Anda di halaman 1dari 23

TUGAS 2 KELOMPOK (PRESENTASI)

1. Tentukan karakteristik mutu suatu produk (pilih salah satu : Kapal pesiar,
kapal ikan, komponen out fitting dan sebagainya).
Produk yang kelompok kami pilih adalah pesawat C-295/CN-295.

Gambar. Pesawat C-295/CN-295

Sekilas tentang Pesawat C-295/CN-295
C-295 diproduksi dan dirakit di fasilitas Airbus Military di San Pablo Airport, di Seville,
Spanyol. Ini adalah pengembangan lebih lanjut dari CN-235 kerjasama Spanyol-Indonesia
(CASA-DI), dengan beberapa kelebihan, yaitu kemampuan payload 50% lebih banyak dan
mesin PW127G turboprop terbaru.
C-295 melakukan penerbangan perdananya pada tahun 1998. Pada tahun 2012, EADS
mengumumkan beberapa perangkat tambahan untuk desain, termasuk sayap, dan
kemampuan untuk membawa rudal anti-kapal, Marte. Sebuah peringatan dini dan kontrol
versi udara juga direncanakan.
Karakteristik dan Spesifikasi C-295/CN-295
Nama CN-295 / C-295
Jenis Pesawat angkut sedang taktis
Daya angkut kargo 9 ton
Daya angkut personil 71 personil
Kecepatan jelajah 260 knot (480 km/jam)
Mesin 2 Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G)
Jarak take off 670m
Pengguna (untuk C-
295)
13 negara : Spanyol, Polandia, Brazil, Portugis dan beberapa negara lain
Produsen Joint PT DI & Airbus Military

CN-295 merupakan pesawat pengembangan lebih lanjut dari pesawat CN-235 yang
menangguk sukses di pasar internasional sejak diluncurkan tahun 1983, terbanyak digunakan
di Turki, 61 pesawat. CN-235 merupakan proyek Casa, pabrikan pesawat Spanyol dan
Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Indonesia (Sekarang PT DI).
Pesawat CN-295 merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi
terbaru yang sudah menggunakan kokpit full glass, avionik digital dan sepenuhnya
kompatibel menggunakan night vision goggles (NVG), sehingga CN-295 merupakan pesawat
angkut sedang versi militer yang dapat diandalkan di kelasnya. CN-295 mampu membawa
sampai dengan total sembilan ton kargo atau kurang lebih 71 personel.
Pesawat ini juga mampu terbang sampai ketinggian 25 ribu kaki dengan kecepatan
jelajah maksium 260 knot (480 km/jam) serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan
aman dan sangat baik pada kecepatan rendah sampai dengan 110 knot (203 km/jam).
Dengan menggunakan 2 mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G), pesawat
ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan yang
pendek (STOL/ Short Take Off & Landing) yaitu 670 m/2.200 kaki dengan berat tertentu.

CN, adalah singkatan dari Casa Nusantara. Casa yang kependekan Construcciones
Aeronauticas SA adalah pabrikan pesawat dari Spanyol, yang sekarang menjadi EADS CASA,
cabang dari perusahaan induk dirgantara dan luar angkasa Eropa, European Aeronautic
Defence and Space Company N.V (EADS). EADS CASA diakuisisi oleh unit militer Airbus,
Airbus Military, tahun 2009.
Nusantara di belakang nama itu menunjukkan identitas bangsa Indonesia, Nusa dan
Antara, dalam hal ini IPTN yang kini menjadi PT DI. Pesawat CN 295 ini adalah pesawat
buatan PT DI yang berhasil diproduksi pasca krisis ekonomi. 2 Prototipe pesawat setelah CN
235, yakni N 250 dan N 2130, tak berhasil diproduksi karena diterpa krisis ekonomi.


