Anda di halaman 1dari 36

DAFTAR ISI

1. STANDARD OPERATING PROCEDURES APRON MOVEMENT CONTROL BSH Hal.


1.1. Pendahuluan ……………………………………………………….......... 2
1.2. Maksud danTujuan …………………………………………………….... 2
1.3. Organisasi ………………………………………………………………... 2
1.4. Tugas …………………………………………………………………....... 2
1.5. Fungsi ……………………………………………………………………... 2

2. PENGERTIAN DAN ISTILAH 3

3. STANDARD OPERATING PROCEDURES APRON MOVEMENT CONTROL BSH


3.1. Pengawasan Pergerakan Pesawat Udara …………………………….. 7
3.2. Pengawasan dan Pengkoordinasian Kebersihan Sisi Udara ………… 9
3.3. Pengawasan dan Pengkoordinasian Kebersihan Garbarata ………… 11
3.4. Pengawasan Tumpahan Bahan Bakar Minyak dan Oli ( Fuel 13
and Oil Spillage) …………………………………………………………..
3.5. Pengawasan dan Pengkoordinasian Kondisi Fasilitas di Sisi 15
Udara……………………………………………………………………….
3.6. Pelayanan Pemanduan Pesawat Udara Yang Mengalami 16
Emergency ………………………………………………………………...
3.7. Pemanduan Non Pesawat Udara ……………………………………… 20
3.8. Pemanduan Kendaraan VVIP …………………………………………... 22
3.9. Pengawasan dan Penertiban Orang di Sisi Udara …………………… 26
3.10. Pengawasan dan Penertiban Kendaraan / GSE di Sisi Udara ……… 28
3.11. Kegiatan Razia di Sisi Udara …………………………………………… 30
3.12. Penanganan Incident dan Accident di Sisi Udara ………………….…. 24
3.13. Input data Penerbangan …………………………………………………. 32
3.14. Pencatatan dan Pelaporan data Log Book …………………………….. 34
3.15. Pelaporan PelaksanaanTugas ………………………………………….. 35

4. PENUTUP 36

.............................................................................................................................................
.........................

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 1


STANDARD OPERATION PROCEDURE
APRON MOVEMENT CONTROL T1

1.1. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas Dinas Apron
Movement Control BSH ( AMC ), perlu ditetapkan Standard Operation Procedure (SOP)
sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Petunjuk Pelaksanaan Tugas ini disusun agar setiap petugas Apron Movement Control
mempunyai pola kerja dan pola pikir yang sama dalam memberikan pelayanan, pengaturan
dan pengoperasian fasilitas pendukung operasi sesuai tugas dan kewenangannya pada
Kantor Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno
Hatta sehingga tercipta kondisi kerja yang terkoordinasi dengan baik, efektif dan efisien.

1.3. ORGANISASI
Apron Movement Control adalah dinas di lingkungan perusahaan yang berada di bawah
Unit Airport Operation. Pelaksanaan tugas unit AMC dipimpin oleh Apron Movement control
Junior Manager dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu oleh 1 Personil sebagai
Apron Movement Control Coordinator, 3 personil sebagai Apron Movement Control
Supervisor dan 6 Personil sebagai Apron Movement Control Officer yang bertugas selama
24 jam secara bergilir (12 jam setiap shift-terdiri dari 4 shift ).

1.4. TUGAS
Dinas AMC mempunyai tugas sebagai penanggung jawab atas kegiatan pelayanan operasi
penerbangan di darat, pengawasan pergerakan pesawat, lalu lintas kendaraan, barang,
orang dan kebersihan di sisi udara, pengawasan terhadap hewan liar yang ada di sisi udara
( apron ), pengaturan dan pengawasan penempatan peralatan Ground Support Equipment
serta pencatatan data penerbangan dan pendistribusian data penerbangan kepada unit
Komersil.

1.5. FUNGSI
Melaksanakan fungsi pelayanan dan pengawasan sesuai dengan apa yang tercantum di
dalam Standard Operation Procedure - Apron Movement Control.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 2


PENGERTIAN DAN ISTILAH

a. Apron; adalah suatu daerah di Bandar Udara yang telah ditentukan untuk menempatkan
pesawat udara, menaikkan dan menurunkan penumpang, kargo, pos, pengisian bahan
bakar, parkir dan perawatan pesawat udara.
b. Apron Taxiway; adalah taxiway yang berada di Apron yang dimaksudkan untuk taksi
yang melintasi apron atau sebagai akses ke aircraft taxi line.
c. Air Craft Stand Taxi Line adalah bagian apron yang ditentukan sebagai taxiway dan
dimaksudkan sebagai akses ke stand pesawat udara.
d. Apron Movement Control, berfungsi sebagai pengawasan dan pengaturan atas semua
pergerakan lalulintas di area Apron yang terdiri dari lalulintas pesawat udara, kendaraan,
orang dan barang.
e. Apron Management Services adalah Pelayanan Pengaturan Pesawat Udara Di Apron
f. Accident; adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan terjadi secara tiba-tiba, yang
menyebabkan kerusakan pada benda atau luka pada orang serta kerugian lainnya yang
bersifat material maupun non material, dan dapat menggangu operasional penerbangan.
g. Aircraft damage (kerusakan pada pesawat udara); adalah kondisi yang mengakibatkan
kerusakan terhadap struktur, kekuatan, performance dan karakteristik pesawat udara.
h. Apron Safety Area (ASA); adalah area dimana pesawat udara diparkir selama
pelayanan darat, dengan jarak aman minimum 7,5 meter terhadap sisi pesawat udara,
kecuali untuk jarak aman wing tip, yang dapat berkurang hingga jarak minimum. Area ini
harus aman dari setiap kendaraan atau peralatan selama pesawat udara bergerak dan
dijelaskan oleh garis batas atau oleh ABL jika suatu taxiway melalui posisi parkir. Luas
ASA ditentukan oleh tipe pesawat terbesar yang menggunakan posisi parkir atau oleh
Equipment Restrain Area (ERA)
i. Air Traffic Control ; unit yang mengatur lalu lintas pesawat udara.
j. Aerodrome adalah daerah tertentu di darat maupun di udara, termasuk bangunan
instalasi, dan fasilitasnya yang dipergunakan untuk kedatangan dan pergerakan pesawat
dipermukaannya;
k. Otoritas Bandara; adalah Intitusi Pemerintah di bawah kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selaku Regulator yang mengawasi pemenuhan
peraturan.
l. Aerodrome Control Tower (ADC), unit yang mengatur lalu lintas udara di maneuvering
area dan di sekitar aerodrome;
m. Apron Movement Control, Unit yang memandu pergerakan dan parkir pesawat di
daerah Apron;
n. Airside adalah bagian dari Bandar Udara untuk operasi pesawat udara dengan segala
fasilitas penunjangnya yang merupakan daerah bukan publik (NPA).
o. Baggage (Bagasi); adalah barang milik penumpang yang sebelum keberangkatannya
diserahkan kepada perusahaan angkutan udara untuk diangkut dengan pesawat udara
bersama-sama dengan penumpang yang bersangkutan;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 3


