Oleh:
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
1. FADHLI
NIP. 10010980
(OJT Instruktor/Supervisor)
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pemanduan Lalu Lintas Udara
NIT : 35071200038
2. FADHLI
NIP. 10010980
(Sekretaris)
Mengetahui,
Direktur Politeknik Penerbangan Medan
I WAYAN JULIARTA
Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19710715 199301 1 003
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan mengerjakan
Laporan On The Job Training (OJT) yang juga merupakan tugas dari Taruna
Politeknik Penerbangaan Medan pada program studi D-III Pemanduan Lalu
Lintas Udara Angkatan XIX di Perum LPPNPI Cabang Palembang.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
3. Ibu Tiara Sylvia S.S, M.Pd, selaku Kepala Program Studi Pemandu Lalu
Lintas Udara Politeknik Penerbangan Medan;
4. Bapak Fadhli, selaku OJTI (On the Job Training Instructor) yang telah
membimbing dan membantu penulis baik praktik maupun penulisan laporan;
5. Susi Diriyanti N., M.Psi, Psikolog dan Ibu Inda Tri Pasa, S,S.T, M.M selaku
Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan membantu penulis baik
praktik maupun penulisan laporan;
6. Seluruh senior ATS Operation dan ATS Engineering Perum LPPNPI Cabang
Palembang;
i
7. Seluruh pegawai Perum LPPNPI Cabang Palembang;
8. Para dosen dan instruktur pada Program Studi Diploma III Pemanduan Lalu
Lintas Udara angkatan XIX;
9. Seluruh teman-teman course PLLU, TPPU, TLB, TNU, Orang tua dan saudara
atas segala bantuan, dan semangat selama melaksanakan On The Job
Training.
Semoga buku laporan On the Job Training ini dapat berguna bagi
lingkungan operasi keselamatan penerbangan dan juga bagi pembaca yang
ingin mengetahui Perum LPPNPI Cabang Palembang.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
ataupun orang-orang yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu,
yang selama ini telah memberikan bimbingan dan bantuan materi maupun non
materi dalam melaksanakan On The Job Training (OJT) hingga berakhirnya
masa On The Job Training (OJT) yang dilaksanakan oleh penulis.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DARTAR TABEL ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan OJT ............................................ 5
BAB II PROFIL LOKASI OJT
2.1 Sejarah Singkat ............................................................................... 6
2.2 Data Umum .................................................................................... 7
2.3 Struktur Organisasi ...................................................................... 25
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian dan Penjelasan ............................................................ 27
BAB IV PELAKSANAAN OJT
4.1 Lingkup Pelaksanaan OJT ............................................................ 33
4.2 Jadwal ........................................................................................... 33
4.3 Permasalahan................................................................................ 34
4.4 Penyelesaian Masalah .................................................................. 37
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 39
5.2 Saran ............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan Bandara bertaraf
Internasional terletak dibagian barat laut ibukota provinsi Sumatera Selatan
kurang lebih 6,7 NM dari pusat kota Palembang. Secara geografis Bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II - Palembang menjadi salah satu jalan utama
menuju ke ibu kota dan wilayah terpencil lainnya. Dengan banyaknya jumlah
penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II maka kondisi terebut
membuat bandara ini memiliki traffic yang totalnya sampai 50 traffic perhari
dengan melayani penerbangan arrival dan departure yang ditunjang untuk
selalu memberikan pelayanan optimal bagi para pengguna jasa penerbangan dan
memberikan keamanan serta kenyamanan dalam segi fasilitas. Dengan padatnya
traffic ini tentu dibutuhkannya safety awareness yang tinggi.
