Anda di halaman 1dari 7

6 Sistem Pelumasan Dalam Dunia

Industri
May 23, 2019 Industri dan Pabrik - no comments
Apapun yang berkaitan dengan gesekan, pasti akan membutuhkan sistem pelumasan
atau lubrication system Indonesia. Dari mulai hal yang sederhana seperti gesekan yang
terjadi pada komponen pintu, gesekan pada mesin kendaraan bermotor, dan yang paling rumit
yaitu gesekan pada mesin khususnya dalam industri pertambangan. Apalagi mesin yang
digunakan bukanlah berukuran kecil dan harus bekerja secara penuh 7 hari 24 jam. Pada
mesin seperti ini, tentu saja menggunakan sistem pelumasan yang tepat sangatlah penting.
Namun, sebelum menentukan sistem pelumasan yang tepat, tentu saja terlebih dahulu Anda
harus mengetahui apa sajakah pilihan sistem pelumasan dalam  dunia industri, yaitu:
 Manual lubrication
Pada sistem ini, pelumasan dilakukan secara manual menggunakan beberapa komponen yang
bukan bagian dari mesin. Seperti pompa portabel, wadah pelumas, dan berbagai komponen
lainnya. Saat ini semakin banyak komponen pendukung pelumasan dengan sistem ini untuk
mempermudah proses kerjanya. Dari mulai proses mengidentifikasi titik pelumasan, untuk
akurasi, dan sebagainya.

 Dual-line lubrication systems


Sistem ini pada umumnya digunakan untuk melumasi beberapa titik pelumasan pada mesin
dengan skala besar dan operasi dengan tekanan tinggi. Sistem ini bisa semakin dikembangkan
hingga sangat kompleks dan panjang, bahkan bisa mencapai 60 meter. Dalam sistem ini akan
menggunakan jumlah pelumasan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan adanya cabang
pada jalur utamanya.

 Progressive systems
Sistem pelumasan ini dapat digunakan pada mesin berukuran kecil sampai sedang, dengan
titik pelumasan yang tersebar dan membutuhkan jumlah pelumasan yang bervariasi. Sistem
pelumasan ini terdiri dari adanya pompa yang terhubung dengan satu atau lebih perangkat
pengukuran utama. Bahkan, jika jumlah titik pelumasan semakin banya, maka perangkat
pengukuran level kedua atau second level meetering dapat juga dihubungkan dengan
perangkat primer.
 Automatic lubrication systems
Sistem ini akan secara otomatis mengeluarkan pelumas dalam jumlah yang tepat ke seluruh
titik pelumasan pada saat mesin mulai bekerja. Dibandingkan dengan sistem pelumasan
manual, sistem ini jauh lebih efektif dan hemat biaya karena mencegah adanya masalah pada
pelumasan akibat human error. Namun, hal tersebut hanya dapat terjadi jika instalasi sistem
pelumasan jenis ini dilakukan secara benar.
 Volumetric single-line systems
Sistem ini didasarkan pada PDI atau Positive Displacement Injectors. Volume pelumas yang
akan dialirkan pada titik pelumas telah ditentukan sebelumnya dan nilainya tidak dipengaruhi
oleh suhu maupun tingkat kekentalan pelumas.
 Single-point lubricators
Ini merupakan sistem pelumasan yang banyak digunakan oleh pabrik saat ini. Sebab sistem
ini mudah untuk diinstal dan tidak membutuhkan investasi keuangan secara khusus. Hanya
membutuhkan sedikit langkah menggunakan sekrup ke unit titik pelumasan, atur waktu
1
pelumasan, dan sistem ini sudah dapat bekerja. Namun, instalasi harus dilakukan oleh orang-
orang yang paham karena jika tidak maka akan mempercepat kerusakan seluruh bantalannya

