Anda di halaman 1dari 56

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan dan perbaikan merupakan hal yang harus dilakukan pada sebuah engine
atau sebuah mesin, agar mesin tersebut dapat bekerja dengan baik dan maksimal. Begitu
pula dengan engine pada pesawat. Dimana pesawat merupakan salah satu alat transportasi
udara yang banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena waktu tempuh
yang relative lebih singkat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.
Faktor keselamatan dan keamanan di pesawat udara harus mendapatkan perhatian
yang lebih dari semua pihak industri penerbangan. Oleh karena itu, tindakan perawatan
dan perbaikan pesawat udara sangat dibutuhkan untuk menjaga keselamatan para
penumpangnya dan bisa membuat pesawat udara bisa beroprasi dengan baik.
Salah satu bagian utama dari pesawat yang harus di perhatikan yaitu bagian
engine. Engine adalah satu bagian yang mempunyai peranan penting yaitu sebagai
penghasil gaya dorong pada pesawat terbang. Selain itu, engine juga berfungsi sebagai
salah satu penghasil daya listrik pada saat pesawat in-flight.
Dalam pesawat terbang, Engine memiliki banyak tipe seperti Turbo-prop, Turbo-
fan, Turbo jet, Turbo-shaft & Ramjet. Setiap tipe mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing dan penggunaanya tergantung pada kebutuhan dan situasi.
Laporan ini membahas mengenai hasil pelaksanaan Kerja Praktik yang dilakukan
di Base Maintenance Support perusahaan PT. Batam Aero Technic, yang dilaksanakan
pada tanggal 25 Januari s/d 28 Februari 2018 dan secara khusus membahas mengenai
kerusakan atau inspeksi pada fan blade pada Pesawat Airbus yang menggunakan engine
tipe CFM56-5B.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam Kerja Praktik ini sebagai berikut :
1. Apa itu PT. Batam Aero technic ?
2. Apa saja yang dilakukan didalam maintenance pesawat di PT. Batam Aero
technic ?
3. Bagaimana proses maintenace inspection fan blade pada pesawat tipe engine
CMF56-5B di PT. Batam Aero Technic ?

1
1.3 Batasan Masalah
Dalam laporan ini akan membahas tentang kegiatan kerja praktik yang penulis
lakukan di Divisi EBU (Engine Build-Up Unit) di PT. Batam Aero Technic. Adapun
beberapa kegiatan yang akan dibahas antara lain :
1. Pengenalan seputar maintenance pada pesawat apa yang dilakukan oleh divisi
Engine Build-Up Unit di PT. Batam Aero Technic.
2. Membahas mengenai maintenance kerusakan atau inspeksi fan blade pesawat
Airbus pada engine CFM56-5B.

1.4 Tujuan Kerja Praktik


Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktik di PT. Batam Aero Technic ini adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah wajib di bangku
perkuliahan yaitu Kerja Praktik.
2. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya pada bidang industri
penerbangan.
3. Mengetahui tentang perawatan dan perbaikan pada engine pesawat.
4. Mengetahui tentang cara perbaikan pada kerusakan dibagian fan blade pada
engine pesawat.

1.5 Manfaat Kerja Praktik


Manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktik di PT. Batam Aero Technic ini adalah
sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat menyelesaikan mata kuliah wajib di bangku perkuliahan
yaitu Kerja Praktik.
2. Mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya pada
bidang industri penerbangan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perawatan dan perbaikan pada engine
pesawat khususnya pada bagian fan blade.

2
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan dilakukan dengan susunan yang secara umum dapat menjelaskan
permasalahan secara terperinci dengan urutan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan praktik, batasan masalah, dan sistematika
penulisan.

BAB II: Tinjauan Umum Perusahaan


Bagian ini berisi tentang pengenalan perusahaan, kegiatan perusahaan, dan
struktur organisasi singkat pada perusahaan.

BAB III: Kegiatan Kerja Praktik


Pada bab ini berisi tentang apa saja kegiatan yang penulis lakukan selama Kerja
Praktik di PT. Batam Aero Technic.

BAB IV: Pembahasan


Bagian ini berisi tentang hasil dan pembahasan yang didapat dari praktik kerja
lapangna ini, khususnya pada permasalahan yang diambil..

BAB V: Penutup
Bagian ini berisi semua kesimpulan yang dihasilkan dari serangkaian proses penulisan
dan juga saran-saran sebagai tuntunan perbaikan.

1.5 Tempat dan Waktu Kerja Praktik


Tempat dan waktu pelaksanaan Kerja Praktik ini adalah sebagai berikut :
Tempat : PT. Batam Aero Technic, Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam,
Kepulauan Riau.
Waktu : 25 Januari - 28 Februari 2018

3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Gambar 2.1 PT. Batam Aero Technic

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


Sejarah berdirinya PT. Batam Aero Technic tidak terlepas dari perkembangan Lion
Air yang sangat pesat, awalnya divisi perawatan pesawat udara Lion Air disebut Lion
Technic, di mana tugasnya meliputi perawatan pesawat udara di Line Maintenance
(perawatan kecil meliputi pre-flight check, transit check, daily check ‘A’ check.)
Pertama kali Lion Air menggunakan perawatan besarnya menggunakan pihak
ketiga seperti GMF, ST Aero dan lain-lain, hal ini dilakukan karena Lion Technic pada
saat itu belum memiliki fasilitas standar untuk penunjang perawatan pesawat udara. Pada
November 2004 Lion Technic menyewa hanggar TNI-AU di Pangkalan Udara Husein
Sastranegara di Bandung untuk melaksanakan perawatan besarnya secara mandiri, hingga
pada Maret 2005 Lion Technic memperoleh sertifikat perawatan pesawat (Aircraft
Maintenance Organization / AMO). Pada bulan juni 2009, Lion Technic memindahkan
armada perawatannya ke Hanggar yang akan dibangun di Pangkalan Udara TNI-AL
Juanda Surabaya.
Karena proses pembangunan hanggar di Surabaya tidak sesuai rencana, maka Lion
Technic mengalihkan pembangunan hanggarnya ke daerah Batam. Perancangannya
dimulai pada 11 Oktober 2011 dan akhirnya pada 20 November 2013 berdiri hanggar
perawatan Lion Air dengan nama BATAM AERO TECHNIC. Saat ini pun Organisasi
perawatan yang bernama Lion Technic berubah nama menjadi Batam Aero Technic.

