Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan pesawat udara merupakan salah satu unsur penting dalam
penerbangan yang berfungsi untuk memastikan kalaikudaraan
pengoperasian pesawat udara. Apabila perawatan pesawat udara tidak
dilakukan sesuai dengan standard an prosedur yang berlaku, maka hal
tersebut akan membahayakan keselamtan penerbangan. Untuk melakukan
kegiatan perawatan, setiap pesawat udara memiliki program perawatan
yang berisi informasi detail tentang apa, kapan dan bagaimana sebuah
pesawat udara di rawat.
Salah satu pesawat yang digunakan di airline adalah pesawat jenis
Boeing 737-800 NG. pesawat ini menggunakan engine tipe CFM56-7 atau
jenis turbo fan. Engine jenis ini memiliki banyak komponen penting, salah
satunya komponen lubrication unit yang berguna memberi pada komponen
bearing dan gearbox. Tujuan pelumasan adalah untuk melumasi bagian
metal yang saling bergesekan yang terdapat di dalam engine.
Pada saat pesawat ini sedang dalam pelaksanaan run up terjadi
permasalahan di dalam cockpit dengan menyalanya lampu di indikator low
oil pressure. Kondisi ini mengalami abnormal condition sehingga akan
mengakibatkan engine tidak bekerja secara maksimal sehingga harus
dilakukan pengecekan pada komponen engine. Pengecekan komponen
engine dilakukan berdasarkan pada aircraft maintenance manual.
Dari permasalahan di atas penulis akan melakukan penyusunan tugas
akhir dengan judul Low Oil Pressure Pada Engine CFM56-7 Pesawat
Boeing 737-800 NG yang bertujuan untuk mengetahui penyebab, dampak,
dan cara penanggulangan pada komponen yang mengalami
permasalahan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada permasalahan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penyebab terjadinya low oil pressure pada engine
CFM56-7 pesawat Boeing 737-800 NG?
2. Dampak low oil pressure pada engine CFM56-7 pesawat Boeing
737-800 NG?
3. Penanggulangan low oil pressure pada engine CFM56-7 pesawat
Boeing 737-800 NG?

1.3 Batasan Masalah


Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membatasi permasalahan
hanya untuk mencari penyebab, dampak dan penanggulangan low oil
pressure pada komponen lubrication unit engine CFM56-7 pesawat Boeing
737-800 NG.

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Mengetahui penyebab low oil pressure pada engine CFM56-7.
2. Mengetahui dampak low oil pressure pada engine CFM56-7.
3. Upaya penanggulangan low oil pressure pada engine CFM56-7.

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menjabarkan beberapa
bagian atau bab dengan disesuaikan pada tata cara sistematika penulisan
karya ilmiah yang baku, diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN
pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan
sistematika penulisan.

2
BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai
permasalah yang terjadi pada komponen engine
CFM56-7 pada pesawat Boeing 737-800 NG.

BAB III RENCANA KERJA


Dalam Bab ini berisikan tentang diagram alir,
penentuan topik, membaca literatur terkait, diskusi
dengan dosen pembimbing, dan metode pengambilan
data.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini membahas tentang penyebab, dampak dan
upaya penanggulangan low oil pressure pada engine
CFM56 pesawat Boeing 737-800 NG

BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan hasil dari pembahasan masalah
yang terjadi pada Bab sebelumnya serta saran penulis
agar tidak terjadi lagi kerusakan yang sama dimasa
mendatang.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Lubrication System Engine


