Anda di halaman 1dari 58

Laporan Praktikum

Pelumas dan Bahan Bakar

Disusun oleh :
Mukhamad Khodir Zuhri
NIM : 20183020095

D3 TEKNIK MESIN, PROGRAM VOKASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan
saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah
Pelumas dan Bahan Bakar ini. Tersusunnya laporan praktikum ini tentunya tidak lepas
dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara material dan
spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen Pengampu mata kuliah Sistem Pelumasan dan Bahan Bakar D3 Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat saya selesaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus
dan ihklas kepada semua pihak. Saya pun menyadari bahwa makalah ini masih banyak
memiliki kelemahan serta kekurangan. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik
yang membangun demi penyempurnaan penulisan mendatang.

Yogyakarta, 31 Desember 2019

Penulis,

II
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan ................................................................................................. 1
a) Latar Belakang ....................................................................................................... 1
b) Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
c) Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II Isi................................................................................................................... 3
2.1 Pelumas................................................................................................................. 3
2.1.1 Kode Pelumas............................................................................................ 3
2.1.2 Fungsi Pelumas ......................................................................................... 5
2.1.3 Prinsip Kerja Pelumas ............................................................................... 11
2.1.4 Jenis - jenis Pelumas dan Pelumasan......................................................... 12
2.1.5 Komponen Sistem Pelumas....................................................................... 12
2.1.6 Langkah Kerja Pemeriksaan dan Pembokaran Sistem Pelumas................ 16
2.1.7 Skema Sistem pelumasan .......................................................................... 25
2.2 Bahan Bakar...................................................................................................... 25
2.2.1 Jenis bahan bakar berdasar wujudnya........................................................ 26
2.2.2 Jenis - jenis sistem bahan bakar................................................................. 31
2.3 Pendinginan....................................................................................................... 37
2.3.1 Macam - Macam Sistem Pendinginan ...................................................... 38
2.3.2 Komponen Sistem Pendinginan ................................................................ 40
2.3.3 Pemeriksan (troubleshooting).................................................................... 48
BAB III Penutup....................................................................................................... 56

III
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut adanya kemajuan didalam
segala bidang terutama dalam bidang teknologi. Kemajuan di dalam bidang
teknologi ini memudahkan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Salah satu
bidang teknologi yang mengalami kemajuan adalah otomotif. Kemajuan didalam
bidang ini dapat kita lihat pada kendaraan-kendaraan sekarang selalu ingin
meningkatkan rasa kenyamanan, keamanan, dan ramah terhadap lingkungan. Usaha
di dalam peningkatan rasa kenyamanan, keamanan, dan ramah terhadap lingkungan
salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas sistem pelumasan dan bahan
bakar. Kualitas sistem pelumasan dan bahan bakar yang baik dapat membuat mesin
menjadi lebih awet dan kinerja mesin juga lebih baik. Sebaliknya, kualitas sistem
pelumasan dan bahan bakar yang tidak baik dapat menjadikan mesin menjadi lebih
cepat mengalami kerusakan dan kinerja mesin tidak optimal. Pelumasan dapat
diartikan sebagai pemberian bahan pelumas pada suatu mesin dengan bertujuan
untuk mencegah kontak langsung persinggungan antara permukaan yang bergerak,
sedangkan sistem bahan bakar adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
menyimpan bahan bakar secara aman, menyalurkan bahan bakar ke mesin dan
mengkabutkan bahan bakar agar bercampur dengan udara. Pelumasan memiliki
suatu peranan yang penting padasuatu mesin dan peralatan yang didalamnya
terdapat suatu komponen yang saling bergesekan yaitu sebagai pengaman agar
tidak terjadi kerusakan yang fatal. Pelumasan memiliki fungsi dan guna yang sangat
menentukan panjang pendeknya umur mesin. Fungsi dari pelumasan itu sendiri
adalah mengurangi adanya gesekan antara metal dan komponen-komponen mesin
lainnya sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya kerusakan pada mesin.
Sedangkan pelumasan itu sendiri berguna untuk mencegah atau mengurangi
terjadinya keausan pada komponen-komponen mesin yang saling bergesekan.
Sistem pelumasan berguna untuk melumasi bagian – bagian yang bergeser satu
sama lainnya. Torak bergerak pulang – balik (atau naik turun). Hal itu berakibat
terjadi pergeseran torak dengan dinding silinder, demikian pula terjadi pergeseran
antara pen torak dengan batang torak, pen engkol dengan engkol, poros engkol
dengan landasan (bearing,lager). Tempat pergeseran tersebut tidak halus, tetapi ada
kekasaran atau benjolan (terlihat dengan loupe), maka perlu pelumasan. Dengan
adanya minyak pelumas, maka yang terjadi nantinya adalah pergeseran antara

1
minyak pelumas dengan logam. Minyak pelumas harus mempunyai sifat – sifat
tertentu, agar tetap eksis ketika pergeseran terjadi, sehingga memungkinkan terjadi
pelumasan yang sebaik- baiknya.

1.2 Perumusan masalah


Dengan itu di dalam makalah dijelaskan secara detail terperinci mekanisme
mulai dari dasar yang berhubungan dengan sistem pelumasan pada mesin motor
bakar. Untuk itu, dengan terbentuknya makalah “sistem pelumasan tekan,pompa oli
,saringan oli serta bahan bakar”. Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu sistem pelumas dan bahan bakar ?
2. Bagaimana prinsip kerja pelumas dan bahan bakar ?
3. Apa saja tipe - tipe sistem pelumas dan bahan bakar ?
4. Karakteristik dari sistem pelumas dan bahan bakar ?

1.3 Tujuan penulisan


1. Mengetahui apa itu pelumas dan bahan bakar.
2. Menjelaskan prinsip kerja pelumas dan bahan bakar pada kendaraan.
3. Mengetahui apa tipe - tipe pelumas dan bahan bakar pada kendaraan.
4. Mengetahui karakteristik pelumas dan bahan bakar pada kendaraan.

BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 Pelumas 
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua
benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil
destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Pelumas
berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang
berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat
tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang
dipakai pada mesin pembakaran dalam.
2.1.1 Kode pelumas
Kode yang tertera pada kemasan pelumas menunjukkan tipe pemakaian
untuk mesin agar lebih optimal. Meski memuat informasi penting, namun
sering konsumen tidak memperhatikan atau paham. Ada tiga lembaga
internasional yang dianggap berwenang untuk menentukan standart mutu
minyak pelumas dunia yaitu SAE, JASO dan API.
1. SAE (Society of Automotive Engineers)
SAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineers,
suatu asosiasi yang mengatur standarisasi di berbagai bidang seperti
bidang rancang desain teknik, manufaktur, dll. Kode SAE digunakan
untuk menunjukkan tingkat kekentalan (viscocity). Tulisan seperti ini:
SAE 10W-30, 10W-40 atau 20W-40, 20W-50, adalah standarisasi yang
dikeluarkan oleh pihak SAE untuk kualitas dari kekentalan oli.
Angka di sebelah kiri tanda W adalah nilai kekentalan oli
ketika mesin dingin. Kemudian angka di sebelah kanan W adalah nilai
kekentalan oli ketika mesin beroperasi pada suhu kerjanya. Semakin
besar angkanya (baik kiri maupun kanan) itu artinya adalah semakin
kental pada kondisinya. Misalnya ada yang sama-sama 15W, tetapi kalau
yang satu 15W-40 yang satunya lagi 15W-50, maka keduanya memang
punya kekentalan sama saat mesin dingin, tetapi ketika mesin beroperasi,
yang 15W-40 akan lebih encer dari pada 15W-50.Semakin kental oli,
maka pelumasan semakin baik. Tapi pada batas tertentu, semakin
kentalnya oli malah menghambat kerja part yang bergerak. Analoginya
begini, tentu anda akan lebih mudah bergerak di air encer dari pada air
kental (itulah mengapa penggunaan oli encer kan membuat tarikkan lebih

3
enteng, dsm), namun sebenarnya tingkat keausan lebih mudah terjadi
pada pelumas yang lebih encer dari pada oli kental.

Tabel Viskositas menurut Grade SAE


Index viskositas adalah angka yang menunjukan kemampuan
minyak untuk bertahan/ mempertahankan kekentalannya terhadap
perubahan temperatur yang diderita oleh minyak pelumas. Makin tinggi
nilai index viskositas minyak, makin stabil tingkat kekentalannya
terhadap perubahan temperature dan juga sebaliknya.
2. JASO (Japanese Automotive Standards Organization)
JASO (Japanese Automotive Standards Organization)
mengeluarkan kode seperti JASO MA, JASO MB adalah standarisasi
yang dikeluarkan oleh terkait jenis oli terkait di mana saja bagian mesin
yang boleh dilumasi oleh oli tersebut. JASO MA adalah jenis oli yang
boleh melumasi mesin, transmisi, sekaligus kopling. Poin utamanya
adalah di sektor pelumasan kopling, tipe JASO MA mampu melumasi
bagian kopling tanpa membuat kopling selip (kopling yang selip
menyebabkan tenaga tidak disalurkan dengan baik dari mesin ke
transmisi). Contoh kendaraan yang wajib pakai JASO MA adalah motor
semi-otomatis & motor manual (karena kendaraan-kendaraan ini, kopling
ikut mendapat pelumasan dari oli kopling basah) sedangkan JASO MB
adalah jenis oli yang hanya boleh melumasi mesin dan transmisi saja.
Bila oli JASO MB digunakan untuk melumasi sektor kopling akan
menyebabkan kecendurngan slip kopling menjadi besar. Contoh
kendaraan yang bisa pakai JASO MB: Motor automatic & mobil pada
umumnya (karena kendaraan-kendaraan ini, kopling tidak ikut mendapat
pelumasan dari oli ; kopling kering).

4
3. API (American Petroleum Institute)
Sedangkan API menggunakan kode seri S untuk mesin Bensin
dan C untuk mesin diesel. Kode ditunjukkan untuk pembeda kualitas
berdasar ujian dengan mesin tes. Huruf S dan C akan selalu disertai huruf
lain yang berurutan dari A, yang merupakan kualitas terendah sampai Z
berkualitas terbaik. Klasifikasi penggunaan pelumas menurut kode API
sebagai berikut:
A. Klasifikasi Pemakaian Mesin Bensin :
 Kode SD: Satu tingkat dibawah SE.
 Kode SC: Mampu mencegah karat dan besi dari keropos.
dibuat khusus untuk mobil keluaran 1967
B. Klasifikasi Pemakaian Mesin Diesel
 Kode CC: Sangat cocok untuk mesin diesel untuk kendaraan
bermotor baik yang bertugas berat (truk) atau mobil
berpenumpang.
 Kode CD: Cocok untuk mesin alat-alat besar meskipun sudah
dilengkapi dengan turbo charger.

