NPM : 14113052
2016
1
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Demikian permohonan ini saya buat, dan saya bersedia mengikuti semua
peraturan yang berlaku. Semoga dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan.
Menyetujui, Pemohon,
Ketua Program Studi Teknik
Aeronautika
2
LEMBAR KESEDIAAN DOSEN PEMBIMBING
NPM : 14113052
Fakultas : TeknologiKedirgantaraan
DosenPembimbing
DAFTAR ISI
3
Halaman Judul...................................................................................... i
Lembar Permohonan............................................................................ ii
Lembar Pengesahan............................................................................ iii
Daftar Isi................................................................................................ iv
Abstrak.................................................................................................. vi
BAB I
Pendahuluan
I. Latar Belakang...................................................................... 1
II. Rumusan Masalah................................................................ 2
III. Batasan Masalah.................................................................. 2
IV. Tujuan Penlitian.................................................................... 2
V. Manfaat Penelitian................................................................ 2
Rencana Kerja...................................................................................... 3
BAB II
Landasan Teori
2.1.Fungsi Landing Gear................................................................ 4
2.2. Impact ...................................................................................... 11
2.3. Fatigue ...................................................................................... 11
2.4. Filosopi Desain.......................................................................... 14
2.4.1. Safe Life........................................................................... 14
2.4.2. Fail Safe........................................................................... 14
2.4.3. Damage Tolerant............................................................. 15
2.5. Metode Prediksi Kekuatan Struktur........................................... 15
2.5.1. Stress-Life (S-N, or Nominal Stress)............................... 15
2.5.2. Strain-Life........................................................................ 17
2.5.3. Crack Propagation.......................................................... 17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4
3.1. Alat Penelitian ........................................................................... 18
3.2. Desain Penelitian ...................................................................... 18
3.3. Diagram Alir Penelitian ............................................................. 19
Daftar Pustaka....................................................................................... 22
5
ABSTRAK
6
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1
I. Rumusan Masalah
2
JADWAL KERJA
Jadwal Penelitian untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, telah disiapkan rencana kerja. Diharapkan agar kerja
penelitian dalam menyelesaikan Tugas Akhir, dapat selesai dengan tepat waktu.
PeriodePengerjaanTugas
No Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
Kegiatan
. 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7
1. PemilihanTopik
2. PembuatanProporsal
3. PencarianLiteratur
4. Pencarian data-data penunjang
5. PembelajaranPerangkatpenunjang
6. Konsultasidenganpembimbing
7. Pembuatan Model/Simulasi
8. PembuatanLaporan I (progress report 1)
9. Pembuatan model/simulasilanjut
10. AnalisishasilSimulasi
11. PembuatanLaporan II (progress report 2)
12. Konsultasidenganpembimbing
PenyusunanTugasAkhir (Bab III, Bab IV,
13.
Bab V)
PenyusunanTugasAkhir (Bab I, Bab II,
14.
abstrak)
15. SimulasiSidang
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
terlebih dahulu, maka pesawat memiliki kecendrungan utuk
mengarah ke arah roda tersebut. Hal ini dapat menyebabkan
pesawat Ground Loop yang pada akhirnya dapat mengakibatkan
gesekan ujung sayap di tanah, ambruknya roda, atau membelok
dari landasan.
5
Sedangkan Tricycle Landing Gear yaitu, dua roda bagian
utama berada di belakang bagian bawah badan pesawat yang
terletak di belakang pusat gravitasi dan satu roda tambahan berada
di dekat nose. Keuntungan yang paling utama dari susunan Tricycle
adalah desain ini dapat menghilangkan masalah Ground Loop
yang terdapat pada tail dragger. Namun, susunan ini juga tidak
stabil karena letak roda utama berkenaan dengan pusat gravitasi.
Keuntungan dari desain ini adalah pesawat berada pada sudut
serang yang kecil sehingga thrust mesin lebih sejajar dengan arah
perjalanan yang memungkinkan akselerasi pesawat lebih cepat
selama take off.
6
Gambar 2. Tricycle landing gear
Perbedaan stabilitas antara Landing gear conventional dengan
Tricycle landing gear
7
3. Bicycle Landing Gear
Desain Landing gear yang relatif jarang adalah Bicycle Gear.
Susunan ini memiliki dua roda utama yang terletak sepanjang garis
tengah pesawat atau lower fuselage dari pesawat, satu roda
terletak di depan dan satu roda lainnya terletak di belakang. Dan
kedua roda tersebut terletak dari tengah pusat gravitasi. Untuk
mecegah pesawat miring ke samping, sepasang outrigger gear
disapang di sepanjang sayap. Satu satunya keuntungan yang
paling jelas adalah susunan ini memiliki berat dan hambatan yang
lebih sedikit daripada susunan Tail dragger maupun Tricycle Gear.
Sedangkan kelemahannya adalah susunan ini sangat menuntut
pilot untuk mempertahankan posisinya selama lepas landas
maupun saat mendarat.
8
4. Single Main Landing Gear
Desain ini adalah subkategori khusus dari Bicycle Under
carriage yaitu, Single Main Landing Gear. Susunan ini memiliki satu
unit roda terbesar yang terletak di bagian depan pesawat dekat
dengan pusat gravitasi dan satu unit roda tambahan yaitu, Tail
wheel atau roda belakang yang jauh lebih kecil yang terletak di
bagian belakang pesawat, tepatnya dibawah Vertica lStabilizier.
Dan dua unit outriggers gear yang terletak di bawah sayap yang
berfungsi untuk menambah stabilitas pesawat. Desain ini sangat
sederhana, ringan, dan memiliki hambatan yang kecil.
Kesederhanaan ini membuat susunan roda yang menarik untuk
digunakan pada pesawat ringan seperti glider dan sailplanes, tetapi
Single Main Landing Gear umumnya tidak praktis untuk pesawat
yang berukuran lebih besar.
9
5. Quadricycle Landing Gear
Quadricycle gear sangat mirip dengan desain Bicycle Gear,
kecuali dalam susunan Quadricycle Gear ada empat main landing
gear yang secara kasat mata sama dalam ukuran dan dipasang di
sepanjang lower fuselage. Dan juga susunan Quadricycle landing
gear tidak terdapat outriggers gear di bawah sayap. Quadricycle
landing gear biasanya digunakan pada pesawat kargo.
Seperti pada Bicycle gear, susunan Quadricycle gear juga
membutuhkan posisi yang sangat datar saat takeoff maupun
landing. Dan keuntungan yang paling signifikan dari Quadricycle
Gear adalah bagian bawah pesawat bisa sangat dekat dengan
tanah sehingga dapat memudahkan untuk bongkar dan muat
muatan pada kargo. Namun manfaat ini mengambil harga yang
lebih tinggi dan hambatan yang lebih besar dibandingkan Bicycle
gear.
10
6. Multi-Bogey Landing Gear
Sebuah variasi susunan yang terakhir adalah penggunaan
beberapa roda per landing gear strut. Posisi roda ini sama seperti
Tricycle Landing Gear, namun dalam penggunaannya roda pada
Multi-Bogey Landing Gear lebih banyak dibandingkan dengan
Tricycle Landing Gear.
Hal ini sangat umum untuk menempatkan dua roda pada
nose strut dalam susunan tricycle gear untuk memberikan
keamanan dalam kasus ledakan ban. Ban tambahan ini sangat
berguna pada pesawat berbasis kapal induk kedua nosewheels
adalah syaratnya. Beberapa roda juga sering digunakan pada unit
main landing gear untuk keselamatan tambahan, terutama pada
pesawat komersial.
Gambar 7. Multi-BogeyLandingGear
11
2.2. Impact
2.3. Fatigue
12
konsentrasi tegangan di permukaan (seperti goresan, notch,
lubang-pits) akibat adanya pembebanan berulang. Selanjutnya,
adalah penyebaran retak ini berkembang menjadi microcracks.
Perambatan atau perpaduan micro cracks ini kemudian membentuk
macro cracks yang akan berujung pada failure. Maka setelah itu,
material akan mengalami apa yang dinamakan perpatahan.
Perpatahan terjadi ketika material telah mengalami siklus tegangan
dan regangan yang menghasilkan kerusakan yang permanen.
13
logam sepanjang bidang slip. Ketika tegangan berbalik, slip yang
terjadi dapat menjadi negatif (berlawanan) dari slip awal, secara
sempurna dapat mengesampingkan setiap efek deformasi.
Deformasi ini ditekankan oleh pembebanan yang berulang, sampai
suatu retak yang dapat terlihat akhirnya muncul retak mula-mula
terbentuk sepanjang bidang slip.
1. Tegangan Siklik
2. Geometri
3. Kualitas permukaan
4. Tipe material
14
Fatigue setiap material berbeda beda, contohnya komposit dan
polymer memiliki fatigue yang berbeda dengan metal.
5. Tegangan sisa
7. Arah beban
8. Besar butir
9. Lingkungan
10. Temperatur
15
Sebelum melakukan perhitungan lifecycle pada fatigue di
landing gear atau memilih metode yang akan digunakan, kita harus
memilih desain dasar komponen yang diperiksa secara teratur
misalnya ketika ditemukan crack dan akan dibawa untuk diperbaiki.
Apakah akan langsung dibawa untuk di perbaiki atau menunggu
crack itu datang lalau diperbaiki ?, ada tiga pendekatan yang bisa
dilakukan yaitu, Safe-Life, Fail-Safe and Damage-Tolerant.
16
Damage tolerant adalah toleransi kerusakan pada sebuah
struktur atau component yang mana dia akan
mempertahankan kerusakannya sampai maintenance dapat
dilakukan. Seperti fatigue pada landing gear yang diberikan
toleransi fatigue hingga batas maintenance itu tiba.Pada
dasarnya pendekatan-pendekatan diatas dilakukan agar
produk yang dikembangkan dapat memenuhi target
pemakaian dalam biaya yang terjangkau dan juga tepat
waktu.
17
Memprediksi tingkat pertumbuhan dari celahcrack,
untuk memprediksi berapa lama retaksebelum puncak
berikutnya dalam sejarah pemuatan menyebabkan propagasi
bencana.Kedua hal ini ditangani oleh mekanika fracture,
biasanya linear elastic fracture mekanika. Faktor pengendali
dalam kedua kasus adalah intensitas tegangan ujung retak
faktor yang tergantung pada panjang retak, stres nominal
dekat ujung retak danfaktor Y, kadang-kadang disebut
kepatuhan-fungsi.
18
BAB III
19
3.3. Perlengkapan Alat Uji
Abacus
Finite Element Method pada awalnya merupakan kebutuhan untuk
memecahkan permasalahan elastisitas yang kompleks dan masalah
analisis struktural di dalam sipil dan aeronautical engineering.
Finite element method (metode elemen hingga) atau FEM adalah
salah satu metode numerik yang paling banyak dipakai di dunia
engineering (sipil, mesin, penerbangan, mikroelektronik, bioengineering,
material) dan diajarkan di dunia (baik akademika maupun industri).
Usianya lebih dari 40 tahun, dan hingga kini masih tetap dipakai, bahkan
makin disukai. Metode ini berusaha memecahkan partial differential
equations dan persamaan integrasi lainnya yang dihasilkan dari hasil
diskritisasi benda kontinum. Meski berupa pendekatan, metode ini dikenal
cukup ampuh memecahkan struktur-struktur yang kompleks dalam
analisis mekanika benda padat (solid mechanics) dan perpindahan panas
(heat transfer). Biasanya matematikawan mencari closed-form
solution untuk suatu kasus fisika, dan karena mentok mereka lalu
memanfaatkan metode numerik ini untuk memecahkan kasusnya.
Saat ini, banyak sekali software FEM berkeliaran dengan berbagai
mutu dan kemudahan. Software ini biasanya sangat ramah-sama-
pengguna (user-friendly) tapi tidak dompet-friendly (mahal). Contoh dari
software ini adalah MSC.NASTRAN, ABAQUS, ANSYS, LSDYNA, dan
lainnya. Pengguna software FEM kemudian terbiasa melihat GUI (graphic
user interface) di mana suatu benda didiskritisasi menjadi sekian puluh
bahkan ribu elemen. Istilah baru kemudian muncul yaitu Finite Element
Modeling, karena pengguna hanya memodelkan fisik suatu benda dengan
elemen-elemen kecil, mendefinisikan sifat-sifat material, memberikan
kondisi batas dan pembebanan, menjalankan software. Ini yg dinamakan
pre-processing. Fase post-processing biasanya lebih sulit karena
20
pengguna diharapkan bisa menginterpretasi hasil, menganalisis angka
dan fisik yang dihasilkan dan melakukan trouble-shooting jika hasilnya
kurang memuaskan. Ada yg bilang FEM software ini G-I-G-O alias
garbage-in-garbage-out. Dan ini benar apa saja yg kita masukkan ke
dalam software tentu akan menghasilkan sesuatu, entah itu berupa angka
atau berupa error message. Kalau memasukan sampah ya keluarnya juga
sampah (begitu arti literalnya). Untuk mengatasi ini, pengguna diharapkan
sudah memahami formulasi, jenis elemen, kelebihan dan kelemahan
suatu metode sebelum menggunakan FEM software.
Untuk penilitian ini menggunakan software abaqus
abaqus merupakan salah satu software computer-aided
engineering (CAE). Saat ini abaqus berubah menjadi abaqus FEA atau
SIMULIA abaqus FEA untuk finite element analysis.
21
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. Landinggear.
https://id.wikipedia.org/wiki/Roda_pendaratan diakses pada tanggal
28 Mei 2016
22