Anda di halaman 1dari 20

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN MESIN TOYOTA KIJANG 4K

Dosen :
Retno Wahyudi, S.Pd.,M.T
Teknisi :
Feny Setyawan, S.T.,M.T. Sugiarto, S.T.

Disusun Oleh
Eboy Nuris Prasetia 21732009

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN


POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan Perawatan dan pemeliharaan mesin Toyota 4k ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku.
Laporan ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Pemeliharaan Perawatan
Alsintan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan laporan.
Kami mohon maaf jika di dalam laporam ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Laporan Pengamatan Tingka Laku
Kawin Pada Sapi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya

Bandar Lampung, 5 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
1. PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Tujuan..............................................................................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................5
2.1 Landasan Teori.................................................................................................................6
2.2 Penyetelan Katup..............................................................................................................6
2.3 Penyetelan Platina............................................................................................................9
2.4 Pengapian.......................................................................................................................11
III. METODELOGI...........................................................................................................15
3.1 Penyetelan Katup............................................................................................................15
3.2.Penyetelan Platina..........................................................................................................16
3.3 Penyetelan Pengapian.....................................................................................................17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................18
4.1 Hasil................................................................................................................................18
4.2 Pembahasan....................................................................................................................19
V. PENUTUP........................................................................................................................19
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat transportasi yang memerlukan mesin
sebagai penggerak,baik untuk kendaraan roda dua maupun untuk kendaraan roda empat.
Motor bakar merupakan salah satu mesin yang digunakan sebagai penggerak mula-mula alat
transportasi. Motor bakar adalah jenis mesin konversi energi yang merubah kimia bahan
bakar menjadi tenaga mekanik melalui proses pembakaran di ruang bakar.

Perkembangan motor bakar, dalam hal ini motor bensin pada umumnya di titik
beratkan pada upaya peningkatan kinerja yang di hasilkan seperti peningkatan daya, efisien,
penghematan bahan bakar, emisi gas buang, serta kenyamanan pemakaian. Baik buruknya
kerja mesin (performance) pada suatu kendaraan salah satunya adalah ditentukan oleh jumlah
bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar yang dibakar bercampur dengan udara melalui
letikan bunga api busi pada ruang bakar. Untuk mempertahankan kinerja suatu motor tetap
bekerja dengan daya yang di hasilkan maksimal,maka posisi sudut pembakaran pada saat
proses pembakaran harus di atur setepat mungkin sehingga proses pembakaran berlangsung
dengan sempurna.

Apabila pada saat proses pembakaran dimana yang terjadi adalah sudut pembakaran
lebih cepat atau lebih lambat dari sudut pembakaran yang tepat maka hal ini akan
mengakibatkan knocking atau detonasi pada ruang bakar dan daya motor berkurang serta
pemborosan bahan bakar dan nilai ambang batas emisi gas buang sudah melebihi dari
standart yang di tentukan. Hal ini sering di temui dilapangan dengan melihat jenis-jenis
kerusakan yang di temui sendiri maupun pada beberapa bengkel yang di observasi secara
langsung, dimana kerusakan yang sering terjadi adalah pada pembesaran di dinding silinder,
banyak penumpukan karbon pada kepala torak, kerusakan pada metal jalan dan keluhan daya
mesin yang berkurang serta pemakaian bahan bakar yang boros, hal-hal ini di akibatkan
karena tidak memperhatikan kondisi kerja dari proses pengapian yang tepat secara berkala.

Berkenaan dengan masalah yang terjadi akibat dari penyimpangan sudut pengapian
dari kondisi kerja yang standart, maka perlu adanya solusi perbaikan dengan mencoba
meneliti pengaruh perubahan sudut pengapian dari posisi sudut yang tepat atau standart
dalam hal ini sudut pengapian lebih cepat dan sudut pengapian lebih lambat tehadap kinerja
motor bensin, terutama motor bensin 4 langkah jenis Toyota Kijang 4K.
1.2 Tujuan
1. Mampu menyetel sudut duel,timing dan cek kompresi pada mesin Toyota 4k
2. Mampu mengetahui sistem pengapian pada mesin Toyota 4k
3. Mampu mengatur rpm pada mesin Toyota 4k
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Perawatan dan pemeliharaan mesin Toyota 4k sangat penting untuk menjaga
kinerja dan umur pakai mesin. Pemeliharaan dan perawatan mesin Toyota harus
dilakukan secara berkala supaya mesin tidak ada troble.Ada banyak hal dalam
perawatan dan pemeliharaan mesin yaitu :
1. Penggantian oli
2. Penggantian filter
3. Penggantian busi
4. Penyetalan klep
5. Pemeriksaan pendinginan
6. Pemeriksaan sistem bahan bakar
7. Pemeriksaan kelistrikan

Selain itu penting, untuk memeriksa dan memelihara kmponen lainnya seperti
sistem rem,kompresi, dan transmisi sesuai panduan yang diberikan.Pada praktikum
yang telah dilakukan pemeliharaan dan perawatan mesin Toyota 4k dengan menyetel
klep, menyeting sudut duel, mengecek tekanan kompresi dan menyeting timing light.