2.1.2 Fungsi Pelumas


1. Mengurangi Gesekan
Fungsi utama minyak pelumas adalah untuk mengurangi gesekan
permukaan logam dengan cara membentuk lapisan diantara dua
permukaan yang bergesekkan. Kekentalan minyak pelumas menunjukkan
nilai ketebalan dan hambatan dari aliran minyak. Harga kekentalan
ditunjukkan dengan SAE (Society of Automotive Engineers) Viscosity
Grade. Angka terendah menunjukkan minyak dengan viskositas rendah
dan harga tinggi menunjukkan kekentalan yang tinggi. Kekentalan atau
viskositas minyak pelumas harus sesuai dengan jenis mesin (kebutuhan
mesin). Terdapat dua tipe dari minyak pelumas yaitu single grade dan
multi grade. Sebagai contoh minyak SAE 10W-30, artinya minyak
didesain memiliki viskositas SAE 10W pada temperatur rendah yang
dikombinasikan dengan minyak SAE 30 pada kondisi temperatur kerja
mesin. W atau Winter menunjukkan viskositas minyak pada temperatur
rendah (dibawah 300F). Untuk menentukan nilai viskositas, minyak
pelumas diukur pada suhu 400  dan 1000 C. Misal: SAE 40 – Pada suhu

5
400 C nilai viskositasnya antara 120 – 170 cst. Pada suhu 1000 C nilai
viskositasnya antara 13 – 17 cst.
Kekentalan minyak pelumas harus disesuaikan dengan
pemakaiannya, untuk pemakaian ringan cukup dengan SAE rendah, tapi
untuk torsi yang berat seperti gearbox maka digunakan SAE yang tinggi.
2. Sebagai Pembersih
Minyak pelumas bekerja pada seluruh permukaan mesin, dimana jika
terdapat kotoran atau gram-gram logam yang bergesekan, maka akan
terbawa oleh minyak pelumas yang bersikulasi. Kotoran ini akan disaring
dan untuk gram yang berukuran besar (lolos dari strainer) akan
dikumpulkan pada tangki panampung.
Hal yang berpengaruh adalah kandungan deterjen pada minyak
pelumas. Takaran deterjen yang terdapat pada minyak pelumas juga harus
tepat, karena apabila kandungan deterjen sedikit maka efektifitas fungsi
minyak pelumas sebagai pembersih berkurang, sebaliknya apabila
kandungan deterjen didalam minyak pelumas terlalu banyak maka akan
menimbulkan banyak gelembung udara atau busa yang juga tidak dapat
mengurangi keefetifitasan minyak pelumas.
3. Mencegah terjadinya korosi
Pada silinder liner terjadi proses pembakaran bahan-bakar, dimana
terjadi proses konversi energi kimia menjadi energi mekanik. Setelah
pembakaran, sisa-sisa bahan bakar (gram-gram) yang terkumpul pada
silinder liner harus dibersihkan oleh minyak pelumas agar tidak ikut
terbakar pada proses pembakaran selanjutnya (dapat mengurangi kualitas
pembakaran).
Pada motor diesel, penggunaan minyak pelumas harus disesuaikan
dengan tipe dari bahan-bakar yang digunakan oleh motor diesel tersebut.
Hal ini disebabkan perbedaan karakteristik dasar (komposisi penyusun)
dari bahan-bakar dimana berbeda-beda untuk tiap-tiap bahan-bakar. Jadi
untuk bahan-bakar HFO akan berbeda minyak pelumasannya dengan
MDO ataupun solar.
Pada motor diesel sebagai contoh motor 4 tak, sylinder liner
merupakan bagian yang harus dilumasi dengan tipe pelumas sesuai
dengan tipe bahan-bakar yang digunakan. Pada silinder liner terjadi
proses pembakaran bahan-bakar, dimana terjadi proses konversi energi

6
kimia menjadi energi mekanik. Setelah pembakaran, sisa-sisa bahan
bakar (gram-gram) yang terkumpul pada silinder liner harus dibersihkan
oleh minyak pelumas agar tidak ikut terbakar pada proses pembakaran
selanjutnya (dapat mengurangi kualitas pembakaran).
Kandungan sulfur pada bahan-bakar akan berbeda-beda untuk tiap-tiap
tipe. Pada proses pembakaran, sisa-sisa sulfur pada gram-gram
pembakaran harus mampu dinetralkan oleh minyak pelumas yang
digunakan, yaitu tingkat kandungan basa atau total base number (TBN)
harus sesuai dengan jumlah sulfur yang dihasilkan oleh gram bahan-
bakar.Berikut ini contoh penggunaan tipe minyak pelumas salah satu
motor diesel dengan tiga jenis bahan-bakar yang berbeda yaitu :
-          Solar
-          MDO
-          HFO
Hal yang berpengaruh disini adalah kandungan TBN (Total Base
Number) yang terdapat didalam minyak pelumas. Apabila kandungan
TBN didalam minyak pelumas berkurang maka akan mengakibatkan
korosi pada bagian-bagian mesin. Mesin yang menggunakan bahan bakar
HFO jika ingin diganti dengan bahan bakar MDO maka jenis minyak
pelumasnya juga harus diganti dengan nilai kandungan TBN yang sesuai.

Penggunaan pelumas untuk tipe bahan-bakar Solar


Pada penggunaan solar direkomendasikan oleh engine maker untuk
menggunakan minyak pelumas dengan harga TBN sekitar 6 mgKOH/g

7
  
Penggunaan pelumas untuk tipe bahan-bakar MDO
Pada penggunaan MDO direkomendasikan oleh engine maker untuk
menggunakan minyak pelumas dengan harga TBN sekitar 12-15
mgKOH/g, dimana lebih tinggi dibanding dengan solar, ini dikarenakan
tingkat kandungan sulfur MDO lebih tinggi dari solar.

Penggunaan pelumas untuk tipe bahan-bakar HFO


Pada penggunaan HFO direkomendasikan oleh engine maker untuk
menggunakan minyak pelumas dengan harga TBN sekitar 20-40
mgKOH/g yang disesuaikan dengan kondisi HFO

8
4. Sebagai alat cek
Fungsi minyak pelumas sebagai alat cek disini berhubungan dengan
preventive maintenance dari sebuah mesin, dimana dilakukan
pengambilan sample minyak pelumas untuk dianalisa dilaboratorium,
tujuannya adalah untuk mengetahui komposisi-komposisi apa saja yang
terkandung dalam minyak pelumas, dari kandungan komposisi tersebut
dapat dianalisa bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan serta
penyebabnya.
INDIKASI
HASIL KEMUNGKINAN
KONDISI KONFIRMASI
UJI PENYEBAB
ENGINE
-  Kadar air naik
-  TBN turun
Kebocoran -  Kontaminan
Campuran Air
Cooling naik
-  Kandungan
Viskositas aditive turun
Turun -  Kandungan
ash naik
-  TBN turun
Campuran F.O Blow-by
-  Kandungan
aditif turun
-  S.F.O.C niak
-  Kandungan
aditif turun
Aditif Rusak Mutu Pelumas -  TBN turun
-  Kontaminan
tetap
Aditif Rusak -    Jenis Aditif -  Kandungan

9
Viskositas aditif turun
Naik -  Kondisi
Jelek
engine &
-    Overheating
beban   
  S.F.O.C naik
-   Kontaminan
naik
-   Kandungan
Mutu F.O Jelek
aditif turun
-   Kandungan
ash tetap
TBN -   Kandungan
Turun ash naik
Kandungan Sulfur -   Viskositas
turun
-   Kontaminan
Blow-by naik
-   Kandungan
aditif turun
-   S.F.O.C naik
-   Densitas
turun
-   Kadar air
naik
-   Viskositas
Kebocoran turun
Kontaminan
Cooling -   Kontaminan
naik
-   Kandungan
aditif turun
-   Chek jenis
material
Kandunga    komponen
n -   Kandungan
Material Debris Keausan
Logam sedimen
Komponen Komponen
Naik    naik
-   Densitas naik
-   Check sistem
pelumas
-   Viskositas
Kadar Air turun
Naik -   TBN turun
Kebocoran
Campuran Air -   Kontaminan
Cooling
naik
-   Kandungan
aditif turun

10
2.1.3 Prinsip Kerja Pelumas
Saat kondisi normal, oli terkumpul pada bak oli atau karter yang terletak
pada bagian paling bawah mesin. Sementara itu, pompa oli memiliki input
yang digerakan dari engkol mesin. Umumnya pompa ini menggunakan rotary
pump.
Agar lebih jelas simak gambar sistem pelumas berikut.

1. Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya
terjadi sedotan pada bagian inlet hose oil pump.
2. Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya
oli ditekan oleh pompa.
3. Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam
filter oli.
4. Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
5. Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju
bagian atas mesin dan ke oil jet,
6. Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam
dan rocker arm selanjutnya oli kembali ke carter melalui saluran oli
disamping blok silinder.
7. Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet
dibagian bawah silinder untuk melumasi bagian piston dan connecting
rod.
8. Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang
berbentuk seperti sekop. Sehingga ketika poros engkol berputar oli

11
dari karter akan diobrak-abrik oleh weight balance agar tersebar ke
seluruh bagian mesin.

2.1.4 Jenis - jenis Pelumas dan Pelumasan


Secara umum ada tiga jenis sistem pelumas engine, yakni ;
1. Sistem Percik
Pada sistem percik, konstruksinya cukup sederhana. Karena oli
mesin disalurkan ke seluruh komponen mesin melalui gerakan poros
engkol. Tentu ada sebuah komponen seperti sendok yang akan
memercikan oli keseluruh bagian mesin.
Hanya saja, sistem ini kurang efektif melumasi seluruh
komponen yang memiliki lokasi agak jauh dari ruang engkol.
Sehingga sistem percik hanya dipakai pada mesin tipe kecil seperti
mesin sepeda motor, mesin pompa air atau pemotong rumput.
2. Sistem Pompa
Sistem kedua memanfaatkan penekanan oli melalui pompa.
Sistem kedua terbukti lebih bisa menyalurkan oli keseluruh komponen
mesin karena memiliki saluran yang terintegrasi dengan pompa ke
bagian-bagian mesin.
Beberapa motor pruduksi terbaru sudah menggunakan sistem
pompa ini karena dinilai lebih efektif dalam hal pelumasan.
3. Sistem kombinasi
Sistem kombinasi memiliki dua unit seperti yang dijelaskan
diatas, dibagian ruang engkol terdapat sendok yang akan memercikan oli
mesim dan hal itu masih ditambah dengan keberadaan pompa oli
untuk menyalurkan pelumas ke bagian bagian terjauh dari ruang
engkol.
2.1.5 Komponen Sistem Pelumas
1. Oil pan/Carter
Oil pan atau biasa juga dosebut carter adalah komponen berbentuk bak
yang diletakan dibagian bawah mesin tepat pada ruang engkol. Fungsi oil
pan adalah untuk menyimpan oli mesin.

12
2. Pompa Oli

Oil pump merupakan sebuah pompa hidrolis yang digunakan untuk


memompa oli mesin untuk dinaikan ke seluruh komponen mesin. Pompa
ini, bekerja secara rotary yang inputnya berasal dari poros engkol mesin.