Tujuan utama pelumasan adalah untuk mengurangi gesekan antar
bagian yang bergerak. Karena pelumas atau oli dapat diedarkan dengan
mudah, mereka digunakan secara universal dalam mesin pesawat terbang.
Secara teori pelumasan cairan didasarkan pada pemisahan permukaan
yang sebenarnya sehingga tidak ada kontak logam ke logam yang terjadi.
Selama film oil tidak pecah, gesekan logam digantikan oleh gesekan cairan
internal pelumas. Dalam kondisi ideal, gesekan dan kehausan dijaga
seminimal mungkin. Oli pada umumnya dipompa keseluruh mesin,
kesemua area yang membutuhkan pelumasan. Mengatasi gesekan bagian-
bagaian mesin yang bergerak menghabiskan energi dan menciptakan
panas yang tidak diinginkan.pengurangan gesekan selama operasi mesin
meningkatkan potensi output daya secra keseluruhan. Lubrication system
pada engine adalah salah satu sistem yang sangat penting bagi
pengoperasian engine tetap normal. Fungsi pelumasan pada engine adalah
sebagai berikut:
1. Memperkecil gesekan pada permukaan logam.
2. Mencegah kehausan pada komponen yang bergesekan.
3. Sebagai lapisan pelindung karat. [1]

2.2 Karakteristik Oil Lubrication


Pelumas yang digunakan untuk keperluan auxiliary power unit
mempunyai beberapa tipe yang disesuaikan dengan kerja auxiliary power
unit tersebut. Pelumas yang terlalu cair tidak baik digunakan pada auxiliary
power unit, karena tidak dapat membuat bantalan oil (oil film) antara
komponen-komponen yang berputar dapat mengakibatkan keausan pada
komponen tersebut, sedangkan oil pelumas yang terlalu kental dapat
mempercepat kecepatan putar.
Secara umum sifat fisik dari oil pelumas yang harus diperhatikan, yaitu:

4
1. Viscosity atau kekentalan adalah kemampuan oil untuk mengalir
dengan mudah pada suatu ruang dan temperature spesifik, indeks
kekentalan yang menunjukkan perubahan kekentalan karena pengaruh
temperature.
2. Freezing point atau titik beku menunjukkan temperature terendah yang
dapat membuat oil berubah menjadi kristal-kristal kecil kemudian
berubah beku menjadi lilin.
3. Flash point atau titik nyala yaitu pada suhu tinggi cairan mulai
membentuk uap dan tidak terbakar, suhu ini menetapkan oil dapat
bertahan terhadap suhu tertinggi yang terjadi (high flash point).
4. Fire point yaitu titik suhu dimana oil terbakar.
5. Volacity atau sifat oil yang mudah menguap dari air menjadi uap karena
perubahan temperature.
6. Acidity derajat keasaman kecenderungan oil yaitu terjadi proses
karbonasi.
7. Cushion kemampuan oil untuk menahan beban di antara dua benda
yang bersinggungan.
8. Pour point menunjukan efek temperature yang rendah terhadap oli
untuk mencair. [1]

2.3 Metode Lubrication System


Dalam metode ini ada dua macam, yaitu:
1. Sistem pelumasan basah (wet sump system)
Sistem pelumasan ini merupakan sistem pelumasan di mana bagian yang
dilumasi terendam oleh pelumas. Sistem pelumasan basah tidak
menggunakan relief valve dan tidak mengenal perubahan tekanan.
2. Sistem pelumasan kering (dry sump system)
Dalam sistem pelumasan ini setelah pelumas melumasi bagian yang
bergesekan terus bersirkulasi dengan kata lain bahwa bagian yang dilumasi
tidak terendam oleh minyak pelumas tetapi dialirkan melalui pipa langsung
ke bantalan. [1]

5
2.4 Komponen Utama Pada Engine Lubrication
Engine CFM56-7 dilumasi oleh engine lubricatin syetem. Engine
lubrication berfungsi untuk melumasi gear dan bearing. Komponen yang
terdapat pada engine lubrication adalah:
2.4.1 Oil Tank
Oil tank berfungsi sebagai penyimpanan oli untuk kemudian di suplay
ke engine lubrication system. Oli kemudian di pompa dari oil tank lalu
dialirkan melewati anti leakage valve, kadang-kadang oil tank diberi tekanan
untuk memastikan agar pompa menerima minyak pelumas secara terus-
menerus. [2]

Gambar 2.1 Oil Tank[2]

2.4.2 Oil Pump


Oil pump berfungsi untuk memberi tekanan pada oli yang mengalir. Pada
saat oil pump bekerja akan mangalirkan oli dari inlet dihisap masuk diantara
celah gear dengan pump housing dan oli akan ditekan keluar melalui outlet
dan diarahkan ke filter. Oil pump mendapatkan oli dari oil tank, lalu dialirkan
menuju oil filter langsung ke oil cooler selanjutnya dialirkan ke bagian gear
box dan bearing untuk pelumasan. [2]

6
Gambar 2.2 Oil Pump[2]

2.4.3 Oil Filter


Filter adalah bagian penting dari sistem pelumasan karena
berfungsi untuk menyaring semua partikel asing yang mungkin ada di
dalam oli. Oil filter dilengkapi dengan katup pengaman agar pada waktu
saringan sudah mampat, oli masih dapat mengalir melewati katup
pengaman. Oil filter mencegah kontaminasi oli pada sirkuit. Lokasi oil
filter ada di lubrication unit berada pada posisi pukul 6:00. dengan
membuka fan cowl bagian kiri untuk mengakses ke oil filter. [2]

Gambar 2.3 Oil Filter[2]

7
2.4.4 Relief Valve
Relief valve berfungsi sebagai alat pengatur tekanan oli dimna relief
valve bekerja berdasarkan tekanan pegas. Jika oli melebihi batas tekanan
relief valve akan mengurangi tekan dan di bypass kembali menuju oil tank.[2]

Gambar 2.4 Relief Valve [2]

2.4.5 Oil Cooler


Oli yang sudah digunakan untuk pelumasan akan menjadi panas
karena gesekan dan pemindahan panas dari ruang pembakaran. Bila
temperature oli terlalu tinggi akan mempengaruhi kekentalannya sehingga
daya pelumas akan berkurang. Pendingin oli gunanya untuk mengurangi
temperature oli dengan cara memindahkan panas dari oli ke zat pendingin,
misalnya udara. [2]

Gambar 2.5 Oil Cooler [2]

8
2.4.6 Magnetic Chip Detector
Oli yang sudah dipakai dialirkan kembali ke tangka, ada
kemungkinan bahwa oli ini membawa partikel metal dari permukaan bagian
yang bergesekan. Bila diketahui banyak partikel metal yang menempel
pada magnetic pole, berarti oli sudah terkontaminasi oleh benda asing. [2]

Gambar 2.6 Magnetic Chip Detector [2]

2.4.7 Pressure Regulating Valve


Sebagian besar sistem oli mesin turbin adalah sistem jenis pengatur
tekanan yang menjaga tekanan tetap konstan. Katup pengatur tekanan oli
disertakan dalam sistem oli di sisi tekanan pompa tekanan. Sistem katup
pengatur mengontrol tekanan sistem hingga tekanan terbatas di dalam
sistem. Ini lebih dari sebuah katup pengatur daripada katup pelepas karena
itu membuat tekanan dalam sistem dalam batas-batas. [2]

Gambar 2.7 Pressure Regulating Valve [2]

9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan,seperti
pada flowchart yang tersaji pada Gambar 3.1

Mulai

Membaca Literatur Menentukan Topik


Terkait Tugas Akhir

Membaca Literatur
Terkait

Belum
Cukup
Pengumpulan
Data
Penunjang

Cukup

\
Diskusi dengan
Dosen Pembimbing

Pembahasan
Studi Kasus

Selesai

Gambar 3. 1 Flowchart Prosedur Penelitian

10
3.2 Penentuan Topik Tugas Akhir
Setelah dilakukan studi pustaka, membaca beberapa referensi
literature, dan diskusi yang di lakukan dengan dosen pembimbing maka
topic tugas berkaitan dengan studi kasus low oil pressure pada engine
CFM56-7 pesawat Boeing 737-800 NG.