2.2 Penyetelan Katup


Penyetelan katup adalah proses penyesuaian atau penyetelan ulang jarak yang tepat
antara katup dan permukaan klep dalam mesin pembakaran internal. Tujuan dari penyetelan
ini adalah untuk memastikan bahwa katup berfungsi dengan efisien dalam membuka dan
menutup saat diperlukan selama siklus pembakaran mesin. Penyetelan katup yang tepat
penting karena dapat memengaruhi berbagai aspek performa mesin, seperti efisiensi bahan
bakar, emisi gas buang, daya, dan umur mesin. Penyetelan katup melibatkan pengukuran
toleransi yang benar antara komponen katup dan kemudian penyesuaian jika diperlukan agar
sesuai dengan spesifikasi pabrikan. Ini biasanya dilakukan pada kendaraan secara berkala
sesuai panduan perawatan yang diberikan oleh pabrikan. Tujuan penyetelan katup adalah:
1. Mempertahankan Efisiensi Mesin: Dengan menyetel katup secara tepat, mesin dapat
bekerja dengan efisiensi maksimal. Ini mengoptimalkan aliran udara dan bahan bakar
ke dalam ruang bakar, sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran.
2. Mengurangi Emisi Gas Buang: Penyetelan katup yang tepat membantu mengurangi
emisi gas buang yang merugikan lingkungan. Dengan mengontrol pembakaran yang
lebih baik, kendaraan menghasilkan lebih sedikit polutan.
3. Meningkatkan Daya Mesin: Penyetelan katup yang akurat memastikan katup terbuka
dan tertutup pada saat yang tepat, yang dapat meningkatkan daya mesin dan respons
gas.
4. Pemeliharaan Umur Mesin: Katup yang disetel dengan baik membantu mengurangi
tekanan dan gesekan berlebih pada komponen mesin, yang berkontribusi pada umur
panjang mesin.
5. Menghindari Kerusakan pada Mesin: Penyetelan katup yang buruk atau tidak tepat
dapat menyebabkan masalah serius, seperti kerusakan pada katup, klep, atau dinding
silinder. Penyetelan yang baik dapat mencegah kerusakan ini.
6. Meningkatkan Efisiensi Bahan Bakar: Dengan menjaga katup agar berfungsi dengan
baik, mesin dapat menggunakan bahan bakar dengan lebih efisien, menghemat biaya
bahan bakar.
7. Mengoptimalkan Performa Keselamatan Kendaraan: Penyetelan katup yang benar juga
berkontribusi pada keselamatan kendaraan, karena memastikan kendaraan merespons
dengan baik terhadap pengemudi dan situasi lalu lintas.
Dengan demikian, penyetelan katup adalah langkah penting dalam pemeliharaan
kendaraan untuk menjaga performa, efisiensi, dan umur panjang mesin, sambil
meminimalkan dampak negatif pada lingkungan.
Penyetelan katup adalah proses mengatur celah antara katup dan dudukan katup pada
mesin pembakaran dalam. Tujuan dari penyetelan ini adalah untuk memastikan bahwa katup
terbuka dan ditutup pada waktu yang tepat selama siklus pembakaran, yang memungkinkan
mesin beroperasi dengan efisien. Cara kerja penyetelan katup dapat berbeda tergantung pada
jenis mesin, tetapi langkah umumnya adalah sebagai berikut:
1) Buka tutup kepala mesin dengan melepas baut dengan kunci 12 tutup kepala mesin
2) Posisikan piston pada top 1 Putar crankshaft/poros engkol menggunakan kunci ring 19
searah putaran mesin (jangan memutar berlawanan dengan arah mesin karena timing bisa
loncat). Atau bias juga dengan memutar bilah kipas, dengan menahan Fanbelt agar
berputar
searah jarum jam, dan Posisikan coakan pada pulley crankshaft pada sudut 0 derajat atau
pada posisi busi nomer 1
3) Perhatikan dan lihat posisi push rod no. 4 dan 5, jika posisi push rod no 4 lebih tinggi dari
pada push rod no 5 berarti posisi piston pada top 1, atau putar putar posisi push rod 1, 2, 3
dan 5 akan bergerak bebas
4) Setelah itu lakukan penyetelan pada katup no 1,2,3 dan 5 dimana ukuran celah katup
dengan
spesifikasi untuk katup Hisap celahnya 0,13 mm dan katup buang celahnya 0,23 mm.
5) Melakukan penyetelan dengan mengubah (mengencangkan/ mengendorkan) baut penyetel
dengan obeng menggunakan/menyelipkan ukuran celah feeler gauge. Setelah celah katup
telah benar/sesuai, kencangkan mur penahan sambil menahan baut penyetel agar tidak
bergerak. Lalu cek kembali celah katup dengan merasakan tarikan/gesekan dari feeler
gauge.
Dengan ukuran untuk klep hisap 0,13 mm dan klep buang 0,23 mm.
6) Periksa apakah mesin pada posisi Top 1 akhir langkah kompresi dengan cara periksa
melalui
pushrod. Bila mesin pada posisi Top 1 maka push rod dan rocker arm pada silinder 1, 2, 3
dan 5 semuanya bebas yang artinya kedua katup, baik katup masuk dan katup buang pada
posisi tidak menekan (tidak membuka),.
7) Setelah selesai melakukan penyetelan pada top 1, putar kembali poros engkol 360 derajat
agar posisi piston pada top 4. (empat)
8) Perhatikan dan lihat posisi push rod no. 4 dan 5, jika posisi push rod no 5 lebih tinggi dari
pada push rod no 4 berarti posisi piston pada top 4, atau putar putar push rod pada katup no
4,6,7 dan 8 akan bergerak bebas
9) Setelah itu lakukan penyetelan pada katup no 4,6,7 dan 8 dimana ukuran celah katup
dengan
spesifikasi untuk katup Hisap celahnya 0,13 mm dan katup buang celahnya 0,23 mm.
10) Melakukan penyetelan dengan mengubah (mengencangkan/ mengendorkan) baut
penyetel
dengan obeng dengan menggunakan/ menyelipkan ukuran celah feeler gauge. Setelah
celah
katup telah benar/sesuai, kencangkan mur penahan sambil menahan baut penyetel agar
tidak bergerak. Lalu cek kembali celah katup dengan merasakan tarikan/gesekan dari
feeler
gauge. Dengan ukuran untuk klep hisap 0,13 mm dan klep buang 0,23 mm
11) Periksa apakah mesin pada posisi Top 4 akhir langkah kompresi dengan cara periksa
melalui pushrod. Bila mesin pada posisi Top 4 maka push rod dan rocker arm pada
silinder
4,6,7 & 8 semuanya bebas yang artinya kedua katup, 7 baik katup masuk dan katup
buang
pada posisi tidak menekan (tidak membuka).
12) Pasang kembali tutup kepala silinder.
13) Hidupkan mesin dan dengarkan suaranya. Pastikan tidak terdengar suara ngelitik pada
mesin.
14) Bersihkan tempat kerja, peralatan dan kendaraan.
Setel klep pun tidak bisa dilakukan sembarangan dan ada hal lain yang perlu
diperhatikan sebelum klep diperiksa dan disetel ulang. Yakni Lakukan Penyetelan Klep Saat
Mesin dalam Kondisi Dingin hal ini karena Komponen atau material besi didalam mesin
mengalami pemuaian saat mesin dalam kondisi panas, akibatnya celah klep bisa melonggar
bila dilakukan penyetelan. Oleh sebab itu mesin perlu ditunggu hingga dingin agar celah klep
kembali ke ukuran semula sebelum bisa disetel ulang. “Kalau penyetelan klep dikerjakan saat
mesin masih panas, akibatnya setelan bisa melenceng dan mesin jadi ngelitik (Eddy
Purwanto,2021)

2.3 Penyetelan Platina


Penyetelan platina adalah proses penyesuaian atau pengaturan elemen platina pada alat
pengukur seperti termometer atau termokopel untuk memastikan bahwa alat tersebut
memberikan hasil yang akurat dalam pengukuran suhu atau perubahan suhu. Platina sering
digunakan dalam alat pengukur suhu karena memiliki sifat yang stabil dan dapat diandalkan
dalam berbagai rentang suhu. Proses penyetelan platina melibatkan pembakaran atau
kalibrasi ulang alat tersebut untuk memastikan ketepatan pengukuran suhu.
Tujuan penyetelan platina adalah untuk mencapai akurasi dan keandalan dalam
pengukuran suhu atau perubahan suhu dengan menggunakan alat pengukur yang
mengandalkan elemen platina. Beberapa tujuan utama penyetelan platina meliputi:
1. Menghasilkan pengukuran suhu yang akurat: Penyetelan platina dilakukan untuk
memastikan bahwa alat pengukur suhu yang menggunakan elemen platina dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan standar atau referensi yang telah ditetapkan.
2. Menjamin konsistensi dalam pengukuran: Proses penyetelan membantu dalam menjaga
konsistensi pengukuran suhu yang dihasilkan oleh alat tersebut, sehingga pengguna
dapat mempercayai hasilnya.
3. Memperbaiki kesalahan atau deviasi: Penyetelan platina dapat membantu
mengidentifikasi dan mengkoreksi kesalahan atau deviasi yang mungkin terjadi dalam
alat pengukur suhu.
4. Meningkatkan ketahanan terhadap perubahan suhu: Alat yang disetel dengan baik dapat
lebih tahan terhadap perubahan suhu dan lingkungan, sehingga dapat digunakan dengan
andal dalam berbagai kondisi.
5. Memenuhi standar industri: Penyetelan platina sering diperlukan untuk memastikan
bahwa alat pengukur suhu mematuhi standar industri yang berlaku, seperti ISO atau
ASTM.
6. Menjamin kepatuhan terhadap regulasi: Dalam beberapa kasus, penyetelan platina
diperlukan untuk memastikan bahwa alat pengukur suhu mematuhi peraturan dan
regulasi yang berlaku, terutama dalam industri yang memiliki regulasi ketat terkait
suhu.
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, penyetelan platina memastikan bahwa alat
pengukur suhu yang menggunakan elemen platina dapat diandalkan dan memberikan
hasil yang konsisten dalam pengukuran suhu.
Penyetelan platina adalah proses penyetelan komponen dalam sistem pengapian pada
mesin pembakaran dalam, seperti pada sistem pengapian konvensional. Komponen ini
digunakan untuk mengatur waktu pengapian, yang penting untuk mengontrol pembakaran
dalam silinder mesin. Berikut adalah langkah-langkah umum cara kerja penyetelan platina:
1. Akses komponen: Untuk mengakses platina, Anda harus membuka atau menghapus
tutup pengapian mesin. Platina terletak di dalam distributor atau sistem pengapian yang
serupa.
2. Identifikasi titik referensi: Anda perlu menemukan titik referensi atau posisi yang tepat
dalam siklus mesin di mana platina harus disetel. Biasanya, ini berkaitan dengan posisi
TMA (Top Mati Atas) atau BDC (Bottom Dead Center) pada siklus pembakaran.
3. Ukur celah: Untuk menyetel platina, Anda perlu mengukur celah antara platina dan
kontak dalam distributor. Celah ini adalah salah satu faktor yang mengatur waktu
pengapian.
4. Sesuaikan celah: Jika celah terlalu besar atau terlalu kecil, Anda harus
menyesuaikannya. Ini biasanya dilakukan dengan memutar baut atau sekrup penyetelan
yang ada pada distributor. Penyetelan ini akan mengubah posisi platina sehingga
memengaruhi waktu pengapian.
5. Uji ulang dan periksa kualitas percikan: Setelah penyetelan, Anda perlu menguji mesin
untuk memastikan waktu pengapian yang benar. Pastikan platina membuka dan
menutup pada waktu yang tepat untuk menciptakan percikan api yang benar dalam
silinder.
6. Tutup kembali distributor: Setelah penyetelan selesai dan waktu pengapian dianggap
sesuai, Anda harus memasang kembali tutup distributor dan memastikan semuanya
terpasang dengan baik.