Sehingga ketika mesin bekerja, oli secara otomatis terpompa. Pompa


oli memiliki dua saluran, yakni saluran inlet yang langsung mengarah ke
bak oli dan saluran outlet yang langsung tersambung dengan oil feed.
3. Filter Oli

img by secondchancegarage.com

Fungsi filter pasti sudah diketahui oleh anda. Pada sistem pelumasan
mengapa perlu diberikan filter, bukannya sistem ini tertutup didalam
mesin ?
Memang benar, sistem pelumas memiliki sistem yang tertutup. Namun
bukan berarti kotoran tidak bisa masuk kedalam mesin. Kerak juga bisa
terbentuk pada komponen mesin, kerak yang disebabkan sisa pembakaran
yang masuk ke ruang engkol dibersihkan oleh oli dan kerak tersebut
terkandung pada aliran oli mesin.
Sehingga perlu diberikan saringan agar kerak dan kotoran didalam
aliran oli tidak memasuki oil feed yang memiliki diameter saluran kecil.
Kotoran dan kerak yang tersaring akan mengumpul lada element filter
sehingga perlu dilakukan penggantian oil filter secara rutin. Umumnya
penggantian oil filter mengikuti interval penggantian oli mesin.   Oli mesin
lama-kelamaan akan menjadi kotor yang disebabkan oleh logam-logam,

13
carbon, dan endapan lumpur. Bila bagian-bagian yang bergerak dilumasi
oleh oli yang kotor akibatnya bagian tersebut akan cepat aus. Untuk
mencegah hal ini, maka dipasangkan saringan oli (oil filter) pada sistem
pelumasan untuk memisahkan kotoran tersebut dari oli.
Pada saringan oli juga dipasangkan relief valve. Bila elemen saringan
tersumbat oleh kotoran, maka akan terjadi perbedaan tekanan antara saluran
masuk dan saluran keluar. Bila tekanan tersebut melebihi batas yang
ditetapkan (kira-kira 1 kg/cm2, 14 psi atau 98 Kpa) maka katup bypass
akan membuka dan menyalurkan oli ke bypass element saringan dan oli
disalurkan langsung ke bagian mesin yang bergerak untuk menghindari
kerusakan dan keausan yang lebih fatal.
4. Oli Pressure Sensor
Sensor yang terletak pada saluran oli setelah pompa ini bertujuan
untuk mendeteksi tekanan oli mesin yang keluar dari pompa. Sensor ini
bisa menandakan dua hal, yakni kesehatan pompa dan volume oli mesin.
Jika indikator oli pada dashboard menyala maka sensor oli mendeteksi
adanya lebihan atau kekurangan tekanan pada sistem pelumas. Ini bisa
menandakan bahwa volume oli mesin berlebihan atau bahakan kurang dari
standar pemakaian.
Untuk itu, jika indikator ini menyala kita perlu melakukan pengecekan
oli mesin melalui stik oli yang tersedia disekitar mesin. Jika volume oli
normal maka masalah diatas timbul pada pompa oli.
5. Oil feed
Fungsi oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini secara
default sudah terbentuk saat pembuatan blok mesin bersama water jacket.
Hal ini karena letak oil feed ini berada didalam blok silinder.

Selain inner oil jet, biasanya juga ada outer oil jet. Outer oil jet ini
terbentuk seperti pipa biasa yang umumnya berbahan logam. Fungsi
saluran ini yakni menghubungkan oli ke komponen luar mesin seperti
turbocharger atau oil cooler.
6. Oil jet

14
Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi
menyemprotkan oli dari dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet ini
mirip injektor dimana ujung oil jet memiliki lubang cukup kecil yang akan
memancarkan oli saat tekanan oli meningkat.
Buasanya oil jet ditemui pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya
untuk menyemburkan oli kebagian piston dan commecting rod. Selain itu
dibagian timming chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang digunakan
untuk melumasi rantai timming.

7. PCV Valve

Pada kendaraan lawas, uap oli dari mesin langsung dibuang begitu saja
ke udara. Akubatnya menimbulkan suatu polusi tertentu. PCV atau Positive
crankcase ventilation fungsinya untuk menyalurkan uap oli dari dalam
mesin ke dalam saluran intake tanpa terjadinya kebocoran oli.
Artinya terdapat sebuah PCV valve yang akan terbuka saat tekanan
udara didalam crank case atau ruang engkol meningkat. Tekanan ini
diperoleh karena ada sebagian oli yang menguap karena kepanasan dan
faktor tekanan kompresi yang sedikit bocor melalui celah ring piston.
Tekanan udara tersebut kemudian dilewatkan ke komponen oil
separator untuk memisahkan oli mesin yang terbawa pada PCV valve.
15
Barulah udara tersebut disalurkan kedalam saluran intake untuk kemudian
masuk ke ruang bakar untuk melalui proses pembakaran mesin. Sehingga
polusi tetap stabil.
8. Oil atau Lubricant
Komponen terakhir yang cukup penting adalah oil atau lubricant
sebagai media pelumas. Oli mesin haruslah memiliki daya lekat serta
memiliki sifat yang licin. Selain itu oli mesin juga harus memiliki ukuran
partikel kecil dan tidak mudah menguap. Karena oli harus bisa masuk ke
celah-celah kecil untuk melapisi komponen mesin.
Untuk itu, saat ini banyak ditemui oli sintetis dengan berbagai
campuran zat adiitive yang tentunya bisa meningkatkan performa mesin.
Namun, perlu diingat juga oli memiliki batas pemakaian. Sehingga sebagus
apapun oli yang dipakai pada mesin kendaraan kita, juga perlu diganti
sesuai intervalnya. Baca juga Panduan interval ganti oli mesin.
2.1.6 Langkah Kerja Pemeriksaan dan Pembokaran Sistem Pelumas
1.      Bak Penampung Oli (Carter)

Terletak pada bagian bawah mesin tepatnya yaitu menempel pada blok
silinder bagian bawah.
Cara melepas carter yaitu :
a. Menggunakan potongan plat ke celah antara bak oli dengan blok silinder
b. Buka bak penampung oli
c. Bersihkan bak penampung oli
d. Pasang gasket dan beri sealent
e. Pasang baut bak oli dengn kunci momen 2 kg

16
f.  Periksa kembali bak oli
g.  Periksa baut pembuangan oli

2.      Oil Strainer

Terletak pada bagian bawah bak penampung oli yang terhubung


langsung dengan pompa oli dan berfungsi untuk menyaring kotoran
sebelum minyak pelumas terhisap oleh pompa.
Langkah pemeriksaan Oil Strainer :
a. Bersihkan oil strainer dari kotoran yang menempel
b. Periksa penyaring dari kondisi pipa oil strainer
Keterangan :
-          Diameter dalam pipa : 15 mm
-          Diameter luar pipa     : 16,3 mm
-          Celah kawat              : 0,5 mm
-          Diameter oil strainer  : 110 mm

3.      Pompa Oli

17
Terletak pada bagian depan blok silinder

A.    Memeriksa Komponen Pompa Oli


Keausan yang dialami pompa minyak akan berakibat timbulnya
kelonggaran pada bagian – bagian tertentu, sehingga pompa tidak
bekerja maksimal. Sebelum diperiksa maka komponen harus
dibersihkan. Cara pemeriksaan kebebasan dudukan pompa dengan gir
pompa yaitu dengan menggunakan batang perata dan feller gauge
dimana celah tidak boleh dari spesifikasi.
B.     Memasang Pompa Oli
1. Melapas Tutup Pompa Oli
Dengan menggunakan impact screw driver ( obeng ketok ),
bukalah baut penutup rotor dengan hati-hati.

Pembongkaran tutup pompa oli


2. Melepas Rotor Pumpa Oli
3. Lepas rotor pumpa oli dengan cara diangkat menggunakan tangan
dan dilarang keramencongkelnya.

Melepas rotor pompa oli

4. Melepas Counter Pin / Pin Penahan Pegas

18
Gunakan Nedle Lose Plier  untuk melepas counter pin. Hal yang
harus diperhatikan pada saat membuka yaitu, pastikan pegas
ditahan dengan kain atau alat lain agar ketika  terbuka tidak loncat
ke sembarang tempat.

Melepas Counter Pin pompa oli

d. Melepas Relief Valve


   - Lepas penahan pegas
   - Lepas pegas
   - Lepas relief valve ( piston )
Hati – hati pada saat melepas piston.
Ada kalanya piston ini macet oleh adanya endapan karbon, apabila kita
melepas piston dengan pemaksaan dapat menyebabkan Piston atau
body pompa menjadi bocor untuk itu bersihkan terlebih dahulu silinder
relief valve baru kemudian keluarkan piston dengan cara menariknya
menggunakan jari tangan.

melepas relief valve

19
2. PEMERIKSAAN KOMPONEN
a.  Body Pumpa
Periksa body pompa dari kemungkinan :
   - Keretakan
   - Keausan

Pemeriksaan body ponpa oli

b. Periksa Rotor Set


Periksa rotor set dari kemungkinan keausan.

Pemeriksaan Rotor Set

c. Pemeriksaan Relief Valve


  - Periksa relief valve pompa oli terhadap keausan ataupun cacat
    -  Periksa juga kondisi lubang silinder relief valve pompa oli terhadap
keausan ataupun cacat.

20
pemeriksaan relief valve

d. Pemeriksaan Pegas Kompresi


   - Periksa pegas kompresi dari keausan
   -  Ukurlah panjang bebas pegas kompresi menggunakan vernier califer
( sesuai dengan spesifikasi )
Catatan : Jika panjang bebas  pegas kurang dari nilai spesifikasi atau
terdapat cacat, maka gantilah pegas dengan yang baru.

pemeriksaan pegas kompresi

e. Pemeriksaan Penahan Pegas Relief Valve


   - Periksalah penahan pegas dari kemungkinan keuasan dan cacat
   - Jika terdapat keausan ataupun cacat, maka gantilah dengan yang baru.

pemeriksaan penahan pegas kompresi

21
f. Pemeriksaan Kerja Relief Valve
   - Berikan oli pelumas pada relief valve
   - Beri pelumas pada silinder relief valve pada body pompa
   - Masukkan relief valve ke dalam silinder
   - Perhatikan apakah relief valve dapat masuk dengan mudah serta
dapat gergerak dengan lancar dan tidak macet.
   - Periksa apakah relief valve terlalu longgar terhadap body

pemeriksaan kerha relief valve

g. Pengukuran Celah Body, Celah Ujung dan Samping


Untuk dapat melakukan pengukuran celah body, celah ujung dan
celah samping maka pompa oli harus dirakit terlebih dahulu.
Prosedur merakit pompa oli :
  - Berikan minyak pelumas mesin pada body pompa tempat
dudukan rotor.
- Berikan pelumas pada rotor set
- Masukkan rotor set ke dalam body pompa dengan tanda titik yang
terdapat pada rotor set menghadap keluar ( pada saat terpasang
tanda dapat terlihat secara langsung ) .

