AIRCRAFT ENGINE
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
PROPULSI PESAWAT TERBANG S-1 TEKNIK DIRGANTARA
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Ada empat jenis engine turbin gas yang digunakan untuk menggerakkan pesawat.
Diantaranya adalah sbb :
Turbofan
Turboprop
Turboshaft
Turbojet
Komponen utama dari semua engine turbin gas pada dasarnya sama. Namun
demikian, komponen-komponen dari berbagai engine yang saat ini digunakan sedikit
berbeda karena perbedaan dalam terminologi masing-masing produsen. Salah satu faktor
terbesar yang mempengaruhi fitur konstruksi dari setiap engine turbin gas adalah jenis
kompresor.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Air inlet
Compressor
Combustion Chamber
Turbine
Exhaust
Accessory
Sistem yang diperlukan untuk starting, lubrication, fuel supply, dan tambahan lainya
seperti anti-icing, cooling and pressurezation.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Turbofan engine
Turbofan engine memiliki dua jenis yaitu low bypass dan high bypass. Yang
membedakan antara keduanya adalah jumlah bypass ratio.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Turboprop engine
Merupakan gas turbine engine yang dapat menggerakan propeller melalui kecepatan
gear box. Memiliki efisiensi rentang keepatan 300-400 Mph dan dapat menggunakan
runways yang pendek. Sekitar 80-85 persen energi yang dihasilkan digunakan untuk
menggerakan propeller. Sisanya dikeluarkan melalui exhaust.
Turboshaf engine
Merupakan gas turbine engine yang dibuat untuk mentrasfer hoursepower sebagai daya
transmisi. Engine jenis ini biasanya digunakan oleh helikopter.
Turbojet engine
Merupakan gas turbine engine yang thrustnya dihasilkan oleh jumlah udara yang
melewati core (inti engine) saja.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Air entrance didesain agar bisa menyalurkan udara agar masuk kedalam kompresor
dengan energi drag yang kecil dan pressure ram loss (kehilangan tekanan ram), yaitu udara
yang masuk kedalam kompresor harus bebas dari turbulensi untuk mencapai operasi
maksimum efisiensi. Desain inlet sangat besar pengaruhnya terhadap ratio tekanan
kompressor.
Ratio tekanan kompresor merupakan peningkatan tekanan discharge dari pada tekanan
udara masuk. Ratio adalah tekanan outlet dibagi dengan tekanan inlet.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Sistem atau komponen tambahan yang ada pada inlet turbin sbb :
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Fungsi utamanya adalah menyediakan ruang untuk aksesoris yang diperlukan untuk
kontrol engine. Umumnya termasuk generator listrik dan hidrolik pump. Fungsi
lain/tambahanya adalah sebagai oil reservoir, atau oil sump dan sebagai tempat melekatnya
aksesoris drive gear dan reduction gear.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Compressor Section
Fungsi pertama compressor yaitu sebagai memasok udara yang cukup untuk
memenuhi proses persyaratan pembakaran dan menaikan tekanan udara
sebelum masuk ke combustion chamber.
Fungsi kedua compressor yaitu memasok bleed air untuk keperluan di cabin
dan proses pencairan es.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Compressor Section
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Compressor Types
Fungsi dari kedua compresor ini yaitu menaikan tekanan udara sebelum masuk ke
combustion chamber.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Compressor centrifugal
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Compressor centrifugal
Impeller
berfungsi menaikan tekanan udara lalu udara tersebut di arahkan secara vetical
menuju diffuser dan manifold.
Impeler memiliki 2 tipe yaitu :
1. Singgle entry
Impelller ini sedikit lebih efisien
dibandingkan dengan double
entry jika ukurannya sama oleh
sebab itu impeller single entry
harus berdiameter besar untuk
menghasilkan kualitas udara
yang sama dengan double
entry.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Compressor centrifugal
1. Double entry
Impeller jenis ini memiliki 2 impler depan maupun belakang oleh sebab itu disebut
double entry.
Duct dalam copressor double entry disebut plenu chamber. Ruang ini diperlukan
untuk compressor double entry karena udara yang masuk ke engine hampir ke
sudut kanan poros engine. Oleh karena itu untuk memberikan aliran positif, udara
harus mengelilingi kompresor pada tekanan positif sebelum masuk ke compresor
kedua. Bagian dari ruang tersebut di sebut dengan (blow-in doors) komponen ini
berkerja dengan cara bila ada tekanan yang masuk maka blow-in akan terbuka
jika tidak ada udara yang masuk maka blow-in akan tertutup.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Axial-Flow Compressors
Axial flow memiliki 2 komponen utama yaitu stator dan rotor. Rotor setiap blade
nya berbentuk airfoil yang berfungsi mengapil udara untuk di salurkan setiap
stage berputar dengan kecepatan tinggi. Udara mengalir jalur axial (horizontal)
dan di kompresi pada rasio sekita 1,25 : 1 perstage. Aksi dari rotor meningkatkan
kompresi udara pada setiap tahap dan mempercepatnya ke belakang melalui
beberapa tahap.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Axial-Flow Compressors
Fungsi baling-baling stator adalah menerima udara dari saluran inlet udara atau
dari setiap tahap sebelumnya dan meningkat tekanan udara dan
mengantarkannya ke tahap berikutnya. Blade juga mengendalikan arah udara ke
setiap tahap rotor untuk mendapatkan udara maksimal.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Axial-Flow Compressors
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Axial-Flow Compressors
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Centrifugal Axial
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Centrifugal Axial
Area frontal yang besar Efisiensi yang baik hanya pada rentang
untuk aliran udara tertentu kecepatan putaran sempit.
Kerugian bergantian antar Kesulitan pembuatan dan biaya tinggi.
tahapan. Berat relatif besar
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Diffuser
Diffuser adalah bagian mesin yang berbeda setelah kompresor dan sebelum
bagian pembakaran. Ia memiliki fungsi yang sangat penting untuk mengurangi
kecepatan tinggi debit udara untuk meningkatkan tekanan pada kecepatan yang
lebih lambat. Ini menyiapkan udara untuk masuk ke dalam area pembakaran api
bagian pembakaran dengan kecepatan lebih rendah sehingga nyala api
pembakaran dapat terbakar terus menerus. Jika udara lewat area pembakaran
dengan kecepatan tinggi, bisa memadamkan api
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Diffuser
Diffuser merupakan bilah bilah yang melingkar sesuai dengan bentuk manifold.
Diffuser mengarahkan aliran udara dari impeler ke manifold pada sudut yang
dirancang untuk mempertahankan jumlah energi maksimum yang diberikan oleh
impeller.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Manifold
Combustion section
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Combustion section
Fungsi utama dari bagian pembakaran adalah membakar campuran bahan bakar
dan udara. Untuk melakukan pembakaran secara efisien, ruang bakar harus:
Menyediakan sarana untuk pencampuran bahan bakar dan udara untuk
memastikan pembakaran yang baik,
pencamuran bahan bakarsecara efisien,
pendinginan terhadap combustion chamber agar tidak mengalami overheat.
Berikan gas panas ke bagian turbin
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Combustion section
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Combustion section
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Tipe Can
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Tipe Annular
Tabung pembakaran
jenis annular terdiri
dari rumah (housing)
dan laras (liner) yang
mana laras ini terdiri
dari gelang yang
melingkar memanjang
dan mengelilingi
rumah bagian dalam
(inner casing).
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Tipe Can-Annular
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Turbine Section
Fungsi utama dari turbine yaitu mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik dari
pembakaran combustion chamber berupa gas yang bertekanan.Energi ini untuk
menggerakkan shaft depan yaitu compressor, accessories, dan fan (untuk
tubofan).satunya tujuan dari turbin generator gas adalah menyerap kira-kira 60 hingga 70
persen dari total tekanan energi. Jumlah yang tepat dari penyerapan energi pada turbin
adalah ditentukan oleh beban turbin (ukuran compressor dan jenis compressor, jumlah
aksesori, dan beban yang diterapkan oleh tahap turbin lainnya).