2.4 Pengapian
Pengapian adalah proses penghasilan bunga api atau percikan listrik dalam mesin
pembakaran dalam untuk menginisiasi pembakaran campuran bahan bakar dan udara di
dalam ruang bakar. Ini merupakan komponen kunci dalam mesin pembakaran dalam, seperti
mesin otomotif, yang diperlukan untuk memulai siklus pembakaran dan menggerakkan
mesin. Pengapian sering kali melibatkan penggunaan sistem penyalaan, seperti busi, yang
menghasilkan loncatan api listrik atau panas untuk menyebabkan pembakaran bahan bakar
yang terkandung dalam ruang bakar mesin. Proses pengapian harus terkoordinasi dengan
sempurna untuk memastikan mesin berfungsi dengan efisien dan menghasilkan tenaga.
Tujuan dari pengapian dalam mesin pembakaran dalam adalah untuk menginisiasi
pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar dengan cara yang
terkontrol dan tepat. Beberapa tujuan utama pengapian meliputi:
1. Memulai siklus pembakaran: Pengapian adalah langkah awal dalam siklus pembakaran
dalam mesin, yang diperlukan untuk memulai proses pembakaran bahan bakar dan
udara.
2. Meningkatkan efisiensi: Pengapian yang tepat memastikan bahwa proses pembakaran
dimulai pada saat yang tepat, yang dapat meningkatkan efisiensi mesin dan
mengoptimalkan konsumsi bahan bakar.
3. Menghasilkan tenaga: Melalui pengapian yang benar, pembakaran campuran bahan
bakar dan udara menghasilkan energi yang diperlukan untuk menggerakkan mesin dan
melakukan pekerjaan, seperti menggerakkan kendaraan atau menghasilkan daya.
4. Mengurangi emisi: Pengapian yang tepat juga dapat membantu mengurangi emisi
polutan dalam proses pembakaran, karena membantu memastikan bahwa pembakaran
berlangsung dengan efisien dan bersih.
5. Memungkinkan kendali mesin: Pengapian yang terkoordinasi dengan baik dapat
digunakan untuk mengontrol kecepatan dan tenaga mesin, sehingga memungkinkan
pengemudi atau operator untuk mengendalikan kendaraan atau peralatan.
Secara keseluruhan, pengapian adalah proses kunci dalam mesin pembakaran dalam
yang memungkinkan mesin untuk beroperasi dengan efisien, menghasilkan tenaga, dan
mengurangi dampak lingkungan negatif melalui pembakaran yang baik.
Sistem pengapian adalah bagian kunci dari mesin pembakaran dalam yang bertanggung
jawab menghasilkan percikan api yang diperlukan untuk menginisiasi proses pembakaran
dalam silinder mesin. Berikut adalah cara kerja sistem pengapian konvensional dalam mesin
bensin:
1. Penghasilan listrik: Sistem pengapian dimulai dengan menghasilkan listrik, biasanya
dari baterai kendaraan. Baterai menyuplai daya ke koil pengapian.
2. Koil pengapian: Listrik dari baterai masuk ke koil pengapian. Koil pengapian adalah
transformator yang meningkatkan tegangan dari baterai menjadi tegangan tinggi yang
dibutuhkan untuk menciptakan percikan api yang kuat.
3. Distributor: Pada sistem pengapian konvensional, distributor adalah komponen yang
mendistribusikan listrik tinggi ke masing-masing silinder mesin. Distributor ini
biasanya memiliki rotor yang berputar dan menciptakan hubungan sementara dengan
kontak platina atau poin yang terletak di dalamnya.
4. Platina atau poin: Platina atau poin dalam distributor adalah komponen yang membuka
dan menutup untuk mengendalikan aliran listrik ke busi. Ini adalah titik di mana
percikan api dihasilkan. Ketika platina tertutup, arus listrik mengalir ke busi. Ketika
platina terbuka, aliran listrik terputus, menciptakan percikan api.
5. Busi: Busi adalah komponen yang menerima aliran listrik tinggi dari distributor dan
menciptakan percikan api yang membakar campuran bahan bakar dan udara dalam
silinder mesin.
6. Percikan api: Ketika busi menerima listrik tinggi, percikan api dihasilkan di elektroda
busi. Percikan ini menciptakan api yang membakar campuran bahan bakar dan udara
dalam silinder mesin, memulai siklus pembakaran.