22
Pengukuran celah body, samping dan ujung pompa oli

h. Pemeriksaan Tutup Pumpa Oli


Pemeriksaan ini dilakukan secara visual . Tujuannya untuk melihat
adanya keausan dan kerusakan pada tutup pompa oli.

pemeriksaan tutup pompa oli

C.      Saringan Oli (Oil Filter)

Berfungsi sebagai penyaring kotoran yang ada pada minyak


pelumas. Katup pembebas dilengkapi pada saringan oli untuk
menyalurkan minyak pelumas apabila ada penyumbatan pada elemen
saringan. Bila terjadi pemampatan maka tekanan diluar saringan oli

akan meningkat pada tekanan kurang lebih 1,0 kg/c  di atas tekanan
pada tengah filter. Tekanan ini menyebabkan katup pembebas terbuka,

23
memungkinkan oli mengalir ke bagian tiap mesin tanpa melalui elemen
filter.
Keterangan :
-          Panjang saringan oli        : 110 mm
-          Diameter Saringan oli     : 90 mm
-          Diameter lubang oli        : 5 mm
-          Diameter lubang outlet  : 10 mm
D.      Bagian Mesin yang Memerlukan Pelumasan
Bagian Mesin yang Memerlukan Pelumasan adalah bagian – bagian
mesin yang memiliki konsentrasi kerja penuh dengan mekanisme
gerakan antar logam.
Komponen yang memerlukan pelumasan :
1.      Crank journal dan Crank pin poros engkol
2.      Pin piston
3.      Dinding silinder dan Piston
4.      Bantalan poros camshaft dan mekanisme katup

D. Pengecekan Pada Oli

Pengecekan oli yang ada pada carter yaitu dengan cara


menggunakan dip stick. Dengan mengangkat dip stick keatas dan lihat
apakah oli berada pada titik minimum atau maximum, jika berada pada
titik minimum maka harus dilakukan pergantian oli. Untuk kendaraan
disarankan menggunakan oli yang SAE nya sesuai dengan kondisi
wilayahnya. Biasanya disarankan menggunakan oli yang mempunyai
SAE 10w-40, 20w-50 dan 15w-30. Dan juga perhatikan API
Servicenya, untuk kendaraan jenis mesin besin maka harus

24
menggunakan oli yang mempunyai API Service dengan huruf awal
yaitu “S” dan untuk mesin diesel maka cari yang huruf awalnya “C”.
Semakin jauh huruf kedua dari A dan mendekati Z maka oli tersebut
memiliki kualitas yang bagus.
2.1.7 Skema Sistem Pelumasan

Gambar 7. Skema pelumasan kendaraan

2.2 Bahan Bakar dan Sistemnya


Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi
energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan
dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui
proses pembakaran (reaksi redoks) di mana bahan bakar tersebut akan
melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain
untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi kimia
eksotermik. Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini
merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan
bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif. Kadang-kadang
materi yang digunakan untuk memproduksi energi melalui reaksi
nuklir (yaitu peluruhan radioaktif, fisi nuklir atau fusi nuklir) juga termasuk
bahan bakar.

2.2.1 Jenis bahan bakar berdasar wujudnya


1. Bahan bakar padat
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan
kebanyakan menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara.
Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air
menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
2. Bahan bakar cair
25
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika
dibandingkan dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak bebas.
Bensin/gasolin/premium, minyak solar, minyak tanah adalah contoh bahan
bakar cair. Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi
maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah
campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa:
parafin, naphtena, olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda
dari yang lain dalam kandungan hidrogennya.
Sebenarnya bahan bakar cair tidak hanya didapat dari minyak bumi,
juga bisa didapat dari tumbuh-tumbuhan, diantaranya yaitu pohon jarak,
singkong, kelapa sawit, dan tumbuhan karet. Sayangnya pemerintah sangat
kurang mengeksplor kekayaan alam yang salah satunya adalah tanaman di
sekitar kita.
A. PROSES PENGOLAHAN BAHAN BAKAR CAIR
Proses pengolahan minyak bumi sendiri terdiri dari dua jenis
proses utama, yaitu Proses Primer dan Proses Sekunder.  Sebagian
orang mendefinisikan Proses Primer sebagai proses fisika, sedangkan
Proses Sekunder adalah proses kimia. Hal itu bisa dimengerti karena
pada proses primer biasanya komponen atau fraksi minyak bumi
dipisahkan berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu titik didih.
Sementara pemisahan dengan cara Proses Sekunder bekerja
berdasarkan sifat kimia kimia, seperti perengkahan atau
pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya terjadi proses
perubahan struktur kimia minyak bumi tersebut.

B. PEMANFAATAN BAHAN BAKAR CAIR DALAM DUNIA TEKNIK


Bahan bakar cair memiliki banyak manfaat bagi dunia industry/teknik,
berikut beberapa manfaaatnya:
1. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam
industri.
2. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor.
3. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk
keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai
bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.

26
4. Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan
hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh
dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C
(rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak
digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya
digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-
A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Minyak solar atau minyak diesel, biasa
digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan
bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak
solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui
proses cracking.
5. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
6. Residu minyak bumi yang terdiri dari :
A. Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan,
kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin
batik, dan masih banyak lagi
B. Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya
3. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG)
dan Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana
sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia
lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya
dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan
bermotor.
A.     CARA MEMPEROLEH BAHAN BAKAR GAS
Bahan bakar gas merupakan bahan bakar yang sangat memuaskan 
sebab hanya memerlukan sedikit handling dan sistemburnernya sangat 
sederhana dan  hampir bebas perawatan. Gas dikirimkan melalui jaring
an  pipa distribusi sehingga cocok untuk wilayah yang berpopulasi
tinggi atau padat industri. Walau begitu, banyak pemakai perorangan y
ang besar memiliki penyimpan gas, bahkan beberapa diantara mereka 
memproduksi gasnya sendiri.
Bahan bakar Gas tidak jauh beda dengan Bahan bakar cair, gas
terbentuk dari siklus alami yang dimulai dari sedimentasi sisa-sisa
tumbuhan dan binatang yang terperangkap selama jutaan tahun. Pada

27
umumnya terjadi jauh dibawah dasar lautan. Material-material organik
tersebut berubah menjadi minyak dan gas akibat efek kombinasi
temperatur dan tekanan di dalam kerak bumi. Kumpulan dari minyak
dan gas tersebut membentuk reservoir-reservoir minyak dan gas.
B. PROSES PENGOLAHAN BAHAN BAKAR GAS
1. Destilasi kering/pirolisis
Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat
kimia. Dalam proses distilasi kering, bahan padat dipanaskan
sehingga menghasilkan produk-produk berupa cairan atau gas
(yang dapat berkondensasi menjadi padatan).
2. Cracking
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang
dihasilkan dimurnikan (refinery).Cracking adalah penguraian
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil.

3. Gasifikasi
Suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termo
kimia menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari
udara yang digunakan untuk proses pembakaran. Selama proses
gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis
(diperlukan panas dari luar selama proses berlangsung). Media
yang paling umum digunakan pada proses gasifikasi ialah udara
dan uap. Produk yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga
bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang dapat
dikondensasikan) dan gas permanen. Media yang paling umum
digunakan dalam proses gasifikasi adalah udara dan uap. Gas yang
dihasilkan dari gasifikasi dengan menggunakan udara mempunyai
nilai kalor yang lebih rendah tetapi disisi lain proses operasi
menjadi lebih sederhana.
4. Coal water fuel
Coal Water Fuel (CWF) merupakan bahan bakar campuran
antara batubara dan air yang dengan bantuan aditif membentuk
suspensi kental yang homogen serta stabil selama penyimpanan,
pengangkutan dan pembakaran. Percobaan pembakaran CWF

28
sebagai bahan bakar bertujuan untuk mencari kondisi optimal dan
efisien dalam pembakaran, yang selanjutnya dengan menggunakan
alat penukar panas, uap panas basah dapat diubah menjadi uap
panas kering yang digunakan sebagai pengering di industri tekstil.
Metodologi meliputi: menyiapkan dan membuat CWF dari bahan
baku batu bara bituminous; modifikasi burner dan tungku
pembakaran; evaluasi dan pengamatan kinerja sistem pembakaran
CWF dengan menggunakan boiler dan heat exchanger dalam
pengeringan bahan tekstil.
5. Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin
yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin
yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
6. Alkilasi
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam
molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang.
7. Blending
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif
kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas produk tersebut.
8. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi
adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.
9. Likuifikasi
Proses likuifikasi merupakan proses di mana pati dirubah
menjadi glukosa, maltosa dan matotriosa dan oligosakarida. Proses
likuifikasi memerlukan suhu yang tinggi sehingga enzim yang
dipergunakan harus mempunyai kemampuan bekerja pada suhu
yang tinggi.
B. PEMANFAATAN BAHAN BAKAR GAS DALAM DUNIA
TEKNIK

29
1.      CNG
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah
alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. CNG (Commpressed
Natural Gas) atau Gas Alam Padat merupakan gas bumi yang telah
dimurnikan dan dimampatkan pada tekanan 250 bar sehingga aman,
bersih dan murah untuk dipakai sebagai bahan bakar yang bisa
menggantikan Premium, Solar (HSD) , Diesel Fuel (MDF) , LPG,
atau Minyak Bakar (MFO).
2.      LPG
LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah campuran dari berbagai
unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah
tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair.
3.      Coal Gas
Coal gas atau gas batu bara adalah gas yang mudah terbakar,
terbuat dari batu bara dan di salurkan melalui pipa-pipa. Coal gas
yang juga dikenal dengan sebutan town gas secara umum diproduksi
untuk dijual kepada konsumen dan industri. Coal gas di kembangkan
pada abad 19 sampai awal abad 20 untuk pembangkit listrik,
memasak dan pemanas ruangan. Selama proses pembuatan, coal gas
dicampur dengan gas berkalori seperti hydrogen, karbon monoksida
dan nitrogen
Selain itu gas asetilena merupakan salah satu bahan bakar gas
juga, gas ini digunakan dalam pengelasan Oxi Asetilena Welding
(OAW), pemotongan logam, yang memerlukan suhu  nyala  yang
tinggi,  dapat  juga  dipakai  untuk  lampu  karbida. Gas
asetilena dapat membentuk asetilida yang eksplosif jika dicampur
dengan tembaga (Cu), terlebih-lebih dengan udara.
2.2.2 Jenis - jenis sistem bahan bakar

30
Gambar 5.1 Karburator Mobil
Karburator mobil adalah sebuah alat yang dapat mencampur udara
dengan bahan bakar untuk sebuah mesin dalam pembakaran dalam.
Karburator masih banyak di gunakan dalam mesin kecil seperti pada sepeda
motor karena lebih ringan di gunakan juga murah. Namun pada sepeda motor
tahun 2005 pun sudah banyak yang menggunakan sistem injeksi bahan bakar.
Dan mobil yang sudah tua yang di produksi pada tahun 1980-an masih ada
beberapa yang menggunakan karburator , atau khusus di rancang untuk balap
mobil stok.
Karl Benz adalah seseorang yang menemukan karburator pertama kali
pada tahun 1885 dan di patenkan tahun 1886. Pada tahun 1893 ada seorang
insinyur berkebangsaan Hungaria bernama János Csonka dan Donát Bánki
juga mendesain alat yang serupa. Kemudian di tahun 1896, Frederick
William Lanchester dari Birmingham, Inggris dan juga saudaranya, yang
pertama kali bereksperimen menggunakan karburator pada mobil. Mereka
membangun mobil pertama yang menggunakan bahan bakar bensin di
inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW), dan merupakan mesin
pembakaran dalam (internal combution).
Namun mereka belum puas dengan hasilnya karena kecilnya tenaga yang
dihasilkan, mereka membangun ulang mesin tersebut, kali ini mereka
menggunakan dua silinder horisontal dan juga mendesain ulang karburator
mereka. Kali ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000
mil (1600 km) pada tahun 1900. Hal ini merupakan langkah maju
penggunaan karburator dalam bidang otomotif.
Cara kerja karburator mobil yaitu mengubah bensin cari menjadi uap
bensin dengan mengatomisasikan atau memecah bagian menjadi kecil-kecil
untuk mengatur datangnya arus udara tegak lurus atas saluran bensin
sehingga menjadi uap bensin dengan memanaskan dasar karburator,
tujuannya agar pembakaran yang sempurna. Berikut adalah penjelasan
tentang Cara Kerja Karburator Mobil yang bisa anda ketahui dan anda
pelajari, dan anda juga bisa mengetahui apa saja yang terjadi pada kendaraan
mobil anda. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.
A. Sistem Pelampung
Fungsi dari sistem pelampung adalah untuk mengatur batas
permukaan bensin dalam ruang pelampung agar relatif tetap (kostan).

