Anda di halaman 1dari 27

RAHASIA

AUTOMATIC FLIGHT CONTROL SYSTEM (AFCS)

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum. Pesawat helikopter Bell-412 dilegkapi dengan Integreted Flight Control


System (IFCS ) type SHZ 412 yang diproduksi oleh HONEYWELL. Adapun yang
dimaksud dengan IFCS adalah gabungan dari dua buah system yaitu Helipilot system
dan Flight Director system, yang mana bila kedua system tersebut digabung (Coupling)
maka Flight path akan dikontrol secara automatic. Pesawat Bell-412 yang dimiliki TNI
AD yang ada saat ini baru dilengkapi hanya dengan Helipilot system saja, dimana
system tersebut menggunakan basic component dari pesawat Bell-412, sedangkan
Flight Director system adalah customer component (Opsional component). Dengan
dernikian dapat dijelaskan bahwa system yang terpasang pada pesawat Bell-412 TNI
AD saat ini masih semi auto.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah tentang Automatic Flight Control System (AFCS)


Helikopter Bell 412 ini disusun sebagai pegangan bagi Gadik dan siswa
didalam mengikuti proses belajar mengajar pada Sustahar Bell 412.

b. Tujuan. Untuk memberikan bekal kepada siswa tentang


pengetahuan Automatic Flight Control System (AFCS) Helikopter BELL 412,
sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas-tugas di Satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup pembahasan pada naskah ini
tentang Automatic Flight Control System (AFCS) Helikopter Bell 412 dan disusun dengan
tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Automatic Flight Control System (AFCS).
c. Component.
d. Flight Control.
e. Evaluasi Akhir.
2

f. Penutup.

BAB II
RAHASIA

AUTOMATIC FLIGHT CONTROL SYSTEM (AFCS)

4. Umum. Pesawat helikopter Bell-412 dilegkapi dengan Integreted Flight


Control System (IFCS ) type SHZ 412 yang diproduksi oleh HONEYWELL.
Adapun yang dimaksud dengan IFCS adalah gabungan dari dua buah system yaitu
Helipilot system dan Flight Director system, yang mana bila kedua system tersebut
digabung (Coupling) maka Flight path akan dikontrol secara automatic.
Pesawat Bell-412 yang dimiliki TNI AD yang ada saat ini baru dilengkapi hanya dengan
Helipilot system saja, dimana system tersebut menggunakan basic component dari
pesawat Bell-412, sedangkan Flight Director system adalah customer component
(Opsional component). Dengan dernikian dapat dijelaskan bahwa system yang
terpasang pada pesawat Bell-412 TNI AD saat ini masih semi auto.

5. Penjelasan System. System yang akan dibahas dalam penyusunan buku ini
telah disesuaikan dengan system yang digunakan pada pesawat Bell-412 yang dimiliki
TNI AD seperti yang telah dijelaskan di atas.
Helipilot system berfungsi untuk memaintain stability pesawat selama penerbangan ,
atau kata lain untuk membantu penerbang dalam mengontrol pesawat selama
melaksanakan tugas penerbangan dengan lebih nyaman dan stabil.
Dalam operasionalnya Helipilot system mengontrol tiga chanel (poros) yaitu : Pitch, Roll
dan Yaw system.
SHZ 412 adalah dua helipilot system (dual system) yang identik namun masing-masing
system mempunyai gyro referensi dan linier actuactor sendiri-sendiri seperti dijelaskan
di bawah ini.

a. Helipilot - 1 (HP-1). System ini mengontrol tiga poros yaitu : Pitch, Roll dan
Yaw dengan component sebagai berikut :

1) TARSYN No.2 vertical gyro.


3

2) Helipilot computer No. 1.


3) 1/2 Helipilot controller.
4) Tiga buah linier actuator (Pitch,Roll dan Yaw).
5) Tiga buah control motion transducer (Pitch,Roll dan Yaw).
6) Trim computer. #
7) Rotary actuactor (Pitch dan Roll). #
8) Dua buah force gradient. #

b. Helipilot - 2 ( HP-2 ). System ini hanya mengontrol dua poros saja yaitu
Pitch dan Roll dengan component sebagai berikut :

1) TARSYN No. 1 vertical gyro.


