Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

OPEN FRAKTUR

Disusun :

WILDA NUN HARDIAN


PO713201181194

CI INSTITUSI
HERYANSYAH, S.Kep, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

PRODI D.III KEPERAWATAN


KELOMPOK H
KELAS III D
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
OPEN FRAKTUR

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
dimana terdapat hubungan fragmen fraktur dengan bagian luar, baik ujung fragmen
fraktur tersebut yang menembus dari dalam ke permukaan kulit dan berpotensial
mengalami infeksi

2. Etiologi
Fraktur terbuka disebabkan oleh energi dengan tinggi trauma. Dan paling sering dari
jatuh atau tabrakan kendaraan bermotor. Tingkat keparahan cidera fraktur
terbuka mempunyai hubungan langsung dengan lokasi dan besarnya gaya yang
mengenai tubuh. Dan ukuran luka bisa beberapa milimeter sampai diameter. Tulang
biasanya terlihat atau tidak terlihat pada luka. Fraktur terbuka yang lain dapat
mengekspos banyak tulang dan otot, dan juga merusak saraf dan pembuluh darah di
sekitarnya.

3. Patofisiologi
Terjadi trauma langsung dengan energi yang tinggi dan menyebabkan tekanan secara
langsung yaitu pada tulang dan jaringan lunak. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya periosteal stripping . Jika terdapat luka terbuka, semua yang kontaminan
disekitar luka dan benda asing yang dapat masuk ke dalam korteks intramuskular dan
tulang. Dan sehingga terjadi komplikasi pada kasus fraktur terbuka seperti infeksi.
4. Pathway Fraktur

Periosterum,pembuluh darah dikortek dan jaringan sekitarnya rusak

Pendarahan
Kerusakan jaringan di ujung tulang

Terbentuk hematom di canal medula

Jaringan mengalami nekrosis

Nekrosis merangsang terjadinya peradangan, ditandai: (vasodilatasi,pengeluaran


plasma,infiltrasi sel darah putih)
5. Gejala Klinis
1. Deformitas
2. Bengkak : edema yang muncul secara cepat mulai dari lokasi dan ekstravaksasi
darah dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur
3. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous
4. Spasme otot spasme involunters didekat fraktur
5. Tenderness atau keempukan
6. Nyeri pada area fraktur
7. Kehilangan sensasi (mati rasa, biasanya terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)
8. Pergerakan abnormal
9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah

6. Klasifikasi fraktur
Fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat,:
1. Derajat I :
- luka kurang yang dari 1 cm
- kerusakan jaringan lunak yang sedikit tidak terdapat tanda luka remuk.
- fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif yang ringan.
2. Derajat II :
- Laserasi lebih yang dari 1 cm
- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulse
- Fraktur komuniti yang sedang.
3. Derajat III :
Kerusakan jaringan lunak dengan ukuran luas dan meliputi struktur kulit, otot dan
neurovaskuler yang terkontaminasi dengan derajat tinggi

7. Pemeriksaan penunjang
1. Foto Rontgen
- Untuk mengetahui tempat dan type fraktur
- Mengetahui lokasi fraktur dangaris- fraktur secara langsung
- Biasanya dilakukan sebelum dan sesudah dilakukannya operasi dan selama
proses penyembuhan secara periodic
2. Skor tulang tomography
3. Artelogram dilakukan dicurigai jika ada kerusakan vaskuler
4. Hitung darah lengkap yaitu HT
5. Profil koagulasi perubahan yang dapat terjadi pada kehilangan darah transfusi
multiple atau cedera hati