31
Semua karburator pasti terdapat sistem pelampung, mungkin hanya
konstruksi atau bentuknya saja yang berbeda tetapi pada prinsipnya
kerjanya sama. Cara kerja sistem pelampung pada cara kerja karburator di
bagi lagi menjadi beberapa bagian :
1. Pengontrolan Permukaan Bahan Bakar (Float Control Level)
Ketika bahan bakar dari pompa bahan bakar mengalir melalui
needle valve dan masuk ke dalam ruang pelampung, maka bahan bakar
yang masuk tersebut akan membuat pelampung terangkat ke atas.
Needle valve akan menutup dan menghentikan bahan bakar yang
masuk ke ruang pelampung. Bahan bakar tidak selamanya berada di
ruang pelampung, bensin akan di pakai pada proses pembakaran.
Apabila bahan bakar di ruang pelampung berkurang, maka pelampung
akan bergerak turun ke bawah dan needle valve akan ikut turun juga ke
bawah sehingga saluran dari pompa bahan bakar terbuka. Kemudian
bahan bakar akan masuk lagi ke ruang pelampung dan ketika sudah
terisi penuh maka saluran akan tertutup lagi, begitu seterusnya.
2. Needle Valve
Atau biasa di kenal dengan katup jarum, pada saat permukaan
bahan bakar di dalam ruang pelampung berubah, pelampung naik atau
turun, gerakan ini dipindahkan ke katup jarum melalui push pin. Pegas
mencegah katup jarum terbuka atau tertutup oleh gerakan naik atau
turun pelampung yang disebabkan gerakan dari kendaraan, sekaligus
menjaga permukaan bahan bakar tetap.
3. Air Vent Tube
Sistem kerja karburator khususnya pada sistem pelampung, Air
vent tube ini dari ruang pelampung dan ujungnya berada di air horn.
Fungsi dari air vent tube adalah untuk menstabilkan tekanan pada
batas permukaan bensin agar tetap/konstan, atau agar tekanan yang
berada di ruang pelampung sama dengan tekanan yang berada di air
horn sehingga bahan bakar dapat mengalir dari ruang pelampung ke
venturi yang tekanannya lebih rendah.
4. Sistem Stationer
Pada saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir dari
ruang pelampung melalui primary main jet, kemudian ke slow jet,
economizer jet, dan akhirnya ke ruang bakar melalui idle port.

32
Kemudian pada saat pedal gas ditekan sedikit, maka katup gas akan
membuka lebih lebar sehingga aliran bahan bakar dari ruang
pelampung tersebut masuk ke ruang bakar selain melalui idle port
juga  melalui slow port.
5. Primary High Speed Sistem
Berfungsi untuk mensupply bahan bakar pada saat kendaraan
berjalan pada kecepatan sedang dan tinggi. Pada saat throtle primary
terbuka, maka kecepatan udara yang di venturi bertambah. Sehingga
akan terjadi perbedaan tekanan pada ujung nosel dan ruang pelampung
dimana tekanan pada ujung nosel lebih rendah dari pada ruang
pelampung.
Akibatnya bahan bakar di dalam ruang pelampung mengalir, dan
sebelum keluar melalui nosel dicampur udara dari air bleeder. Setelah
keluar dari nosel campuran tadi diotomisasi oleh udara dari air horn
dan akhirnya masuk ke dalam silinder.

6. Secondary High Speed Sistem


System bekerja pada saat mesin bekerja pada beban ringan dan
jumlah udara yang masuk sedikit, pada saat gas dibuka penuh maka
katup sekunder (secondary thorttle valve) terbuka sehingga bahan
bakar keluar dari kedua nosel yaitu nosel utama premier dan sekunder
sehingga jumlah bahan bakar masuk lebih banyak. Tetapi bila supply
campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder oleh primary high
speed tidak cukup, pada beban yang berat atau pada kecepatan tinggi,
maka secondary high speed akan bekerja.
Secondary high speed system dirancang sama seperti primary
hight speed system, tetapi system ini dirancang untuk bekerja bila
mesin membutuhkan output yang besar, maka ukuran (diameter) dari
nosel, venturi dan jet dibuat lebih besar dari pada primary high speed
system.
Apabila mesin berputar pada putaran rendah, vacum yang
dihasilkan oleh bleeder pada primary masih lemah, sehingga vacum di
dalam rumah diaphragma juga masih lemah, dan secondary throtle
valve belum bisa membuka. Bila secondary throttle valve terbuka,
vacum akan timbul pada rumah diaphragma menjadi kuat dan

33
secondary throttle valve membuka semakin besar. Hal ini
menyebabkan udara mengalir ke secondary venturi dan bahan bakar
keluar dari secondary nozzle.
Desain pada karburator dikelompokkan menurut arah aliran udara,
barel dan tipe venturi. Tiap – tiap karburator mengkombinasikan
ketiganya dalam desain nya.
Berikut adalah penjelasan mengenai desain – desain dari tiap
kelompoknya :
1. Arah Aliran Udara
A. Aliran Turun
Cara Kerja Karburator Mobil arus turun arah masuknya
campuran udara dan bahan bakar adalah ke bawah (down
draft), terdiri dari suatu pipa atau saluran ditengah-tengah dari
saluran ada ruangan yang diperkecil dan ruangan ini disebut
venturi/pengabut. Karburator jenis ini banyak digunakan
karena tidak ada kerugian gravitasi. Karburator arus turun
banyak di temui pada mobil mobil.
B. Aliran Datar
Pada karburator arus datar, arah masuknya campuran
udara dan bahan bakar adalah ke samping (side draft).
Karburator tersebut pada umumnya digunakan pada mesin
yang memiliki output yang tinggi. Jenis ini paling banyak di
jumpai pada kendaraan sepeda motor, namun juga masih
banyak mobil yang menggunakan karburator jenis ini.
C. Aliran Naik
Pada karburator arus naik, arah masuknya campuran
udara dan bahan bakar ada ke atas (up draft). masuk ke dalam
silinder bergerak mulai dari bawah ke atas, gerakan naik ke
atas sangat sukar dicapai oleh bensin, sebab bensin
mempunyai berat tertentu, maksudnya walaupun bensin dapat
bergerak naik, namun akan tetap turun ke bawah. Akibatnya
tidak dapat mencapai suatu campuran bahan bakar gas yang
sempurna. Sistem karburator arus naik sudah jarang
diterapkan pada mesin mobil terbaru dan hanya digunakan
pada mobil tipe lama.

34
7. Barel
Barel adalah saluran udara yang didalamnya terdapat venturi,
Terdapat 2 jenis barel :
A. Single Barel
Yaitu barel yang hanya memiliki satu barel. Pada karburator
single barel ,semua kebutuhan bahan bakar pada berbagai putaran
mesin hanya di layani oleh satu barel. Padahal pada putaran mesin
rendah, diameter venturi yang besar akan lebih lambat
menghasilkan tenaga dibanding diameter venturi yang kecil.
Sebaliknya diameter venturi yang kecil hanya mampu memenuhi
kebutuhan bahan bakar pada putaran mesin tertentu, tetapi pada
putaran rendah lebih cepat menghasilkan tenaga. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka diciptakan karburator double barel.

B. Double Barel
Karburator double barel pada putaran rendah cepat
menghasilkan tenaga (output) karena yang bekerja hanya primary
venturi yang mempunyai diameter kecil. Pada putaran tinggi
primary dan secondary venturi bekerja bersama – sama sehingga
output yang di capai tinggi, karena total diameter venturinya
besar. Selain itu kecepatan aliran maksimal pada venturi
karburator double barel dibanding karburator single barel lebih
kecil sehingga kerugian gesekannya pun lebih kecil.
2. Venturi
Venturi karburator adalah lubang menyempit di tengah lubang
masuknya udara pada karburator. Fungsi dari venturi sendiri yaitu
untuk meningkatkan kevakuman udara (kecepatan udara) yang di
sebabkan perbedaan diameter lubang, sehingga bahan bakar yang
berada di mangkuk karburator terhisap ke ruang bakar melalui pilot jet
maupun main jet. Venturi juga terbagi menjadi 2 macam :
A. Venturi Tetap
Karburator ini menggunakan venture tetap atau fixed venturi.
Besarnya vakum yang mengalir melalui venturi tersebut sesuai
dengan kecepatan aliran udara yang melewati venturi itu yang

35
dipengaruhi oleh beban mesin dan pembukaan katup gas. Keadaan
tersebut mempengaruhi banyak sedikitnya bahan bakar yang
keluar dari nosel.
B. Venturi Bergerak
Pada tipe ini pedal gas yang mengatur besarnya venturi
dengan menggunakan piston yang dapat naik dan turun sehingga
membentuk celah venturi yang dapat berubah – ubah. Naik
turunnya piston ini disertai dengan naik turunnya needle jet yang
mengatur besarnya bahan bakar yang dapat tertarik serta dengan
aliran udara . Jenis ini di sebut juga tekanan tetap karena tekanan
udara sebelum memasuki venturi selalu sama.

2.3 Sistem Pendinginan


Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di dalam motor dirubah
menjadi tenaga gerak. Namun kenyataannya hanya sebagian dari panas tersebut
yang dimanfaatkan secara efektif. Panas yang diserap motor harus dengan segera
dibuang ke udara luar, sebab jika tidak maka motor akan terlalu panas dan
komponen motor cepat aus. Untuk itu pada motor dilengkapi dengan sistem
pendingin yang berfungsi untuk mencegah panas yang berlebihan. Pada motor
bensin kira-kira hanya 23 % energi panas dari hasil pembakaran bahan bakar dalam
silinder yang dimanfaatkan secara efektif sebagai tenaga. Sisanya terbuang dalam
beberapa bentuk Total energy yang dihasilkan oleh proses pembakaran, hanya 25 %
yang dimanfaatkan menjadi kerja efektif. Panas yang hilang bersama gas buang
kira-kira 34 %, panas yang terbuang akibat proses pendinginan 32 %, akibat
pemompaan 3 %, dan akibat gesekan 6 %. Secara garis besar fungsi sistem
pendingin pada motor adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengurangi panas motor. Panas yang dihasilkan oleh pembakaran
campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar 2500° C. Panas
yang cukup tinggi ini dapat melelehkan logam atau komponen lain yang
digunakan pada motor, sehingga apabila motor tidak dilengkapi dengan
system pendingin dapat merusakkan komponen motor tersebut.
b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja

36
yang paling efisien pada berbagai kondisi. Umumnya temperatur kerja
motor antara 82 sampai 99° C. Pada saat komponen motor mencapai
temperatur tersebut, komponen motor akan memuai sehingga celah
(clearance) pada masing-masing komponen menjadi tepat. Disamping itu
kerja motor menjadi maksimum dan emisi gas buang yang ditimbulkan
menjadi minimum.
c) Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya  dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang
kurang baik, emisi gas buang yang berlebihan. Hal tersebut dapat terjadi
karena pada saat motor bekerja pada temperatur yang dingin maka
campuran bahan bakar dengan udara yang masuk ke dalam silinder tidak
sesuai dengan campuran yang dapat menghasilkan kerja motor yang
maksimum. Temperatur dinding silinder yang dingin mengakibatkan
pembakaran menjadi tidak sempurna sehingga gas buang banyak
mengandung emisi yang merugikan manusia. Oleh karena itu pada saat
motor hidup temperatur kerja harus segera dicapai. Hal tersebut akan
terpenuhi apabila pada motor terdapat sistem pendingin yang dilengkapi
dengan komponen yang  memungkinkan hal tersebut terjadi.
d) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang, khusunya di
negara-negara yang mengalami musim dingin.
2.3.1 Macam-Macam Sistem Pendingin
Sistem pendingin yang biasa digunakan pada motor ada dua macam, yaitu
sistem pendingin udara dan system pendingin air.
a. Sistem Pendingin Udara
Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dan udara
di dalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-sirip pendingin
yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut. Panas tersebut
selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah
dibanding temperatur sirip pendingin. Untuk daerah mesin yang temperaturnya
tinggi yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang
dibanding di daerah sekitar silinder. Udara yang menyerap panas dari sirip-
sirip pendingin harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar
temperatur di sekitar sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap
berlangsung secara sempurna. Aliran uadara ini kecepatannya harus sebanding
dengan kecepatan putar mesin agar temperatur ideal mesin dapat tercapai