Tahapan turbin ini dapat digunakan untuk menggerakkan kompresor bertekanan rendah,
propeler, dan shaft.Bagian turbin dari mesin turbin gas terletak di belakang dari ruang
bakar. Secara khusus, itu tepat di belakang outlet ruang bakar
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Turbine Section
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Turbine Section
Gas panas yang di hasilkan dari combustion chamber akan melewati 2 komponen
yaitu turbine inlet guide vanes dan stator. Fungsi dari kedua komponen ini adalah
untuk menyearahkan aliran gas bertekanan ke turbine untuk menggerakkan
komponen yang terhubung dengan turbine.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Exhaust Section
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Exhaust Section
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Exhaust Section
Radiasi panas dari exhaust bisa merusak komponen airframe yang mengelilingi unit-unit
ini.Untuk alasan ini, beberapa alat isolasi harus dirancang.Ada beberapa metode yang
sesuai untuk melindungi badan pesawat/strukturyang paling umum adalah insulation
blanket.
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Aircraft Engine
Exhaust Section
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Basic Principles
Tanks
Boost pumps
Lines
Selector valves
Strainers (penyaring fuel)
Edp (engine-driven pump)
Pressure gauges
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Water Injection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Fuel heater
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Fuel heater
Sistem bahan bakar gas turbin engine sangat rentan terhadap pembentukan es di filter
bahan bakar. Sisa air dalam bahan bakar cenderung mudah membeku, membentuk kristal
es. Ketika kristal es ini dalam bahan bakar terperangkap dalam filter, megakibatkan
terblokirnya aliran bahan bakar ke engine, sehingga menyebabkan masalah yang sangat
serius. Untuk mencegah masalah ini digunakan fuel heater yang berfungsi sebagai heat
exchanger. Pemanas yang digunakan bisa menggunakan bleed air atau oli pelumas yang
temperaturnya tinggi.
Fungsi fuel heater adalah melindungi sistem bahan bakar engine dari pembentukan es.
Namun, jika es terbentuk di filter, fuel heater juga dapat digunakan untuk mencairkan es
tersebut agar memungkinkan bahan bakar mengalir dengan bebas lagi.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
General Requirements
Sistem bahan bakar adalah salah satu aspek yang lebih kompleks dari gas mesin turbin. Itu
harus mungkin untuk menambah atau mengurangi daya di akan untuk mendapatkan dorongan
yang diperlukan untuk operasi apa pun kondisi. Di pesawat bertenaga turbin, kontrol ini
disediakan dengan memvariasikan aliran bahan bakar ke ruang pembakaran.
Kuantitas bahan bakar yang disediakan harus disesuaikan secara otomatis untuk mengoreksi
perubahan suhu atau tekanan ambien. Jika kuantitas bahan bakar menjadi berlebihan dalam
kaitannya dengan massa aliran udara melalui mesin, suhu yang membatasi pisau turbin dapat
dilampaui, atau akan menghasilkan kompresor kandang dan kondisi yang disebut sebagai
Rich blowout. terjadi ketika jumlah oksigen dalam pasokan udara tidak cukup untuk
mendukung pembakaran dan ketika campurannya didinginkan di bawah suhu pembakaran
oleh kelebihan bahan bakar.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
General Requirements
Sistem bahan bakar harus mengirimkan bahan bakar ke ruang bakar tidak hanya
dalam jumlah yang tepat, tetapi juga dalam kondisi yang tepat untuk pembakaran
yang memuaskan. Nosel bahan bakar merupakan bagian dari sistem bahan bakar
dan menyemprotkan atau menguapkan bahan bakar sehingga itu membakar dan
membakar secara efisien.
Sistem bahan bakar juga harus memasok bahan bakar sehingga mesin dapat
dengan mudah dijalankan di tanah dan di udara. Ini berarti bahan bakarnya harus
disuntikkan ke dalam ruang pembakaran dalam yang mudah terbakar kondisi saat
mesin dinyalakan, dan pembakaran itu harus dipertahankan saat mesin
berakselerasi ke normal kecepatan idle. Kondisi kritis lain yang menjadi bahan
bakar sistem harus merespons terjadi saat akselerasi yang cepat. Ketika mesin
dipercepat, energi harus diperlengkapi turbin lebih dari yang diperlukan untuk
mempertahankan konstan rpm.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Kontrol bahan bakar mesin turbin gas dapat dibagi menjadi tiga kelompok dasar:
Hidromekanik
Hidromekanis / elektronik
Kendali Otoritas Digital Engine (atau Elektronik) Kontrol (FADEC)
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Kontrol bahan bakar hidromekanik / elektronik adalah hibrida dari dua jenis
kontrol bahan bakar, tetapi bisa berfungsi sendiri sebagai kontrol hidromekanik.
Dalam mode ganda, masukan dan output bersifat elektronik, dan aliran bahan
bakar diatur oleh servo motor.
Kontrol bahan bakar hidromekanik / elektronik adalah hibrida dari dua jenis
kontrol bahan bakar, tetapi bisa berfungsi sendiri sebagai kontrol hidromekanik.
Dalam mode ganda, masukan dan output bersifat elektronik, dan aliran bahan
bakar diatur oleh servo motor.
Sebagian besar kontrol bahan bakar turbin dengan cepat menuju ke Jenis kontrol
FADEC. Bahan bakar yang dikontrol secara elektronik ini Kontrol sangat akurat
dalam penjadwalan bahan bakar dengan merasakan banyak dari parameter
mesin.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Fungsi itu adalah menjadwalkan aliran bahan bakar untuk mencocokkan kekuatan
yang dibutuhkan oleh pilot. Lebih masuk akal variabel mesin dari yang lain.
Kontrol bahan bakar dapat merasakan banyak masukan yang berbeda, seperti
posisi tuas daya, putaran mesin untuk setiap spool, tekanan dan suhu inlet
kompresor, burner tekanan, tekanan pembuangan kompresor, dan banyak lagi
parameter yang dibutuhkan oleh mesin spesifik.
Variabel-variabel ini mempengaruhi jumlah dorongan yang dihasilkan mesin untuk
diberikan aliran bahan bakar. Dengan merasakan parameter ini, kontrol bahan
bakar memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi di mesin dan bisa
sesuaikan aliran bahan bakar sesuai kebutuhan. Setiap jenis mesin turbin
memiliki kebutuhan spesifiknya sendiri untuk pengiriman dan kontrol bahan
bakar.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Kontrol bahan bakar hidromekanik digunakan dan masih digunakan pada banyak mesin,
tetapi penggunaannya menjadi terbatas memberi cara untuk kontrol berbasis elektronik.
Kontrol bahan bakar memiliki dua bagian, komputasi dan meteran, untuk menyediakan bahan
bakar yang benar mengalir untuk mesin. Ini juga umumnya digerakkan oleh genset generator
gas kereta mesin untuk merasakan kecepatan engine.
Setelah bagian komputasi menentukan jumlah aliran bahan bakar yang benar, metering
bagian melalui Cams dan katup servo mengirimkan bahan bakar ke sistem bahan bakar
mesin. Prosedur operasi yang sebenarnya untuk kontrol bahan bakar hydromechanical
sangat rumit dan masih meteran bahan bakar tidak seakurat dengan elektronik jenis
antarmuka atau kontrol.
Kontrol elektronik awal menggunakan hidromekanik kontrol dengan sistem elektronik yang
ditambahkan pada sistem menjadi baik untuk menyesuaikan metering bahan bakar.
