Anda di halaman 1dari 112

SKRIPSI

PERENCANAAN PEMANFAATAN AREA DISPOSAL 1


PERUNTUKKAN REKLAMASI DI TAMBANG BATU KAPUR
PT SEMEN BATURAJA (PERSERO),Tbk. KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU, SUMATERA SELATAN

OLEH :
HESTI KHAIRUNISA
03021281419169

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
SKRIPSI

PERENCANAAN PEMANFAATAN AREA DISPOSAL 1


PERUNTUKKAN REKLAMASI DI TAMBANG BATU KAPUR
PT SEMEN BATURAJA (PERSERO),Tbk. KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU, SUMATERA SELATAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

OLEH :
HESTI KHAIRUNISA
03021281419169

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
RIWAYAT HIDUP

Hesti Khairunisa. Anak perempuan yang lahir di


Baturaja, pada tanggal 29 Oktober 1996. Anak kedua
dari tiga bersaudara dari pasangan Wuriyanto dan Nina
Kurniasih. Mengawali pendidikan tingkat dasar di
Sekolah Dasar Negeri 4 OKU tahun 2002. Tahun 2008
melanjutkan pendidikan tingkat pertama di SMPN 1
OKU. Selanjutnya tahun 2011 melanjutkan pendidikan
tingakat atas di SMAN 4 OKU .
Penulis berhasil masuk menjadi mahasiswi melalui Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama menjadi mahasiswi Universitas
Sriwijaya, penulis aktif pada organisasi Komunitas Sains Teknik (KST) sebagai
wakil ketua Departemen Media dan Informasi periode 2015-2016 dan organisasi
Persatuan Mahasiswa Pertambangan (Permata), sebagai anggota Departemen Seni
dan Olahraga periode 2015-2017. Selain itu, penulis akif mengikuti seminar
internal kampus. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, penulis juga memperoleh
beasiswa Bidik Misi dari Pemerintah pada tahun 2014-2018.
HALAMAN PERSEMBAHAN

Katakanlah Muhammad” wahai Tuhan Pemilik kekuasaan kepada siapapun yang


Engkau kehendaki,dan Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang Engkau
hendaki.Engkau muliakan siapapun yang engkau kehendakidan Engkau hnakan
siapapun yang Engkau kehendaki.Di tangan Engkaulah segala
kebajikan.Sungguh,Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Teruntuk yang sangat berarti dihidupku, Sang Pemilik Ilmu Allah SWT dan
Rasulullah SAW yang amat aku rindukan syafa’atnya di akhir zaman .

Skripsi ini saya persembahkan untuk:


Ibunda Nina Kurniasih dan ayahanda Alm.Wuriyanto,yang selalu memberikan
kepadaku kasih sayang tak terhingga, perjuangan yang tak pernah henti agar aku
bisa menjadi orang yang bermanfaat, dan yang selalu mendoakanku agar jalanku
selalu dipermudahkan .Ayuk-ku Rini rahmalia dan adek-ku Rihadatul aliya. Serta
tak lupa juga nenek tercinta yang selalu mendoakan cucunya ini Yuyu
Partini.Serta keluarga besar Sadir Rahardjo dan Yusuf Rofai terimakasih perhatian
dan dukungannya.

Terima Kasih Kepada:


 Prof.Dr.Ir Eddy Ibrahim,M.S. dan Bu Ir.Hj.Hartini Iskandar,M.Si yang telah
membimbing dalam penyelesaian Skripsi

 Staff dan Karyawan Jurusan Teknik Pertambangan Unsri

 Staff dan Karyawan PT Semen Baturaja yang membantu dan menjadi


keluargaku dalam penyelesaian tugas akhir,kita bisaa!!!... bisaa aajaaa..

 Adik-adik dan pengajar di TPA Q.S 734

 Asisten Laboraturium Fisika Dasar beserta Analis yang selalu hangat yaitu uni
Ani dan Mba Olive, serta Keluarga besar SENOR Permata. Lets get rock!

 Imamku yang sekarang entah dimana, karena kaulah aku selalu tegar dan
semangat menjalani hari-hariku.

 Keluargaku di Citra yang sabar luar biasa (Arif Baihaqi, Uda , Aji dan Mayang)
, serta teman-temanku ciwi-ciwi tambang dan creaminers
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Berkah dan Karunia-Nya sehingga laporan skripsi yang berjudul “Perencanaan
Pemanfaatan Area Disposal 1 Peruntukkan Reklamasi di Tambang Batu Kapur PT
Semen Baturaja (Persero),Tbk. Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan ”
ini dapat terselesaikan dengan baik di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Ucapan terima kasih diaturkan kepada Prof. Dr. Ir. Eddy Ibrahim, MS. dan Ir.
Hj. Hartini Iskandar, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi. Dalam kesempatan
ini,ucapan terima kasih diberikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan tugas akhir ini, antara lain:
1. Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE., selaku Rektor Universitas Sriwijaya
2. Prof. Ir. Subriyer Nasir, MS., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya.
3. Hj. Rr.Harminuke Eko Handayani, ST., MT.,dan Bochori, ST., MT., selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
4. Hj.Wenny Herlina,ST.MT.,selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Semua dosen pengajar dan staff karyawan pada Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
6. Arifiyanto Kemala H, S.T. selaku Pembimbing Lapangan di PT. Semen Baturaja
(Persero),Tbk.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini..
Penulis menyadari bahwa substansi laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Inderalaya, Mei 2018

Penulis

vii Universitas Sriwijaya


RINGKASAN

PERENCANAAN PEMANFAATAN AREA DISPOSAL 1 PERUNTUKKAN


REKLAMASI DI TAMBANG BATU KAPUR PT SEMEN BATURAJA
(PERSERO),Tbk. KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATERA
SELATAN
Karya Tulis Ilmiah berupa skripsi ,23 April 2018

Hesti Khairunisa: dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Eddy Ibrahim, MS. dan Ir. Hj.
Hartini Iskandar, M.Si.

Utilization Planning Of Disposal Area 1 For Reclamation on Limestone Mine PT


Semen Baturaja (Persero),Tbk. Ogan Komering Ulu, South Sumatera
xi + 93 halaman, 15 gambar, 55 Tabel, 8 Lampiran

RINGKASAN

PT Semen Baturaja (Persero),Tbk. merupakan perusahaan tambang batu kapur


terletak di Baturaja, Sumatera Selatan. Dengan luas IUP batu kapur 103,4 ha, lokasi
penambangan PT Semen Baturaja (Persero)Tbk, terletak di Desar Pusar Kecamatan
Baturaja Timur OKU, Provinsi Sumatera Selatan. Saat melakukan penambangan
batu kapur terdapat material tidak berharga yang disebut overburden, dimana
overburden tersebut dibuang ke area disposal. Pada PT Semen Baturaja (Persero)
Tbk, timbunan overburden di area disposal 1 lahan telah menjadi lahan yang siap
untuk dilakukan reklamasi, dan diharapkan menjadi lahan yang produktif serta lebih
baik dibandingkan kedaan sebelumnya . Adapun tahapan perencanaan reklamasi
area disposal 1 ini seperti, penataan lahan dilakukan oleh bulldozer dengan
kapasitas blade 3,89 m3. Pada lahan reklamasi seluas 3,19 Ha ini dilakukan
penaburan tanah pucuk dengan volume yang dibutuhkan ialah 15.950 m3, yang
berasal dari penambangan itu sendiri karena sesuai dengan sequence penambangan.
Saluran drainase pada perencanaan ini memiliki luas catchment area sebesar 6,5
Ha. Sehingga semakin besar luas catchment area, maka semakin besar pula dimensi
saluran yang dibentuk. Revegetasi dilakukan berdasarkan data penyebaran jenis
tanah di Kabupaten Ogan Komering Ulu, rona awal lingkungan PT Semen Baturaja
(Persero),Tbk dan pengukuran kandungan tanah, jenis tanah di lokasi penelitian
adalah Podsolik merah kekuningan,alluvial,dan regosol. Tanaman yang cocok
untuk ditanam adalah pohon mahoni dan LCC ,dengan jumlah bibit sebanyak 2.194
bibit. Pada perencanaan reklamasi ini juga perlu dilakukan rincian biaya langsung
sebesar Rp.123.604.927,85. Dan biaya tak langsung sebesar Rp.44.374.169,10.
Sehingga perencanaan total biaya yang dikeluarkan untuk reklamasi area disposal
1 ini adalah Rp. 167.979.096,95.

Kata Kunci : Penataan lahan, penaburan tanah pucuk, drainase, revegetasi, biaya

ix Universitas Sriwijaya
4

SUMMARY
UTILIZATION PLANNING OF DISPOSAL AREA 1 FOR RECLAMATION
ON LIMESTONE MINE PT.SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk. OGAN
KOMERING ULU,SOUTH SUMATERA
Scientific Paper in the form of Skripsi, 22 Maret 2018

Hesti Khairunisa : supervised by Prof. Dr. Ir. Eddy Ibrahim, MS. and Ir. Hj. Hartini
Iskandar, M.Si.

Perencanaan Pemanfaatan Area Disposal 1 Peruntukkan Reklamasi Di Tambang


Batu Kapur PT Semen Baturaja (Persero),Tbk. Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan

xi + 93 pages, 15 pictures, 55 tables, 8 attachments

SUMMARY

PT Semen Baturaja (Persero),Tbk is limestone mine company in Baturaja, South


Sumatera. Which have attempt permit of mining width is 103,4 ha, location of
mining PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, located in Pusar village east Baturaja
district OKU,south sumatera Province. When company did mining of limestone had
uncosted material call is overburden, which that overburden throw to disposal area.
In PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, overburden in disposal area 1,have ready for
do reclamation and wish that be land which productive and better than before.There
are step reclamation planning this disposal area 1 be land stucturing done by
bulldozer with blade capacity 3,89 m3. In this reclamation land width is 3,19 Ha
will spread tip of soil have volume to need are 15.950 m3,which come from that
mining processing because it’s appropriate with mining sequence. Drainase trench
on this planning have width of catchment area is 0,65 Ha. So if width of catchment
is bigger, it is mean that dimention bigger too. Revegetation did base on soil species
spreading in Ogan Komering Ulu regency,first condition of PT.Semen Baturaja
(Persero),Tbk and soil contens measuring,species of soil in that location are red
rather yellow podsolik,alluvial and regosol. Exact plant for this location are sengon
tree and LCC, with total of seed are 2194. On this reclamation planning did details
of direct cost is 119.968.018,66 IDR. And indirect cost is 43.068.518,70 IDR. Till
in this planning total cost to need for reclamation disposal area 1 is 163.036.537,36
IDR.

Keywords : land stucturing, spread tip of soil,drainase,revegetation,cost

Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Halaman Pernyataan Integritas ........................................................................ iv
Riwayat Hidup ................................................................................................. v
Halaman Persembahan ..................................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................. vii
Ringkasan ........................................................................................................ viii
Summary ......................................................................................................... ix
Daftar Isi........................................................................................................... x
Daftar Gambar .................................................................................................. xii
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3. Pembatasan Masalah ............................................................................ 2
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................. 2
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................ 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Reklamasi. .......................................................................... 4
2.2. Dasar Hukum Kegiatan Reklamasi ...................................................... 4
2.3. Perencanaan Kegiatan Reklamasi ........................................................ 5
2.3.1. Penataan Lahan........................................................................... 6
2.3.1.1. Kestabilan Lereng ........................................................ 10
2.3.1.1. Penebaran Tanah Pucuk .............................................. 12
2.3.2. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi.......................................... 13
2.3.3. Revegetasi .................................................................................. 26
2.3.3. Pemeliharaan .............................................................................. 27
2.4. Biaya Rencana Reklamasi. ................................................................... 27
2.4.1. Biaya Langsung .......................................................................... 27
2.4.2. Biaya Tidak Langsung ............................................................... 28
2.4.3. Total Biaya ................................................................................. 28

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1. Waktu dan tempat Penelitian ................................................................ 29
3.2. Lokasi Penelitian .................................................................................. 29
3.3. Metode Penelitian ................................................................................. 30
3.3.1. Studi Literatur…………………………............................. ……... 30
3.3.2. Orientasi Lapangan .................................................................. 31

ix Universitas Sriwijaya
5

3.3.3. Pengambilan Data .................................................................... 31


3.3.4. Pengolahan Data ...................................................................... 32
3.3.5. Hasil dan Pembahasan ............................................................. 36
3.3.6. Kesimpulan dan Saran ............................................................. 37

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Perencanaan Reklamasi ........................................................................ 38
4.1.1. Lahan yang Direklamasi ............................................................... 38
4.1.2. Teknik dan Peralatan Reklamasi .................................................. 39
4.1.2.1. Perencanaan Penataan Lahan ........................................... 39
4.1.2.2. Perencanaan Kebutuhan Penaburan Tanah Pucuk ........... 40
4.1.2.3. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi................................ 41
4.1.4.1. Perencanaan Revegetasi ................................................... 43
4.1.4.1. Pemeliharaan ................................................................... 46
4.2.Perencanaan Biaya Reklamasi ............................................................... 46
4.2.1. Biaya Langsung ............................................................................ 47
4.2.1.1. Biaya Penatagunaan Lahan .............................................. 47
4.2.1.2. Biaya Revegetasi .............................................................. 47
4.2.2. Biaya Tidak Langsung .................................................................. 48
4.2.3. Total Biaya.................................................................................... 49

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 51
5.2. Saran ..................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53

Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1. Bulldozer ................................................................................................ 7
2.2. Motor Grader.......................................................................................... 9
2.3. Excavator Backhoe ................................................................................. 9
2.4. Dumptruck. ............................................................................................. 10
3.1. Peta Kesampaian Daerah ........................................................................ 30
3.2. Diagram Alur Penelitian ......................................................................... 37
4.1. Kondisi Awal Lahan Area Disposal 1 .................................................... 38
4.2. Lahan Reklamasi Area Disposal 1 ......................................................... 39
4.3. Desain Lereng Area Disposal 1 .............................................................. 40
4.4. Daerah Penampang Perencanaan Saluran Drainase ............................... 42
4.5. Penampang Saluran Rencana Drainase Area Disposal 1 ....................... 43
4.6. Kondisi Tanah pada 3 sampel di Area Disposal 1
Menggunakan alat DHL ......................................................................... 44

ix Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL

Halaman
2.1. Efisiensi Kerja pada Operating Bulldozer .............................................. 7
2.2. Blade Fill Factor Bulldozer ................................................................... 7
2.3. Waktu Pemindahan Gigi ......................................................................... 8
2.4. Hubungan Nilai Faktor Keamanan Lereng dan Intensitas Longsor ....... 11
2.5. Hubungan Derajat Kemiringan dengan Pengaruh terhadap Lahan
Revegetasi ............................................................................................... 11
2.6. Jenis Tanah dan Nilai Faktor Erodibilitas Tanah ................................... 15
2.7. Nilai Faktor Pengelolaan Tanaman ....................................................... 16
2.8. Indeks Faktor P (Teknik Konversi) ........................................................ 17
2.9. Reduced Mean (Yn) Untuk Distribusi Gumbel ....................................... 19
2.10. Reduced Variate (YT) Fungsi Periode Ulang Gumbel............................ 19
2.11. Reduced Standard Deviation (Sn)Untuk Distribusi Gumbel .................. 20
2.12. Koefisien Limpasan pada Berbagai Kondisi .......................................... 22
2.13. Koefisien Manning ................................................................................. 23
2.14. Swell Factor Berbagai Mineral ............................................................... 25
2.15. Faktor Koreksi Bucket ............................................................................ 26
2.16. Faktor Efisiensi Kerja Alat Berat ........................................................... 26
3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................................... 29
3.2. Metode Penelitian ................................................................................... 36
4.1. Ketetapan Kestabilan Lereng Area Disposal 1 ....................................... 40
4.2. Panjang Akar Pohon yang Sering Ditanam di PT Semen Baturaja ........ 41
4.3. Kesesuaian Angka pada TDS dengan Jenis Tanah ................................. 44
4.4. Pemilihan Tanaman untuk Area Disposal 1 ........................................... 45
4.5. Kesesuaian Kondisi Lahan Reklamasi Terhadap Syarat Tumbuh
Tanaman Mahoni .................................................................................... 46
4.6. Total Biaya Reklamasi ............................................................................ 49
4.7. Jadwal Kegiatan Perencanaan Reklamasi ............................................... 49

xiii Universitas Sriwijaya


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
A. Desain Perencanaan Reklamasi Area Disposal 1 ................................... 55
B. Perhitungan Tingkat Erosi ...................................................................... 59
C. Spesifikasi Alat ....................................................................................... 62
D. Produktivitas Alat ................................................................................... 64
E. Data Curah Hujan Tahun 2007-2016 di Ogan Komering Ulu ................ 72
F. Pengolahan Data Saluran Drainase ......................................................... 73
G. Penentuan Jenis Tanah ............................................................................ 81
H. Rincian Biaya Langsung dan Tidak Langsung ....................................... 82
A.1. Peta Situasi Tambang Batu Kapur .......................................................... 55
A.2. Area Kerja Penatagunaan Lahan ............................................................ 56
A.3. Area Kerja Pembuatan Drainase ............................................................ 57
A.4. Perencanaan Reklamasi Area Disposal 1 ............................................... 58
B.1. Indeks Erositivitas Tahun 2017 .............................................................. 59
B.2. Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng ................................................. 60
B.3. Tingkat Erosi pada Area Disposal 1 ....................................................... 60
C.1. Bulldozer Liebher PR 734 ...................................................................... 62
C.2. Excavator Liebher 934 ........................................................................... 63
D.1. Data Cycle Time Bulldozer Penataan Permukaan Tanah ....................... 64
D.2. Data Cycle Time Bulldozer Penebaran Tanah Pucuk ............................. 65
D.3 Data Cycle Time Excavator .................................................................... 67
D.4. Distribusi Frekuensi Cycle Time Excavator Liebher .............................. 68
E.1. Data Curah Hujan Tahun 2007-2016 di Ogan Komering Ulu ................ 72
F.1. Perhitungan Curah Hujan Maksimum Rata-Rata ................................... 73
F.2. Perhitungan Standar Deviasi (Sx) atau Simpangan Baku....................... 75
F.1. Gambar Penampang Dimensi Saluran Drainase ..................................... 79
G.1. Penyebaran Jenis Tanah di Kabupaten Ogan Komering Ulu ................. 81
G.2. Kesesuaian Angka dengan Jenis Tanah .................................................. 81
H.1. Total Biaya Perencanaan Reklamasi Area Disposal 1 ........................... 82
H.2. Biaya Penataan Permukaan Tanah.......................................................... 83
H.3. Biaya Penebaran Tanah Pucuk ............................................................... 83
H.4. Biaya Pembuatan Drainase ..................................................................... 84
H.5. Biaya Pemeliharaan Drainase ................................................................. 84
H.6. Total Biaya Pengendalian Erosi,Pengelolaan Air,serta
Pemeliharaan .......................................................................................... 85
H.7. Biaya Komponen yang Digunakan Kualitas Tanah................................ 85
H.8. Total Biaya pada Kualitas Tanah ............................................................ 85
H.9. Kebutuhan Pupuk untuk Lahan Reklamasi Area Disposal 1.................. 86

xiv Universitas Sriwijaya


xv

H.10. Biaya yang digunakan untuk Pemupukan............................................... 86


