PENDAHULUAN
I
I-2
Pada masa awal Penerbal tahun 1955-1965, kesatuan ini sempat diperkuat
oleh pesawat sayap tetap berkemampuan ofensif seperti pembom Il-28 Beagle. 60
tahun yang lalu melalui surat keputusan KSAL No. 1.29.1.24 terbentuk organisasi
Biro Penerbangan Angkatan Laut yang kedudukannya di bawah Staf Umum ALRI di
Jakarta. Sesuai tuntutan tugas, dalam kurun waktu puluhan tahun organisasi yang
mewadahi para penerbang TNI Angkatan Laut tersebut mengalami perkembangan.
Dari Biro Penerbangan kemudian berganti nama menjadi Komando Penerbangan
Angkatan Laut (Konerbal), Staf Umum Angkatan Laut 7/Udara (SUAL-7Udara), Staf
Khusus Kasal bidang Penerbangan TNI AL (Susnerbal), dan Dinas Penerbangan TNI
AL (Disnerbal). Akhirnya pada 13 Juni 2006, dalam rangka alih bina teknis, seluruh
komponen Penerbangan TNI Angkatan Laut bernaung di bawah organisasi Pusat
Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal), dan berkedudukan
di Juanda, Surabaya. Selama masa pengabdiannya, Penerbangan TNI Angkatan Laut
telah memberikan kontribusi besar terhadap tugas pokok TNI AL sebagai Fleet Air
Wing di berbagai penugasan seperti, Operasi Trikora, Dwikora, Jaya Wijaya,
Penumpasan PGRS/Paraku, Cendrawasih II, Seroja, Pengusiran Kapal Lusitania
Expresso, serta Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.
Berikut ini adalah Skuadron Udara yang dimiliki oleh Angkatan Laut pada
tahun 1960-an dimana kekuatan Penerbangan Angkatan Laut cukup lengkap, modern
dan gahar.
Penerbangan TNI Angkatan Laut genap berusia 50 tahun. Seiring dengan usianya
itu, Penerbangan TNI AL membuka lembaran sejarah baru. Kepala Staf Angkatan
Laut (Kasal), Laksamana TNI Slamet Soebijanto akan meresmikan Dinas
Penerbangan TNI AL (Disnerbal) menjadi Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut
(Puspenerbal). Peresmian akan ditandai dengan pelantikan Komandan Puspenerbal
dan penyerahan Pataka. Logo Wing Udara yang menjadi cikal bakal Penerbangan
TNI AL akan dijadikan sebagai logo resmi Puspenerbal, sedangkan Wing Udara
logonya akan diganti. Upacara militer akan diselenggarakan di Lanudal Juanda,
Surabaya.
Bandara ini memiliki panjang landasan 3000 meter dengan luas terminal sebesar
51.500 m², atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28.088 m².
Bandara baru ini juga dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 m² yang
mampu menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu
menampung 13 juta hingga 16 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton
kargo/tahun.
C. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
BAB IV Penutup
Pada bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan dan saran serta
kata kata penutup dari penulis.