Pengaturan ini juga menggunakan sistem hydromechanical sebagai cadangan jika sistem
elektronik gagal. [Gambar 2-49]
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Unit kontrol bahan bakar ini terkadang dipasang di baling-baling perakitan pompa
bahan bakar. Ini menyediakan koneksi power lever dan fungsi penghentian bahan
bakar. Secara otomatis mode, EEC mengendalikan metering bahan bakar. Secara
manual mode, kontrol hidromekanik mengambil alih.
Selama pengoperasian mesin normal, dipasang dari jarak jauh unit kontrol bahan
bakar elektronik (EFCU) melakukan fungsi pengaturan dorong, pengaturan
kecepatan dan akselerasi, dan deselerasi yang membatasi keluaran EFCU ke
rakitan kontrol bahan bakar sebagai tanggapan terhadap masukan tuas daya.
Dalam hal kegagalan listrik atau EFCU, atau pada opsi pilot, fungsi perakitan
kontrol bahan bakar dalam mode manual untuk memungkinkan operasi mesin
pada daya yang dikurangi di bawah kendali bagian hidromekanik dari controller
saja.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Total bahan bakar mesin dan sistem kontrol terdiri dari komponen berikut dan menyediakan
fungsi sebagai ditunjukkan:
The vane fuel pump assembly adalah perpindahan tetap pompa bahan bakar yang
menyediakan bahan bakar tekanan tinggi ke sistem kontrol bahan bakar mesin.
The filter bypass valve memungkinkan bypass filter bahan bakar ketika tekanan turun
melintasi filter bahan bakar berlebihan. Tekanan diferensial integral indikator secara visual
menandai perbedaan yang berlebihan tekanan kondisi pada sebelum bypass yang terjadi.
Pompa bahan bakar debit mengalir lebih dari yang dibutuhkan oleh bahan bakar rakitan
kendali dikembalikan dari kontrol ke pompa interstage.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
The hydromechanical fuel control assembly menyediakan fungsi pengukuran bahan bakar
dari EFCU. Bahan bakar dipasok ke controll bahan bakar melalui a Layar filter inlet 200-
mikron dan diukur ke mesin oleh katup metering servo-dioperasikan. ini tekanan aliran
bahan bakar / kompresor (Wf / P3) perangkat rasio yang memposisikan katup pengukur
dalam Menanggapi tekanan discharge kompresor mesin (P3). Perbedaan tekanan bahan
bakar di seluruh servo katup dipertahankan oleh bypass servo-dioperasikan katup dalam
menanggapi perintah dari EFCU.
Pembagi aliran dan proporsi perakitan katup saluran bahan bakar ke mesin bakar primer
dan sekunder nozel. Ini menguras nosel dan manifold di mesin mematikan. Ini juga
menggabungkan solenoid integral untuk memodifikasi aliran bahan bakar untuk kondisi
cold-starting. Selama awal mesin, pembagi aliran mengarahkan semua aliran melalui nozel
utama. Setelah mulai, sebagai mesin permintaan bahan bakar meningkat, katup pembagi
aliran terbuka untuk memungkinkan nozel sekunder berfungsi. Selama semua operasi
mesin steady-state, baik primer maupun nozel sekunder mengalir bahan bakar.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
The fuel manifold assembly adalah perangkat yang cocok yang terdiri dari kedua manifold
primer dan sekunder dan bahan bakar rakitan nozzle.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Sistem EEC terdiri dari kontrol bahan bakar hidromekanik, EFCU, dan potensiometer. Sudut
tuas power yang dipasang di pesawat, Sinyal kontrol yang dihasilkan pesawat termasuk
tekanan saluran masuk, tekanan diferensial aliran udara, dan suhu masuk plus pemilihan
pilot baik mode manual atau otomatis untuk operasi EFCU . Sinyal kontrol pesawat dan
mesin yang dihasilkan diarahkan ke EFCU di mana sinyal-sinyal ini ditafsirkan.
Potensiometer PLA adalah pesawat yang dipasang di throttle kuadran. Potensiometer PLA
mentransmisikan listrik sinyal ke EFCU, yang mewakili permintaan dorongan mesin dalam
kaitannya dengan posisi throttle.
EFCU menerima sinyal listrik yang mewakili mesin variabel operasi. Ia juga menerima sinyal
yang diinisiasi oleh pilot (dengan posisi power-lever) mewakili permintaan engine thrust.
EFCU menghitung sinyal output listrik untuk digunakan oleh kontrol bahan bakar mesin
untuk penjadwalan operasi mesin dalam batas yang telah ditentukan. EFCU terletak di
jarak jauh dan dipasang di badan pesawat. Sebuah antarmuka antara EFCU dan pesawat /
mesin disediakan melalui rakitan harness kabel bercabang.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fuel and Fuel Metering Systems
Full Authority Digital Electronic Control (FADEC) telah dikembangkan untuk mengontrol aliran
bahan bakar di sebagian besar model mesin baru turbin. Sistem FADEC sejati tidak memiliki
bahan bakar hidromekanik mengontrol sistem cadangan. Sistem ini menggunakan sensor
elektronik bahwa informasi parameter mesin umpan ke dalam MEE.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
Exhaust systems :
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
Divided-Entrance Duct
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
Variable-Geometry Duct
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
Variable-Geometry Duct
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
Variable-Geometry Duct
Fungsi Untuk mencegah mesin dari menelan dengan mudah barang apa pun
itu dapat ditarik dalam intake, layar inlet kompresor terkadang ditempatkan di
saluran udara mesin di beberapa lokasi sepanjang saluran masuk.
Jika mesin mudah dikenai internal kerusakan, seperti halnya untuk mesin yang
memiliki aksial kompresor dilengkapi dengan pisau kompresor aluminium,
sebuah layar inlet hampir merupakan keharusan. Layar, bagaimanapun,
tambahkan cukup untuk kehilangan tekanan saluran inlet dan sangat rentan ke
icing.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
Kegagalan
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
Mesin turbofan bypass inlet cowl dipasang ke bagian depan mesin dan menyediakanjalur
aliran udara ke mesin.
Dalam kompresor ganda (dualspool) mesin, kipas merupakan bagian integral dengan relatif
lambat,kompresor tekanan rendah, yang memungkinkan kipas pisau untuk memutar pada
kecepatan ujung rendah untuk efisiensi kipas terbaik.
Kipas mengurangi kerusakan engine daribahan asing tertelan karena banyak bahan yang
mungkin dicerna dibuang secara radial ke luar dan lewat melalui debit kipas daripada melalui
inti mesin.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Induction and Exhaust Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
Introduction
Pada setiap kinerja engine pesawat baik reciprocating atau turbin engine selalu
membutuhkan bantuan selama proses awal yang disebut starter. Starter adalah
mekanisme elektromekanik yang mampu mengembangkan sejumlah besar energi
mekanik yang dapat diaplikasikan ke engine menyebabkannya berputar, selanjutnya
starter dilepas dan engine lebih mengarah ke proses berikutnya
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
Dimulai dengan kompresor bertekanan tinggi pada dual spool engine dan turbin N1 yg
hanya diputar oleh starter. Kemudian compressor dipercepat untuk menyediakan udara yang
cukup untuk mendukung pembakaran di bagian combustion chamber. Setelah pengapian dan
bahan bakar telah dipercikan kemudian lite-off terjadi, proses starting ini harus sampai
engine dalam posisi kecepatan konstan. Gambar 1. mengilustrasikan urutan awal mesin
turbin gas untuk segala jenis starter. Setelah compressor dipercepat untuk masuknya aliran
udara ke dalam engine, ignition dihidupkan diikuti oleh bahan bakar dan udara. Setiap
komponen pendukung seperti aliran udara yang masuk, percikan fuel, dan putaran
compressor dari awal harus sesuai prosedur karena apabila tidak sesuai prosedur maka
akan terjadi failure saat starting engine. Tipe dasar starter yang saat ini digunakan untuk
mesin turbin gas adalah motor listrik arus searah (DC), starter / generator, dan jenis starter
air turbine.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
Turbin starter memiliki beberapa macam metode untuk proses starting engine. Sebagian besar
metode telah digunakan dengan mnggunakan jalan starting dengan electric atau turbin starter.