H.11. Biaya yang digunakan untuk Pengadaan Bibit Mahoni ......................... 86
H.12. Biaya Pengadaan Bibit LCC ................................................................... 87
H.13. Total Biaya Pengadaan Bibit .................................................................. 87
H.14. Biaya Peralatan yang Digunakan ............................................................ 87
H.15. Biaya Pemasangan Ajir........................................................................... 88
H.16. Biaya Penanaman Bibit........................................................................... 88
H.17. Biaya Total Penanaman .......................................................................... 89
H.18. Biaya Pemeliharaan Tanaman ................................................................ 89
H.19. Total Biaya Langsung ............................................................................. 89
H.1. Grafik Biaya Perencanaan Reklamasi ................................................... 91
H.2. Grafik Biaya Administrasi dan Keuntungan Pihak Ketiga
Sebagai Pelaksana Reklamasi Tahap Operasi Produksi ......................... 92
H.3. Grafik Biaya Supervisi ........................................................................... 93

Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT Semen Baturaja (Persero),Tbk merupakan perusahaan tambang batu
kapur yang berlokasi di Baturaja, Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi penambangan
PT Semen Baturaja (Persero),Tbk yang terletak di Desa Pusar Kecamatan Baturaja
Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan, dengan
luas IUP batu kapur 103,4 ha. Sistem penambangan yang digunakan yaitu tambang
terbuka dengan metode kuari (quarry) yang biasanya diterapkan untuk
menambang batuan atau endapan mineral. Menurut Abrar Saleng (2004), kegiatan
usaha pertambangan yang dilaksanakan pada dasarnya selalu menimbulkan
perubahan pada alam lingkungannya seperti mengubah bentang alam,berubahnya
estetika lingkungan, penurunan kualitas dan permukaan air tanah, timbulnya debu
dan kebisingan, oleh karena itu perlu dilakukan perlakukan dan tindak lanjut
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang reklamasi dan
pascatambang, yaitu mewajibkan perusahaan pertambangan melakukan kegiatan
reklamasi dan pascatambang, yang dibuktikan dalam jaminan reklamasi
perusahaan kepada Pemerintah.
Batu kapur dalam penambangannya, terdapat material tidak berharga yang
disebut overburden, dimana overburden tersebut dibuang ke area disposal. Pada
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, timbunan overburden di area disposal 1 telah
menjadi lahan yang siap untuk dilakukan reklamasi, dan diharapkan menjadi lahan
yang produktif serta lebih baik dibandingkan kedaan sebelumnya. Reklamasi yang
dilakukan berhasil, maka perlu dilakukan pengkajian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan reklamasi tersebut. Faktor tersebut antara lain adalah
penatagunaan lahan, revegetasi, serta biaya reklamasi pada lokasi penimbunan
disposal 1.
Reklamasi dinyatakan berhasil apabila faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan reklamasi tersebut terpenuhi. Kemudian apabila dilakukan evaluasi,
dan lahan tersebut sudah dinyatakan berhasil melakukan reklamasi, maka lahan

1 Universitas Sriwijaya
2

tersebut dapat dikembalikan kepada pemerintah. Dasar dari faktor-faktor


keberhasilan reklamasi, maka perlu dilakukan perencanaan kegiatan reklamasi
pada area disposal 1 PT Semen Baturaja (Persero),Tbk.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perencanaan kegiatan reklamasi yang sesuai dengan timbunan
pada area disposal 1?
2. Bagaimana rencana biaya kegiatan reklamasi yang dibutuhkan pada area
disposal 1?

1.3. Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Lokasi penelitian berfokus pada lokasi area disposal .
2. Penelitian berfokus pada perencanaan reklamasi pada area disposal 1 yang
dilakukan untuk mendapatkan kegiatan reklamasi berupa penatagunaan lahan,
revegetasi, serta biaya reklamasi pada lokasi penimbunan disposal 1 di PT
Semen Baturaja (Persero),Tbk.
3. Penelitian ini tidak membahas terkait masalah penimbunan tanah.
4. Aspek geoteknik sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan kegiatan reklamasi yang sesuai dengan timbunan pada area
disposal 1.
2. Merencanakan biaya kegiatan reklamasi yang dibutuhkan pada area disposal 1.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam merencanakan kegiatan

Universitas Sriwijaya
3

reklamasi area disposal 1.


2. Memberikan tambahan informasi bagi kalangan dunia pertambangan,
khususnya akademisi.

Universitas Sriwijaya
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Reklamasi


Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya (Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 7 Tahun 2014). Reklamasi hutan
adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi yang
rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai peruntukannya (Peraturan Menteri
Kehutanan No. 60 Tahun 2009).
Kegiatan reklamasi ini harus di pertanggungjawabkan oleh setiap perusahaan
pertambangan dalam jaminan reklamasi yang merupakan dana disediakan oleh
Pemegang Izin Usaha Pertambangan atau Izin Usaha Pertambangan Khusus sebagai
jaminan untuk melakukan reklamasi (Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No. 7 Tahun 2014).

2.2. Dasar Hukum Kegiatan Reklamasi


Dampak negatif dari kegiatan pertambangan mineral maupun batubara
terhadap lingkungan perlu dikendalikan untuk mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan. Dasar hukum yang digunakan dalam upaya pengendalian dampak
negatif kegiatan pertambangan terhadap lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2010 Tentang
Reklamasi dan Pascatambang
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2008 Tentang
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
4. Peraturan Menteri Kehutanan No.48 Tahun 2013 Tentang Pedoman Reklamasi
Hutan.
5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008

Universitas Sriwijaya
5

Tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang.


6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor
07 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pasca Tambang pada
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

2.3. Perencanaan Kegiatan Reklamasi


Perencanaan merupakan penentuan tujuan dan sasaran kegiatan yang ingin
dicapai. Dalam perencanaan memiliki fungsi yaitu sebagai pengarahan kegiatan
untuk dijadikan pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan serta
dapat memperkirakan terhadap masalah pelaksanaan, kemampuan, harapan,
hambatan dan kegagalannya mungkin terjadi dan juga sebagai alat pengukur atau
dasar ukuran dalam pengawasan dan penilaian (Pendra, 2014). Menurut Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Nomor 7 tahun 2014, pelaksanaan
reklamasi sebagai berikut,
1. Lahan yang direklamasi
Uraian mengenai tahapan kegiatan reklamasi pada lokasi dan luas lahan
terganggu yang telah direklamasi, meliputi
a. Lahan bekas tambang
b. Timbunan batuan samping dan /atau tanah/batuan penutup di luar
tambang
c. Jalan tambang dan /atau jalan angkut yang tidak digunakan lagi
d. Bekas kolam sedimen
e. Fasilitas penunjang lainnya
2. Teknik dan peralatan yang digunakan dalam reklamasi
Uraian mengenai teknik dan perlatan yang digunakan untuk reklamasi lahan.
3. Penataan Lahan
Uraian mengenai kegiatan penatagunaan lahan pada lahan bekas tambang sertai
diluar bekas tambang, meliputi lokasi dan luas serta uraian mengenal jenis, lokasi
asal dan volume sumber material pengisi (apabila dilakukan back filling).
4. Revegetasi
Uraian mengenai jenis tanaman dan jumlah tanaman, jarak tanam, lokasi,dan
luas lahan yang direvegetasi.

Universitas Sriwijaya
6

5. Pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan pascatambang


Uraian mengenai kegiatan penatagunaan lahan beserta lokasi dan luasannya
yang peruntukannya bukan revegetasi (contoh:area pemukiman, kawasan industri,
pariwisata dan lain-lain)
6. Pemanfaatan lubang bekas tambang
Uraian detail mengenai reklamasi pada lahan bekas tambang berupa lubang
bekas tambang yang meliputi:
a. Stabilisasi lereng bekas tambang,
b. Pengamanan lubang bekas tambang,
c. Pemulihan dan pemantauan kualitas air serta pengelolaan air dalam lubang bekas
tambang sesuai dengan peruntukannya dan,
d. Pemeliharaan lubang bekas tambang
7. Pemeliharaan
Uraian mengenai pemeliharaan lahan yang telah direklamasi, pemupukan,
pemberantasan hama, dan penyakit tanaman, serta upaya menjaga kestabilan
lereng.

2.3.1 Penataan Lahan


Kegiatan penataan lahan meliputi penataan tanah menggunakan alat
bulldozer grader, Excavator dan Dumptruck. Penjelasannya sebagai berikut
(Rochmanhadi, 1992):
1. Bulldozer
Bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak utama
yang dilengkapi oleh blade dan mempunyai kemampuan untuk mendorong ke
muka. Fungsi dari bulldozer ini adalah,
a. Memindahkan tanah yang jauhnya hingga lebih kurang 90 meter
b. Menyebarkan tanah isian
c. Pembersihan site
d. Pemeliharaan jalan kerja, dan lainnya
Produktivitas Bulldozer yang ditunjukkan Gambar 2.1 dapat dihitung
menggunakan persamaan 2.1 berikut ini (Komatsu,2009) :

Universitas Sriwijaya
7

P= ......................(2.1)

Keterangan:
P = Produktivitas Bulldozer (m3/jam)
KB = Kapasitas Blade ( m3)
Eff = Effisiensi
FB = Faktor Blade
CT = Waktu Edar alat Bulldozer (jam)

Gambar 2.1.Bulldozer (Liebher,2016)

Produktivitas pada bulldozer memiliki beberapa komponen untuk menentukan nilai


pada produktivitasnya seperti effisiensi, faktor blade dan waktu pemindahan
gigi yang dibutuhkan untuk menentukkan cycle time pada bulldozer seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.1 sampai Tabel 2.3.

Tabel 2.1. Efisiensi kerja pada operating bulldozer (Komatsu,2009 )

Operating Conditions Job efficiency


Good 0,83
Avarage 0,75
Rather Poor 0,67
Poor 0,58

Tabel 2.2. Blade fill factor bulldozer (Komatsu,2009 )

Universitas Sriwijaya
8

Lanjutan Tabel
Dozing2.2
Condition Blade Fill Factor
Easy Dozing 1,1-0,9
Average Dozing 0,9-0,7
Rather Difficult Dozing 0,7-0,6
Difficult Dozing 0,6-0,4

Tabel 2.3.Waktu pemindahan gigi (Komatsu,2009 )

Waktu Pemindahan Gigi


Direct drive type 0,10 minutes
Torque Converter type 0,05 minutes

2. Motor Grader
Motor grader ini tipe peralatan yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi
(grading) yang ditunjukkan oleh Gambar 2.2. Kemampuan ini akibat dari gerakan-
gerakan yang fleksibel yang dipunyainya terhadap blade dan roda-roda ban. Motor
grader dengan blade standar sangat baik untuk mencampurkan dan menaburkan
material dan menaburkan material, juga mengaduk dan meratakan tanah.
Kemampuan maneuver yang besar pada grader menyebabkan motor grader
cocok digunakan pada pekerjaan perataan yang luas baik rata maupun permukaan
yang tidak rata. Produktivitas dari motor grader dinyatakan dalam waktu bekerjanya
dengan perhitungan waktu yang diperlukan dalam produksi motor grader ini
menggunakan persamaan 2.2 (Rochmanhadi,1992):

T= (dalam menit) ..................(2.2)

Keterangan :
df = jarak lurus pergi per siklus (feet)
dr = jarak kembali dalam grading berikutnya (feet)
vf = kecepatan rata-rata pergi (feet/menit)
vr = kecepatan rata-rata kembali (feet/menit)
N = jumlah pass
E = effisiensi

Universitas Sriwijaya
9

Gambar 2.2. Motor grader (Komatsu,2006)

3. Excavator
Excavator yang digunakan pada penataan lahan ini adalah backhoe yang
ditunjukkan pada Gambar 2.3, dimana backhoe dikhususkan untuk penggalian yang
letaknya dibawah kedudukan backhoe Sendiri, backhoe ini juga dapat menggali
tanah jauh lebih teliti dan juga sebagai pemuat bagi truck-truck. Excavator ini
memiliki berbagai tipe dalam kemampuan bucketnya ataupun kapasitas bucketnya.
Kapasitas bucket sangat mempengaruhi terhadap produktivitas alat excavator.

Gambar.2.3. Excavator backhoe (Liebher,2016)

4. Dumptruck

Universitas Sriwijaya
10

Pekerjaan konstruksi terutama yang berhubungan dengan masalah


penggusuran tanah yang relatif besar jarak angkut yang cukup jauh. Pada hal
penataan tanah dumptruck yang ditunujukkan pada Gambar 2.4, dibutuhkan dalam
hal pemindahan tanah menuju lokasi lahan yang akan direklamasi dengan kapasitas
yang beragam dengan berbagai kondisi jalannya.

Gambar 2.4. Dumptruck (Scania,2016)

Produktivitas dumptruck diperlukan untuk melakukan dalam penata lahan maka


digunakan persamaan 2.3 (Indonesianto, 2005) berikut:

KB  Eff  FB  SF  3600
P( X D) ................(2.3)
CT

Keterangan:
P = Produktivitas alat muat, (Ton/jam )
Kb = Kapasitas bucket specs alat
Ff = Fill factor (faktor koreksi pengisian bucket)
Sf = Swell factor
Eff = Effisiensi kerja alat
CT = Waktu edar alat angkut/ dump truck,detik
D = density

2.3.1.1 Kestabilan Lereng

Universitas Sriwijaya
11

Gerakan tanah (mass movement) ialah perpindahan massa tanah atau batuan
pada arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukan semula. Longsoran
(landslide) adalah bagian gerakan tanah (Bukhari et al,2014).
Prinsipnya ada dua gaya yang mempengaruhi kestabilan suatu lereng, yaitu
gaya penahan dan gaya penggerak ditunjukkan pada persamaan 2.4 (Willey dan
Mah, 2004).

…...........(2.4)

Faktor keamanan ditinjau dari intensitas kelongsorannya dibagi


menjadi 3 kelompok (Bowles, 1989) (Tabel 2.4). Lereng dapat dianalisis dengan
menggunakan perhitungan Faktor Keamanan Lereng dengan melibatkan data sifat
fisik tanah, mekanika tanah (geoteknis tanah) dan bentuk geometri lereng
(Pangular, 1985).

Tabel 2.4. Hubungan nilai faktor keamanan lereng dan intensitas longsor (Bowles,
1989)

Nilai Faktor Keamanan Kejadian / Intensitas Longsor


F < 1,07 Longsor Terjadi Biasa/Sering (Lereng Labil)
1,07 < FK<1,25 Longsor Pernah Terjadi (Lereng Kritis)
F >1,25 Longsor Jarang Terjadi (Lereng Relatif Stabil)

Kestabilan lereng dalam reklamasi juga dilihat dari faktor untuk revegetasi pula
dimana dalam pembentukkan lerengnya tidak terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk
secra berteras- teras. Berikut Tabel 2.5, bentuk lereng dan pengaruh pada lahan
revegetasi.

Tabel 2.5. Hubungan derajat kemiringan dan pengaruh terhadap lahan revegetasi
(Kementerian Kehutanan,2013)

Derajat kemiringan ( o) Keterangan untuk Lahan Revegetasi


45 Buruk

Universitas Sriwijaya
12

27 Cukup
18 Baik
14 Sangat Baik
2.3.1.2 Penaburan Tanah Pucuk (Top Soil)
Tanah pucuk (top soil) adalah lapisan tanah bagian atas yang banyak
mengandung unsur hara yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Tanah
pucuk mengandung banyak unsur hara yang diperlukan oleh tumbuh- tumbuhan,
oleh karena itu keberadaan tanah pucuk dalam kegiatan reklamasi sangatlah
dibutuhkan. Penggunaan tanah pucuk dapat dilakukan dengan cara (Minerals
Council of Australia,1998):
1. Penyebaran
Cara ini dilakukan apabila jumlah lapisan tanah pucuk yang tersedia cukup
banyak. Sebelum di reklamasi areal terlebih dahulu diratakan sehingga
mempermudah penyebaran dan penanaman. Ketebalan sebaran lapisan tanah pucuk
diatur dengan merata sehingga diharapkan lahan bekas penambangan dapat
mendekati keadaan semula. Ketebalan lapisan tanah penutup yang dianjurkan
minimal 0,15 m dan maksimal 2 m sesuai dengan panjang akar pohon yanng akan
ditanam.
2. Timbunan
Penggunaan tanah pucuk dengan metode ini dilakukan apabila persediaan
tanah pucuk sedikit, sehingga tidak mencukupi untuk disebar secara merata. Salah
satu penanaman yang memakai cara tumpukan adalah dengan sistem strip
(penumpukan tanah pada barisan penanaman).
3. Potting
Metode ini dilakukan apabila persedian tanah pucuk sangat sedikit. Pada hal
ini
metode terlebih dahulu dibuat lubang dengan ukuran tertentu (sesuai kebutuhan
tanaman) yang kemudian lubang tersebut diisi dengan top soil. Umumnya lubang
untuk penghijauan berukuran 0,5 cm x 0,5 cm x 0,5 cm.
4. Pengelolaan Tanah Pucuk
Maksud dari pengelelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan tanah pucuk
dengan lapisan tanah lain. Hal ini merupakan karna tanah pucuk merupakan media

Universitas Sriwijaya
13

tumbuh bagi tanaman dan merupakan faktor penting untuk keberhasilan


pertumbuhan tanaman pada kegiatan reklamasi.