8. Penatalaksanaan
1. Dilakukan pembedahan debridement dan irigrasi
2. Imunisasi tetanus
3. Memberika terapi obat antibiotik
4. Dan dilakukan immobilisasi
B.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien, meliputi :
Nama pasien, Umur pasien, Jenis kelamin pasien, Suku bangsa, Pekerjaan pasien,
Pendidikan pasien, Alamat pasien, Tanggal masuk rumah sakit dan Diagnosa
medis pasien
b. Keluhan utama
keluhan utama pasien yaitu luka dijari kelingking kaki kanan
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan ada luka dibagian jari kelingking
kaki kanan. Luka yang dirasakan setelah pasien mengalami kecelakaan lalu lintas ±4 jam
yang lalu sebelum dibawa ke rumah sakit. Saat kejadian itu pasien tidak menyadari
bagaimana kakinya bisa terdapat luka. Kecelakaan terjadi di jalanan yang beraspal.
Setelah kecelakaan, dari luka keluar darah yang cukup banyak dan namun bisa berhenti
sendiri. Luka saat kejadian nampak kotor terkena pasir aspal. Dan tidak terlihat daging
atau tulang yang keluar .Setelah kejadian itu, pasien segera membersihkan luka dengan
air mengalir dan dibalut dengan kasa sederhana. Setelah itu, pasien dibawa ke RS
Pelamonia. Edema disangkal. Kaku pada kaki disangkal. Namun, pasien merasakan tidak
bisa menggerakkan jarinya dan terasa nyeri jika digunakan untuk berjalan. Tidak ada
nyeri di tempat lain. pasien hanya mengeluhkan perih karena lecet di beberapa bagian
tubuh.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Hipertensi : disangkal
Diabetes melitus : disangkal
3. Riwayat kesehatan keluarga
Hipertensi: disangkal
Diabetes melitus: disangkal

2. Pemeriksaan fisik
1. Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik
a) Aktivitas/istirahat:
Gejalanya: Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena dari
fraktur atau akibat dari sekunder pembengkakan jaringan dan nyeri.
b) Sirkulasi:
Tandanya: Peningkatan tekanan darah bisanya terjadi akibat respon terhadap
nyeri atau ansietas, dan sebaliknya dapat terjadi penurunan tekanan darah bila
terjadi perdarahan.
c) Neurosensori:
Gejala: Hilang pada gerakan atau sensasi dan Kesemutan (parestesia)
Tanda: Deformitas lokal, angulasi abnormal, krepitasi , kelemahan atau
kehilangan fungsi neuron
d) Nyeri/Kenyamanan:
Gejala: Nyeri hebat tiba-tiba pada saat cedera pada area fraktur, dan akan
berkurang pada imobilisasi.
e) Keamanan:
Tanda: Laserasi kulit, perdarahan dan Pembengkakan lokal biasanya meningkat
secara tiba tiba atau lokal
Status lokalis :

Regio Pedis Digiti V Dextra


Look : tampak vulnus laceratum, deformitas (+)
Feel : nyeri tekan (+)
Movement : ROM terbatas karena nyeri

2. Pengkajian Diagnostik:
a) X-ray:
- untuk menentukan area lokasi atau luasnya fraktur
b) Scan tulang:
- untuk memperlihatkan fraktur lebih jelas dan detail serta mengidentifikasi pada
kerusakan jaringan lunak
c) Arteriogram
- dilakukan untuk mengetahui kerusakan vaskuler.
d) Hitung Darah Lengkap
- hemokonsentrasi biasanya meningkat dan menurun pada perdarahan .
peningkatan lekosit yaitu sebagai respon terhadap peradangan.
e) Kretinin
- trauma otot yang meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal
f) Profil koagulasi
- perubahan yang dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi atau cedera hati.

3. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan pada fragmen tulang
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka
b. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit
4.. Intervensi keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan pada fragmen tulang
Tujuan : nyeri dapat berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
- Nyeri berkurang atau hilang
- Klien tanpak tenang
Intervensi
a. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga
b. Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri
c. Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri
d. Observasi tanda-tanda vital.
e. kolaborasi dengan tim medis yaitu pemberian analgesik
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka
Tujuan : Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.
Kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
- Luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.
- Tanda-tanda vital menjadi normal
Intervensi :
a. Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.
b.Kaji lokasi luka ukuran luka warna luka, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.
c. Pantau peningkatan suhu tubuh
d.Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik.
e. Kolaborasi tindakan misalnya debridement
f. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

3. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit


Tujuan : infeksi tidak terjadi atau terkontrol
Kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus
- luka bersih tidak lembab dan tidak kotor
- Tanda-tanda vital menjadi normal
Intervensi :
a. Pantau tanda-tanda vital.
b. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.
c. Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif
e. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 3, EGC,


Jakarta

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC :


Jakarta.

E. Oerswari 1989, Bedah dan Perawatannya, PT Gramedia. Jakarta

S. amsuhidajat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi
revisi. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai