daerah beriklim sedang,
terutama pada saat musim dingin. Viskositanya diukur pada suhu -18°C dengan
alat yang dinamakan Cold Crangking Simulator (CCS). Tingkat viskositas tanpa
W biasanya digunakan untuk suhu sekitar / lingkungan yang normal. Viskositas
kinematinya diukur pada 100°C, sedangkan untuk minyak
pelumas multigrade pemberian label pada nama bagian berikutnya tanpa W,
seperti contohnya SAE 10W - 40, artinya minyak ini dengan batas pengukuran
viskositas pada - 18°C untuk sifat SAE 10W - nya dan pada 100°C untuk sifat
SAE 40 - nya.

6
3. Jenis – Jenis Pelumas

Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin memang
banyak ragam dan macamnya. Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri
yang membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau mengawetkan usia pakai
(life time)mesin, adapun jenis – jenis oli sebagai berikut :

a) Oli Mineral
Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak
bumi yang telah diolah dan disempurnakan. Beberapa pakar mesin
memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama
bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis
dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang
ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya
dan mengalir ke celah - celah mesin sehingga mengganggu pemakaian
mesin.
b) Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian
terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian
dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur
dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-
ester , yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli
sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang
sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen
sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain
untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli
mineral.

a. Spesifikasi Minyak Pelumas


Setiap minyak pelumas mempunya spesifikasi tersendiri yang bertujuan untuk
menyesuaikan terhadap mesin, untuk itu penulis menampilkan beberapa
keterangan – keterangan dari beberapa merk minyak pelumas dan masing –
masing mempunyai keunggulan tersendiri. Setidaknya ada dua kode internasional

7
yang wajib diketahui pemilik mobil tentang oli mesin, yakni angka kekentalan
yang ditandai SAE (Sociaty of Automotive Engineers) dan kegunaan berdasarkan
API (American Petrolium Institute).

SAE merupakan badan internasional yang indeks kekentalannya dipakai


internasional. Untuk oli mesin kemdaraanya pada umunya, angka indeks
kekentalannya itu biasanya diikuti huruf W (winter/musim dingin) yang berarti
pengunaan sampai – 20 °C. Misalnya, SAE 5 W, SAE 10 W, atau SAE 20 W.

Menurut buku Motor Bensin Modern karya Wahyu Hidayat, ST terbitan 2012 oleh


Rineka Cipta, kekentalan adalah besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak
pelumas melalui aliran tertentu. Jika indeks SAE kecil berarti oli semakin encer.
Artinya, kemungkinan oli untuk mengeras pada suhu rendah semakin kecil, hal ini
berguna saat mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin.

Oli tidak hanya harus sigap saat dinyalakan pada masa suhu dingin, tetapi juga
wajib optimal saat mesin bekerja. Maka dari itu, oli yang biasa digunakan
yaitu multigrade, artinya kekentalan menyesuaikan pada rentang temperatur
tertentu. Penandaan ini diikuti angka indeks setelah huruf W, misalnya SAE 5 W-
20,  SAE 10 W–40, atau SAE 20 W–40.

Bila angka setelah huruf W membesar berarti semakin kecil kemungkinannya


menjadi kurus pada suhu panas.

Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin
kodenya dimulai dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”. Biasanya pada mesin
bensin, kode oli yang tertera SA, SB, SC, SD, SE, atau SF. Semakin besar
menurut abjad huruf kedua berarti digunakan untuk mesin yang bekerja lebih
berat (modern).

1. Klasifikasi API untuk mesin bensin


SA = Minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif). SB = Digunakan untuk
mesin operasi ringan yang sedikit anti oxidant. SC = Oli yang
mengandung detergen, dispersant, anti oxidant. SD = Digunakan untuk mesin

8
beroperasi dengan temperatur tinggi, SE = Digunakan untuk mesin beroperasi
sedang dengan mengandung resisting agent dan anti oxidant yang lebih
banyak. SF = Tingkat aliran tinggi dengan pemakaisn daya tahan (resistance)
tinggi.
2. Klasifikasi API untuk mesin diesel:
CA =Digunakan untuk mesin diesel operasi ringan. CB = Digunakan untuk
mesin diesel operasi sedang. CC = Digunakan untuk mesin diesel yang
menggunakan turbo charger dengan operasi temperatur sedang. CD =
Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbo charge rdengan
kandungan sulfur sedikit.
Saat ini sudah banyak produsen oli yang membuat oli “kode ganda” yang
artinya bisa digunakan untuk mesin bensin dan diesel. Berikut adalah contoh
spesifikasi minyak pelumas pada kendaraan speda motor.
 Federal Matic Eco Maxx
Merupakan salah satu minyak pelumas untuk motor matic khususnya
untuk yang mempunyai cc 125 cc sampai 150 cc, berikut adalah spesifikasi
dari minyak pelumas tersebut

9
Gambar 2.1 Spesifikasi Federal Matic Eco Maxx
 Federal Super Racing
Merupakan minyak pelumas yang berbahan dasar 100% Ester Synthetyc
Base Oil yang direkomendasikan untuk mesin motor 4 tak modern dengan
transmisi pelumas tersebut.

Gambar 2.2 Spesifikasi Federal Super Racing

 Federal Ultra Tec


Merupakan minyak pelumas yang mempunyai heat Protection
Technology, untuk mesin motor 4 tak manual transmisi dengan beban kerja

10
yang berat sehingga mesin tidak mudah panas. Berikut adalah spesifikasi
dari minyak pelumas tersebut.

Gambar 2.3 Spesifikasi Federal Ultra Tec

Setelah penulis menampilkan beberapa data spesifikasi minyak pelumas dari merk
tersebut sudah terlihat jelas tentu saja minyak pelumas tersebut mempunyai
spesifikasi yang berbeda – beda yang menyesuaikan kinerja mesin dari sepeda
motor tersebut tentu saja apabila pengunaan minyak pelumas yang tidak sesuai
dengan fungsinya tetntu akan mempengaruhi kinerja dari mesin tersebut. Berikut
adalah contoh minyak pelumas pada mobil beserta spesifikasinya.

Gambar 2.4 Oli Mobil Shell Helix HX5

 Shell Helix HX5 adalah oli premium multigrade dengan tingkat


kekentalan SAE 15W-40 dengan tingkat API Service SN yaitu tingkat
terbaik saat ini yang mampu meningkatkan kinerja pada mesin.
a. API Service : SN/CF

11
b. ACEA A3/B3
c. SAE 15W-40
d. For Diesel and Gasoline Engines
e. Premium Multi-Grade Motor Oil
f. Active Cleansing Technology
g. Volume 4000 cc (4L)
h. Shell Helix HX5 dirancang untuk memberikan kinerja mesin yang
konsisten.

 Keunggulan Shell Helix HX5 :


- Membersihkan mesin dari kotoran akibat pemakaian dalam durasi yang
lama
- Melindungi mesin dan menetralisir asam korosif dari pembakaran bensin
dalam mesin
- Memiliki Total Base Number (TBN) yang tinggi untuk mencegah korosi,
kerusakan pada bagian mesin, dan memperpanjang usia mesin

Gambar 2.5 Oli MOBIL SUPER

12
 MOBIL SUPER 1000 X2 15W-40 API SN Multigrade Engine Oil adalah
pelumas unggulan produksi ExxonMobil dengan bahan dasar Synthetic
dan Mineral kualitas terbaik yang memberikan perlindungan melawan
endapan dan aus, sehingga umur mesin menjadi lebih panjang.
a. API SN, SM 
b. ACEA A3/B3
c. API CF
d. MB Approval 229.
e. VW 501 01/505 00

 Keunggulan Oli MOBIL SUPER 1000 X2 15W-40 API SN Multigrade


Engine Oil :
- Memperpanjang usia mesin
- Proteksi terbaik melawan endapan dan aus
- Perlindungan pada temperatur tinggi
- Menjaga mesin tetap bersih
- Melindungi sejak mesin dihidupkan
- Anti Penguapan Oli / Burn-Off

13
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelumas dapat dibedakan type/jenisnya berdasarkan bahan dasar (base oil),
bentuk fisik, dan tujuan penggunaan. Dilihat dari bentuk fisiknya :
a. Minyak pelumas (lubricating oil)
b. Gemuk pelumas (lubricating grease)
c. Cairan pelumas (lubricating fluid)
Dilihat dari bahan dasarnya :
- Pelumas dari bahan nabati atau hewani
- Pelumas dari bahan minyak mineral atau minyak bumi
- Pelumas sintetis
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau
mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam
yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus bergerak dan tentunya
dengan spesifikasi yang telah di tentukan salah satunya adalah dari segi
kekentalan tentunya sudah memenuhi standard yang ditetapkan sehingga mampu
menyeimbangkan dengan kinerja mesin pada sebuah kendaraan. Dalam hal ini
pelumas berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah
peningkatan temperatur atau suhu mesin.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem
pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas
itu sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin kemdaraan
yang akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah salah pilih dari pelumas yang akan
dipakai yang dapat berakibat fatal, untuk itu ada baiknya ketika ingin
menggunakan minyak pelumas pada kendaraan, untuk melihat spesifikasi serta
kegunaan pada minyak pelumas tersebut sebelum memakainya. Biasanya pabrik
pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik kendaraan bermobil
memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan.

15
B. Saran
Gunakanlah minyak pelumas yang mempunyai spesifikasi yang jelas
sudah terbukti dan pastinya menyesuaikan dengan mesin kendaraan yang kita
punya guna untuk menghindari terjadinya kerusakaan yang fatal dikarenakan
spesifikasi yang tidak sesuai dengan mesin kendaraan sehingga kinerja mesin
tidak maksimal bahkan rusak, disini bisa dilihat betapa pentingnya data – data
atau spesifikasi pada minyak pelumas begitu sangat diperhatikan dan
dipertimabangkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Latifah, dkk. 2006. Agama Islam 1 SMA. Jakarta: Yudhistira.


Muslim, Imam. 2001.25 Kisah Teladan Nabi dan Rasul. Surabaya: Citra Pelajar.
Suparta, Munzier. 2008. Metode Dakwah. Bandung: CV. Pustaka Islamiyah.
Suparta, Munzier.1986. Teknik Dakwah dan Leadership. Bandung: CV.
Diponegoro.
Yahya, Toha, Oman. 2004. Islam dan Dakwah. Jakarta:Al-Mawardi Prima.
Yatim, badri. 1992. Ilmu dakwah. Jakarta : Al-Mawardi Prima.

[1] Ahmad amin, ilmu dakwah. Jakarta:1994. Hlm.13-20


[2] H. Munzier Suparta, metode dakwah. (Bandung:CV.Pustaka Islamiyah 2008)
hlm.143
[3] Harun Ali Aziz, metode dakwah.hlm.65
[4] Yatim, badri. 1992. Ilmu dakwah. Jakarta. Hlm. 65

17

Anda mungkin juga menyukai