2.3.2 Pengendalian Erosi dan Sedimentasi


Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian tanah
dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami (Arsyad,2010). Tanah dan
bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu tempat yang tererosi disebut
sedimen. Sedimentasi atau pengendapan adalah proses terangkutnya/ terbawanya
sedimen oleh suatu limpasan/aliran air yang diendapkan pada suatu tempat yang
kecepatan airnya melambat atau terhenti seperti pada saluran sungai, waduk, danau
maupun kawasan tepi teluk/laut (Arsyad, 1989).
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erosi
Pada dasarnya erosi disebabkan oleh interaksi kerja antara faktor
iklim,topografi , tumbuh-tumbuhan dan manusia terhadap lahan yang dinyatakan
dalam topografi persamaan deskriptif berikut (Arsyad, 1989):

a. Iklim
Daerah beriklim basah faktor yang mempengaruhi erosi adalah
hujan.Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal tertentu.
b. Topografi
Kemiringan lereng dan panjang lereng adalah dua unsur topografi yang paling
berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi.Makin curamnya lereng juga
memperbesar kecepatan aliran permukaan dengan demikian memperbesar energi
angkut air.
c. Vegetasi
Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah menghalangi air hujan agar tidak
jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah
sangat dikurangi. Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi adalah melalui
fungsi melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan, menurunkan
kecepatan air larian, menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya dan
mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air (Asdak, 1995).
d. Tanah

Universitas Sriwijaya
14

Tanah dalam ilmu teknik memiliki pengertian sebagai material yang terdiri
dari agregat (butiran) mineral–mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara
kimia) satu sama lain dan dari bahan bahan organik yang telah melapuk disertai
dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang – ruang kosong diantara partikel
partikel tersebut. Tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-
beda.Kepekaan erosi tanah yaitu mudah tidaknya tanah tererosi adalah fungsi
berbagai interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah.
e. Manusia
Manusialah adalah penentu apakah yang diusahakannya akan rusak dan tidak
produktif atau menjadi baik dan produktif secara lestari. Perbuatan manusia yang
mengelola tanahnya dengan cara yang salah telah menyebabkan intensitas erosi
semakin meningkat.
2. Pendugaan Erosi dengan Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)
Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) digunakan untuk menduga
erosi aktual (Bukhari et al., 2014). Universal Soil Loss Equation (USLE)
memungkinkan perencana menduga laju rata-rata erosi suatu tanah tertentu pada
suatu kecuraman lereng dengan pola hujan tertentu untuk setiap macam pertanaman
dan tindakan pengelolaan (tindakan konservasi tanah) yang mungkin dilakukan atau
yang sedang dipergunakan (Arsyad, 1989). Pada pendugaan ini sangat
mempengaruhi dalam pembuatan dimensi drainase, persentase pendugaan erosi ini
dapat mengetahui pendangkalan sedimen yang terjadi pada suatu dimensi drainase
tersebut. Semakin tinggi persentase maka saluran tidak dapat berfungsi secara
optimal (Ela, 2015).
Prediksi tingkat erosi tanah dihitung dengan menggunakan persamaan
USLE pada 2.5 (Asdak, 1995):

A= R. K. Ls. C. P ..............(2.5)

Keterangan :
A = Banyaknya tanah tererosi (Ton/Ha/Tahun)
R = Faktor erosivitas yaitu faktor curah hujan dan aliran permukaan
K = Faktor erodibilitas tanah yaitu laju erosi per indeks erosi hujan

Universitas Sriwijaya
15

LS = Faktor panjang dan kemiringan lereng


C = Faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman
P = Faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah

a. Erosivitas Hujan (R)


Erosivitas hujan adalah tenaga pendorong (driving force) yang menyebabkan
terkelupas dan terangkutnya partikel-partikel tanah ke tempat yang lebih rendah
(Asdak, 1995). Erosivitas hujan terjadi karena pengaruh butir hujan yang jatuh
langsung di atas tanah dan sebagian lagi karena aliran air di atas permukaan tanah.
Persamaan yang digunakan dalam menentukan tingkat erosivitas hujan adalah
(Arsyad, 1989):

R = 2,21 Pm1,36 ….......(2.6)

Keterangan :
R = Indeks Erosivitas Rata-Rata Bulanan
Pm = Hujan Rata-Rata Bulanan (cm)

b. Erodibilitas Tanah (K)


Faktor erodibilitas tanah menunjukan resisten partikel tanah terhadap
pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah oleh adanya energi kinetik air
hujan. Besarnya erodibilitas atau resistensi tanah juga dibentuk oleh karakteristik
tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah, kapasitas infiltrasi dan
kandungan bahan organik (Asdak, 1995). Nilai K untuk berbagai jenis tanah dapat
dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Jenis tanah dan nilai faktor erodibilitas tanah (Kironoto, 2000)

Jenis Tanah Nilai K


Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol 0,43
Latosol Kuning Kemerahan dan Litosol 0,36
Komplek Mediteran dan Litosol 0,46
Latoso Kuning Kemerahan 0,56
Grumusol 0,20

Universitas Sriwijaya
16

Alluvial 0,47
Regosol 0,40
Latosol 0,31

c. Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (Ls)


Panjang lereng merupakan panjang lokasi berlangsungnya erosi dan
kemungkinan terjadinya deposisi sedimen. Kemiringan lereng berpengaruh
terhadap kecepatan aliran permukaan,semakin curam atau besar kemiringan, maka
kecepatan aliran permukaan semakin besar pula. Tingkat kemiringan lereng
dinyatakan dengan perbandingan panjang horisontal dengan tinggi vertical.
Semakin besar perbandingan panjang horisontal dan tinggi vertikal maka tingkat
erosinya semakin kecil, sehingga semakin mudah untuk dilakukan usaha reklamasi
yang direncanakan. Komponen panjang dan kemiringan lereng (L dan S)
diintegrasikan menjadi faktor LS dan dihitung dengan menggunakan rumus (Asdak,
2001):

LS = L0,5 (0,00138 S2 + 0,00965 S + 0,0138) ..........(2.7)

Keterangan :
L = Panjang lereng (m)
S = Kemiringan lereng (%)

d. Pengelolaan Tanaman (C)


Faktor C menunjukan keseluruhan pengaruh vegetasi, keadaan permukaan
tanah dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah yang hilang (Tabel 2.7).
Angka C tidak selalu sama dalam kurun waktu satu tahun.

Tabel 2.7. Nilai faktor pengelolaan tanaman (Arsyad, 1989)

Macam Pengelolaan Tanaman Nilai faktor C


Tanah terbuka/ tanpa tanaman 1,000
Padi Sawah 0,010

Universitas Sriwijaya
17

Tegalan tidak dispesifikasikan 0,700


Ubikayu 0,800
Jagung 0,700
Kedelai 0,390
Lanjutan Tabel 2.7 tanah
Kacang 0,200
Padi Lahan kering 0,560
Tebu 0,200
Pisang 0,600
Kebun campuran:
a. Kerapatan tinggi 0,100
b. Kerapatan sedang 0,200
c. Kerapatan rendah 0,500
Perladangan 0,400
Hutan alam:
a. Serasah banyak 0,001
b. Serasah kurang 0,005
Semak belukar/ padang rumput 0,300
Ubikayu + kedelai 0,181
Ubikayu + kacang tanah 0,195
Pola tanam tumpang gilir + mulsa jerami 0,079
Pola tanam berurutan + mulsa sisa tanaman 0,357
Alang-alang murni subur 0,001

e. Faktor Konservasi Tanah (P)


Pengaruh konservasi tanah (P) terhadap besarnya erosi dianggap berbeda dari
pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas pengelolaan tanaman (C), sehingga
dalam rumus USLE kedua variable tersebut dipisahkan. Nilai P dapat ditentukan
melalui tabel faktor pengelolaan dan konservasi tanah (Tabel 2.8).

Tabel 2.8. Indeks faktor P (teknik konservasi tanah) (Arsyad, 1989)

Teknik Konservasi Tanah Nilai P


Teras bangku
a. Baik 0,04
b. Sedang 0,15
c. Jelek 0,35
Teras tak sempurna 0,40
Vegetasi penutup/ permanent:
a. Baik 0,40
b. Jelek 0,40
Hill side ditch 0,30

Universitas Sriwijaya
18

Pertanaman dalam strip:


a. Kemiringan lereng 0-8% 0,50
Lanjutan Tabel 2.8
b. Kemiringan lereng 9-20% 0,75
c. Kemiringan lereng > 20% 0,90
Mulsa jerami:
a. 6 ton/ ha/ th 0,30
b. 3 ton/ ha/ th 0,50
c. 1 ton/ ha/ th 0,80
Reboisasi awal 0,30
Tanpa tindakan
1,00
konservasi tanah

3. Pengaturan Saluran Pembuangan Airatau Saluran Drainase


Beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan saluran drainase adalah
sebagai berikut :
a. Curah Hujan
Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh ke bumi persatu satuan
luas permukaan pada suatu jangka waktu tertentu. Curah hujan merupakan salah
satu faktor penting dalam suatu sistem drainase, karena besar kecilnya curah hujan
akan mempengaruhi besar kecilnya air limpasan. Curah hujan 10 mm berarti tinggi
hujan yang jatuh pada areal seluas 1 m2 adalah 10 liter. Angka-angka curah hujan
yang diperoleh, sebelum diterapkan dalam rencana pengendalian air permukaan
harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data curah hujan meliputi :
1) Curah Hujan Rencana untuk Periode Ulang Hujan Tertentu
Periode ulang hujan adalah hujan maksimum yang diharapkan terjadi pada
setiap tahun. Perhitungan curah hujan rencana dapat menggunakan metode- metode
Gumbel (Suripin, 2003):

X T = x + (K × SX ) ................(2.8)

Keterangan:
X T = Besarnya curah hujan rencana untuk periode ulang T (mm/bulan)
x = Curah hujan rata-rata (mm/bulan)
K = Variabel Reduksi

Universitas Sriwijaya
19

SX = Standar Deviasi

Curah hujan rata-rata (x) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:

x=
 Xi
n
................. (2.9)

Nilai variabel reduksi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:

Yt  Yn
K= ..............(2.10)
Sn

Keterangan:
Yn = Reduced mean sebagai fungsi dari banyak data (n)
YT = Reduced variate sebagai fungsi dari periode ulang T

Nilai reduced mean yaitu disajikan dalam Tabel 2.9, reduced variate
disajikan pada Tabel 2.10 dan reduced standard deviation disajikan dalam Tabel
2.11 untuk dapat menentukan variabel reduksi.

Tabel 2.9.Reduced mean (Yn) untuk distribusi gumbel (Suripin, 2003)


N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5520
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5309 0,5320 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5403 0,5410 0,5418 0,5424 0,5436
40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5463 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5535 0,5538 0,5540 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,5600 0,5602 0,5603 0,5604 0,5606 0,5607 0,5608 0,5609 0,5610 0,5611

Tabel 2.10.Reduced variate YT fungsi periode ulang gumbel (Suripin, 2003)

Universitas Sriwijaya
20

Periode Ulang Reduksi Variansi


(Tahun) (YT)
2 0,3668
5 1,5004
Lanjutan Tabel 2.10 10 2,2510
20 2,9709
25 3,1993
50 3,9028
75 4,3117
100 4,6012
200 5,2969
250 5,5206
500 6,2149
1000 6,9087
5000 8,5188
10000 9,2121

Tabel 2.11.Reduced standard deviation (Sn) untuk distribusi gumbel (Suripin,


2003)

N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9496 0,9676 0,9883 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1080
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1547 1,1590
Lanjutan Tabel 2.8
50 1,1607 1,1623 1,1638 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1770 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1938 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,1973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2020 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,2060
100 1,2065 1,2069 1,2073 1,2077 1,2081 1,2084 1,2087 1,2090 1,2093 1,2096

Nilai S dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:

S=
 ( xi  x) 2

.............. (2.11)
n 1

2) Intensitas Hujan Rata-Rata (I)


Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu
kurun waktu. Analisa intensitas curah hujan dapat diproses dari data curah hujan
yang terjadi pada masa lampau. Sebelum menghitung intensitas hujan, maka perlu

Universitas Sriwijaya
21

dihitung besarnya curah hujan harian maksimum 24 jam (mm/24 jam) dengan
menggunakan rumus distribusi Gumbel sebagai berikut:

X (mm / bulan)
Rt  ..............(2.12)
30 x24 jam
60.Rt
It  ..............(2.13)
t

Keterangan :
It = Intensitas hujan (mm/jam)
X = Curah hujan rencana (mm/bulan)
Rt = Curah hujan dalam t menit (mm)
t = Lama hujan (menit)

3) Daerah Tangkapan Hujan


Daerah tangkapan hujan (catchment area) adalah luasnya permukaan yang
apabila terjadinya hujan, maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang
lebih rendah menuju titik pengaliran. Air yang jatuh ke permukaan sebagian akan
meresap ke dalam tanah (infiltrasi), sebagian ditahan oleh tumbuhan (intersepsi),
dan sebagian lagi akan mengisi liku-liku permukaan bumi dan akan mengalir ke
tempat yang lebih rendah.

a) Debit Limpasan (Run Off)


Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan
tanah menuju sungai, danau atau laut. Debit limpasan dapat dihitung dengan
persamaan rasional berikut:

1
Q xC xI xA ..............(2.14)
360

Keterangan:
Q = Debit limpasan (m3/detik)

Universitas Sriwijaya
22

C = Koefisien limpasan (Tabel 2.9)


I = Intensitas curah hujan (m/jam)
A = Luas catchment area (Ha)

Koefisien limpasan merupakan bilangan yang menunjukkan perbandingan


besarnya limpasan permukaan dengan intensitas curah hujan yang terjadi pada
daerah tangkapan hujan yang di ditunujukkan pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12.Koefisien limpasan pada berbagai kondisi (Soewarno, 1995)

Kemiringan Tata Guna Lahan Nilai C


Datar a. sawah dan rawa 0,2
<3% b. hutan dan kebun 0,3
a. pemukiman dan taman 0,4
a. hutan dan kebun 0,4
Menengah b. pemukiman dan taman 0,5
3% - 5% c. alang-alang, sedikit tanaman 0,6
b. tanah gundul, jalan aspal 0,7
a. hutan dan kebun 0,6
b. pemukiman dan taman 0,7
Curam
c. alang-alang, sedikit tanaman 0,8
>15%
d. tanah gundul,jalan aspal, areal 0,9-1
penggalian & penimbunan tambang

b) Kapasitas Saluran
Kapasitas Saluran adalah daya tampung suatu saluran untuk menampung Run
Off pada suatu daerah. Hal yang perlu diketahui dalam pembuatan saluran
penyaliran adalah lebar dasar saluran (b), tinggi Saluran (H), lebar permukaan
saluran (L), tinggi air (h), dan tinggi Jagaan (F).
Kapasitas saluran dapat ditentukan dengan rumus Manning yang
membutuhkan koefisien manning untuk menentukkan kecepatan aliran. Koefisien

Universitas Sriwijaya
23

manning ditunujukkan pada Tabel 2.13. Perhitungan kapasitas rencana pengaliran


suatu saluran berdasarkan rumus Manning adalah sebagai berikut:

Q=A×V ….......... (2.15)


V = 1/n× R2/3× S1/2 ..............(2.16)
Q = A × 1/n× R2/3× S1/2 ..............(2.17)
..............(2.18)

Keterangan:
Q = Debit aliran dalam saluran (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
V = Kecepatan aliran rata-rata dalam saluran (m/det),
n = Koefisien kekasaran manning (Tabel 2.10)
R = Jari-jari hidraulik (m)
S = Kemiringan dasar saluran
P = Keliling basah

Tabel 2.13. Koefiisien manning (Soewarno, 1995)

Tipe Saluran Nilai n


Saluran tanah lurus dan teratur 0,023
Saluran tanah gali dengan excavator 0,028
Saluran pada batuan lurus dan teratur 0,033
Saluran pada batuan tidak lurus dan tidak teratur 0,045

Perhitungan dimensi saluran dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut.

A = (b + m h ) h = (h + 1,5 h) h = 2,5 h2 …..........(2.19)


P = b + 2h V (1 + 1,52) = 4,606 h ..............(2.20)

Universitas Sriwijaya
24

R = A/P = 2,5 h2/ 4,606 h = 0,543 h ..............(2.21)


B = 1,5 × h ..............(2.22)
F = 25% h ..............(2.23)
H = h+F ..............(2.24)
L = B + h (z1 + z2) ..............(2.25)

Keterangan:
A = Luas Penampang
P = Keliling Basah
R = Jari – Jari Hidrolis
b = Lebar Dasar Saluran
F = Tinggi Jagaan
L = Lebar permukaan saluran
H = Perhitungan Tinggi Saluran

Saluran drainase (saluran air) pada tambang memiliki berbagai macam


bentuk penampang yang berguna untuk mencegah adanya pengendapan lumpur
berupa adanya pengendalian yang terjadi pada tambang tersebut seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.6 .

Gambar 2.6. Penampang saluran air (Minerals council of australia,1998)

Universitas Sriwijaya
25

Perencanaan drainase dalam menentukan saluran drainase pada suatu lahan


maka dalam pelaksanaannya diperlukan alat berat yaitu excavator. Oleh karena itu
diperlukan produktivitas excavator, menurut Indonesianto (2005), Produktivitas
alat gali muat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
.
Kb  Eff  Fb  Sf  3600
Q ...............(2.26)
Ct

Keterangan:
Q = Produktivitas alat muat, ton/jam
Kb = Kapasitas bucket specs alat
Fb = Faktor bucket
Sf = Swell factor
Eff = Effisiensi kerja alat
Ct = Waktu edar alat muat/excavator, detik

Komponen yang dibutuhkan dalam menentukan produktivitas excavator


adalah swell factor (Tabel 2.14), faktor efisiensi alat berat (Tabel 2.15), dan faktor
koreksi bucket ( Tabel 2.16)

Tabel 2.14.Swell factor berbagai mineral ( Komatsu, 2007)

Macam Material Swell Faktor (%)


Bauksit 75
Tanah liat kering 85
Tanah liat basah 80 – 82
Antrasit 74
Batubara bituminus 74
Bijih tembaga 74
Tanah biasa kering 85
Tanah biasa basah 85
Tanah biasa bercampur pasir dan kerikil 90
Kerikil kering 89
Kerikil basah 88
Granit pecah– pecah 56 – 67
Hematit pecah – pecah 45

Universitas Sriwijaya
26

Bijihbesi pecah – pecah 45


Batu kapur pecah – pecah 57 – 60
Lumpur 83
Lumpur sudah ditekan 83
Pasir kering 89
Pasir basah 88
Serpih (shale) 75
Batu sabak (slate) 77

Tabel 2.15.Faktor efisiensi kerja alat berat (Rochmanhadi, 1992)


PEMELIHARAAN MESIN
PARAMETER Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik Sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63

Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60


KONDISI ALAT
OPERASI

Sedang 0,72 0,69 065 0,60 0,54


Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk Sekali 0,52 0,50 047 0,42 0,32

Tabel 2.16.Faktor koreksi bucket (Partanto prodjosumarto, 1993)

PEMUATAN JENIS BAHAN DIANGKUT BUCKET (%)


Easy Clay, Soft soil 1,1-1,2

Universitas Sriwijaya
27

Average Sandy Soil and Drysoil lempung 1,0-1,1


Rather Difficult Sandy soil with gravel 0,8-0,9
Difficult Loading blasted rock 0,7-0,8

2.3.3 Revegetasi
Revegetasi adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi yang
rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas penggunaan
kawasan hutan (Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
2009). Pemilihan jenis tanaman pada lahan reklamasi tambang dapat dilakukan
dengan menyesuaikan kondisi lahan terhadap syarat tumbuh tanaman tersebut.Pada
setiap perusahaan berkewajiban untuk menata dan menanam kembali atas lahan
yang dimiliki tersebut lahan hutan produktif.
Pelaksanaan revegetasi terlebih dahulu perlu memperhatikan hal – hal dalam
memilih jenis tumbuhan, selain dipilih jenis tanaman lokal (sebelum dilakukan
kegiatan penambangan) yang sesuai dengan iklim dan kondisi, tetapi perlu juga
memperhatikan rona awal terlebih dahulu. Dalam hal ini untuk kegiatan revegetasi
perlu memperhatikan antara jenis tanaman yang dipilih dan syarat tumbuh tanaman
dengan kondisi lahan, agar kriteria keberhasilan reklamasi dapat tercapai.

