PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun dalam beberapa bab dengan
urutan adalah sebagai berikut :
2
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang penulisan,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas kerusakan yang sering terjadi pada windshield
pesawat airbus 320, bagaimana cara inspeksi windshield serta
bagaimana mekanisme windshield repair.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan dan
saran yang nantinya dapat diambil sebagai bahan perbaikan untuk
kedepannya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Windshield
4
Gambar 2.1 Lokasi windshield [1]
5
1. semua windows disambung dengan electrical heating system
untuk menjaga pandangan yang jelas dalam hal kondisi berkabut
internal atau eksternal.
Permasalahan windshield dapat berdampak pada keandalan operasional
pesawat. Analisis yang dilakukan oleh Airbus menyoroti bahwa gangguan
dalam ATA 56-10 dapat memiliki penyebab yang berbeda. Misalnya,
delaminasi yang dilaporkan di atas batasan 3 inci yang diberikan dalam
AMM atau penurunan darurat yang dinyatakan setelah keretakan kaca
depan, meskipun tidak diharuskan oleh prosedur FCOM. Oleh karena itu,
ISI ini menyediakan informasi lengkap yang relevan yang tersedia dalam
dokumentasi Airbus.
6
Gambar 2.3 Penampang window cockpit [1]
Catatan:
Sliding dan fixed side windows dibuat oleh GKN untuk A320 family terbuat
dari dua lapis acrylic. Tidak ada batasan hard life limit untuk cockpit
windows yang terpasang pada pesawat. Namun demikian, Airbus ingin
menyoroti bahwa window cockpit harus diganti beberapa kali selama
umur pesawat. Kerusakan pada jendela kokpit yang mengarah ke
penggantian dapat memiliki banyak asal yang berbeda: FOD (Foreign
Object Damage), ageing, manufacturing defect, moisture ingress,
delamination, overheating, electrical trouble, etc. Pelepasan window
secara teratur dilaporkan oleh operator. Hal ini umumnya terkait dengan
efek penuaan yang menyebabkan retak luar kaca depan atau kerusakan
khas lainnya seperti delamination, arcing, electrical failure, dll. Ini adalah
akhir khas dari umur window cockpit. Dengan cara yang sama, tidak ada
batas waktu simpan untuk window cockpit.
7
1000 kaki dengan kecepatan diatas 500kmph, dapat membahayakan pilot
dan juga semua penumpangnya.
1. Scratch
Scratch merupakan kondisi Permukaan barang yang terkoyak /
tergores yang biasanya dari tekanan dari benda lain secara
langsung. Kerusakan ini sangat sering terjadi pada windshield
pesawat karena windshield pesawat sangat rentan bergesekan
dengan benda asing yang mengakibatkan terjadinya Scratch.
Kerusakan ini dapat dicegah dengan mengunakan non metal
scraper saat melakukan repair.
8
Pemisahan menjadi dua bagian terhadap fisik permukaan
acrylic yang biasanya ditunjukkan dengan bentuk garis tipis/halus
membentang atau memotong permukaan acrylic akibat stress yang
berlebih pada titik tertentu. Crack banyak diakibatkan oleh bird stike
oleh sebab itu crack dapat dicegah dengan dengan menerbangkan
pesawat dengan ketinggian yang tinggi untuk menghindari bird
strike.
9
Delamination adalah mode kegagalan dimana bahan retak
menjadi lapisan, delamination sbiasanya terjadi karna efek dari
heat arcing yang dapat membelah lapisan lapisan pada
windshiend. Kondisi ini diperbolehkan jika tidak menganggu
pandangan pilot. Delamination dapat di cegah dengan melakukan
perawatan rutin pada sistem anti icing dikarnakan kerusakan ini
disebabkan oleh sistem ainti icing yang menyebabkan lapisan
windshield membelah.
10
Gambar 2.9 Heating film [12]
Pada 31 Januari 2011, total 4552 unit pesawat Airbus A320 family
telah dikirim, di mana 4467 masih aktif dalam penerbangan. Sebagai
tambahan, masih terdapat 2404 pesawat yang masih dalam pesanan
pasti. Berdasarkan informasi Airbus, pesawat ini menjadi pesawat
penumpang jet komersial yang paling cepat terjual berdasarkan catatan
tahun 2005 hingga 2007, dan menjadi penjualan terbaik pesawat generasi
tunggal.
11
Gambar 2.10 Tampak samping [8]
BAB III
METODE PENELITIAN
12
1. Access platform
3. Safety clip
13
Gambar 3.3 Safety clip [11]
safety clip adalah suatu alat yang berfungsi sebagai penanda bahwa suatu
komponen sedang dilakukan perbaikan atau komponen tersebut tidak
dapat dioprasikan sebagaimana mestinya.