4
2.2 Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan
Batam Aero Technic adalah suatu oragnisasi perawatan pesawat udara atau bisa
disebut Aircraft Maintenance Organization. Perusahaan ini bergerak dibidang
Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO). Batam Aero Technic dinaungi oleh Lion
Group dengan pekerja yang handal dan professional yang menjadikan Batam Aero
Technic sekarang menjadi cukup terkenal.
PT. Batam Aero Technic mampu melakukan berbagai kebutuhan perawatan dan
perbaikan pada pesawat dan berbagai komponennya. Umumnya pesawat yang
melaksanakan perawatan di PT. Batam Aero Technic merupakan pesawat-pesawat yang
berada dibawah naungan Lion Group. Pesawat-pesawat yang biasa melakukan perawatan
antara lain adalah Boeing 737-800NG, Boeing 737-900ER, Boeing 747-400, Airbus
A320CEO, Airbus A330-300 dan ATR72-500/600.

2.3 Struktur Organisasi

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang telah disusun sedemikian rupa
agar mempermudah jalur koordinasi dan membantu dalam berkomunikasi.

5
Berikut adalah Struktur Organisasi Divisi Engine Maintenance PT.Batam Aero Technic :

Gambar 2.2 Struktur Organsasi PT. Batam Aero Technic secara keseluruhan

6
Di dalam struktur perusahaan ini tidak adanya petugas cleaning service, hal ini
dikarenakan suatu cara atau budaya yang diterapkan dalam perusahaan yaitu :
1. Untuk kebersihan hanggar adalah menjadi tanggung jawab bersama. Jadi yang
melakukan kegiatan bersih – bersih hanggar adalah semua karyawan hanggar.
2. Melakukan FOD secara rutin yang dilakukan pada hari jum’at pagi dan hari selasa
siang. Kegiatan ini dilakukan dengan cara semua karyawan berjalan dari hanggar
A manuju hanggar B dan kembali lagi ke hanggar A untuk memungut sampah dan
apa saja yang dirasa merusak kebersihan lingkungan hanggar.

Berikut struktur organisasi secara khusus pada bagian engine shop yaitu :

General
Manager
Engine Shop

Chief EBU
Batam

Group Leader
EBU

Engineer

Mechanic

Gambar 2.3 Struktur organisasi pada bagian engine shop

7
2.4 Fasilitas Perusahaan / Pabrik
PT. Batam Aero Technic berdiri di lahan seluas 26 hektar di kawasan Bandar Udara
Hang Nadim Batam – Kepulauan Riau. Bandar Udara ini juga menjadi Bandar Udara
terpanjang di Indonesia dengan panjang runway yaitu 4.025 meter dan juga
menjadikannya sebagai bandara dengan runway terpanjang ke dua se-Asia Tenggara.
Total luas bangunan hanggar Batam Aero Technic ini mencapai 4 Hektar, termasuk
hanggar A1, A2, B1, B2 serta appron. Hanggar A1 dan A2 selesai pada tahun 2014 dan
pada bulan Februari 2014 sudah dimulai pekerjaan perawatan pesawat udara berjenis
B737-900ER. 2 Hanggar lainnya diselesaikan pada bulan Juni 2014. Setelah semua
pembangunan selesai pada 21 November 2014 Batam Aero Technic diresmikan oleh
kementrian perhubungan DKUPPU. Berikut beberapa fasilitas yang terdapat di PT.
Batam Aero Technic.

Gambar 2.4 Hanggar A1 & A2


1. Hanggar A1
Hanggar A1 mempunyai luas sekitar 6044 M², dengan luas itu Hanggar A bisa
menampung setidaknya 3 pesawat Narrow Body seperti B737-600/-700/-800/-900 Series
dan Airbus A320. Terdapat banyak ruang kantor di bagian dalam Hanggar. Ruang kantor
tersebut meliputi Composite Room, BM Develepment MIS Support, Library, Task Card
Development, Development Engineering, Mosque, Quality Control (QC), Manager BM-
BTH, President & BM General Manager, Meeting Room, Production Planing Control,
CCTV Controller Room, Sanding Room, Painting Room, Sheet Metal Shop, Power
Resource A1, Tool & Equipment Storage, Storage Aircraft K-16 & Chemical Storage.

8
2. Hanggar A2
Hanggar A2 juga mempunyai luas bangunan yang sama dengan Hanggar A1, yaitu
sekitar 6044 M². Hanggar A1 dan A2 sebenarnya hanya dipisahkan oleh sekat berupa
tiang penyangga bangunan. Di dalam Hanggar A2 terdapat ruang kantor yang di
khususkan untuk Class Room, Production Director Room, Administrasi Teknik
(Admintek), Facility & Supporting, Accounting, Clearance, Material Planning, Quality
Assuarance, Pantry, Power Resource A2, Unserviceable Parts Store, Field Engineering
Services, Aviation Security (AVSEC), Clinic dan Shiping & Receiving Room.

3. Hanggar B1, B2

Gambar 2.5 Hanggar B1 & B2

Hanggar B1 & B2 mempunyai luas sekitar 6044 M², Hanggar ini sama dengan
dengan hangar A1,A2 menampung 3 pesawat berjenis B737-600/-700/-800/-900 series
dan Airbus A320, hanya saja di hangar B2 merupakan hanggar MRO untuk jenis pesawat
ATR 72 500/600 dan Hawker 900. Hanggar B1 ini mempunyai 3 lantai di dalamnya
terdapat ruangan Mosque, EAS Dev. Office, Hawker Presentative Room, Class Room,
Class Room Bahasa, Rest Room, NDT Support & Battery Support dan Management
Office Storage & Distribution BM. Dan untuk hanggar B2 mempunyai 3 lantai bangunan
di dalamnya terdapat Ruangan yaitu ruangan Supporting, Class Room, Escape Slide
Room Area, Landing Gear bulid up Area, Store dan Cabin Maintenance.

9
4. Ground Support Equipment (GSE)

Gambar 2.6 Ground Support Equipment

Ground Support Equipment adalah bangunan untuk penunjang kebutuhan yang ada
di Hanggar, baik itu yang berhubungan dengan M & E maupun fasilitas Hanggar. GSE
Batam Aero Technic juga memproduksi Tools and Equipment untuk M&E dan Fasilitas
Hanggar seperti Tangga pesawat, Fan blade Stand, dan Portable Working Bench.
Bangunan GSE juga melakukan perawatan atau perbaikan Tools & Equipment serta
sebagai tempat menyimpan Towing Car, Towbars, dan lain-lain.

5. Gudang Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)


Bangunan ini menyimpan segala jenis limbah B3 dari hasil kegiatan Maintenance
& Engineering.

Gambar 2.7 Gudang Limbah B3

10
6. Taxiway

Gambar 2.8 Taxi Ways PT. BAT

Appron ini mempunyai luas 8708 Meter persegi. Appron mempunyai fungsi sebagai
tempat parkir pesawat yang akan melakukan perawatan atau yang sudah melakukan
perawatan. Pada Appron, terdapat garis yang disebut marka Appron dengan maksud
sebagai petunjuk, infomasi kondisi, dan juga batas-batas keselamatan penerbangan.

