4. PENUTUP 36
.............................................................................................................................................
.........................
1.1. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas Dinas Apron
Movement Control BSH ( AMC ), perlu ditetapkan Standard Operation Procedure (SOP)
sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.
1.3. ORGANISASI
Apron Movement Control adalah dinas di lingkungan perusahaan yang berada di bawah
Unit Airport Operation. Pelaksanaan tugas unit AMC dipimpin oleh Apron Movement control
Junior Manager dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu oleh 1 Personil sebagai
Apron Movement Control Coordinator, 3 personil sebagai Apron Movement Control
Supervisor dan 6 Personil sebagai Apron Movement Control Officer yang bertugas selama
24 jam secara bergilir (12 jam setiap shift-terdiri dari 4 shift ).
1.4. TUGAS
Dinas AMC mempunyai tugas sebagai penanggung jawab atas kegiatan pelayanan operasi
penerbangan di darat, pengawasan pergerakan pesawat, lalu lintas kendaraan, barang,
orang dan kebersihan di sisi udara, pengawasan terhadap hewan liar yang ada di sisi udara
( apron ), pengaturan dan pengawasan penempatan peralatan Ground Support Equipment
serta pencatatan data penerbangan dan pendistribusian data penerbangan kepada unit
Komersil.
1.5. FUNGSI
Melaksanakan fungsi pelayanan dan pengawasan sesuai dengan apa yang tercantum di
dalam Standard Operation Procedure - Apron Movement Control.
a. Apron; adalah suatu daerah di Bandar Udara yang telah ditentukan untuk menempatkan
pesawat udara, menaikkan dan menurunkan penumpang, kargo, pos, pengisian bahan
bakar, parkir dan perawatan pesawat udara.
b. Apron Taxiway; adalah taxiway yang berada di Apron yang dimaksudkan untuk taksi
yang melintasi apron atau sebagai akses ke aircraft taxi line.
c. Air Craft Stand Taxi Line adalah bagian apron yang ditentukan sebagai taxiway dan
dimaksudkan sebagai akses ke stand pesawat udara.
d. Apron Movement Control, berfungsi sebagai pengawasan dan pengaturan atas semua
pergerakan lalulintas di area Apron yang terdiri dari lalulintas pesawat udara, kendaraan,
orang dan barang.
e. Apron Management Services adalah Pelayanan Pengaturan Pesawat Udara Di Apron
f. Accident; adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan terjadi secara tiba-tiba, yang
menyebabkan kerusakan pada benda atau luka pada orang serta kerugian lainnya yang
bersifat material maupun non material, dan dapat menggangu operasional penerbangan.
g. Aircraft damage (kerusakan pada pesawat udara); adalah kondisi yang mengakibatkan
kerusakan terhadap struktur, kekuatan, performance dan karakteristik pesawat udara.
h. Apron Safety Area (ASA); adalah area dimana pesawat udara diparkir selama
pelayanan darat, dengan jarak aman minimum 7,5 meter terhadap sisi pesawat udara,
kecuali untuk jarak aman wing tip, yang dapat berkurang hingga jarak minimum. Area ini
harus aman dari setiap kendaraan atau peralatan selama pesawat udara bergerak dan
dijelaskan oleh garis batas atau oleh ABL jika suatu taxiway melalui posisi parkir. Luas
ASA ditentukan oleh tipe pesawat terbesar yang menggunakan posisi parkir atau oleh
Equipment Restrain Area (ERA)
i. Air Traffic Control ; unit yang mengatur lalu lintas pesawat udara.
j. Aerodrome adalah daerah tertentu di darat maupun di udara, termasuk bangunan
instalasi, dan fasilitasnya yang dipergunakan untuk kedatangan dan pergerakan pesawat
dipermukaannya;
k. Otoritas Bandara; adalah Intitusi Pemerintah di bawah kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selaku Regulator yang mengawasi pemenuhan
peraturan.
l. Aerodrome Control Tower (ADC), unit yang mengatur lalu lintas udara di maneuvering
area dan di sekitar aerodrome;
m. Apron Movement Control, Unit yang memandu pergerakan dan parkir pesawat di
daerah Apron;
n. Airside adalah bagian dari Bandar Udara untuk operasi pesawat udara dengan segala
fasilitas penunjangnya yang merupakan daerah bukan publik (NPA).
o. Baggage (Bagasi); adalah barang milik penumpang yang sebelum keberangkatannya
diserahkan kepada perusahaan angkutan udara untuk diangkut dengan pesawat udara
bersama-sama dengan penumpang yang bersangkutan;
Dok. No : Revisi : ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 7-8
16 agustus 2017
1. UMUM
2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melaksanakan pengawasan petugas / kendaraan / GSE yang beroperasi di
Apron untuk memastikan pergerakan pesawat udara menuju ke / dari
Parking Stand tidak mengalami gangguan dan bebas dari obstacle & FOD.