2) Helipilot computer No.2.
3) 1/2 Helipilot controller.
4) Dua buah linier actuactor (Pitch dan Roll).
5) Dua buah control motion transducer (Pitch dan Roll).
6) Trim computer. #
7) Rotary actuator (Pitch dan Roll). #
8) Dua buah force gradient. #

Note # : Trim computer, Rotary acruactors (Trim actuactor) dan force gradient
digunakan secara bersamaan atau parallel antara helipilot system-1 dan helipilot
system-2.

SHZ-412 helipilot system dapat dioperasikan dalam tiga mode yaitu :

a. Attitude Hold Mode (ATT).

1) Basic Hand-Off.
2) Pilot set Aircraft Attitude dan helipilot Holds that attitude indefenitly.
3) Change attitude by using FTR switch and moving cyclic.
4) Operate ATT beep switch on cyclic control.
4

b. Stability Augmentation Mode (SAS).

1) System Augments Aircraft stability ( Berfungsi sebagai damper


system untuk menstabilkan pesawat dari gangguan luar/disturbance.
2) Reduce pilot effort but requires hand - on control.
3) Best use for low - attitude , low - speed maneuvering

c. Couple Mode ( CPL ). Mode ini dapat difungsikan bila Helikopter


dilengkapi dengan peralatan Flight Director System (Merupakan optional
component).
5

BAB III
COMPONENT

6. Umum. SHZ 412 Auto Flight Control System terdiri dari beberapa
component, yang mana satu dengan yang lainnya dirangkai sedemikian rupa sehingga
menjadi suatu system yang integrated. Namun seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa component yang akan kita bahas di bawah ini baru hanya
component Helipilot System, belum component flight director system.
Berikut ini akan diberikan penjelasan mengenai gambaran atau lokasi, fungsi serta
karakteristik dari masing-masing component yang digunakan pada SHZ 412 Auto Flight
Control System. Dari beberapa component tersebut akan dibagi dalam lima group
yaitu : Sensor, Computer, Indicator. Selector/control dan Actuator.
Component location ( Lihat gambar )
6
7

7. Penjelasan component.

a. Sensor.

1) TARSYN - Three axis reference. TARSYN berfungsi sebagai


sensing utama dalam system operasional helipilot system. TARSYN
adalah gabungan dari dua buah gyro yaitu : Vertical gyro dan directional
gyro, yang mana masing-masing gyro akan menghasilkan tiga syncro
output signal yang digunakan sebagai reference untuk keperluan aircraft
heading (Flight instrument), Pitch dan Roll attitude reference pada flight
director dan helipilot system, dan juga sebagai Stabilisasi pada radar
system. Pada SHZ 412 auto flight control system terdapat dua buah
TARSYN yaitu :

a) TARSYN # 1 sebagai reference untuk helipilot system # 2


b) TARSYN # 2 sebagai reference untuk helipilot system # 1

(Untuk lebih jelas lihat blok diagram gambar dan untuk penjelasan
mengenai karakteristik dari TARSYN itu sendiri dapat dilihat pada
penjelasan gambar).
8

Dimension (maximum) :
Length ......................................................................................16.08 in. (408.4
mm)
Width ........................................................................................6.53 in. (165.8
mm)
Height…………………………………………………………………7.38 in. (187.4
mm)
Weight (nominal) .................................................................................15 Ib. (6.8
kg)
Power Requirements:
Starting ..................................................................................115 V, 400 Hz, 120
VA
Operating .................................................................................115 V, 400 Hz, 70
VA
Vertical Gyro Characteristics:
Gyro Rotor Speed ........................................................................22,000 rpm
Gyro Erection Time .......................................................................3 min
Vertically Error ...............................................................................0.25 deg
Fast Erection Rate (Minimum) .......................................................20 deg/min
Slow Erectin Rate (nominal) ..........................................................2.5 deg/min
VG Signal Output Date (pitch and roll) ...............................Three-wire synchro output.
of 200 mV ac/deg,Two-wire
transformer output of 200
mV ac/deg, Two-wire
transformer output
of 50 mV ac/deg.
Directional Gyro Characteristics:
Gyro Rotor Speed .......................... 23,000 rpm
Slaving Accuracy .......................... ±2 deg
Slaving Rate (normal) ...................... 2.5 to 5.0 deg/min
Gyro Free Drift Rate (exclusive of earth rate) . +24 deg/hr
Slew Rate (automatic fast or rnanual) ......... 30 deg/min
9