7. Masjid
Masjid ini bernama Masjid Jami’ Al-Hijrah terletak di pojok barat daya yang
berdekatan denga kantin. Tempat ini merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh
PT. Batam Aero Technic sebagai tempat beribadahnya umat agama islam yang bekerja
di perusahaan tersebut.

Gambar 2.9 Masjid Jami’ Al-Hijrah

11
8. Kantin
Kantin ini bertempat di sebelah barat hanggar yang merupakan tempat makan
semua karyawan di PT. Batam Aero Technic ketika jam istirahat sudah tiba. Jam istirahat
dan waktu makan yang diterapkan di perusahaan ini adalah pada jam 08:00, 12:00, 20:00,
dan 01:00 WIB. Dimana untuk pengambilan makan di kantin tersebut menggunakan
kupon makan yang disediakan untuk satu orang adalah satu kupon makan yang nantinya
dapat diambil pada bagian pembagi kupon terseebut.

12
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTIK

3.1 Melakukan Aktifitas Daily Maintenance.


Dalam Kerja Praktik di PT. Batam Aero Technic ini Prakerin ditempatkan pada
bagian Engine Shop Divisi EBU BM - BTH (Engine Buid-Up Unit Batam Aero Technic),
dimana divisi EBU tersebut bertugas melakukan Maintenance pada engine pesawat.
Beberapa kegiatan harian untuk maintenance pesawat dalam beragam tipe engine
sebagai berikut :
1. Fan blades dovetail lubrication pada engine CMF56 – 7B dan CMF56 – 5B
Fan Lubrication atau sering juga disebut Fanlube merupakan kegiatan maintenance
pada Engine berjenis Turbofan. Kegiatan ini mencangkup pembersihan dan pelumasan
pada bagian-bagian fanblade seperti dovetail, fanblade platform, elastomer, fandisk,
shim, dan juga fanblade spacer. Setiap bagian yang telah disebutkan tadi harus dibongkar
sesuai dengan panduan Task Card dan AMM (Aircraft Maintenance Manual). Kegiatan
ini rutin dilakukan karena fanlube merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
mengurangi getaran yang dihasilkan oleh Engine dan untuk memperpanjang umur dari
engine pesawat.
Sedangkan pada engine tipe CFM56–5B pada dasarnya hampir sama dengan
kegiatan fanlube pada Engine CFM56-7B. Namun, pada Engine CFM56-5B ini ada
beberapa bagian dari fanblade yang tidak sama dengan fanblade pada Engine CFM56-7B
seperti tidak adanya elastomer, platform, dan juga shim. Hal ini membuat langkah kerja
dari proses fanlube ini berbeda dengan Engine CFM56-7B.
Fanlube merupakan kegiatan Schedule Maintenance. Berdasarkan panduan CAMP
(Continuous Airworthiness Maintenance Program), Fan Cleaning & Lubrication harus
dilakukan dalam interval waktu 5000 Flight Hour atau 3000 Flight Cycle. Namun
Fanlube juga bisa menjadi suatu kegiatan Unschedule Maintenance, biasanya
Unschedule Maintenance dilakukan ketika pesawat mengalami Bird Strike atau ketika
ada FOD Damage. Fanlube bisa dilakukan ketika On Wing atau juga Off Wing. Jika Off
Wing, engine akan dibawa ke shop dan akan di fanlube di shop.

13
Gambar 3.1 Kegiatan Fan lubrication

2. Boroscope inspection pada engine CMF56 – 7B dan CMF56 – 5B


Borescope Inspection merupakan kegiatan maintenance pada komponen engine
yang sulit diakses menggunakan bantuan alat khusus. Kegiatan ini merupakan salah satu
jenis Detail Inspection. Menurut AMM, Borescope Inspection tidak dianjurkan dilakukan
ketika suhu engine diatas 65,6℃. Adanya limitasi tersebut bertujuan untuk mencegah
rusaknya alat Borescope itu sendiri. Alat yang digunakan adalah IPLEX RX yang dibuat
oleh perusahaan yang bernama OLYMPUS.
Pada kegiatan Borescope Inspection biasanya para mekanik di PT.Batam Aero
Technic membagi menjadi 2 bagian, yaitu Cold Section dan Hot Section. Pada setiap
engine terdapat beberapa port yang memiliki fungsi sebagai akses lensa Borescope untuk
melihat bagian yang akan diinspeksi. Kegiatan Borescope Inspection ini sangat
membantu karena kita dapat mengetahui apakah ada damage pada bagian dalam engine
tersebut tanpa harus melakukan overhaul.

14
Gambar 3.2 Kegiatan Boroscope inspection

3. Dan kegiatan lainnya yang nantinya akan disajikan dalam bentuk lampiran berupa
daily activity.

3.2 Permasalahan yang Ditinjau


Dikarenakan penulis dalam laporan ini fokus pada pembahasan kerusakan fan
blades pada engine CMF56 – 5B maka, penulis akan membahas lebih mengenai hal
tersebut.

3.2.1 Dasar teori


1. Maintenance prosedur
Maintenance (pemeliharaan) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang
bisa diterima. Di dalam praktek-praktek maintenance masa lalu dan saat ini di baik sektor
swasta dan pemerintahan mengartikan maintenance itu adalah suatu tindakan
pemeliharaan mesin atau peralatan pabrik dengan memperbaharui usia pakai dan
kegagalan/kerusakan mesin.

15
Menurut Daryus A. , (2008) dalam bukunya "Manajemen Pemeliharaan Mesin"
tujuan maintenance yang utama adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperpanjang kegunaan aset;
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan
oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu;
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas
dan menjaga modal uang diinvestasikan tersebut;
4. untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan
para pekerja;
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para
pekerja;
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari
suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu
tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah

Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi maintenance adalah agar dapat
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta
mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal
dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Prosedur merupakan suatu langkah-langkah dalam mengerjakan sesuatu, agar
pengerjaannya dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan panduan yang telah
ditetapkan.
Dengan kata lain maintenance procedur adalah suatu proses atau langkah-langkah
pengerjaan suatu perawatan sebuah engine dengan mengacu pada acuan yang telah di
tetapkan untuk engine atau alat tersebut.

2. Inspection
Inspeksi adalah suatu kegiatan penilaian terhadap suatu produk, apakah produk itu
baik atau rusak ataupun untuk penentuan apakah suatu lot dapat diterima atau tidak
berdasarkan metode dan standar yang sudah ditentukan.