2.3.4 Pemeliharaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang
Reklamasi dan Pascatambang.pemeliharaan hasil reklamasi meliputi pemupukan
tanaman, perawatan tanaman, dan pemberian obat – obatan(pestisida). Hal ini
dilakukan agar kondisi tanaman dapat selalu baik sampai dengan terakhir saat
penyerahan hasil reklamasi terhadap pemerintah.

2.4 Biaya Rencana Reklamasi

Universitas Sriwijaya
28

Uraian berikut ini merupakan pembagian biaya rencana reklamasi


menurut Peraturan Menteri Energi sumber daya mineral RI nomor 7 tahun
2014, sebagai berikut:

2.4.1 Biaya Langsung


Uraian mengenai biaya yang perlu dihitung dalam penyusunan rencana biaya
Reklamasi yang meliputi:
1. Biaya penatagunaan lahan, terdiri dari biaya:
a. Penataan permukaan tanah,
b. Penebaran tanah pucuk,
c. Pengendalian erosi dan pengelolaan air.
2. Biaya revegetasi terdiri dari biaya
a. Analisis kualitas tanah,
b. Pemupukan,
c. Pengadaan bibit,
d. Penanaman,
e. Pemeliharaan tanaman.
3. Biaya pencegahan dan penanggulangan air asam tambang
4. Biaya pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan Pascatambang dan/atau
5. Biaya pemanfaatan lubang bekas tambang terdiri atas biaya
a. Stabilitas lereng
b. Pengamanan lubang bekas tambang
c. Pemulihan dan pemantauan kualitas air serta pengelolaan air dan lubang bekas
tambang sesuai dengan peuntukannya,dan
d. Pemeliharaan lubang bekas tambang

2.4.2. Biaya Tidak Langsung


Uraian mengenai biaya yang harus dimasukkan dalam perhitungan Reklamasi
dan sedapat mungkin ditetapkan dengan menggunakan standar acuan yang
ditentukan sebagai berikut:
1. Biaya mobilitas dan demobilitas alat sebesar 2,5 % dari biaya langsung atau
berdasarkan perhitungan

Universitas Sriwijaya
29

2. Biaya perencanaan reklamasi sebesar 2% sampai dengan 10% dari biaya


langsung
3. Biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai pelaksana Reklamasi
tahap operasi produksi sebesar 3% sampai dengan 14% dari biaya langsung
4. Biaya supervisi sebesar 2% sampai dengan 7 % dari biaya langsung.

2.4.3. Total Biaya


Uraian mengenai total biaya langsung ditambah dengan biaya tidak langsung
dan dibuat dalam mata uang rupiah atau dolar Amerika Serikat.

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2017 dan berakhir pada
tanggal 7 Januari 2018 yang berlokasi di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk , yang
terletak di desa Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur , Kabupaten Ogan Komering
Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Adapun jadwal kegiatan penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jadwal kegiatan penelitian

Waktu Pelaksanaan Kegiatan


No Kegiatan (minggu)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Orientasi Lapangan √ √
2 Studi Literatur √ √
3 Pengambilan Data √ √ √ √ √ √ √ √
4 Pengolahan Data √ √ √ √ √ √
5 Analisis dan Pembahasan √ √ √ √ √ √
6 Pembuatan Laporan √ √ √ √ √ √

3.2. Lokasi Penelitian


Penelitian Tugas akhir ini berlokasi di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk ,
yang terletak di desa Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur , Kabupaten Ogan
Komering Ulu (OKU),Sumatera Selatan.PT Semen Baturaja (Persero) Tbk ,
memiliki luas IUP batu kapur dan tanah liat yaitu 103,4 ha. Secara geografis
terletak pada 104008’35,52” BT - 104009’09,08” BT dan 04006’58,94” LS -
04007’32,25” LS.
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, ini berjarak lebih kurang 2,5 km dari
pusat kota Baturaja dan berjarak lebih kurang 214 km dari ibu kota provinsi
Sumatera Selatan yaitu Palembang (Gambar 3.1).

29 Universitas Sriwijaya
30

PALEMBANG

BATURAJA

Gambar 3.1. Peta kesampaian daerah (Survey PT Semen Baturaja (Persero), Tbk
, 2017)

3.3. Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam
penelitian adalah dengan menggabungkan antara teori-teori, data sekunder dan data
primer yang diperoleh di lapangan. Kemudian data-data tersebut diolah agar dapat
ditemukan penyelesaian dari permasalahan dalam penelitian ini. Metode penelitian
yang dilakukan meliputi telaah pustaka (studiliteratur), orientasi lapangan,
pengambilan data, pengolahan data, serta kesimpulan dan saran.
3.3.1. Studi Literatur
Studi literatur berupa pencarian bahan pustaka yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Studi literatur ini berupa teori-teori dan rumusan-
rumusan yang dapat menunjang penelitian. Studi literatur tersebut diperoleh dari:
1. Text Book
2. Handbook CAT,Komatsu dan Liebher
3. Jurnal-jurnal pertambangan
4. Peraturan-Peraturan Pemerintah

Universitas Sriwijaya
31

5. Arsip dan Laporan PT.Semen Baturaja (Persero),Tbk


Bahan pustaka yang dikumpulkan berupa teori mengenai reklamasi,dasar
hukum kegiatan reklamasi, spesifikasi alat berat, erosi, saluran drainase, dan
revegetasi.
3.3.2. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan yang dilakukan berupa pengamatan langsung terhadap
kondisi umum di lokasi penelitian secara visual seperti pengamatan terhadap
kegiatan reklamasi dan kondisi umum lahan reklamasi.
3.3.3. Pengambilan Data
Pengambilan data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.Proses
pengambilan data dapat dilakukan secara langsung di lapangan maupun tidak
langsung. Adapun data-data yang diambiladalah sebagai berikut:
1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang diambil dari literatur atau
laporan perusahaan. Data sekunder yang diambil pada penelitian ini meliputi:
a. Data Geoteknik lereng timbunan
b. Peta Situasi Tambang Oktober 2017
c. Data Rona Awal tambang batu kapur PT Semen Baturaja (Persero),Tbk
d. Data curah hujan10 tahun terakhir (2007-2016)
e. Data volume top soil
f. Luas area rencana reklamasi tahun 2017
g. Data Spesifikasi Alat
h. Data Biaya-biaya Alat berat
i. Data Biaya-Biaya Peralatan yang dibutuhkan dalam Biaya Langsung
2. Data Primer
Data primer merupakan data-data yang diambil secara langsung pada lokasi
penelitian. Data primer yang diambil pada penelitian ini meliputi:
a. Pengukuran Jenis Kandungan Tanah
Pengambilan data dalam jenis kandungan tanah ini dibutuhkan untuk dapat
mengetahui tanaman untuk revegetasi lahan dalam merencanakan reklamasi Area
Disposal 1. Dalam Pengukuran ini digunakan alat TDS (Total Dissolved Solid)

Universitas Sriwijaya
32

dengan satuan Part Per Milion (PPM) untuk mengetahui ukuran zat terlarut pada
tanah baik itu mineral ,logam dan lain sebagainya dan itu menjadi penentu jenis
tanah pada Area Disposal 1.
b. Pengambilan data Cycle Time Bulldozer dan Excavator
Pengambilan data cycle time bulldozer dan excavator ini guna untuk
mengetahui produktivitas yang nantinya digunakan untuk perhitungan biaya
langsung pada penatagunaan lahan dan pembuatan saluran drainase. Pengambilan
data bulldozer menggunakan meteran serta stopwatch, fungsi meteran digunakan
untuk mengetahui jarak dorong pada bulldozer tersebut dan stopwatch digunakan
untuk menghitung waktu cycle time pada bulldozer tersebut. Pada pengambilan data
cycle time excavator digunakan stopwatch untuk menghitung waktu cycle time
tersebut. Dari data- data cycle time dilapangan, data tersebut akan diolah dengan
menggunakan metode distribusi frekuensi cycle time sehingga dapat diketahui cycle
time bulldozer dan juga excavator.
3.3.4. Pengolahan Data
Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dilapangan selanjutnya
diolah sehingga dapat diperoleh penyelesaian dan permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini. Tahapan dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan Data Cycle Time
a. Data cycle time yang telah diambil lapangan, dimasukkan kedalam microsoft
excel.
b. Selanjutnya untuk cycle time bulldozer masing- masing data yaitu data jarak dan
waktu baik maju ataupun mundur diarata- ratakan.
c. Data rata- rata tersebut dimasukkan ke rumus kecepatan maju maupun mundur,
dimana dalam rumus ini diperlukan komponen jarak dan waktu.
d. Data cycle time untuk excavator, data digging,swing isi,loading,swing kosong
dijumlahkan.
e. Selanjutnya dari data cycle time tersebut, dilakukan perhitungan cycle time rata-
rata dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
f. Masukkan data X maksimum dan X minimum yang terdapat pada data cycle
time.Sehingga dapat diketahui X median.
g. Selanjutnya masukkan jumlah data dan juga banyak kelasnya dengan

Universitas Sriwijaya
33

menggunakan persamaan 1+3,3Log(40)


h. Masukkan pula data interval kelas dengan menggunakan persamaan seleisih X
maksimum dan minimum dibagikan dengan hasil dari banyak kelas.
i. Selanjutnya dapat dihitung cycle time rata- rata pada excavator.
2. Rencana Praduga Tingkat Erosi Lereng Timbunan
a. Pengolahan data curah hujan 1 tahun untuk mengetahui faktor erosivitas hujan
(R).
b. Selanjutnya, dicari indeks erodibilitas (K) dengan menggunakan tabel jenis
tanah dan nilai faktor erodibitas tanah.
c. Selanjutya, dilakukan perhitungan faktor panjang dan kemiringan lereng (Ls).
Data diperoleh dari rekomendasi lereng dari perusahaan.
d. Data kemiringan lereng tersebut kemudian dikonversikan ke dalam persen.
e. Selanjutnya, data panjang dan persen kemiringan dimasukkan ke dalam rumus
Ls, sehingga diperoleh nilai faktor Ls.
f. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat erosi masih perlu dicari nilai faktor
pengelolaan tanaman (C) dan faktor teknik konversi tanah (P)
g. Nilai faktor C dan P untuk setiap lereng dianggap sama karena berada pada
daerah penelitian yang sama. Nilai faktor C diambil dari tabel nilai faktor
pengelolaan tanaman.
h. Faktor C yng diambil adalah 0,005 (hutan alam serasah kurang), sedangkan
untuk nilai faktor P, digunakan tabel nilai faktor teknik konversi tanah. Nilai P
yang digunakan 0,90 yaitu petanaman dalam strip dengan kemirigan lereng >
20%.
i. Setelah didapatkan nilai R, K, Ls, C dan P, selanjutnya diperhitungkan tingkat
erosinya dengan menggunaan rumus A = R K Ls C P yang hasil akhirnya adalah
tingkat erosi dengan satuan ton/ha/tahun.
j. Hasil yang didapatkan satuan ton/ha/tahun tersebut dikonversikan ke m3/ha/year
dengan dikalikan densitas tanah. Selanjutnya didapatkan persentase erosi yang
terjadi pada timbunan.
3. Pengolahan Data Curah Hujan (Perencanaan Reklamasi Tahun 2017)

Universitas Sriwijaya
34

a. Menghitung curah hujan maksimum rata-rata selama 10 tahun. Data ini dihitung
berdasarkan data curah hujan tahun 2007-2016 dengan menggunakan Microsoft
excel .
b. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai simpangan baku (S) dengan
menggunakan microsoft excel.
c. Setelah didapatkan nilai S, maka dilakukan perhitungan curah hujan rencana.
Sehingga diperoleh nilai untuk persamaan dari rumus dengan metode Gumbel
XT = x + (K × Sx)
d. Selanjutnya diperhitungkan nilai X dari rumus tersebut, dengan mengambil nilai
K dari tabel Yt, Yx dan Sn. Nilai Yt yang digunakan yang digunakan adalah
periode ulang 5 tahun
e. Dari hasil yang diperoleh yaitu nilai XT, maka selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan intensitas hujan rata-rata (It). Sehingga dari perhitungan ini dapat
diketahui intensitas hujan rata-rata yang dapat digunakan dalam perhitungan
dimensi saluran.
4. Pengolahan Data Rencana Dimensi Saluran
Dimensi saluran yang akan dibuat pada lahan rencana reklamasi tahun 2017
dapat ditentukkan dengan langkah sebagai berikut.
a. Berdasarkan data intensitas hujan, maka dapat perhitungkaan debit limpasan
yang terjadi, yaitu dengan memasukkan data intensitas hujan ke dalam rumus
perhitungan debit limpasan
b. Koefisien limpasasn yang bernilai 0,9 (areal penimbunan tambang) dan luas
catchment area yang ditentukan dari peta
c. Selanjutnya diperhitungkan h terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan
1 2 1
Q=𝐴𝑥 𝑥𝑅 3 𝑥𝑆
𝑛 2

d. Selanjutnya dapat dihitung dimensi saluran yang akan dibuat.


5. Rencana Desain Saluran Drainase
a. Peta kontur kemajuan tambang bulan oktober tahun 2017 yang telah didapat dari
perusahaan , dimasukkan dalam software mapinfo 2.0 (format file .map).
b. Rencana desain saluran drainase didesain berdasarkan kondisi aliran air yang
terdapat pada lokasi penelitian, lalu dibuat desain alirannya pada peta kemajuan
tambang.

Universitas Sriwijaya
35

6. Pengolahan Data Jenis Tanah


a. Data penentuan jenis tanah menggunakan alat TDS AZ 8361, dimana dalam
pengambilan sampel tanahnya dilakukan pada 3 titik sampel tanah.
b. Selanjutnya alat TDS meter ditancapkan pada 3 titik sampel tanah secara
bergantian.
c. TDS meter akan menunjukkan angkanya pada layar, dari angka tersebut
digolongkan jenis tanahnya. Dimana apabila angka pada layar menunjukkan
angka < 100 maka merupakan tanah regosol. Angka yang menunjukkan 100-
1.100 maka merupakkan tanah alluvial, dan angka menunjukkan >1.100
merupakkan tanah kapur.
d. Data Jenis tanah disesuaikan juga dengan rona awal yang terdapat pada
perusahaan. Sehingga dapat dianalisa dan juga dapat ditentukkan jenis tanah
pada daerah penelitian.
7. Pengolahan Data Biaya Penatagunaan Lahan
a. Data luas permukaan seluas 3,19 Ha dijadikan volume sesuai dengan
penatagunaan lahan dengan menambahkan data ketebalan tanah yang akan
diratakan ataupun yang akan dikeruk.
b. Selanjutnya data produktivitas sesuai dengan alat berat yang akan digunakan saat
penatagunaan lahan,seperti penataan lahan menggunakan alat berat bulldozer
dan pembuatan dimensi drainase dngan menggunakan alat excavator.
Selanjutnya produktivitas alat berat dikalikan dengan volume dari tanah,
sehingga didapatkan jam yang diperlukan untuk penatagunaan lahan.
c. Data shift kerja alat dibutuhkan pada pengolahan data biaya langsung dalam
menentukan hari yang diperlukan pada penatagunaan lahan dengan membagikan
jam yang diperlukan dan shift kerja.
d. Selanjutnya dapat ditentukan biaya penatagunaan lahan dengan persamaan yaitu
B = H x Brent.
8. Pengolahan Data Biaya Tidak Langsung
a. Data total biaya langsung dikonversikan menjadi dollar amerika terbaru yang di
pakai pada bulan November 2017.
b. Selanjutnya untuk bisa menentukkan persentase setiap komponen meliputi biaya

Universitas Sriwijaya
36

perencanaan reklamasi, biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai


pelaksana reklamasi tanahp operasi produksi dan biaya supervisi. Maka biaya
yang telah dikonversikan menjadi dollar amerika tersebut diplot pada grafik
yang telah disediakan.
b. Selanjunya pada grafik tersebut akan menujukkan persentase masing-masing
komponen.
c. Persentase telah didapatkan, maka persentase biaya tidak langsung dikalikan
dengan biaya langsung dalam satuan rupiah.
Permasalahan dilapangan diselesaikan dengan mengikuti tahapan metode
penelitian (tabel 3.2). Metode penelitian berguna sebagai alur pikir untuk didapat
menyelesaikan masalah pada penelitian.

Tabel 3.2. Metode penelitian


Rumusan Masalah Metode Penelitian
- Bagaimana perencanaan kegiatan reklamasi yang - Melakukan perencanaan penataan lahan di area
sesuai dengan timbunan pada area disposal 1? disposal 1
- Melakukan perencanaan saluran dainase untuk
timbunan
- Merencanakan jenis tanaman yang cocok ditanam
dengan kondisi tanah di lokasi penelitian
- Bagaimana rencana biaya kegiatan reklamasi yang -Merencanakan biaya langsung dari reklamasi
dibutuhkan pada area disposal 1? berupa biaya penatagunaan lahan , revegetasi.
- Merencanakan biaya tidak langsung berupa biaya
mobilitas dan demobilitas,perencanaan reklamasi,
biaya administrasi,dan biaya supervisi

3.3.5. Hasil dan Pembahasan


Data hasil perhitungan berupa cycle time alat berat bulldozer dan excavator,
serta keterangan kesesuaian panjang akar dengan tebal tanah pucuk, kesesuaian
jenis tanah dan juga jenis tanman untuk daerah penelitian dan biaya langsung, biaya
tidak langsung serta total biaya reklamasi yang disajikan dalam bentuk tabel.
Analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara teori dan penelitian
dilapangan sehingga dapat merencanakan reklamasi yang sesuai dengan daerah
penelitian.

Universitas Sriwijaya
37

3.3.6. Kesimpulan dan Saran


Pengolahan terhadap data primer dan data sekunder, serta korelasi antara
analisa terhadap pengolahan data dan permasalahan yang ada, setelahnya maka
dapat diambil kesimpulan dan saran yang sesuai dengan hasil. Bagan alir dalam
kegiatan penelitian yang telah diuraikan pada Gambar 3.2.