berawal dari bagian intake yang berfungsi menghasilkan udara bertekanan kemudian diarahkan ke
kompresor untuk dinaikkan tekanannya sekaligus untuk memutar kompresor. Sebuah cartridge /
pneumatic turbine engine starter dapat dioperasikan sebagai starter turbin udara biasa dari suplai
udara yang dioperasikan di darat.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
Pada awalnya, cartridge pertama ditempatkan di breech cap . Breech kemudian ditutup pada
breech chamber menggunakan breech handle dan kemudian memutar sebagian secara bergantian
lugs antara dua bagian breech. Kartrid dinyalakan dengan memanfaatkan tegangan melalui konektor
di ujung breech handle. Setelah pengapian, kartrid mulai menghasilkan gas. Gas dipaksa keluar dari
breech menuju hot gas noozles yang diarahkan ke buckets pada turbine rotor, dan rotasi dihasilkan
melalui exhaust collector. Sebelum mencapai nozzle, gas panas melewati saluran yang menuju ke
relief valve. Katup ini mengarahkan gas panas ke turbin, melewati hot gas nozzle, saat tekanan naik di
atas maksimum yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tekanan gas dalam sirkuit gas panas
dipertahankan pada tingkat optimum.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
Fuel / air combustion starter digunakan untuk starting gas turbine engine dengan
menggunakan energi pembakaran bahan bakar jet A dan udara terkompresi. Starter terdiri
dari sebuah turbine-driven power unit and auxiliary fuel, udara, dan ignition systems.
Pengoperasian starter jenis ini adalah di sebagian besar instalasi, sepenuhnya otomatis;
Aktuasi satu saklar menyebabkan starter menyala dan mempercepat engine dari istirahat
ke kecepatan cutoff starter.
Hydraulic pump dan motor juga telah digunakan untuk beberapa engine yang lebih kecil.
Banyak dari sistem ini tidak biasa digunakan pada pesawat komersial modern karena
tuntutan daya tinggi yang diperlukan untuk menyalakan engine turbofan berukuran besar
selama siklus awal pada pesawat. .
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
Electric starting system untuk pesawat gas turbin terdiri dari 2 jenis umum yaitu:
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
Air turbin starter dirancang untuk menyediakan torsi starting awal yang tinggi dari sumber
yang kecil dan ringan. Starter turbin udara memiliki berat mulai dari seperempat hingga
setengahnya sama seperti electric starter yang mampu menyalakan engine yang sama. Hal
ini mampu mengembangkan torsi yg lebih besar daripada electric starter.
Turbine air starter terdiri dari axial flow turbine yang mengubah drive coupling melalui
reduction gear train dan meaknisme starter clutch. Untuk mengoperasikan starter turbin
udara dapat disuplai dari ground-operated air cart, APU, atau cross-bleed start dari mesin
yang sudah beroperasi. (Gambar 4) Hanya satu sumber sekitar 30-50 psi yang digunakan
untuk menyalakan engine. Tekanan di duct (saluran) harus cukup tinggi untuk menyediakan
starting yang lengkap dengan batas normal minimum sekitar 30 psi. Saat starting engine
dengan turbine air starter, selalu periksa tekanan duct (saluran) sebelum memulai usaha.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
Mengaktifkan starter switch memberi energi pada regulating valve solenoid. Solenoid
memendek dan memungkinkan control crank berputar ke posisi open. Control crank diputar
oleh control rod spring yang memindahkan control rod ke ujung bellow yang tertutup. sejak
regulating valve tertutup dan tekanan hilir diabaikan, bellow dapat sepenuhnya diperpanjang
oleh bellows spring.
Ketika control crank berputar ke posisi terbuka, hal itu menyebabkan pilot valve rod untuk
membuka pilot valve, mengalirkan udara upstream, yang disuplai ke pilot valve melalui filter
yang sesuai dan pembatasan pada housing, untuk mengalir ke servo piston chamber. Sisi
pembuangan pilot valve, yang mengalirkan servo chamber ke atmosfer, sekarang ditutup oleh
pilot valve rod dan servo piston bergerak ke dalam.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Starting Systems
Ketika bleed valve dan start valve terbuka, udara melewati inlet housing starter
melewati turbin yang menyebabkannya berbelok. Saat turbin berputar, gear train
diaktifkan dan inboard clutch gear, yang dihubungkan ke helical screw, bergerak
ke depan saat berputar; jaw teeth menggunakan outboard clutch gear untuk
menggerakkan output shaft starter. clutch adalah tipe yang overrunning untuk
memfasilitasi keterlibatan positif dan meminimalkan chatter. Ketika kecepatan
cut-out starter tercapai, start valve ditutup. Ketika aliran udara ke starter diakhiri,
outboard clutch gear didorong oleh engine, mulai berputar lebih cepat dari
inboard clutch gear; inboard clutch gear yang digerakkan oleh return spring,
melepaskan outboard clutch gear yang memungkinkan rotor ke ujung perhentian.
Outboard clutch shaft kemudian lanjut untuk memutar engine.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Tujuan utama pelumasan yaitu mengurangi gesekan antara bagian yang bergerak .
Serta digunakan secara universal pada mesin pesawat, selama oil tetap ada, gesekan
logam digantikan oleh gesekan cairan internal pelumas. Minyak umumnya dipompa ke
seluruh mesin ke semua area yang membutuhkan Lubrikasi. Pelumasan ini juga
bertujuan untuk mengurangi panas yang berlebihan Pada engine yang bergerak.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Types of Friction
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Ada beberapa sifat penting yang menyempurnakan Oli engine reciprocating harus memiliki
viskositasnya paling banyak penting dalam pengoperasian engine. Ketahanan minyak mengalir
dikenal sebagai viskositasnya. Minyak yang mengalir pelan-pelan adalah kental atau memiliki
viskositas tinggi; jika mengalir bebas, ia memiliki viskositas rendah. Sayangnya, viskositas minyak
terpengaruh oleh suhu. Itu tidak biasa untuk kelas sebelumnya minyak menjadi praktis padat
dalam cuaca dingin, meningkat tarik dan membuat sirkulasi hampir tidak mungkin. Minyak lainnya
bisa menjadi sangat tipis pada suhu tinggi sehingga film oli ini rusak, menyebabkan kemampuan
membawa beban rendah, sehingga cepat memakai bagian yang bergerak.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Minyak yang dipilih untuk pelumasan mesin pesawat harus ringan cukup untuk bersirkulasi dengan
bebas pada suhu dingin, namun berat cukup untuk menyediakan film oli yang tepat pada operasi
mesin suhu. Karena pelumas bervariasi dalam properti dan sejak itu tidak ada satu pun minyak
yang memuaskan untuk semua mesin dan semuanya beroperasi kondisi, sangat penting bahwa
hanya yang disetujui peringkat atau peringkat Society of Automotive Engineers (SAE) digunakan.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Oil yang digunakan di pesawat reciprocating engine memiliki viskositas yang relatif tinggi yang
dibutuhkan oleh:
Pembersihan operasi mesin besar karena relatif ukuran besar bagian yang bergerak, bahan
yang berbeda digunakan, dan tingkat ekspansi yang berbeda dari berbagai bahan
Suhu operasi tinggi
Tekanan bantalan/bearing tinggi
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Viscosity
Umumnya, minyak udara komersial diklasifikasikan oleh angka, (seperti 80, 100, 140, dll.) yang
merupakan perkiraan viskositas yang diukur dengan instrumen pengujian yang disebut Saybolt
Universal Viscosimeter. Dalam instrumen ini, tabung berisi sejumlah spesifik minyak yang akan
diuji. Minyak itu dibawa ke suhu yang tepat dengan cairan di sekitarnya tabung itu. Waktu dalam
detik diperlukan untuk tepat 60 kubik sentimeter minyak mengalir melalui kalibrasi yang akurat
orifice dicatat sebagai ukuran viskositas minyak. Jika actual Nilai Saybolt digunakan untuk
menentukan viskositas minyak, mungkin akan ada beberapa ratus nilai minyak.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Viscosity
Untuk menyederhanakan pemilihan minyak, mereka sering diklasifikasikan di bawah sistem SAE
yang membagi semua minyak menjadi tujuh kelompok (SAE 10 hingga 70) sesuai dengan viskositas
pada 130 ° F atau 210 ° F. Peringkat SAE sepenuhnya bersifat arbitrer dan tidak langsung Meskipun
masing-masing tingkat minyak dinilai oleh nomor SAE, tergantung pada penggunaan khusus, dapat
dinilai dengan penerbangan komersial nomor kelas atau nomor spesifikasi Angkatan Darat dan
Angkatan Laut.Korelasi antara sistem penomoran kelas ini ditunjukkan pada Gambar 6-3.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Viscosity index
Indeks viskositas adalah angka yang menunjukkan efek perubahan suhu pada viskositas minyak.
Saat oli ada indeks viskositas rendah, itu menandakan perubahan yang relatif besar viskositas
peningkatan suhu. Minyak menjadi tipis suhu tinggi dan tebal pada suhu rendah. Minyak dengan
indeks viskositas tinggi memiliki perubahan kecil dalam viskositas kisaran temperatur yang luas.
Minyak terbaik untuk sebagian besar tujuan adalah yang mempertahankan konstanta viskositas di
seluruh perubahan suhu
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Titik nyala dan titik api ditentukan oleh tes laboratorium yang menunjukkan suhu ketika cairan
mulai memberidari uap yang menyala dan suhu di mana ada cukup uap untuk mendukung api, api.
Poin-poin ini didirikan untuk oli mesin untuk menentukan bahwa mereka bisa tahan suhu tinggi
yang ditemui di mesin.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Spesific gravity
Perbandingan berat dari substansi dengan berat volume air suling yang sama pada suhu yang
ditentukan. Sebagai contoh, berat airsekitar 8 pon ke galon; minyak dengan spesifik gravitasi 0,9
akan berbobot 7,2 pound per galon. Pada tahun-tahun awal, kinerja mesin piston pesawat adalah
sedemikian rupa sehingga mereka bisa dilumasi dengan memuaskan dengan cara minyak mineral
lurus, dicampur dari yang dipilih khusus stok dasar minyak bumi. Tingkat minyak 65, 80, 100, dan
120 adalah minyak mineral langsung dicampur dari viskositas tinggi yang dipilih minyak dasar
indeks. Minyak-minyak ini tidak mengandung aditif kecuali untuk sejumlah kecil depressan titik
tuang, yang membantu meningkatkan fluiditas pada suhu yang sangat rendah, dan antioksidan.
Jenis minyak ini digunakan selama periode break-in yang baru mesin piston penerbangan atau
yang baru-baru ini dirombak
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
LUBRICATION AND COOLING SYSTEM
Spesific gravity
Permintaan untuk minyak dengan tingkat panas dan oksidasi yang lebih tinggi stabilitas
mengharuskan membentengi mereka dengan penambahan sejumlah kecil bahan non-minyak.
Aditif pertama tergabung dalam minyak mesin piston mineral lurus pada garam logam barium dan
kalsium. Di sebagian besar mesin, kinerja minyak ini sehubungan dengan oksidasi dan stabilitas
termal sangat baik, tetapi ruang pembakaran mayoritas mesin tidak bisa mentoleransi kehadiran
endapan abu berasal dari aditif zat yang mengandung logam ini. Untuk mengatasi kerugian dari
ruang pembakaran yang berbahaya
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
Propellers
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
General
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
The A/c propeller terdiri dari 2 atau lebih blades yang terhubung pada central
hub. Propeller blades dapat menghasilkan gaya dorong yang mampu mendorong
pesawat maju ke depan.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
Pesawat terbang yang maju ke depan akan menghasilkan gaya drag yang
menghambat pergerakan pesawat.
Tenaga yang dihasilkan oleh thrust sama dengan waktu untuk menempuh suatu
jarak sehingga dapat di tuliskan:
Untuk mendapatkan percepatan maka thrust harus lebih besar dari pada drag.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
Centrifugal force : sebuah gaya fisika yang cenderung menjauhkan blade dari centre hub
Torque bending force : sebuah gaya yang terbentuk karena putaran propeller yang
cenderung berlawanan dengan udara sehingga menyebabkan gaya bending pada tiap blade
thrust bending force : besarnya gaya thrust yang cenderung menyebabkan tegangan
bending saat menarik pesawat ke depan
Aerodinamic twisting force : gaya yang memutar blade dan menghasilkan high blade angle
Centrifugal twisting force : gaya yang cenderung menghasilkan low blade angle
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
Propeller location
Tractor propeller.
Propeller type ini terletak di bagian depan dari structure pesawat.
Propeller tipe ini banyak digunakan oleh kebanyakan pesawat karena memiliki
banyak keuntungan antara lain lower streeses pada propeller dan aliran udara
tidak terganggu.
Pusher Propeller
Propeller ini terletak di bagian belakang drive shaft engine. Pusher propeller
terdapat fixed dan variable-pitch propeller.
Pesawat yang biasanya menggunakan propeller jenis ini adalah seaplane dan
amphibi.
Penggunaan propeller jenis ini lebih bahaya karena kemungkinan FOD mengenai
wheel lebih besar maka dari itu kebanyakan dipakai oleh seaplane dan amphibi.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
Type of propeller
Fixed-pitch propeller
sesuai dengan namanya propeller jenis ini untuk sudut blade nya
tidak bisa dirubah
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
Type of propeller
Fixed-pitch propeller di desain untuk tingkat efisiensi yang baik saat sekali
rotate dan forward speed. Fixed-pitch propeller digunakan untuk pesawat yang
low power, speed, range, atau altitude.
Untuk pesawat yang menggunakan single engine biasanya memakai Fixed-pitch
propeller karena lebih murah dan simple.
Karena tidak memerlukan banyak control input oleh pada saat pesawat
terbang.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
Test ini digunakan untuk mengetahui jumlah load engine selama pengetesan. Di desain
multi-blade karena untuk menambah cooling selama testing berlangsung.
Ground-Adjustable Propeller
Propeller jenis ini hampir sama dengan fixed-pitch propeller bedanya untuk jenis propeller
ini untuk sudut blade nya bisa dirubah ketika hanya di ground. Ketika in flight posisi blade
tidak bisa dirubah
Controllable-pitch propeller
Propeller jenis ini dapat merubah pitch ataupun angle blade selama propeller tersebut
berputar. Perubahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan performance dari pesawat
tersebut.
Untuk merubah pitch dan angle propeller pilot menggunakan constan-speed driven dan
governor.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
Feathering propeller
Dengan blades sejajar dengan airstream, propeller akan berhenti berputar dan
minimum windmilling, jika terjadi blades akan berada pada posisi feather oleh
aerodinamic force.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
Reverse Pitch
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Propellers
Propeller governor
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
Letakkan metal pan besar (drip pan) di lantai di bawah mesin untuk
menampung campuran atau minyak yang tumpah.
Selanjutnya, amankan wadah bersih untuk mengalirkan minyak atau campuran
pencegahan korosi. Tempatkan wadah di bawah mesin, buka katup
pembuangan, dan biarkan oli mengalir. Gambar 8-4 menunjukkan titik-titik di
mana sistem oli mesin pesawat tipikal dikeringkan.
Titik lain di mana oil system yang kering biasanya dapat dimasukkan oil cooler,
oil return line, dan engine sumps. Semua katup, saluran, dan jalan harus tetap
terbuka sampai oil system telah sepenuhnya terkuras. Setelah menguras oli,
pasang kembali semua drain plugs dan tutup semua katup pembuangan. Lalu,
bersihkan semua minyak berlebih dari sekitar titik pembuangan.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
ELECTRICAL DISCONNECTS
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
ELECTRICAL DISCONNECTS
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
Rods dan kabel kontrol mesin menghubungkan unit-unit seperti karburator atau
katup kontrol bahan bakar throttle dan katup kontrol campuran dengan kontrol yang
digerakkan secara manual di cockpit. Kontrol kadang-kadang terputus dengan
melepaskan turnbuckle yang menghubungkan ujung kabel. [Gambar 8-6] Tipikal
hubungan kontrol mesin reciprocating yang terdiri dari batang kendali yang melekat
pada bell crank diilustrasikan pada Gambar 8-7.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
DISCONNECTION OF LINE
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
DISCONNECTION OF LINE
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
OTHER DISCONNECTIONS
Titik- titik di mana berbagai saluran udara terputus tergantung pada mesin
dan pesawat di mana ia dipasang. Biasanya, saluran masuk udara dan sistem
pembuangan harus diputuskan sehingga mesin dasar atau QECA dapat
dilepaskan. Setelah koneksi mesin bebas (kecuali dudukan engine) dan semua
pemutusan sepenuhnya jelas sehingga tidak mengikat atau terjerat, mesin
dapat disiapkan untuk mengangkat.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
Bab ini akan menguraikan alasan paling umum untuk melepas dan mengganti engine.
Informasi ini membantu dalam menentukan kondisi engine yang membutuhkan
pelepasan.
Namun, dalam setiap tindakan harus membutuhkan instruksi dari manufaktur sebagai
otoritas final untuk menetapkan dasar penggantian engine.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
Sudden Stoppage
Mematian engine secara tiba-tiba merupakan penghentian yang sangat cepat. Hal
ini bisa disebabkan oleh putaran RPM propeller yang kurang dalam beberapa waktu
tertentu.
Penghentian secara tiba-tiba dapat menyebabkan kerusakan internal, seperti
retaknya bearings propeller dan kerusakan crankshaft dan counterweight.
Ketika penghentian engine secara tiba-tiba terjadi, engine biasanya membutuhkan
penggantian atau pembongkaran dan pemeriksaan sesuai instruksi manufaktur.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
Pengurangan kecepatan secara tiba-tiba dapat terjadi ketika satu atau lebih dari
bilah propeller berbenturan dengan benda asing. Setelah benturan, engine akan
memulihkan RPM dan akan terus berputar kecuali berhenti untuk mencegah
terdinya kerusakan yang lebih lanjut.
Jika ditemukan kerusakan yang tidak bisa dikoreksi dengan line maintenance, maka
engine harus diremoval untuk pemeriksaan lebih lanjut terutama pada bagian
counterporos engkol.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
Melepaskan indikator oli engine atau filter dan memeriksa partikel logam.
Melepaskan saluran dan mengalirkan oil ke dalam wadah bersih, saring
menggunakan kain, dan periksa kain tersebut apakah ada partikel logam atau tidak.
Adanya partikel logam berat dalam oil pasti menunjukkan kegagalan engine, dan
engine harus dilepaskan.
Namun, jika partikel logam yang ada mirip dengan partikel halus, lanjutkan
pemeriksaan engine untuk pengoperasian.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
Partikel logam di indicator oil engine atau detektor chip magnetik umumnya
merupakan indikasi kegagalan internal dari engine.
Karbon cenderung lepas dari interior engine dalam potongan-potongan seperti batu
yang memiliki penampilan seperti logam.
Perlu mempertimbangkan kemungkinan kapan partikel asing ditemukan pada
indicator oil engine atau detektor chip magnetik.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
PREPARING THE ENGINE FOR REMOVAL
Setelah keputusan telah dibuat untuk removal engine, persiapan engine pengganti
harus dipertimbangkan.
Prosedur dan metode perawatan yang digunakan sangat bervariasi.
Operator komersial, yang operasi pemeliharaannya membutuhkan penggantian
yang paling efisien dan cepat, biasanya mengandalkan sistem yang
memanfaatkan perakitan engine cepat (QECA)
Reciprocating engine terkadang menggunakan metode penggantian yang
berbeda difasilitas perbaikan ini karena perubahan engine sering terjadi secara
acak.
Engine pengganti tersebut mungkin sebagian atau seluruhnya dibangun dengan
aksesori yang diperlukan dan dapat dipasang hanya saat penggantian engine.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Introduction
Api adalah salah satu ancaman paling berbahaya terhadap suatu pesawat
terbang, zona api potensial dari semua pesawat multi engine saat ini diproduksi
dan terlindung oleh fixed fire protection system.
"Zona api" adalah area atau wilayah pesawat terbang ditunjuk oleh produsen
untuk meminta deteksi kebakaran dan / atau peralatan pemadam kebakaran dan
tingkat yang tinggi resistensi api yang melekat. Istilah "tetap" menggambarkan
sebuah sistem terpasang permanen, berbeda dengan jenis apa pun peralatan fire
extinguisher. portabel, seperti fire extinguisher.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Component
Sistem perlindungan kebakaran lengkap mencakup fire protection dan sistem fire
extinguishing.
Untuk mendeteksi kebakaran atau kondisi overheat, detektor ditempatkan di berbagai
zona yang harus dipantau. Kebakaran terdeteksi di pesawat dengan menggunakan
satu atau lebih dari yang terdiri : Detektor panas berlebih, laju suhu - detektor naik,
dan detektor api. Sebagai tambahan untuk metode ini, jenis detektor lain digunakan
dalam pesawat terbang sistem proteksi kebakaran, tetapi tidak digunakan untuk
mendeteksi kebakaran mesin.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Component
Sistem proteksi kebakaran pada pesawat produksi saat ini tidak mengandalkan
pengamatan oleh awak sebagai metode utama deteksi api. Sistem detektor kebakaran
yang ideal termasuk sebagai banyak fitur berikut :
Sebuah sistem yang tidak memberikan peringatan yang palsu di setiap kondisi
penerbangan atau darat.
Indikasi cepat dari kebakaran dan lokasi akurat dari api.
Indikasi yang akurat bahwa api sudah padam.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Component
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Thermal Switch System, adalah bagian dari sejumlah detektor atau perangkat
penginderaan yang tersedia. Banyak model pesawat yang lebih tua masih
beroperasi memiliki beberapa jenis sistem saklar termal atau sistem termokopel.
Thermal switch system memiliki satu atau lebih lampu yang dialiri oleh aircraft
power system and thermal switches yang mengontrol operasi cahaya.
Saklar termal ini adalah unit yang sensitif terhadap panas, sirkuit listrik ini
dilengkap pada suhu tertentu. Mereka terhubung secara paralel satu sama lain,
tetapi secara seri dengan lampu indikator [Gambar 9-1]. Jika suhu naik di atas nilai
yang ditetapkan di salah satu bagian dari rangkaian, yang sakelar termal menutup,
melengkapi rangkaian lampu untuk menunjukkan api atau kondisi terlalu panas
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Thermocouple system
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Thermocouple system
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Thermocouple system
Kotak relay terdapat dua relay, sensitive relay dan slave relay, dan unit uji termal.
Kotak seperti itu mungkin berisi dari satu hingga delapan sirkuit yang identik,
tergantung pada nomor zona api potensial. Relay tersebut mengontrol lampu
peringatan. Pada gilirannya, termokopel mengontrol pengoperasian relay. Sirkuit ini
terdiri dari beberapa termokopel secara seri dengan satu sama lain dan dengan
relay yang sensitif.
Termokopel terbuat dari dua logam yang berbeda, seperti kromel dan constantan.
Titik di mana ini logam bergabung dan terkena panas api disebut sebuah Hot
Junction (persimpangan panas). Ada juga persimpangan referensi yang dilingkupi
dalam ruang udara mati antara dua blok isolasi. Sebuah logam mengelilingi
termokopel untuk memberikan perlindungan mekanis tanpa menghalangi
pergerakan udara bebas ke Hot Junction (persimpangan panas).
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Thermocouple system
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Thermocouple system
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Thermocouple system
Ketika relay sensitif terbuka, sirkuit ke slave relay terganggu dan medan magnet di
sekitar kumparannya runtuh. Ketika ini terjadi, kumparan mendapatkan tegangan
induksi diri, tetapi dengan resistor melintasi gulungan terminal, ada jalur untuk
aliran arus sebagai akibat dari tegangan ini. Dengan demikian, lengkung pada
kontak relay sensitif dihilangkan.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Sensor optik, sering disebut sebagai "detektor api," dirancang untuk alarm saat
mendeteksi keberadaan pancaran radiasi spesifik dan spesifik dari hidrokarbon api
Dua jenis sensor optik yang tersedia adalah inframerah (IR) dan ultraviolet,
berdasarkan gelombang pancaran spesifik panjang mereka dirancang untuk
dideteksi.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Principle of Operation
Radiasi yang dipancarkan oleh api melintasi wilayah udara antara api dan
detektor dan menimpa bagian depan detektor wajah dan jendela. Jendela
memungkinkan spektrum yang luas radiasi untuk masuk ke detektor di mana ia
menimpa di muka filter perangkat penginderaan. Filter memungkinkan hanya
radiasi di waveband ketat yang berpusat di sekitar 4.3 mikrometer di IR untuk
meneruskan ke sensitif radiasi permukaan perangkat penginderaan.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Sinyal analog yang dihasilkan oleh loop elemen penginderaan sebagai perubahan
suhu dapat diubah menjadi sinyal yang cocok untuk tampilan tabung katoda
(CRT) untuk menunjukkan peningkatan suhu ruang mesin dari keadaan normal.
Perbandingan pembacaan dari masing-masing sistem loop juga memberikan
pemeriksaan pada kondisi sistem deteksi kebakaran, karena dua loop biasanya
harus dibaca sama.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Fault Indication
Ketentuan dapat dibuat di unit kontrol untuk mengirim sinyal kesalahan untuk
mengaktifkan indikator kesalahan setiap kali diskriminator singkat sirkuit
mendeteksi singkat dalam loop elemen penginderaan. Sementara ini adalah
persyaratan dalam 14 CFR untuk pesawat kategori transportasi karena
pendeknya menonaktifkan sistem deteksi kebakaran, ini ditawarkan sebagai opsi
untuk jenis pesawat lain yang mungkin bukan merupakanpersyaratan.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Dual-Loop Systems
Sistem dua-loop pada intinya adalah 2 sistem pendeteksi api dasar lengkap
dengan sinyal outputnya terhubung sehingga keduanya harus memberi sinyal
untuk menghasilkan peringatan kebakaran. Pengaturan ini yang disebut logika
“AND”,menghasilkan peningkatan keandalan yang tinggi terhadap peringatan api
palsu dari penyebab apapun. Apabila jika dari salah satu dari dua loop menjadi
tidak beroperasi dalam penerbangan dan kemudian terjadi kebakaran, loop sinyal
api mengaktifkan sinyal kesalahn kokpit yang memperingatkan kru pesawat untuk
memilih oprasi loop tunggal untuk mengkonfirmasi kemungkinan terjadinya
kebakaran.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Automatic Self-Interrogation
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Saat Anda ingin memasang elemen penginderaan pada mesin, dan dalam
beberapa kasus, pada struktur pesawat terbang, elemen pendukung pemasangan
tabung menyelesaikan masalah penyediaan poin dukungan elemen yang cukup,
dan sangat memudahkan pelepasan dan instal ulang elemen penginderaan untuk
mesin atau sistem pemeliharaan.
Sebagian besar instalasi modern menggunakan konsep tabung pendukung
pemasangan elemen penginderaan untuk pemeliharaan yang lebih baik juga
sebagai peningkatan keandalan. Elemen penginderaan melekat pada tabung baja
stainless prebent oleh klem dan bushing, dimana ia didukung dari kerusakan
getaran. Elemen pendukung yang dipasang di tabung dapat dilengkapi dengan
satu atau elemen penginderaan ganda.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Saat Anda ingin memasang elemen penginderaan pada mesin, dan dalam
beberapa kasus, pada struktur pesawat terbang, elemen pendukung pemasangan
tabung menyelesaikan masalah penyediaan poin dukungan elemen yang cukup,
dan sangat memudahkan pelepasan dan instal ulang elemen penginderaan untuk
mesin atau sistem pemeliharaan.
Sebagian besar instalasi modern menggunakan konsep tabung pendukung
pemasangan elemen penginderaan untuk pemeliharaan yang lebih baik juga
sebagai peningkatan keandalan. Elemen penginderaan melekat pada tabung baja
stainless prebent oleh klem dan bushing, dimana ia didukung dari kerusakan
getaran. Elemen pendukung yang dipasang di tabung dapat dilengkapi dengan
satu atau elemen penginderaan ganda.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Unit kontrol untuk jenis sistem yang paling sederhana biasanya berisi
pemantauan resistensi elektronik dan rangkaian output yang diperlukan, yang
ditempatkan dalam tempat tertutup rapat Casing aluminium dan diisi dengan
mounting bracket dan konektor listrik melingkar. Untuk sistem yang lebih
canggih, modul kontrol dapat digunakan yang berisi kartu kontrol yang dapat
dilepas yang memiliki sirkuit untuk masing-masing area bahaya, dan / atau fungsi
unik. Dalam aplikasi yang paling canggih, sistem deteksi sirkuit mengontrol
semua fungsi proteksi kebakaran pesawat, termasuk deteksi api dan pemadam
untuk mesin, APU, kargo.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Fire Protection
Fire zones
Instalasi powerplant memiliki beberapa zona api yang ditunjuk :
Bagian tenaga mesin
Bagian aksesoris engine
Kecuali untuk engine reciprocating, kompartemen powerplant yang lengkap dimana tidak
ada isolasi yang diberikan antara bagian daya mesin dan bagian aksesori mesin
Setiap kompartemen APU
Pemanas pembakaran bahan bakar dan instalasi peralatan pembakaran lainnya
Bagian kompresor dan aksesori mesin turbin
Ruang bakar, turbin, dan bagian pipa dari instalasi mesin turbin yang mengandung saluran
atau komponen yang membawa cairan atau gas yang mudah terbakar.
Selain zona engine dan nacelle area, area lain di pesawat multiengine dilengkapi dengan
sistem deteksi dan perlindungan kebakaran. area ini termasuk kompartemen bagasi,
lavatories, APU, instalasi pemanas pembakaran, dan area berbahaya lainnya. Diskusi tentang
proteksi kebakaran untuk area ini tidak termasuk dalam bagian ini, yang terbatas pada
perlindungan api mesin.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Engine yang di overhoul secara lengkap harus menjalani runout check untuk
crankshaft atau propeller shaft sebagai langkah pertama.
Segala ketentuan apakah crankshaft atau propeller perlu diganti atau tidak
terdapat pada proses ini selama shaft yang di runout mencapai limit maka harus
diganti
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Receiving Inspection
Terdiri dari penetuan kondisi umum komponen engine . Informasi aksesoris harus
dicatat, seperti model dan nomor seri, dan aksesoris harus dikirim keperbaikan jika
di perlukan . Catatan perbaikan harus di atur dan panduan harus sesuai dengan log
book , sb, dan check list . Bagian luar engine harus di bersihkan setelah engine
dipasang pada penyangga overhoul .
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Disassembly
Merupakan suatu visual inspeksion yang dilakukan di semua bagian yang telah
dilepas dari engine . Beberap hal yang harus diamati dalam melakukan removal sbb :
1) Drain oil, lalu melepaskan oil filter dan alirkan oli ke wadah
2) Lepaskan semua safety yang terpasang termasuk safety wire,cotter pins dan
lain lain
3) Beri tanda pada semua past yang rusak atau longgar
4) Gunakan tols yang layak selama pekerjaan
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Inspection Proces
1. Visual
2. Structural NDT
3. Dimensional
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Visual inspection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Merupakan metode terbaik untuk memeriksa kembali hasil visual inspeksion yang
tidak bisa di lihat dengan mata telanjang.
Ada beberapa metode untuk melakukan pemeriksaan dengan structural NDT sbb :
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Dimensional Inspection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Cylinder Head
Untuk inspeksi cylinder head harus dilakukan pada daerah internal (sisi dalam) maupun
external (sisi luar) .
Pada saat pemeriksaan keretakan, pastikan cahaya penerangan bagus dan
menggunakan kaca pembesar atau mikroskop untuk melihat secara detail.
Carbon deposits yang ada sisi dalam cylinder head harus dibersihkan dan cat yang ada
pada sisi luar cylinder head harus di bersihkan agar bisa di inspeksi.
Retakan luar biasanya sering terjadi pada head fins (sirip) dikarenakan benturan dari
tools atau komponen lain pada saat pelepasan komponen.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Periksa kerataan piston head dengan menggunakan traightedge dan tickness guage.
Jika depression (depresi) ditemukan, itu mendandakan sebelumnya telah terjadi
detonation (detonasi) di dalam cylinder. Periksa juga bagian luar piston dari adanya
scores dan scratches.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Periksa valve secara visual untuk melihat kerusakan fisik yang diakibatkan karena
terjadinya burning atau corrosion. Apabila kerusakan ini ditemukan maka valve
tersebut tidak boleh digunakankan lagi. Dalam lelakukan pemeriksaan,
menggunakan magniflying glass (kaca pembesar). Periksa valve pada bagian stem
dan tip untuk mengamati adanya cracks, nicks, atau indikasi kerusan lainya.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Periksa rocker shaft bosses apakah ada terjadi scoring, cracks, oversize, atau out-of-
roundnesss. Pastikan tidak ada keanehan bentuk yang ditemukan atau sesuai
dengan type design.
Periksa rocker arm bushing, pastikan ukurannya sesuai atau tidak ada kelainan pada
sambungan antara shaft dan bushing.
Periksa bearing, pastikan rocker arm masih bisa berayun/bergerak
Periksa valve rockers , pastikan tidak ada crackdan worn, pitted, atau scored tips.
Dan juga lihat semua oil lewat dengan bebas tampa hambatan.
Periksa semua kancingan pada cylinder head, pastikan kelonggaran, kelurusan,
rangkaian dan ukuran harus sesuai/tepat.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Periksa dengan hati-hati permukaan crankshaft, pastikan tidak ada cracks. Yaitu Cracks
pada permukaan bearing dari evidence of galling, scoring, atau kerusakan lainya. Jika
shaftnya dilengkapi dengan transfer tube, pastikan tidak terlalu kencang (kekekatan).
Visual inspection pada connecting rods dilakukan dengan bantuan magniflying glass atau
bench microscope. Pastikan rod tidak terjadi bent atau twist, jika ditemukan maka
langsung lakukan pergantian pada komponen tersebut.
Periksa semua permukaan dari connecting rods dari cracks, corosion, pitting, galling, atau
kerusakan lainya. Galling disebabkan oleh sedikit pergerakan antara permukaan bearing
dengan connection rods selama periode pembebanan tinggi terjadi. Contohnya saat
overspeed atau saat operasi manifold pressure berlebih.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Cleaning
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Degreasing
Degreasing dapat dilakukan dengan cara merendam atau menyemprotkan bagian komponen
ke dalam larutan yang sesuai. Dalam pengerjaanyan harus sangat hati-hati, karena campuran
air dan sabun yang digunakan mengandung senyawa yang dapat mempercepat terjadinya
korosi (korosif) pada alluminium dam magnesium. Oleh karena itu, setelah melakukan
degreasing sangat penting melakukan pembersihan komponen dengan membilasnya dengan
air hangat. Terlepas dari itu penting dilakukan pelapisan atau spray komponen dengan
lubricating oil untuk mencegah terjadinya korosi.
Cara untuk menghilangkan hard carbon adalah dengan cara merendam komponen atau part
kedalam tank decarbonizing (biasanya panas). Tujuan nya adalah agar kotoran dan minyak
gampang untuk dibersihkan.
Decarbonizing biasanya akan mengendurkan sebagian besar hard carbon setelah melakukan
degreasing. Namun, yang lengkap penghilangan semua hard carbon umumnya membutuhkan
brushing, scraping, atau grit-blasting.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Structural Inspection
Salah satu metode terbaik untuk memeriksa kembali hasil temuan pemeriksaan visual
inspection untuk melengkapinya dengan salah satu dari nondectructive testing, seperti
magnetic particle inspect, dye penetrate inspection, eddy current, ultrasound, and x-ray.
Cacat di bagian nonmagnetik (bagian aluminium) bisa ditemukan oleh semua metode ini
kecuali untuk partikel magnetic particle inspection, yang bisa digunakan adalah untuk
magnet atau bahan besi (baja).
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Merupakan uji nondestruktif untuk cacat terbuka pada permukaan di bagian-bagian yang
terbuat dari bahan tidak keropos (berpori). Digunakan pada material logam seperti
aluminium,magnesium, kuningan, tembaga, besi cor, baja tahan karat, dan titanium.
Jenis-jenis dye : visible atau fluorescent. Saat menggunakan fluorescent dye, pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan ultraviolet (UV) , sumber cahaya (black light).
Ultrasonic Inspection
Ultrasonic detection memungkinkan untuk menemukan cacat pada semua jenis material.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Pulse-Echo
Dengan metode pulse-echo, Cacat material dideteksi dengan mengukur amplitudo sinyal
tercermin dan waktu yang diperlukan untuk sinyal-sinyal ini untuk bepergian antara
permukaan spesifik dan diskontinuitas.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Through Transmission
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Resonance
Sistem inspeksi ini berbeda dengan pulse-echo method, karena memiliki frekuensi yang
berbeda beda secara kontinue.
Metode resonansi pada dasarnya digunakan untuk ketebalan pengukuran ketika kedua sisi
material sedang diuji halus dan sejajar, dan bagian belakang tidak dapat diakses. Itu titik di
mana frekuensi sesuai dengan titik resonansi material yang diuji adalah faktor penentu
ketebalan.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
X-ray
X-rays bisa menembus material dan bisa menimbulkan discontinuitas baik pada komponen
non-metal atau metal. Proses nspeksi ini merupakan inspeksi yang sangat bagus untuk
diteraokan untuk menentukan integritas struktur komponen engine.
Radiasi dari sinar-x menembus bagian yang akan diperiksa dan akan ditampilkan pada film.
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
Engine Maintenance and Operation
Dimensional Inspection
AIRCRAFT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN POWERPLANT
AIRCRAFT
POWERPLANT
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI D-3 AERONAUTIKA
KEDIRGANTARAAN