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian sistem pelumasan Sistem Pelumasan adalah
zat kimia yang umumnya cairan yang diberikan diantara dua benda bergerak untuk
mengurangi gaya gesek, Pelumasan berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan
dua permukaan yang berhubungan, cairan minyak lumas merupakan salah satu dari empat
fase benda yang volumenya tetap dalam kondisi suhu dan tekanan tetap. Dari empat fase
benda tersebut adalah zat cair, padat, gas dan massa jenis, cairan termasuk golongan fluida
yang mana disebut zat cair. Didalam hukum aliran viskos geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekanya. Minyak lumas memiliki kekentalan yang
berbeda-beda, kekentalan (viskositas) pelumas diklasifikasikan secara khusus oleh
international organization for standardization (ISO). 1. Pada suhu mesin Tinggi kekentalan oli
cenderung turun dan oli mengalami pemuaian volume, sebaliknya bila suhu mesin rendah
maka kekentalan oli cenderung meningkat dan oli mengalami penyusutan volume, Oli
mengalami perubahan bila terjadi perubahan temperature, Volume suatu zat berhubungan
dengan besarnya massa jenis zat tersebut jika volume bergantung pada temperatur maka
massa jenis juga bergantung pada temperature. 2. Dari beberapa faktor diatas, temperatur
minyak lumas sangat berperan penting dalam sebuah pelumasan pada mesin, karena apabila
temperatur minyak lumas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kurangnya efisiensi dari
pelumasan tersebut. Naiknya temperatur minyak lumas dapat disebabkan oleh beberapa hal,
seperti kurangnya penyerapan pada Lubricating Oil Cooler dan hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti terjadinya penyumbatan pada pipa-pipa kapilar pada lubricating oil
cooler serta dapat juga disebabkan oleh volume media pendingin yang masuk ke lubricating
oil cooler tidak sebanding dengan minyak lumas yang diinginkan. Selain hal diatas temperatur
media pendingin yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan naiknya temperatur minyak
lumas, Adapun faktor lain yang dapat menyebabkankan naiknya temperatur minyak lumas
seperti terjadinya kebocoran pembakaran yang masuk kecrank case, serta pemakaian minyak
lumas yang sudah melebihi jam kerja atau minyak lumas yang sudah tidak layak pakai akan
mengalami kenaikan temperatur dengan cepat jika terus menerus digunakan. Untuk itu pada
sistem pelumasan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga temperatur dari
minyak lumas, sehingga tercipta pelumasan yang lebih efisien dan komponen mesin yang
bergerak tidak terjadi kerusakan serta mesin dapat beroperasi lebih lama, tahan lama serta
pemaikan jangka panjang dioperasikan terus menerus. Fungsi lain dari Sistem Pelumasan
adalah Untuk mendinginkan Mesin dengan cara menyerap panas dari bantalan-bantalan
silinder dan bagian-bagian lainnya yang saling bergesekan. Selain itu juga lapisan film
minyak pelumas pada dinding silinder (cylinder liner) juga harus berfungsi sebagai sebuah
3
seal, sehingga dapat mencegah keluarnya gas-gas pembakaran melewati pegas torak yang
akhirnya menentukan sekali terhadap kerja mesin maupun long life time dari mesin tersebut.
Seperti kita ketahui bersama fungsi dari suatu sistem pelumasan adalah untuk menyediakan
minyak pelumas yang cukup dan bersih ke dalam mesin untuk melumasi secara efektif dan
cukup terhadap semua bagian yang saling bergesekan dan bergerak yang terjadi di dalam
mesin itu sendiri. 2.2 Fungsi Pelumasan Fungsi sistem pelumasan adalah untuk menurunkan
atau mengurangi terjadinya keausan antara bagian-bagian yang saling bergesekan, sehingga
dapat meningkatkan output tenaga dan long life time dari mesin. Bila mesin pelumasannya
kurang baik, maka dapat mengakibatkan keausan dan kerusakan pada mesin. Sistem
pelumasan ini memiliki beberapa fungsi dan tujuan, antara lain: a. Mengurangi gesekan serta
mencegah keausan dan panas, dengan cara yaitu oli membentuk suatu lapisan tipis (oil film)
untuk mencegah kontak langsung permukaan logam dengan logam. b. Sebagai media
pendingin, yaitu dengan menyerap panas dari bagianbagian yang mendapat pelumasan dan
kemudian membawa serta memindahkannya pada sistem pendingin. c. Sebagai bahan
pembersih, yaitu dengan mengeluarkan kotoran pada bagian-bagian mesin. d. Mencegah karat
pada bagian-bagian mesin. e. Mencegah terjadinya kebocoran gas hasil pembakaran. f.
Sebagai perantara oksidasi. 2.3 Jenis Pelumasan 1. Jenis Pelumasan Menurut Bahan Dasarnya
a. Pelumas mineral (pelikan) yang berasal dari minyak bumi. Mineral yang terbaik digunakan
untuk pelumas mesin-mesin diesel otomotif, kapal, dan industri. b. Pelumas nabati, yaitu yang
terbuat dari bahan lemak binatang atau tumbuh-tumbuhan. Sifat penting yang dipunyai
pelumas nabati ini ialah bebas sulfur atau belerang, tetapi tidak tahan suhu tinggi, sehingga
untuk mendapatkan sifat gabungan yang baik biasanya sering dicampur dengan bahan
pelumas yang berasal dari bahan minyak mineral, biasa disebut juga compound oil. c.
Pelumas sintetik, yaitu pelumas yang bukan berasal dari nabati ataupun mineral. Minyak
pelumas ini berasal dari suatu bahan yang dihasilkan dari pengolahan tersendiri. Pada
umumnya pelumas sintetik mempunyai sifatsifat khusus, seperti daya tahan terhadap suhu
tinggi yang lebih baik daripada pelumas mineral atau nabati, daya tahan terhadap asam, dll 2.
Jenis Pelumasan berdasarkan viscosity atau kekentalan a. Oli monograde, yaitu oli yang
indeks kekentalannya dinyatakan hanya satu angka. b. Oli multigrade, yaitu oli yang indeks
kekentalannya dinyatakan dalam lebih dari satu angka. 2.4 Ciri-ciri Fisik dan Sifat Pada
Minyak Lumas Ciri-ciri Fisik Pada Minyak Lumas, Yaitu : 1. Viscosity Viscosity atau
kekentalan suatu minyak pelumas adalah pengukuran dari mengalirnya bahan cair dari
minyak pelumas, dihitung dalam ukuran standard. Makin besar perlawanannya untuk
mengalir, berarti makin tinggi viscosity-nya, begitu juga sebaliknya. 2. Viscosity Index Tinggi
4
rendahnya indeks ini menunjukkan ketahanan kekentalan minyak pelumas terhadap
perubahan suhu. Makin tinggi angka indeks minyak pelumas, makin kecil perubahan
viscosity-nya pada penurunan atau kenaikan suhu. Nilai viscosity index ini dibagi dalam 3
golongan, yaitu: a. HVI (High Viscosity Index) di atas 80. b. MVI (Medium Viscosity Index)
40 – 80. c. LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40. Sifat-sifat Penting Pada Minyak Lumas,
Yaitu : Selain ciri-ciri fisik yang penting seperti telah dijelaskan sebelumnya, minyak pelumas
juga memiliki sifat-sifat penting, yaitu: 1. Sifat kebasaan (alkalinity) Untuk menetralisir asam-
asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar (gas buang) dan asam-asam yang terbentuk
karena terjadinya oksidasi. 2. Sifat detergency dan dispersancy Sifat detergency untuk
membersihkan saluran-saluran maupun bagianbagian dari mesin yang dilalui minyak
pelumas, sehingga tidak terjadi penyumbatan. Sifat dispersancy untuk menjadikan kotoran-
kotoran yang dibawa oleh minyak pelumas tidak menjadi mengendap, yang lama-kelamaan
dapat menjadi semacam lumpur (sludge). Dengan sifat dispersancy ini, kotoran-kotoran tadi
dipecah menjadi partikel-partikel yang cukup halus serta diikat sedemikian rupa sehingga
partikel-partikel tadi tetap mengembang di dalam minyak pelumas dan dapat dibawa di dalam
peredarannya melalui sistem penyaringan. Partikel yang bisa tersaring oleh filter, akan
tertahan dan dapat dibuang sewaktu diadakan pembersihan atau penggantian filter elemennya.
2.5 Tujuan Pelumasan 1. Untuk mengurangi gesekan Yaitu karena mesin terdiri beberapa
komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu
dengan yang lainnya akan menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas. Guna
mengurangi gesekan maka antara bagian yang dilapisi oli pelumas. 2. Sebagai peredam Yaitu
karena piston, piston batang dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang
berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan
benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara
bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus. 3.
Sebagai anti karat Karena sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli,
sehingga mencegah kontak langsung antar logam dengan udara maupun air dan terbentuknya
karat dapat dihindari. 4. Mengendalikan terjadinya getaran Jadi disini mempunyai aspek yaitu
menjaga kelemahan bahan karena beban-beban ekstra dari getaran-getaran mesin. 5. Sebagai
penghantar panas Karena pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas pada mesinmesin
dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan bantalan sebagai akibat
dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas
dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin. 2.6 Persyaratan
Minyak Lumas Suatu pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai
5
berikut : a. Memelihara film minyak lumas yang baik pada dinding silinder, torak, dan cincin
torak b. Mencegah Pelekatan cincin torak c. Merapatkan kompresi dalam silinder d. Tidak
meninggalkan endapan karbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang
buang, lubang bilas. e. Tidak melapiskan cat pada permukaan torak suatu silinder f. Mencegah
keausan bantalan g. Mencuci bagian dalam mesin h. Tidak membentuk lumpur, penyumbatan
saluran minyak, lapisan dan saringan atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak
(oil cooler)

6
1. Mengendalikan Gesekan
Gesekan pada komponen-komponen yang bekerja pada sistem pelumasan akan menimbulkan
panas, sehingga dapat memicu timbulnya keausan yang berlebih.

2. Mengendalikan Suhu
Dalam mengendalikan suhu, sistem temperatur pelumas secara langsung menyesuaikan dan
bereaksi pada suhu komponen yang memanas akibat bekerja satu sama lain.

3. Mengendalikan Korosi
Tingkat perlindungan korosi yang diberikan tergantung pada lingkungan di tempat permukaan
logam yang dilumasi itu bekerja
4. Mengendalikan Keausan
Keausan yang terjadi pada sistem pelumasan disebabkan oleh 3 (tiga) hal, yaitu abrasi, korosi,
dan kontak antara logam dengan logam.

5. Mengisolasi Listrik
Pada beberapa penggunaan khusus, pelumas dituntut untuk bersifat sebagai isolator listrik.

6. Meredam Kejutan
Fungsi dari pelumas sebagai fluida peredam kejutan dilakukan dengan 2 (dua) cara. Pertama,
yang sangat dikenal adalah memindahkan tenaga mekanik ke tenaga fluida seperti dalam
peredam kejut otomotif (shock absorbser).
7. Pembersih Kotoran
Pelumas disebut sebagai pembersih atau pembilas kotoran yang masuk di dalam sistem
karena adanya partikel padat yang terperangkap diantara permukaan logam yang
dilumasi.

8. Memindahkan Tenaga
Salah satu peningkatan fungsi pelumas modern adalah media hidrolik.

9. Membentuk Sekat
Minyak Pelumas sendiri bersifat sebagai sekat, yaitu pelumas yang tinggi viskositasnya
akan berfungsi sebagai sekat dari celah yang lebih lebar.

Anda mungkin juga menyukai