16
Inpeksi mencakup pengukuran material, part-part atau produk jadi dengan metode
tertentu dan membandingkan hasilnya dengan standar (drawing, JIS dsb) untuk
penentuan keberterimaannya.
Pengukuran yang dimaksudkan disini, tidak hanya bersifat dimensional (vernier
caliper, micrometer, dsb) ataupun pengujian properties (hardness serta komposisi kimia)
tetapi juga sensory (noise check , visual check : noda dan crack)
Ketika melakukan fan lubriction jarang ditemukan bagian-bagian komponen yang
tidak ada kerusakan. Hal ini dikarenakan komponen-komponen tersebut ketika engine
dalam keadaan beroperasi dapat terjadi suatu gesekan, getaran, bahkan benturan dari
benda luar yang dapat menyebabkan komponen khususnya pada bagian engine yang
dilakukan fanlubrication mengalami kerusakan.

Berikut inspeksi atau kerusakan yang sering terjadi pada engine tersebut dan
batasan kerusakan yang masih ditoleransi, yaitu :
1. Brinelling, defect yang terjadi pada permukaan part dengan Radius Kecil akibat
mendapatkan beban yang tinggi (berat).
2. Burnishing, yaitu defect akibat gesekan terhadap permukaan dengan lembut oleh
permukaan yang keras.
3. Burr, defect ini diwujudkan dengan perubahan dimensi (perpanjangan/pembesaran)
permukaan pada logam tipis, kecil/ringan yang biasanya dapat dilihat pada area
lubang atau bagian sisi ujung daripada part.
4. Corrosion, hilangnya sebagian dari part akibat proses kimia atau elektro kimia,
contohnya Karat Besi merupakan produk daripada korosi.
5. Crack, pemisahan menjadi dua bagian terhadap fisik permukaan logam yang biasanya
ditunjukkan dengan bentuk garis tipis/halus membentang atau memotong permukaan
logam akibat stress yang berlebih pada titik tertentu
6. Cut atau missing material, kehilangan/terkikisnya sebagian dari pada logam yang
biasanya terjadi pada pipa/bushing dan sejenisnya akibat dari proses mekanikal,
contoh yang sederhana adalah : mata gergaji, lambat laun akan tumpul (menumpulnya
mata gergaji tersebut berarti sebagian daripada part terkikis akibat barang lain)
7. Dent, permukaan logam yang tertekuk/terlipat akibat benturan atau tabrakan dengan
benda lain yang keras

17
8. Erosion, berkurangnya permukaan logam akibat aksi atau pengaruh mekanikal
lingkungan, seperti gesekan terjadi dengan kotoran (debu,chip, dsb.) yang lambat laun
akan mengikis terhadap permukaan logam daripada part tersebut.
9. Galling, kerusakan terhadap permukaan logam yang lunak akibat gesekan/gerakan
dengan barang yang lebih keras, sehingga sebagian permukaan barang yang lebih
lunak tadi akan menempel/merapat pada barang yang lebih keras
10. Chattering, kerusakan logam akibat adanya vibrasi lingkungan.
11. Gauge, kerusakan yang berupa lekukan pada permukaan logam akibat terkena
tekanan berat yang langsung pada permukaan tersebut.
12. Inclusion, kelebihan dari hasil proses pembuatan (manufacturing), seperti yang terjadi
pada Raw Material seperti : Rod, Bar, Pipa, baik akibat proses Rolling atau
Forging/Casting.
13. Nick, Retak/Pecah lokal (di area tertentu) yang biasanya di bagian sisi pinggir atau
ujung barang
14. Pitting, kerusakan yang sifatnya lokal yang berupa lubang-lubang kecil yang terdapat
dipermukaan logam
15. Scratch, permukaan barang yang terkoyak/tergores yang biasanya dari akibat tekanan
dari benda lain secara langsung
16. Score, permukaan barang yang tergores relative lebih dalam daripada scratch akibat
tekanan benda lain secara langsung
17. Stain, perubahan warna akibat faktor lingkungan, sehingga barang tersebut apabila
diperhatikan akan terjadi perbedaan warna
18. Upsetting, pergeseran sisi/ujung material yang melewati contour atau permukaan
awal (originalnya)

3. Fan blade
Fan blade adalah alat mekanika yang berfungsi untuk menghasilkan flow atau
aliran pada suatu fluida, biasanya berupa gas. Pada bagian engine pesawat, fan
blade digunakan untuk menghasilkan flow dari gas atau udara dalam jumlah besar yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan dari engine tersebut.
Fan terdiri dari beberapa bagian yaitu, case, sudu (vane/blade), dan
penggeraknya. Vane/blade berputar untuk menghasilkan aliran udara yang diinginkan.
Berbeda dengan fungsi dari kompresor yang menghasilkan udara bertekanan

18
dengan flow rendah, fanmenghasilkan aliran udara dengan flow tinggi dan tekanan yang
rendah.

4. Engine CMF56-5B
Engine CFM56-5B adalah salah satu produk dari CFMI (Commercial Fan Motor
Internasional). CFM International adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 1974 dan
dimiliki bersama oleh “General Electric” dari Amerika Serikat dan “Societe Nationale
d’Etude et de Construction de Moteurs d’Aviation” dari Perancis.
Kedua perusahaan tersebut bertanggung jawab untuk memproduksi komponen dan
memiliki jalur perakitan akhir sendiri. GE memproduksi kompresor bertekanan tinggi
atau high pressure compressor, ruang bakar atau combustion chamber, dan turbin
tekanan tinggi high pressure turbine. Snecma memproduksi kipas atau fan, gearbox,
knalpot atau exhaustdan turbin bertekanan rendah low pressure turbine, serta beberapa
komponen yang dibuat oleh Avio dari Italia. Kedua perusahaan tersebut sama-sama
merakit mesin CFM56, GE merakit di Evandale, Ohio, sedangkan SNECMA merakit di
Villaroche, Prancis. Setelah selesai, mesin dipasarkan oleh CFMI. Nama CFM56 itu
sendiri diperoleh dari kombinasi nama dua engine, yaitu GE CF6 dan SNECMA’s M56.
CFM56-5B adalah satu-satunya mesin yang dapat memberi power pesawat Airbus
A320ceo. CFM56-5B PIP (Performance Improvement Program), konfigurasi produksi
terbaru untuk mesin, dilengkapi sejumlah perbaikan, terutama ke inti dan bilah kipas,
untuk memberikan pengurangan konsumsi bahan bakar sebesar 0,5% dan pengurangan
1% biaya perawatan. PIP CFM56-5B sepenuhnya dapat digantikan dengan mesin dan
modul CFM56-5B lainnya.