Gyro Gimbal Freedom (Azimuth) ............. 360 deg


Gyro Gimbal Freedom (Pitch and Roll) ........ +85 deg
2) Flux Valve. Flux valve merupakan salah satu dari sensor yang
mana berfungsi untuk mendettksi magnitude dan direction dari magnet
bumi kemudian dirubah menjadi electrical informasi yang digunakan
sebagai input signal oleh directional gyro untuk aligment terhadap kutub
utara bumi.
System ini dilengkapi dengan dua buah flux valve yaitu : Flux valve # 1
untuk Tarsyn # 1 dan Flux valve # 2 untuk Tarsyn # 2. Untuk penjelasan
mengenai karakteristik dari Flux valve tersebut dapat dilihat pada gambar.
Dimensions (maximum):
Bowl diameter ..........3.58 in (90.93 mm)
Mounting flange diameter 4.89 in (121.4 mm)
Height.................2.88 in (73.15 mm)
Weight (maximum) 1,5 lb (680 gr)
Power Requirements (From TARSYN DG) 26V, 400 Hz, 0.04A
Mounting ……Flange mounted with nonmagnetic machine screws, 6-40 by
3/8 in. round head, Sperry. Part No. 319011.

3) CS-412 Remote Compensator. Remote Compensator adalah


suatu alat yang merupakan bagian dari sensor, yang mana didalamnya
terdapat dua buah (Dual) rangkaian compensator yang berfungsi untuk
mengkompensate dan juga sebagai filter terhadap output signal dari flux
valve, dengan cara menghilangkan gangguan-gangguan magnet yang
dihasilkan oleh logam disekitarnya atau yang disebabkan oleh pesawat itu
sendiri. Untuk penjelasan karakteristik lihat gambar.

CS 412 REMOTE COMPENSATOR


10

Dimensions (maximum)
Length 5.62 in (142.7 mm)
Width 2.56 in (65 mm).
Height 2.99 in (75.9 mm).
Weight (maximum) .....................1.0 lb(0.45kg)
Power Requirements (From TAR.SYN DG)……..26 V, 400Hz
Mating Connectors:
J1……………………………MS3126F14-19SX.
J2…………………………....MS3126F14-19SY.
Mounting ............................................. Base Flange Mount.

4) Control Motion Transducer ( CMT). CMT terdiri dari sebuah


linier potentiometer, sebuah silindrycal case, sebuah movable shaft dan
enam buah pin connector untuk transfering data dan power. CMT
berfungsi untuk membedakan gerakan control yang dibuat oleh pilot atau
gangguan dari luar (External disturbance) dan juga untuk memonitor
seberapa jauh gerakan control digerakkan oleh pilot terhadap AFCS.

b. Computers.

1) SP-711 Helipilot Computers. SHZ 412 Auto Flight Control


System dilengkapi dengan dua buah (Dual) helipilot computers yang
berfungsi untuk melakukan semua kalkulasi tehadap Pitch, Roll dan Yaw
stabilition dan juga attitude retention dan coupling terhadap flight director
computer.
Helipilot computer dalam system kerjanya mendapat input signal dari
TARSYN sebagai sensor utama dan kemudian dikalkulasi menjadi signal
output sesuai kebutuhan untuk mengontrol Pitch, Roll dan Yaw assembly.
Untuk penjelasan karakteristik lihat gambar.
11

