HYDRAULIC
DI Garuda Maintenance Facilities AeroAsia
CENGKARENG - TANGERANG
Disusunoleh :
NO NAMA NIS KELAS JURUSAN
1 RESHA INDHEE PRASETYA 151610243 XI. AE 1 AVIONIC ELECTRICAL
Curug - Tangerang
2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) dan dapat menyusun laporan ini dengan baik sesuai dengan waktu
yang telah diberikan oleh pihak sekolah.
Laporan prakerin ini disusun berdasarkan pengalaman dan data-data yang diperoleh
selama melaksanakan prakerin di GMF AeroAsia. Laporan ini di susun sedemikian rupa
dengan tujuan dapat diterima dan dipahami oleh pembimbing serta dapat dipakai sebagai
usulan ( Referensi ) adik-adik kelas yang nantinya akan melaksanakan prakerin dan
menyusun laporan.
Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Industri ( PRAKERIN) yang telah saya tulis ini di
buat dalam rangka memenuhi tugas dari sekolah yang mana sebagai syarat untuk mengikuti
Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018 di SMK Penerbangan dirghantara curug
Kabupaten Tangerang dan sebagai bahan pertanggung jawaban atas kegiatan Praktek Kerja
Industri ( PRAKERIN) di Dunia usaha dan Dunia industri (DU/DI).
Dengan ini saya menyadari bahwa Laporan ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa
adanya bantuan dari pihak sekolah maupun pihak GMF AeroAsia. pada kesempatan ini tidak
lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) maupun dalam penyusunan Laporan ini, maka
dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
LEMBAR PERSETUJUAN
Dengan ini menerangkan bahwa laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dibuat
untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional ( UN ) dan Ujian Akhir
Semester ( UAS ) dan juga untuk penilaian Praktek Kerja Industri disekolah. Disusun oleh :
NIS : 151610243
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan oleh :
Pembimbing Sekolah
Pembimbing Perusahaan
Isye clistiani
Mengetahui,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..i
LembarPengesahan.......ii
Daftarisi.iii
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang.1.1
Perumusan Masalah...1.5
Sejarah Perusahaan........2.1
Struktur Organisasi.....2.3
Pengertian hydraulic.....3.1
Pengenalan hydraulic...3.2
Kesimpulan..4.1
Saran.....4.2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menguraikan Alasan-Alasan mengapa harus di laksanakan kegiatan Prakerin
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu Sub Sistem Pendidikan Nasional,
memiliki kedudukan sangat penting dalam fungsi menyiapkan tenaga kerja terampil untuk
menunjang system pendidikan nasional. Upaya penyiapan tenaga kerja yang terampil sesuai
dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, didekati melalui kebijakanlink and
match adalah penyelenggaraan kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin).
Pada dasarnya Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan penyelenggaraan yang
mengintegrasikan secara tersistem pendidikan dunia usaha dan industry. Pengintegrasian
kegiatan pendidikan ini akan menghilangkan perbedaan standar nilai sekolah dan dunia kerja
serta sekaligus mendekatkan supply dan demand ketenaga kerjaan.
Landasan pelaksanaan kegiatan Praktek kerja Industri (Prakerin) Sekolah menengah
Kejuruan (SMK) di dasarkan atas arahan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 dan
ketentuan dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanl
serta peraturan-peraturan pendukungnya antara lain :
1. GBHN
Meningktakan kualitas tenaga kerja merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah
dan masyarakat serta Badan Usaha yang memakai tenaga kerja.
2. UU SPN No. 2 tahun 1989 Ban W Pasal (1)
Penyelenggaraan pendidikan pelaksanaan dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah.
3. PP No. 39 Bab III Pasal 4 Butir (3)
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan Nasional dapat berbentuk
pemberian kesempatan magang dan/atau latihan kerja.