37
sehingga pendinginan dapat berlangsung dengan sempurna. Untuk
menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu
menggerakkan udara atau siripnya. Apabila sirip pendinginnya yang
digerakkan berarti mesinnya harus bergerak seperti mesin yang dipakai pada
sepeda motor. Untuk mesin-mesin stasioner dan mesinmesin yang
penempatannya sedemikian rupa sehingga sulit untuk mendapatkan aliran
udara, maka diperlukan blower yang fungsinya untuk menghembuskan udara.
Penempatan blower yang digerakkan oleh poros engkol memungkinkan aliran
udara yang sebanding dengan putaran mesin sehingga proses pendinginan
dapat berlangsung sempurna.
b. Sistem Pendingin Air Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran
bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air
pendingin setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di
bagian luar dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air (water
jacket). Panas yang diserap oleh air pendingin pada water jacket selanjutnya
akan menyebabkan naiknyatemperatur air pendingin tersebut. Apabila air
pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan cenderung
mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti
air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang telah panas harus
dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus bersirkulasi. Sirkulasi
air tersebut ada dua macam yaitu sirkulasi alam atau thermo syphon dan
sirkulasi dengan tekanan. Kebanyakan mobil menggunakan sistem pendingin
air dengan sirkulasi tekanan (forced circulation), sedangkan sepedamotor
umumnya menggunakan sistem pendingin udara. Untuk selanjutnya pada
modul ini akan dibahas sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan.
Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit disbanding sistem pendingin udara
sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci keunggulan sistem
pendingin air antara lain :

1) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi


kecil
2) Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil
3) Mantel air dan air dapat meredam getaran
4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat
5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas.

38
Di sisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian yaitu :
1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.)
2) Waktu pemanasan lebih lama
3) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze
4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehinggamengakibatkan
overheating
5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin.

Adapun konstruksi sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan dapat dilihat
pada gambar 18. Sistem pendingin air dilengkapi dengan water jacket, pompa
air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Masingmasing komponen
sistem pendingin tersebut akan dibahas pada uraian tersendiri
Pada saat mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar mesin karena
thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk membuka
dan menutup saluran air dari mesin ke radiator. Air mendapat tekanan dari
pompa air, tetapi tekanan tersebut tidak mampu menekan thermostat menjadi
terbuka. Untuk mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan akibat proses
pemompaan, maka pada sistem pendingin dilengkapi dengan saluran by pass,
sehingga air yang bertekanan akan kembali melalui saluran by pass tersebut.
Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga air yang telah panas di
dalam water jacket (yang telah menyerap panas dari mesin), kemudian
disalurkan keradiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan aliran
udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin yang sudah
dingin kemudian ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air.
2.3.1 Komponen Sistem Pendingin Air
Berbeda dengan sistem pendingin udara, pada system pendingin air
jumlah komponennya lebih banyak. Pada umumnya komponen sistem
pendingin air terdiri atas : radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin.
Ada juga sistem pendingin air yang dilengkapi dengan kopling fluida.
a) Radiator

39
Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah
panas setelah melalui saluran water jacket. Bagian-bagian radiator antara
lain : tangki air bagian atas (upper water tank), tangki air bagian bawah
(lower water tank) dan inti radiator (radiator core). Cairan pendingin masuk
ke tangki air bagian atas melalui selang atas. Pada tangki air bagian atas
dilengkapi dengan lubang pengisian air dan saluran kecil yang menuju ke
tangki cadangan. Pada tangki air bagian bawah dilengkapi dengan lubang
penguras untuk mengeluarkan air pendingin pada saat mengganti cairan
pendingin. Inti radiator terdiri atas pipa-pipa (tube) yang dapat dilalui air
dari tangki atas ke tangki bawah. Disamping itu juga dilengkapi dengan
siripsirip pendingin (fin) yang fungsinya untuk menyerap panas dari air
pendingin. Biasanya radiator terletak di depan kendaraan sehingga radiator
dapat didinginkan oleh gerakan kenadaraan tersebut Ada dua tipe inti
radiator yang perbedaannya tergantung bentuk sirip-sirip pendinginnya,
yaitu tipe plat (flat fin type) dan tipe lekukan (corrugated fin type) Beberapa
kendaaraan modern menggunakan radiator versi terbaru yaitu tipe “SR“. Inti
radiator tipe SR (single row) mempunyai susunan pipa tunggal sehingga
bentuk radiator menjadi tipis dan ringan dibanding dengan radiator tipe lain.
Pada bagian atas tangki radiator dilengkapi dengan lubang pengisian dan
tutup radiator. Dalam hal ini tutup radiator tidak hanya berfungsi untuk
mencegah agar air pendingin tidak tumpah, tetapi berfungsi untuk mengatur
arus lalu lintas air pendingin dari radiator ke tangki cadangan dan
sebaliknya. Dengan demikian jika tutup radiator rusak, maka tidak dapat
diganti dengan sembarang tutup. Pada tutup radiator dilengkapi dengan dua
buah katup yaitu katup relief dan katup vacum. Apabila volume air
pendingin bertambah saat temperaturnya naik, maka tekanannya juga

40
bertambah. Bila tekanan air pendingin mencapai 0,3 – 1,0 kg/cm2 pada 110
- 120° C, maka relief valve terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan
melalui pipa overflow sehingga sebagian air pendingin masuk ke dalam
tangki cadangan. Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah
mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya vacum
valve akan terbuka secara otomatis untuk menghisap udara segar mengganti
kevacuman dalam radiator. Kemudian diikuti dengan cairan pendingin pada
tekanan atmosfer apabila mesin sudah benar-benar dingin.
b) Tutup radiator

Tutup radiator dilengkapi dengan tutup radiator yang bertekanan dan


menutup radiator dengan rapat. tutup radiator dilengkapi dengan 2 buah
katup yaitu katup vakum dan katup tekan. Tutup radiator ini
berfungsi untuk menaikkan titik didih cairan pendingin dan menjaga
agar volume air pendingin selalu tetap
C) Pompa air ( water pump )

41
Pompa air (water pump) berfungsi memompa air pendingin dari water
jacket ke radiator yaitu dengan cara menekan cairan pendingin. Pada
umumnya pompa air yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal
(centrifugal pump). Pompa air ditempatkan di bagian depan blok silinder
dan digerakkan oleh tali kipas atau timing belt.
Kerusakan pada water pump dan akibatnya
Jika water pump atau pompa air ini mengalami kerusakan maka
akan menimbulkan masalah pada mesin. Seperti yang sudah kita ketahui
sebelumnya bahwa fungsi dari water pump adalah untuk memompa air
agar dapat bersirkulasi sehingga jika water pump mengalami kerusakan
akan menyebabkan air pendingin tidak dapat bersirkulasi. Ketika air
pendingin tidak dapat bersirkulasi maka proses pendinginan menjadi
kurang dan dapat menyebabkan over heating. Kerusakan-kerusakan yang
sering terjadi pada pompa air atau water pump ini adalah pada
komponen kincirnya mengalami karat (berkarat) sehingga
mengakibatkan air pendingin juga akan membawa karat saat
disirkulasikan dan karat ini juga dapat menyebar ke bearing, jika bearing
berkarat dapat berkemungkinan bearing menjadi macet atau seret
sehingga putaran water pump menjadi tersendat-sendat. Selain itu
bearing juga dapat menjadi kocak, jika bearing kocak maka akan timbul
suara. Masalah yang lain adalah terjadinya kebocoran pada water pump
atau pompa air, hal ini dapat disebabkan karena karat yang terjadi pada
rumah water pump sehingga menyebabkan kebocoran.

d) Thermostat

Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa apabila air pendingin


42
masih dalam keadaan dingin, maka air hanya bersirkulasi dalam water
jacket. Apabila temperatur air pendingin telah panas maka air akan
mengalir ke radiator untuk didinginkan. Komponen yang mengatur arus
lalu lintas air dari water jacket ke radiator dan sebaliknya adalah
thermostat. Dalam hal ini thermostat berfungsi sebagai katup yang
tugasnya membuka dan menutup saluran yang menghubungkan antara
water jacket dan radiator. Letak thermostat ada dua macam yaitu :
tehermostat yang letaknya di saluran air masuk (water inlet) dan thermostat
yang letaknya di saluran air keluar (water outlet).

1. Thermostat yang letaknya di saluran air keluar.


Apabila temperatur air masih rendah, maka thermostat menutup
aliran air pendingin ke radiator. Air pendingin dipompa oleh pompa air
langsung ke blok mesin dan kepala silinder. Selanjutnya melalui sirkuit
by pass kembali ke pompa air. Pada saat temperatur air pendingin telah
panas, maka thermostat membuka sehingga cairan pendingin mengalir
melalui thermostat ke radiator untuk didinginkan dan selanjutnya air
kembali ke pompa air. Disamping itu air juga mengalir melalui sirkuit by
pass.
2. Thermostat yang letaknya di saluran air masuk
Apabila temperatur air masih rendah, thermostat menutup saluran
dan by pass valve membuka. Air pendingin dipompa ke blok silinder
melalui kepala silinder, selanjutnya kembali ke pomp a air melalui
sirkuit by pass.
e) Kipas pendingin