19
3.2.2 Metode pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses perbaikan pada inspeksi fan blade
pada pesawat Airbus engine CFM56-5B yaitu masuk kedalam maintenance fan blades
dovetail lubrication pada engine CFM56-5B.

Peralatan atau Tool yang digunakan dalam pengerjaan Fan Lubrication adalah
sebagai berikut :
1. Handle rachet

2. Socket ½ dan 5/16


3. Guide pin 5/16
4. Jack screw
5. Feeler gauge
6. Heat gun
7. Thermometer 60 – 82 oC
8. Torque 200 in/lbs / 100 ft/lbs

Comsumable yang digunakan dalam pengerjaan fan blades dovetail lubrication


pada engine CFM56-5B adalah sebagai berikut :
1. Alcohol
2. Majun / kain
3. Scotch brite
4. Vaseline
5. Molykote U N Paste
6. Royco
7. Brush
8. Holding tag
9. Warning tag

Langkah-langkah pengerjaan fan blades dovetail lubrication pada engine CFM56-


5B adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memasang warning tag pada bagian Circuit Breaket atau staring pada engine
pesawat.
20
3. Memasang kain atau alas karet sebagai pelindung dibawah pintu masuk engine.
4. Sebelum mulai membuka baut, terlebih dahulu diberikan nomor urut pada fan
blade agar urutan ketika dipasang nantinya tidak berubah.
5. Membuka spinner Front cone dengan menggunakan socket 3/8.
6. Membuka spinner rear cone dengan menggunakan socket 3/8 disertai dengan
penggunaan jackscraw. Kemudian memasang guide pin ukuran 5/16 bertujuan
untuk menahan front spiner pada saat ketika membuka bolt.
7. Membuka spacer dengan menggunakan puller spacer.
8. Membuka fan blades dan membuka shim.
9. Setelah terbuka semua komponen dalam pengerjaan fan lubrication engine
CMF56 – 5B, kemudian mengecek semua bagian komponen tersebut, apakah
mengalami kerusakan atau tidak.
10. Jika ada komponen yang mengalami kerusakan maka, akan ditindaklanjuti
sesuai dengan atuan pada AMM pada pesawat Airbus engine CMF56 – 5B.
11. Jika tidak ada kerusakan pada komponen-komponen tersebut maka, semua
bagian tersebut dibersihkan dari kotoran dan bekas molekut yang sudah tidak
layak digunakan lagi dengan menggunakan scotch brite, alcohol, dan
majun/kain.
12. Mengoleskan Molykote dengan kuas pada bagian komponen yang saling
bersentuhan atau kontak satu sama lain. Molykote yang digunakan adalah tipe
UN Paste pada komponen fan blades, spacer, dan pada semua baut.
13. Setelah semua komponen selesai dioleskan molykote, salanjutnya akan
dipasang kembali.
14. Memasang fan blade.
15. Memasang spacer.
16. Sebelum rear spiner di pasang terlebih dahulu dilakukan heat gun (dipanaskan)
agar rear dapat memuai ketika dipasang dan sebelumnya dilakukan pengukuran
terhadap rear spiner dengan menggunakan thermometer guna mengatur suhu
pada rear spiner.
17. Memasang rear spiner cone.
18. Memasang front spiner cone.
19. Membersihkan tempat kerja.
20. Selesai.

21
Berikut merupakan gambar batasan area pada fan blade :

Gambar 3.3 Fan Rotor Blades - Blend Limits

22
Kerusakan yang ditemukan pada fan blade pada pesawat Airbus engine CMF56 – 5B :

Gambar 3.4 Kerusakan pada fan blade

Inspeksi yang terjadi pada fan blade pesawat Airbus engine CMF56-5B adalah jenis
inspeksi nick on leading edge in area B yang menyebabkan hilangnya sebagian material
pada komponen fan blade tersebut dikarenakan adanya benda luar atau gaya yang
mengenai fan blade tersebut.

23
Berikut tabel jenis inspeksi, variabel maksimalnya, dan cara penanganannya sesuai
AMM Airbus CFM56-5B :

Tabel 3.1 Tabel inspect, maximun viceable limit, and remaks

24
25
26
27
28
Sesuai dengan tabel tersebut maka, untuk penanganan inspeksi yang terjadi pada
fan blade tersebut maka, untuk penangananya dapat kita mengambil referensi dari :
1. (Ref. AMM TASK 72-21-00-300-028)
2. (Ref. AMM TASK 72-21-00-300-029)
3. Atau pada area campuran (Ref. AMM TASK 72-21-00-320-003) .
Pertama-tama yang harus dilakukan adalah memperbaiki fab blades mengikuti ESM
72-21-01 revisi 1.
Tidak ada batasan kuantitas, jika kedalaman tidak melebihi 0.003 in. (0.76 mm),
dengan panjang maksimal 0.40 in. (10.16) dari goresan sebelum perpindahan dari high
metal dengan campuran SPM 704111.
Setelah kita mengetahui limitasi dan pada task berapa pengerjaannya maka, setelah
itu dilakukan pengukuran dimensi inspeksi agar dapat ditentukan apakah inspeksinya
melebihi btasan toleransi inspeksi pada AMM atau sebaliknya.

29
Gambar 3.5 Pengukuran luasan dimensi kerusakan

Dari proses pengukuran didapatkan dimensi inspeksi pada fan blade tersebut yaitu
:
Kedalaman = 6 mm
Panjang = 4,5 mm

Berdasarkan hasil tersebut dapat dapat disimpulkan bahwa panjang dan kedalaman
dari inspeksi fan blade tersebut sudah melebihi batasan pada AMM, maka dilakukan
tindak lanjut sesuai dengan (Ref. AMM TASK 72-21-00-300-028).

Berikut prosedur pengerjaan berdasarkan AMM TASK 72-21-00-300-028 adalah


sebagai berikut :

1. Informasi dari pekerjaan :


A. Tool atau peralatan tetap dan tambahan yang digunakan
Berikut referensi kerja quantitas dan alat yang digunakan yaitu :
• No specific 1 ACCESS PLATFORM 1M (3 FT)-ADJUSTABLE
• No specific 1 MAT - PROTECTIVE
• No specific 1 MAT - RUBBER
• No specific AR WARNING NOTICE(S)
• No specific Torque wrench: range to between 65 and 75 lbf.in (0.73 and
0.85 m.daN)
• (856A3770) 1 CFMI SOFTWARE FOR BLADE MAPPING

30
B. Comsumable yang digunakan
Berikut referensi kerja kuantitas dan comsumable yang digunakan yaitu :
• (Material No. CP1039) acetone
• (Material No. CP1041) isopropyl alcohol
• (Material No. CP2011) stoddard solvent
• (Material No. CP2101) graphite grease
• (Material No. CP2559) ardrox 552
• (Material No. CP2560) turco ind 79
• (Material No. CP2566) mag-chem teksol
• (Material No. CP2584) degreasol 99 R
• (Material No. CP2656) mag-chem skysol
• (Material No. CP5061) temporary marking