3.3 Membaca Literatur Terkait


Adapun untuk menunjang penulisan tugas akhir ini sebelum melakukan
penulisan tugas akhir dilakukan proses membaca literature terkait. Pada
tahap ini literature yang di baca sebagai berikut:
1. AMM (Aircraft Maintenance Manual) Boeing 737-800 NG ATA79.
2. FIM (Fault Isolation Manual) Boeing 737-800 NG ATA79.
3. Training Manual Boeing 737-800 NG ATA79.

3.4 Diskusi Dengan Pembimbing


Bersama dengan membaca literature terkait, dilakukan diskusi dengan
dosen pembimbing untuk membuat proposal tugas akhir yang akan di
ajukan ke jurusan Teknik Aeronautika Fakultas Teknologi Kedirgantaraan
Universitas Marsekal Suryadarma. Setelah proposal tersebut di setujui
maka dimulai membuat rencana kerja yang mana di cantumkan kegiatan
diskusi dengan pembimbing

3.5 Metode Pengambilan Data


Metode pengambilan data merupakan cara untuk meperoleh data-data
yang di perlakukan, metode yang di gunakan dalam penulisan tugas akhir
ini sebagai berikut:
1. Studi pustaka dilakukan dengan membaca atau mengutip literatur yang
relevan atau berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
2. Kajian literatur terhadap teori-teori yang mendasari permasalahan yang
diangkat dari dosen pembimbing dan dosen mata kuliah.

11
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Oil System Pada Engine CFM56-7

Gambar 4.1 Engine CFM56-7 [3]

Oil system engine memiliki beberapa subsistem di antaranya adalah :


Storage, Distribution, dan Indicating. Oil storage merupakan tempat
penyimpanan oli yang akan di suplai menuju distribution circuit agar tetap
tercukupi. Oil storage system mempermudah dilakukannya oil level dan
pengisian oil system. Pada sistem pendistribusian oli memiliki beberapa
circuit yaitu: Supply, Scavange, dan Vent. Sirkuit suplai mengirim oli untuk
melumasi bearing dan accessories gearbox pada engine.
Oli yang berasal dari tanki dialirkan ke lubrication unit melalui anti-
leakage valve, dan kemudian di dalam komponen lubrication unit oli
diberikan tekanan oleh oil pump dan melewati penyaringan sebelum oli
menuju ke pelumasan. Setelah oli melewati komponen pelumasan oli akan
mengalir ke lubrication unit dan akan di berikan tekanan oleh scavenge
pump kemudian oli menuju ke scavenge filter dan servo fuel heater.

12
Kemudian oli kana menuju ke main oil/fuel heater exchanger untuk
penyamaan temperature dan kembali ke servo fuel heater. Lalu aliran oli
akan kembali ke oil tank.
Vent circuit menyeimbangkan tekanan aliran udara internal pada oil
system. Vent line tersambung dari engine ke oil tank, vent line berfungsi
untuk membuang tekanan udara yang tidak di butuhkan pada oil tank. Data-
data pada oil quantity indicating system yang akan dikirim ke display
electroic unit yaitu: Scavange oil filter bypass indication, low oil pressure
indication, oil temperature, oil pressure, dan oil quantity.

Gambar 4.2 Engine Oil General Description [3]

4.1.1 Engine Oil Storage


Engine oil storage berada pada fan cowl, pada posisi arah jam 3:00.
Anda melakukan pemeriksaan oil level dan mengisi oil tank melalui pintu
akses oil tank. Pintu akses tangki berada pada sisi kanan fan cowl. Anda
juga dapat membuka tutup fan yang tepat untuk mendapatkan akses ke oil
tank. Oil tank memiliki pengukur penglihatan tingkat oli, port pengisian