2) TS-701 Trim Computer. Trim computer berfungsi sebagai power


switching untuk mengontrol parallel trim actuactor (Rotary actuactor) guna
keperluan trim/re-tri. Trim computer juga dilengkapi dengan integrator
circuits yang mana alat ini berfungsi untuk penggabungan antara helipilot
dengan flight director computer (coupel). Trim computer akan bekerja
secara otomatis (auto - trim) bila series actuactor bergerak extend
/retract kurang lebih 30 % dari titik tengah (center of travel) dengan time
delay 2 detik.
Trim computer akan berfungsi (Bekerja normal) apabila HP-1 dan HP-2
engaged (on) pada posisi ATT mode atau CPL mode. Untuk penjelasan
karakteristik lihat gambar.
12

c. Indikator ( APIs ). AFCS Actuactor Position Indicators (APIs) adalah


suatu alat yang digunakan untuk memonitor pergerakan (Relative indication) dari
midpoint linier actuactor position terhadap swashplate. AFCS actuactor position
terdiri dari tiga buah indicator berupa annunciator yaitu Yaw indicator, Roll
indicator dan Pitch indicator. Satu buah push button switch digunakan untuk test
system # 2. Selama normal operation APIs menunjukkan/memonitor actuactor
helipilot system # 1. Untuk lebih jelasnya lihat gambar.
13

d. Helipilot Controller. Helipilot control berfungsi sebagai power switching


pada helipilot system dan juga dapat untuk memilih mode operation yang
dikehendaki.
Pada helipilot control terdapat empat (4 ) buah push - on / push - off switch yang
bekerja secara digital (akan menyala pada posisi on) yaitu HP-1 engaged switch,
HP-2 engaged switch,CPL mode switch dan SAS/ATT mode switch. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar.
14

e. Actuator.
1) Rotary Actuator. Rotary actuator terdiri dari dua phase AC servo
motor, gear train, brake, clutch output arm dan sebuah conector 10 pin
untuk transfer power dan data signal. Rotary actuator dalam system
kerjanya dihubungkan secara paralel dengan control system melalui
sebuah force gradient spring cartridge dan detent switch. Rotary actuator
berfungsi sebagai magnetic brake dan juga akan menerima input signal
dari trim computer guna keperluan automatic trimming lihat gambar.
15

2) Force Gradient. AFCS system dilengkapi dengan dua buah


force gradient yaitu satu untuk pitch axis dan satu untuk roll axis, yang
mana masing-masing mempunyai preload dan lenght adjusment yang
berbeda.
Force gradient terdiri dari satu buah spring, actuactor dan detent switch
yang berfungsi untuk menghubungkan rotary actuactor dengan control
system. Detent switch berfungsi untuk membatasi gerakan actuactor dari
over read oleh pilot, yang mana switch ini akan bekerja apabila posisi
actuactor bergerak memanjang /memendek 0.050 inch dari posisi normal.

3) Linier Actuactor. Control Road Assembly Actuactor adalah suatu


alat yang terdiri dari satu buah motor driven jackscrew, dengan extendable
piston type. Actuactor dipasang pada Helikopter linkages secara seri.
Linier Actuactor berfungsi untuk mengontrol control linkages apakah
extend atau retrect, guna keperluan dalam mengontrol pesawat sesuai
dengan attitude/manuver yang dikehendaki. Linier actuactor dalam
system kerjanya mendapat input electrical command dari helipilot
computer.
16

Pada helipilot system terdapat lima buah linier actuactor yaitu : dua buah
untuk pitch (system 1 & 2), dua buah untuk roll (system 1 & 2) dan satu
buah untuk yaw (system 1). Untuk karakteristik/pemasangan pada tube
assy dari masing-masing linier actuactor tersebut dapat dilihat dalam
gambar.
Note : Kelima linier actuactor tersebut adalah identik semua sesuai
dengan peraturan yang dibuat oleh " Honeywell " component manufactur,
linier actuactor tersebut tidak boleh ditukar satu sama yang lain
(Uninterchangable component).
17

BAB IV
FLIGHT CONTROL SYSTEM

8. Umum. Flight control adalah rangkaian dari beberapa components pada


pesawat terbang yang berfungsi sebagai alat pengemudi atau pengendali
terbang,dengan mengadakan perubahan-perubahan terhadap sudut main rotor
blade,tail rotor blade pada peswat terbang rotary wing serta sudut ailereon ,elevator,
rudder,flap dan trim tabs pada pesawat terbang fixed wing, yang mengakibatkan
berubahnya sikap pesawat terbang pada saat terbang terhadap sumbu-sumbunya
sesuai dengan yang di inginkan oleh pilot.