4. Kep. Mendikbud No. 4990/U/1992 Pasal 33 Butir (6)
Kerjasama SMK dengan dunia usaha terutama bertujuan untuk meningkatkan kesesuaian
program SMK dengan kebutuhan dunia usaha yang diusahakan dengan azas saling
menguntungkan. Kerjasama SMK dengan dunia usaha antara lain meliputi Praktek Kerja
Industri (Prakerin) dan magan
Prakerin pada dasarnya merupakan kegiatan intrakurikuler, harus dilaksanakan oleh setiap
peserta diklat secara individu.
Dengan pengaturan organisasi dan pola penyelenggaraan pendidikan SMK perlu
membentuk proses kegiatan atau seluruh komponen keahlian dan kejuruan dalam bentuk
latihan kerja didunia kerja.
Adapun tempat Prakerin peserta pada Garuda Maintenance Facilities AeroAsia dengan
waktu praktek 5 JANUARI sampai 31 MARET 2017
Adapun tujuan pembuatan laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini adalah :
1. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan atau pengalaman dalam bentuk tulisan
tersusun secara sistematik atau kronologi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Peserta didik mampu mencari alternative pemecahan masalah kejuruan sesuai dengan
program studinya yang terungkap dalam laporan tertulis ;
3. Memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dari Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI) ke sekolah.
Dalam laporan pelaksanaan Prakerin ini penulis hanya membahas tentang Komunikasi
pada pesawat terbang dalam penulisan laporan ini penulis ingin memberikan suatu gambaran
kepada pembaca tentang komunikasi pada pesawat terbang.
BAB II
SEJARAH
1. Hubungan PT. Garuda Indonesia & PT. GMF AeroAsia
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan di Indonesia, telah memulai pelayanan
penerbangannya yang pertama pada tahun 1949 dengan pesawat legendaris di dunia buatan
pabrik pesawat Amerika Serikat yaitu Mc. Donnel Douglass DC-3 / DC-47 Dakota. Pada
tanggal 26 januari 1949, pesawat Dakota RI-001 Seulawah, diterbangkan menuju Calcuta
menuju Rangoon untuk melaksanakan misi niaganya yang pertama kali. Inilah pesawat
pembawa Bendera Negara Republik Indonesia pertama yang mengudara di angkasa. Peristiwa
tersebut telah dijadikan hari lahirnya Garuda Indonesia yang baru dapat beroperasi pada
tanggal 1 Maret 1950, dengan jumlah pesawat yang diterima pemerintah Republik Indonesia
dari perusahaan penerbangan luar.
Jaringan penerbangan Garuda Indonesia kemudian diperluas meliputi seluruh wilayah
Indonesia kecuali Irian Jaya. Sedangkan ke luar negeri menjangkau kota-kota seperti
Singapura , Bangkok, dan Manila. Disebabkab alasan teknik, maka seluruh pesawat jenis
DC-HAVILAND HERON dihapus dari kekuatan armada. Selanjutnya, armada Garuda
Indonesia berupa pesawat-pesawat bermesin jet. Pada tahun ini, Garuda Indonesia telah
merentangkan sayapnya ke Eropa dan Tokyo.
Pada tahun 1968, Garuda Indonesia mengalami keadaan yang sulit. Akhirnya, pimpinan
Garuda Indonesia yang baru melakukan perbaikan-perbaikan yang mendasar. Lima tahun
kemudian, seluruh armada diganti dengan pesawat-pesawat yang menunjang dan mendukung
kemajuan perusahaan. Pesawat-pesawat itu terdiri dari jenis FOKKER-27, FOKKER-28, DC-
8, DC-9.
Garuda Indonesia semakin berkembang dan seluruh pesawatnya terdiri dari pesawat bermesin
jet. Kekuatan armadanya terus ditambah dengan DC-10, A-300, B-747. Untuk pertama
kalinya, dalam dunia penerbangan, Garuda Indonesia telah menggunakan pesawat A-300
berawak dua orang dengan Forward Facing Crew Cockpit. Jaringan penerbangan di dalam
negeri ini menjangkau seluruh wilayah Indonesia dengan menghubungkan 35 kota transit.