Gambar. Pesawat C-295/CN 295 mendarat di Lanud Halim




2. Bagaimanakah respon produk tersebut terhadap pembeli, produsen, dan
pasar.
I. Respon Pesawat C-295/CN-295 dari Dalam Negeri
Pemerintah Kalimantan Timur tertarik dan memesan pesawat CN-295 produksi PT
Dirgantara Indonesia. Saat ini pemerintah Kalimantan Timur tengah mengerjakan
perpanjangan badan 3 landasan di daerah perbatasan dengan Malaysia. Dengan perbaikan
itu, pesawat jenis Airbus dan CN-295 bisa mendarat di bandara itu.
Sementara itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyambut baik rencana
Pemda Kaltim dalam pembelian CN-295 itu. Menurut Menhan, pengembangan industri
pertahanan dalam negeri tidak bisa hanya bergantung pada pemesan ALUTSISTA dari
pemerintah. Kalau tergantung pasarnya pada Kementerian Pertahanan, TNI, Polri, tidak
cukup. Harus ada diversisivikasi produknya untuk bisa digunakan instansi lain.
Sebetulnya yang juga di harapkan proaktif untuk pembelian CN 295 ini adalah Pemda
Papua dan Papua Barat. Seperti kita ketahui, bahwa transportasi di Papua sangat tergantung
pada transportasi udara dan laut. Kalau saja Pemda-TNI dan Polri yang ada di sana punya 8
CN 295, tentu persoalannya mobilisasi udara bisa diatasi. Terlebih kalau terjadi berbagai
dinamika yang ada di sana ataupun karena perubahan cuaca yang sering tidak dapat
diprediksi.
Saat ini Indonesia telah memiliki 7 dari 9 pesawat CN-295 type logistic dan maritime
patroli dari orderan kementrian pertahanan dan pesawat CN-295 AEW sebanyak 3 buah,
untuk memenuhi kebutuhan alutsista di matra udara. Dimana akan digunakan sebagai
pesawat pengangkut medium untuk logistic dan digunakan untuk melakukan patroli udara
dan pesisir (Maritime Patrol) dan daerah perbatasan di wilayah indonesia. Kementrian
Pertahanan juga berkomitmen untuk memesan pesawat CN-295 buatan Indonesia dan
spanyol menjadi 1 skuadron untuk yang terdiri dari pesawat maritime patrol, pesawat
angkut/logistic dan pesawat Airbone Early Warning. Yang bertujuan untuk menjaga
kedaulatan udara negara Indonesia.


Menhan juga mengatakan, kementeriannya menargetkan bisa membangun satu
skuadron Light Transport pesawat CN-295. Dari 16 pesawat yang dibutuhkan untuk
membangun satu skuadron, belum separuhnya dibeli. Kita harapkan kita bisa bangun itu,
kata dia. Di hadapkan dengan kepentingan nasional (darurat Bencana, darurat sipil, dll)
idealnya Indonesia perlu punya masing-masing satu skuadron CN-295 di Papua-di Kalimantan
dan NTT & sekitarnya.

II. Promosi Pesawat C-295/CN-295 ke Enam Negara ASEAN
Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang dipimpin oleh Wakil Menteri
Pertahanan, Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin telah melakukan 'road show' ke enam negara
di ASEAN untuk mempromosikan produk CN-295 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI). Hal ini
merupakan langkah awal pesawat produk dalam negeri ini melakukan ekspansi ke luar
negeri. Lima negara di Asean berminat untuk membeli pesawat CN-295 buatan PT Dirgantara
Indonesia tersebut. Lima negara yakni Vietnam, Filipina, Thailand, Myanmar, dan Malaysia.
Keinginan negara di Asean itu terhadap pesawat angkut CN-295 karena pesawat itu antara
lain, bisa digunakan untuk bantuan sosial, kegiatan militer, bisa landing di atas rumput dan
bisa mengangkut sekitar 50 penerjun.

III. Malaysia
Di antara lima negara di ASEAN yang berminat tersebut, Malaysia memiliki niat yang
besar terhadap pesawat angkut jenis CN295 ini. Kehadiran Panglima angkatan udara, pilot,
perwira lainnya termasuk dari pihak kepolisian Malaysia ketika CN-295 dipromosikan
menunjukkan mereka mempunyai minat yang besar untuk mengadakan observasi terhadap
pesawat CN-295. Untuk diketahui, Malaysia merupakan pasar terbesar PT Dirgantara
Indonesia. Pejabat tinggi Malaysia dan Brunei Darussalam datang langsung ke stand
pameran PT. DI CN-295 telah mendapatkan 121 kontrak pemesanan, di mana 85 di
antaranya telah rampung dan dikirimkan kepada pihak pemesan. Dari 121 kontrak itu,
Indonesia sendiri mendapatkan 9 unit CN-295. Satu unit pesawat itu dihargai US$32 juta
atau Rp307 miliar. CN-295 cukup diminati karena daya angkutnya 1,5 lebih besar dari
pendahulunya, CN-235. Selain itu, jarak tempuhnya juga 1,5 kali lebih jauh, namun dengan
harga yang tidak lebih mahal.