C. Referensi informasi pekerjaan


• (Ref. 71-00-00-710-009-B). Vibration Check
• (Ref. 71-00-00-750-001-B). Fan Trim Balance - 1 Sensor 3 Speed
• (Ref. 71-00-00-750-001-B-03). Fan Trim Balance - 1 Sensor 1 Speed
• (Ref. 72-21-00-000-005-A). Removal of the Spinner Front Cone
• (Ref. 72-21-00-000-006-A). Removal of the Spinner Rear Cone
• (Ref. 72-21-00-000-007-A). Removal of the Fan Rotor Blades
• (Ref. 72-21-00-300-009-A). Correction of the Static Imbalance
• (Ref. 72-21-00-400-005-A). Installation of the Spinner Front Cone
• (Ref. 72-21-00-400-006-A). Installation of the Spinner Rear Cone
• (Ref. 72-21-00-400-007-A). Installation of the Fan Rotor Blades
Diagram for Fan blade Change SHEET 1
Fan blade Replacement SHEET 1
Replacement of Several Pairs of Fan blades SHEET 1
Fan blades, Balance Screw Location Chart and Vectorial Diagram SHEET 1
Various Balance Screw Arrangements for Given Moment weights
Balance Screws SHEET 1

31
Berikut diagram alur pengerjaan pergantian fan blades :

Gambar 3.6 Diagram for Fan blade Change

32
Gambar 3.7 Fan blade raplacement

33
Gambar 3.8 Replacement of Several Pairs of Fan blades

34
Gambar 3.9 Fan blades, Balance Screw Location Chart and Vectorial Diagram

35
Gambar 3.10 Various Balance Screw Arrangements for Given Moment weights

36
Gambar 3.11 Various Balance Screw Arrangements for Given Moment weights

37
Gambar 3.12 Balance screws
2. Job Set-up

Subtask 72-21-00-941-085-A

A. Tindakan pencegahan
(1) pada atas tumpuan panel engine 115 VU :
(a) memasang WARNING NOTICE(S) agar engine tidak di hidupkan..

38
(2) memastikan bahwa engine sudah dimatikan selama 5 menit.

(3) Pada panel maintenance 50VU:


(a) Memastikan bahwa sistem ENG/FADEC GND PWR/1(2) pushbutton switch
dalam keadaan mati.
(b) Memasang WARNING NOTICE(S) agar ENG/FADEC 1(2) tidak diaktifkan.
(4) Menggunakan tangga yang mempunyai ketinggian 1 m ( 3 ft ).
(5) memasang MAT- PROTECTIVE pada bagian bawah inlet cowl.

3. Procedure
A. Membuka / memindahkan fan blade sebelum melakukan pencatatan moment weight.

Subtask 72-21-00-869-079-A

CAUTION: DO NOT MIX PAIRS OF BLADES PRE CFM SB 72-0057 AND POST
CFM SB 72-0057 ON THE SAME FAN DISK.

NOTE: The spare blades are grouped in pairs so that the difference between the moment
weights is not more than 80 in.g (200 cm.g). Three conditions can exist, refer to
the logic diagram and paragraph B. (Ref. Fig. Diagram for Fan blade Change
SHEET 1)

NOTE: If you replace more than three pairs of fan blades or if you replace one fan blade
(not a pair), you must do a vibration survey (Ref. AMM TASK 71-00-00-710-009)
. Results from the vibration survey will determine if a trim balance is necessary.
In this last case, do a trim balance operation (Ref. AMM TASK 71-00-00-750-
001) if the aircraft is at the main base or as soon as the aircraft returns to the
base.

(1) Memasang MAT - RUBBER pada bagian dalam air intake cowl.
(2) Memberi tanda nomor pada semua fan blades dengan menggunakan spidol atau
lainnya (Material No. CP5061).
(3) Membuka spinner front cone (Ref. AMM TASK 72-21-00-000-005) .

39
(4) Membuka spinner rear cone (Ref. AMM TASK 72-21-00-000-006) .
(5) Membuka dan mencatat posisi balance screws.
(6) Mencatat posisi fan blade yang diganti dan yang akan dipasang kembali.
(7) Membuka fan blades (Ref. AMM TASK 72-21-00-000-007) .
(8) Mencatat moment weight dari fan blade yang dibuka. (Ref. Fig. Fan blade
Replacement SHEET 1).

NOTE: Grease deposits can mask the moment weight indication. If necessary, clean blade
base with isopropyl alcohol (Material No. CP1041) or acetone (Material No.
CP1039) or stoddard solvent (Material No. CP2011) or ardrox 552 (Material No.
CP2559) or turco ind 79 (Material No. CP2560) or mag-chem teksol (Material
No. CP2566) or degreasol 99 R (Material No. CP2584) or mag-chem skysol
(Material No. CP2656).

B. Mencatat moment weight dari fan blades dan memasang fan blades.

CAUTION : FOR EACH PAIR OF FAN BLADES, INSTALL THE HEAVIER


SPARE BLADE AT THE POSITION OF THE HEAVIER BLADE TO
BE REMOVED.

(1) Mencatat moment weight dari fan blades.


(2) Mengecek kuanitas dari pasangan fan blade yang akan di ganti.
(a) Jika hasil perhitungan pasangan dari fan blades yang akan diganti tersebut
kurang dari atau sama dengan 200 cm.g (80 in.g), maka selanjutnya :
1 Memaang spare blades (Ref. AMM TASK 72-21-00-400-007) .
2 Survei atau mengecek getaran tidak perlu dilakukan.
(b) Jika hasil perhitungan pasangan dari fan blades yang akan diganti tersebut
melebihi 200 cm.g (80 in.g), maka selanjutnya:
Melakukan suatu koreksi prosedur statik, mengacu pada paragraf C. Atau
dengan menggunakan aplikasi CFMI SOFTWARE FOR BLADE MAPPING
(856A3770) .
1 Memasang fan blades (Ref. AMM TASK 72-21-00-400-007) .
2 Lanjut ke paragraf D.

40
(c) Jika hasil perhitungan dari pasangan fan blades tersebut lebih dari batasan yang
diizinkan, maka selanjutnya :
Melakukan suatu koreksi prosedur statik, mengacu pada paragraf C. Atau
dengan menggunakan aplikasi CFMI SOFTWARE FOR BLADE MAPPING
(856A3770) 1 Install the spare blades (Ref. AMM TASK 72-21-00-400-007) .
2 Go to paragraph D.