Perencanaan Pemanfaatan Area Disposal 1Peruntukan Lahan Reklamasi di Tambang Batu Kapur PT
Semen Baturaja (Persero) Tbk.Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan

Pengambilan Data

Data Sekunder Data Sekunder


1. Data Geoteknik lereng timbunan 1. Data Spesifikasi Alat
2. Peta Situasi Tambang Oktober 2017 2. Data Biaya-biaya Alat berat
3. Data Rona Awal tambang batu kapur PT Semen 3. Data Biaya - Biaya Peralatan yang
Baturaja (Persero),Tbk dibutuhkan dalam Biaya Langsung
4. Data curah hujan10 tahun terakhir (2003-2016)
5. Data volume top soil
6. Luas area rencana reklamasi tahun 2017 Data Primer
Cycle time Excavator dan Bulldozer
Data Primer

Pengukuran Analisa Kualitas Tanah


Produktivitas Alat

1.Membuat rencana Software Mapinfo 2.0


Melakukan pengolahan data biaya
Praduga tingkat erosi 1.Membuat rencana
lereng timbunan desain saluran penatagunaan lahan
2.Melakukan pengolahan drainase
data curah hujan 2.Membuat rencana
3.Melakukan pengolahan desain reklamasi
data rencana dimensi area disposal 1
saluran
4.Melakukan pengolahan
data jenis tanah
1. Melakukan
1. Perencanaan penatagunaan lahan dalam desain Perencanaan Biaya Reklamasi
2. Perencanaan penebaran tanah pucuk
3. Pendugaan tingkat erosi dan persentasenya
4. Perencanaan desain saluran drainase
5. Penentuan jenis tanah yang berada pada area disposal 1
6. Penentuan jenis tanaman yang berada pada area
disposal 1

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian

Universitas Sriwijaya
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan Reklamasi


Lahan reklamasi pada area disposal 1 ini perlu dilakukan perencanaan
terhadap penataan lahan, volume penaburan tanah pucuk, pengendalian erosi dan
sedimentasi,serta revegetasi sebagai berikut.
4.1.1 Lahan yang Direklamasi
Lahan di area disposal 1 ini memiliki luas area 3,19 Ha yang merupakan
timbunan tanah ataupun batuan penutup yang berada diluar tambang , dengan izin
lingkungan menurut Keputusan Bupati Ogan Komering Ulu NO.
660/361/KPTS/XXXIII/2015 tertanggal 19 Agustus 2015. Lahan area disposal 1
ini memiliki keadaan tanah semula ini dalam keadaan sedang dimana terdapat
garis erosi yang harus segera dilakukan penanganan ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Kondisi awal lahan area disposal 1

Pemanfaatan yang dilakukan untuk menanganin keadaan area disposal 1 ini


yaitu dengan menjadikan lahan area disposal 1 ini sebagai hutan dengan menanam

38 Universitas Sriwijaya
39

pohon yang sesuai dengan kondisi lingkungan di area disposal 1 ini, guna untuk
menghindari erosi yang akan terjadi.
4.1.2 Teknik dan Peralatan pada Reklamasi
4.1.2.1 Perencanaan Penataan Lahan
1. Jenis material
Jenis material yang digunakan untuk penataan lahan pada area disposal 1
adalah material overburden dari pit yang dilapisi oleh tanah pucuk ataupun tanah
humus, ditambah dengan tanah sisa yang gembur dan telah berada di lokasi tersebut,
sehingga diharapkan tanaman yang kan ditanam dan tumbuh subur.
2. Lokasi Asal Material
Material pengisi berasal dari hasil pengupasan lapisan tanah di area
penambangan batu kapur.
3. Volume Material
Volume overburden yang dibutuhkan untuk melakukan penataan lahan
adalah 478.500 m3 untuk lahan yang akan dilakukan penataan lahan yaitu 3,19 Ha.
Overburden dikumpulkan dalam jangka waktu 1 tahun.
4. Penataan Lahan
Penataan lahan yang dilakukan pada area disposal 1 PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk berada di area luar tambang (Lampiran A), dengan luas daerahnya
31.900 m2 (Gambar 4.2).

3,19 Ha

Gambar 4.2. Lahan reklamasi area disposal 1 ( Survey PT Semen Baturaja


(Persero) Tbk)

Universitas Sriwijaya
40

Kestabilan lereng, PT Semen Baturaja (Persero),Tbk menetapkan faktor


keamanan sebesar 1,61 (Tabel 4.1). Hubungan nilai faktor lereng dan intensitas
longsor , menurut Bowle (1989) pada kondisi faktor keamanan lebih besar dari 1,25
tersebut dapat dinyatakan bahwa longsor jarang terjadi ataupun kondisi lereng
dalam keadaan stabil. Sehingga sesuai dengan kondisi lahan di lapangan bahwa area
disposal 1 dalam keadaan aman dan dapat dilakukan reklamasi

Tabel 4.1. Ketetapan kestabilan lereng area disposal 1 (eksplorasi perencanaan


tambang PT Semen Baturaja Tbk.)

LERENG TUNGGAL DISPOSAL


Sudut (o) Tinggi (m) Fk Lebar (m)
30 5 1,61 10

Lereng yang telah ditentukan ini menurut dengan pengaruh terhadap lahan
revegetasi, bahwa lereng tersebut cukup baik untuk dilakukan revegetasi (Gambar
4.3).

10 m

5m
30o

30o

30o

Gambar 4.3 Desain lereng area disposal 1 (eksplorasi perencanaan tambang PT


Semen Baturaja Tbk.)

Agar dapat meratakan tanah yang telah selesai dilakukan penimbunan sesuai
dengan desain lereng, maka diperlukan alat berat bulldozer liebher 734 , dengan
kapasitas blade 3,89 m3 (Lampiran C) , jarak dorong yaitu 30 meter serta memiliki
produktivitas sebesar 404,47 m3/jam (Lampiran D).
4.1.2.2 Perencanaan Kebutuhan Penaburan Tanah Pucuk

Universitas Sriwijaya
41

Lahan rencana reklamasi seluas 3,19 Ha yang telah selesai dilakukan


penimbunan tanah akan direncanakan penyebaran tanah pucuk sebagai tahap
terakhir dari reklamasi tersebut. Pengangkutan tanah pucuk menuju area disposal
1 ini berasal dari penambangan tanah liat itu sendiri karena pada saat perencanaan
reklamasi area disposal 1 sesuai dengan sequence penambangan di PT Semen
Baturaja (Persero),Tbk. Penentuan ketebalan tanah pucuk sesuai dengan panjang
akar yang terdapat pada pohon yang akan ditanam seperti yang ditunjukkan tabel
4.2. Sehingga rencana penaburan tanah pucuk yang akan menutupi seluruh lahan
yang akan direklamasi ini memiliki ketebalan top soil 50 cm guna untuk zona
pengakaran revegetasi, dengan volume penaburan tanah pucuk yang akan disebar
ialah 15.950 m3 (Lampiran B).

Tabel 4.2. Panjang akar sesuai pohon yang sering ditanam di PT Semen Baturaja
(Persero),Tbk ( Adendum Andal dan RKL-RPL PT Semen Baturaja
(Persero),Tbk)
NO JENIS TANAMAN PANJANG AKAR
1 Pohon Mahoni 50 cm
2 Pohon Sengon 50 cm
3 Pohon Pulai 50 cm
4 Pohon Ketapang 20 cm

Perencanaan penebaran tanah pucuk menggunakan alat berat bulldozer


liebher 734 dan kapasitas bladenya 3,89 m3 (Lampiran C). Dengan jarak dorongnya
15 meter , serta produktivitasnya 501,39 m3/jam (Lampiran D), mampu melakukan
penebaran tanah pucuk dalam waktu 4 hari.
4.1.2.3 Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
Pengendalian erosi dan sedimentasi yang dilakukan pada area disposal 1
seluas 3,19 Ha. Pada daerah penelitian memiliki pendugaan tingkat erosi sebesar
72% (Lampiran B). Untuk dapat melakukan pengendalian erosi tersebut , maka
dilakukan perencanaan drainase dimana dimensi saluran drainase ditentukan
dengan memperhitungkan besarnya curah hujan rencana yang diperkirakan akan
terjadi pada area disposal 1 ditunjukkan Gambar 4.4.

Universitas Sriwijaya
42

65.460 m2

LEGENDA U
Daerah A
Hutan
Daerah B
Kolam Retensi
Daerah C SKALA
Catchment Area
1:5000
Daerah D Rencana Aliran Drainase

Gambar 4.4 Daerah penampang perencanaan saluran drainase

Penentuan curah hujan rencana ini didasarkan pada 10 data curah hujan
harian maksimum selama 10 tahun terakhir ( Lampiran E ). Total rata-rata curah
hujan rencana sebesar 447,116 mm/jam dengan intensitas hujan periode ulang 5
tahun sebesar 0,663 mm/jam (Lampiran F).
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan periode ulang 5 tahun
tujuannya adalah agar saluran yang dibuat mampu untuk mengalirkan air dan

Universitas Sriwijaya
43

menampung sedimen selama jangka waktu tersebut. Luas cachtment area dihitung
pada area disposal 1 ini sebesar 65.460 m2 (Gambar 4.3).
Pada perencanaan pembuatan drainase ini dilakukan pada 2 bagian yaitu
daerah c dan juga daerah d ditunjukkan pada (Gambar 4.3). Hal ini karena pada
daerah b aliran air yang pada area disposal 1 mengalir menuju hutan sehingga tidak
perlu dibuat drainase karena air akan mengalir dan dapat membantu proses
pertumbuhan tanaman. Sedangkan pada bagian daerah a adalah tempat mengalirnya
air pada area disposal 1 menuju kolam retensi sehingga air yang mengalir dari area
disposal 1 ini akan kembali ke kolam retensi.
Berdasarkan perhitungan debit maksimum air limpasan permukaan
diperoleh besarnya debit limpasan (Q) yaitu 0,1085 m3/detik (Lampiran F). Dengan
menggunakan koefisien manning (n) yaitu 0,028.Nilai koefisien manning tersebut
ditentukan dari tabel koefisien manning dengan memilih jenis saluran tanah gali
dengan excavator. Diketahui dimensi saluran yang dihasilkan adalah Presentase
kemiringan (S) yaitu 1%, lebar dasar saluran (B)= 0,68 m, kedalaman saluran (h)=
0,45 m, tinggi jagaan (F)= 0,11 m, tinggi saluran (H) =0,56 m, dan lebar permukaan
saluran (L)= 1,13 m (Lampiran F). Penampang saluran trapesium dapat dilihat pada
(Gambar 4.5) seperti dibawah ini.

1,13 m

0,11 m
m 0,56 m
m
m
0,68 m
m m drainase area disposal 1
Gambar 4.5. Penampang saluran rencana

m
Perencanaan drainase dilaksanakan dengan menggunakan alat berat
excavator liebher PC 200 dengan kapasitas bucket 1,2 m3 (Lampiran C ), serta
produktivitasnya yaitu 351,66 ton/jam (Lampiran D).
4.1.2.4 Perencanaan Revegetasi

Universitas Sriwijaya
44

Setelah direncanakan drainase pada area disposal 1 maka selanjutnya perlu


direncanakan jenis tanaman yang akan digunakan untuk reklamasi. Penentuan jenis
tanaman yang digunakan tergantung dengan jenis tanah yang tersedia di lahan
penelitian.

1. Jenis Tanah Area Disposal 1


Penentuan jenis tanah di area disposal 1 dilakukan dengan pengujian jenis
tanah dengan menggunakan alat TDS AZ 8361, dengan mengambil beberapa
sampel dalam hal ini dilakukan dengan pengambilan 3 sampel di tempat yang
berbeda karena pada saat peyebaran tanah pucuk telah tersebar secara merata
sehingga dalam 1 sampel tanah mewakili tanah sekelilingnya. Pada saat dilakukan
penelitian, didapatkan hasil seperti gambar 4.6 . Sehingga dari hasil tersebut dapat
direncanakan tanaman untuk area disposal 1.

1054

73
182

(a) Tanah Alluvial (b) Tanah Regosol (c) Tanah Alluvial

Gambar 4.6. Kondisi tanah pada 3 sampel di area disposal 1 menggunakan alat
TDS AZ 8361

Angka yang ditunjukkan pada alat TDS meter, pada a menunjukkan bahwa tanah
merupakan tanah alluvial, pada b menunjukkan tanah regosol, pada c menunjukkan
tanah alluvial keterangannya seperti yang ditunjukkan pada (Tabel 4.3).

Tabel 4.3. Kesesuaian angka pada tds dengan jenis tanah (K3LH PT.Semen
Baturaja (Persero),Tbk.)

Universitas Sriwijaya
45

K3LH PT. Semen Baturaja (Persero),Tbk Data di


Jenis Tanah Angka TDS Lapangan
Tanah 100-1.100 182
Alluvial 1054
Tanah Regosol < 100 73
Tanah Kapur > 1.100 -

Sesuai dengan tabel diatas maka jenis tanah pada area disposal 1 adalah tanah
regosol dan alluvial. Hal ini sesuai pula dengan data jenis tanah dan penyebaran di
kabupaten Ogan Komering Ulu (Lampiran G), yaitu tanah podsolik merah
kekuningan, Alluvial, regosol dan Hidromorf.
2. Tanaman Area Disposal 1
Pengadaan tanah di area disposal 1 yang sesuai dengan bibit tanaman yang
akan ditanam pada area reklamasi ialah sebagai berikut

Tabel 4.4 Pemilihan tanaman untuk area disposal 1

Tanaman Suhu Udara Kelembapan Jenis Tanah


(20o -28o) 70-79% Alluvial
Mahoni √ √ √
Sengon X X √
Pulai √ √ X
Ketapang X X X

Tabel diatas membuktikan bahwa tanaman yang baik untuk ditanam di area
disposal 1 adalah mahoni karena menurut Rona Awal pada Adendum ANDAL
dan RKL-RPL PT Semen Baturaja (Persero)Tbk, sesuai dengan persentase
kemiringan lereng juga menyatakan bahwa lebih dari 40% dilakukan penanaman
vegetasi tetap ( tanaman tahunan ), jenis tanaman yang dipilih untuk melakukan
penghijauan dan tanaman tahunan pada areal tambang yaitu salah satunya mahoni
dengan panjang bibit sekitar 2 meter sesuai dengan kemiringan lereng pada lahan,

Universitas Sriwijaya
46

sehingga lahan tersebut tidak terjadi erosi. Syarat tumbuhnya berdasarkan hasil
penelitian sesuai dengan kondisi tanah di daerah area disposal 1 ditunjukkan pada
(Tabel 4.5).

Tabel.4.5.Kesesuaian kondisi lahan reklamasi terhadap syarat tumbuh tanaman


mahoni (Adendum ANDAL dan RKL-RPL PT Semen Baturaja (Persero)
Deskripsi Syarat Tumbuh Kondisi Lahan
Tanaman Tanaman Mahoni Penelitian
Mahoni (Nursyamsi, 2013)
Suhu Udara 20-28 derajat C 27,6 derajat C
Sinar Matahari Lahan Terbuka Lahan Terbuka
Kelembaban 70 - 79 % 76,2 %
Jenis Tanah Alluvial Alluvial
Tbk)

Sebelum dilakukan penanaman mahoni, maka dilakukan pemberian pupuk


(urea) terlebih dahulu sebagai sumber unsur hara bagi tanaman. Kemudian
dilakukan penanaman tanaman penutup tanah (legume cover crop/ LCC). Tujuan
dari penanaman LCC ini adalah untuk mengendalikan dan menurunkan tingkat
erosi yang terjadi pada daerah reklamasi yaitu area disposal 1.
4.1.2.5 Pemeliharaan
Lahan area disposal 1 ini dilakukan pemeliharaan sesuai dengan umur
pohon yang akan tumbuh pada area disposal 1 yaitu selama 3 bulan. Pemeliharaan
dilakukan dengan dilakukan pemupukan dan pemeliharaan pada rumput dengan
menggunakan peralatan yang telah disediakan. Pemeliharaan juga dilakukan oleh
tenaga kerja dan perlu adanya pengawasan agar reklamasi sesuai dengan
direncanakan.
4.2 Perencanaan Biaya Reklamasi
Perencanan biaya reklamasi terdapat rincian antara lain biaya langsung dan
biaya tidak langsung dimana penjelasannya sebagai berikut:
4.2.1 Biaya langsung

Universitas Sriwijaya
47

Uraian mengenai biaya yang perlu dihitung dalam penyusunan rencana biaya
Reklamasi yang meliputi :
4.2.1.1 Biaya Penatagunaan Lahan
Biaya penatuganaan lahan ini, terdiri dari biaya:
1. Penataan permukaan tanah
Pada penataan permukaan tanah membutuhkan biaya sebesar Rp.58.145.829
dan membutuhkan 8 hari dalam pelaksanaannya dengan menggunakan alat berat
bulldozer melakukan penataan dengan volume tanah 31.900 m3 (Lampiran H) .
2. Penebaran tanah pucuk
Biaya yang dibutuhkan pada penebaran tanah pucuk sebesar Rp.
23.427.216,19 dan membutuhkan waktu 3 hari dalam pelaksanaannya (Lampiran
H). Ketebalan tanah pucuk yang akan disebar adalah 0,5 meter, dengan bantuan alat
berat yaitu bulldozer liebher 734.
3. Pengendalian erosi dan pengelolaan air
Biaya yang dibutuhkan pada pengendalian erosi dan pengolahan air berupa
biaya pembuatan drainase dan juga pemeliharaan drainase selama 3 bulan ini. Pada
biaya pembuatan drainase membutuhkan biaya sebesar Rp 946.934,46 (Lampiran
H). Dalam pelaksanaan pembuatan drainase menggunakan alat berat excavator PC
200 dengan total panjang salurannya 840 meter. Pada hal ini pembuatan drainase
dibutuhkan dalam 1 hari (Lampiran H).
Pemeliharaan drainase ini diperlukan agar dapat mengurangi endapan
sedimen yang terdapat pada drainase. Pemeliharaan ini dilakukan pada 3 bulan
dilakukan 1 kali dalam sebulan dan biaya yang dibutuhkan pada pemeliharaan
drainase ini adalah Rp.1.394.168. Sehingga total biaya yang dibutuhkan pada
bagian ini adalah Rp.2.341.102,32 (Lampiran H).