Gambar Promosi Pesawat CN 295 di Malaysia

IV. Myanmar
Selain Malaysia, Myanmar juga memberika respon yang positif terhadap produk ini. saat
kedatangan Pesawat CN-295, 28 Mei 2013, di Nay Pyi Taw, Myanmar, sejumlah pejabat
militer Myanmar, antusias serta mengikuti JOY FLIGHT CN-295 yang dimulai dan diakhiri di
Bandara Nay Pyi Taw.

Gambar Promosi Pesawat CN 295 di Myanmar

V. Vietnam
Ketika rombongan Roadshow Wamenhan di Vietnam, Menteri Pertahanan Vietnam,
Jenderal Phung Quang Thanh, mengatakan bahwa Vietnam memerlukan pesawat sejenis CN
295 dan sangat sesuai kebutuhan Tugas mereka. Roadshow juga mengadakan Air Show
pesawat CN 295 dan JOY FLIGHT selama lebih kurang 45 menit. Turut dalam program JOY
FLIGHT tersebut adalah wakil Panglima AU Vietnam beserta jajarannya, Dubes RI untuk
Vietnam Mayerfas, Dubes Spanyol Fernando Curcio Ruigomez, Atase Pertahanan RI Kolonel
Susilo Adi Purwantoro dan direksi PT DI.Wakil Panglima AU Vietnam Mayor Jenderal Nguyen
Kim Khach mengatakan bahwa Vietnam telah menjajaki untuk memiliki pesawat sejenis CN
295. Dia mengatakan dirinya telah mencoba pesawat tersebut di Spanyol.

Gambar Joy Flight Pesawat CN 295 di Vietnam

















3. Faktor utama apakah yang berpengaruh pada mutu produk tersebut? Urutan
sesuai prioritas dan berikan alasan masing-masing.
Ada banyak faktor yang menjadikan pesawat berengine turbpropeller buatan PT.
Dirgantara Indonesia dan Airbus Military dengan type pesawat medium airlifter menjadi
perhatian dari berbagai negara. Menurut kelompok kami ada lima (5) faktor utama yang
berpengaruh pada mutu pesawan CN-295 ini yaitu : mutu pesawat, Kecanggihan pesawat,
Harga pesawat, operasional dan maintenance pesawat dan varian pesawat. Sehingga
pesawat ini mendapatkan kepercayaan dari dunia internasional untuk digunakan untuk
keperluan mereka masing-masing.

Gambar. Pesawat C-295/CN-295 Mengujicoba Fire Ball Launcer
Sekarang Kami akan bahas faktor yang berpengaruh terhadap kualitas/mutu pesawan CN-
295, sebagai berikut :
I. Mutu Pesawat C-295/CN-295
CN 295 telah memasuki pasar dunia sejak 1996 oleh Airbus Military (konsorsium Eropa
dan CASA), merupakan pesawat yang mempunyai kapasitas dan jangkauan lebih besar serta
memiliki tingkat kehandalan dan dukungan operasional yang sama dengan pendahulunya CN
235. Sampai saat ini, CN-295 telah mengantongi 121 kontrak pemesanan, di mana 85 di
antaranya telah rampung dan dikirimkan kepada pihak pemesan. Dari 121 kontrak itu,
Indonesia sendiri mendapatkan 9 unit CN-295. Dengan jumlah kontrak yang telah dibukukan
saat ini menandakan pesawat ini memiliki kemampuan untuk yang sangat baik untuk
melaksanakan tugas yang diemban oleh pewawat ini.

Gambar. Pesawat C-295/CN-295 Manever Langit Bandung
Penilaian kualitas pesawat ini meliputi daya jelajah, kapasitas pesawat mesin yang digunakan
dan short take-off.
a. Daya Jelajah
Pesawat CN-295 memiliki panjang body 24,45 meter,tinggi pesawat 8,66 meter dan
bentang sayap 25,81 meter. Pesawat ini juga mampu terbang sampai ketinggian 25 ribu kaki
dengan kecepatan jelajah 260 knot atau 480 km/jam pesawat ini memiliki daya jelajah 5.400
km tanpa muatan. Dan dapat terbang dengan keden kecepatan 110 knot dan mampu
terbang selama 11 jam tanpa henti.
b. Kapasitas Pesawat
Pesawat ini memiliki kapasaitas angkut 9,25 ton atau 71 angkut personel, pasukan
penerjun 49 personil dan untuk keperluan evakuasi dengan 24 ranjang dan 6 tenaga medis
untuk sekali perjalanan, sedangkan Berat kosong pesawat ini adalah 11.000 kg dan berat
maksimum 23.200 kg dan kapasitas muatan sebesar 9.250 kg. CN-295 mampu melaksanakan
berbagai misi antara lain mengangkut pasukan, kargo, evakuasi, komunikasi dan logistik,
pencarian dan pertolongan (SAR), pengintaian dan pengendalian, sampai dropping udara,
dengan waktu perubahan konfigurasi sangat cepat, sehingga mengurangi risiko terpapar
musuh.

Gambar. Kapasitas Pesawat C-295/CN-295

c. Mesin Pesawat
Pratt & Whitney Canada PW127G mesin turboprop memberikan kinerja yang sangat
baik, efisiensi dan pemeliharaan untuk C295, bersama dengan industri terkemuka keandalan
dan daya tahan. , Powerplant modern yang kuat ini sangat cocok untuk fix-wing untuk sarch
dan rescue mission.

Gambar. Engine Pratt & Whitney Canada PW127G Turboprop pada C-295/CN-295

d. Short take-off dan Landing
Pesawat CN-295 buatan Indonesia, berkapabilitas STOL (Short Take Off & Landing)
dikombinasikan dengan landing gear yang kuat memungkinkan untuk beroperasi pada
landasan paling buruk sekalipun dan membuat pesawat ini mampu lepas landas dengan
aman. Dengan muatan penuh, CN 295 bisa lepas landas dari lapangan terbang sepanjang
hanya berkisar 600-700 meter. Pada beberapa struktur pesawat diperkuat dan dilakukan
beberapa perubahan, di antaranya perangkat pendarat, sayap tengah, mesin dan baling-
baling, serta badan pesawat diperpanjang tiga meter. Itulah yang menjadikan perbedaan
dari pesawat CN-295 yang merupakan pengembangan dari pesawat CN-235.


Gambar. Pesawat C-295/CN-295 Take-off Pada Landasan Tanah

II. Kecanggihan Pesawat C-295/CN-295
Pesawat CN-295M merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi
terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya
kompatibel menggunakan night vision goggles (NVG), sehingga CN-295M merupakan
pesawat angkut sedang versi militer yang dapat diandalkan di kelasnya.

Gambar. Kopkit dari Pesawat C-295/CN-295
CN295 dilengkapi sistem Fully Integrated Tactical System (FITS) yang berfungsi
mengintegrasikan, mengendalikan, dan menampilkan sensor, meningkatkan kewaspadaan
dan memfasilitasi pengambilan keputusan. Didukung FITS, CN295 mampu menunaikan
berbagai misi antara lain mengangkut pasukan, kargo, evakuasi, komunikasi dan logistik,
pencarian dan pertolongan (SAR), pengintaian dan pengendalian, sampai dropping udara,
dengan waktu perubahan konfigurasi sangat cepat, sehingga mengurangi risiko terpapar
musuh.
CN295 secara opsional juga dilengkapi sistem perlindungan diri antara lain cockpit
berpanser, peringatan radar (RWR), peringatan rudal (MAWS), peringatan laser (LWS), dan
pelontar bola api untuk mengecoh rudal, juga kemampuan mengisi bahan bakar di udara.
Pesawat ini juga tersedia dalam versi anti kapal selam dan sistem intelijen, pengintaian dan
mata-mata yakni Airborne Early Warning and Control (AEW&C) dengan radar IAI/ELTA 4th
Generation Active Electronically Scanned Array (AESA). Menurut Media Relations
Communications Javier Lopez dari Airbus Military Press Officer, Kemampuan serupa AWACS
tersebut bisa mendeteksi musuh dalam radius 400 km. Tambahan lainnya adalah
persenjataan untuk mendukung pasukan darat, konvoi, fasilitas, dll," ujar
III. Harga Pesawat C-295/CN-295
Pesawat CN-295 hasil kerja sama PT. Dirgantara Indonesia dan Airbus Military memiliki
pasar penjualan yang sangat terbuka untuk dapat bersaing dengan pesawat serupa type
pesawat medium airlifter di internasional. Pada tahun 2013 lalu, wakil menteri pertahanan
Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin malakukan road show di kawasan asia tenggara sebagai upaya
pemerintah dan PT. DI untuk memasarkan pesawat rakitan buatan Indonesia dan padaawal
tahun tepatnya bulan maret ditahun yang Indonesia memamerkan pesawat CN 295 di
Langkawi Internasional Maritime and Aerospace (LIMA) 2013.


Gambar. Serah Terima Pesawat C-295/CN-295 di Lanud Halim Perdanakusuma

Dimana pada pameran internasional ini dihadiri oleh 38 negara dari semua benua. Dan
tidak sia-sia usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan PT. Di berbuahkan hasil setidaknya
enam negara di kawasan asia pasifik yakni Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, Brunei
Darussalam dan Malaysia menyatakan minat dan ketertarikan mereka untuk menggunakan
pesawat terbaru rancangan PT Dirgantara dan Cassa, Spanyol . Sedangkan Indonesia sendiri
sebagai produsen dan konsumen pesawat ini melalui Kementrian Pertahanan, TNI Angkatan
Udara telah membeli sembilan pesawat CN-295 yang akan digunakan untuk menggantikan
Fokker F-27 TNI AU yang memang sudah tua. CN-295 dapat digunakan untuk operasi
kemanusiaan dan kepentingan militer.


Gambar. Personil Army melakukan terjun payung/PARA dari Pesawat C-295/CN-295

Pesawat buatan tanah air ini dibandrol seharga US$ 30 juta. Untuk katagori standar, CN-
295 bisa dilepas ke pasar dengan harga US$ 39 juta atau senilai Rp 370 miliar. Pesawat CN-
295 ini bisa diorder sesuai dengan keinginan negara pemesan. Sesuai dengan misi yang akan
diberikan kepada pesawat tersebut apakah military patrol, anti submarine, angkut militer
dan pesawat V-VIP untuk digunakan kepala negara adata perdana menteri, adapun
harganya sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan negara pemesan. Yang pastinya
harganya diatas dari basic configuration yaitu diatas US$ 39 juta.

IV. Operasional dan Maintenance Pesawat C-295/CN-295
Pesawat C-295/CN-295 memiliki keandalan track record yang luar biasa. Dalam
pelayanan sejak tahun 2001, dan dengan sekitar 80 pesawat dalam operasi, telah cukup
menunjukkan nilainya sebagai luar biasa "karya-pesawat" untuk setiap jenis transportasi
militer atau operasi bantuan sipil dan kemanusiaan dalam lingkungan yang paling beragam,
mulai dari padang pasir ke pegunungan daerah, untuk panas dan kering serta lembab atau
sangat dingin. C-295/CN-295 didasarkan pada pesawat sebelumnya yaitu CN235, tetapi
dengan banyak updgrades komponen. Kedua pesawat memiliki badan pesawat yang kuat
dan sistem umum yang sederhana dengan komponen lebih sedikit. Ini adalah elemen kunci
untuk memastikan keandalan yang tinggi, dan pemeliharaan rendah dan biaya operasi.
Efektivitas dan kondisi prima dari C-235/CN-235 dan C-295/CN-295 adalah sistem desain
didukung oleh satu juta jam terbang pengalaman operasional di semua jenis lingkungan.

Gambar. Pesawat C-295/CN-295 Dipamerkan di halaman PT.Dirgantara Indonesia
V. Varian Pesawat C-295/CN-295

Pesawat C-295/CN-295 buatan Spanyol ini memiliki tiga varian berbeda yang juga
mempunyai misi yang berbeda pula, yaitu Pesawat C-295/CN-295 versi transpor
militer/logistic, C-295 MPA/CN-295 MPA versi Marine Patrol Air / Anti Submarine Warfare
dan Pesawat C-295/CN-295 AEW & C versi Airborne Early Warning and Control. Berikut akan
kami jelaskan ketiga varian dari pesawat C-295/CN-295 :

a. Pertama, C-295M/CN-295 (Versi Transpor Militer and Logistic)


Gambar. Pesawat C-295/CN-295 Manuver Untuk Pengamanan Pantai
Pesawat ini adalah versi transpor militer/logistic dengan kapasitas angkut 73 personel,
48 personel pasukan terjun payung/para, 24 ranjang dan 6 tenaga medis, atau tiga
kendaraan ringan. Kemampuan dari pesawat CN-295 meliputi pengawasan dan
pengendalian kegiatan seperti pencarian dan penyelamatan, pemantauan imigrasi ilegal,
penyelundupan narkoba, pembajakan, perikanan ilegal, pengendalian polusi maritim dan
pencegahan, penggundulan hutan liar, membawa pasokan ke masyarakat yang tinggal di
lokasi terpencil (pulau-pulau terisolasi , gurun, dll). Ini dilakukan oleh sebagian besar
operator yang menggunakan pesawat ini, seperti contoh Angkatan Udara Portugis
menggunakan C-295/CN-295 untuk patroli besar Zona Ekonomi Eksklusif Portugal (ZEE),
termasuk daerah di sekitar Azores dan Madeira pulau. Angkatan Laut Chili dan Brasil
Angkatan Udara juga menggunakan C295/CN-295 untuk misi pencarian dan penyelamatan
aktivitas (SAR). Pengawasan dapat dilakukan berkat Fully Sistem Taktis Terpadu (FITS), yang
dapat diinstal dalam perangkat lunak pesawat baik permanen atau palletized.

b. Kedua, versi C-295 MPA/CN-295 MPA (Versi Marine Patrol Air / Anti Submarine
Warfare).


Gambar. Pesawat C-295/CN-295 MPA/ASW Menjatuhkan Rudal Anti-submarine
Pesawat dengan kode C-295MPA/ CN-295 MPA adalah pesawat anti kapal selam atau
pesawat patroli maritime. Pesawat anti-submarine warfare ( ASW ) versi Airbus Militer dan
PT.DI dilengkapi dengan Intelijen and Surveillance ( ISR ) yang dilengkapi dengan sistem
taktis yang terbukti sangat berguna selama misi ISR / ASW , dan di bawah wing/sayap
digunakan untuk membawa senjata dan dab rudal anti kapal selam . Ini merupakan dan jauh
lebih efisien bebas risiko , alternatif modern veteran generasi tua seperti P - 3 Orion atau
Breguet Atlantique , sementara biaya operasi dan pemeliharaan secara signifikan lebih
rendah . pesawat ini menerima sertifikasi dari otoritas penerbangan Spanyol INTA pada
bulan Juli 2010 . Ini juga pertama kalinya dalam 30 tahun bahwa pesawat Submarine
Warfare benar-benar baru Anti-kapal selam dikembangkan dan bersertifikat di Europe.
Pesawat ini dimanfaat dari pengembangan pengalaman dari pesawat sebelumnya yaitu CN-
235 sejak tahun 1994 pada misi patroli maritim , dimana Fully Integrated Tactical system (
FITS ) merupakan elemen penting dalam pengoprasian pesawat ini.


c. Ketiga versi C-295/CN-295 AEW&C (Prototype Airborne Early Warning and Control
version with 360 degree Radar Dome).

Gambar. Pesawat C-295/CN-295 AEW&C
Pesawat C-295/CN-295 AEW&C adalah pesawat airborne early warning and control
version with 360 degree radar dome. Pesawat ini digunakan sebagai pesawat yang memiliki
kemampuan dapat mengetahui dan mengedintifikasi posisi pesawat tempur, kapal, dan
kendaraan tempur musuh. Kehadiran C-295 AEW&C akan memberikan airborne systems:
membimbing pesawat tempur untuk mencari titik lemah formasi pesawat musuh,
memberikan kordinat pesawat musuh, melakukan electronic counter. Singkatnya C-295
AEW&C akan menjadi theatre of battle management. Pada pesawat ini diinstal perangkat
integrated tactical system mission milik IAI/ Elta sebagai penyuplai active electronically
scanned array radar, serta piranti pendukung lainnya. C-295 juga dilengkapi dilengkapi
modul anti-surface/anti-submarine warfare. Pesawat AEW&C atau AWACS berfungsi
sebagai:BVR Missile Guidance, Electronic Warfare (EW) dan Reconnaissance. Ia menjadi
mata dan backbone informasi bagi armada tempur sebuah negara.