2.1.2. Memastikan tipe pesawat yang datang sesuai dengan kapasitas Parking
Stand yang dialokasikan.
2.1.3. Menghentikan pergerakan pesawat udara, kendaraan / GSE di Apron
dengan alasan keselamatan.
2.1.4. Melaporkan situasi dan kondisi di lapangan melalui radio komunikasi dua
arah (HT) kepada AMC Supervisor.
2.1.5. Memasukkan data Block - On / Block - Off dan registrasi pesawat kedalam
komputer dan mencatat dalam Movement Sheet.
1. UMUM
2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melaksanakan inspeksi lapangan secara kontinyu minimal setiap 1 jam
sekali untuk menjaga kebersihan Apron.
2.1.2. Memberikan teguran kepada orang dan atau menahan PAS bandara
petugas yang membuang sampah sembarangan di sisi udara (Apron) atau
mengakibatkan kotor permukaan Apron seperti ceceran oli / bahan bakar
dan menyerahkannya kepada AMC Supervisor.
2.1.3. Melaporkan kondisi di lapangan melalui radio komunikasi dua arah (HT)
kepada AMC Supervisor.
1. UMUM
1.1. Pengawasan kebersihan adalah untuk memastikan kondisi kebersihan interior dan
eksterior Garbarata.
1.2. Pengawasan kebersihan dilaksanakan secara periodik sesuai kebutuhan masing-
masing Bandara cabang.
1.3. Petugas Apron Movement Control T1 bertanggung jawab terhadap kondisi
kebersihan Garbarata baik interior maupun eksterior.
1.4. Pada saat melaksanakan inspeksi, personil AMC diharuskan melengkapi diri
dengan alat komunikasi dua arah Handy Talkie (HT) dan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) seperti rompi, kacamata anti Ultraviolet, Safety Shoes dan Ear
Muff / Ear Plug.
2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melakukan pemeriksaan kebersihan interior Garbarata secara rutin yaitu
karpet, dinding, kaca, lantai, kanopi dan plafond.
2.1.2. Melakukan pemeriksaan kebersihan eksterior Garbarata secara rutin yaitu,
dinding luar tunnel, kaca bagian luar dan tangga Garbarata.
2.1.3. Melaporkan kondisi di lapangan melalui radio komunikasi dua arah (HT)
kepada Supervisor.
Dok. No : Revisi : ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 13-14
16 agustus 2017
1. UMUM
1.1. Yang dimaksud dengan tumpahan bahan bakar / oli di Apron adalah tumpahan
berasal dari pesawat udara, kendaraan / GSE yang dapat mengakibatkan kerusakan
fasilitas Apron atau membahayakan keselamatan pergerakan di Apron.
1.2. Tumpahan bahan bakar / oli dapat mengakibatkan kerusakan terhadap fasilitas
Apron berupa kerusakan marka, permukaan Apron, joint sealent.
1.3. Petugas AMC mengawasi pembersihan tumpahan bahan bakar dan oli ( fuel / oil
spillage) di Apron.
1.4. Pada saat melaksanakan inspeksi, personil AMC diharuskan melengkapi diri dengan
alat komunikasi dua arah Handy Talkie (HT) dan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) seperti rompi, kacamata anti Ultraviolet, Safety Shoes dan Ear Muff / Ear Plug.
2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melaksanakan inspeksi langsung di lokasi dan menghitung luasan area
tumpahan fuel / oil.
2.1.2. Menutup parking stand untuk sementara untuk alasan safety.
2.1.3. Menahan sementara Pas bandara pelaku untuk pertanggungjawaban.
2.1.4. Melaporkan kepada Supervisor mengenai kondisi di lapangan.
2.1.5. Mengawasi area tumpahan sampai pembersihan selesai dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
2.1.6. Mendampingi petugas PKP-PK dalam proses pembersihan tumpahan fuel
atau petugas Accesibility & Environment untuk tumpahan oli dan memastikan
bahwa Apron / Parking Stand telah bersih dan siap digunakan kembali.