13
gravitasi, dan tekanan melayani port pengisian. Anda menggunakan
pengukur penglihatan tingkat oil pada oil tank untuk melakukan
pemeriksaan visual kuantitas oil pada engine. Pengukur penglihatan tingkat
oil ada di bagian depan oil tank. Anda menggunakan lubang/port mengisi
tangki gravitasi untuk mengisi oil tank. Tutup pengisi oil memiliki pegangan
pengunci. Oil tersebut jatuh dan terkumpul ke dalam oil scupper selama
servicing berlangsung. Oil scupper menghubungkan ke saluran
pembuangan. Katup pembuangan air di bagian bawah oil tank
memungkinkan dapat mengalirkannya.
Tangki oil engine menampung sekitar 21 liter AS (20,2 liter). Oil tank untuk
engine 2 dapat menampung lebih banyak oil daripada engine 1. Ini karena
adanya dihedral dari wing.

Gambar 4.3 Engine Oil Storage [3]

4.1.2 Lubrication Unit


Unit pelumasan menyuplai oil bertekanan untuk melumasi bantalan
engine dan coupling. Ini juga membutuhkan oil yang terkumpul di tempat
penampung dan gearbox, lalu mengirimkannya kembali ke oil tank.
Lokasi unit pelumasan berada di permukaan belakang aksesoris
gearbox pada posisi arah pukul 6:00. Anda membuka fan cowl untuk

14
mendapatkan akses ke unit pelumasan. Unit pelumasan mengandung
bagian-bagian ini:
• Oil supply pump

• Supply oil filter

• Supply oil filter bypass valve

• Pop-out indicator

• Pressure relief valve

• Oil scavenge pump

• Chip detector

Accessory gearbox menghidupkan pompa oil supply dan tiga


pompa crush di unit pelumasan. Pompa berada di poros yang sama.
Pompa oil supply tidak mengontrol tekanan output. Saat engine
melakukan perubahan kecepatan dan perubahan tekanan oil.

Gambar 4.4 Lubrication Unit [3]

15
4.1 3 Main Oil/Fuel Heat Exchanger

Main Oil/Fuel Heat Exchanger menggunakan bahan bakar dari


pompa bahan bakar bertekanan rendah untuk mengurangi suhu oil
crushing. Lihat bagian sistem distribusi bahan bakar untuk informasi
lebih lanjut tentang fuel system. Lokasi main fuel/oil heat exchanger
menempel pada unit pompa bahan bakar. Main fuel heat exchanger
berada pada posisi arah pukul 8:00. Anda membuka fan cowl untuk
mendapatkan akses ke main fuel/oil heat exchanger. Main fuel/oil heat
exchanger memiliki bagianbagian ini:
• Exchanger core (inside the housing)

• Housing

• Cover

Inti exchanger adalah tempat temperatur oil menurun saat oil


memanas. Penutup memegang inti exchanger di dalam housing. Main
fuel/oil heat exchanger memiliki katup bypass oil. Katup bypass oil
terbuka ketika inti penukar tersumbat. Ini memungkinkan oil mengalir
sekitar penukar inti. Dengan demikian, suhu oil meningkat ketika katup
bypass oil terbuka. Namun oil terus mengalir.

Gambar 4.5 Main Oil/fuel heat exchanger [3]

16
4.1.4 Oil Scavenge Filter

Oil scavenge filter assembly berisi filter oil dan scavenge


menyumbat filter oil. Lokasi oil scavenge filter assembly ada di bagian
belakang aksesori gearbox pada posisi arah pukul 7:00. ketika membuka
fan cowl untuk mendapatkan akses ke oil scavenge filter assembly. Filter
oil scavenge memiliki cap filter. Filter cap memegang katrid filter oil
crushing. Tuas penguncian ratchet mencegah rotasi ke arah
melonggarkan cap filter. Di dalam tubuh, katup filter oil bypass terbuka
ketika puing-puing menyebabkan filter oil pembersih menyumbat. Juga
memegang scavenge menyumbat filter oil scavenge. Lihat bagian
penunjuk oil untuk informasi lebih lanjut tentang filter oil crushing
menyumbat pemancar. Filter oil scavenge menghilangkan puing-puing
dari tiga sirkuit scavenge. Filter oil scavenge mencegah kontaminasi oil
dari salah satu komponen jika menjadi rusak:
• Main engine bearing
• Gear
• Gear bearing
• Scavenge pump