NOTE: Static correction has to be limited to 4 blade pairs.


NOTE: If the CFMI SOFTWARE FOR BLADE MAPPING (856A3770) plotting is not
satisfactory, do a static correction procedure, refer to paragraph C. to reduce
blade set unbalance.

Subtask 72-21-00-820-053-A

C. Prosedur koreksi statik. Menentukan pemasangan balance screws.

(1) Penentuan resultan vektor panjang dan arahnya, kemudian memilih balance screw
sebagai suatu koreksi untuk mengembalikan keseimbangan fan blades tersebu adalah
sebagai berikut :

NOTE: It is advisable to limit the number of balance screws on the spinner due the
complexity and the risk of confusion when performing further corrections, and to
install only one set of balance screws. This requires the construction of a vector
diagram for determining the sum of the corrections. An example is given in (Ref.
AMM TASK 72-21-00-300-009) .

(a) Asumsikan bahwa blades yang terindikasi memiliki moment weights yaitu :
No. 01: 164832 cm.g (64894 in.g)
No. 36: 163245 cm.g (64270 in.g)
No. 03: 162510 cm.g (63980 in.g)
No. 35: 164185 cm.g (64640 in.g)

41
(b) Asumsikan moment weights pada opposite blade yaitu :
No. 19: 164647 cm.g (64823 in.g)
No. 18: 163405 cm.g (64333 in.g)
No. 21: 162650 cm.g (64035 in.g)
No. 17: 164160 cm.g (64630 in.g)

(c) Menghitung perbedaan antara moment weights diatas yaitu :


D1: (No. 01/19) = 164832 - 164647 = 185 cm.g (73 in.g)
D2: (No. 18/36) = 163405 - 163245 = 160 cm.g (63 in.g)
D3: (No. 21/03) = 162650 - 162510 = 140 cm.g (55 in.g)
D4: (No. 35/17) = 164185 - 164160 = 025 cm.g (10 in.g)

(d) Menghitung perbedaan moment weight yang bersesuaian untuk fan blades
yaitu :
D'1: (No. 01/19) = 162905 - 162730 = 175 cm.g (69 in.g)
D'2: (No. 18/36) = 161205 - 161185 = 020 cm.g (08 in.g)
D'3: (No. 21/03) = 164570 - 164545 = 025 cm.g (10 in.g)
D'4: (No. 35/17) = 163825 - 163630 = 195 cm.g (77 in.g)

(e) Menghitung perbedaan antara blades yang dipindahkan dengan blades yang
baru yaitu :
D1 - D'1 = 185 - 175 = 010 cm.g (04 in.g) = F1
D2 - D'2 = 160 - 020 = 140 cm.g (55 in.g) = F2
D3 - D'3 = 140 - 025 = 115 cm.g (45 in.g) = F3
D'4 - D4 = 195 - 025 = 170 cm.g (67 in.g) = F4

(f) Menentukan arah semua hasil koreksi tersebut yaitu :

NOTE : When D is greater than D', the balance weight should be added close to the
heavier blade. When D is lighter than D', the balance weight should be added
close to the lighter blade.

42
1. Untuk blades No. 1 danv19, D1 lebih besar dari D'1 dan keseimbangan
moment weights-nya perlu ditambah oleh karena itu ditempatkan didekat
blade yang lebih berat yaitu blade nomor 1.
2. Untuk blades No. 18 dan 36, D2 lebih besar dari D'2 dan keseimbangan
moment weights-nya perlu ditambah oleh karena itu ditempatkan didekat
blade yang lebih berat yaitu blade nomor 18.
3. Untuk blades No. 21 dan 3, D3 lebih besar dari D'3 dan keseimbangan
moment weights-nya perlu ditambah oleh karena itu ditempatkan didekat
blade yang lebih berat yaitu blade nomor 21.
4. Untuk blades No. 35 dan 17, D4 lebih besar dari D'4 dan keseimbangan
moment weights-nya perlu ditambah oleh karena itu ditempatkan didekat
blade yang lebih berat yaitu blade nomor 17.

(g) Konstruksi vectorial diagram adalah sebagai berikut :


(Ref. Fig. Replacement of Several Pairs of Fan blades SHEET 1)
(Ref. Fig. Fan blades, Balance Screw Location Chart and Vectorial Diagram
SHEET 1)

1. Pada diagram polar gambar vektor sesuai dengan hasil perhitungan (e) dan
orientasi (f) moment weight. (Ref. Fig. Fan blades, Balance Screw Location
Chart and Vectorial Diagram SHEET 1)
2. Gambar resultan Fr mewakili koreksi dari F1, F2, F3 dan F4.

NOTE : In this example, Fr is approximately 405 cm.g (159 in.g) and orientated close
to the balance screw No. 18.
NOTE: When resultant imbalance direction is between 2 holes, the screw given in fifth
column of referenced figures must be placed in the nearest hole.

43
(h) Memilih balance screws antara lain :
(Ref. Fig. Various Balance Screw Arrangements for Given Moment weights)
(Ref. Fig. Balance Screws SHEET 1)

1. Mencari dalam tabel nilai dari resultan penjumlahan Fr paragraf (g). Ini
menandakan bahwa adanya balance screw yang harus dipasang. Baut dalam
kolom ke lima harus dipasang sesuai hasil dalam paragraf (g).

NOTE: In this example, for a resultant Fr of 405 cm.g (159 in.g), one centered screw P01
installed in hole No. 18 and two lateral screw P02 installed in holes No. 17 and
No. 19 provide a correction returning the fan to its initial balance condition.

NOTE: Balance screws are identified by a number corresponding to their moment weight
(P01-P02-P03-P04-P05-P06-P07) engraved on screw head. As it may be
difficult to read the numbers due to erosion and pollution, the relationship
between the screw reference and screw length is shown in figure.

(Ref. Fig. Balance Screws SHEET 1)

Subtask 72-21-00-820-054-A

D. Survei Getaran
(1) Memasang spinner rear cone (Ref. AMM TASK 72-21-00-400-006) .
(2) Memasang balance screws, dengan melapisinya menggunakan graphite grease
(Material No. CP2101). TORQUE pada balance screws antara 65 dan 75 lbf.in
(0.73 and 0.85 m.daN). dalam hal penempatan blade menggunakan CFMI
SOFTWARE FOR BLADE MAPPING (856A3770) , memasang semua balance
screws P07 pada spinner rear cone sampai selasai dengan pelapisan graphite grease
(Material No. CP2101) .
(3) Memasang spinner front cone (Ref. AMM TASK 72-21-00-400-005) .
(4) Memindahkan MAT - RUBBER dari air intake cowl.