2.1.7. Menginformasikan kepada Supervisor jika pembersihan tumpahan fuel / oli
selesai dilaksanakan dan parking stand siap dipergunakan.
Dok.No: Revisi : ke -3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal :
Halaman 15
16 agustus 2017
1. UMUM
Unit Apron Movement Control bertanggung jawab terhadap kelayakan dan atau kesiapan
fasilitas di sisi udara yang meliputi: Apron, Garbarata, marka Apron, Parking Stand /
Coordinate Identification Number, Flood Light, Apron Edge Light, Apron Guidance Light,
Hydrant Pit, *GSS dan *VDGS.
2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melaksanakan inspeksi rutin minimal setiap 1 jam dan memastikan fasilitas
di sisi udara berfungsi dengan baik.
2.1.2. Melaporkan kepada Supervisor mengenai kondisi di lapangan.
Dok. No : Revisi ke - 3
STANDAR OPERASI PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 16-19
16 agustus 2017
1. UMUM
1.1. Pelayanan pemanduan pesawat udara dilaksanakan apabila pesawat udara sedang
mengalami ancaman bom, sabotase, pembajakan atau permasalahan teknis, baik di
Apron, Taxiway atau Runway dan akan ditempatkan pada suatu lokasi parking stand
tertentu atau Isolated Area.
1.2. Pemanduan dilaksanakan atas permintaan dari unit ADC.
1.3. Pemanduan dilakukan dengan menggunakan kendaraan Follow Me.
1.4. Pada saat melakukan pemanduan petugas AMC diharuskan menggunakan Alat
komunikasi dua arah Handy Talkie (HT) dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti rompi,
kacamata anti Ultraviolet, Safety Shoes dan Ear Muff / Ear Plug.
2. PROSEDUR
2.1. Pemanduan Pesawat Udara Yang Mengalami Ancaman Bom, Sabotase dan
Pembajakan (Hijacking).
2.1.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1.1. Menyiapkan kendaraan Follow Me, alat komunikasi (HT) dan Grid
Map.
2.1.1.2. Follow Me bergerak menuju titik penjemputan setelah mendapat
clearance dari petugas Ground Tower.
2.1.1.3. Jaga jarak aman antara kendaraan Follow Me dengan pesawat
pada saat melakukan pemanduan (Minimal 200 meter di depan
pesawat).
2.1.1.4. Penempatan atau alokasi pesawat hijacking di Isolated area
Dok. No : Revisi : ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 20-21
16 agustus 2017
1. UMUM
1.5. Pelayanan pemanduan non pesawat udara dilaksanakan apabila ada permintaan
dari kendaraan yang tidak dilengkapi persyaratan yang berlaku di sisi udara.
1.6. Pemanduan dilaksanakan atas permintaan dari mitra kerja maupun instansi
pemerintah .
1.7. Pemanduan dilakukan dengan menggunakan kendaraan Follow Me.
1.8. Pada saat melakukan pemanduan, petugas AMC diharuskan menggunakan Alat
komunikasi dua arah Handy Talkie (HT) dan Alat Pelindung Diri (APD).
2. PROSEDURE
2.1.4. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.4.1. Menyiapkan kendaraan Follow Me, alat komunikasi (HT) dan Grid
Map.
2.1.4.2. Follow Me bergerak menuju titik penjemputan setelah mendapat
clearance dari petugas Ground Tower.
2.1.4.3. Jaga jarak aman antara kendaraan Follow Me dengan mobil pada
saat melakukan pemanduan.
1. UMUM
1.1. Pemanduan kendaraan VVIP adalah pemanduan kendaraan protokoler
Kenegaraan yang berisi Pejabat Negara setingkat Presiden / Kepala Negara /
Kepala Pemerintahan.
1.2. Permintaan pemanduan kendaraan VVIP diterima dari petugas Pelayanan
Pelanggan / ADM VIP Room atau penanggung jawab operasi atas permintaan
protokoler kenegaraan.