Gambar 4.6 Oil scavenge filter. [3]

17
4.1.5 Anti Leakage Valve

Anti leakage valve mencegah kebocoran oil saat melepas oil


tabung dari katup anti bocor ke unit pelumasan oil tank lebih tinggi pada
engine daripada bagian lain dari sistem oil. Setelah engine shutdown, ini
dapat menyebabkan kuantitas oil berkurang. Katup anti kebocoran
mencegah kebocoran oil. Lokasi katup anti bocor ada di rangka fan pada
posisi arah pukul 6:00. Katup anti bocor berada pada tabung oil dari oil
tank ke unit pelumasan. Anda membuka fan cowl untuk mendapatkan
akses ke katup anti bocor. Katup anti bocor adalah katup yang
digerakkan oleh tekanan. Ketika engine menyala tetapi tidak beroperasi,
pegas menutup katup. Ini mencegah kebocoran oil selama penghapusan
komponen sistem distribusi oil. Ini juga mencegah aliran oil dari oil tank
ke komponen sistem oil lainnya. Saat engine beroperasi, tekanan oil dari
saluran supply bagian belakang memegang katup terbuka.

Gambar 4.7 Anti-leakage valve. [3]

18
4.2 Oil pressure Indicating System Pada Engine CFM56-7
Oil pressure indicating system merupakan data oil pressure yang di
tampilkan pada display unit. Data yang ditampilkan pada display unit
berasal dari oil pressure transmitter melalui electronic engine control. Oil
pressure transmitter ini menghitung perbedaan tekanan antara oil supply
pump outlet dengan transfer gear box. Oil pressure transmitter ini mengirim
sinyal electric ke electronic engine control dan merubah sinyal tersebut
kedalam ARINC 429 signal dan di kirim ke display electronic unit.

Gambar 4.8 Oil Pressure Indicating system [3]

4.2.1 Low Oil Pressure Pada Engine


Oil pressure yang ditampilkan pada indicator menggunakan satuan PSI,
di dalam indikator terdapat dua warna penanda tekanan, yaitu amber dan
redline. Jika tekanan oli menunjukkan antara batas kuning (amber limit) dan
batas merah (redline limit), tekanan pada oil menandakan caution range.
Jika tekanan oli menunjukkan di bawah batas redline, tampilan digital dan
kotak di sekitar display digital berwarna merah, tekanan pada oil
menandakan,out-of-limit-range.
Pada penilitian tugas akhir ini oil pressure display yang terdapat pada
center display unit (DU) menampilkan REDLINE ALERT atau out-of-limit-

19
range (dibawah 13 PSI) yang mungkin disebabkan oleh masalah oil filter
scereen clogged dan lubrication unit.