Proses ini terjadi secara terus-menerus pada setiap silinder mesin sesuai dengan urutan
pengapian yang benar. Untuk mengontrol waktu pengapian dan memastikan percikan api
terjadi pada waktu yang tepat, platina atau poin dalam distributor disetel dengan presisi.

Sistem pengapian modern sering menggunakan sistem elektronik yang lebih canggih,
seperti sistem pengapian berbasis mikroprosesor, yang menggantikan distributor dan platina
dengan komponen elektronik yang lebih presisi. Ini membantu meningkatkan efisiensi dan
kinerja mesin, serta mengurangi emisi gas buang.
Prinsip dasar sistem pengapian adalah peningkatan tegangan baterai menjaditegangan
tinggi. Pembakitan tegangan tinggi pada sistem terjadi di koil. Apabilakontak pemutus atau
platina dalam keadaan tertutup, maka arus dari baterai akanmengalir ke kumparan primer, ke
kontak pemutus atau platina ,kemudian kemassa. Aliran arus pada kumparan ini akan
menyebabkan terjadinya medanmagnet di sekeliling kumparan. Pada keadaan ini, energi
listrik yang mengalir diubah menjadi energi dalam bentuk medan magnet.
Apabila secara tiba tiba kontak pemutus atau platina terbuka, maka dengan cepat arus
pada kumparan primerterputus. Perubahan garis gaya magnet dengan cepat di sekitar
kumparanmenyebabkan terjadinya tegangan pada kumparan tersebut. Jadi, energi dalam
bentuk medan magnet tersebut di kembalikan ke kumparan dalam bentuk energilistrik.pada
kedua kumparan akan terjadi tegangan induksi. Pada kumparan primerdisebut dengan induksi
diri(self induction) dan pada kumparan sekunder disebutinduksi mutual(mutual induction).
Apabila pada ujung kumparan sekunderterdapat celah di antara elektroda posiif dan negatif
akan terjadi loncatan bungaapi.Pembakaran pada motor bensin di awali dengan percikan
bunga api pada 11 busi(titik 1) sekitar 10 derajat menjelang TMA pada akhir langkah
kompresi. pembakaran.
Komponen Sistem Pengapian Sistem pengapian harus dilengkapi dengan komponen-
komponen agarsistem tersebut menghasilkan percikan api yang kuat dan tepat untuk
membakarcampuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar.Adapun komponen-
komponen sistem pengapian,antara lain :
1.Baterai
Baterai pada sistem penngapian berfungsi sebagai sumber arus listrikuntuk rangkaian
primer sehingga dapat berbentuk medan magnet. Setelah mesin hidup, kebutuhan arus listrik
pada sistem pengapian di suplai olehsistem pengisi.