Kipas pada sistem pendingin digunakan untuk membantu proses


pendinginan yang sudah dilakukan radiator. Pada proses pendinginan,

43
radiator didinginkan oleh udara luar, tetapi pendinginannya belum cukup
bila kendaraan tidak bergerak. Kipas pendingin ditempatkan di bagian
belakang radiator.Penggerak kipas pendingin adalah mesin itu sendiri
melalui belt atau motor listrik.
1. Kipas pendingin yang digerakkan poros engkol Kipas pendingin
jenis ini digerakkan terus menerus oleh poros engkol melalui tali kipas.
Kecepatan kipas berubah sesuai dengan kecepatan mesin.
2. Kipas pendingin yang digerakkan motor listrikBerputarnya kipas
pendingin yang digerakkan oleh motor listrik terjadi pada saat temperatur
air pendingin panas. Temperatur air pendingin dikirimkan ke motor listrik
melalui sinyal yang terdapat pada kepala silinder. Pada saat temperatur
meningkat pada suatu tingkat yang ditetapkan, sinyal tersebut merangsang
motor relay untuk menggerakkan motor listrik yang kemudian
menggerakkan kipas pendingin. Dengan demikian kipas akan bekerja pada
saat yang dibutuhkan, sehingga temperatur mesin dapat dicapai lebih cepat.
Disamping itu juga membantu mengurangi suara bising yang ditimbulkan
kipas pendingin. Berputarnya kipas pendingin apabila temperature mesin
melebihi 93° C . Hal tersebut diatur oleh coolant temperatur switch yang
dipasang pada saluran air keluar dari mesin ke radiator dan relay dari
motor listrik. Apabila kunci kontak pada posisi ON, mesin berputar dan
temperatur air pendingin di bawah 93° C seperti terlihat pada gambar 35,
coolant temperatur switch pada keadaan ini titik kontaknya dalam keadaan
tertutup sehingga arus listrik mengalir melalui kunci kontak, relay, titik
kontak coolant temperatur switch dan ke massa. Arus listrik yang mengalir
pada relay akan menyebabkan titik kontak pada relay terbuka sehingga
arus listrik yang ke motor listrik tidak mengalir sehingga kipas tidak
berputar

f). Reservoir Tank Atau Tabung Cadangan Air Radiator

44
fungsi tabung cadangan air radiator mobil adalah untuk menampung
muaian air radiator akibat panas pada air radiator serta tekanan air di dalam
radiator naik,pada tekanan tertentu misalkan karena fan radiator tidak
bekerja maka tekanan naik melebihi angka yang tertera pada tutup radiator
air akan mengalir menuju reservoir atau tabung cadangan air radiator.
Setelah kipas radiator bekerja untuk mendinginkan radiator atau saat
mematikan mesin tekanan air di dalam radiator berkurang dan terjadi
kevacuuman di dalam sistem pendingin mesin sehingga air yang ada di
dalam tabung cadangan air radiator akan mengalir menuju radiator
kembali, melewati vacuum valve pada tutup radiator.
Reservoir atau tabung air radiator cadangan bermacam macam cara
penempatannya,ada yang melekat di fan shroud seperti gambar dibawah
ada pula yang posisinya terpisah sedikit jauh dari radiator.
Beberapa masalah yang sering terjadi tentang berkurangnya air di
tabung cadangan air radiator atau kenapa sering isi air radiator di sebabkan
oleh :
1. Konstruksi reservoir, konstruksi reservoir ikut membantu berkurang
nya air radiator cadangan jika jarak upper level terlalu pendek dengan
tutup reservoir
2. Pegas Relief Valve sudah lemah atau kerusakan pada tutup
radiator sehingga air radiator lebih cepat mengalir ke tabung cadangan
sebelum tekanan buka relief valve pada tutup radiator. Sedangkan
temperatur saat hidupnya kipas radiator masih lama sehingga akan terlalu
banyak air yang masuk ke tabung cadangan, bahkan bisa meluber keluar.

45
Hal ini terkait juga dengan konstruksi reservoir pada point 1 di atas juga.
Sehingga air di reservoir berkurang, dan saat terjadi vacum di radiator atau
setelah kipas radiator hidup atau setelah mesin mati, air tersedot kembali ke
radiator dan akan terlihat level air di tabung cadangan air radiator akan
berkurang, jika hal ini terjadi beberapa hari atau beberapa lama tanpa kita
ketahui bisa menyebabkan air radiator tinggal setengah dan mesin over
heating. Terlebih kita akan heran ketika di periksa dengan alat kebocoran
radiator atau radiator tester tidak ditemukan kebocoran tetapi kenapa air
radiator bisa berkurang banyak sekali, itulah salah satu akibat dari pegas
reliev valve sudah lemah. Sehingga air radiator selalu berkurang tetapi
tidak ada bocor.
3. Terjadi overheating yang bisa di akibatkan oleh kebocoran kompresi
mesin sehingga tekanan kompresi akan mendorong air hal ini bisa dilihat
saat mobil di start dengan posisi tutup radiator terbuka air akan
menyembur. Atau ketika mesin sudah panas sambil tutup radiator posisi
terbuka, kemudian gas mesin dengan cepat air akan menyembur keluar.
Terjadinya overheating karena kebocoran kompresi mesin ke sistem
pendingin menyebabkan tekanan dalam radiator lebih cepat naik sehingga
air radiator juga lebih cepat keluar menuju tabung cadangan air radiator
melewati tutup radiator meskipun kondisi tutup radiator masih baik.
Kebocoran kompresi mesin ke sistem pendingin juga bisa dilihat dari
menyembur nya air radiator saat mesin di stater.
4. Terjadi bocor kecil pada sistem pendingin mesin, bocor kecil ini hanya
akan keluar air saat tekanan air radiator naik atau mendekati tekanan pada
tutup radiator sehingga pada tekanan tertentu terjadi kebocoran biasa nya
berupa tetesan kecil dan saat terjadi kevakuman akan menyedot air lebih
banyak dari reservoir atau tabung cadangan air radiator sehingga akan
tampak level air di tabung cadangan berkurang saat mesin sudah dingin.
Berhubungan dengan point nomor 4 di atas atau kebocoran kecil,
pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dengan menggunakan radiator
leakage tester bisa menggunakan tekanan lebih dari tekanan yang tertera
pada tutup radiator. Misal untuk mesin dengan tutup radiator dengan 108
KPa atau 1,1 kgf/cm2 , pemberian tekanan saat pemeriksaan kebocoran
dengan menggunakan tekanan sebesar 1.4 sampai 1.5 kgf/cm2. Dengan
tujuan untuk melihat apakah terjadi kebocoran sistem pendingin mesin saat

46
tekanan mendekati tekanan buka tutup radiator.
g). selang radiator

Selang radiator merupakan salah satu komponen sistem pendingin


yang juga memiliki peran penting. Selang ini berfungsi untuk mengalirkan
cairan pendingin atau water coolant agar suhu mesin tetap terjaga dengan
baik dan menghindari terjadinya overheat pada mesin. “Fungsinya
mengalirkan water coolant yang mungkin mengarah ke water pump
kemudian diarahkan ke mesin. Jadi fungsi utamanya sebenarnya hanya
menghubungkan antara radiator utama dan mesin agar mesin tidak terlalu
panas,” Jika diperhatikan, terdapat dua buah selang radiator yang terpisah
satu sama lain. Masing-masing memiliki fungsinya tersendiri agar kinerja
sistem pendinginan maksimal. Selang radiator yang pertama langsung
menempel pada bagian radiator yang mengalirkan cairan pendingin ke
water pump. Sementara itu, selang kedua menghubungkan water pump
dengan mesin. "Biasanya ada dua selang. Selang pertama dari radiator ke
water pump, kemudian selang kedua mengalirkan dari water pump ke
mesin

2.3.2 Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin

Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan


kualitas media pendingin. Pemeriksaan kualitas pendingin meliputi
pemeriksaan terhadap endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator
atau lubang pengisi radiator. Disamping itu media pendingin juga tidak boleh
mengandung minyak pelumas. Adapun pemeriksaan kualitas dan kapasitas
media pendingin dapat dilakukan sebagai berikut :
a). Pemeriksaan kapasitas media pendingin

47
Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir tank).
Permukaan media pendingin harus berada diantara garis LOW dan FULL
dalam keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa
kebocoran dan tambahkan media pendingin sampai garis FULL.
b). Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin
Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi
radiator harus sedikit. Apabila media pendingin terlalu kotor atau banyak
mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian dengan
cara sebagai berikut :

1. Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup radiator, mesin harus
dalam keadaan dingin. Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan panas,
cairan dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar.
2. Mengeluarkan media pendingin melalui lubang penguras dengan cara
mengendorkan atau melepas baut penguras.
3. Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan media pendingin
berupa ethylene glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan
petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan ialah yang
mengandung ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi tidak lebih dari 70
%). Media pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus dicampur
dengan air sulingan.
4. Memasang tutup radiator
5.Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran
6. Memeriksa permukaan media pendingin dan tambahkan jika diperlukan.

2.3.3 Pelepasan, Pemeriksaan dan Penggantian Pompa Air

Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam system pendingin tidak
bersirkulasi, karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin
sehingga dapat bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan
apabila pompa air tidak bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat
pada saat mesin hidup. Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat
telah aus atau sudah tidak mampu menahan tekanan air. Dalam
kenyataannya seringkali seal pompa tidak tersedia di pasaran, sehingga
apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa, maka harus mengganti
unit pompa secara keseluruhan. Untuk melepas pompa dari sistem

48
pendingin sebaiknya mengikuti prosedur yang benar. Demikian pula
pelepasan komonen-komponen pompa. Pelepasan dan pemasangan
komponen yang tidak benar akan mengakibatkan kerja pompa tidak
optimal. Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan dibahas berturut-
turut  prosedur pelepasan, pemeriksaan dan pemasangan pompa air.
a). Prosedur pelepasan pompa air dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
(1) Mengeluarkan media pendingin mesin
(2) Melepas tali kipas, kipas, kopling fluida (jika ada) dan puli pompa
air dengan prosedur sebagai berikut :
(a) Merentangkan tali kipas dan mengendurkan mur pengikat tali
kipas
(b) Mengendorkan pivot dan baut penyetel, alternator, kemudian
lepas tali kipas.
(c) Melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida dan puli
(d) Melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida
(3) Melepas pompa air
b). Pemeriksaan komponen pompa air:
(1) Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar
dudukan puli dan mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar
atau berisik. Apabila diperlukan, bearing pompa air harus diganti.
(2) Pemeriksaan kopling fluida dari kerusakan dan kebocoran minyak
silicon.
c). Prosedur pelepasan komponen pompa air :
Komponen pompa air terdiri atas: bodi pompa, dudukan puli,
bearing, satuan seal, rotor, gasket dan plat (lihat gambar 3). Nama
komponen yang diberi tanda ? adalah komponen yang tidak dapat
digunakan lagi setelah dilakukan pelepasan komponen.
Adapun prosedur pelepasan komponen pompa air adalah
sebagai berikut :
1) Melepas plat pompa dengan cara melepas baut pengikatnya
2) Melepas dudukan puli dengan menggunakan SST dan pres,
tekan poros bearing dan lepas dudukan puli
3) Melepas bearing pompa dengan cara sebagai berikut :
a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai

49
mencapai suhu 75° – 85° C
b) Menekan poros bearing dan melepas bearing dan rotor
dengan menggunakan SST dan press
4) Melepas rakitan seal dengan menggunakan SST dan pres

d). Prosedur perakitan komponen pompa air :


1) Memasang bearing pompa dengan cara sebagai berikut :
a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai
suhu 75° –85° C
b) Menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas
bearing dan rotor. Permukaan bearing harus rata dengan bodi
pompa.
2) Memasang seal pompa dengan cara sebagai berikut :
a) Oleskan seal pada seal baru dan bodi pompa
b) Menggunakan SST dan pres, pasang seal
3) Memasang dudukan puli menggunakan SST dan pres pada poros
bearing pompa.
4) Memasang rotor menggunakan press pada poros bearing pompa.
Permukaan rotor harus rata dengan permukaan poros bearing
5) Memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak menyentuh plat
pompa.
6) Memeriksa bahwa pompa air berputar lembut.