4.3 Penyebab Terjadinya Low Oil Pressure Pada Engine


Faktor yang menyebabkan terjadinya low oil pressure pada engine
CFM56-7, dimana posisi tekanan oli tersebut rendah sehingga suplai oli ke
sistem tidak terjadi dengan baik. Beberapa faktor yang menyebabkan low
oil pressure pada engine:
1. Kerusakan pada oil tank
Pada oil tank biasanya ditemukan permasalahan yaitu kerusakan
yang terletak pada bagian pipa yang akan dilewati oli menuju ke
lubrication unit. Sehingga dapat menyebabkan kebocoran selama
engine beroperasi.
2. Malfunction pada oil pump
Pada oil pump biasanya ditemukan permasalahan yaitu terjadinya
penyumbatan yang terletak pada bagian gear pump dan housing. Akibat
kotoran yang terdapat di dalam oil yang mengalir menuju oil filter
sehingga menyebabkan tekanan yang dihasilkan oleh oil pump menjadi
rendah.
3. Kerusakan pada oil filter
Permasalahan yang biasa ditemukan pada komponen oil filter yaitu
terjadinya kebocoran pada komponen ini yang disebabkan seal atau
packing pada oil filter mengalami temperature panas dan temperature
dingin maka menyebabkan haus pada seal atau packing.
4. Kerusakan pada relief valve
permasalahan yang biasa ditemukan pada relief valve yaitu
kerusakan pada bagian spring yang sudah lemah, dikarenakan adanya
pertikel-partikel yang menempel di sekitar relief valve.
Setelah dilakukan pengecekan terhadap ketiga komponen diatas di
temukan permasalahan pada oil filter dimana komponen tersebut
mengalami kebocoran, yang disebabkan oleh rusaknya seal atau packing
yang sudah haus. Sehingga tekanan pada oli mengalami penurunan.

20
4.4 Dampak Low Oil Pressure Pada Engine CFM56-7
Kerja sebuah engine dipengaruhi oleh sistem pelumasan yang harus
beroperasi secara baik. Sehingga dalam hal ini berpengaruh akibat
terjadinya low oil pressure pada engine CFM56-7 adalah suplai oli tidak
bekerja dengan baik sehingga komponen pada engine seperti accessories
gearbox yang terus menerus bergerak tidak dapat pelumasan secara
sempurna sehingga dapat merusak komponen tersebut bahkan bisa
menyebabkan terjadinya kebakaran di komponen engine.
Terganggunya proses pelumasan ini dapat mengakibatkan
performance engine akan menurun. Bila hal ini dibiarkan terus-menerus
tidak hanya performance, bahkan kerusakan komponen akan terjadi
sehingga menyebabkan sistem pelumasan pada engine tidak berfungsi
dengan baik.

4.5 Penanggulangan Low Oil Pressure Pada Engine CFM56-7


Peringatan saat penggantian komponen oil filter sebagai berikut:
 Jangan sentuh komponen oil system jika engine panas. Komponen
ini lebih panas dari pada komponen lainnya.
 Jangan buka komponen oil system sebelum tekanan habis. Tekanan
akan habis setelah 5 menit engine di matikan.
 Jangan biarkan oli panas mengenai anda. Pakai kacamata dan
peralatan perlindungan lainnya.
 Jangan biarkan oli panas mengenai engine atau komponen lainnya.
Segera bersihkan oli jika menetes di area engine atau komponen
lainnya.
 Pastikan anda memasang seal atau packing dengan benar selama
pemasangan filter element. Jika anda tidak memasang seal atau
packing dengan benar, kebocoran oli dapat terjadi selama engine
beroperasi dan dapat menyebabkan kerusakan pada engine.

21
Gambar 4.9 Oil Filter Removal [4]

1. Proses Removal Oil Filter


a. Kuras housing filter
b. Letakkan wadah tahan oli/fuel yang dapat menampung 1 liter
c. Lepaskan drain plug (9) bagian bawah cover (7) biarkan oli mengalir dari
wadah filter
d. Lepaskan dan ganti packing (8).
e. Lepaskan element filter (4)
f. Lepaskan tiga bolt (10), ring (1), dan nut (2) yang terpasang pada cover
(7) ke housing filter.
g. Lepaskan cover (7) dari housing filter dengan tangan anda

22
h. Lepaskan dan ganti packing (6) dari cover (7)
i. Lepaskan dan anti element filter (4) packing (3), dan packing (5).
j. Pasang cover pelindung pada filter housing.

2. Oil Filter Instalation


a. Pasang element filter (4)
b. Lumasi packing yang baru (3),(5),(6)dan(8) dengan oli D00599.
c. Pasang packing (3), (5) pada element filter (4).
d. packing (6) pada cover (7)
e. Perlahan pasang filter element (4) yang baru dengan packing (3), (5)
ke dalam filter housing.
f. Pasang Pasang cover (7) pada filter housing.
g. Lumasi baut (10) dengan graphite compound, D00601 (CP2101).
h. Pasang tiga bolt(10), ring (1), nut (2) untuk memasang cover (7) ke
filter housing. Kencangkan bolt 45-50 pound-inches
i. Pasang packing (8) pada drain plug (9)
j. Pasang drain plug (9) pada cover (7). Kencangkan drain plug 45-50
pound-inches, pasang safety wire pada drain plug.

3. Mengatur Red Clogging Indicator


a. Secara manual lepaskan knurled retaining ring (11)
b. Lepaskan glass inspection bowl
c. Tekan tombol pada indicator red clogging (11) ke posisi yang ditarik
d. Pasang glass inspection bowl (12)
e. Lumasi knurled retaining ring (13)
f. Pasang knurled retaining ring dengan tangan (13)
g. Pastikan bahwa red clogging indicator (11) tetap dalam posisi di Tarik
h. Pasang safety wire ke knurled retaining ring (13) dan badan indicator
clogging.
Setelah komponen oil filter terpasang langkah selanjutnya adalah mengisi
engine oil dengan kapasitas engine 1 sebesar 20,2 liter dan engine 2
sebesar 20,4 liter.

23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi literature, serta data-data hasil yang di dapat dari
pemeriksaan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya low oil pressure
pada engine pesawat Boeing 737-800 NG, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penyebab terjadinya low oil pressure pada engine CFM56-7
dikarenakan adanya kerusakan pada oil tank, malfunction oil pump,
kerusakan pada oil filter dan kerusakan pada relief valve.
2. Dari permasalahan ini, dampak yang terjadi pada engine adalah
supply oil tidak bekerja dengan baik sehingga komponen pada
engine seperti bearing dan accessories gearbox yang terus menerus
bergerak tidak dapat pelumasan secara sempurna sehingga dapat
merusak komponen tersebut.
3. Penanggulangan low oil pressure yaitu dengan mengganti seal atau
packing pada oil filter dengan yang baru.

5.2 Saran
Di dalam permaslahan ini yang penulis temukan, tentunya memiliki saran
yang bersifat aspiratif sesuai dengan ketentuan dan sebagai masukan demi
tercapainya sebuah standar keselamatan penerbang yaitu:
1. Sebaiknya diperhatikan lagi dalam melakukan pengecekan
komponen, untuk menghindari terjadinya permasalahan pada engine
yang bisa menyebabkan penerbangan jadi terhambat dan dapat
mengakibatkan dampak negatif terhadap maskapai.
2. Meningkatkan pelaksanaan pemeliharan sesuia prosedur yang
berlaku tanpa mengabaikan petunjuk dari AMM.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Aircraft Turbine Engine Lubrication System Components | Aircraft


Systems www.aircraftsystemstech.com
2. https://www.flight-mechanic.com/turbine-lubrication-system-
components.
3. Training Manual Boeing 737-800 NG, ATA Chapter 79 Engine Oil.
4. Aircraft Maintenance Manual Boeing 737-800 NG, ATA Chapter 79-
21-03-000-802 page 401 Oil Filter Removal.
5. Aircraft Maintenance Manual Boeing 737-800 NG, ATA Chapter 79-
21-03-400-801 page 404 Oil Filter Instalation.
6. Fault Isolation Manual Boeing 737-800 NG, ATA Chapter 79-05 Oil
System
7. Jeppesen Sanderson, “A & P TECHICAN AIRFRAME TEXTBOOK”,
Englewood Colorado 2002, 2003.
8. A. M. Nurwanto,“Engine Lubrication System Pada Engine CFM56-7,”
Jakarta , 2013.

25

Anda mungkin juga menyukai