p. Baggage Conveyor Belt (BCB) ; adalah sarana berupa ban berjalan untuk
memindahkan bagasi penumpang dari check in counter ke daerah pemuatan bagasi
(Baggage make up area) atau dari daerah penurunan bagasi (baggage break down area)
ke lokasi penumpang mengambil bagasi;
q. Cancelled adalah pembatalan penerbangan.
r. Delayed adalah keterlambatan penerbangan.
s. Equipment (peralatan) adalah jenis peralatan yang digunakan untuk penanganan
pesawat udara.
t. Equipment Parking Area (EPA) adalah area yang khusus digunakan untuk
menempatkan (parkir) peralatan GSE.
u. Equiment Staging Area (ESA) adalah area yang dibuat pada jarak aman di luar ASA
untuk menempatkan peralatan (GSE) dan standby kendaraan untuk kedatangan
pesawat udara dan dimulainya proses handling.
v. Equipment Damage (kerusakan peralatan) adalah setiap kerusakan atau kondisi yang
mengakibatkan peralatan penanganan pesawat udara tidak berfungsi atau memerlukan
perbaikan.
w. ETA ( Estimate Time of Arrival ) adalah perkiraan waktu kedatangan pesawat udara;
x. ETD ( Estimate Time of Departure ) adalah perkiraan waktu keberangkatan pesawat
Udara.
y. Flight Schedule adalah jadwal penerbangan keberangkatan dan kedatangan.
z. Follow Me Car adalah kendaraan khusus yang digunakan untuk pengawasan dan
pemanduan pesawat udara / Non pesawat udara di sisi udara.
aa. Ground Support Equipment (GSE) adalah alat bantu penunjang operasi darat.
bb. Ground Handling Agent (GHA) adalah badan usaha yang ditunjuk oleh perusahaan
penerbangan untuk mengurus seluruh atau sebagian dari proses pelayanan penumpang,
bagasi, serta kargo yang diangkut dengan pesawat udara.
cc. Ground Power Unit (GPU) adalah peralatan yang berfungsi sebagai power supply bagi
pesawat udara.
dd. Incident; adalah suatu kondisi dimana tidak / kurang terpenuhinya standar minimal yang
dipersyaratkan dalam operasi penerbangan, yang dapat mempengaruhi keselamatan
operasi penerbangan.
ee. ICAO (International Civil Aviation Organization) adalah Organisasi Penerbangan Sipil
Internasional.
ff. IATA (International Air Transportation Association) adalah Organisasi Transportasi
Udara Internasional.
gg. Kendaraan adalah semua alat angkut, termasuk gerobak, kereta barang, baik yang
dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan mesin;
hh. Log book adalah buku catatan (laporan) kejadian operasional.
ii. Landasan (runway) adalah suatu jalur persegi panjang di Bandar Udara yang
disediakan bagi pesawat udara untuk melandas dan lepas landas.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 4


jj. Linkage flight adalah dua penerbangan dimana pesawat yang datang dan
diberangkatkan lagi menggunakan registrasi yang sama.
kk. Land Side (Sisi Darat) adalah bagian dari Bandar Udara yang terbuka dan atau terbatas
untuk umum ( PA = Public Area dan RPA = Restricted Public Area)
ll. Manouvering area adalah bagian dari aerodrome yang dipergunakan untuk take-off,
landing dan taxiing suatu pesawat tidak termasuk Apron;
mm. Movement Area adalah bagian dari aerodrome yang dipergunakan untuk take-off,
landing, taxiing suatu pesawat udara termasuk manouvering area dan apron.
nn. MTOW Maximum Take Off Weight, adalah berat maksimum yang di ijinkan dari suatu
pesawat udara saat lepas landas.
oo. No Parking Area (NPA) adalah suatu area tertentu yang tidak boleh digunakan untuk
parkir peralatan, seperti peralatan loading bridge, view link atau peralatan pelayanan
lainnya. Parkir di depan pesawat udara harus dilarang, mengingat area tersebut
berfungsi untuk : ruang area manuver bagi towing tracktor, jalan masuk bagi kendaraan
emergency dan jalur emergency bagi kendaran refueling.
pp. NPA ( Daerah bukan untuk umum ) adalah Bagian dari Bandar Udara yang tertutup
untuk umum;
qq. Officer In Charge (OIC) adalah kelompok petugas dilingkungan perusahaan yang
bertugas menanggulangi permasalahan tingkat pertama di Bandar Udara, diluar jam
kantor.
rr. Pas Bandar Udara adalah tanda izin masuk ke kawasan tertentu di Bandar Udara yang
dikeluarkan oleh Kepala Cabang / atau Otoritas Bandar Udara atau Instansi tertentu.
ss. Parking Stand adalah suatu tempat tertentu di Bandara Udara yang dipergunakan untuk
parkir pesawat udara.
tt. Property damage (kerusakan property) adalah setiap kerusakan atau kondisi yang
mengakibatkan fasilitas dan / atau peralatan penanganan pesawat udara tidak berfungsi
atau memerlukan perbaikan.
uu. Penerbangan Domestik adalah penerbangan antar Bandar Udara di dalam wilayah
Indonesia dengan pesawat udara yang beregistrasi Indonesia.
vv. Penerbangan Internasional adalah penerbangan dari Bandar Udara di luar negeri ke
tempat tujuan Bandar Udara di Indonesia dengan atau tanpa melakukan transit di Bandar
Udara lainnya atau sebaliknya sesuai dengan jadwal penerbangan yang disetujui / izin
terbang yang dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan cq Direktur Jenderal Perhubungan
Udara; atau penerbangan antar Bandar Udara di dalam wilayah Indonesia dengan
pesawat udara yang tidak beregistrasi Indonesia.
ww. Perusahaan adalah perusahaan PT (Persero) Angkasa Pura II.
xx. Perusahaan penerbangan atau perusahaan angkutan udara niaga adalah
perusahaan yang kegiatan pokoknya menyediakan angkutan udara untuk umum dengan
memungut pembayaran baik berjadwal maupun tidak berjadwal.
yy. Penumpang transit adalah penumpang yang tiba di suatu Bandar Udara dalam rangka
melanjutkan penerbangannya ke Bandar Udara tujuan dengan pesawat udara yang
sama.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 5


zz. Penumpang transfer adalah penumpang yang tiba di suatu Bandar Udara dalam rangka
melanjutkan penerbangannya ke Bandar Udara tujuan dengan pesawat udara yang
berbeda.
aaa. Penumpang VIP adalah penumpang yang menurut ketentuan dari Sekretariat Negara
atau Departemen luar negeri diizinkan menggunakan ruangan VIP.
bbb. Pengelola Bandar Udara adalah pemerintah atau badan hukum yang ditunjuk.
ccc. Penumpang adalah orang yang bepergian dengan pesawat udara dan bukan sebagai
awak pesawat udara yang ditumpanginya.
ddd. Pesawat Udara adalah semua alat yang dapat memperoleh gaya angkat dari reaksi
udara.
eee. Pelayanan adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Bandar Udara.
fff. Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh
pemakai jasa Bandar Udara.
ggg. Pengaturan adalah tindakan untuk mencapai tata tertib dalam penggunaan atau
penyedian jasa dan pelayanan Bandar Udara.
hhh. Public Area adalah bagian dari Bandar Udara yang terbuka untuk umum.
iii. Postponed adalah perubahan jadwal penerbangan ke hari berikutnya.
jjj. RPA adalah bagian dari Bandar Udara untuk umum yang terbatas.
kkk. Rambu adalah tanda-tanda berupa peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk.
lll. Remote Stand adalah tempat parkir pesawat udara di Bandar Udara yang letaknya jauh
dari terminal.
mmm. Shoulder adalah daerah berdekatan dengan sisi yang diperkeras (asphalt) dipersiapkan
untuk memberikan transisi antara bagian yang diperkeras (asphalt) dengan permukaan
yang berdekatan.
nnn. STKP Surat Tanda Kecakapan Personil adalah Sertifikat Kecakapan Operator
Peralatan Pelayanan Darat Pesawat Udara (SKOP2DPU) yang dikeluarkan oleh
Direktorat Keselamatan Penerbangan.
ooo. Taxiway adalah jalan masuk diaratan dari aerodrome untuk taxiing pesawat udara yang
menghubungkan suatu bagian antara Runway dan Apron.
ppp. TIM (Tanda Izin Mengemudi) adalah tanda bukti kecakapan dan keabsahan pengemudi
untuk mengemudikan kendaraan bermotor di sisi udara yang diberikan kepada orang
yang namanya tertera didalamnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
qqq. UTC adalah Universal Time Coordinated.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 6