4.2.1.2 Biaya revegetasi


Biaya Revegetasi terdiri dari biaya yang meliputi sebagai berikut ini dengan
rincian biaya yaitu:
1. Analisis kualitas tanah
Biaya yang dibutuhkan pada analisis kualitas tanah adalah Rp.673.500
(Lampiran H). Dalam analisa kualitas tanah dilakukan oleh Fakultas Pertanian

Universitas Sriwijaya
48

Universitas Sriwijaya dimana dalam hal ini bekerjasama dengan PT Semen


Baturaja (Persero),Tbk.
2. Pemupukan
Biaya yang dibutuhkan dalam pemupukan ini adalah Rp.909.000 (Lampiran
H) sesuai dengan luas daerah dan jumlah bibit yang akan ditanam. Pada reklamasi
disposal 1 ini luas daerahnya sebesar 3,19 Ha dengan jarak tanam 4 m x 4 m
(Peraturan Menteri Kehutanan No 48 Tahun 2013 Tentang Pedoman Reklamasi).
3. Pengadaan bibit
Biaya dalam pengadaan bibit ini adalah sebesar 11.090.000 (Lampiran H)
dengan jumlah bibit yang digunakan 2.194 bibit (setelah dilakukan penambahan
10%). Bibit tersebut berupa LCC dan pohon mahoni.
4. Penanaman
Biaya yang diperlukan dalam penanaman ini adalah Rp.16.118.800 , dengan
hari yang diperlukan adalah 29 hari (Lampiran H) meliputi pemasangan ajir dan
penanaman bibit pohon sengon dan LCC.
5. Pemeliharaan tanaman
Biaya yang dibutuhkan dalam pemeliharaan tanaman adalah Rp.10.899.480
dengan menggunakan 2 tenaga kerja dan dilakukan dalam 3 bulan, dalam
pelaksanaanya 1 bulan dilakukan 1 kali (Lampiran H).

4.2.2 Biaya tidak langsung


Uraian mengenai biaya yang harus dimasukkan dalam perhitungan Reklamasi
dan sedapat mungkin ditetapkan dengan menggunakan standar acuan yang
ditentukan sebagai berikut:
1. Biaya mobilitas dan demobilitas alat sebesar 5 % dari biaya langsung atau
berdasarkan perhitungan biaya langsung yaitu sebesar Rp. 6.180.246,39
(Lampiran H).
2. Biaya perencanaan reklamasi menggunakan 9,9 % dari biaya langsung ,
sehingga biaya yang dibutuhkan ialah Rp. 12.236.887,86 (Lampiran H).
3. Biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai pelaksana Reklamasi
tahap operasi produksi menggunakan 14% dari biaya langsung, sehingga biaya
yang dibutuhkan adalah Rp. 17.304.689,90 (Lampiran H).

Universitas Sriwijaya
49

4. Biaya supervisi menggunakan 7% dari biaya langsung, sehingga biaya yang


dibutuhkan sebesar Rp. 8.652.344,95 (Lampiran H).
4.2.3 Total Biaya
Uraian mengenai total biaya langsung ditambah dengan biaya tidak langsung
disajikan dalam Tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.6 Total biaya reklamasi


Komponen Harga (Rupiah)
Biaya Langsung
Biaya Penataan Kegunaan Lahan,
1. Penataan Permukaan Tanah 58.145.829,34
2. Penebaran Tanah Pucuk 23.427.216,19
3. Pengendalian Erosi Dan Pengolahan Air 2.341.102,32
Biaya Revegetasi ,
1. Analisis Kualitas Tanah 673.500,00
2. Pemupukan 909.000,00
3. Pengadaan Bibit 11.090.000,00
4. Penanaman 16.118.800,00
5. Pemeliharaan Tanaman 10.899.480,00
Jumlah Biaya Langsung 123.604.927,85
Biaya Tidak Langsung
1. Biaya Mobilitas Dan Demobilitas Alat 6.180.246,39
2. Biaya Perencanaan Reklamasi 12.236.887,86
3. Biaya Administrasi Dan Keuntungan Pihak Ketiga 17.304.689,90
4. Biaya Supervisi 8.652.344,95

Total Biaya Rp. 167.979.096,95

Total biaya reklamasi yang dilakukan pada area disposal 1 adalah


Rp.167.979.069,95, dari biaya yang terdiri dari komponen penataan
lahan,revegetasi untuk mendapatkan biaya langsung. Biaya tidak langsung terdiri
dari biaya mobilitas, perencanaan, administrasi serta supervisi. Biaya tersebut juga
dapat ditentukkan pula jadwal kegiatan perencanaan yang akan ditunjukkan pada
Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Jadwal kegiatan perencanaan reklamasi


Komponen Total waktu

Universitas Sriwijaya
50

Penataan permukaaan tanah 8 hari


Penebaran tanah pucuk 4 hari
Pengendalian erosi 1 hari
Analisi kualitas tanah 1 ha ri
Pemupukan 1 hari
Pengadaan bibit 1 hari
Penanaman 14 hari
Pemeliharaan Drainase dan Tanaman 90 hari

Total waktu 120 hari

Hari yang dibutuhkan untuk perencnaan reklamasi ini adalah 120 hari, dimana jika
dikonversikan dalam bulan maka dibutuhkan 4 bulan untuk pelaksanaannya.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Perencanan reklamasi pada area disposal 1 berdasarkan dengan pertimbangan
sebagai berikut
a. Penataan lahan seluas 31.900 m2 dilakukan oleh alat berat bulldozer liebher
734 dengan kapasitas bladenya sebesar 3,8 m3.
b. Volume penaburan tanah pucuk sebanyak 15.950 m3 dengan ketebalan top
soil adalah 0,5 meter, guna untuk zona pengakaran revegetasi. Dalam
pelaksanaan menggunakan alat berat bulldozer liebher 734 dengan kapasitas
blade 3,8 m3.
c. Pengendalian erosi dibuat dengan saluran drainase berdasarkan data curah
hujan di Kabupaten OKU, dengan luas catchment area sebesar 65.460 m2.
Maka diperoleh lebar dasar saluran (B)= 0,68 m, kedalaman saluran (h)=
0,45 m, tinggi jagaan (F)= 0,11 m, tinggi saluran (H) adalah 0,56 m, dan
lebar permukaan saluran (L)= 1,13 m.
d. Pelaksanaan pembuatan saluran drainase menggunakan alat berat excavator
dengan kapasitas bucket 1,2 m3.
e. Revegetasi dilakukan berdasarkan data jenis tanah, penyebaran di Kabupaten
OKU serta pengujian menggunakan TDS meter bahwa tanah di disposal 1
adalah alluvial dan regosol. Tanaman pohon Mahoni sebanyak 2.194 bibit
beserta LCC yang tumbuh baik di jenis tanah alluvial.
2. Biaya langsung untuk perencanaan reklamasi di area disposal 1 ini terbagi
menjadi beberapa aspek penting. Biaya langsung yang meliputi penatagunaan
kegunaan lahan dimana membutuhkan biaya sebesar Rp.83.914.147,85.
Revegetasi dimana membutuhkan biaya sebesar Rp. 39.690.780 . Serta biaya
tidak langsung yang dikeluarkan sebesar Rp. 44.374.169,10. Biaya langsung dan
tidak langsung didapatkan biaya total yang diperkirakan pada perencanaan

51 Universitas Sriwijaya
52

reklamasi area disposal 1 di PT Semen Baturaja (Persero),Tbk sebesar Rp.


167.979.096,95.

5.2. Saran
Berdasarkan pengamatan dilapangan penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan dalam penatagunaan lahan dan penebaran tanah pucuk oleh
bulldozer dilakukan pengawasan agar dalam pelaksanaan sesuai dengan
perencanaan sehingga reklamasi area disposal 1 dapat berjalan dengan baik
dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Saluran drainase diperlukan perawatan yang berkala agar dapat menampung
sedimen dengan baik agar saluran-salurannya tidak tergerus kedalam.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Adendum Andal dan RKL-RPL Tahun 2015. Deskripsi Rinci Rona Lingkungan
Hidup Awal PT Semen Baturaja (Persero),Tbk. 2015.Baturaja: PT Semen
Baturaja (Persero),Tbk.

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

Bukti,S dan Ashari,Y.2015.Perencanaan Kegiatan dan Biaya Reklamasi


Penambangan Batuan Andesit Gunung Siwaluh,Kampung Bolang,Desa
Argapura,Kecamatan Cigudeg,Kabupaten Bogor,Provinsi Jawa
Barat,PT.Desira Gina Utama.Jurnal Pertambangan 1(1).

Bowles, J., E. 1989. Sifat-sifat Fisik & Geoteknis Tanah. Erlangga. Jakarta.

Energi, D. P. (1967). Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang


Pertambangan Umum. Jakarta: Departemen Pertambangan dan Energi.

Ela, R. 2015. Evaluasi Tingkat Keberhasilan Reklamasi di PT Beringin Jaya Abadi,


Tenggarong, Kalimantan Timur. Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas
Sriwijaya.

Indosianto.(2005).Pemndahan Tanah Mekanis UPN “Veteran”.Yogyakarta:UPN


Press.

Kironoto. 2000. Konservasi Lahan . Yogyakarta : UGM press.

Komatsu. 2006-2009 .Spesification dan application Handbook . Japan : Komatsu.

Liebher.2013. Operating and handbook liebher. China: liebher machenery.

Minerals Council of Australia. 1998. Mine Rehabilitation Hand Book. . Australia:


Minerals Council of Australia.

Nursyamsi. 2013. Pertumbuhan tanaman Mahoni. Jurnal Teknis Eboni 1(1): 48-57.

Nurul,A dan Widodo,S. 2017.Analisis Reklamasi Tambang batukapur di


Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi
Selatan.Jurnal Geomine 5(2):68-75.
57

Parascita, L., Sudiyanto, A .,dan Gunawan, N. 2015.Rencana Reklamasi pada


Lahan Bekas Penambangan Tanah Liat di Quari Tlogowaru PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban Jawa Timur. Jurnal Teknologi
Pertambangan 1(1):1-4.

Pangular, D. 1985. Petunjuk Penyelidikan & Penanggulangan Gerakan Tanah.


Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan, Balitbang
Departemen Pekerjaan Umum.

Pendra, A.R.,H. Iskandar, dan H.E. Handayani.2014. Desain Backfilling


Berdasarkan Rencana Pascatambang pada Tambang Batubara PT.Karbindo
Abesyaradhi Coal Site Tiang Satu Sungai Tambang Sumatera Barat.Jurnal
Ilmu Teknik Universitas Sriwijaya 2(1).

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun 2014.
(2014). Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta:Direktorat Sumber Daya
Energi dan Mineral.

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2013.


Pedoman Reklamasi Hutan. Jakarta: Direktorat Kementerian Kehutanan.

Rochmanhadi.(1992).Alat-Alat Berat dan Penggunanya.Jakarta:YBPPU

Saleng,Abrar.2004.Hukum Pertambangan.Yogyakarta:UII Press.

Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode. Statistik Jilid 1. Bandung:Nova.

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan.Yogyakarta:Andi.

Widiyanto, D. 2013. Tata Cara Perhitungan Jaminan Reklamasi.Jakarta:


Direktorat Jendral Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral.

Wyllie, D., C, dan C. W. Mah. 2004. Rock Slope Engineering: Civil and Mining
(4th edition). New York: Spon Press.

Universitas Sriwijaya
Lampiran A. Desain Perencanaan Reklamasi Area Disposal 1

1. Peta Situasi Tambang Batukapur PT Semen Baturaja (Persero),Tbk

Gambar A.1.Peta situasi tambang batu kapur


57

2. Area Kerja Penatagunaan Lahan

Gambar A.2. Area kerja penatagunaan lahan

Universitas Sriwijaya
57

3. Area Kerja Pembuatan Aliran Drainase

LEGENDA
Rencana aliran saluran drainase
U
Kolam Retensi

Hutan

Gambar A.3.Area kerja pembuatan drainase

Universitas Sriwijaya
57

4. Perencanaan Reklamasi Area Disposal 1

LEGENDA

Kolam Retensi Lahan yang akan U

View Point direklamasi


Jalan
Aliran Drainase Hutan

Gambar A.4.Perencanaan reklamasi area disposal 1

Universitas Sriwijaya
Lampiran B. Perhitungan Tingkat Erosi

Perhitungan tingkat erosi dilakukan dengan menggunakna metode Universal


Soil Loss Equation (USLE), yang menghasilkan banyaknya tanah (ton) yang
tererosi dalam satu hektar lahan tiap tahunnya. Pengolahan data yang dilakukan
untuk menghitung tingkat erosi pada lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Erosivitas Hujan (R)
Nilai erosivitas untuk lokasi penelitian menggunakan rumus (Bols,1978
dalam Arsyad,1989)
R = 2,21 Pm1,36
Keterangan :
R = Indeks Erosivitas Rata-Rata Bulanan
Pm = Hujan Rata-Rata Bulanan (cm)

Besarnya nilai faktor erosivitas bulanan dalam 10 bulan dapat dilihat pada
Tabel B.1.

Tabel B.1. Indeks erositivitas tahun 2017

No Bulan Pm R
1 Januari 25,3 409,8
2 Februari 28,4 479,6
3 Maret 24 381,4
4 April 41,9 813,9
5 Mei 22,2 343,1
6 Juni 10,7 127,2
7 Juli 17,4 246,3
8 Agustus 0,89 98,9
9 September 2,11 320,1
10 Oktober 4,33 851,1
Total 4071,9

2. Erodibilitas Tanah (K)


Penentuan erodibilitas tanah dilakukan berdasarkan tabel jenis tanah dan nilai
faktor erodibilitas tanah (Kironoto, 2000). Nilai erodibilitas tanah untuk lokasi
penelitian adalah 0,47 ( tanah alluvial).
57

3. Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (Ls)


Penentuan panjang dan kemiringan lereng dihitung dengan menggunakan
rumus (Asdak, 2001):

LS = L0,5 (0,00138 S2 + 0,00965 S + 0,0138)

Keterangan :
L = Panjang lereng (m)
S = Kemiringan lereng (%)

Nilai Faktor Panjang dan keiringan lereng (Ls) pada lokasi penelitian adalah
pada tabel B.2.

Tabel B.2.Faktor panjang dan kemiringan lereng

No L S Ls
1 5 0,58 0,044

4. Pengelolaan Tanaman (C)


Faktor C ditentukan berdasarkan tabel nilai faktor pengelolaan tanaman
(Arsyad ,1989). Untuk lokasi penelitian menggunakan nilai faktor penelolaan
tanaman yaitu 0,005 (Hutan alam serasah kurang).
5. Faktor Konservasi Tanah (P)
Nilai konservasi tanah berdasarkan tabel nilai faktor konversi tanah
(Arsyad,1989). Penelitian menggunakan perhitungan tingkat erosi yaitu 0,9
(pertanaman dalm strip kemiringan lereng > 20%). Berdasarkan data-data tersebut,
maka tingkat erosi yang terjadi adalah sebagai berikut (Tabel B.3)

Tabel B.3 Tingkat erosi pada area disposal 1

No R K Ls C P A

Universitas Sriwijaya
57

1 4071,9 0,47 0,044 0,375 0,9 0,38

Data volume dari tanah yang erosi tersebut adalah 0,22 m3 /ha / tahun. Luas
tanah lahan 3,19 Ha maka pendugaan erosi sebesar 0,72 m3/ha/tahun, sehingga
persentase pendugaan tingkat erosi yang terjadi pada area disposal 1 adalah 72%.

Universitas Sriwijaya
Lampiran C. Spesifikasi Alat

1. Bulldozer

Gambar C.1. Bulldozer liebherr PR 73

a. Type bulldozer : Liebherr PR 734


b. Blade capacity : 3,89 m3
c. Height of blade : 1,120 mm
d. Width of Blade : 4,240 mm
e. Lifting height : 1,190 mm
f. Digging depth : 617 mm
g. Blade angle adjustment : 25o
h. Width over push frame : 2,890 mm
i. Engine : 150 KW
j. Operating weight : 17,960 – 22,100 kg
57

2. Excavator

Gambar C.2. Excavator liebherr 934

a. Type excavator : Excavator liebherr 934


b. Operating weight : 23,100 – 23,500 kg
c. Bucket capacity : 0,80- 1,20 m3
d. Engine output : 105 KW
e. Cutting width : 1,250 mm
f. Bucket weight : 1,060 ton

Universitas Sriwijaya
Lampiran D. Produktivitas Alat

1. Data Cycle Time Alat Berat Bulldozer Dan Excavator


a. Cycle Time Bulldozer dan Kecepatan Bulldozer
Cycle time bulldozer dibutuhkan data jarak dan waktu pada saat bulldozer
maju dan mundur,untuk mendapatkan kecepatan bulldozer guna dimasukkan dalam
rumus cycle time yang ditunjukkan dalam Tabel D.1- D.2.

Tabel D.1.Data cycle time bulldozer penataan permukaan tanah


Maju Mundur
No
Jarak Waktu Jarak Waktu
1 14,5 5,49 14,5 5,08
2 15,2 8,22 15,2 5,21
3 14,8 5,83 14,8 4,66
4 15,1 7,65 15,1 5,87
5 14,9 6,35 14,9 4,59
6 15,9 7,93 15,9 6,01
7 15,2 7,31 15,2 5,98
8 14,6 5,44 14,6 4,43
9 15,5 7,94 15,5 5,65
10 16,3 8,84 16,3 7,12
11 13,9 5,01 13,9 3,45
12 14,5 5,78 14,5 4,11
13 15,4 8,23 15,4 5,43
14 14,2 5,89 14,2 4,97
15 15,6 7,97 15,6 4,92
16 15,8 8,88 15,8 5,11
17 16,3 8,98 16,3 6,02
18 15,8 8,55 15,8 5,67
19 16,5 8,69 16,5 6,39
20 14,7 5,93 14,7 4,11
21 16,8 9,12 16,8 7,03
22 14,9 5,91 14,9 3,88
23 15,2 7,22 15,2 5,98
24 14,5 5,87 14,5 4,14
25 14,6 5,98 14,6 4,89
Rata -rata 15,2 7,16 15,2 5,23

Kecepatan Bulldozer adalah


𝑠
v=𝑡
57

keterangan :
v = Kecepatan (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu (s)

Diketahui:
smaju = 15 m
smundur = 15 m
tmaju = 16,22 s
tmundur = 10,90 s
Ditanya : kecepatan
𝑠
1) vmaju =
𝑡
15 𝑚
vmaju = = 2,91 m/s = 10 km/jam
5,23 𝑠

𝑠
2) vmundur =
𝑡
15 𝑚
vmundur = = 2,13 m/s = 8 km/jam
7,16 𝑠

3) Jarak Dorong = jarak maju + jarak mundur


= 15 m + 15 m = 30 m

Tabel D.2.Data cycle time bulldozer penebaran tanah pucuk

Maju Mundur
No
Jarak Waktu Jarak Waktu
1 7,6 6,36 7,6 4,34
2 6,5 4,88 6,5 2,93
3 8,4 7,34 8,4 5,47
4 7,9 5,87 7,9 4,66
5 7,5 5,66 7,5 4,06
6 7,8 6,55 7,8 4,77
7 6,9 4,78 6,9 3,32
8 8,2 6,87 8,2 5,06
9 7,5 5,88 7,5 4,67
10 7,8 5,98 7,8 4,91
11 7,7 6,45 7,7 4,73

Universitas Sriwijaya
57

Lanjutan Tabel D.2


12 7,4 5,23 7,4 4,79
13 6,7 4,95 6,7 3,96
14 7,3 6,45 7,3 4,81
15 7,5 6,77 7,5 4,56
16 7,6 7,04 7,6 4,91
17 6,8 5,91 6,8 3,87
18 7,4 6,44 7,4 4,89
19 8,1 7,32 8,1 5,87
20 7,5 6,23 7,5 4,17
21 7,7 7,11 7,7 4,83
22 7,3 6,18 7,3 3,87
23 6,9 5,23 6,9 4,56
24 7,8 6,02 7,8 5,01
25 7,6 5,81 7,6 4,75
Rata -rata 7,5 6,13 7,5 4,55

Diketahui:
smaju = 7,5 m
smundur = 7,5 m
tmaju = 6,13 s
tmundur = 4,55 s
Ditanya : kecepatan
𝑠
1) vmaju =
𝑡
7,5 𝑚
vmaju = = 1,22 m/s = 4 km/jam
6,13 𝑠

𝑠
2) Vmundur =
𝑡
7,5 𝑚
vmundur = = 1,65 m/s = 6 km/jam
4,55 𝑠

3) Jarak Dorong = jarak maju + jarak mundur

= 7,5 m + 7,5 m = 15 m

2. Cycle Time Excavator


Excavator menggunakan data-data seperti digging, swing isi, loading, swing

Universitas Sriwijaya
57

kosong untuk dimasukkan dalam persamaan produktivitas pada excavator


a. Data Cycle Time Excavator
Data cycle time excavator ini disajikan dalam Tabel D.3 berikut ini.

