Anda di halaman 1dari 3

Airbus A320 

adalah pesawat penumpang komersial jarak dekat sampai menengah yang


diproduksi oleh Airbus. A320 merupakan pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem
kendali fly-by-wire digital, di mana pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal
elektronik dan bukan secara mekanik dengan hendel dan sistem hidraulis. Kelompok pesawat
A320 (yang termasuk A318, A319, A320, dan A321, serta pesawat jet bisnis ACJ) adalah satu-
satunya kelompok pesawat berbadan sempit (narrow-body) yang diproduksi Airbus.
Pada 31 Januari 2011, total 4552 unit pesawat Airbus A320 family telah dikirim, di mana 4467
masih aktif dalam penerbangan. Sebagai tambahan, masih terdapat 2404 pesawat yang masih
dalam pesanan pasti. Berdasarkan informasi Airbus, pesawat ini menjadi pesawat penumpang
jet komersial yang paling cepat terjual berdasarkan catatan tahun 2005 hingga 2007, dan
menjadi penjualan terbaik pesawat generasi tunggal.[3][4][5] Di Indonesia, maskapai yang
mengoperasikan keluarga A320 antara lain Indonesia AirAsia, Citilink dan Lion Group).

Daftar isi

 1 Pengembangan
o 1.1 Latar belakang
o 1.2 Produksi
 2 Rancangan
o 2.1 Teknologi
 3 Layanan operasional
o 3.1 Kompetisi
 4 Varian
o 4.1 A320
o 4.2 A319
 4.2.1 A319CJ
 4.2.2 A319LR
o 4.3 A321
o 4.4 A318
 4.4.1 A318 Elite
o 4.5 Kargo
 5 A320 Enhanced
o 5.1 Penggantian mesin A320
o 5.2 Winglet Baru
o 5.3 Kabin baru
o 5.4 Pesawat pengganti
 6 Spesifikasi
o 6.1 Mesin
 7 Artikel terkait
 8 Referensi
 9 Pranala luar

Pengembangan
Latar belakang
Sebuah pesawat berbadan sempit buatan Airbus yang memiliki ukuran sama dengan Boeing
727 dapat menawarkan teknologi lebih maju, meningkatkan keekonomisan operasi dan
kapasitas penumpang beragam. Teknologi digital yang dimiliki oleh A320 menjadi lompatan
teknologi sebanyak dua generasi dibandingkan 727 yang masih analog dan satu generasi di
depan Boeing 737 seri -300/-400/-500. A320 ditargetkan menjadi pengganti armada global dari
727 dan varian awal dari 737.
S7 Airlines A319 di Bandar Udara Internasional Domodedovo

Finnair A320-200 kedua sesaat setelah lepas landas

A320 adalah evolusi dari studi JET (bahasa Inggris: Joint European Transport/Transporter


Terpadu Eropa) yang dimulai Juni 1977[6] dan berbasis di situs milik BAe (sebelumnya Hawker
Siddeley) di Weybridge, Surrey, U.K.. Tim Hawker Siddeley sebelumnya memproduksi sebuah
rancangan yang disebut HS.134 "Airbus" tahun 1965, sebuah evolusi dari HS.121 (sebelumnya
DH.121) Trident,[7] yang telah berbagi banyak rancangan terakhir studi JET3. Nama "Airbus"
pada saat itu hanya sebagai nama yang diberikan untuk kepentingan BEA, daripada program
internasional berikutnya.
Bersama dengan BAe (yang pada saat itu bukan merupakan bagian dari Airbus) adalah MBB,
Fokker-VFW dan Aérospatiale. Rancangan dari studi JET yang dikembangkan adalah JET2 (163
penumpang), yang kemudian menjadi Airbus seri S.A1/2/3, sebelum memberikan nama A320
pada saat peluncurannya tahun 1984.
Setelah penungkatan harga minyak pada dekade 1970an, Airbus berusaha mengurangi biaya
bahan bakar perjalanan dari A320. Pada akhirnya, Airbus menggabungkan inovasi ternologi
maju termasuk sistem kontrol penerbangan fly-by-wire, material struktur utama dari bahan
komposit, kontrol pusat gravitasi dengan bahan bakar, Sistem informasi penerbangan digital,
dan kokpit konfigurasi dua orang. Hasil akhirnya adalah A320 menggunakan bahan bakar 50%
lebih sedikit daripada 727. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Stockholm Environmental
Institute, A320 membakar 11,608 kilogram bahan bakar jet dalam penerbangan antara Los
Angeles dan New York City, yang berkisar 77.4 kilogram per penumpang dalam sebuah A320
dengan 150 kursi.[8]
Bernard Ziegler adalah inisiator dari pesawat ini dan secara revolusioner membuat pesawat
dengan kontrol penerbangan fly-by-wire dengan tongkat pengendali samping dan kokpit digital
penuh. Dia sukses menyakinkan otoritas penerbangan akan keberhasilan konsep tersebut.

Sayap belakang dari A320. Bagian dari A320 yang dibuat di beberapa negara Eropa.
Produksi
Airbus membutuhkan sekitar delapan bulan untuk membangun sebuah pesawat A320.
[9]
 Komponen dari beberapa berbagai perusahaan Airbus ditransportasikan ke tempat perakitan
terakhir di Hamburg Finkenwerder untuk A318/A319/A321[10] dan menuju Toulouse Blagnac untuk
A320. Hampir semua komponen ditransportasikan menggunakan transporter besar
Airbus' A300-600ST 'Beluga'.
Airbus A320 yang dijual ke China akan dikirim antara tahun 2009 dan 2012 dan akan dirakit di
Republik Rakyat China, tepatnya di Tianjin.[11][12] Airbus berencana untuk memindahkan aktivitas
pusat perakitan A320 Toulouse A320 menuju Hamburg untuk pesawat jarak pendek generasi
berikutnya sebagai8 rencana organisasi kekuatan yang dimulai di bawah kepemimpinan mantan
CEO Christian Streiff.[13]

Bagian bawah dari Iberia A320 saat lepas landas

Kecepatan produksi A320 family pada tahun 2008 adalah sedikit lebih dari 32 pesawat tiap
bulan. Pada bulan Maret 2010, Airbus mengumumkan untuk meningkatkan kecepatan produksi
hingga 36 tiap bulan, dan menyarankan peningkatan berikutnya sebesar 38.[14] Pada bulan
Agustus 2010, Airbus mengumumkan akan meningkatkan produksi pesawat A320, hingga
mencapai 40 pesawat tiap bulan pada tahun 2012.[15]

Anda mungkin juga menyukai