Gambar. Pesawat C-295/CN-295 AEW&C Take-off
Jika terjadi peperangan, tentu jet tempur musuh, pertama kali akan memburu pesawat
AEW&C, untuk melemahkan pertahanan udara lawan. Namun karena AEW&C memiliki
electronic counter, dia hanya bisa dilumpuhkan dengan rudal anti-radiasi, antara lain Kh-
31P/ AS 17 Crypton, yang juga dimiliki Indonesia.
























4. Jelaskan secara urut pengendalian produk tersebut agar populasi di pasar
tidak punah.
Berikut kami akan menjelaskan mengenai pengendalian produk C-295/CN-295 agar populasinya
di pasaran tidak punah. Sebagai berikut :
I. Penelitian pasar
Yaitu meneliti pasar untuk mencari produk pesawat yang inovatif sehingga dapat
diterima untuk semua kalangan, sipil maupun militer, masyarakat menengah keatas
ataupun menengah kebawah.
- Penelitian terhadap pesawat yang telah ada
Yaitu dari segi jumlah permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pesawat, respon
masyarakat terhadap pesawat yang telah ada, apakah telah sesuai dengan yang
diinginkan ataukah ada keinginan lain yang belum terpenuhi.
- Penelitian terhadap pesawat yang belum ada
Sehingga dapat menciptakan inovasi, membuat model baru dari jenis pesawat yang
belum pernah ada, menciptakan varian baru
- Penelitian terhadap keinginan serta kebutuhan masyarakat
Karena keinginan/kebutuhan masyarakat yang terus berkembang, menambah
fasilitas-fasilitas pendukung didalam pesawat, meningkatkan kenyamanan pesawat,
dsb
- Penelitian terhadap bahan bakar pesawat
Sehingga didapatkan varian baru yang lebih efektif serta lebih efisien dalam
penggunaan bahan bakar, lebih hemat bahan bakar

Hasil-hasilnya dapat berupa; harga pesawat, biaya operasional pesawat, dari segi
keindahan/penampilan pesawat, tingkat aerodinamis, peningkatan safety, kenyamanan
penumpang.


II. Penelitian keunggulan produk
Bagian pokok dalam penelitian keunggulan;
- Jenis pesawat yang dipilih ini dianalisis keunggulan komparatifnya, kelebihan produk
pesawat ini dibandingkan dangan produk pesawat yang lainnya dalam hal teknis
maupun nonteknis; eg. Harga pesawat yang terjangkau, ramah lingkungan,
memenuhi standar FAA, dsb
- Jenis pesawat yang dipilih ini dievaluasi keunggulan komparatifnya, eg. Dievaluasi
apakah dapat bersaing dengan produk pesawat lain.



Gambar. Pengembangan Inovasi dari Pesawat CN-235 Menjadi CN-295

III. Penentuan karakteristik produk
- Karakteristik kritis
Batas kemampuan pesawat, jika melebihi dari batas standar ini, maka produk
menjadi tidak dapat berfungsi
- Karakteristik utama
Produk tidak dapat berfungsi sempurna jika karakter ini tidak terpenuhi
- Karakteristik minor
Jika karakter ini tidak dipenuhi, dapat membuat konsumen berpindah atau memilih
produk yang lain
- Karakteristik insidential
Tidak berpengaruh terhadap kondisi teknis dari pesawat, tetapi berpengaruh
langsung terhadapt selera dan kebutuhan konsumen

IV. Perancangan produk
Membuat tabulasi data yang mencakup poin-poin dari penelitian sebelumnya

V. Perancangan proses

VI. Perancangan fasilitas
Fasilitas yang akan digunakan dalam produksi pesawat harus dirancang sedemikian rupa
sehingga benar-benar efektif dan efisien dalam proses produksi, serta meminimalkan
lost dalam proses produksi
- Manufacture
- Assembly
- Quality qontrol

Gambar. CN-295 Melakukan Test Flight di Lanud Halim Jakarta


VII. Uji prototype
Uji coba oleh pabrikan
Uji coba oleh konsumen

VIII. Feedback/Umpan balik
Mendapat feedback dari hasil ujicoba prototype

IX. Menetapkan standar
Sehingga diperoleh acuan dalam memulai produksi pesawat

X. Merancang sistem kendali mutu

Gambar. Pesawat CN-295 Dipamerkan di Lanud Halim

Anda mungkin juga menyukai