Tabel D.3.Data cycle time excavator

No Digging Swing Isi loading Swing Kosong CT


1 6,98 3,07 3,86 4,95 18,86
2 2,88 3,39 5,38 6,88 18,53
3 3,56 3,8 3,87 5,78 17,01
4 2,69 4,32 2,82 3,96 13,79
5 7,61 3,05 5,7 4,51 20,87
6 3,22 3,13 2,89 7,31 16,55
7 6,48 3,68 2,28 3,77 16,21
8 4,43 3,25 2,41 3,38 13,47
9 5,37 5,46 2,88 2,67 16,38
10 4,05 3,79 2,44 2,4 12,68
11 7,61 3,99 1,9 5,53 19,03
12 5,87 3,37 2,9 3,23 15,37
13 3,16 5,81 2,16 3,66 14,79
14 5,17 4,02 2,05 3,53 14,77
15 6,69 4,72 1,74 3,67 16,82
16 7,48 3,99 1,71 3,39 16,57
17 3,73 5,08 2,11 3,76 14,68
18 5,46 3,14 2,26 3,61 14,47
19 4,92 4,42 1,88 3,4 14,62
20 5,25 3,91 1,78 3,47 14,41
21 3,76 4,09 1,98 3,71 13,54
22 4,8 4,01 2,03 3,9 14,74
23 5,04 3,33 1,96 3,61 13,94
24 4,9 3,77 1,85 3,67 14,19
25 3,84 3,09 2,33 3,59 12,85
26 5,01 5,09 1,78 3,24 15,12
27 7,11 4,55 1,89 5,12 18,67
28 3,91 3,83 2,67 3,64 14,05
29 3,75 3,44 1,92 3,78 12,89
30 4,89 4,18 2,09 3,29 14,45
31 3,77 5,02 2,71 3,98 15,48
32 4,17 4,69 2,87 4,76 16,49
33 5,09 3,98 1,88 3,34 14,29
34 3,56 5,01 1,94 3,54 14,05
35 4,98 3,91 2,77 3,64 15,3
36 5,61 4,88 1,93 3,49 15,91
37 3,87 4,69 1,89 2,98 13,43
38 2,96 3,48 2,78 3,45 12,67
39 3,87 4,76 2,45 4,87 15,95
40 5,23 3,92 1,84 5,67 16,66

Universitas Sriwijaya
57

b. Pengolahan Data Cycle Time menggunakan Tabel Distribusi Frekuensi

Diketahui:
Data Cycle Time Alat Excavator
1) X maksimum = 20,9
2) X minimum = 12,7
3) n = 40
4) Banyak kelas = 1 + 3,3 Log (40)
= 6,286 ≈ 7
20,9 - 12,7
5) Interval kelas =
7

= 1,17 ≈ 1,2

Tabel D.4. Distribusi frekuensi cycle time excavator liebher

No Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Frekuensi (Fi) Xi . Fi


1 12,7 13,9 13,3 9
2 14 15,2 14,6 13
3 15,3 16,5 15,9 8
4 16,6 17,8 17,2 5
5 17,9 19,1 18,5 4
6 19,2 20,4 19,8 0
7 20,5 21,7 21,1 1
T o t a l 40 617,8

∑ Xi. Fi
6) Cycle Time Rata- Rata Back Hoe =
∑ Fi
617,8
=
40
= 15,44 detik = 0,26 menit

3. Produktivitas Bulldozer untuk Penataan Permukaan Tanah

𝐾𝐵 ×𝐸𝑓𝑓×𝐹𝐵
Q= 𝐶𝑇

Universitas Sriwijaya
57

Keterangan:
Q = Produktivitas bulldozer (m3/jam)
KB = Kapasitas blade ( m3)
Eff = Effisiensi
FB = Faktor blade
CT = Waktu edar alat bulldozer (jam)

Diketahui :
D = 30 m
Kec Maju = 8 Km/jam
Kec Mundur = 10 Km/jam
Waktu Tetap = 0,05 menit
Eff = 0,83
FB = 0,95
KB = 3,89

𝐷 𝐷 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
Cycle Time = + +
𝑘𝑒𝑐 𝑚𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑒𝑐 𝑚𝑢𝑛𝑑𝑢𝑟 60
30 𝑚 30 𝑚 0,05 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 8 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 + 10 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 + 60
30 𝑚 30 𝑚 0,05 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 8000𝑚/𝑗𝑎𝑚 + 10000𝑚/𝑗𝑎𝑚 + 60

= ( 0,00375 +0,003+0,000833) jam


= 0,008 jam

𝐾𝐵 ×𝐸𝑓𝑓×𝐹𝐵
Produktivitas =
𝐶𝑇
3,89 𝑚3 𝑋 0,83 𝑋 0,95
=
0,008 𝑗𝑎𝑚
3,067265 𝑚3
=
0,008 𝑗𝑎𝑚

= 404,47 m3/jam

Universitas Sriwijaya
57

4. Produktivitas Bulldozer untuk Penebaran Tanah Pucuk


Produktivitas bulldozer pada tanah pucuk menggunakan persamaan sebagai
berikut:

𝐾𝐵 ×𝐸𝑓𝑓×𝐹𝐵
P= 𝐶𝑇

Keterangan:
P = Produktivitas bulldozer (m3/jam)
KB = Kapasitas blade ( m3)
Eff = Effisiensi
FB = Faktor blade
CT = Waktu Edar alat bulldozer (jam)

Diketahui :
D = 30 m
Kec Maju = 5 Km/jam
Kec Mundur = 7 Km/jam
Waktu Tetap = 0,05 menit
Eff = 0,83
FB = 1,1
KB = 3,89

𝐷 𝐷 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
Cycle Time = + +
𝑘𝑒𝑐 𝑚𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑒𝑐 𝑚𝑢𝑛𝑑𝑢𝑟 60
15 𝑚 15 𝑚 0,05 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 5 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 + 7 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 + 60
15 𝑚 15 𝑚 0,05 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 4000𝑚/𝑗𝑎𝑚 + 6000𝑚/𝑗𝑎𝑚 + 60

= ( 0,004+0,0025 +0,000833) jam


= 0,007083 jam

Universitas Sriwijaya
57

𝐾𝐵 ×𝐸𝑓𝑓×𝐹𝐵
Produktivitas =
𝐶𝑇
3,89 𝑚3 𝑋 0,83 𝑋 1,1
=
0,005976 𝑗𝑎𝑚
3,55157 𝑚3
=
0,007083𝑗𝑎𝑚

= 501,39 m3/jam

5. Produktivitas Excavator untuk Pembuatan Aliran Drainase

kb x eff. kerja x bucket fill factor x densitas x SF x 60


Produktivitas =
CT (menit)

Keterangan:
Q = Produktivitas alat muat, ton/jam
Kb = Kapasitas bucket specs alat,m3
Fb = Faktor bucket
Sf = Swell factor
Eff = Effisiensi kerja alat
Ct = Waktu edar alat muat/excavator, detik

Diketahui
Density batu kapur = 1,7 ton/m3
Swell factor (SF) = 90 %
Effisiensi kerja = 83%
Kapasitas bucket = 1,2 m3
Bucket fill factor = 100%
Cycle time rata-rata = 0.26 menit

kb x eff. kerja x bucket fill factor x densitas x SF x 60


Produktivitas =
CT (menit)
1,2 m3 x 0,83 x 1 x 1,7 ton/m3 x 0,9 x 60
Produktivitas =
0,26 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Universitas Sriwijaya
57

91,4328
Produktivitas= (ton/jam) =351,66 ton/jam
0,26

Universitas Sriwijaya
Lampiran E. Data Curah Hujan Tahun 2007-2016 di Ogan Komering Ulu

Data curah hujan pada daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu disajikan dalam Tabel E.1 sebagai berikut:

Tabel E.1.Data curah hujan tahun 2007-2016 di Ogan Komering Ulu (dinas pertanian ogan komering ulu)

Tahun Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus Sep Okt Nov Des max
2007 247 295 287 328,5 66,5 145,5 86 27,5 83,5 398 214,5 330 398
2008 394,5 44,5 227 231,5 140 224,5 73,5 174 180,5 284 309,5 317 394,5
2009 205 177 210,5 209,5 178 114 51,5 31,5 44 100,5 283,5 305 305
2010 182,5 588 460 550 359 253 174,5 261 382,5 386 458 193 588
2011 126 51 96,5 57,5 92 95 86 0 6 114 154 293 293
2012 96 367 208 198 176 170 54 22 16 165 321 323 367
2013 439 257 178 197 182 95 114 170 185 157 367 293,5 439
2014 238 82 161 125 152 68 55 83 7 29 201 402 402
2015 189 288 218 180 98 131 4 29 1 0 353 324 353
2016 289 301 246 201 312 107 172 100 300 252 357 134 357
Lampiran F. Pengolahan Data Rencana Saluran Drainase

Pengolahan data terhadap rencana saluran drainase yang dilakukan yang


pertama ialah melakukan pengolahan data cura hujan sebagai berikut:
1. Perhitungan Curah Hujan Rencana untuk Periode Ulang Tertentu
Perhitungan curah hujan rencana menggunakan metode Gumbel (Suripin, 2003):

X T = x + (K × SX )

Keterangan:
X T = Besarnya curah hujan rencana (mm/bulan)
x = Curah hujan rata-rata (mm/bulan)
K = Variabel Reduksi
SX = Standar Deviasi

Besarnya curah hujan rencana dapat diketahui dengan menentukan


terlebih dahulu nilai curah hujan rata-rata, nilai varabel redusi, dan deviasi standar
berikut:
a. Penentuan Curah Hujan Rata-Rata
Perhitungan curah hujan rata-rata menggunakan data curah hujan maksimum
selama 10 tahun, sehingga diperoleh data curah hujan rata-rata per bulannya
adalah 330,43 mm/bulan (Tabel F.1).

Tabel F.1. Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata

No Tahun Bulan Curah Hujan


1 2007 Oktober 398
2 2008 Januari 394,5
3 2009 Desember 305
4 2010 Februari 588
5 2011 Desember 293
6 2012 Februari 367
7 2013 Januari 439
8 2014 Desember 402
9 2015 November 353
10 2016 November 357
Jumlah 3896,5
Curah Hujan Rata – Rata (X) 389,65
57

b. Penentuan Nilai Variabel Reduksi


Nilai variabel reduksi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
berikut:

𝑌𝑡−𝑌𝑛
𝐾= 𝑆𝑛

Keterangan :
K = Variabel Reduksi
YT = Reduced variate sebagai fungsi dari periode ulang T
Yn = Reduced mean sebagai fungsi dari banyak data (n)
Sn = Reduced standard deviation sebagai fungsi dari banyak data(n)

Nilai YT yang digunakanadalah 1,5004 yaitu dengan periode ulang yang


dipilih adalah 5 tahun. Nilai Ynyang digunakan adalah0,4952 yaitu dengan jumlah
data curah hujan (n) sebanyak 10 data. Nilai Sn yang digunakan adalah 0,9496
yaitu dengan jumlah data curah hujan (n) sebanyak 10 data. Berdasarkan data
tersebut, maka nilai variabel reduksi adalah:

𝑌𝑡 − 𝑌𝑛
𝐾 =
𝑆𝑛
1,5004−0,4952
𝐾= 0,9496

1,0052
𝐾 =
0,9496
K = 1,0585

c. Penentuan Nilai Standar Deviasi (SX)


Nilai standar deviasi (SX) atau simpangan baku dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus berikut:

(𝑥𝑖 − 𝑥)2
𝑆𝑥 = √
𝑛−1

Universitas Sriwijaya
57

Perhitungan simpangan baku dilakukan dengan menggunakan data curah


hujan maksimum rata-rata dan curah hujan maksimum per bulan dalam 10 tahun
terakhir (Tabel F.2).

Tabel F.2. Perhitungan standar deviasi (SX) atau simpangan baku

No x (mm) xi (mm) x-xi (mm) (x-xi)2


1 389,65 398 -8,35 69,7225
2 389,65 394,5 -4,85 23,5225
3 389,65 305 84,65 7165,623
4 389,65 588 -198,35 39342,72
5 389,65 293 96,65 9341,223
6 389,65 367 22,65 513,0225
7 389,65 439 -49,35 2435,423
8 389,65 402 -12,35 152,5225
9 389,65 353 36,65 1343,223
10 389,65 357 32,65 1066,023
Jumlah 61453,03
Standar Deviasi (SX) 82,632

Setelah didapatkan data curah hujan rata-rata, variable reduksi, dan deviasi
standar, maka selanjutnya dapat ditentukan besarnya curah hujan rencana sebagai
berikut:

X T = X + (K × SX )
X5 = 389,65mm/bulan +(1,0585×82,632mm/bulan)
X5 = 477,116 mm/bulan

d. Perhitungan Intensitas Hujan


Intensitas hujan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :

60 𝑥 𝑅𝑡
𝐼𝑡 =
𝑡
𝑋 (𝑚𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)
𝑅𝑡 =
30 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚

Universitas Sriwijaya
57

Keterangan :
It = Intensitas hujan (mm/jam)
X = Curah hujan rencana (mm/bulan)
Rt = Curah hujan dalam t menit (mm)
t = Lama hujan (menit)

Perhitungan untuk besarnya curah hujan dalam t menit (Rt) adalah sebagai
berikut:

𝑋 (𝑚𝑚/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)
𝑅𝑡 =
30 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑚
477,116 ( )
𝑅𝑡 = 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
30 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑚
477,116 ( )
𝑅𝑡 = 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
720 𝑗𝑎𝑚 /𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Rt  0,663mm / jam

Perhitungan Intensitas hujan adalah sebagai berikut:


60.Rt
It 
T
60menit / hari  0,663mm / jam
It 
60menit / hari
It  0,663mm / jam

Perhitungan debit limpasan (run off) dilakukan dengan menggunakan


rumus sebagai berikut:

1
Q= 360 x C x I x A

Keterangan:
Q = Debit limpasan (m3/detik)

Universitas Sriwijaya
57

C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (m/jam)
A = Luas catchment area (Ha)

Diketahui :
C = 0,9 (Areal Penimbunan Tambang)
I = 0,663 mm/jam = 0,000663 m/jam A = 65.460 m2

Bedasarkan data-data tersebut, maka dapat ditenukan debit limpasan yaitu:

1
Q=
360
xCxIxA
1
Q=
360
x 0,9 x 0,000663 m/jam x 65.460 m2
1
Q= 360 x x39,04m3 / jam

Q  0,1085 m3 / detik

Perhitungan kapasitas rencana pengaliran suatu saluran dihitung berdasarkan


rumus Manning sebagai berikut:

Q = A × 1/n× R2/3× S1/2

Keterangan:
Q = Debit aliran dalam saluran (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
n = Koefisien kekasaran manning
R = Jari-jari hidraulik (m)
S = Kemiringan dasar saluran

Diketahui:
Q = 0,1085 (m3/detik)
A = 2,5.h2 (m2)
n = 0,028 (saluran tanah gali dengan excavator)

Universitas Sriwijaya
57

R = 0,543 h (m)
S = 45º =1 % = 0,01
Dari data-data tersebut, maka dapat ditentukan kedalaman saluran (h) sebagai
berikut:

Q = A × 1/n× R2/3× S1/2


0,1085 m3/detik = (2,5.h2)m2 × 1/0,028× (0,543.h)2/3× 0,011/2
0,1085 m3/detik = 1,664.h8/3 m8/3× 3,571
0,1085 m3/detik = 5,942.h8/3 m8/3
h8/3 = (0,1085 m3/detik) / (5,942 m8/3)
h = 0,018263/8 = 0,223 m

Karena pada banyaknya tanah yang tererosi pada area disposal 1 lebih
dari 50 % dan akan menyebabkan pendangkalan sedimen pada saluran drainase
,maka untuk perencanaan saluran drainase di area disposal 1 ini dibuat 2 kali lebih
dalam dari hasil perhitungan.Kedalaman saluran yang akan direncanakan adalah
0,45 m.Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan lebar dasar saluran, tinggi jagaan,
tinggi saluran sebagai berikut:
Lebar dasar Saluran (B):
B = 1,5 × h
= 1,5 × 0,45 m
= 0,68 m
Tinggi Jagaan (F):
F = 25% h
= 25% × 0,45 m
= 0,11 m
Tinggi Saluran (H):
H= h+F
= 0,45 m + 0,11 m
= 0,56 m
Lebar Permukaan Saluran (L):

Universitas Sriwijaya
57

L = B + h (z1 + z2)
= 0,68 m + 0,45 m (cotg α + cotg α)
= 0,68 m + 0,45 m (cotg 45º + cotg 45º)
= 0,68 m + 0,45 m (1)
= 1,13 m

1,13m
0,11m

0,56 m

0,45

0,68 m

Gambar F.1.Penampang dimensi saluran drainase

Penampang saluran drainase yang direncanakan dari hasil perhitungan


dapat dilihat pada gambar diatas . Dari data penampang saluran drainase diatas
maka luas permukaannya dapat diketahui dengan persamaan:

𝐵+𝐿
LP = X H
2

Keterangan :
LP = Luas Permukaan (m2)
B = Lebar dasar saluran (m)
L = Lebar permukaan saluran (m)
H = Tinggi saluran (m)

Diketahui :
B = 0,68 m
L = 1,13 m

Universitas Sriwijaya
57

H = 0,56 m

Dari data-data tersebut maka dapat diketahui luas permukaan dari rencana saluran
drainase yaitu

0,68 𝑚+1,13 𝑚
LP = X 0,56 m
2
1,81
= 𝑚 x 0,56 m
2

= 0,905 m x 0,56 m = 0,5068 m2

Universitas Sriwijaya
Lampiran G. Penentuan Jenis Tanah

1. Penyebaran Jenis Tanah di Kabupaten Ogan Komering Ulu


Penyebaran jenis tanah di daerah Ogan Komering Ulu di tunjukkan pada
Tabel G.1 sebagai berikut

Tabel G.1 Penyebaran jenis tanah di kabupaten Ogan Komering Ulu (rencana tata
ruang wilayah Ogan Komering Ulu)

NO JENIS TANAH WILAYAH PENYEBARAN


1 Aluvial Kecamatan Peninjauan
2 Asosiasi Podsolik Coklat Kecamatan Muara Jaya, lengkiti
3 Latosol Kecamatan Pengandonan,Semidang Aji,
Muara Jaya
4 Latosol Kemerahan Kecamatan Baturaja Barat, Sosoh Buay
Rayap, Lengkiti, dan sebagian di wilayah
Muara Jaya
5 Latosol dan podsolik Kecamatan lengkiti, Ulu Ogan, Muara
Jaya,Lengkiti
6 Podsolik Kecamatan Muara Jaya,Lengkiti
7 Podsolik Asosiasi Latosol Kecamatan Lubuk Batang,
8 Podsolik Coklat Kecamatan Lengkiti, Sosoh Buay Rayap,
Muara Jaya
9 Podsolik Merah Kecamatan Lengkiti, Soh Buay Rayap,
Kekuningan, Alluvial, Baturaja Barat, Baturaja Timur,Lubuk Raja,
Hidromorf, Regosol Sinar Peninjauan,Peninjauan, Lubuk Batang,
Semidang Aji,Muara Jaya
10 Rezina Kecamatan Baturaja Barat, Semidang Aji,
Muara Jaya

2. Pengecekan Jenis Tanah Menggunakan TDS (Total Dissolved Solid ) Meter


TDS Meter ini merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui jenis tanah
pada lokasi penelitian, ditunjukkan Tabel G.2.