1.3. Pemanduan dilakukan menggunakan kendaraan Follow me.
1.4. Pada saat melakukan pemanduan petugas Apron Movement Control diharuskan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
1.5. Rute pemanduan kendaraanVVIP :
a. VIP Room – Service Road Terminal B – Service Road Terminal C – Access
Road Terminal C & D - menuju lokasi penjemputan.
b. Lokasi penjemputan – Access Road Terminal D & C – Service Road Terminal
C – Service Road Terminal B – menuju VIP Room
Note : Pemanduan tidak dibenarkan melewati Lorong Service Road, kecuali atas
permintaan petugas Paspampres
2. PROSEDUR
2.1. Pemanduan Kendaraan VVIP Datang
2.1.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1.1. Menyiapkan kendaraan Follow Me yang akan dipergunakan
untuk pemanduan dan petugas AMC yang menjadi pemandu /
pengemudi harus dilengkapi dengan Tanda Izin Mengemudi
(TIM);
2.1.1.2. Mengemudikan kendaraan Follow Me menuju VIP Room setelah
menerima informasi dari petugas informasi yang bertugas di VIP
Room atau dari petugas Officer in Charge, 15 menit sebelum
pesawat boarding,untuk dilakukan pemeriksaan keamanan oleh
petugas Paspampres.
2.1.1.3. Menempatkan kendaraan Follow Me pada posisi paling depan
dari kendaraan-kendaraan yang akan mengantar tamu VVIP.
2.1.1.4. Melaksanakan pemanduan kendaraan yang menjemput tamu
VVIP menuju lokasi parkir pesawat udara atau menuju Ramp
1. UMUM
1.1. Incident; adalah suatu kondisi dimana tidak / kurang terpenuhinya standar minimal
yang dipersyaratkan dalam operasi penerbangan, yang dapat mempengaruhi
keselamatan operasi penerbangan.
1.2. Accident; adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan terjadi secara tiba-
tiba, yang menyebabkan kerusakan pada benda atau luka pada orang serta
kerugian lainnya yang bersifat material maupun non material, dan dapat
menggangu operasional penerbangan.
1.3. Pengawasan pergerakan di Sisi udara, dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Monitor CCTV di ruang kantor Pengawasan Sisi Udara
2. Inspeksi lapangan
2. PROSEDUR
1. UMUM
1.1. Pengawasan dan penertiban di Sisi Udara merupakan tugas dan fungsi personil
Apron Movement Control.
1.2. Pengawasan dan penertiban di Sisi Udara dilakukan secara simultan setiap 1 jam
sekali untuk menciptakan ketertiban di Sisi Udara dan mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan.
1.3. Pelaku pelanggaran akan dikenakan teguran atau sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
1. UMUM
1.1. Pengawasan dan penertiban kendaraan/GSE di Sisi Udara merupakan tugas dan
fungsi personil Apron Movement Control.
1.2. Pengawasan dan penertiban dilakukan secara simultan setiap 1 jam sekali untuk
menciptakan ketertiban di Sisi Udara dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan.
1.3. Pelaku pelanggaran akan dikenakan teguran atau sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
1.4. Kendaraan/GSE yang ditemukan tidak memenuhi persyaratan beroperasi di Sisi
Udara akan diminta untuk dikeluarkan dari Sisi Udara atau dilarang dioperasikan
sampai persyaratan beroperasi terpenuhi.
2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Menertibkan Validasi Pas Kendaraan/GSE dan TIM;
2.1.2. Memeriksa dan mengawasi kelengkapan kendaraan yang beroperasi di
sisi udara, meliputi :
- Plat nomor kendaraan ‘PLAT FORM’
- StikerUji laik kendaraan/GSE;
- Pas kendaraan dan stiker Platform / sisi udara;
- Flame trap bagi kendaraan berbahan bakar bensin;
- Firex / APAR minimal 3 kg;
- Logo perusahaan diameter minimal 25 cm;
- Steady Yellow;
- Lampu-lampu dan kelengkapan kendaraan lainnya;
2.1.3. Mengawasi dan menertibkan pengemudi kendaraan/operator GSE yang
menjalankan kendaraannya melebihi batas kecepatan maksimum dan
parkir kendaraan/GSE di area yang telah ditentukan;
2.1.4. Batas kecepatan kendaraan/GSE sesuai area operasinya :
- Acces Road : Max 40 km/jam
- Service Road : Max 25 km/jam
Dok. No : Revisi ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
APRON MOVEMENT CONTROL BSH Tanggal : Halaman 30-31
16 agustus 2017
1. UMUM
1.1. Kegiatan razia di sisi udara merupakan tugas dan fungsi unit Apron Movement
Control yang pelaksanaannya melibatkan unit dan instansi lain seperti : Avsec, PKP-
PK, Equipment and Maintenance dan Otoritas Bandara Wilayah 1;
1.2. Razia dilaksanakan untuk menertibkan kendaraan/GSE dan orang yang ada di sisi
udara agar memenuhi aturan yang berlaku;
1.3. Kegiatan razia dilakukan setiap 1 (satu) bulan;
2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Menyiapkan kendaraan Follow Me untuk kegiatan razia;
2.1.2. Menyiapkan peralatan/perlengkapan untuk kegiatan razia;
2.1.3. Membawa petugas (Dropping) ke tempat yang telah ditentukan;
2.1.4. Melaksanakan razia bersama-sama dengan petugas dari unit dan instansi
lainnya;
Dok. No Revisi ke -3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
Tanggal : Halaman 32-33
APRON MOVEMENT CONTROL BSH
16 agustus 2017
1. UMUM
1.1. Input data penerbangan merupakan salah satu tugas dan fungsi unit Apron
Movement Control.
1.2. Input data penerbangan dilakukan ke dalam aplikasi Komputer meliputi data : On
Block / Off Block, Registrasi Pesawat, Type pesawat, Parking Stand dan penggunaan
Garbarata / GSS.
1.3. Input data penerbangan dilaksanakan setiap kali ada pergerakan dimana data
tersebut akan dipergunakan oleh unit komersil sebagai data dukung penagihan
PJP4U.
2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Mengawasi pergerakan pesawat Datang dan Berangkat;
2.1.2. Memastikan dan memasukkan data pesawat udara datang/berangkat ke
dalam computer dan mencatat secara manual di AMC Sheet :
- Registrasi;
- Type pesawat udara;
- Block On/Block Off time;
- Parking Stand Number;
2.1.3. Melaporkan kepada Supervisor apabila ada ketidakcocokan data;
Dok. No : Revisi ke - 3
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR
Tanggal : Halaman 34
APRON MOVEMENT CONTROL BSH 16 agustus 2017
1. UMUM
1.1. Pencatatan Laporan Log Book dilakukan sebagai record data manual untuk setiap
kegiatan atau kejadian selama kegiatan tugas dari awal pertukaran shift sampai
dengan pergantian shift berikutnya.
1.2. Pencatatan Log Book dilaksanakan oleh Supervisor.
2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
Melaporkan kepada Supervisor setiap kegiatan yang dilaksanakan selama bertugas.
Dok. No : Revisi ke - 3
1. UMUM
1.1. Pelaporan pelaksanaan tugas adalah merupakan data/catatan dari setiap kegiatan
yang dilakukan sepanjang pelaksanaan tugas.
1.2. Laporan dibuat sesegera mungkin sebelum pergantian shift.
1.3. Pelaporan pelaksanaan tugas ditanda tangani oleh Supervisor.
2. PROSEDUR
2.1. APRON MOVEMENT CONTROL OFFICER
2.1.1. Melaporkan setiap kondisi/kejadian kepada Supervisor;
2.1.2. Laporan menyangkut masalah kondisi fasilitas, kebersihan, operasional dan
kejadian (incident/accident);
1. Prosedur dan Fasilitas Pelayanan Penumpang Bandar Udara ini berlaku untuk Kantor
Cabang Utama PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-
Hatta.
2. Apabila karena suatu hal Prosedur dan Fasilitas Pelayanan Penumpang Bandar Udara
ini tidak dapat dipergunakan atau tidak sesuai lagi dengan keadaan dilapangan, maka
akan diadakan penyempurnaan seperlunya.
3. Dengan diterbitkannya Prosedur dan Fasilitas Pelayanan Penumpang Bandar Udara ini
merupakan pedoman bagi petugas terkait untuk melaksanakan tugas sehari-hari.
4. Hal-hal yang belum diatur dalam Prosedur dan Fasilitas Pelayanan Penumpang Bandar
Udara ini akan diatur dalam peraturan tersendiri.
Menyetujui,
Mengetahui;
M. SURIAWAN WAKAN