9. Flight Control.
a. Cyclic. Cyclic control system terdiri dari pilot dan copilot control
sticks, dual hydraulic actuactor dan connecting linkages. Perubahan gerakan
linkage pada salah satu axis pitch atau roll akan dikirim melalui linkage system

dan dual hydraulic actuactor terhadap swashplate ciclyc levers. System ini
18

tentunya juga akan bekerja sama dengan empat buah linier actuactor, yang
mana terdapat satu actuactor pada masing-masing axis ( poros ) yang dikontrol
oleh HP-1 dan juga satu actuactor pada masing-masing axis yang dikontrol oleh
HP-2. System juga dilengkapi dengan dua buah control motion tranducer (CMT)
untuk masing-masing axis, yang mana akan memberikan informasi terhadap
helipilot system sesuai dengan besarnya perubahan cyclic control stick yang
dilakukan oleh pilot.

b. Anti Torque. Anti torque control system terdiri dari pilot dan copilot
control pedals, hidraulic actuactor dan connecting linkage. Anti torque berfungsi
untuk meniadakan torque yang ditimbulkan oleh main rotor dan juga untuk
mengontrol directional heading helikopter.
Hal ini tentunya akan didapat dengan cara menggerakkan pedal untuk merubah
sudut tail rotor. System anti torque juga dilengkapi dengan sebuah linier
actuactor dan sebuah position tranducer yang dikontrol oleh HP-1.

10. Test Procedures.


a. Ground Test Procedures
19

1) Scope. Buku ini berisi prosedur untuk checking dan aligning


Bell 412 integrated flight control system untuk pemasangan yang benar
dan pengoperasian semua komponen yang sesuai/tepat. Semua
pengetesan yang dijelaskan disini harus dilaksanakan pada setiap
Helkopter menjelang penerbangan awal atau bilamana sebuah
kerusakan /malfunction ditengarai.
2) Document yang tersedia.
a) Bell Installation Drawing 412-75-37 Wiring diagram,
AFCS. 412-75-38 Wiring diagram and cable assembly FLT
director.
b) Sperry Document Installation bulettin for the Bell 4 1 2
AFCS/
NAVC system.
3) System Component. Komponen yang dibahas pada prosedure ini
diberikan dalam table 1 dan 2 manual ini. Semua peralatan lainnya yang
terpasang sebagai bagian dari IFR package, dibahas didalam basic
aircraft test procedure, misalnya radio navigasi dan komunikasi.
4) Persyaratan.
a) System Wiring. Menjelang pemasangan awal dari
komponen system, semua wiring Helikopter harus dicek.
b) Power Application. Integrated flight control system
membutuhkan power listrik 115 volts 400 Hz, 26 volts 400 Hz dan 28
volts dc. Dengan inverter terpasang dan tersambung, masukkan
external dc power ke Helikopter. Aktifkan semua circuit breaker.
c) Menjelang pengecekan AFCS/NAVC, perhatikan bahwa
attitude system, compass system dan radio navigation semua
bekerja.
5) Prosedur pengecekan AFCS.
Menjelang pengecekan AFCS, perhatikan bahwa pitch control link berisi
dua buah actuator P/N 4012373-903, roll berisi dua buah actuator P/N
4012373-913, dan yaw berisi sebuah actuator P/N 4012373-905.
Hubungkan hydraulic testand dan power listrik ke Helikopter.
Posisi awal switch:
Inverter 1 ON.
20