KM 44 TAHUN 2005,
Bagian 8.4 (Tidak
menyebabkan kesilauan)
Sosialisasi
2
Selama penulis melaksanankan On The Job Training, kejadian yang
diakibatkan keberadaan masyarakat disekitar bandara yang memainkan laser,
kini dapat menjadi gangguan terhadap kelancaran arus lalu lintas penerbangan
terutama dimalam hari, sehingga dapat menimbulkan risiko yang berdampak
pada safety dan efficiency. Walaupun bermain laser dianggap remeh oleh
sebagian masyarakat, namun sebenarnya sangat membahayakan karena
memiliki potensi terjadinya kecelakaan dan didalam penerbangan hal sekecil
apapun itu harus diperhatikan. Dalam konteks penerbangan, serangan laser
dianggap sebagai tindakan mengarahkan cahaya spesifik ke arah kokpit
pesawat terbang menggunakan laser pointer dengan atau tanpa maksud. Pilot
melaporkan bahwa konsentrasinya terganggu ketika hendak melakukan
pendaratan pesawat, jika sinar laser tersebut diarahkan ke kokpit pesawat.
Akibat yang lebih fatal lagi jika sinar laser tersebut tepat mengenai mata pilot,
bahkan dapat membuat temporary blind pada mata pilot.
Serangan laser pada pesawat telah tercatat sejak pertengahan 1990- an,
namun laporan resmi insiden akibat serangan laser benar-benar baru dimulai
pada pertengahan tahun 2000-an. Insiden yang dilaporkan sejak saat itu
semakin meningkat di seluruh dunia. Di Amerika Serikat saja, jumlah insiden
yang tercatat telah meningkat dari 311 pada tahun 2005 menjadi 7.442 pada
tahun 2016, atau terdapat peningkatan sebesar 2.293%. Lebih parah lagi,
Inggris juga mencatat adanya peningkatan serangan laser sebesar 4.093% sejak
2007. Di Indonesia sendiri mulai dari tahun 2016 terdapat 15 Cabang yang
melaporkan mengenai kejadian laser attack. Pada tahun lalu terdapat total 213
laser attack yang dilaporkan 15 Cabang Utama, Madya dan Pratama AirNav
Indonesia di seluruh Indonesia.
5
BAB II
PROFIL LOKASI OJT
2.1 Sejarah Singkat
2.2.1 Fungsi
a. Pesawat udara yang terbang didalam area yang telah ditetapkan untuk
aerodrome control tower Bandar Udara SMB II dan daerah pergerakannya
termasuk aerodrome traffic circuit.
7
2.2.3 Prosedur Pelayanan Pemanduan Ruang Udara
b. Izin pushback diberikan setelah pesawat melapor siap untuk push back
dan memiliki slot time yang aktif, permintaan pushback dan start engine
diberikan kepada pesawat schedule dan unscheduled pada rentang
waktu 15 menit sebelum EOBT dan 15 menit setelah EOBT;
1. Aircraft Identification;
2. Clearance Limit;
3. Route Of Flight;
4. Flight Level;
8
e. TWR memberikan clearance departure mengikuti SID yang tersedia
atau terdapat additional clearance yang disampaikan oleh APP melalui
ATS system;
a. Data pesawat udara yang datang bisa diperoleh dari sistem AFTN atau
Palembang APP, Palembang APP akan menyebutkan urutan pesawat
udara yang akan melakukan pendekatan untuk mendarat atau informasi
lainnya;
- pesawat yang take off didepannya telah melewati ujung runway atau
telah berbelok
9
Wilayah tanggung jawab dari Unit Aerodrome Control Tower Bandar
Udara SMB II Palembang adalah pada daerah manouver/ pergerakan bandar
udara dan Zona lalu lintas Bandar Udara SMB II Palembang (SMB II ATZ).