2.3.4 Pelepasan, Pemeriksaan dan PemasanganThermostat


a). Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
(1) Mengeluarkan media pendingin mesin
(2) Melepas saluran air keluar (selang karet atas)
(3) Melepas tutup rumah thermostat, kemudian mengeluarkan
thermostat dari rumahnya.
b) Pemeriksaan thermostat, dengan cara sebagai berikut :
(1) Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara
bertahap, kemudian periksa temperature pembukaan katup.
Temperatur pembukaan katup : 80° - 90° C. Jika tempera-tur
pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat

50
perlu diganti.
(2) Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak
sesuai dengan spesifikasi, maka thermostat perlu diganti.
Spesifikasi kenaikan katup pada 95° C : 8 mm atau lebih.
c) Prosedur pemasangan thermostat dengan cara sebagai berikut :
(1) Memasang gasket baru pada thermostat
(2) Meluruskan jiggle valve pada thermostat dengan tanda di sisi
kanan dan masukkan ke dalam rumah saluran. Posisi jiggle valve
dapat digeser, 10° ke kiri atau ke kanan dari tanda.
(3) Memasang saluran air keluar.

2.3.5 Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pendingin

Pemeriksaan dan pengujian dalam sistem pendingin adalah


pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin. Untuk memeriksa
kebocoran sistem pendingin diperlukan alat yang disebut “Radiator Cap
Tester“. Alat tersebut disamping dipakai untuk memeriksa kebocoran
pada sistem pendingin juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi
tutup radiator.
a) Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara seba-gai
berikut :
i. Melepas tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada
radiator cap tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah
terjadinya bahaya panas, tidak diperkenankan membuka tutup
radiator dalam keadaan mesin masih panas, karena cairan dan
uap bertekanan akan menyembur keluar.
ii. Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator.
Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup
vakum.
Tekanan pembukaan standar : 0,75 – 1,05 kg/cm2 (10,7 – 14,9 psi)
Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2 (8,5 psi)
Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan
maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan
kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.
Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

51
(1) Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator
cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator
(2) Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan
periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada
kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen system
pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran
pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan
kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan
kepala.
2.3.5 Jenis-Jenis Sistem Pendinginan
1. Sistem Pendingin Jacket Water (JCW)
Sistem pendinginan Jacket Water adalah sistem pendinginan
menggunakan medium air ataupun fluida coolant sebagai penyerap panas
yang bersirkulasi melaui water jacket (mantel air) pada blok mesin dan
kepala silinder. Selanjutnya medium yang telah menyerap panas dimasukan
kedalam radiator untuk didinginkan. Setelah dingin medium tersebut
bersirkulasi lagi untuk menyerap panas.
Sistem Pendingin Jacket Water (JCW) Sistem Pendinginan Jacket
Water adalah suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk menyerap
panas yang dihasilkan dari panas pembakaran pada ruang bakar melalui
saluran mantel air (Water Jacket), dengan medium air ataupun fluida
coolant yang disirkulasi oleh pompa. Tujuan dari sistem ini adalah
mengurangi panas berlebih yang dihasilkan oleh kerja mesin. Sehingga
material komponen mesin tidak terjadi overheating, penyebab komponen
atau spare part tertentu menjadi rusak. Umumnya sistem pendinginan
Jacket Water bertanggung jawab untuk menjaga kestabilan temperatur
komponen tertentu yaitu silinder linier dan silinder head. Silinder liner
merupakan komponen tempat terjadi gesekan antara silinder liner dengan
piston. Gerakan translasi piston menyebabkan panas ditambah dengan
panas hasil pembakaran menyebabkan silinder liner menjadi sangat panas.
Untuk melindungi panas yang berlebih dilakukan pendinginan silinder
liner pada sisi luar dari ruang bakar dengan cara mengalirkan medium
secara kontinyu. Silinder head memerlukan pendingin karena pada bagian
bawahnya adalah ruang bakar dan juga tempat pertama keluarnya gas
buang sebelum ke exhaust manifold. Dalam silinder head juga terdapat

52
banyak komponen yang bergerak seperti gerakan rocker arm juga
menambah panas yang terjadi sehingga sangat memerlukan
pendinginan.Gambar Sistem Pendingin Jacket WaterSkema Kerja Sistem
Pendinginan Jacket Water Pada umumnya skema kerja sistem pendinginan
Jacket Water terdiri dari 2 fase, yaitu :
1. Fase Pemanasan Ketika mesin baru akan dihidupkan (biasanya
di pagi hari), suhu air pada radiator berkisar pada suhu ruang yaitu
sekitar 23C. Ketika mesin dinyalakan, air yang berada di dalam blok
mesin bersirkulasi dengan bantuan waterpump melewati selang by-
pass tanpa melewati radiator. Hal ini dikarenakan lubang air menuju
radiator masih ditutup oleh termostat, sementara itu lubang by-pass
yang letaknya berseberangan dengan lubang menuju radiator terbuka
memungkinkan waterpump mengalirkan air yang keluar dari blok
mesin untuk kembali masuk ke dalam blok mesin, oil cooler dan
cylinder head. Fase ini disebut sebagai fase pemanasan dimana air
yang bersirkulasi di dalam blok mesin sengaja tidak di dinginkan agar
suhu kerja mesin, berkisar di 85-90C cepat tercapai.
2.Fase Pendinginan Ketika mesin mencapai suhu kerja,
temperatur air pada sistem sirkulasi fase pendinginan pun naik hingga
85-90C. Ketika air dengan temperatur tersebut sampai ke rumah
thermostat, thermostat yang oleh pabrikan di-set untuk membuka pada
suhu antara 85-90C membuka, sehingga memungkinkan air dari blok
mesin masuk ke radiator. Dengan membukanya thermostat, ujung dari
thermostat tersebut menutup lubang by-pass yang berseberangan
dengan jalur keluar air. Dengan tertutupnya lubang by-pass tersebut
juga memungkinkan waterpump untuk memompa air dari dalam
radiator untuk menjaga temperatur kerja dari mesin tersebut. Air yang
keluar dari blok mesin masuk ke radiator untuk didinginkan. Didalam
radiator air tersebut dialirkan melalui pipa radiator yang tersusun rapat
(bersentuhan) dengan kisi-kisi atau sirip radiator dengan tujuan panas
air yang melewati pipa radiator dapat berpindah secara konduksi ke
sirip radiator. Selanjutnya pipa raiator dan sirip-sirip radiator
didinginkan dengan bantuan tiupan angin dari fan, baik mekanik
maupun elektrik. Disaat mesin berkerja pada putaran rendah, suhu
kerja mesin turun dari 85C, maka otomatis si thermostat kembali

53
menutup untuk menjagatemperatur air tidak berkurang dari suhu kerja
mesin, dan akan membuka kembali ketika suhu tersebut tercapai
kembali.Gambar Skema Aliran Air RadiatorKomponen Sistem
Pendinginan Jacket Water
A. FUNGSI WATER JACKET PADA SISTEM PENDINGIN MESIN
Sebuah mesin pembakaran dalam dapat menimbulkan panas yang tinggi
hingga mampu merusak komponen jika tidak dilengkapi sistem pendingin.
Dulu, sistem pendingin mesin mobil dan motor menggunakan aliran udara yang
melewati mesin. Konstruksi sisi luar silinder mesin dibuat menggunakan sirip
agar memudahkan melepas panas. Kini, semua mesin mobil menggunakan
sistem pendingin mesin dengan menggunakan cairan. Hanya beberapa motor
yang masih mengandalkan sistem pendingin udara. Nah, ada beberapa
komponen yang digunakan di dalam sistem pendingin mesin. Seperti radiator,
kipas, slang, pompa air dan thermostat. Tapi satu bagian penting dari sistem
pendingin mesin yakni adalah mantel air (water jacket). Lalu apa fungsi dari
water jacket? Sistem pendingin mesin menggunakan cairan mengharuskan
cairan dapat memindahkan panas dari mesin ke tempat lain. Dalam hal ini,
cairan coolant yang dimasukkan ke radiator dirancang untuk bersirkulasi secara
kontinyu melewati area mesin hingga kembali ke radiator. Untuk bisa
mencapai area di sekeliling silinder mesin, maka diperlukan water jacket yang
dibentuk kanal-kanal sebagai jalur mengalirnya cairan. Untuk bisa bersirkulasi,
cairan pendingin ini digerakkan oleh pompa air. Siklusnya, cairan pendingin
dari radiator dengan temperatur rendah dialirkan menuju water jacket dan
kembali ke radiator. Saat kembali ke radiator, temperatur cairan sudah tinggi
karena menyerap panas mesin dan di radiator pula cairan itu didinginkan.
Setelah itu siklus berikutnya berlanjut. Mesin memang tidak boleh terlalu panas
ketika bekerja, tapi juga tidak boleh terlalu dingin. Temperatur kerja optimal
mesin berkisar 85 – 95 derajat Celcius. Di bawah itu, proses pembakaran tidak
efisien, memengaruhi konsumsi bahan bakar dan menaikkan emisi gas buang.
Di sinilah mengapa thermostat digunakan, yakni sebagai alat kontrol untuk
memastikan mesin selalu dalam kondisi temperatur kerja yang stabil Untuk
menaikkan temperatur mesin, thermostat akan menutup katup agar cairan
pendingin tidak bersirkulasi. Ketika temperatur kerja mesin sudah tercapai,
thermostat akan terbuka dan mengalirkan cairan panas menuju radiator.
Makanya dibutuhkan cairan pendingin khusus, yang mampu bertahan dengan

54
perubahan suhu terus menerus selama mesin bekerja. Produk radiator coolant
yang mengandung cairan kimia, memiliki kemampuan itu dan performanya
lebih baik dari air biasa untuk mendinginkan mesin. Yang membedakan antara
produk radiator coolant adalah daya tahannya dalam jangka waktu pemakaian
tertentu. Jadi, cairan pendingin pun perlu diganti secara berkala. Di lain sisi,
kerusakan pada water jacket bisa disebabkan oleh karat dan menyumbat
saluran. Penggunaan air biasa pada sistem pendingin ini menjadi penyebab
terjadinya karat pada saluran water jacket. Oleh sebab itu, dianjurkan
menggunakan coolant sebagai cairan pendingin yang sudah dilengkapi anti
karat sejak mobil masih baru. Jika kendaraan sudah menggunakan air biasa
bertahun-tahun dan kemudian menggantinya dengan coolant, bisa saja
menimbulkan masalah. Bila korosi pada saluran water jacket sudah parah,
penggunaan coolant justru akan membuat terjadinya kebocoran. Karena
mengandung anti karat, cairan coolant akan menggerus area yang berkarat dan
bisa menyebabkan kebocoran.
2. Sistem Pendingin Lube Oil Cooler (LOC)
Sedangkan proses pendinginan pelumas adalah pelumas dari sump tank
dipompa keluar dengan menggunakan oil gear pump, lalu melalui filter masuk
kedalam Oil Cooler dan untuk selanjutnya masuk kembali kedalam mesin
melalui fine filter (filtrasi akhir), tetapi sebelumnya minyak pelumas melewati
thermostat untuk mengatur batasan temperatur pelumas yang masuk kedalam
mesin.
3. Sistem Pendingin Intercooler (ICC)
Proses pendingin pada Intercooler Cooling (ICC) adalah udara yang akan
masuk ke ruang bakar dibantu oleh turbo atau supercharger. Udara tersebut
masuk ke Intercooler untuk didinginkan sebelum masuk ke ruang bakar untuk
pembakaran. Intercooler digunakan untuk mendapatkan pasokan udara
pembakaran bertemperatur rendah dengan kadar oksigen yangtinggi, sehingga
nantinya bahan bakar dapat terbakar sempurna di ruang bakar. Pada makalah
saya ini tidak akan dibahas lebih jauh mengenai sistem pendingin intercooler
dan sistem pendingin pelumas, hanya sistem pendingin jacket water.

55

Anda mungkin juga menyukai