44
(5) kemudian mengecek getaran (Ref. AMM TASK 71-00-00-710-009) jika :
(a) memasang fan blade baru.
(b) Melakukan statik koreksi lebih dari tiga pasang fan blades untuk diganti.
(6) Jika level getaran keluar dari batasan, lakukan suatu garis (Ref. AMM TASK 71-
00-00-750-001) .

4. Tutup rapat.

Subtask 72-21-00-869-080-A

A. Merapikan dan membersihkan tempat kerja dari peralatan dan benda lainnya.

Subtask 72-21-00-942-078-A

B. Menutup akses
(1) Memindahkan MAT - PROTECTIVE dari inlet cowl.
(2) Memindahkan tangga (s).
(3) Membuka warning notice (s).

Jadi seperti itu langkah-langkah yang dilakukan jika adanya inspeksi pada fan blade
ketika dilakukan maintenance fan lubrication of engine CMF56-5B .

45
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan


Dari Kerja Praktik ini penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman mengenai
dunia kerja khususnya dibidang penerbangan. Dalam hal ini penulis mendapatkan
pengetahuan baru mengenai maintenance pesawat pada bagian engine shop yaitu pada
divisi EBU BM-BTH (Engine Build-Up Unit) yang ada di PT. Batam Aero Technic yang
meliputi fan lubrication dan boroscopic inspection pada engine CMF5-5B DAN CMF56-
7B serta pekerjaan lainnya dibidang maintenance engine shop pada pesawat.
Pada permasalahan yang difokuskan oleh penulis yaitu penanganan inspeksi pada
fan blade engine CMF56-5B ini didapatkan hasil bahwa dalam setiap permasalahan yang
ditemukan pada pesawat khususnya pada bagian fan blade, haruslah terlebih dahulu
dianalisa dengan mengacu pada AMM AIRBUS CMF56-5B agar metode dan pelaksanaan
pengerjaannya menjadi benar.
Inspeksi yang ditemukan pada fan blade ini merupakan inspksi jenis nick yang
menyebabkan hilangnya sebagian dari material fan blade tersebut. Untuk pergantian fan
blade tersebut harus memperhitungkan mengenai keseimbangan dari fan blade tersebut
yang dipengaruhi oleh moment weight dari masing-masing fan blades .
Hal ini dikarenakan untuk menjaga kinerja dari engine itu sendiri agar tetap baik
dan normal saat beroperasi. Jika pemasangan fan balde dilakukan secara acak atau tidak
beraturan maka, hal tersebut dapat menjadikan adanya beban lebih dari salah satu atau
lebih fan blades tersebut. Hal tersebut dapat menyebabkan putaran fan blade ketika
beroperasi menjadi tidak normal dikarenakan adanya ketidak seimbangan moment weight
dari fan blade tersebut, atau adanya moment weight dari pasangan fan blades jauh dari
200 cm.g ssuai dengan AMM pada pesawat Airbus engine CFM56-5B .
Keseimbangan dari fan blades itu sendiri dapat dibantu oleh balance screw yang
dapat menjadi pengatur keseimbangan dari moment weight pada fan blade tersebut. Untuk
pemasangan jenis balance screw juga disesuaikan sesuai dengan kebutuhan agar
keseimbangan dari fan blade tetap terjaga dan engine dapat beroperasi dengan baik dan
normal.

46
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Kerja Praktik ini adalah sebagai berikut :
1. PT. Batam Aero Technic merupakan perusahaan perawatan dan perbaikan
pesawat dimana untuk pesawat-pesawat yang berada dibawah naungan Lion
Group. Pesawat-pesawat yang biasa melakukan perawatan antara lain adalah
Boeing 737-800NG, Boeing 737-900ER, Boeing 747-400, Airbus A320CEO,
Airbus A330-300 dan ATR72-500/600.

2. Maintenance yang dilakukan di PT. Batam Aero Technic khususnya pada divisi
EBU BM-BTH (Engine Build-up Unit) meliputi :
- Boroscope inspektion.
- Fan lubrication.
- Dan kegiatan lain yang merupakan bagian dari perawatan pesawat pada
bagian engine shop.
3. Ketika ditemukan inspeksi pada pesawat khususnya pada bagian fan blade pada
pesawat Airbus engine CMF56-5B metode dan langkah-langkah perbaikannya
harus mengacu pada AMM terlebih dahulu.
4. Untuk pergantian fan blade harus dilakukan dengan menyesuaikan
keseimbangan moment weight dari pasangan fan blade tersebut.
5. Jika keseimbangan dari moment weight masih kurang, keseimbangan tersebut
dapat di tambah oleh balance screw .

47
DAFTAR PUSTAKA

Airbus, Aircraft Maintenance Manual B737-600/800/900.

Amo & Quality System Manual Document No. BT-GEN-01 Issue 0 Revision 9, Issued
date 20 February 2017

Anonim, 2017. Ilmu Penerbangan. https://ilmupenerbangansite.wordpress.com


/2017/04/03/engine-operation-cfm56-5a/. Diakses pada tanggal 17 Februari 2018
Anonim, 2017. The CFM56 success storyhttps://www.safran-aircraft-
engines.com/commercial-engines/single-aisle-commercial-jets/cfm56/cfm56-5b.
Diakses pada tanggal 21 Februari 2018

Anonim, 2018. Fan kipas di dunia. https://artikel-teknologi.com/fan-kipas-di-dunia-


industri/. Diakses pada tanggal 21 Februari 2018

Hadi, 2012. Ilmu Aero. http://ilmuaerohadi.blogspot.co.id/2012/01/teknik-inspeksi.html,


Diakses pada 18 Februari 2018.

Subiyanto, 2017. Inspeksi. http://statistik-ku.blogspot.co.id/2009/06/inspeksi.html.


Diakses pada 18 Februari 2018.

Sugeng, 2016. http://tarigantechno.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-aintenance.html.


Diakses pada tanggal 21 Februari 2018

48
LAMPIRAN A
DATA PENDUKUNG

Gambar A.1 Approval

49
Gambar A.2 Certificate of approval

50
Gambar A.3 Certifikat DGCA Malaysia

51
Gambar A.4 Certifikat DGCA Thailand

52
LAMPIRAN B
FOTO – FOTO KEGIATAN

Gambar B.1 Pemasangan Warning tag pada Cockpit bagian power starter

Gambar B.2 Bagian depan engine

53
Gambar B.3 Tool Boroscope

Gambar B.4 Lensa boroscope

54
Gambar B.5 Kegiatan fan lubrication

Gambar B.6 Recording moment weight of fan blades

55
Gambar B.7 Lubrication on spacer

Gambar B.8 Ruang peyimpanan engine

56

Anda mungkin juga menyukai