PENGAWASAN PERGERAKAN
PESAWAT UDARA

Dok. No : Revisi : ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 7-8
16 agustus 2017

1. UMUM

1.1. Petugas Apron Movement Control T1 melaksanakan pengawasan pergerakan


pesawat udara di Apron baik pesawat udara yang datang maupun berangkat,
pesawat udara ke / dari hangar, perpindahan pesawat dari satu Parking Stand ke
Parking Stand lainnya (RSS) dan pesawat udara yang kembali ke Parking Stand
(RBS/RTB), sebagai upaya pencegahan terjadinya tabrakan pesawat udara di Apron.
1.2. Pada saat melaksanakan inspeksi lapangan personil Apron Movement Control
diharuskan melengkapi diri dengan alat komunikasi dua arah Handy Talkie (HT) dan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti rompi, kacamata anti Ultraviolet,
Safety Shoes dan Ear Muff / Ear Plug.
1.3. Pengawasan pergerakan pesawat di Apron, dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Monitor Apron TV / CCTV di ruang kantor Apron Movement Control;
b. Inspeksi lapangan.

2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melaksanakan pengawasan petugas / kendaraan / GSE yang beroperasi di
Apron untuk memastikan pergerakan pesawat udara menuju ke / dari
Parking Stand tidak mengalami gangguan dan bebas dari obstacle & FOD.
2.1.2. Memastikan tipe pesawat yang datang sesuai dengan kapasitas Parking
Stand yang dialokasikan.
2.1.3. Menghentikan pergerakan pesawat udara, kendaraan / GSE di Apron
dengan alasan keselamatan.
2.1.4. Melaporkan situasi dan kondisi di lapangan melalui radio komunikasi dua
arah (HT) kepada AMC Supervisor.
2.1.5. Memasukkan data Block - On / Block - Off dan registrasi pesawat kedalam
komputer dan mencatat dalam Movement Sheet.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 7


2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR
2.2.1. Menginformasikan kepada petugas Apron Tower dan AOC apabila terjadi
ketidaksesuaian antara tipe pesawat dengan kapasitas Parking Stand.
2.2.2. Mengambil keputusan untuk merubah alokasi Parking Stand dengan alasan
safety dan kelancaran operasional dan berkoordinasi dengan Ground
Tower, AOC, Ground Handling / Airlines.
2.2.3. Melaporkan kejadian kepada AMC Coordinator atau Apron Movement
Control Junior Manager secara lisan dan tertulis.
2.2.4. Membuat laporan harian di Log Book.

2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.3.1. Meneruskan laporan kejadian yang diterima dari Apron Movement Control
Supervisor kepada Apron Movement Control Junior Manager.
2.3.2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait.
2.3.3. Membantu Apron Movement Control Junior Manager dalam menyelesaikan
permasalahan administrasi dan operasional.

2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.4.1. Melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal.
2.4.2. Membuat laporan kepada atasan langsung.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 8


PENGAWASAN DAN
PENGKOORDINASIAN KEBERSIHAN
APRON

STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR Dok. No : Revisi: ke - 3


APRON MOVEMENT CONTROL BSH
Tanggal : Halaman 9-10
16 agustus 2017

1. UMUM

1.1. Pengawasan dan pengkoordinasian kebersihan adalah untuk memastikan kondisi


kebersihan di area sisi udara (Apron).
1.2. Pengawasan kebersihan dilaksanakan secara periodik sesuai kebutuhan Kantor
Cabang masing-masing.
1.3. Pada saat melaksanakan inspeksi lapangan, personil AMC diharuskan melengkapi
diri dengan alat komunikasi dua arah Handy Talkie (HT) dan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) seperti rompi, kacamata anti Ultraviolet, Safety Shoes dan
Ear Muff / Ear Plug.

2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melaksanakan inspeksi lapangan secara kontinyu minimal setiap 1 jam
sekali untuk menjaga kebersihan Apron.
2.1.2. Memberikan teguran kepada orang dan atau menahan PAS bandara
petugas yang membuang sampah sembarangan di sisi udara (Apron) atau
mengakibatkan kotor permukaan Apron seperti ceceran oli / bahan bakar
dan menyerahkannya kepada AMC Supervisor.
2.1.3. Melaporkan kondisi di lapangan melalui radio komunikasi dua arah (HT)
kepada AMC Supervisor.

2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.2.1. Berkoordinasi dengan Unit Ramp Service dari Airlines / Ground Handling
Agent untuk membersihkan pavement dari tetesan oli, menyingkirkan
sampah dan barang-barang bekas pada area yang menjadi tanggung
jawabnya.
2.2.2. Berkoordinasi dengan Airlines / Ground Handling Agent untuk
mengeluarkan kendaraan / GSE yang sudah tidak dioperasikan dari sisi
udara (Apron).
2.2.3. Menghubungi Unit Accesibility & Environment untuk menyingkirkan FOD,
sampah dan barang-barang bekas dari sisi udara.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 9


2.2.4. Memberikan briefing kepada pelaku pelanggaran.
2.2.5. Melaporkan kepada AMC Coordinator.
2.2.6. Membuat laporan harian di Log Book.

2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.3.1. Meneruskan laporan kejadian yang diterima dari AMC Supervisor kepada
AMC Junior Manager.
2.3.2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait.
2.3.3. Membantu AMC Junior Manager dalam menyelesaikan permasalahan
administrasi dan operasional.

2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.4.1. Melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal.
2.4.2. Membuat laporan kepada atasan langsung.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 10


PENGAWASAN DAN
PENGKOORDINASIAN KEBERSIHAN
GARBARATA

STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR Dok. No : Revisi : ke - 3


APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 11-12
16 agustus 2017

1. UMUM

1.1. Pengawasan kebersihan adalah untuk memastikan kondisi kebersihan interior dan
eksterior Garbarata.
1.2. Pengawasan kebersihan dilaksanakan secara periodik sesuai kebutuhan masing-
masing Bandara cabang.
1.3. Petugas Apron Movement Control T1 bertanggung jawab terhadap kondisi
kebersihan Garbarata baik interior maupun eksterior.
1.4. Pada saat melaksanakan inspeksi, personil AMC diharuskan melengkapi diri
dengan alat komunikasi dua arah Handy Talkie (HT) dan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) seperti rompi, kacamata anti Ultraviolet, Safety Shoes dan Ear
Muff / Ear Plug.