Sedangkan ke luar negeri meliputi kota-kota di Eropa dan Asia.
Pimpinan Garuda Indonesia yang dilantik pada akhir tahun 1984, telah mengambil langkah-
langkah untuk memantapkan struktur organisasi yang ada agar operasional dapat berlangsung
lebih efektif dan efisien. Selain itu di bidang kepariwisataan telah mendapat perhatian yang
utama. Untuk itu, pelayanan terhadap para pemakai jasa penerbangan harus lebih ditingkatkan
lagi.
Sejalan dengan perkembangan bisnis yang terjadi saat ini maka sekitar tahun 1998 PT.
Garuda Indonesia berusaha memaksimalkan setiap devisinya untuk membentuk strategi dua
kali bisnis unit yang diharapkan dapat menghasilkan laba dan mengurangi biaya operasi
perusahaan.Hal ini sudah dilakukan oleh perusahaan penerbangan asing, maka untuk itu PT.
Garuda Indonesia harus memisahkan diri atau melepas salah satu divisi perbengkelan baik
komponen maupun perawatan aircraft maka dibentuknya SBU GMF (Strategi Bussines Unit
Garuda Maintenance Facility).
Dunia bisnis penerbangan terpuruk sedemikian hebatnya dengan berkurangnya jumlah
penumpang akibat isu terorisme Internasional pasca tragedy World Trade Center 11
September 2001.Kemudian diperparah lagi oleh Wabah Flu burung dan SARS.Akhirnya
beberapa perusahaan penerbangan kelas duniapun berguguran.Dampaknya telah dirasakan
oleh Garuda Indonesia yang pada saat ini telah menjadi induk PT GMF AeroAsia.
Kemandirian PT GMF AeroAsia (GMFAA) ditandai dengan pendirian badan usaha pada
tanggal 26 April 2002, Kemudian mulai beroperasi sejak 1 Agustus 2002.Hal tersebut
merupakan strategi jangka panjang Garuda Indonesia yang dikenal dengan istilah Airline
Business Model.Tujuannya adalah agar Garuda kembali ke Core Business dan memberi
peluang bisnis yang lebih luas dan fleksibel kepada GMF.
Tantangan untuk berusaha mandiri GMF diawali dengan pengalihan karyawan Garuda ke
GMF pada bulan Juli 2003, yang sudah barang tentu menimbulkan serangkaian resiko dan
dampak psikologis baik terhadap perusahaan maupun terhadap karyawan.
c. DC 8-59 = 1 pesawat
Pada tahun 1973 armada Garuda Indonesia diganti dengan pesawat yang lebih modern, yaitu
FOKKER F-27, FOKKER F-28, Douglas DC-28, Douglas DC-9.Garuda Indonesia terus
berkembang dan menambah armada dengan pesawat DC-10, Airbus A-300 dan Boeing 747.
Armada Garuda Indonesia pada pertenngahan tahun 1987 berjumlah 73 pesawat bermesin jet
yang terdiri dari :
b. DC-10 = 6 pesawat
d. DC-9 = 18 pesawat
Pada saat ini jaringan penerbangan Garuda Indonesia menghubungkan 13 kota di dalam
negeri dan 39 kota di luar negeri yang meliputi kota-kota di Australia, Eropa, Amerika dan
Asia. Selain itu Garuda Indonesia juga mengangkut jamaah Haji dan melayani kunjungan
resmi Kepala Negara dengan armadanya sendiri.
Misi : To provide integrated and reliable aircraft maintenance solution for a safer
sky and secured quality of life of man kind.
PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia dipimpin oleh seorang Direktur Utama serta tiga
orang Direksi yang membawahi Service Function Organization dan Bussiness Function
Organization.
a. Dinas Internal Audit & Controller (TI).
b. Dinas Quality Assurance (TQ).
c. Dinas Administration & Finance (TA).
d. Dinas Marketing & Development (TP).
e. Dinas Strategic Policy & Corporate Secretary (TS)
Sedangkan Bussiness Function Organization, dibagi menjadi 6 dinas yaitu :
BASE MAINTENANCE
LINE MAINTENANCE
PENDAHULUAN Umum
Pada hydraulic power terdapat tiga jenis sistem hydraulic independent yang memasok
hydraulic power untuk sistem penggunaan hydraulic.Sistem main hydraulic dan sistem
auxiliary hydraulic yaitu untuk memberikan cairan fluida yang bertekanan pada sistem
pesawat terbang yang terdiri dari:
Dan ada beberapa Sistem yang membuat, sistem hydraulic power yaitu:
- Main hydraulic systems, terdiri dari sistem A dan B. System A terdapat di sebelah sisi
kiri pesawat dan System B terdapat disebelah sisi kanan pesawat.
- Ground servicing system yaitu,untuk mengisi semua hydraulic reservoir dari satu
tempat.
- Auxiliary hydraulic systems, yaitu system standby hydraulic dan system power trans-
fer unit (PTU).Standby hydraulic system yaitu system persediaan cadangan hydraulic power
untuk komponen tersebut:
1. Rudder
2. Leading edge flaps and slats
3. Two thrust reversers.
Sedangkan sistem hydraulic Power Transfer Unit (PTU) adalah sumber alternative hydraulic
power untuk sistem:
1. leading edge flaps
2. slats dan
3. autoslat.
- Hydraulic indicating systems, adalah sistem yang menunjukkan kompartemen dalam
penerbangan yang terdiri dari :
1. Hydraulic fluid quantity
2. Hydraulic pressure
B.H
YDR
B.H
AYDRAULIC POWER -- GENERAL DESCRIPTION
1.Pressuri zation
Pressure zation adalah tekanan udara dari sistem tekanan reservoir yang menunjukan
tekanan pada system hydraulic A, sistem B, dan sistem hidrolik standby reservoir.Reservoir
pressur untuk menyediakan aliran cairan secara sempurna untuk memopa hydraulic.
Sistem hydraulic A adalah untuk memasok persediaan tekanan pada sistem pesawat terbang
yang terdiri dari beberapa sistem :
Hydraulic sisitem B adalah untuk memasok persediaan tekanan pada sistem pesawat
terbang yang terdiri dari:
Standby hydraulic system adalah untuk persediaan tekanan alternatif hydraulic system pada
pesawat terbang yang terdiri dari:
Sistem Hydraulic Power Transfer Unit atau( PTU) adalahh motor-pump assembly. Jika Sistem
B EDP (Engine driven pumps) tekannnya berkurang maka terdapat persediaan tekanan
alternatif untuk leading edge flaps dan slats.Control valve PTU akan mengontrol hydraulic
power unit.Pada sistem A pressurizes motor PTU control valve terbuka,sedangkan sistem B
memasok cairan dari pompa.
Kontrol dan indikasi adalah untuk sistem hydraulic power secara hydraulic panel dan flight
control panel.Hydraulic panel dan flight control panel berada di P5 forward overhead panel
dan diatas pada bagian dalam flight compertment.
Engine driven pumps (EDP) dan Electric motor driven pumps (EMDP) masing-masing
memiliki sebuah tombol di panel hydraulic.Switch memiliki dua tombol,yaitu ON dan
OFF.Pada ENGINE 1 switch di panel hydraulic mengontrol EDP untuk sistem A.Dan pada
ENGINE 2 switch on hydraulic panel kontrol EDP untuk sistem B.Setiap pump memiliki
depressurization solenoid valve.Isolat valve pompa pada tekanan output dari main hydraulic
power untuk sistem ENGINE 1 atau ENGINE 2 ketika switch berada di posisi OF.ELECTRIC 2
switch di panel hydraulic mengontrol EMDP untuk sistem A,dan ELECTRIC 1 switch on
hidrolik panel kontrol EMDP untuk sistem B.
Untuk memindahkan antar tombol FLT CONTROL A atau B maka beralih pada posisi STBY
RUD. untuk memulai standby hydraulic system EMDP dan membuka standby rudder shutoff
valve dialam standby system module.Untuk memuliai standby system EMDP hydraulic maka
diperlukan untuk memindahkan tombol ALTERNATE flaps arm ke posisi ARM.
3.Indications.
1. Quantity
2. System pressure
3. Pump low pressure
4. Overheat (EMDPs only)
1. Low quantity
2. Low pressure.
3. Standby rudder on.
Hydraulic pressure indication menunjukan tekanan hydraulic sistem untuk pengerjaan sistem
A dan B.
Hydraulic fluid menunjukan jumlah persen penuh dalam menampilkan sistem sisitem A dan
B pada reservoirs.Sistem hydraulic standby memiliki LOW QUANTITY untuk cahay yang
warna kuning di sebelah kanan dari FLT CONTROL pengganti dari flight control panel.Lampu
ini menyala pada saat hydraulic fluid quantitiy menurun hingga kurang dari batas normal
dalam sistem standby hydraulic reservoir.
Lampu kuning LOW PRESSURE menyala untuk setiap pompa dan apabila tekanan output
kurang dari normal.Hidrolik sistem A dan B pada LOW PRESSURE lampu atas HYD PUMPS
switch kontrol pada hidrolik panel.Lampu pada sistem standby LOW PRESSURE berada
disebelah kanan dari FLT CONTROL pengganti flight control panel.
The amber OVERHEAT lights for the hydraulic system A and B EMDPs come on when the
pump case drain hydraulic fluid temperature is more than normal.Cahaya yang warna kuning
terlalu panas adalah untuk sistem A dan B EMDPs datang pada saat pembuangan pump case
hydraulic fluida apa bila temperature lebih dari batas normal. Tombol lampu ini berada di
atas setiap EMDP HYD POMPA kontrol pada panel hydraulic Dan sistem hydraulic standby
Komponen lokasi utama terdiri dari, auxiliary, dan ground servis sistem hydraulic di lokasi ini
yaitu:
1. Engine
2. Main landing gear wheel well
3. Main fuel tanks
4. Ram air bays
5. Aft wing-to-body fairing
6. Air conditioning compartments.
Hydraulic sistem A dan sistem B merupakn komponen yang serupa.Komponan sistem A ini
berada di sebelah sisi kiri dari pesawat terbang.Sedangkan komponen sistem B berada di sisi
kanan pesawat terbang.
Reservoir
Standby hydraulic system module
Case drain filter module.
Komponen sistem ground servis berada depan disisi kanan sudut depan dari main wheel.
Terdapat dua sistem main hydraulic yaitu, sistem A dan sistem B. Biasanya dua sistem ini
beroperasi penuh pada saat penerbangan. Semua komponen sistem hydraulic power di
kendalikan oleh main hydraulic system.Sistem ground servicing memungkinkan untuk
menservis sistem A dan B reservoir dan standby reservoir dari satu tempat.
Sistem hydraulic A dan B beroperasi secara independen untuk memasok hydraulic power
untuk sistem pesawat.sistem ini beroperasi 3000 psi pada tekanan normal dan hampir sama.
1.Komponen
Pada sistem reservoir pressurization terdapat udara yang bertekanan dari sistem pneumatic
yang melewati sistem reservoir yang bertekanan ke reservoir.
3.Reservoir
Persediaan fluida reservoir untuk electric motor driven pump (EMDP) dan engine-driven
pump (EDP).
Engine dan APU fire untuk pengendalian panel dan mengontrol EDP pasokan shutoff valve.
6.Hydraulic Panel
Hydraulic panel untuk mengontrol EDP dan EMDP,Hydraulic panel juga untuk memberikan
indikasi tekanan rendah dan untuk memopa lampu kuning dengan LOW PRESSURE. Ada juga
cahaya berwarna kuning yang terlalu panas pada EMDP.
7.Pumps
Pada EDP dan EMDP supply pressureuntuk memasok terus menerus ke modul tekanan.
Kasus cairan mengalir di setiap Menghapus pompa panas dari komponen internal pompa.
Cairan kemudian pergi ke kasus menguras filter pompa itu.
8.Pressure Module
Case drain filter adalah untuk membersihkan cairan case drain filter dari setiap pompa
sebelum pergi ke ruang penukar panas.
2.Heat Exchanger
Heat exchanger adalah untuk menghilangkan panas dari case drain fluid sebelum pergi ke
reservoir.Fluid routing yang melalui bagian atas sistem A kembali ke Filter module sedangkan
sistem B routing yang berbeda.
Return filter module adalah untuk membersihkan cairan dari sistem pesawat sebelum
kembali ke reservoir.
Komponen utama dari sistem hydraulic A supplies pressure untuk pesawat terang yaitu:
Elevator feel
Flight spoilers 3, 5, 8, and 10
Autopilot B
Trailing edge flaps
Leading edge flaps and slats
Kontrol indicasi untuk main hydraulic sistem pompa di hydraulic panel. Panel P5 ini
meneruskan overhead panel.control switch untuk pemadam kebakaran yang berada di
mesin dan kebakaran apu control panel. ini adalah pada P8 belakang elektronik panel.
EDPs dan Electric Motor Driven Pumps (EMDPs) masing-masing memiliki sebuah tombol di
hydraulic panel.Switch ini memiliki dua posisi, ON dan OFF.ENG 1 tombol kontrol EDP untuk
sistem A. ENG2 tombol kontrol EDP untuk sistem B.Setiap pompa memiliki depressurization
solenoid valve.ENG 1 atau ENG 2 switch control depressurization solenoid valve. Ketika
saklar off, valve isolat keluaran pompa tekanan dari sistem main hydraulic power.ELEC 2
saklar kontrol EMDP untuk sistem A. ELEC 1 saklar kontrol EMDP untuk sistem B.
Engine fire switches memiliki control persediaan shutoff valve dari related EDP. Ketika kamu
mengoperasikan salah satu mesin fire switches, hydraulic fluid memasok ke related EDP
stop.
Tekanan switch pada modul tekanan memantau EDP dan EMDP untuk tekanan
rendah.Lampu kuning pada LOW PRESSURE untuk setiap EDP dan EMDP datang pada saat
pompa tekanan output kurang dari normal.Dan lampu kuning LOW PRESSURE berada di atas
setiap switch HYD PUMP.
Switches temperatur di garis case drain downstream pump untuk memantau pompaan
EMDP case drain fluid untuk menjadi lebih panas.Lampu kuning yang terlalu panas untuk
setiap EMDP masuk pada saat suhu case drain fluid pembuangan lebih dari normal.Lampu
kuning yang panas berada di atas setiap amber EMDP LOW PRESSURE cahaya.Di pesawat
dengan Parker EMDP, switch temperature dalam listrik motor memonitor motor listrik pada
saat terlalu panas.Lampu yang terlalu panas untuk setiap EMDP datang ketika suhu case fluid
di motor lebih dari normal.
EDP depressurization solenoid valve mendapat kekuatan listrik ketika EDP HYD PUMPS saklar
This page shows the components of the hydraulic systems in these locations:
1. Flight compartment
2. Engines
3. Main tanks.
1. Hydraulic panel
2. Engine and APU fire control panel.
Sistem reservoir pressurization mepasokan pneumatik pressure untuk sistem A, sistem B, dan sistem
standny reservoirs.Reservoir pressurization system mendapat tekanan dari salah satu sumber sistem
pneumatik yaitu:
Sistem ini memberikan pasokan positif dari cairan hydraulic dengan pompa dan mempertahankan
tekanan normal kembali di sistem hydraulic.Hal ini juga membantu untuk mencegah foam hydraulic
di reservoirs.Ketika pneumatik sistem beroperasi, pasokantekanan secara constan 18-42 psi ke
reservoirs.Pressure relief valves memberikan perlindungan bagi reservoirs.
Location
Sebagian besar komponen reservoir pressurization system berada di main landing whell
Air charging valve manifold assembly pada braket pada sekat maju pada bulkhead akan maju dalam
pendaratan main landing gear wheel well. Reservoir pressurization manifold assembly mendapat
udara dari manifold pneumatic.
1. Manifold
Air charging valve.
Air charging valve memungkinkan kamu meremove bertekanan dari reservois.Hal ini juga
memungkinkan kamu menekan sistem reservoirs hydraulic di ground untuk melakukan
pemeliharaan.
Cross fitting assemblies mengirim tekanan pneumatic dari manifold pneumatik untuk sistem
hydraulic reservoirs.Cross fitting yang berdekatan dengan sistem A dan B reservoirs berada
di bagian atas main landing gear wheel well.Setiap cross fitting berisi check valve dan
restictor (tidak ditampilkan).
Check valve isolate berada di sebelah kiri dan kanan pneumatic pressures.The restrictors
mengontrol aliran pneumatik dengan keseimbangan garis maksimum 2,8 Cubic Feet per-
Minute(CFM).
Air pressure gauge untuk sistem hidrolik A dan B berada di atas tempat air charging valve
bermacam-macam assembly.Gauge menampilkan air pressure di reservoirs.
Pressure relief valves dekat dengan bagian atas sistem hydraulic A dan sistem B
reservoir.Sebuah pressure relief valve untuk setiap sistem main reservoir membuka,dan
untuk perlindungan reservoir. Pada saat air pressure terbuka didalamnya meningkatkan
reservoir 60-65psi. Tekanan dari salah satu reservoirs releases melalui APU fuel line
membungkus drain mast.
Purpose
Air pressure filter assembly menghilangkan bahan yang tidak diinginkan dari crossover
manifold air.mencegah penyumbatan dan kontaminasi dari komponen reservoir
pressurization sistem dan reservoirs.Hal ini juga mencegah cairan hydraulic atau asap masuk
ke Crossover mainfold.
Location
Satu air pressure filter assembly berada di kiri air conditioning kompartemen. Hal ini juga
pada ujung depan outboard bulkhead.Other assembly adalah di sebelah kanan air
conditioning compartemen dan Itu adalah di sisi outboard dari langit-langit, aft dari
crossover manifold.
Physical Description
Air pressure filter mengandung 150 mikron, elemen filter logam kawat-luka untuk dapat
membersihkan saringan logam.Check valve pada outlet port assembly.Terdapat IN-OUT flow
arrow di assembly head (tidak ditunjukkan).
Sistem pneumatik pressurizes pada sistem hydraulic reservoirs sekitar 18-42 psi.Pressurizes
fluida memasok aliran dari reservoirs dengan pompa dan pressurizes fluid kembali ke sistem
hydraulic.
Functional Description
Udara dari sistem pneumatik melewati filter untuk ventilasi dan cross fittings.Filter dan
ventilasi menghilangkan kontaminasi dan kelembaban dari sistem pressurization.Filter
memiliki chek valve di exit port.Hal ini membuat asap pada reservoir dan fluid kembali
mengalir keluar dari saluran ECS.
Cross fitting mengontrol aliran udara melalui check valve, ports, dan restrictors.Check valve
mencegah hilangnya tekanan pneumatik di reseroirs ketika saluran sistem pneumatik tidak
memiliki tekanan.Restrictors mengontrol aliran udara melalui keseimbangan line case
didalam pecah hydraulic reservoir.
Garis keseimbangan atau balance line menghubungkan udara bertekanan reservoir untuk
sistem A dan sistem B reservoir dan manifold assembly.Keseimbangan pressure yaitu garis
keseimbangan pasokan ai pressure ke dua reservoir jika hanya satu sistem pneumatik yang
memiliki tekanan.
Manifold assembly memiliki muatan air valve dan menghubungkan ke indikator tekanan
udara.Air charge valve menghubungkan external sumber udara untuk pressure ketika
reservoir hydraulic tidak ada tekanan sistem pneumatik.Air charge valve juga menghilangkan
tekanan udara di reservoir pressurization sistem.
Sebuah pressure relief valve memberikan perlindungan kepada reservoir. Dan valve terbuka
jika udara atau fluid pressure dalam reservoir lebih dari 60 -65 psi.Pressure dari pressure
relief valve dilepaskan ke bahan bakar APU fuel line shroud drain mast.
WARNING:
PUT A RAG AROUND THE AIR CHARGE VALVE TO CATCH SPRAY OF HYDRAULIC FLUID. DO
NOT GET HYDRAULIC FLUID IN YOUR MOUTH, EYES, SKIN, OR ON THE AIRPLANE. IT CAN
CAUSE INJURIES TO PERSONS AND DAMAGE TO EQUIPMENT.
Untuk menghapus tekanan pneumatik dari reservoir, yang berjenis pneumatik harus tidak
memiliki tekanan. Kamu dapat membuka air charge valve untuk menghilangkan tekanan dari
reservoir sistem bertekanan. Ketika aliran udara berhenti, reservoir pada tekanan ambien.
Untuk menekanreservoir, kamu dapat membuka air charge valve dan menghubungkan
sumber udara exsternal. udara exsternal kemudian pergi untuk menekan reservoir 45
sampai 50 psi.
Purpose
Location
Sistem hydraulic A reservoir di pusat main whell di ceiling didepan forward bulkhead.Sistem
B pada main wheel di ceiling di sekat kanan depan forward bulkhead.
Physical Description
Sistem hydraulic A reservoir memiliki kapasitas maksimum 6,8 galon (25,7 liter). Sedangkan
sisem hydraulic B memiliki kapasitas maksimum 10,7 galon (40,5 liter).
Functional Description
Sistem reservoir pressurization untuk system pressurizes reservoirs. Reservoir untuk sistem
A hydraulic dan sistem B memiliki standpipe.Standpipe menyebabkan hydraulic fluid
mengalir dari ketinggian di bagian bawah reservoir.
Reserves ini untuk cadangan cairan di bawah standpipe.Sistem A standpipe memasok fluid
hydraulic untuk mesin-driven pump (EDP).Reserver berisi 2,3 cairan hydraulic untuk electric
motor-driven pump(EMDP).Sebuah port di bagian bawah untuk persediaan reservoir fluida
ke EMDP.Reservoir drain valve di bawah reservoir beroperasi secara manual.
Sistem B standpipe memasok cairan hydraulic untuk EDP dan EMDP.Reserves ini berisi 1,3
galon dari cairan hydraulic untuk Power Transfer Unit (PTU) pompa.Sebuah port di bagian
bawah memasok cairan reservoir untuk pompa PTU.Reservoir drain valve untuk bagian
bawah reservoir beroperasi secara manual.Untuk mengisi dan keseimbangan garis
menghubungkan sistem B resevoir ke reservoir standby.Lihat bagian standby hydraulic
system mengasi informasi lebih untuk standby hydraulic system reservoir (SMTM 29-22).
Indikator ini menunjukkan arti dari 0 untuk kosong, RFL untuk isi ulang, dan F untuk penuh.
QUNTITI SHOWN ON
RESERVOIRS QUNTITI (GAL/L) LOWER CENTER
DISPLAY UNIT
FULL LEVEL 5.7/21.6 100%
REFILL (LESS THAN) 4.7/17.8 76%
A EDP STENDPIPE 2.3/8.7 20%
MORE THAN
OVERFILL 101-106%
5.7/21.6
FULL LEVEL 8.2/31 100%
REFILL 6.9/26.1 76%
FILL & BALANCE 6.6/25 72%
B
EDP/EMDP
1.3/4.9 0%
STENDPIPE
OVERFILL MORE THAN 8.2/31 101-106%
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN