Oleh:
Disetujui Oleh
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pemanduan Lalu Lintas Udara
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ON THE JOB TRAINING AERODROME CONTROL
TOWER PERUM LPPNPI CABANG PANGKALPINANG
NAMA TARUNA : TAR. NABILA BILQIS
NIT : 35071200040
PROGRAM STUDI : D.III PEMANDUAN LALU LINTAS UDARA
HARI/TANGGAL UJIAN : Rabu, 23 FEBRUARI 2022
Tim Penguji,
Mengetahui
Direktur Politeknik Penerbangan
I WAYAN JULIARTA
Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19710715 199301 1 003
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kemudahan
dan kelancaran sehingga dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan
atau On The Job Training (OJT) Politeknik Penerbangan (POLTEKBANG)
Medan di Perum LPPNPI Kantor Cabang Pangkalpinang dengan baik dan lancar.
Tujuan dari penyusunan laporan kegiatan On The Job Training ini adalah salah
satu syarat dan gambaran untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma
III Angkatan XIX Jurusan Pemanduan Lalu Lintas Udara di unit Aerodrome
Control Tower Bandar Udara Depati Amir.
Di dalam On The Job Training ini dilatih dan diharapkan dapat menambah
pengalaman serta mengaplikasikan dasar teori-teori yang telah diterima selama
setahun di bangku pendidikan ke dunia lapangan yang sesungguhnya sehingga
memperoleh bayangan kedepan mengenai bagaimana nantinya bekerja sebagai
seorang ATC dan mempersiapkan diri dengan matang untuk menjadi seorang
ATC yang berkualitas dan berpandangan luas kedepannya.
Dalam menyelesaikan laporan kegiatan ini, penulis telah banyak menerima
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak I Wayan Juliart sebagai Direktur Politeknik Penerbangan Medan.
2. Bapak Rudy Kusriadi, sebagai General Manager Perum LPPNPI Cabang
Pangkalpinang.
3. Bapak Sony Octafianto, A.Md, sebagai On the Job Training Instructrure.
4. Ibu Tiara Sylvia, S.S, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pemanduan Lalu
Lintas Udara Politeknik Penerbangan Medan.
5. Bapak Hairul Amren S, S.Sos., M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing I On the
Job Training.
6. Ibu Rizni Restiana, S.E., sebagai Dosen Pembimbing II On the Job
Training.
7. Para senior dan pegawai di lingkungan Perum LPPNPI Kantor Cabang
Pangkalpinang.
8. Rekan – rekan satu course Program Studi Pemanduan Lalu Lintas Udara
Angkatan XIX Politeknik Penerbangan Medan.
9. Kedua orang tua penulis, Bapak Juang Eko Prihanto dan Ibu Henny
Hendrajanti yang telah memberikan dukungan serta doa agar diberikan
kelancaran dalam proses penyusunan laporan On the Job Training ini.
iii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan OJT ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan dari pembaca. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB III LANDASAN TEORI ............................................................................ 21
BAB IV PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING ................................... 25
4.1 Ruang Lingkup Pelaksanaan On the Job Training ............................................. 25
4.2 Jadwal Pelaksanaan On the Job Training ........................................................... 25
4.3 Permasalahan ...................................................................................................... 27
4.4 Penyelesaian Masalah......................................................................................... 30
vi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2. 1 AERODROME LAYOUT ....................................................................................... 7
GAMBAR 2. 2 LEFT HAND DOWNWIND ................................................................................. 12
GAMBAR 2. 3 RIGHT HAND DOWNWIND .............................................................................. 12
GAMBAR 2. 4 PANGKALPINANG AIRSPACE ......................................................................... 13
GAMBAR 2. 5 VISIBILITY REFERENCE POINT ...................................................................... 13
GAMBAR 2. 6 CIRCUIT PATTERN RUNWAY 16 ..................................................................... 17
GAMBAR 2. 7 CIRCUIT PATTERN RUNWAY 34 ..................................................................... 17
GAMBAR 2. 8 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN...................................................... 20
GAMBAR 4. 1 DOKUMENTASI INTENSITAS CAHAYA DALAM KABIN TOWER ............ 28
GAMBAR 4. 2 DOKUMENTASI KACA DI FINAL RUNWAY 34 ............................................ 29
GAMBAR 4. 3 DOKUMENTASI PANTULAN LAMPU PADA KACA ..................................... 30
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
digunakan untuk lepas landas (take-off), mendarat (landing) dan taxiing
pesawat udara, yang terdiri dari daerah manuver dan apron.
Dalam pemberian pelayanan jasa, perlu diperhatikan kelengkapan fasilitas
di ruang kerja controller, salah satunya yaitu pencahayaan. Pencahayaan yang
cukup, dan baik sangat diperlukan bagi seorang controller, sehingga tidak terjadi
masuknya cahaya yang berlebihan (silau) pada ruang kerja. Intensitas cahaya yang
masuk terlalu banyak dalam jangka panjang berdampak buruk pada mata, dan
menyebabkan hilangnya kefokusan dalam memantau pesawat. Permasalahan
tersebut dapat mengganggu kinerja ATC dalam memberikan pelayanan yang
optimal. Berdasarkan pemantauan Penulis bertugas di unit tower Bandar Udara
Depati Amir pada saat hari yang cerah pukul 03.00 – 11. 00 UTC terjadi kesilauan
akibat dari pantulan cahaya matahari sehingga menjadi kendala bagi pemanduan
lalu lintas udara pada saat melaksanakan pelayanan pemanduan pesawat.
Maka dari itu penulis mengambil 1 permasalahan sebagai bahan untuk
laporan On The Job Training, yaitu “Tinjauan Kaca Tower Untuk
Mengoptimalkan Kerja Controller di Bandar Udara Depati Amir,
Pangkalpinang”.
2
a. Memberikan bekal rasa tanggung jawab yang lebih saat taruna/i
berada didunia kerja yang sebenarnya.
b. Agar para taruna/i mengetahui struktur organisasi dari bandar udara
tempat pelaksanaan kegiatan On the Job Training berlangsung dan
diharapkan mampu melaksanakan kerjasama dengan unit-unit yang
terkait dengan operasional lalu lintas penerbangan.
c. Mengenalkan kepada taruna/i tentang dunia kerja yang akan mereka
hadapi kedepannya.
d. Dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja.
3
BAB II
PROFIL LOKASI ON THE JOB TRAINING
4
a. Rata-rata perhari : 32 Pergerakan (regular dan training)
c. Aerodrome Coordinate 02 0 10 0 1 E
d. Services : Tower
e. Elevation :108FT
g. Runway : 34 and 16
j. Airspace Classification :C
5
2.2.2 Data Layout Bandara
Bandar Udara Depati Amir memiliki 1 runway, 3 apron, dan 5
taxiway
A. Runway
Designation : 16 – 34
True Bearing 1 . – 244.66
Dimension : 2250 x 45 M (Asphalt)
Strength and Surface : 65/F/B/W/T, Asphalt
Slope : 0,6% (RWY 16), 0,6% (RWY34)
Stopway : NIL
Clearway : 16 (150 x150 m asphalt and grass)
34 (150 x150 m asphalt and grass)
Strip Dimention : 2370 x 150 m grass
RESA : 90 x 90 (both of runway)
B. Decleared Distance
Tabel 2. 1 Decleared Distance
RWY Designator TORA TODA LDA ASDA
16
2250 m 2400 m 2250 m 2250 m
34
C. Taxiway
Tabel 2. 2 Taxiway
Designation Width Surface Strength
Sumber : SOP.089/G/17/LPPNPI/OPS.07/XI/2020
6
D. Apron
Tabel 2. 3 Apron
NO Identification Remarks
Sumber : SOP.089/G/17/LPPNPI/OPS.07/XI/2020
E. Aerodrome Chart
7
F. Radio Navigation and Landing AIDS
Navigation Aid
114.2
021001.89S
PKP MHz / H-24
DVOR/DM
E 1060831.50E
CH-89X
Runway Lighting
8
Radio Communication
Sumber : SOP.089/G/17/LPPNPI/OPS.07/XI/2020
Unscheduled Flight
a. Nam Flying School : PA28
b. Police chopper : BEL105
9
Flight Routing
Pada pelaksaan On The Job Training, flight routing yang dapat
dilaporkan adalah:
10
11. Dimas Yudistira TOWER/APP controller
Depati
Amir 118,3 122,6
Vicinity of Aerodrome -
TWR MHz MHz
Sumber : SOP.089/G/17/LPPNPI/OPS.07/XI/2020
11
a. Aerodrome traffic circuit
1. Landasan 16
a. Left hand traffic circuit
LEFT HAND
2. Landasan 34
b. Right hand traffic circuit
RIGHT HAND
12
3. Pangkalpinang Airspace
13
2.4 Prosedur Pemberian Pelayanan Lalu Lintas Udara
Hal-hal berikut ini yang harus dilakukan pada waktu pergantian shift
ADC Controller on Duty adalah:
14
c. Memeriksa semua dokumen agar mengetahui yang terjadi
sebelumnya yaitu:
2. Log book
3. Departure/arrival sheet
4. QAM
5. Dokumen/surat masuk
15
Tabel 2. 10 Identifikasi Unit Tower
Callsign Radio frequency
118.3MHz (Primary Frequency)
AmirTWR
122.6 MHz (Secondary Frequency)
Sumber : SOP.089/G/17/LPPNPI/OPS.07/XI/2020
16
B. Prosedur Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan
a. Traffic Circuit
i. Landasan16:
LEFT HAND DOWN WIND
a) Lefthandtrafficcircuit.
ii. Landasan34:
a) Righthandtrafficcircuit.
RIGHT HAND DOWN WIND
Sumber : SOP.089/G/17/LPPNPI/OPS.07/XI/2020
17
C. Standar Separasi
I. Wake urbulance separation (dalam satuan menit)
Tabel 2. 11 Wake Turbulance Separation
PESAWAT UDARA DI
WAKE
BELAKANG KETERANGAN
TURBULANCE
(SUCCEEDING/
CATEGORY
FOLLOWING)
J H M L
J 1 2 4 4 J = Super
PESAWAT
UDARA H 1 2 2 H = Heavy
DI DEPAN
M 1 2 M = Medium
(PRECEEDING)
L 1 L = Light
Sumber : SOP.089/G/17/LPPNPI/OPS.07/XI/2020
18
D. Aerodrome Visibility Minima
Tabel 2. 12 Aerodrome Visibility Minima
Visibility In Metres
No RWY Nav Aid Approach Type Aircraft Categories
A B C D
StraightIn 2500 2500 2500 2500
1 16 VOR
Circling 5000 5000 5000 5000
StraightIn 5000 5000 5000 5000
2 34 VOR
Circling 5000 5000 5000 5000
Sumber : SOP.089/G/17/LPPNPI/OPS.07/XI/2020
19
2.6 Struktur Organisasi Perusahaan
MANAGER TEKNIK
AGUNG H.D ALVIANTO
GENERAL
MANAGER
RUDY KUSRIADI
MANAGER
KESELAMATAN
KEUANGAN
AAY RUHIYAT
MANAGER KESELAMATAN
DAN KESEHATAN
STANDARISASI
M. RIDHO JULIANSYAH
20
BAB III
LANDASAN TEORI
Pada penulisan laporan ini dilakukan berdasarkan atas beberapa teori yang
mendukung dan relevan. Teori pendukung atau tinjauan landasan teori
dalam penyusunan laporan On the Job Training ini sangat diperlukan, guna
sebagai referensi untuk memperdalam pemahaman terhadap informasi –
informasi yang disajikan dalam penerapan yang ditulis dalam laporan ini.
Terjemahan :
Di lingkungan tower pemanduan lalu lintas udara, semua Air Traffic
Controller (ATC) harus dapat melihat dengan jelas semua informasi yang
dibutuhkan untuk pekerjaan mereka. Air Traffic Controller (ATC) harus
yakin dengan pesawat yang berangkat ataupun mendarat dengan melihat
landasan dengan jelas dan pesawat yang menjadi tanggung jawab seorang
ATC. Air Traffic Controllers (ATC) perlu melihat pergerakan pesawat di
taxiway dan apron dibawah kendali tower. Pandangan seorang ATC tidak
boleh dihalangi oleh ATC lain, oleh peralatan di dalam tower, oleh tiang
(pilar) atau struktur lain dari tower, atau oleh bangunan bandara. Terkait
dokumen tersebut, dijelaskan bahwa seorang ATC harus dapat melihat
dengan jelas tanpa adanya halangan apapun.
21
artificial lighting during the hours of darkness. All the displays and controls
must remain usable whatever the ambient lighting is, and must be
automatically or manually adjustable so that they do not become too bright
in hours of darkness or too dim in bright sunlight. Lighting set within the
ceiling, or up-lighters reflecting from the ceiling, can be effective. No light
source such as a filament or a tube should be directly visible from any work
position and to provide a controllable lighting environment
Terjemahan:
Salah satu aspek yang paling penting dari lingkungan fisik adalah
pencahayaan sekitar. Ruang kerja ATC terdiri dari dua jenis yang berbeda.
Di dalam tower ATC, pencahayaan sekitar harus bisa disesuasikan secara
otomatis atau manual agar pencahayaan tidak terlalu terang maupun tidak
terlalu gelap di ruangan tersebut. Pencahayaan efektif apabila diatur dari
langit-langit atau pantulan up-lighters yang dipantulkan.Tidak ada sumber
cahaya dari seperti filamen atau tabung yang harus langsung terlihat dari
posisi kerja manapun dan menyediakan pencahayaan sekitar yang dapat
dikontrol.
Terjemahan:
Dekorasi harus dirancang sebagai satu kesatuan, dan tidak
sembarangan untuk memberikan pandangan yang optimal di dalam
lingkungan tower. Permukaan harus matte, dan tidak mengkilat. Warna
dinding, lantai, dan perabotan harus berwarna pastel, coklat muda, dan abu-
abu muda yang dapat menertralisir cahaya sedangkan warna putih
memberikan efek ruangan semakin terang.
22
D. Doc. Human Factor In Air Traffic Control Digest No.8 ICAO
Chapter 2 The Controller’s Workspace Tower ( The Physical
Environment 2.22).
Glare can be a severe problem in towers where the light level can
become very high on a brightday. Towers should be positioned so that
controllers does not normally face the sun while viewing the main runways.
Glare or reflections from any source in the ATC environment must be
prevented. Usually problems of glare have to be tackled in two separate
ways: by reducing the ambient light and by modifying the displays. Glare is
reduced by constructing tower cabs so that the roof overhangs the floor and
the window glass is angled outwards, which also can prevent the
impairment and distortion of visibility by rain on the glass but may restrict
visibility upwards. Glare is also reduced by coatings or filters on the
window glass, by providing adjustable blinds with slats, by minimizing very
light surfaces within the room, by cowlings round workspaces or individual
displays, and by positioning consoles, workspaces and furniture in the tower
so that, as far as possible, direct sunlight never falls on displays.
Controllers’ sightlines must never be compromised by glare. Because glare
reduces the contrasts and readability of displayed information, this must be
compensated for by increasing display brightness, by coating or filtering the
display surfaces, or by changing the display technology employed. Some
modern display technologies, claimed to be suitable for daylight conditions,
are still too dim for the exceptionally bright conditions that can occur in
some towers
Terjemahan :
Silau dapat menjadi masalah yang serius di dalam tower yang mana
tingkat cahaya akan menjadi sangat tinggi di hari yang cerah. Posisi tower
harus dibuat sedemikian rupa agar controller atau ATC tidak menghadap
matahari saat melihat landasan pacu. Silau atau pantulan cahaya dari
berbagai sumber di lingkungan ATC harus dihindari. Masalah silau
biasanya harus ditangani dengan dua cara yaitu dengan mengurangi
pantulan cahaya sekitar dan dengan memodifikasi tampilan. Silau dapat
dikurangi dengan kontruksi kabin atap tower yang tinggi dari lantai dan
kaca jendela yang miring keluar, yang dapat mencegah kerusakan dan
distorsi jarak pandang oleh hujan pada kaca tetapi membatasi jarak pandang
ke atas. Silau juga dapat dikurangi dengan pelapis atau filter pada kaca
jendela, dengan tirai yang dapat disesuaikan dengan bilah, meminimalkan
permukaan yang sangat terang di dalam ruangan, dengan menutup ruang
kerja atau tampilan individual, dan dengan menempatkan konsol, ruang
23
kerja dan furnitur di tower sejauh mungkin, sehingga sinar matahari
langsung tidak pernah jatuh pada layar. Sudut pandang controller tidak
boleh terganggu oleh silau. Karena silau mengurangi kontras dan
keterbacaan informasi yang ditampilkan harus dikompensasikan dengan
meningkatkan kecerahan layar, dengan melapisi atau memfilter permukaan
layar, atau dengan mengubah teknologi tampilan yang digunakan. Beberapa
teknologi tampilan modern, yang diklaim cocok untuk kondisi siang hari,
masih terlalu redup untuk kondisi sangat terang yang dapat terjadi di
beberapa menara.
24
BAB IV
PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING
25
Pangkalpinang adalah sebagai berikut.
26
5. 4 Maret 2022 Penjemputan
Taruna/i peserta
OJT Politeknik
Penerbangan -
Medan untuk
kembali ke
Pendidikan.
Tabel 4. 1 Jadwal kegiatan on the job training I
Sumber : Hasil Karya Penulis
4.3 Permasalahan
Bandar Udara Depati Amir merupakan salah satu bandara yang dikelilingi
oleh laut dan pengaruh angin laut menyebabkan adanya hambatan pesawat untuk
landing di salah satu runway-nya.
Dalam pelayanan jaminan keselamatan jasa penerbangan, hal yang paling
mendasar adalah aman, nyaman, teratur, dan efisien, yang harus disertai fasilitas
pendukung sesuai standar prosedur yang ditetapkan International Civil Aviation
Organization (ICAO), serta Procedure of Air Navigation Service (PANS) yang
dideklarasikan oleh kementrian perhubungan.
Selama penulis melaksanakan On the Job Training di Tower Depati
Amir Pangkalpinang, dalam memberikan aerodrome control service terdapat
beberapa masalah yang dihadapi, khususnya pada saat mengontrol. Pada saat
mengontrol, visibility controller kearah manoeuvring area tidak bagus
dikarenakan kaca tower yang silau, kaca film yang memudar, dan pantulan lampu
pada kaca tower saat malam hari.
Seperti yang kita ketahui, kaca tower merupakan akses bagi ATC untuk
melihat manoeuvring pesawat yang ada di ground maupun yang akan landing /
take off. Silaunya pandangan saat hari yang cerah, kaca film yang memudar
menyerupai titik titik di arah final runway 16 dan 34, dan pantulan lampu cabin
pada kaca tower saat malam hari untuk pesawat yang sedang melakukan latihan di
circuit seperti pesawat NAM Flying School sangat menggangu pandangan
seorang controller.
1. Silau
Saat pesawat take off ataupun landing mempengaruhi kefokusan
seorang controller. Pantulan cahaya yang terlalu terang termasuk hazard
yang mengakibatkan tidak optimalnya pemantauan dan mengurangi fokus
seorang controller. Area sekitar bandara termasuk Movement area dan
manoeuvring area merupakan tanggung jawab yang sangat berpengaruh
terhadap pemberian pelayanan lalu lintas udara.
27
Sedangkan area pemantauan tower meliputi area sekitaran bandar
udara yang berada dalam tanggung jawab tower termasuk movement area
dan manoeuvring area yang berarti hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap pemberian pelayanan lalu lintas udara.
Dalam pemberian pelayanan terhadap lalu lintas udara, haruslah
dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung di ruang kerja, agar seorang
controller dapat menjalankan tugas dengan optimal dan nyaman.
28
Gambar 4. 2 Dokumentasi kaca di final runway 34
Sumber : Hasil Karya Penulis
29
Gambar 4. 3 Dokumentasi pantulan lampu pada kaca tower
Sumber : Hasil Karya Penulis
30
Pantulan cahaya yang terlalu terang termasuk hazard yang mengakibatkan tidak
optimalnya pemantauan yang di lakukan oleh controller pada saat pesawat take off
ataupun landing dan mengurangi kefokusan seorang controller. Silau juga dapat
dikurangi dengan pelapis atau filter pada kaca jendela yang disesuaikan. Hal
tersebut telah dijelaskan dalam dokumen Doc. Human In Air Traffic Control
Digest No.8 ICAO Chapter 2 The Controller’s Workspace Tower ( The Physical
Environment 2.22).
Dalam melaksanakan duty seorang ATC harus dapat menyesuaikan
pencahayaan secara otomatis maupun manual. Adapun pantulan cahaya dari luar
atau “sunlight” maupun pantulan dari pilar. Dekorasi harus dirancang sebagai
satu kesatuan, dan tidak sembarangan untuk memberikan pandangan yang optimal
di dalam lingkungan tower. Permukaan harus matte, dan tidak mengkilat. Warna
dinding, lantai, dan perabotan harus berwarna pastel, coklat muda, dan abu-abu
muda dapat menetralisir cahaya sedangkan warna putih memberikan efek ruangan
semakin terang. Penyesuaian warna tersebut dijelaskan dalam dokumen Doc.
Human In Air Traffic Control Digest No.8 Chapter 2 The Controller’s Workspace
Tower ( Physical enviroment 2.18)
Penerangan yang kurang ataupun silau pada lingkungan kerja akan
menyebabkan kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan
efisiensi kerja, kelemahan mental, kerusakan alat penglihatan (mata), keluhan
pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
Stres pada alat penglihatan dapat menimbulkan dua tipe kelelahan yaitu
kelelahan mata dan kelelahan syaraf. Kelelahan mata disebabkan oleh stres yang
intensif pada fungsi tunggal dari mata. Stres pada otot mata dapat terjadi pada saat
seseorang melihat objek-objek yang berukuran kecil dan pada jarak yang dekat
serta dalam waktu yang lama dan stres pada retina bisa terjadi apabila terdapat
kontraksi yang berlebihan dalam lapangan penglihatan dan waktu pengamatan
cukup lama. Kelelahan visual dan syaraf dapat terjadi secara bersamaan sehingga
seseorang tidak dapat menilai pengaruh pada dua kelelahan ini secara terpisah
pada performance. Kelelahan pada mata ditandai oleh ritasi pada mata
(konjungtivis), penglihatan ganda, sakit kepala, daya akomodasi dan konvergensi
menurun, ketajaman penglihatan, kepekaan kontras dan kecepatan persepsi.
Kelelahan kronis ditandai oleh sakit kepala atau vertigo, sulit tidur, tidak nafsu
makan, badan lemah dan lesu.
Menerjemahkan energi cahaya menjadi impuls saraf yang merupakan
kemampuan luar biasa mata, yang ditransmisikan ke korteks visual otak, dan salah
satu organ yang paling berharga. Perlindungan organ sensorik dari sistem yang
kompleks ini harus menjadi prioritas tinggi dalam setiap program keselamatan dan
kesehatan kerja.
Penyelesaian masalah berdasarkan analisis masalah tersebut dapat diberikan
31
berdasarkan Doc. Human Factor In Air Traffic Control Digest No.8 ICAO
(Chapter 2 The Controller’s Workspace Tower 2.20).
“One of the most crucial aspects of the physical environment is the ambient
lighting. ATC workspaces are of two distinct kinds. In air traffic control towers,
the ambient lighting can vary greatly, from direct sunlight to artificial lighting
during the hours of darkness. All the displays and controls must remain usable
whatever the ambient lighting is, and must be automatically or manually
adjustable so that they do not become too bright in hours of darkness or too dim
in bright sunlight. Lighting set within the ceiling, or up-lighters reflecting from
the ceiling, can be effective. No light source such as a filament or a tube should be
directly visible from any work position and to provide a controllable lighting
environment”
Berdasarkan penjelasan dokumen tersebut, adapun beberapa penyelesaian
masalah yang dapat diberikan terkait masalah yang terjadi di dalam ruang Control
Tower Perum LPPNPI Kantor Cabang Pangkalpinang, antara lain :
a. Kaca film
Mengganti kaca tower dengan dilapisi kaca film. Untuk membantu
controller agar tidak terlalu silau dalam memantau pesawat, supaya
intensitas cahaya dalam tower tidak terlalu tinggi, dan juga memberikan
kenyamanan dalam melakukan tugas sebagai seorang controller.
b. Kacamata
Memberikan kacamata anti radiasi untuk mengurangi dampak negatif
terhadap kesehatan mata seorang controller.
d. Pemeliharaan
Membersihkan kaca untuk pemeliharaan kaca jangka panjang secara
berkala atau terjadwal.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
38
permasalahan ini untuk untuk lebih memperhatikan intensitas pencahayaan
dan mempertimbangkan melapisi kaca film, kaca mata anti radiasi, anti
reflection window, dan juga pemeliharaan secara rutin agar terciptanya
keselamatan dan kenyamanan guna meningkatkan pelayanan lalu lintas
udara dalam penerbangan.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
(LPPNPI). 2020. Standard Operating Procedure (SOP) Aerodrome Control
Service. LPPNPI Kantor Cabang Pembantu Pangkalpinang.
Yanti, Putri. 2020. Determinan Kualitas Hidup Pada Air Traffic Controller
(ATC).
36
LAMPIRAN
37
38
LAMPIRAN 2 Surat Pernyataan Telah Melaksanakan On The Job Training
39
LAMPIRAN 3 Standart Instrument Departure
40
LAMPIRAN 4 Standart Instrument Arrival
41
LAMPIRAN 5 Missed Approach Procedure
42
43