Tabel 2.1 Wilayah Tanggung Jawab Tower
Sumber : WIPP AIRAC AMDT 87
Radio
Area Boundary
Communication
Unit Callsign
Lateral Upper Lower
Primary Secondary
Limit Limit Limit
Land/ Mahmud 118.1 122.75
TWR 10 NM 3000 ft
water TWR MHz MHz
10
Transition Level : 13,000 Ft
Transition Altitude : 11,000 Ft
Direction : 113°/293°
Runway designation : 11 & 29 Runway
length & width : 3000 x 45 m
Strenght : 80/F/C/X/T
Surface : Asphalt
Jumlah Taxiway : 8 Taxiway (A, B, C, D, E, F, G, NP)
Jumlah Parking Stand : 14
Airspace Classificatioin : Class C
Reference Temperature : 27° C
Operating Hours : MON – SUN 22.00 - 13.00 UTC
Type of Traffic Permit : IFR and VFR
Penyelenggara Bandar Udara : PT. Angkasa Pura I (Persero)
PenyelenggaraLayananNavigasi : LPPNPI (AIRNAV Indonesia)
Telepon : +62711-385001-5
Fax : +62711-385015
E-mail : ap2_plm@angkasapura2.co.id
AFS : WIPPYDYX
(SRY)
(SRY)
11
Pangkal 123.6 MHz
Pinang Radar
125.9 MHz
(SRY)
Radar
ATIS
NIL 127.2 MHz NIL
12
- Juanda (WARR)
- Juanda (WARR)
- Silampari (WIPB)
- Minangkabau (WIEE)
- Kualalumpur (WMKK)
13
- Raja Haji Fisabilillah (WIDN)
RWY Designator 11 29
Azimuth 112.70 292.30
THR Elevation 49 ft 39 ft
RESA Dimention 90 x 90 M 90 x 90 M
1 2 3 4 5
RWY
TORA TODA ASDA LDA
Designator
14
29 3000M 3210M 3000M 3000M
15
Apron North (Parking Concerte PCN 61/R/B/W/T 37.5x133.5 M
Stand N1)
2.2.11 Lighting
PAPI : Available
PAPI : Available
a. Jarak Pandang terendah untuk Take Off dan Landing penerbangan VFR
adalah 4800 meter.
b. Jarak pandang terendah untuk Take Off dan Landing penerbangan IFR
adalah
16
Tabel 2.8 Visibility minima Landing IFR
Sumber : WIPP AIRAC AMDT 87
Fasilitas Nav
NO A B C D
Aid
Gambar 2.1 Visibility Chart Kurang Dari 2400 Meter Dari Ttik Pusat Tower
(visibility chart jarak 200 m)
17
(Sumber : LOCA antara Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II
Palembang dengan Peum LPPNPI Cabang Palembang tanggal 19 Oktober 2020)
a. Untuk pesawat udara dengan SID yang sama separasinya adalah 2 menit
atau sesuai dengan tabel diatas, pilih mana yang lebih besar.
b. Untuk pesawat udara yang berangkat tidak dari awal landasan maka
separasi yang digunakan ditambah 1 menit dari waktu pada tabel di atas.
19
Tabel 2.11 Visibility minima Take Off IFR
Sumber : WIPP AIRAC AMDT 87
HELICOPTER 800 M
20
h. Manager Operasi terkait penerbitan Notam WBM.
i. Controller dapat memberikan take off clearance apabila pilot meminta dan
telah memberikan take off alternate sebagai pertanggungjawaban terhadap
j. keberangkatannya pada kondisi WBM.
Apabila personil ATC melihat atau menerima laporan adanya laser atau
layang-layang yang mengganggu konsentrasi kerja penerbang atau pergerakan
pesawat udara, tindakan yang harus dilakukan adalah :
a. Segera menyampaikan informasi tersebut secara langsung kepada pesawat
udara yang berdampak atau akan melewati wilayah tersebut;
b. Personil melaporkan kejadian tersebut kepada Airport Security dan
Manager operasi untuk disampaikan kepada Otorita Bandar Udara dengan
format pelaporan sebagai berikut:
1) Laser
1. Lokasi;
2. Arah pancaran;
3. Warna cahaya;
4. Lain-lain : Pelapor, waktu lapor, dan informasi lainnya yang dianggap
perlu.