Inverter 2 ON.
HP1 OFF.
HP2 OFF.
Force Trim OFF.
a) Lamp Test.
(1) Tekan dan tahan AFCS lamp test pushbutton. Semua
lampu-lampu pada Helipilot Controller ,HP1 - ON, HP2 - ON,
CPL - ON, SAS, dan ATT harus menyala.
(2) Hidupkan PED LT. Semua lampu pada Helipilot
Controller harus menyala redup.
Lepas lamp test pushbutton. Matikan PED LT.
b) Force Trim Check.
(1) Gerakkan cyclic stick dan pedal. Seharusnya tidak
ada spring force dan minimum friction pada kontrol.
(2) Hidupkan Force Trim switch . Cyclic stick dan pedal
harus mempunyai spring force ketika digerakkan dari posisi
detentnya.
c) Helipilot Engage Test.
(1) Tekan sebentar push button HP1 pada Helipilot
Controller.
Tulisan HP1 ON dan ATT akan menyala dan tetap engaged
jika gyro ATT flag pada ADI pilot telah masuk.
(2) Tekan push button SAS/ATT. Lampu ATT akan
padam dan lampu yang bertanda SAS akan menyala.
(3) Tekan push button HP2. Lampu bertanda HP2 ON
dan ATT akan menyala jika ATT flag pada ADI copil telah
masuk. Lampu yang bertanda SAS akan mati.
(4) Tarik PILOT ATTD 115 V ac circuit breaker. Lampu
bertanda HP1 ON akan mati; Lampu bertanda HP2 ON dan
ATT tetap menyala. AFCS caution light harus menyala.
(5) Masukkan PILOT ATTD 115 V ac breaker. Tekan
switch SAS/ATT untuk menghubungkan SAS mode.
Hubungkan kembali HP1, lampu bertanda HP1 ON dan ATT
akan menyala, sementaralampu bertanda SAS mati.
21

(6) Tarik CPLT ATTD 115 V ac circuit breaker. Lampu


bertanda HP2 ON akan mati; Lampu bertanda HP1 ON dan
ATT harus tetap menyala. AFCS caution light harus menyala.
Masukkan kembali CPLT ATTD 115 V ac breaker.
d) ATT Gain/Gain Doubling Tests
(1) Jungkirkan VG pilot untuk mensimulasikan pitch up
5º. APIs pitch harus menunjuk gerakan maximum kebawah.
(2) Tekan push button HP2. Lampu bertanda HP2 harus
menyala dan pitch API harus berkurang 50 persen kebawah.
Levelkan kembali gyro.
(3) Lepas(disengaged) HP2. Tekan sebentar FTR.
Jungkirkan VG pilot untuk mensimulasikan roll kekiri 5º. Roll
API harus menunjuk gerakan maximum ke kanan.
(4) Sambungkan(engage) HP2. Roll API harus berkurang
50 persen kekanan. Levelkan kembali gyro.
(5) Lepas(disengaged) HP1. Jungkirkan VG copil untuk
mensimulasikan roll kekiri 5º. Roll API harus menunjuk
gerakan maximum ke kanan.
(6) Tahan switch SYS 2 dan engage HP1. SYS 2 roll API
harus berkurang sampai 50 persen gerakan kekanan. Lepas
switch SYS 2.
(7) Jungkirkan VG copil untuk mensimulasikan pitch up
5º. Tekan dan tahan switch SYS 2. SYS 2 pitch API harus
menunjuk 50 persen kebawah. Lepas (disengage) HP1. SYS
2 API harus menunjuk maximum kebawah. Lepas switch SYS
2 dan levelkan kembali gyro. Tekan sebentar FTR.
e) ATT Beep/Trim Computer Test (Auto Trim).
(1) Tahan beep switch pilot keposisi depan kira-kira 5
detik. Gerakkan beep switch kekiri kira-kira 5 detik dan catat
bahwa pitch dan roll API tetap ditengah.
(2) Lepas (disengage) HP2 dan engage HP1. Ulangi
langkah (1) diatas.
(3) Tempatkan cyclic stick keposisi belakang
penuh.Enggage HP-2. Gerakkan cyclic beep swich untuk
22