2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melakukan pemeriksaan kebersihan interior Garbarata secara rutin yaitu
karpet, dinding, kaca, lantai, kanopi dan plafond.
2.1.2. Melakukan pemeriksaan kebersihan eksterior Garbarata secara rutin yaitu,
dinding luar tunnel, kaca bagian luar dan tangga Garbarata.
2.1.3. Melaporkan kondisi di lapangan melalui radio komunikasi dua arah (HT)
kepada Supervisor.

2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.2.1. Menghubungi petugas kebersihan Garbarata jika ditemukan kondisi
Garbarata dalam keadaan kotor.
2.2.2. Berkoordinasi dengan Unit Sanitation Facility jika di dalam / di luar
Garbarata ditemukan banyak kecoa / semut.
2.2.3. Menghubungi petugas Mechanical Maintenance Garbarata jika ditemukan
kondisi Garbarata ada kerusakan.
2.2.4. Membuat laporan kepada AMC Coordinator atau AMC Junior Manager.
2.2.5. Membuat laporan harian di Log Book.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 11


2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR
2.3.1. Meneruskan laporan kejadian yang diterima dari Supervisor kepada Junior
Manager.
2.3.2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait.
2.3.3. Membantu AMC Junior Manager dalam menyelesaikan permasalahan
administrasi dan operasional.

2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.4.1. Melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal.
2.4.2. Membuat laporan kepada atasan langsung.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 12


PENGAWASAN TUMPAHAN BAHAN
BAKAR MINYAK DAN OLI (FUEL/ OIL
SPILLAGE)

Dok. No : Revisi : ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 13-14
16 agustus 2017

1. UMUM
1.1. Yang dimaksud dengan tumpahan bahan bakar / oli di Apron adalah tumpahan
berasal dari pesawat udara, kendaraan / GSE yang dapat mengakibatkan kerusakan
fasilitas Apron atau membahayakan keselamatan pergerakan di Apron.
1.2. Tumpahan bahan bakar / oli dapat mengakibatkan kerusakan terhadap fasilitas
Apron berupa kerusakan marka, permukaan Apron, joint sealent.
1.3. Petugas AMC mengawasi pembersihan tumpahan bahan bakar dan oli ( fuel / oil
spillage) di Apron.
1.4. Pada saat melaksanakan inspeksi, personil AMC diharuskan melengkapi diri dengan
alat komunikasi dua arah Handy Talkie (HT) dan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) seperti rompi, kacamata anti Ultraviolet, Safety Shoes dan Ear Muff / Ear Plug.

2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melaksanakan inspeksi langsung di lokasi dan menghitung luasan area
tumpahan fuel / oil.
2.1.2. Menutup parking stand untuk sementara untuk alasan safety.
2.1.3. Menahan sementara Pas bandara pelaku untuk pertanggungjawaban.
2.1.4. Melaporkan kepada Supervisor mengenai kondisi di lapangan.
2.1.5. Mengawasi area tumpahan sampai pembersihan selesai dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
2.1.6. Mendampingi petugas PKP-PK dalam proses pembersihan tumpahan fuel
atau petugas Accesibility & Environment untuk tumpahan oli dan memastikan
bahwa Apron / Parking Stand telah bersih dan siap digunakan kembali.
2.1.7. Menginformasikan kepada Supervisor jika pembersihan tumpahan fuel / oli
selesai dilaksanakan dan parking stand siap dipergunakan.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 13


2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR
2.2.1. Berkoordinasi dengan Petugas Ground Tower dan AOC agar untuk
sementara tidak menempatkan pesawat dimana terdapat tumpahan fuel / oli.
2.2.2. Menginstruksikan kepada yang bertanggung jawab terhadap tumpahan
Bahan Bakar Minyak (fuel / oil spillage) agar segera melakukan pembersihan.
2.2.3. Menghubungi petugas PKP-PK untuk melakukan pembersihan tumpahan fuel
atau petugas Accesibility & Environment untuk tumpahan oli apabila area
tumpahan cukup luas.
2.2.4. Menginformasikan ke petugas Ground Tower dan AOC bahwa tumpahan fuel
/ oli sudah dibersihkan dan Apron / Parking Stand dapat dioperasikan kembali.
2.2.5. Melaporkan kepada AMC Coordinator / Junior Manager dan Officer In Charge
(OIC).
2.2.6. Membuat laporan harian di Log Book.

2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.3.1. Meneruskan laporan kejadian yang diterima dari Supervisor kepada Junior
Manager.
2.3.2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait.
2.3.3. Membantu Junior Manager dalam menyelesaikan permasalahan operasional.

2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.4.1. Melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal.
2.4.2. Membuat laporan kepada atasan langsung.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 14


PENGAWASAN DAN
PENGKOORDINASIAN FASILITAS DI
SISI UDARA

Dok.No: Revisi : ke -3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal :
Halaman 15
16 agustus 2017

1. UMUM
Unit Apron Movement Control bertanggung jawab terhadap kelayakan dan atau kesiapan
fasilitas di sisi udara yang meliputi: Apron, Garbarata, marka Apron, Parking Stand /
Coordinate Identification Number, Flood Light, Apron Edge Light, Apron Guidance Light,
Hydrant Pit, *GSS dan *VDGS.

2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melaksanakan inspeksi rutin minimal setiap 1 jam dan memastikan fasilitas
di sisi udara berfungsi dengan baik.
2.1.2. Melaporkan kepada Supervisor mengenai kondisi di lapangan.

2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.2.1. Berkoordinasi dengan unit-unit terkait apabila ada fasilitas sisi udara yang
rusak (Unserviceable) untuk perbaikan.
2.2.2. Menginformasikan kepada petugas Ground Tower, AOC, Ground Handling /
Airlines apabila kerusakan fasilitas dapat menyebabkan gangguan
operasional.
2.2.3. Melaporkan ke petugas Officer in Charge (OIC);
2.2.4. Membuat laporan harian di Log Book.

2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.3.1. Meneruskan laporan kejadian yang diterima dari Supervisor kepada Junior
Manajer.
2.3.2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait.
2.3.3. Membantu Junior Manager dalam menyelesaikan permasalahan administrasi
dan operasional.

2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.4.1. Melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal.
2.4.2. Membuat laporan kepada atasan langsung.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 15


PEMANDUAN PESAWAT UDARA

Dok. No : Revisi ke - 3
STANDAR OPERASI PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 16-19
16 agustus 2017

1. UMUM

1.1. Pelayanan pemanduan pesawat udara dilaksanakan apabila pesawat udara sedang
mengalami ancaman bom, sabotase, pembajakan atau permasalahan teknis, baik di
Apron, Taxiway atau Runway dan akan ditempatkan pada suatu lokasi parking stand
tertentu atau Isolated Area.
1.2. Pemanduan dilaksanakan atas permintaan dari unit ADC.
1.3. Pemanduan dilakukan dengan menggunakan kendaraan Follow Me.
1.4. Pada saat melakukan pemanduan petugas AMC diharuskan menggunakan Alat
komunikasi dua arah Handy Talkie (HT) dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti rompi,
kacamata anti Ultraviolet, Safety Shoes dan Ear Muff / Ear Plug.

2. PROSEDUR
2.1. Pemanduan Pesawat Udara Yang Mengalami Ancaman Bom, Sabotase dan
Pembajakan (Hijacking).
2.1.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1.1. Menyiapkan kendaraan Follow Me, alat komunikasi (HT) dan Grid
Map.
2.1.1.2. Follow Me bergerak menuju titik penjemputan setelah mendapat
clearance dari petugas Ground Tower.
2.1.1.3. Jaga jarak aman antara kendaraan Follow Me dengan pesawat
pada saat melakukan pemanduan (Minimal 200 meter di depan
pesawat).
2.1.1.4. Penempatan atau alokasi pesawat hijacking di Isolated area

2.1.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.1.2.1. Mendampingi pelaksana dalam melaksanakan pemanduan
dengan kendaraan Follow Me.
2.1.2.2. Melakukan komunikasi melalui HT dengan petugas Ground Tower
untuk meminta clearance dan route menuju titik penjemputan.
2.1.2.3. Lapor ke petugas Ground Tower pada saat akan, sedang dan
sesudah melakukan pemanduan.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 16


2.1.2.4. Menggunakan Phraseology yang standard pada saat melakukan
komunikasi.
2.1.2.5. Melaporkan kejadian, pelaksanaan pemanduan kepada
Coordinator atau Junior Manager.
2.1.2.6. Membuat laporan harian di Log Book.

2.1.2.7. Melaporkan kejadian, pelaksanaan pemanduan kepada


Coordinator atau Junior Manager.
2.1.2.8. Melaporkan kejadian, pelaksanaan pemanduan kepada
Coordinator atau Junior Manager.
2.1.2.9. Membuat laporan harian di Log Book.

2.1.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.1.3.1. Meneruskan laporan yang diterima dari Supervisor kepada Junior
Manager;
2.1.3.2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit dan instansi yang terkait
penanganan pesawat, penumpang dan barang;

2.1.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.1.4.1. Bersama-sama dengan petugas dari unit-unit dan instansi lainnya
ikut dalam tim Airport Emergency Exercise (AEE);
2.1.4.2. Membuat laporan kepada atasan langsung;
2.2. Pemanduan Pesawat Udara Yang Mengalami Permasalahan Teknis (Trouble
Engine, Emergency Landing Gear, dsb)

2.2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER


2.2.1.1. Menyiapkan kendaraan Follow Me, alat komunikasi (HT) dan Grid
Map;
2.2.1.2. Follow Me bergerak menuju titik penjemputan setelah mendapat
clearance dari petugas Tower;
2.2.1.3. Jaga jarak aman antara kendaraan Follow Me dengan pesawat
pada saat melakukan pemanduan (200 meter di depan pesawat);
2.2.1.4. Apabila pesawat tidak bergerak sendiri maka Follow Me
melakukan pemanduan Pushback Tractor/Tobarless, Bus
pengangkut penumpang/Crew, Gerobak pengangkut
Cargo/Bagasi dan kendaraan petugas menuju ke lokasi atau
darilokasi menuju ke terminal;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 17


2.2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR
2.2.2.1. Mendampingi pelaksana dalam melaksanakan pemanduan
dengan kendaraan Follow Me;
2.2.2.2. Melakukan komunikasi melalui HT dengan petugas Tower untuk
meminta clearance dan route menuju titik penjemputan;
2.2.2.3. Lapor ke petugas Tower pada saat akan, sedang dan sesudah
melakukan pemanduan;
2.2.2.4. Menggunakan Phraseology yang standard pada saat melakukan
komunikasi;
2.2.2.5. Melaporkan kejadian kepada Coordinator atau Junior Manager;
2.2.2.6. Membuat laporan harian di Log Book;

2.2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.2.3.1. Meneruskan laporan yang diterima dari Supervisor kepada Junior
Manager;
2.2.3.2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit dan instansi yang terkait
penanganan pesawat, penumpang dan barang;

2.2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER

2.2.4.1. Bersama-sama dengan petugas dari unit-unit dan instansi lainnya


ikut dalam tim Airport Emergency Exercise (AEE) apabila pesawat
mengalami Crash Landing;
2.2.4.2. Membuat laporan kepada atasan langsung;

2.3. Pemanduan pesawat udara by towing.


2.1.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1.1. Menyiapkan kendaraan Follow Me, alat komunikasi (HT) dan Grid
Map.
2.1.1.2. Follow Me bergerak menuju titik penjemputan setelah mendapat
clearance dari petugas Ground Tower.
2.1.1.3. Jaga jarak aman antara kendaraan Follow Me dengan pesawat
pada saat melakukan pemanduan (200 meter di depan pesawat);
2.1.1.4. Apabila pesawat tidak bergerak sendiri maka Follow Me
melakukan pemanduan Pushback Tractor / Towbarless, Bus
pengangkut penumpang / Crew, gerobak pengangkut Cargo /
Bagasi dan kendaraan petugas menuju ke lokasi atau dari lokasi
menuju ke terminal.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 18


2.1.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR
2.1.2.1. Mendampingi pelaksana dalam melaksanakan pemanduan
dengan kendaraan Follow Me;
2.1.2.2. Melakukan komunikasi melalui HT dengan petugas Ground Tower
untuk meminta clearance dan route menuju titik penjemputan.
2.1.2.3. Lapor ke petugas Ground Tower pada saat akan, sedang dan
sesudah melakukan pemanduan.
2.1.2.4. Menggunakan Phraseology yang standard pada saat melakukan
komunikasi.
2.1.2.5. Melaporkan kejadian kepada Coordinator atau Junior Manager.
2.1.2.6. Membuat laporan harian di Log Book.

2.1.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.1.3.1. Meneruskan laporan yang diterima dari Supervisor kepada Junior
Manager.
2.1.3.2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit dan instansi yang terkait
penanganan pesawat, penumpang dan barang.

2.1. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.1.1. Melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal.
2.1.2. Membuat laporan kepada atasan langsung.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 19


PELAYANAN PEMANDUAN
NON PESAWAT UDARA

Dok. No : Revisi : ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 20-21
16 agustus 2017

1. UMUM

1.5. Pelayanan pemanduan non pesawat udara dilaksanakan apabila ada permintaan
dari kendaraan yang tidak dilengkapi persyaratan yang berlaku di sisi udara.
1.6. Pemanduan dilaksanakan atas permintaan dari mitra kerja maupun instansi
pemerintah .
1.7. Pemanduan dilakukan dengan menggunakan kendaraan Follow Me.
1.8. Pada saat melakukan pemanduan, petugas AMC diharuskan menggunakan Alat
komunikasi dua arah Handy Talkie (HT) dan Alat Pelindung Diri (APD).

2. PROSEDURE
2.1.4. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.4.1. Menyiapkan kendaraan Follow Me, alat komunikasi (HT) dan Grid
Map.
2.1.4.2. Follow Me bergerak menuju titik penjemputan setelah mendapat
clearance dari petugas Ground Tower.
2.1.4.3. Jaga jarak aman antara kendaraan Follow Me dengan mobil pada
saat melakukan pemanduan.

2.1.5. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.1.5.1. Mendampingi pelaksana dalam melaksanakan pemanduan
dengan kendaraan Follow Me.
2.1.5.2. Melakukan komunikasi melalui HT dengan petugas Ground Tower
untuk meminta clearance dan route menuju titik penjemputan.
2.1.5.3. Lapor ke petugas Ground Tower pada saat akan, sedang dan
sesudah melakukan pemanduan.
2.1.5.4. Menggunakan Phraseology yang standard pada saat melakukan
komunikasi.
2.1.5.5. Melaporkan kejadian kepada Coordinator atau Junior Manager.
2.1.5.6. Membuat laporan harian di Log Book.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 20


2.1.6. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR
2.1.6.1. Meneruskan laporan yang diterima dari Supervisor kepada Junior
Manager.
2.1.6.2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit dan instansi yang terkait
penanganan pemanduan non pesawat udara.

2.1. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.1.1. Melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal.
2.1.2. Membuat laporan kepada atasan langsung.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 21


PELAYANAN PEMANDUAN
KENDARAAN VVIP
Dok. No : Revisi : ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL Tanggal : Halaman 22-23
16 agustus 2017

1. UMUM
1.1. Pemanduan kendaraan VVIP adalah pemanduan kendaraan protokoler
Kenegaraan yang berisi Pejabat Negara setingkat Presiden / Kepala Negara /
Kepala Pemerintahan.
1.2. Permintaan pemanduan kendaraan VVIP diterima dari petugas Pelayanan
Pelanggan / ADM VIP Room atau penanggung jawab operasi atas permintaan
protokoler kenegaraan.
1.3. Pemanduan dilakukan menggunakan kendaraan Follow me.
1.4. Pada saat melakukan pemanduan petugas Apron Movement Control diharuskan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
1.5. Rute pemanduan kendaraanVVIP :
a. VIP Room – Service Road Terminal B – Service Road Terminal C – Access
Road Terminal C & D - menuju lokasi penjemputan.
b. Lokasi penjemputan – Access Road Terminal D & C – Service Road Terminal
C – Service Road Terminal B – menuju VIP Room
Note : Pemanduan tidak dibenarkan melewati Lorong Service Road, kecuali atas
permintaan petugas Paspampres

2. PROSEDUR
2.1. Pemanduan Kendaraan VVIP Datang
2.1.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1.1. Menyiapkan kendaraan Follow Me yang akan dipergunakan
untuk pemanduan dan petugas AMC yang menjadi pemandu /
pengemudi harus dilengkapi dengan Tanda Izin Mengemudi
(TIM);
2.1.1.2. Mengemudikan kendaraan Follow Me menuju VIP Room setelah
menerima informasi dari petugas informasi yang bertugas di VIP
Room atau dari petugas Officer in Charge, 15 menit sebelum
pesawat boarding,untuk dilakukan pemeriksaan keamanan oleh
petugas Paspampres.
2.1.1.3. Menempatkan kendaraan Follow Me pada posisi paling depan
dari kendaraan-kendaraan yang akan mengantar tamu VVIP.
2.1.1.4. Melaksanakan pemanduan kendaraan yang menjemput tamu
VVIP menuju lokasi parkir pesawat udara atau menuju Ramp

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 22


Out Gate yang terdekat dengan pesawat udara jika pesawat
udara menggunakan fasilitas Garbarata atau sesuai pengaturan
dari petugas Paspampres.
2.1.1.5. Posisi pintu masuk tamu VVIP dari pesawat / Remote Gate
berada di sebelah kiri kecuali atas permintaan Paspampres.
2.1.1.6. Menyalakan lampu depan, lampu Hazard dan lampu Strobo
( Strobe Light ) ketika melaksanakan pemanduan.
2.1.1.7. Mengemudikan kendaraan Follow Me dengan kecepatan
maksimum 40 km/jam atau disesuaikan dengan permintaan
petugas Paspampres.

2.1.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.1.2.1. Melakukan koordinasi dengan petugas VIP Room terkait waktu
kedatangan, pesawat yang akan dipergunakan dan tamu VVIP
yang akan datang.
2.1.2.2. Mencatat nama Airlines, nomor penerbangan, registrasi dan
type pesawat, Bandara asal, nomor/lokasi Parking Stand.
2.1.2.3. Berkoordinasi dengan petugas Apron Movement Control room
untuk memastikan posisi pesawat yang dipergunakan tamu
VVIP.
2.1.2.4. Mendampingi pelaksana di dalam kendaraan Follow Me selama
proses pemanduan berlangsung.
2.1.2.5. Melaporkan kepada Coordinator / Junior Manager.
2.1.2.6. Mencatat dalam Log Book.

2.1.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.1.3.1. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran
pelaksanaan pemanduan jika diperlukan.
2.1.3.2. Meneruskan laporan yang diterima dari Supervisor kepada
Junior Manager.
2.1.3.3. Membuat laporan tertulis untuk disampaikan kepada Junior
Manager.

2.1.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.1.4.1. Melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal jika
diperlukan untuk kelancaran tugas.
2.1.4.2. Memantau jalannya pemanduan.
2.1.4.3. Membuat laporan kepada atasan langsung;.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 23


PENANGANAN INCIDENT DAN
ACCIDENT DI SISI UDARA
Dok. No : Revisi : ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal: Halaman 24-25
16 agustus 2017

1. UMUM

1.1. Incident; adalah suatu kondisi dimana tidak / kurang terpenuhinya standar minimal
yang dipersyaratkan dalam operasi penerbangan, yang dapat mempengaruhi
keselamatan operasi penerbangan.
1.2. Accident; adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan terjadi secara tiba-
tiba, yang menyebabkan kerusakan pada benda atau luka pada orang serta
kerugian lainnya yang bersifat material maupun non material, dan dapat
menggangu operasional penerbangan.
1.3. Pengawasan pergerakan di Sisi udara, dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Monitor CCTV di ruang kantor Pengawasan Sisi Udara
2. Inspeksi lapangan
2. PROSEDUR

2.1 Penanganan Incident di sisi udara


2.1.1 APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1.1 Melaksanakan inspeksi langsung di lokasi dan menganalisa
serta menutup parking stand untuk sementara untuk alasan
safety apabila diperlukan.
2.1.1.2 Menahan sementara Pas Bandara pelaku untuk
pertanggungjawaban.
2.1.1.3 Melaporkan kepada Supervisor mengenai kondisi di lapangan.
2.1.1.4 Mengawasi area sekitar TKP untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan.
2.1.1.5 Mendampingi petugas RFFS atau petugas medis dalam proses
evakuasi atau penyelamatan dan memastikan bahwa Apron /
Parking Stand telah bersih dan siap digunakan kembali.
2.1.1.6 Menginformasikan kepada Supervisor jika proses evakuasi telah
selesai dilaksanakan dan parking stand / TKP siap
dipergunakan.

2.1.2 APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.1.2.1 Mendampingi pelaksana dalam melaksanakan kegiatan
evakuasi ataupun analisa kejadian.
2.1.2.2 Melakukan komunikasi melalui HT atau telepon dengan unit
terkait untuk meminta bantuan dan melaporkan kejadian.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 24


2.1.2.3 Mendata kerusakan fasilitas atau korban dari kejadian Incident
atau Accident tersebut.

2.1.2.4 Melaporkan kejadian, Incident atau Accident kepada


Coordinator atau Junior Manager.
2.1.2.5 Membuat laporan harian di Log Book.

2.1.3 APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.1.3.1 Meneruskan laporan yang diterima dari Supervisor kepada
Junior Manager.
2.1.3.2 Melakukan koordinasi dengan unit-unit dan instansi yang terkait
penanganan pesawat, penumpang dan barang.

2.1.4 APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.1.4.1 Bersama-sama dengan petugas dari unit-unit dan instansi
lainnya ikut dalam tim Airport Emergency Exercise (AEE).
2.1.4.2 Membuat laporan kepada atasan langsung.

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 25


PENGAWASAN DAN
PENERTIBAN ORANG DI SISI
UDARA

STANDAR OPERASIDAN PROSEDUR Dok. No : Revisi : ke -3


APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 26-27
16 agustus 2017

1. UMUM
1.1. Pengawasan dan penertiban di Sisi Udara merupakan tugas dan fungsi personil
Apron Movement Control.
1.2. Pengawasan dan penertiban di Sisi Udara dilakukan secara simultan setiap 1 jam
sekali untuk menciptakan ketertiban di Sisi Udara dan mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan.
1.3. Pelaku pelanggaran akan dikenakan teguran atau sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.

2. PROSEDUR PENINDAKAN DAN PENILANGAN


2.1 Memberhentikan kendaraan bila terindikasi melakukan pelanggaran
2.2 Setelah memberhentikan kendaraan, memberikan salam dengan santun
2.3 Mempertanyakan kelengkapan persyaratan petugas dan kendaraan
2.4 Menjelaskan kepada pelanggar tentang kesalahannya
2.5 Diselesaikan di ruangan AMC ( Hindari konflik di tempat kejadian )
2.6 Melakukan briefing di ruangan AMC
2.7 Memberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku ( tidak diberikan hukuman fisik )
2.8 Setelah masa sanksi habis si pelanggar wajib membuat surat pernyataan yang ber
kop surat perusahaan dan di tanda tangani oleh pejabat setingkat manager
dilengkapi materai Rp.6000

2.1.1 APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER


2.1.1.1 Mengawasi personil yang beroperasi di Sisi Udara sesuai dengan
kode area wilayah kerjanya yang terdapat pada Pas :
- A : Arrival Hall
- B : Boarding Lounge
- C : Check In Counter
- G : Gudang
- P : Plat form
- V : Obyek vital
2.1.1.2 Menertibkan Validasi Pas Bandara yang bertugas di Sisi Udara;
2.1.1.3 Memberikan teguran dan atau menahan Pas pelaku pelanggaran;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 26


2.1.1.4 Melaporkan Pas yang ditahan ke Supervisor untuk ditindak lanjuti
sesuai ketentuan yang berlaku;

2.1.2 APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.1.2.1 Menerima laporan dari AMC Officer;
2.1.2.1 Memberikan briefing dan tindakan kepada pelaku pelanggaran
sesuai ketentuan yang berlaku (menahan Pas dan diberikan Surat
Bukti Pelanggaran);
2.1.2.2 Mencatat dalam Log Book;
2.1.2.3 Melaporkan kepada Coordinator/Junior Manager.

2.1.3 APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.1.3.1 Merekap Laporan yang diterima dari Supervisor;
2.1.3.2 Membuat laporan kepada Junior Manager;

2.1.4 APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.1.4.1 Koordinasi dengan instansi pelaku pelanggaran;
2.1.4.2 Membuat laporan kepada atasan langsung;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 27


PENGAWASAN DAN
PENERTIBAN KENDARAAN / GSE
DI SISI UDARA
Dok. No : Revisi ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal :
Halaman 28-29
16 agustus 2017

1. UMUM
1.1. Pengawasan dan penertiban kendaraan/GSE di Sisi Udara merupakan tugas dan
fungsi personil Apron Movement Control.
1.2. Pengawasan dan penertiban dilakukan secara simultan setiap 1 jam sekali untuk
menciptakan ketertiban di Sisi Udara dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan.
1.3. Pelaku pelanggaran akan dikenakan teguran atau sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
1.4. Kendaraan/GSE yang ditemukan tidak memenuhi persyaratan beroperasi di Sisi
Udara akan diminta untuk dikeluarkan dari Sisi Udara atau dilarang dioperasikan
sampai persyaratan beroperasi terpenuhi.

2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Menertibkan Validasi Pas Kendaraan/GSE dan TIM;
2.1.2. Memeriksa dan mengawasi kelengkapan kendaraan yang beroperasi di
sisi udara, meliputi :
- Plat nomor kendaraan ‘PLAT FORM’
- StikerUji laik kendaraan/GSE;
- Pas kendaraan dan stiker Platform / sisi udara;
- Flame trap bagi kendaraan berbahan bakar bensin;
- Firex / APAR minimal 3 kg;
- Logo perusahaan diameter minimal 25 cm;
- Steady Yellow;
- Lampu-lampu dan kelengkapan kendaraan lainnya;
2.1.3. Mengawasi dan menertibkan pengemudi kendaraan/operator GSE yang
menjalankan kendaraannya melebihi batas kecepatan maksimum dan
parkir kendaraan/GSE di area yang telah ditentukan;
2.1.4. Batas kecepatan kendaraan/GSE sesuai area operasinya :
- Acces Road : Max 40 km/jam
- Service Road : Max 25 km/jam

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 28


- Break Down & Make-up Area : Max 10 km/jam
- Apron : Max 5 km/jam
2.1.5. Memberikan teguran dan atau menahan Pas dan atau TIM pelaku
pelanggaran;
2.1.6. Melaporkan Pas/TIM yang ditahan ke Supervisor untuk ditindak lanjuti
sesuai ketentuan yang berlaku;

2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.2.1. Menerima laporan dari pelaksana;
2.2.2. Memberikan briefing dan atau menahan Pas/TIM dan diberikan Surat Bukti
Pelanggaran;
2.2.3. Mencatat dalam Log Book;
2.2.4. Melaporkan kepada Coordinator/Junior Manager;

2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.3.1. Merekap Laporan yang diterima dari Supervisor;
2.3.2. Membuat laporan kepada Junior Manager;

2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.4.1. Koordinasi dengan instansi pelaku pelanggaran atau jika ditemukan GSE
yang sudah tidak dioperasikan untuk dikeluarkan dari Sisi Udara;
2.4.2. Membuat laporan kepada atasan langsung;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 29


KEGIATAN RAZIA DI SISI UDARA

Dok. No : Revisi ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 30-31
16 agustus 2017

1. UMUM
1.1. Kegiatan razia di sisi udara merupakan tugas dan fungsi unit Apron Movement
Control yang pelaksanaannya melibatkan unit dan instansi lain seperti : Avsec, PKP-
PK, Equipment and Maintenance dan Otoritas Bandara Wilayah 1;
1.2. Razia dilaksanakan untuk menertibkan kendaraan/GSE dan orang yang ada di sisi
udara agar memenuhi aturan yang berlaku;
1.3. Kegiatan razia dilakukan setiap 1 (satu) bulan;

2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Menyiapkan kendaraan Follow Me untuk kegiatan razia;
2.1.2. Menyiapkan peralatan/perlengkapan untuk kegiatan razia;
2.1.3. Membawa petugas (Dropping) ke tempat yang telah ditentukan;
2.1.4. Melaksanakan razia bersama-sama dengan petugas dari unit dan instansi
lainnya;