4. Shim
5. Phillips torque
14
Gambar 3.5 Phillips torque [11]
Phillips torque adalah alat yang digunakan untuk melepas atau
memasang screw pada saat perbaikan pesawat
15
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan
penulis, seperti pada flowchart yang tersaji pada Gambar 3.7
Membuuat Rencana
Penulisan Tugas Akhir
Pengambilan Data
Pengumpulan Data
Penunjang Tugas Akhir
Pengolahan Data
Selesai
BAB IV
16
PEMBAHASAN
17
Gambar 4.2 Lokasi pemanasan film [4]
Retak pemanas film terlihat seperti garis lurus melintasi window mulai dari
tepi jendela. Dalam sebagian besar kasus, garis berhenti di tengah
jendela.
catatan:
Dalam beberapa kasus, retak pemanas film dapat dikacaukan dengan
retak lapisan tengah. Lapisan struktural tengah atau retak struktural dalam
memiliki pola patahan yang menutupi seluruh permukaan kaca depan.
Potongan-potongan kecil pecahan kaca merusak visibilitas. Jenis retakan
lainnya adalah retakan lapis luar (non-struktural), pola keretakan biasanya
menunjukkan beberapa garis putus-putus yang dimulai dari satu tepi kaca
depan dan melewati jendela ke tepi lainnya. Dalam beberapa kasus,
pemanasan film retak juga dapat menyebabkan retak luar sehingga kedua
kerusakan dapat terlihat.
Gambar-gambar berikut menunjukkan contoh jenis utama pola keretakan:
film pemanas, lapisan luar, kombinasi lapisan luar dan film pemanas,
lapisan struktural tengah atau dalam:
18
a. Heating film cracking:
[4]
Gambar 4.4 Pola retak luar (non-struktural)
19
c. Heating film with outer ply cracking
20
FCOM and MMEL recommendation
Dalam kasus windshield retak dalam penerbangan, FCOM meminta untuk
menurunkan ketinggian penerbangan ke FL230 dan untuk mendapatkan
delta P dari 5 psi. Mempertimbangkan fail-safe design dan margin yang
tersisa dengan one structural ply cracked, Airbus telah menyelidiki
kemungkinan untuk menyesuaikan persyaratan FCOM. Setelah
investigasi Airbus, prosedur yang ada telah diperbarui pada 2011
sehingga awak harus terlebih dahulu memeriksa apakah lapisan dalam
retak atau tidak. Jika lapisan dalam tidak retak, lapisan luar dan / atau
lapisan tengah terpengaruh. Namun, berdasarkan pada fail-safe design,
lapisan struktural dalam yang tersisa dapat mempertahankan dua kali max
Delta P. Oleh karena itu, pesawat dapat tinggal di FL saat ini, tanpa
batasan lain. Hal ini sesuai dengan sebagian besar kasus retak lapisan
luar (lebih dari 95%) atau kasus retak lapisan tengah yang jarang terjadi,
dan menghilangkan pembatasan penerbangan. Jika lapisan struktural
dalam retak: dalam hal ini awak tidak dapat memeriksa apakah lapisan
struktural tengah juga terpengaruh atau tidak. Karenanya kru harus turun
ke FL230 dan memperoleh Delta P 5 psi, seperti yang ada dalam prosedur
FCOM sebelumnya, untuk mengurangi tekanan diferensial. Ada berbagai
cara untuk menentukan apakah lapisan dalam retak:
• Secara visual dengan menggunakan kuku atau pena untuk mendeteksi
keberadaan retakan pada permukaan kaca bagian dalam.
• Umumnya beberapa serpihan kaca kecil jatuh dari permukaan kaca
bagian dalam ke atas panel instrumen.
Tabel berikut menyediakan untuk setiap program referensi FCOM:
21
depan sebelum penggantian dengan kondisi tertentu (tanpa kondisi
lapisan es).
Tabel berikut menyediakan untuk setiap program referensi MMEL:
22
4.2.2 Batasan Yang Diizinkan
Batasan kerusakan yang diijinkan
Jenis kerusakan utama pada panel window dan batasannya dijelaskan
pada chapter 56-10 dari AMM untuk semua jenis cockpit windows
(windshields, fixed and sliding side windows). Namun, informasi tambahan
dan perbaikan khusus (misalnya GKN sliding windows edge seal squeeze
repair) hanya dijelaskan dalam CMMv. Lebih lanjut, ketika kerusakan
seperti delamination, bubbles, burn spots and/or burning ditemukan di
dalam tetapi dekat dengan batas yang diizinkan dalam AMM, Airbus
merekomendasikan operator untuk menjadwalkan penggantian window
yang terpengaruh pada kesempatan mudah berikutnya. Ini akan
mencegah dari potensi AOG, masalah dalam penerbangan dan
penundaan karena window failure yang tidak terduga. Mengenai
delamination, batas yang ditetapkan dalam AMM terutama untuk alasan
visibilitas. Namun ada implikasi struktural untuk lapis-lapis delamination,
tetapi ini tercakup secara memadai oleh batas-batas yang disediakan
dalam AMM.Tingkat pertumbuhan delamination umumnya rendah. Butuh
waktu yang signifikan sebelum mencapai batas maksimum AMM 3 inci.
Dengan pemantauan yang tepat, laju propagasi rendah ini memberikan
waktu yang cukup antara temuan awal dan batas maksimum yang
diizinkan untuk merencanakan penggantian. Namun, karena window
delamination umumnya dikaitkan dengan masuknya uap air yang dapat
menyebabkan electrical arcing dan retak pada jangka pendek /
menengah, Airbus merekomendasikan operator yang menemukan
delaminasi jendela yang signifikan untuk merencanakan penggantian
jendela pada kesempatan pertama. Misalnya, penggantian window dapat
diantisipasi dilakukan pada pemeriksaan 750FH berikutnya untuk A320
families. Untuk kasus kritis seperti situasi AOG, kemungkinan untuk
23
terbang dengan kerusakan yang ditemukan di atas batasan yang diizinkan
oleh AMM dapat ditinjau oleh Airbus berdasarkan kasus per kasus. Ini
hanya dapat diterapkan untuk tepi bawah atau belakang atas, dan hanya
untuk periode yang sangat terbatas. Ini tidak dapat diterima untuk tepi
depan yang 3 inci tetap menjadi batas maksimum karena posisinya di
depan aliran udara.
A. Crack
Lapisan luar :
Sepuluh penerbangan diperbolehkan tetapi tidak untuk sps
windshield P/N STA320-1-3 dan STA320-2-3 (satu kali
penerbangan diizinkan) pada kondisi berikut:
Pesawat tidak terbang pada kondisi icing
Pandangan tidak terganggu
Panel windshield lainnya serviceable
Lapisan dalam :
Lapisan tengah atau dalam atau keduanya mengalami crack tidak
diperbolehkan
B. Scarcth
AREA A AREA B
PANJANG MAKSIMAL (mm) 150 (6in) 150 (6in)
TIPE A
PANJANG TERAKUMULASI (mm) 500 (20in) 500 (20in)
PANJANG MAKSIMAL (mm) 50 (2in) 50 (2in)
TIPE B
PANJANG TERAKUMULASI (mm) 150 (6in) 150 (6in)
24
Tipe B : dapat dirasakan dengan sentuhan kuku.
Lebar maksimal: 0.2mm (0.0079in.)
Kedalaman maksimal : 0.02mm (0.00079in.)
D. Delamination
Lapisan dalam dan luar:
Area A : diperbolehkan jika pandangan tidak menganggu
Area B : diperbolehkan jika pandangan tidak menganggu
Area C : tidak diperbolehkan
25
Gambar 4.10 Limitasi delamination [3]
E. Heating film
Pengoprasian pesawat diizinkan jika :
Pesawat tidak terbang pada daerah kondisi icing.
Jarak pandang tidak menurun
26
5. Rengangkan fastener (8) lepaskan lining panel 211LW (7)
Catatan: Lining panel 211LW mencegah kerusakan sensor
6. Lepaskan screws (2) dan washers (9).
7. Lepaskan vertical lining panel 211MW (1).
8. Lepaskan screws (46).
9. Lepaskan louver dari panel glareshield (47).
10. Lepaskan screws (5) dan nuts (4).
11. Lepaskan lining panels 211NW dan 212NW (3).
B. Pelepasan windshield retainer
1. Jika ada fastener yang tidak bisa dilepaskan dengan mudah,
lakukan prosedur dengan removal tool phillips torque
(98A53003500000)
2. Pelepasan retainer
a. Putuskan sensor (15).
b. Pasang cap-blanking pada setiap electrical connector dan
receptacle yang telah diputus.
c. Lepaskan sealant dari kepala screw (20), (21) and (22).
d. Lepaskan screws (20), (21) dan (22).
e. Lepaskan protection plate (19).
f. Lepaskan icing indicator (26)
g. Lepaskan nuts (11), washers (10) screws (24) dan (32).