mendapatkan gerakan pitch API setengah lebar jarum


kebawah. Perhatikan bahwa picth API bergerak kebawah.
Ketika kira-kira gerakan 25% dicapai, cyclic stick harus
bergerak kedepan dan API harus kembali menuju tengah.
(4) Gerakkan cyclic stick 5 cm kebelakang ( out of detend ),
auto trimming harus berhenti.
(5) Biarkan stick kembali keposisi detend. Lepas (disengage)
HP 1 dan catat bahwa trimming berhenti.
(6) Reengage HP 1 dan tekan sebentar FTR. Tempatkan
cyclic stick keposisi belakang penuh. Tekan beep switch
kedepan pada cyclic stick selama 3 detik. Waktu untuk
pergerakan cyclic dari posisi belakang penuh ke posisi depan
penuh seharusnya 60 ± 15 detik.
(7) Tekan sebentar FTR.
Gerakkan Beep switch kebelakang kira-kira setengah lebar
jarum keatas. Perhatikan API perlahan-lahan bergerak lebih
jauh keatas dan kira-kira pada pergerakan 25 %, cyclic
bergerak kebelakang dan API kembali menuju tengah.
Disengage HP 2 dan catat bahwa cyclic berhenti trimming.
(8) Engage HP 2 . Tekan sebentar FTR dan tempatkan
cyclic ke posisi depan penuh (full forward position).
Gerakkan beep switch kebelakang selama 3 detik. Waktu
untuk cyclic bergerak dari posisi depan penuh (full forward
position) ke posisi belakang penuh (full aft position)
seharusnya 60 + 15 detik.
(9) Tekan sebentar button FTR. Gerakkan beep switch
kekanan untuk mendapatkan gerakan setengah lebar jarum
pada roll API. Perhatikan bahwa API perlahan-lahan bergeser
lebih jauh kekanan. Ketika pergerakan 25 % dicapai, cyclic
harus bergerak kekanan dan API harus kembali menuju
tengah.
(10) Gerakkan cyclic stick kekiri 5 cm (out of detend), gerakan
trimming harus berhenti.
23

(11) Biarkan stick kembali keposisi detend. Disegage HP 1


dan catat bahwa cyclic berhenti trimming.
(12) Reengage HP 1. Tekan sebentar FTR dan tempatkan
cyclic keposisi kiri penuh (full left position).
Gerakkan beep swicth kekanan selama 3 detik. Waktu untuk
cyclic bergerak dari posisi kiri penuh (full left position) ke posisi
kanan penuh (full right position) seharusnya 60 + 15 second.
(13) Tekan sebentar FTR.
Gerakkan beep swicth kekiri untuk mendapatkan gerakan
setengah lebar jarum. Perhatikan bahwa API perlahan-lahan
bergeser lebih jauh kekiri. Ketika pergerakan mencapai 25%,
cyclic harus bergerak kekiri dan API harus kembali mendekati
tengah.
(14) Disengage HP 2 dan catat bahwa cyclic berhenti
trimming.
(15) Reengage HP 2 . Tekan sebentar FTR dan tempatkan
cyclic ke posisi kanan penuh (full right position).
Gerakkan beep swicth kekiri selama 3 detik. Waktu untuk
cyclic bergerak dari posisi kanan penuh (full right position) ke
posisi kiri penuh (full left position) seharusnya 60 + 15 second.
f) SAS mode test.
Posisi awal switch :
HP 1 - ON
HP 2 - OFF
SAS/ATT - SAS
Force Trim - ON
(1) Tekan sebentar FTR switch. Jungkirkan VG pilot untuk
mensimulasikan pitch up 5º. Pitch API permulaan harus
bergerak kebawah kemudian perlahan-lahan kembali
ketengah dalam waktu 30 detik. Levelkan kembali gyro.
(2) Tekan sebentar FTR.
Jungkirkan VG pilot untuk mensimulasikan roll kekanan 5
derajad. Roll API harus bergerak kekiri dan kemudian
perlahan-lahan kembali ketengah dalam waktu 30 detik.
24

(3) Levelkan kembali VG pilot. Tekan sebentar FTR.


Gerakkan cyclic 1 inci kekanan, Roll API seharusnya bergerak
maximum kekanan.
(4) Tekan sebentar FTR.
Tarik cyclic 1 inci kebelakang. Picth API harus bergerak
keatas penuh.
(5) Disengage HP 1 dan engage HP 2 pada SAS mode.
Jungkirkan VG copil untuk mensimulasikan nose up 5º. Pitch
API seharusnya bergerak kebawah dan kemudian perlahan-
lahan kembali ketengah dalam waktu 30 detik.
(6) Tekan sebentar FTR. Jungkirkan VG copil untuk
mensimulasikan roll kekanan 5º. Roll API seharusnya
bergerak kekiri kemudian perlahan-lahan kembali ketengah
dalam waktu kira-kira 30 detik.
(7) Kembalikan VG copil ke posisi level. Tekan sebentar
FTR. Gerakkan cyclic 1 inci kekanan, Roll API seharusnya
bergerak maximum kekanan.
(8) Tekan sebentar FTR.
Tekan cyclic 1 inci kedepan. Pitch API seharusnya bergerak
kebawah penuh (fully downward).
g) Yaw Axis Test.
(1) Engage HP 1. Putar gyro untuk mensimulasikan yaw
kekanan. Sambil gyro berputar, yaw API harus bergerak kekiri.
(2) Sambungkan air data test set ke pitot copil. Simulasikan
airspeed pada 100 knot. Jungkirkan VG pilot untuk
mensimulasikan roll kekanan 20 derajad. Yaw API permulaan
bergerak kekanan kemudian perlahan-lahan kembali
ketengah.
(3) Tekan pedal kanan1 inci perhatikan bahwa yaw API tidak
terpengaruh oleh gerakan ini.
(4) Kurangi simulasi airspeed pada 40 knots. Tekan pedal
kanan 1 inci. Yaw API harus bergerak maximum kekanan.
Kembalikan pedal ke posisi netral. API harus bergerak
25

perlahan kekiri dari posisi tengah kemudian perlahan-lahan


kembali ke netral.
(5) Jungkirkan VG pilot untuk mensimulasikan roll kekanan
dan kekiri 5 derajad dan perhatikan bahwa gerakan ini tidak
berpengaruh terhadap yaw API.
b Preflight Cecklist.
Note : Use caution when running these test with rotor running,
1) Switch force trim dipedestal pada posisi ON. Ketika gyro flag udah
masuk, tekan button switch HP 1 dan HP 2.
Observe : Hp 1 danHP 2 light ON
ATT light ON
Actuactor position indicator (APIs) ditengah
Caution panel AFCS light ON
2) Gerakkan cyclic kedepan, belakang, kanan dan kiri. Perhatikan APIs
tidak bergerak.
3) Tekan dan tahan switch SYS 2 pada API panel. Ulangi langkah 2
diatas.
4) Tekan button SAS / ATT. Perhatikan SAS button light menyala.
5) Gerakkan cyclic kekanan dan kekiri. Perhatikan roll API bergerak
kekanan, kekiri.
6) Gerakkan cyclic kedepan dan kebelakang. Perhatikan picth API
bergerak kebawah , keatas.
7) Gerakkan pedal kekanan, kekiri. Perhatikan yaw API bergerak
kekanan, kekiri.
8) Tekan HP 1 OFF.
9) Ulangi langkah 5 dan 6 diatas.
10) Tekan HP 1 ON. Perhatikan ATT light menyala.
Tekan beep swicth 2 detik kekanan lalu 2 detik kebelakang.
Perhatikan APIs bergerak kekanan, keatas.
Tekan switch SYS 2. Note system 2 actuactors agree.
Tekan FTR. Note APIs bergerak dengan cepat ke tengah.

11. Evaluasi.
a. Jelaskan fungsi dari AFCS.
26

b. Sebutkan komponen-komponen AFCS.


c. Sebutkan komponen-komponen HP-1.
d. Sebutkan komponen-komponen Helipilot Controller.

RAHASIA

BAB V
PENUTUP
27

11. Penutup. Demikian Naskah tentang Automatic Flight Control System (AFCS)
ini disusun untuk dapat digunakan sebagai bahan ajaran dalam proses belajar
mengajar untuk Siswa Bell 412.

Anda mungkin juga menyukai