2) Layang-layang / Flying Kites
a. Lokasi;
b. Jumlah (bila diketahui);
c. Ketinggian (bila diketahui);
d. Lain-lain : Pelapor, waktu lapor, dan informasi lainnya yang dianggap
perlu.
a. AMC
Unit AMC bertugas untuk mengatur tempat parkir pesawat sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan Maximum Take Off
Weight (MTOW) dan ketahanan/kekuatan lapisan apron dan memberikan urut-
urutan nomor parkir pesawat di apron. Tanggung jawab dari AMC adalah
mengawasi pergerakan pesawat dan pengaturan pergerakan kendaraan, orang
dan Ground Support Equipment (GSE) di apron. Maka dari itu seorang ATC
wajib berkoordinasi kepada AMC ketika ada pesawat yang hendak parkir di
apron.
b. Meteorologi
Unit meteorologi bertugas memberikan pelayanan informasi meterologi
untuk kegiatan operasional penerbangan baik domestik maupun internasional.
Informasi meteorologi yang dimaksud berupa informasi cuaca, angin, QNH,
temperature dan visibility di sekitar bandara. Informasi ini digunakan di dunia
penerbangan untuk keperluan keselamatan penerbangan yang penyajiannya di
berikan dalam berbagai cara dan bentuk informasi sesuai standar penerbangan.
Di bandara udara internasional Sultan Mahmud Badaruddin II sendiri
menggunakan AWOS serta memiliki sistem yang berisi QAM yang setiap saat
selalu update terhadap perubahan cuaca secara signifikan maupun perlahan.
Tower akan berkoordinasi kepada unit meteorologi ketika adanya perubahan
cuaca yang signifikan.
c. PK-PPK
PK-PPK bertugas memberi pelayanan pada peanerbangan apabila
terjadi insiden gawat darurat. Selain itu dinas PKP-PK juga bertanggung jawab
pada semua wilayah bandar udara bila terjadi kebakaran. PK-PPK harus siaga
jika sewaktu waktu diperlukan. Tower akan berkoordinasi dengan unit PK-
PPK ketika dalam suatu keadaan dimana akan terjadi insiden gawat darurat.
Unit PKP-PK Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II termasuk dalam
kategori 8. Sarana yang dimiliki unit PKP-PK Bandar Udara Sultan Mahmud
Badaruddin II antara lain :
22
- Foam Tender : Kendaraan yang berfungsi sebagai api dilengkapi
dengan air dan busa / foam, berjumlah 1 unit (Type I), 3 unit (Type III),
1 unit (Type IV).
- Commando Car : Kendaraan yang digunakan oleh komandan jaga
(koja) untuk memberikan instruksi kepada anggota PKP-PK mengenai
pesawat yang mengalami emergency, berjumlah 1 unit.
- Ambulance : Kendaraan untuk mengangkut korban apabila pesawat
mengalami emergency berjumlah 3 unit.
d. Airport Report Office (ARO)
Unit ARO bertugas untuk mengatur masalah Flight Plan dan koordinasi
masalah slot dan kelengkapan administrasi penerbangan.
e. Teknik Umum
Teknik Umum bertanggung jawab atas pengawasan terhadap
pergerakan orang, kendaraan dan peralatan (alat pemotong rumput/Traktor)
yang beroperasi di wilayah sisi bandar udara. Memelihara dan merawat
landasan dan pagar dari kerusakan yang di timbulkan oleh pesawat, alat
maupun makhluk hidup lainnya.
f. Air Traffic Flow Management ( ATFM )
Unit yang bertugas untuk melayani lalu lintas yang aman, teratur, cepat
dan efisien dengan memastikan kapasitas pengatur lalu-lintas dan kapasitas
bandar udara yang digunakan semaksimum/semaksimal mungkin, dan jumlah
lalu lintas sesuai dengan kapasitas yang dideklarasikan oleh otoritas ATS (Air
traffic Services).
a. Fasilitas yang tersedia pada ruang operasional unit [nama unit] adalah
sebagai berikut:
1. Uninterupable Power Supply (UPS);
2. ATC system;
3. Fasilitas komunikasi VHF A/G;
4. Back-up Communication Frequency (DITTEL)
5. Fasilitas komunikasi antar ATS unit;
6. Intercom/PABX/telepon;
23
7. Flight progress strip
8. Recorder (Air ground dan ground-ground communication);
9. Teropong;
10. Gun light;
11. Wind speed and direction display;
12. AWOS
13. Monitor AFTN
14. Nav. Aids Monitor (VOR, ILS)
15. Panel Light Indicator
16. Barometric altimeter;
17. Altimeter setting indicator;
18. Jam yang menunjukkan jam, menit dan detik (UTC dan Local Time);
19. Airfield lighting control panel (jika ada airfield lighting system);
20. Navaid(s) monitor panel (jika diperlukan);
21. Lighting, termasuk emergency light;
22. Fire alarm dan extinguisher;
23. Rak buku
24. Clipboard/displays (NOTAM, etc)
25. Desk/consoles/shelves
26. Kursi
27. Air Conditioning/ pendingin ruangan
28. Pantry
29. Peredam suara (sound absorbing)
30. Jam
b. Radio SSB (Single Side Band)
Radio SSB digunakan untuk berkomunikasi dengan semua bandara-
bandara lain yang tidak dapat di jangkau dengan telephone atau AFTN
c. VCCS
VCSS adalah singkatan dari Voice Communication Control System
yang merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk koordinasi dengan
unit lain seperti: FDO, APP, Briefing Office, Meteorologi dan unit-unit ATS
lainnya. Unit Tower memiliki tiga buah VCSS, yang digunakan untuk
Controller, assistant, dan supervisor.
d. HT (Handy Talky)
24
Digunakan sebagai alat komunikasi dengan unit-unit dan petugas yang
berada di sekitar Movement area seperti: AMC (Apron Movement Area),
Petugas Security Bandara, Petugas Patroli, PKP-PK dan lain-lain. Unit tower
memiliki 2 Handy Talky, Handy Talky 1 digunakan untuk berkoordinasi
dengan Teknik dari Angkasa Pura II dan Handy Talky 2 digunakan untuk
berkoordinasi dengan AMC, Petugas Security Bandara, Petugas Patroli, Alat
Pemangkas Rumput, dan lain – lain.
e. Telephone
Sebagai sarana komunikasi dengan unit lain di lingkup Perum LPPNPI
Cabang Palembang, maupun dengan instansi luar di sekitar Bandara
Internasional Suultan Mahmud Badaruddin contohnya pihak BNPB dan
militer.
26
BAB III
LANDASAN TEORI
29
Federal Aviation Administration/FAA yang merupakan otoritas
penerbangan nasional Amerika Serikat mengatakan bahwa serangan sinar laser
(laser attack) sangat berbahaya dan dapat mempengaruhi kinerja pilot,
dikarenakan pancaran sinar laser yang mengenai mata penerbang dapat
menyebabkan :
a. Kaget dan Kehilangan Konsentrasi
Pada ketinggian ± 3.700 feet / 1.127 meter pilot dapat kehilangan konsentrasi
karena terdapat cahaya yang muncul secara tiba-tiba di kokpit pesawat atau
kaget seolah terdapat benda dengan penerang mendekati pesawat.
b. Silau dan Gangguan Penglihatan
Pada ketinggian ± 1.200 feet / 365 meter sinar laser menghalangi pandangan
pilot ke arah landasan dan mengurangi kemampuan penglihatannya ke luar
kokpit.
c. Kebutaan Sementara
Pada ketinggian ± 350 feet / 106 meter, sinar laser memberi efek seperti terkena
flash kamera. Pilot akan mengalami kebutaan sementara atau bisa melihat
tetapi terdapat titik hitam dalam pandangan, yang dapat mengganggu
penglihatan.
31
(2) Setiap orang membuat halangan (obstacle), dan/atau melakukan kegiatan
lain di kawasan keselamatan operasi penerbangan yang membahayakan
keselamatan dan keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
210 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
32
BAB IV
PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING
4.2 Jadwal
33
3. 3–4 Taruna/i melakukan observasi di -
November Tower Perum LPPNPI
2021 Cabang Palembang
4.3 Permasalahan
Jumlah pergerakan traffic pada Unit Aerodrome Control Tower saat ini
totalnya mencapai 50 traffic perhari dengan melayani penerbangan arrival dan
departure. Pergerakan tersebut meliputi pergerakan traffic depature
(keberangkatan), arrival (kedatangan) maupun local flight (training flight).
Dengan pergerakan tersebut, tentunya pelayanan lalu lintas udara yang
diberikan harus maksimal dan optimal. Bandar Udara Sultan Mahmud
Badaruddin II yang memiliki panjang runway 3000 meter dan lebar 45 meter,
yang mana di ujung landasan pacu tepat berseberangan dengan runway 29
terdapat permukiman masyarakat.
35
Gambar 4.1 Dokumentasi kejadian Report Tower pada tanggal 6 November 2021.
(Sumber : Laporan Logbook ATC)
b) Pada tanggal 2 Desember 2021 Pukul 19.04 WIB, saat shift malam, pilot
melaporkan kepada controller bahwa di final area tepatnya disisi sebelah
kanan final runway 29 terdapat gangguan laser yang sengaja diarahkan ke
arah kokpit pesawat, berdasarkan observasi, controller menyampaikan
caution advice/informasi tentang keberadaan gangguan laser di daerah
pendekatan (final).
Gambar 4.2 Dokumentasi kejadian Report Tower pada tanggal 2 Desember 2021.
(Sumber : Laporan Loogbook ATC)
36
Penulis mengamati keadaan sekitar runway terutama saat hari libur.
Adanya halaman yang lapang serta taman bermain disekitar areal bandar udara,
dan juga penjual laser tentunya menjadi faktor penarik/attractant bagi
masyarakat untuk mendekati daerah sekitar bandara. Berdasarkan pengamatan
penulis, hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman dan kesadaran kepada
masyarakat terhadap bahaya serangan laser bagi penerbangan apalagi sampai
dengan sengaja menembakkan laser ke kokpit pesawat. Dengan semakin
banyaknya penjual laser maka semakin tinggi frekuensi kegiatan permainan
laser terutama pada saat di malam hari, maka keberadaan masyarakat yang
memiliki laser atau pun yang awalnya hanya melihat saja akan menjadi
tertarik.
37
Secara umum usaha-usaha yang harus dilakukan dalam mengatasi
kasus serangan laser ini antara lain manajemen lingkungan dan tindakan
langsung. Adapun beberapa penyelesaian masalah terkait dengan keberadaan
serangan laser yang dapat menimbulkan resiko terjadinya laser attack dan
membahayakan keselamatan penerbangan, maka dapat dilakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut :
1. Melaksanakan sosialisasi di Radius 15 km dari Bandara. tentang
kegiatan yang membahayakan penerbangan di wilayah KKOP,
diantaranya sosialisasi dilaksanakan dengan berdialog bersama
masyarakat, serta pemberian brosur, pemasangan poster dan spanduk
untuk dipasang di tempat umum dan juga platform media social seperti
Facebook, Instagram, Twitter dan lain-lain, sehingga dapat
mengedukasi masyarakat umum terkait kegiatan yang membahayakan
keselamatan penerbangan. Maksud kegiatan ini adalah sebagai
pedoman dalam rangka mengedukasi masyarakat tentang kegiatan
yang membahayakan dunia penerbangan di Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan (KKOP).
2. Dengan adanya kebijakan terkait serangan sinar laser (laser attack)
mulai dari Undang-undang Penerbangan hingga Surat Keputusan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, idealnya kejadian tersebut
tidak terjadi lagi khususnya di Kawasan Keselamatan Operasi Bandar
Udara (KKOP) Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud
Badaruddin II. Artinya bahwa kita hanya perlu suatu tindakan tegas
dari aparat yang berwenang untuk melaksanakan penindakan apabila
terdapat orang yang dengan sengaja menembakkan laser ke kokpit
pesawat dengan cara patroli pada malam hari.
3. Harus adanya pembatasan penjualan laser pointer. Seperti pembatasan
watt/kekuatan sinar/jangkauan dan pembatasan penjualan hanya
kepada pihak tertentu, kemudian melarang produksi dan impor laser
tanpa izin.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
40
5.2.2 Saran Terhadap Pelaksanaan On The Job Training
Pelaksanaan On The Job Training di Bandar Udara Sultan Mahmud
Badaruddin II telah dilaksanakan dengan baik oleh Taruna Pemanduan Lalu
Lintas Udara. Selama kurang lebih empat bulan, penulis merasa untuk saran
dan prasarana yang ada di Mahmud Tower merupakan peralatan yang sangat
canggih dan lengkap serta dalam kondisi baik sehingga dapat menunjang
pelayanan lalu lintas penerbangan yang diberikan demi menjamin keselamatan
pengguna jasa penerbangan. Dan juga tak kalah pentingnya peran dari
supervisor, serta senior yang turut memberikan dedikasinya pada Taruna
dalam pelaksanaan On The Job Training.
Dalam hal ini pula penulis berharap pihak pengelola Perum LPPNPI
Kantor Cabang Palembang dapat terus memberi kesempatan yang seluas-
luasnya kepada taruna dan siswa yang ingin melaksanakan On The Job
Training di Perum LPPNPI Kantor Cabang Palembang ini, karena memiliki
keunikan dan traffic yang total seharinya sampai 50 traffic arrival maupun
departure yang jarang bahkan tidak dimiliki oleh Bandar Udara lain di
Indonesia. Dan penulis merasakan Perum LPPNPI Kantor Cabang Palembang
memang dirasa cukup untuk dijadikan salah satu tempat untuk training,
khususnya bagi para taruna/i Air Traffic Control (ATC).
41
DAFTAR PUSTAKA
42
DAFTAR LAMPIRAN
43
Lampiran 2 : WIPP AD 2.24-2, AP / DC – ICAO, Dated 09 SEP 21
44
Lampiran 3 : WIPP AD 2.24-7A1, SID – ICAO RNAV RWY 11, Dated 12 AUG 21
45
Lampiran 4 : WIPP AD 2.24-9A1, STAR–ICAO RNAV RWY 11, Dated 12 AUG 21
46
Lampiran 5 : WIPP AD 2.24-7B1, SID – ICAO RNAV RWY 29, Dated 12 AUG 21
47
Lampiran 6 : WIPP AD 2.24-9B1, STAR–ICAO RNAV RWY 29, Dated 12 AUG 21
48
Lampiran 7 : WIPP AD 2.24-11A, IAC – ICAO VOR RWY 11 CAT A/B/C//D,
Dated 27 FEB 20
49
Lampiran 8 : WIPP AD 2.24-11B, IAC – ICAO VOR RWY 29 CAT A/B/C//D,
Dated 27 FEB 20
50
Lampiran 9 : WIPP AD 2.24-11C, IAC – ICAO ILS RWY 11 CAT A/B/C//D,
Dated 27 FEB 20
51
Lampiran 10 : WIPP AD 2.24-11D, IAC – ICAO ILS RWY 29 CAT A/B/C//D,
Dated 27 FEB 20
52
Lampiran 11 : WIPP AD 2.24-11E1, IAC – ICAO RNP RWY 11 CAT A/B/C//D,
Dated 27 FEB 20
53
Lampiran 12 : WIPP AD 2.24-11F1, IAC – ICAO RNP RWY 29 CAT A/B/C//D,
Dated 27 FEB 20
54
Lampiran 13 : Sked Dinas Bulan November 2021
55
Lampiran 14 : Sked Dinas Bulan Desember 2021
56
Lampiran 15 : Sked Dinas Bulan Januari 2022
57
Lampiran 16 : Sked Dinas Bulan Februari 2022
58
Lampiran 17 : Dokumentasi kejadian Report Tower pada tanggal 6 November 2021.
(Sumber : Laporan Loogbook ATC)
59
Lampiran 18 : Dokumentasi kejadian Report Tower pada tanggal 2 Desember 2021.
(Sumber : Laporan Loogbook ATC)
60