Catatan: Screws (24) dan (32) memiliki panjang yang
berbeda.
h. Beri tanda pada screws (24) dan (32) agar posisi tepat saat
pemasangan
i. Lepaskan flight-deck eye-position ball-mount assembly
j. Lepaskan screws (27) dan (23) washers (25) dan (30).
k. Lepaskan retainer depan (18).
l. Lepaskan screws (13) dan washers (28).
m. Lepaskan upper dan lower retainers (12) dan (31).
3. Pelepasan fastener
27
phillips torque (98A53003500000) untuk fasteners yang
harus dilepas.
(1) Pasang spacer (30) pada captive nut (37) dari fastener
yang sudah dilepas.
28
(98D56103001000) .
e. Lepaskan windshield panel (14).
f. Ketika melepas panel windshield (14), catat
pada in-service window removal data gathering
untuk membantu airbus dalam mengontrolan.
29
Gambar 4.14 Panel windshield [2]
30
1. Periksa seal untuk erosi, crack, dan bond ke permukaan
kaca.
2. Gunakan scraper plastik untuk melepas sealent yang
mengalami keretakan atau kerusakan.
3. Bersihkan windshield weather seal dengan Non Aqueous
Cleaner-General - - (Material No. 08BAA9) dan Textile-Lint
free Cotton - (Material No. 14SBA1).
7. Lepaskan tape-adhesive
8. Bersihkan windshield
31
4.3.4 Pemasangan Windshield
32
(Material No. 06LCG9) dibawah kepala hex-head bolts (13).
C. Windshield adjustment
D. Pemasangan retainer
4. Pasang washers (25), (28) dan (30), screws (13), (23), (24),
(27) dan (32), washers (10) dan nuts (11).
9. Kencangkan nuts (11) dan screws (13), (23), (24), (27) dan
33
(32) dengan tangan.
10. Torsi nuts (11) dan screws (13), (23), (24), (27) dan (32)
pada semua retainers diantara 0.4 dan 0.5 m.daN (35.40
dan 44.25 lbf.in).
11. Torsi lagi nuts (11) dan screws (13), (23), (24), (27) dan (32)
pada semua retainers diantara 1.6 and 1.8 m.daN (11.80
and 13.27 lbf.ft).
14. Pastikan pins A/C dan A/D dari sensor (15) panel windshield
(14) terhubung dengan pins B/A dan B/B Window Heat
Computer (WHC).
F. Pemasangan komponen
1. taruh lining panels 211NW dan 212NW (3) pada posisinya.
2. pasang screws (5) dan nuts (4).
3. pasang louver pada panel glareshield (47).
34
4. Pasang screws (46).
5. Taruh vertical lining panel 211MW (1) pada posisinya
6. pasang screws (2) dan washers (9).
7. taruh lining panel 211LW (7) pada posisinya.
8. Pasang four stud assemblies (6) dan kencangkan.
9. kencangkan fastener (8), nuts (4), dan screws (5) dan (2).
10. pasang IPC -CSN (30-45-01-02-080) O-ring (49) atau IPC
-CSN (30-45-81-02-120) Oring(49) yang baru.
11. pasang nuts (45).
12. pasang spray nozzles
G. pembersihan windshield
2. Bersihkan windshield.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
35
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi literatur repair windshield
pada pesawat Airbus 320 adalah sebagai berkut :
1. Crack yang terjadi pada windshield pesawat Airbus 320 ada
beberapa macam diantaranya adalah heating film cracking, outer
ply (non-structural) cracking, heating film with outer ply cracking,
middle or inner structural ply cracking.
2. Dalam inspeksi windshield hal yang harus diperhatikan adalah
jadwal pemeliharaan windshield yang telah ditetapkan oleh
manufaktur kepada oprator, dimana jadwal tersebut tertulis dalam
MPD yang mengatur tentang jadwal perawatan dan perbaikan
windshield pada pesawat Airbus 320.
3. Mekanisme repair windshield Airbus 320 terdapat empat tahap
yang harus dilakukan diantaranya pelepasan komponen-
komponen, glass repair, soft liner repair dan yang terakhir
pemasangan windshield.
5.2 Saran
Dari proses pengkajian Tugas Akhir ini diharapkan peneliti
selanjutnya dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan melihat
dari sudut pandang yang lain seperti faktor yang menyebabkan kerusakan
pada windshield serta menambah sumber penelitian agar mendapatkan
pengetahuan yang lebih mendalam tantang repair windshiled.
DAFTAR PUSTAKA
36
[1] Aircraft Maintenance Manual: Airbus A318/A319/A320/A321 Chapter
56-10 General Window. France, 2019
37