2.Kunci Kontak (ignition switch)


Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk memutuskan atau
menghubungkan arus dari baterai ke sistem pengapian. Kunci kontak juga berfungsi untuk
mematikan mesin. Dengan tidak aktifnya sistem pengapian maka mesin tidak akan hidup
karena tidak ada yng memulai pembakaran pada ruang bakar (motor bensin)

3.Koil Pengapian (Ignition Coil)


Koil pengapian berfungsi untuk menaikan tegangan baterai (12V)menjadi tegangan
tinggi dari 10.000V yang di perlukan untukmenghasilkan percikan/loncatan bunga api yang
kuat pada celah busi.Pada sistem pengapian yang modern,tegangan tinggi yang di
hasilkandapat menghasilkan dapat mencapai 30.000 sampai 40.000 V. Di dalamcoil terdapat
dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparansekunder. Kumparan primer dan
sekunder di gulung pada inti besi yangterbuat dari baja silicon tipis dan di gulung ketat.
Kumparan-kumparantersebut menaikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi
melaluiinduksi elektromanetik.
Kumparan primer koil menghubungkan terminal positif dan terminal negatif
koil.Kumparan sekunder menghubungkanterminal positif dengan terminal sekunder atau
terminal tegangan tinggi.Kumparan primer terbuat dari tembaga tebal dengan jumlah lilitan
sekitar 100 sampai 200 lilitan dengan diameter kawat 0,5 sampai 1mm. Sedangkan,
kumparan sekunder terbuat dari tembaga tipis dengan jumlah kumparan sekunder sekitar
15.000 sampai 30.000 lilitan dengandiameter kawat 0,5 sampai 0,1 mm. Koil dapat menaikan
tegangan bateraimenjadi tegangan tinggi karena 12 jumlah lilitan pada kumparan
sekunderkoil jauh lebih banyak di bandingkan dengan jumlah kumparan primer. Untuk
mencegah terjadinya konsleting, pada lapisan yang berdekatandengan satu sama lain di beri
sekat dengan kertas yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi. Seluruh ruangan kumparan
(internal resistor).
Koil dengan resistor di luar mempunyai 3 terminal, yaitu terminal positf,terminal
negatif, dan terminal tegangan tinngi (terminal sekunder). Koildengan resistor di dalam
mempunyai 4 terminal, yaitu terminal B, terminal positif, terminal nrgatif, dan terminal
tegangan tinggi. Besarnya resistansi pada rangkaian primer coil adalah 3 ohm,terdiri dari
resistansi resistor luar 1,5 ohm dan resistansi kumparan primer sebear1,5 ohm. Jika tegangan
batrai 1 koil yang tidak di lengkapi dengan resistor harus memiliki jumlah kumparan
primerkoil lebih banyak untuk memnuhi tahanan 3 ohm. Jumlah kumparan yang banyak akan
menyebabkan tegangan induksi diri lebih tinggi atau dapatmenyebabkan terjadinya gaya
lawan elektromotit lebih besar yang arahnya berlawanan dengan aliran arus dari batrai ke
koil. Hal ini akanmenyebabkan pencamapaian arus maksimum pada koil makin lambat.
III. METODELOGI
3.1 Penyetelan Katup
3.1.1 Alat dan Bahan

1) Kunci untuk memutar puli poros engkol, bisa juga pakai kunci ring 19 atau kunci
shock
2) pengukur penebang
3) Obeng
4) Kunci T
5) Kunci pas
6) Kunci ring 12
7) Mesin Toyota Kijang 4K

3.1.2 Prosedur Kerja

a) Langkah pertama adalah putar puli poros engkol menggunakan kunci puli poros
enkol hingga top 1 atau hingga piston silinder satu berada pada tma saat langkah
kompresi.
b) Stel katup in dan ex pada silinder 1 menggunakan feller gauge (in 0,2 mm, ex 0,3
mm). Sebelumnya kendorkan terlebih dahulu baut pada penumbuk katup silinder
1 menggunakan kunci pas atau ring dan stel dengan memutar baut menggunakan
obeng dan jepitkan feller gauge pada celah katup, jika sudah kencangkan mur
tetapi jangan sampai bautnya ikut berputar karena dapat mengubah setelannya
c) Selanjutnya stel katup in silinder 2 dan katup ex silinder 3(in 0,2 mm, ex 0,3 mm)
dengan cara yang sama dengan langkah ke 2.
d) Setelah itu lakukan sebaliknya, putar puli poros engkol sampai top 4, yaitu piston
silinder no. 4 pada posisi tma saat kompresi.
e) Stel katup in dan ex (in 0,2 mm, ex 0,3 mm) pada silinder no. 4.
f) Stel kayup in silinder 3 dan katup ek silinder 2 (in 0,2 mm, 0,3 mm) menggunakan
feller gauge
g) Jika sudah selesai pastikan mur dan baut dan tutup kap kepala silinder.

3.2.Penyetelan Platina
3.2.1 Alat dan Bahan

a) Kunci ring 19
b) Pengukur penebangan
c) Obeng (+)
d) Obeng (-)
e) Penguji tinggal

3.2.2 Prosedur kerja

a) Persiapkan fuller gauge, obeng (+) dan obeng (-)


b) Kunci ring 19 untuk memutar poros engkol sampai posisi TOP I yaitu silinder 1
posisi top
c) Setelah posisi top I putar pada posisi 8 derajat sebelum TMA
d) d.Lepaskan tutup distributor, rotor, dan kendurkan baut pengencang platina
menggunakan obeng (+)
e) Masukkan fuller gauge pada celah platina, celah platina ini disetel dengan standar
0,45 mm
f) Kemudian geser platina dengan obeng (-) dan kencangkan kembali baut platina
mengggunakan obeng (+)
g) Pasang kembali rotor dan tutup distributor. Jika busi dilepas, pasang kembali
sesuai dengan firing order pengapian
h) Terakhir cek kesesuaian sudut platina dengan alat dwell tester

3.3 Penyetelan Pengapian


3.3.1 Alat dan Bahan

1) Kunci busi
2) Kunci ring
3) Obeng
4) Tang
5) Pengukur penebanga
6) Penguji tinggal

3.3.2 Prosedur kerja

a) Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem


pengapian
b) Memeriksa, membesihkan dan menyetel celah busi
c) Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi
d) Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor
e) Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacuum advancer
f) Memriksa koil pengapian
g) Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut dwell
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel hasil penyetelan celah platina
Celah (mm) Dwell Kompresi
Busi 1 Busi 2 Busi 3 Busi 4
0,35 25º 170 145 130 150

Tabel hasil penyetelan katup


Celah katup Dwell Kompresi
(mm)
In Ex Busi 1 Busi 2 Busi 3 Busi 4
0,25 0,35 25º 158 152 139 160

4.2 Pembahasan
Pada praktikum minggu lalu telah melaksanakan penyetelan katup,penyetelan platina
dan penyetelan pengapian pada mesin toyota 4k.Pada penyetalan tersebut didapatkan data
seperti tabel diatas.Pada penyetelan platina pada minggu lalu terdapat suatu kesalahan dimana
ada salah satu katup yang celah platinanya terlalu lebar yang mengakibatkan tekanan
kompresi menjenjadi rendah. Pada setiap kelompok sudah ditentukan menyetel platina
dengan ukuran celah yang berbeda beda, pada kelompok kami mendapatkan tugas untuk
menytel celah katup in 0,25 mm dan katup ex 0,35 mm.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penyetelan katup, penyetelan platina, dan penyetalan pengapian pada
mesin TOYOTA 4K penting dalam pemeliharaan mesin yang memastikan kinerja yang
optimal. Penyetelan katup memastikan bahwa klep pada mesin terbuka dan tertutup dengan
benar, penyetelan platina mengontrol arus listrik dalam sistem pengapian, dan penyetalan
pengapian mengatur waktu penyalaan bahan bakar dalam silinder mesin. Semua langkah ini
penting untuk memastikan mesin berfungsi dengan efisien, mengurangi konsumsi bahan
bakar, dan mengoptimalkan daya mesin. Jadi, pemeliharaan yang tepat pada ketiga komponen
ini sangat penting untuk menjaga kinerja mesin yang baik.

Anda mungkin juga menyukai