2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.2.1. Menyiapkan peralatan/perlengkapan kegiatan razia :
- Signed (STOP, Ada Pemeriksaan);
- Safety Cone;
- Buku Tilang;
- Sticker;
- ATK;
2.2.2. Menyiapkan ruangan untuk Entry Briefing dan Evaluasi;
2.2.3. Mengatur personil yang akan ikut serta dalam kegiatan razia;
2.2.4. Menyiapkan Logistik untuk kegiatan razia;
2.2.5. Melaporkan kesiapan kepada Coordinator/Junior Manager;
2.2.6. Membuat Laporan;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 30


2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR
2.3.1. Entry Briefing kepada peserta kegiatan razia;
2.3.2. Mengatur personil dan jadwal pelaksanaan razia;
2.3.3. Merekap data hasil kegiatan razia;
2.3.4. Melaporkan kepada Junior Manager;

2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.4.1. Membuat program kegiatan razia penertiban di sisi udara;
2.4.2. Membuat dan mengajukan anggaran kegiatan;
2.4.3. Berkoordinasi dengan unit-unit dan instansi terkait;
2.4.4. Membuat laporan kepada atasan langsung;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 31


INPUT DATA PENERBANGAN

Dok. No Revisi ke -3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
Tanggal : Halaman 32-33
APRON MOVEMENT CONTROL BSH
16 agustus 2017

1. UMUM
1.1. Input data penerbangan merupakan salah satu tugas dan fungsi unit Apron
Movement Control.
1.2. Input data penerbangan dilakukan ke dalam aplikasi Komputer meliputi data : On
Block / Off Block, Registrasi Pesawat, Type pesawat, Parking Stand dan penggunaan
Garbarata / GSS.
1.3. Input data penerbangan dilaksanakan setiap kali ada pergerakan dimana data
tersebut akan dipergunakan oleh unit komersil sebagai data dukung penagihan
PJP4U.

2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Mengawasi pergerakan pesawat Datang dan Berangkat;
2.1.2. Memastikan dan memasukkan data pesawat udara datang/berangkat ke
dalam computer dan mencatat secara manual di AMC Sheet :
- Registrasi;
- Type pesawat udara;
- Block On/Block Off time;
- Parking Stand Number;
2.1.3. Melaporkan kepada Supervisor apabila ada ketidakcocokan data;

2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.2.1. Menyiapkan formulir AMC Sheet;
2.2.2. Menyiapkan ATK;
2.2.3. Menyiapkan Movement Sheet setiap awal bulan,dilaporkan kepada
Coordinator/Junior Manager;
2.2.4. Membuat laporan kepada Coordinator / Junior Manager;
2.2.5. Mencatat Log Book;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 32


2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR
2.3.1. Merekap data penggunaan Garbarata (Berkoordinasi dengan Pihak Ke tiga);
2.3.2. Mengkompilasi Movement Sheet untuk diserahkan ke unit Komersil;
2.3.3. Membuat laporan kepada Junior Manager;

2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.4.1. Koordinasi dengan unit-unit dan instansi terkait data penerbangan yang
bermasalah;
2.4.2. Membuat laporan kepada atasan langsung;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 33


PENCATATAN LAPORAN LOG BOOK

Dok. No : Revisi ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
Tanggal : Halaman 34
APRON MOVEMENT CONTROL BSH 16 agustus 2017

1. UMUM
1.1. Pencatatan Laporan Log Book dilakukan sebagai record data manual untuk setiap
kegiatan atau kejadian selama kegiatan tugas dari awal pertukaran shift sampai
dengan pergantian shift berikutnya.
1.2. Pencatatan Log Book dilaksanakan oleh Supervisor.

2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
Melaporkan kepada Supervisor setiap kegiatan yang dilaksanakan selama bertugas.

2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.2.1. Menerima laporan dari petugas AMC Officer;
2.2.2. Mencatat laporan yang diterima dari AMC Officer terkait :
- Fasilitas Kerja;
- Fasilitas Operasional;
- Kondisi Lapangan;
- Kebersihan Apron dan sekitarnya;
- Adanya kerusakan atau perbaikan fasilitas di Apron;
- Kejadian di Apron;
2.2.3. Membuat laporan kepada Coordinator/Junior Manager;

2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.3.1. Merekap laporan yang ada dalam Log Book;
2.3.2. Membuat laporan kepada Junior Manajer;

2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.4.1. Menerima rekap laporan bulanan yang dibuat Coordinator;
2.4.2. Membuat laporan kepada atasan langsung;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 34


PELAPORAN PELAKSANAAN
TUGAS

Dok. No : Revisi ke - 3

STANDAR OPERASIDAN PROSEDUR


Tanggal : Halaman 35
APRON MOVEMENT CONTROL BSH 16 agustus 2017

1. UMUM
1.1. Pelaporan pelaksanaan tugas adalah merupakan data/catatan dari setiap kegiatan
yang dilakukan sepanjang pelaksanaan tugas.
1.2. Laporan dibuat sesegera mungkin sebelum pergantian shift.
1.3. Pelaporan pelaksanaan tugas ditanda tangani oleh Supervisor.

2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melaporkan setiap kondisi/kejadian kepada Supervisor;
2.1.2. Laporan menyangkut masalah kondisi fasilitas, kebersihan, operasional dan
kejadian (incident/accident);

2.2. APRON MOVEMENT CONTROL SUPERVISOR


2.2.1. Menerima setiap laporan dari petugas pelaksana;
2.2.2. Menginformasikan/koordinasi dengan unit-unit terkait untuk menyelesaikan
permasalahan operasional;
2.2.3. Membuat laporan tertulis untuk disampaikan kepada Coordinator dan atau
Officer in Charge;

2.3. APRON MOVEMENT CONTROL COORDINATOR


2.3.1. Menerima laporan dari Supervisor;
2.3.2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait ;
2.3.3. Membuat laporan tertulis kepada Junior Manager ;

2.4. APRON MOVEMENT CONTROL JUNIOR MANAGER


2.4.1. Menerima laporan dari Supervisor/Coordinator ;
2.4.2. Menindaklanjuti laporan untuk menyelesaikan jika ada permasalahan;
2.4.3. Membuat laporan kepada atasan langsung;

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 35


PENUTUP

1. Prosedur dan Fasilitas Pelayanan Penumpang Bandar Udara ini berlaku untuk Kantor
Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-
Hatta.
2. Apabila karena suatu hal Prosedur dan Fasilitas Pelayanan Penumpang Bandar Udara
ini tidak dapat dipergunakan atau tidak sesuai lagi dengan keadaan dilapangan, maka
akan diadakan penyempurnaan seperlunya.
3. Dengan diterbitkannya Prosedur dan Fasilitas Pelayanan Penumpang Bandar Udara ini
merupakan pedoman bagi petugas terkait untuk melaksanakan tugas sehari-hari.
4. Hal-hal yang belum diatur dalam Prosedur dan Fasilitas Pelayanan Penumpang Bandar
Udara ini akan diatur dalam peraturan tersendiri.

Tangerang, Agustus 2017


PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

Menyetujui,

PT JUNIOR MANAGER AMC T1 TERMINAL 1 SENIOR MANAGER

DJOEN HARYANTO EKO WAHYUDI

Mengetahui;

EXECUTIVE GENERAL MANAGER


BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

M. SURIAWAN WAKAN

Standard Operation Procedure - Apron Movement Control 36

Anda mungkin juga menyukai