Anda di halaman 1dari 3

Nama : Belly Gama Putra

Nim : 0302181419018

Jurusan : Teknik pertambangan

Shift : B2 (Senin, 13.00 – 15.00)

Kelompok : 1

A. Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan
terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas sering diartikan sebagai kekentalan.
Viskositas sebenarnya disebabkan oleh kohesi dan pertukaran momentum molekuler di antara
lapisan-lapisan fluida dan pada waktu berlangsungnya aliran, efek ini terlihat sebagai tegangan
tangensial atau tegangan geser di antara lapisan yang bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan,
akan menyebabkan lapisan fluida yang lebih dekat pada plat yang bergerak, dan akan diperoleh
kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih jauh. Cairan yang mempunyai viskositas lebih
tinggi akan lebih lambat mengalir didalam pipa dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih
rendah. Sebuah benda yang bergerak dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi mengalami
gaya gesek viskositas yang lebih besar daripada jika benda tersebut bergerak didalam fluida yang
viskositasnya lebih rendah. Tujuan mempelajari viskositas ini adalah memahami bahwa benda yang
bergerak di dalam fluida akan mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida
tersebut. Selain itu, dapat menentukan koefisien kekentalan dari fluida. Faktor-faktor yang
mempengaruhi viskositas antara lain adalah koefisien kekentalan zat cair itu sendiri, massa jenis
dari fluida tersebut, bentuk atau besar dari partikel fluida tersebut, karena cairan yang partikelnya
besar dan berbentuk tak teratur lebih tinggi dari pada yang partikelnya kecil dan bentuknya teratur.
Selain itu juga suhu, semakin tinggi suhu cairan semakin kecil viskositasnya, semakin rendah
suhunya maka semakin besar viskositasnya.

B. Aplikasi Teori Aplikasi dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas mesin ini
biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli
yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin kendaraan
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini adalah bagian yang sangat penting
sekali karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir.
Sehingga sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu koefisien
kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Memilih dan menggunakan oli yang baik dan
benar untuk kendaraan bermotor merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan
kendaraan agar tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan. Masyarakat umum beranggapan
bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain, yakni
sebagai pendingin, pelindung karat, pembersih dan penutup celah pada dinding mesin. Sebagai
pelumas mesin oli akan membuat gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus
dengan cara masuk kedalam celah-celah mesin, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu
kerja yang ideal. Viskositas dari oli sangat diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek yang
ditimbulkan oleh mesin yang bergerak dan terkontak satu terhadap yang lain sehingga mencegah
terjadinya keausan. Pada permesinan bagian yang paling sering bergesekan adalah piston, ada
banyak bagian lain namun gesekannya tak sebesar yang dialami piston. Disinilah kegunaan oli. Oli
memisahkan kedua permukaan yang berhubungan sehingga gesekan pada piston diperkecil. Selain
itu, oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-
1600 derajat celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin, sehingga mesin tidak over heat
(sebagai pendingin). Pembersih mesin dari sisa pembakaran dan deposit senyawa karbon yang
masuk dalam ruang bakar supaya tidak muncul endapan lumpur. Teknologi mesin yang terus
berkembang menuntut kerja pelumas semakin lengkap, seperti penambahan anti karat dan anti
foam. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada
oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang
terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada
temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan.
Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur
terendah ketika mesin dioperasikan karena nilai viskositas masing-masing oli akan berkurang jika
suhu cairan dinaikkan. Suhu semakin tinggi diikuti makin rendahnya viskositas oli atau sebaliknya.
Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh oli antara lain : 1. Viskositas harus
cukup kental untuk menahan agar bagian peralatan yang bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus
mencegah kebocoran dari segel. 2. Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan
masih dingin. 3. Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan. 4. Tahan
terhadap oksidasi suhu tinggi. 5. Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk menyerap
endapan atau lumpur yanga terbentuk. 6. Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk dari
segel yang bocor. Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume maupun
kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan semakin kecil, namun disisi lain
mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi pompa oli. Oleh sebab itu, peruntukkan bagi mesin
kendaraan Baru (dan/atau relatif baru berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk
menggunakan oli dengan tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab seluruh komponen mesin
baru (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah dinding yang sangat kecil, sehingga
akan sulit dimasuki oleh oli yang memiliki kekentalan tinggi. Selain itu kandungan aditif dalam oli,
akan membuat lapisan film pada dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus
mencegah timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama.
Disamping itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil
sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli. Oli jenis mesin diesel ini memerlukan tambahan
aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih karena menghasilkan kontaminasi
jelaga sisa pembakaran yang tinggi. Sedangkan bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka
tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kireja mesin bahkan
merusaknya. Tingkat kekentalan oli disebut Viscosity Grade, yaitu ukuran kekentalan dan
kemampuan oli untuk mengalir pada temperatur tertentu menjadi prioritas terpenting dalam
memilih oli. Kode pengenal oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of
Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat
kekentalan oli tersebut. Misalnya oli yang bertuliskan SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki
tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas.
Semakin besar angka yang mengikuti kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut.
Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter.
Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi
ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada
kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE.

Anda mungkin juga menyukai