Tabel G.2. Kesesuaian angka dengan jenis tanah (K3LH PT Semen Baturaja
(Persero),Tbk.)
ANGKA TDS JENIS TANAH
< 100 Tanah Regosol
100-1.100 Tanah Alluvial
> 1.100 Tanah Kapur
Lampiran H. Rincian Biaya Langsung dan Tidak Langsung

Tabel H.1. Total biaya perencanaan reklamasi area disposal 1

Komponen Harga (Rupiah)


Biaya Langsung
Biaya Penataan Kegunaan Lahan,
4. Penataan Permukaan Tanah 58.145.829,34
5. Penebaran Tanah Pucuk 23.427.216,19
6. Pengendalian Erosi Dan Pengolahan Air 2.341.102,32
Biaya Revegetasi ,
6. Analisis Kualitas Tanah 673.500,00
7. Pemupukan 909.000,00
8. Pengadaan Bibit 11.090.000,00
9. Penanaman 16.118.800,00
10. Pemeliharaan Tanaman 10.899.480,00
Jumlah Biaya Langsung 123.604.927,85
Biaya Tidak Langsung
5. Biaya Mobilitas Dan Demobilitas Alat 6.180.246,39
6. Biaya Perencanaan Reklamasi 12.236.887,86
7. Biaya Administrasi Dan Keuntungan Pihak Ketiga 17.304.689,90
8. Biaya Supervisi 8.652.344,95
Total Biaya Rp. 167.979.096,95

H.1 Biaya Langsung


a. Penataan Permukaan Tanah
Alat : Bulldozer liebher 734
Kapasitas Blade : 3,89 m3
Harga Sewa : Rp. 737.300 /jam

Tabel H.2. Biaya penataan permukaan tanah reklamasi area disposal 1

Komponen Simbol Rumus Nilai Satuan


Luas Permukaan LP - 31.900,16 m2
Tebal T - 1,00 m
Jarak S - 30,00 m
Volume V V= LP X T 31.900,16 m3
Q=KB Xeff
Q 404,50 m3/jam
Produktivitas (m3/jam) X FB/ CT
1 shift Sh - 10,00 jam
Jam yang diperlukan H H= V / Q 78,86 jam
57

Lanjutan Tabel H.2


hari yang diperlukan
(jika 10 jam) D D= H/Sh 7,89 hari
harga yang harus dibayar Rp.58.145.829,34

b. Penebaran Tanah Pucuk

Alat : Bulldozer liebher PR 734


Kapasitas : 3,89
Harga Rental : Rp.737.300 /jam

Tabel H.3. Biaya penebaran tanah pucuk reklamasi area disposal 1

Komponen Simbol Rumus Nilai Satuan


Luas Permukaan LP - 31.900,16 m2
Tebal T - 0,50 m
Jarak S - 15,00 m
Volume V V=LP X T 15.950,08 m3
Q=KB Xeff X
Produktivitas (m3/jam) Q 501,98 m3/jam
FB/ CT
1 shift Sh - 10,00 jam
Jam yang diperlukan H H=V/Q 31,77 jam
Hari yang diperlukan (jika
10 jam) D D= H/Sh 3,18 hari
harga yang harus dibayar Rp.23.427.216,19

c. Pengendalian Erosi, Pengelolaan Air, Serta Pemeliharaan


1) Pembuatan Drainase
Alat : Excavator liebher 934 PC 200
Kapasitas Bucket : 1,20 m3
Biaya : Rp 460.130 Perjam

Tabel H.4. Biaya pembuatan drainase


Komponen Simbol Rumus Nilai Satuan
Luas Permukaan Lp 0,51 m2
(Software Mapinfo
Jarak 1 S1 10,2) 570,00 m
Volume 1 V1 V=Lp X S1 288,88 m2
(Software Mapinfo
Jarak 2 S2 10,2) 270,00 m
Volume 2 V2 V=Lp X S2 36,84 m3

Universitas Sriwijaya
57
Lanjutan Tabel H.4

Volume Total Vt Vt= V1 +V2 425,71 m3


Q= Kb x Eff x Bf
x densityx SF
Produktivitas (Ton/Jam) Q x60/CT 351,66 ton/jam
Q= Q(ton/jam) /
Produktivitas (M3/Jam) Q density 206,86 m3/jam
1 Shift Sh 10,00 jam
Jam Yang Diperlukan H H=Vt/Q 2,06 jam
Hari Yang Diperlukan (Jika
10 Jam) D D= H/Sh 0,21 hari
Total Biaya Rp 946.934,46

2) Pemeliharaan Drainase

Tabel H.5. Biaya pemeliharaan drainase


Komponen Simbol Rumus Nilai Satuan
Luas Permukaan Lp - 0,27 m2
Jarak S - 710,00 m
Volume V V=Lp X S 192,77
Produktivitas Q Q 190,86 m3/jam
1 Shift Sh - 9,00 jam
Jam Yang Diperlukan H H=V/Q 1,01 jam
Hari Yang Diperlukan D D= H/Sh 0,11 hari
Hari (1 Bulan ) D(1 Bln) - 1,00 kali
Hari (3 Bulan) D(3bln) D(3bln)= D(1 Bln)X 3 3,00 hari
Lanjutan Tabel H.5
Jam (3 Tahun) H(3bln) H(3bln)= D X H 3,03 jam
Total Biaya Rp 1.394.167,86

3) Total Biaya

Tabel H.6.Total biaya pengendalian erosi, pengelolaan air, serta


pemeliharaan

Komponen Nilai Satuan


Pembuatan Drainase 946.934,46 Rupiah
Pemeliharaan Drainase 1.394.167,86 Rupiah
Total Biaya 2.341.102,32 Rupiah

Universitas Sriwijaya
57

d. Kualitas Tanah

Tabel H.7. Biaya komponen yang digunakan kualitas tanah

Komponen Harga Satuan


Persiapan Contoh 13.500,00 Rupiah
Tekstur 3 Fraksi 20.500,00 Rupiah
Ph (H2o Dan Kcl) 10.500,00 Rupiah
Nitrogen (N Total) 20.500,00 Rupiah
Bahan Organik (C.Organik) 15.000,00 Rupiah
Phospor (P.Tersedia) 15.000,00 Rupiah
Kalium (K) 16.500,00 Rupiah
P Dan K Potensial (Hcl 25%) 25.000,00 Rupiah
Kapasitas Tukar Kation (Ktk) 19.500,00 Rupiah
Kation Dapat Tukar (K,Na,Ca,Mg-Dd) 43.500,00 Rupiah
Kemasaman Dapat Tukar (Al Dan H-Dd) 25.000,00 Rupiah
Total Biaya 224.500,00 Rupiah

Tabel H.8. Total biaya pada kualitas tanah

Elemen Biaya Jumlah Satuan


Analisa Kualitas Tanah
Jumlah Titik Pantau 3,00 Buah
Frekuensi 1,00 Kali
Biaya Analisis 224.500,00 Rupiah
Total 673.500,00 Rupiah

e. Pemupukan

1) Kebutuhan pupuk untuk lahan reklamasi area disposal 1

Tabel H.9. Kebutuhan pupuk untuk lahan reklamasi area disposal 1


Komponen Simbol Rumus Nilai Satuan
Jumlah Bibit N - 3.900,000 Pohon
Yang Dibutuhkan 1 Bibit P - 0,002 Kg
Pupuk Yang Dibutuhkan Jlh Jlh=Nx P 7,800 Kg

Universitas Sriwijaya
57

2) Biaya Yang Dibutuhkan

Tabel H.10. Biaya yang digunakan untuk pemupukan


Komponen Jumlah Satuan Harga /Satuan Biaya Satuan

Pupuk Kandang 7,80 Kg 5.000,00 39.000,00 Rupiah


Pupuk Npk 1,00 Bungkus 650.000,00 650.000,00 Rupiah
Insektisida 2,00 Botol 50.000,00 100.000,00 Rupiah
Pestisida 2,00 Botol 60.000,00 120.000,00 Rupiah
Total Biaya Rp 909.000,00

f. Pengadaan Bibit

1) Pengadaan Bibit Pohon Mahoni

Tabel H.11. Biaya yang digunakan untuk pengadaan bibit mahoni

Komponen Simbol Rumus Nilai Satuan


Luas Permukaan LP 31.900,16 m2
Jarak Tanam S 4x4 16,00 m
Jumlah Bibit N N=LP S 1.993,76 pohon
1.994,00 pohon
Jumlah Bibit
Cadangan Ncad Ncad=10% x N 199,40 pohon
Jumlah Bibit Total Nt Nt=N+Ncad 2.193,40 pohon
2.194,00 pohon
Harga Bibit Pr 5.000,00 rupiah
Total Biaya Rp 10.970.000,00 rupiah

2) Pengadaan Bibit LCC

Tabel H.12.Biaya pengadaan bibit lcc


Komponen Simbol Rumus Nilai Satuan
Luas Permukaan Lp - 31.900,16 m2
3,19 Ha
Jumlah Bibit (1Ha) N - 1,00 Bungkus
Jumlah Bibit Total Nt Nt=N Xlp 3,19 Bungkus

Universitas Sriwijaya
57

Lanjutan Tabel H.12


Jumlah Bibit Ncad=10% X
Cadangan Ncad N 0,32 Bungkus
Jumlah Bibit Total Nt Nt=N+Ncad 3,51 Bungkus
4,00 Bungkus
Harga Bibit Pr - 30.000,00 Rupiah
Total Biaya Rp 120.000,00

3) Total Biaya

Tabel H.13.Total biaya pengadaan bibit

Elemen Biaya Harga Satuan


Bibit Mahoni 10.970.000,00 Rupiah
Bibit Llcc 120.000,00 Rupiah
Total Biaya 11.090.000,00 Rupiah

g. Penanaman

1) Biaya Peralatan Yang Digunakan

Tabel H.14.Biaya peralatan yang digunakan


Peralatan Harga(Per Unit) Satuan Jumlah Harga
ajir 500,00 Rupiah 2.194,00 1.097.000,00
Helm dan
Rompi 38.500,00 Rupiah 6,00 231.000,00
Sarung
Tangan 15.000,00 Rupiah 15,00 225.000,00
Masker 17.500,00 Rupiah 1,00 17.500,00
Sepatu 64.800,00 Rupiah 6,00 388.800,00
ember 6.500,00 Rupiah 13,00 84.500,00
cangkul 95.000,00 Rupiah 5,00 475.000,00
Total Biaya Rp 2.518.800,00

2) Biaya Pemasangan Ajir

Tabel H.15.Biaya pemasangan ajir

Jumlah Simbol Rumus Nilai Satuan


Jumlah Tanaman N - 2.194,00 Batang
1 Ajir T - 20,00 Detik
1 Menit N(1 Min) 60/ T 3,00 Kali

Universitas Sriwijaya
57

N (1 Min)
1 Jam N(1hour) X 60 180,00 Kali
Lanjutan Tabel H.15
Shift Kerja Sh - 8,00 Jam
N (1Hour)
Waktu 8jam H X sh 1.440,00 Batang
Jlh Orang Tk N/Sh 1,52 Orang
Upah (1 Hari) 80.000,00 Per Orang
Total Biaya Rp. 160.000,00

3) Biaya Penanaman Bibit

Tabel H.16.Biaya penanaman bibit

Komponen Simbol Rumus Nilai Satuan


Jumlah Tanaman N - 1.994,00 Batang
Pengerjaan 1 Bibit T - 20,00 Menit
N(1jam)
Penggerjaan Waktu (1 Jam) N(1 Jam) =60/T 3,00 Kali
Jumlah Tenaga Kerja Tk 6,00 Orang
H= Tk X
Pengerjaan Seluruh TK H N(1jam) 18,00 Kali
Shift Kerja Sh - 8,00 Jam
Pengerjaan Sesuai Shift Hs Hs= H Xsh 144,00 Kali
Hari Yyg Dibutuhkan D D=N/Hs 13,85 Hari
14,00 Hari
Per
Upah 1 Hari Cost - 80.000,00 Orang
Cost(T)=
Upah 1hari (6 Org) Cost(T) Cost X Tk 480.000,00 Rupiah
Total Biaya Rp. 13.440.000,00

4) Total Biaya Penanaman

Tabel H.17.Biaya total penanaman

Komponen Biaya
Pemasangan Ajir 160.000,00
Peralatan 2.518.800,00
Penanaman Pohon 13.440.000,00
Total Biaya Rp 16.118.800,00

Universitas Sriwijaya
57

h. Pemeliharaan Tanaman

Tabel H.18.Biaya pemeliharaan tanaman

Peralatan Jumlah Satuan Harga/Satuan Harga


mesin rumput merk tanaka
328SEII 2,00 unit 4.000.000,00 8.000.000,00
pisau mesin rumput 2,00 buah 40.000,00 80.000,00
oli mesin 2 tak 2,00 Tak 35.000,00 70.000,00
Bensin 2,40 liter 6.450,00 15.480,00
cangkul 2,00 buah 95.000,00 190.000,00
skop 2,00 buah 12.000,00 24.000,00
gergaji kayu besar 1,00 buah 2.040.000,00 2.040.000,00
Tenaga kerja 2,00 orang 80.000,00 480.000,00
Total Biaya Rp 10.899.480,00

i. Total Biaya Langsung

Tabel H.19. Total biaya langsung

BIAYA LANGSUNG Harga


a. Biaya penataan kegunaan lahan,terdiri atas biaya
1 penataan permukaan tanah 58.145.829,34
2 penebaran tanah pucuk 23.427.216,19
3 pengendalian erosi dan pengolahan air 2.341.102,32
b. Biaya revegetasi, terdiri atas biaya
1 analisis kualitas tanah 673.500,00
2 pemupukan 909.000,00
3 pengadaan bibit 11.090.000,00
4 penanaman 16.118.800,00
5 pemeliharaan tanaman 10.899.480,00
jumlah biaya langsung 123.604.927,85

Pada biaya langsung dikonversikan menjadi dollar Amerika bulan November


2017 yaitu :
1 dollar = Rp 13.543,7
Oleh karena itu biaya langsung adalah

Universitas Sriwijaya
57

B = Rp. 123.604.927,85: Rp.13.543,7 = $ 9.126

Biaya langsung yang telah dikonversikan ini akan digunakan untuk menentukkan
persentase biaya tidak langsung.

H.2 Biaya Tidak Langsung

5. Biaya mobilitas dan demobilitas alat


Pada biaya ini adalah 5 % dari biaya langsung dikarenakan pada kondisi
lapangan diperlukana beberapa hal seperti biaya pengiriman beberapa barang dan
biaya tidak terduga, sehingga persentase dinaikan dari teori menurut PP No 7 Tahun
2014, sehingga biaya yang dibutuhkan adalah

BM = Rp. 123.604.927,85 x 5 % = Rp 6.180.246,39

6. Biaya perencanaan reklamasi


Grafik pada Gambar H.1 menyatakan bahwa persentase pada biaya rencana
reklamasi adalah 9,9 % sehingga biaya yang dibutuhkan adalah

BR = Rp. 123.604.927,85 x 9,9 % = Rp. 12.236.887,86

7. Biaya Administrasi dan Keuntungan Pihak Ketiga Sebagai Pelaksana


Reklamasi Tahap Operasi Produksi
Grafik pada Gambar H.2 menyatakan bahwa persentase pada biaya
administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai pelaksana reklamasi tahap
operasi produksi adalah 14 % sehingga biaya yang dibutuhkan adalah

BA = Rp. 123.604.927,85 x 14 % = Rp. 17.304.689,90


8. Biaya Supervisi
Grafik pada Gambar H.3 menyatakan bahwa persentase pada biaya supervisi
adalah 7 % sehingga biaya yang dibutuhkan adalah
BS = Rp. 123.604.927,85 x 7 %
= Rp. 8.652.344,95

Universitas Sriwijaya
57

Gambar H.1.Grafik biaya perencanaan reklamasi

Universitas Sriwijaya
57

Gambar H.2. Grafik biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai
pelaksana reklamasi tahap operasi produksi

Universitas Sriwijaya
57

Gambar H.3.Grafik biaya supervisi

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai