Mengetahui,
Koordinator Kerja Praktek
Catatan:
1. *) diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun.
2. centang yang sesuai.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat petunjuk, rahmat
serta hidayah-Nyalah sehingga Laporan Kerja Praktek I ini dapat selesai. Tidak lupa
pula ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing penulis,
Bapak Achmad Mustakim, S.T., M.T., M.BA yang senantiasa sabar membimbing
penulis dalam proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek I ini dan pembimbing Kerja
Praktek dari PT Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang,
1. Bapak Amir selaku Supervisor Perencanaan dan Pengendalian Operasi.
2. Bapak Farid selaku Junior Asisten Officer Peralatan dan Operasi USTER.
3. Bapak Slamet selaku Supervisor Operasi Umum.
4. Bapak Raka selaku pegawai terminal petikemas
5. Kakak kakak menara control room terminal petikemas dan kantor PPSA
6. Bapak Angga selaku Staff Keuangan dan Sumber Daya sekaligus
pembimbing
7. Teman teman Kerja Praktek dari Lampung,
yang senantiasa membimbing penulis selama Kerja Praktek dengan memberikan
pengetahuan dan wawasan mengenai dunia kerja dilapangan serta menjadi teman
dimulai dari kerja praktek. Begitu juga untuk keluarga yang senantiasa memberikan
dukungan baik material maupun moriil.
Penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek I ini kedepannya bisa
bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Namun penulis juga menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya demi kesempurnaan
Laporan Kerja Praktek ke depannya, kritik dan saran sangat penulis harapkan, akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
iii
3.2.2 Harga Pokok Produksi Dari Setiap Layanan Di PT. PELABUHAN INDONESIA
II (PERSERO) CABANG PANJANG ............................................... 29
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar Logo IPC ............................................................. 2
Gambar 2 Letak Pelabuhan Panjang dari atas permukaan bumi ................... 3
Gambar 3 Pelabuhan Panjang saat ini dan jaman dulu. ............................. 4
Gambar 4 Struktur Organisasi Berdasarkan Bidang Kerja ........................... 4
Gambar 5 Struktur Organisasi Bagian Hukum dan Pengendalian Internal ......... 5
Gambar 6 Struktur Organisasi Sub. Bagian Umum dan Logistik .................... 5
Gambar 7 Struktur Organisasi Bagian Komersial ..................................... 5
Gambar 8 Struktur Organisasi Bagian Operasi ........................................ 6
Gambar 9 Struktur Bagian Teknik dan Sistim Informasi ............................. 7
Gambar 10 Struktur Organisasi Bagian Keuangan dan Sumber Daya .............. 7
Gambar 11 Perserbaran Pelabuhan Strategis di Indonesia .......................... 8
Gambar 12 Beberapa Kapal Tug Boat yang ada di Pelabuhan Panjang............ 9
Gambar 13 Lapangan Penumpukan Petikemas Pelabuhan Panjang ............... 11
Gambar 14 Quay Container Crane 3 ( QCC 3) di Pelabuhan Panjang ............. 12
Gambar 15 Dermaga C 2 dan Dermaga D Pelabuhan Panjang ..................... 14
Gambar 16 Kegiatan Cargo Handling di Dermaga D Pelabuhan Panjang ......... 14
Gambar 17 Gantry Jib Crane di dermaga D Pelabuhan Panjang .................. 15
Gambar 18 Fasilitas Gudang di Dermaga E Pelabuhan Panjang ................... 15
Gambar 19 Lay out Pelabuhan Panjang Bandar Lampung .......................... 25
Gambar 20 Skema Kegiatan Kapal Masuk di TPK IPC Panjang ..................... 26
Gambar 21 Skema proses kegiatan Bongkar Muat ( B/M ) TPK IPC Panjang ..... 26
Gambar 22 Kegiatan Bongkar di TPK IPC Panjang ................................... 27
Gambar 23 Skema Pelaksanaan Kegiatan Receiving ................................ 28
Gambar 24 Skema Perencana Receiving .............................................. 28
Gambar 25 Skema Perencanaan Delivery ............................................ 29
Gambar 26 Skema Kegiatan Muat ..................................................... 30
Gambar 27 Skema kegiatan Lepas Tambat Kapal ................................... 30
Gambar 28 Proses Kegiatan Loading di Dermaga D Pelabuhan Panjang ......... 31
Gambar 29 Skema Kondisi Over Stage Pada Pelabuhan ............................ 32
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Fasilitas Kapal Pandu / Tunda yang dimiliki Pelabuhan Panjang .. 9
Tabel 2 Daftar Fasilitas di Terminal Petikemas Pelabuhan Panjang .............. 11
Tabel 3 Fasilitas Layanan Operasi Nonpetikemas di Pelabuhan Panjang ........ 14
Tabel 4 Fasilitas untuk layanan rupa rupa di Pelabuhan Panjang ............... 16
Tabel 5 Kegiatan Minggu ke-1 Penulis Selama Kerja Praktek ...................... 17
Tabel 6 Kegiatan Minggu ke-2 Penulis Selama Kerja Praktek ...................... 18
Tabel 7 Kegiatan Minggu ke-3 Penulis Selama Kerja Praktek ...................... 19
Tabel 8 Kegiatan Minggu ke-4 Penulis Selama Kerja Praktek ...................... 20
Tabel 9 Kegiatan Minggu ke-5 Penulis Selama Kerja Praktek ...................... 21
Tabel 10 Daftar Karakteristik dan Spesifikasi Dermaga di Pelabuhan Panjang . 24
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Praktek merupakan salah satu kegiatan yang masuk dalam kurikulum
wajib mahasiswa program S-1 Departemen Teknik Transportasi Laut, Fakultas
Teknologi Kelautan (FTK), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.
Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang
dunia industri maritim dan sistem pelabuhan. Kegiatan kerja praktek ini diharapkan
menjadi salah satu pendorong utama untuk mengenal kondisi dunia kerja dan untuk
melihat keselarasan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di saat perkuliahan,
seperti Bisnis Pelayaran, Perencanaan Pelabuhan dan Managemen Pelabuhan
dengan pengaplikasian di dunia kerja.
PT. Pelabuhan Indonesia II sebagai tempat penulis menerapkan teori di
perkuliahan ke penerapan kerja di lapangan secara langsung karena penulis melihat
perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang yang merupakan salah satu
pelabuhan besar dan penting bagi kegiatan perekonomian di Lampung dan
mendorong pertumbuhan pambangunan wilayah Sumatera serta sebagai pelaku
operator pelabuhan yang memberikan jasa pelayanan terhadap jasa pelayanan kapal
dan jasa pelayanan barang. Dengan kondisi yang ada di pelabuhan panjang ini dapat
membantu penulis memperdalam pengetahuan penulis di bidang sistem transportasi
laut dan kepelabuhanan.
Dengan latar belakang penulis di bidang Teknik Transportasi Laut yang
memiliki fokus studi tentang managemen pelabuhan yaitu proses bisnis dari
pelabuhan, pelayanan barang untuk import export serta material handling. Di sini
penulis bisa banyak belajar untuk melihat secara langsung proses kegiatan itu. Dan
posisi PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang selaku operator pelabuhan yang
memberikan jasa pelayanan terhadap 2 hal, yakni jasa pelayanan kapal dan jasa
pelayanan barang juga merupakan alasan penulis mengajukan permohonan Kerja
Praktek bertempat di PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang ini.
1
1.2 TUJUAN
Adapun kerja praktek ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib yaitu Kerja Praktek sebagai syarat
kelulusan Departemen Teknik Transportasi Laut.
2. Mendapatkan informasi mengenai penggunaan jasa di PT. Pelabuhan
Indonesia II Cabang Panjang beserta persyaratan yang harus dilengkapi
kapal untuk dapat dilayani di Pelabuhan.
3. Mengetahui proses bisnis dari PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang.
4. Mengetahui prosedur dan proses kegiatan bongkar muat kapal pada saat
kapal sandar di dermaga.
5. Mengetahui Nilai Harga Pokok Produksi layanan usaha Terminal Petikemas
6. Mengetahui Kinerja dari Terminal Petikemas
1.3 RUANG LINGKUP
Dalam kesempatan Kerja Praktik 1, adapun bidang kerja yang diambil oleh
penulis adalah kepelabuhanan dengan mengambil tempat studi adalah PT.
PELABUHAN INDONESIA II ( PERSERO ) Cabang Panjang yang berlokasi di
Bandar Lampung, Lampung. Pada Kerja Praktik 1 penulis menjalankan kegiatan
praktik di Divisi Operasi di beberapa usaha terminal yang di miliki, diantaranya
PPSA ( Pusat Pelayanan Satu Atap), divisi terminal petikemas, divisi usaha terminal
( curah kering dan multipurpose) serta divisi pangkalan.
2
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3
sekitarnya. Pelabuhan Panjang kemudian berkembang menjadi pelabuhan besar di
Pulau Sumatra dan berperan sebagai urat nadi pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Lampung hingga saat ini.
General Manager
4
DGM Hukum &
Pengendalian Internal
JR. Officer
Managemen Risiko
ADM. Umum
DGM KOMERSIAL
5
PJ. DGM
OPERASI
OPERATOR CC/JIB
CRANE/LUFFING
CRANE LAP. NON. TPK
6
DGM TEKNIK &
S.I
SPV. PEMEL.
SPV. PJ SPV. TEKNIK SUPERVISOR SPV. KERJA
SPV. SURVEY DAN PENGEMB.
PERENCANAAN MESIN TEKNIK LISTRIK JARINGAN SI
SI
DGM
KEUANGAN
DAN SDM
SR. ADM.
SR. ADM. SDM
PERBENDAHARAAN
SR. ADM.
ADM. SDM
PERBENDAHARAAN
7
Gambar 11 Perserbaran Pelabuhan Strategis di Indonesia
sumber : RPJMN 2015 -2019, Bappenas 2015
8
4. Pelayanan Jasa Tambat
Pelayanan penambatan kapal di dermaga umum Pelabuhan Panjang.
5. Tarif Pelayanan Kapal
Informasi estimasi biaya jasa pelayanan kapal.
Tabel 1 Data Fasilitas Kapal Pandu / Tunda yang dimiliki Pelabuhan Panjang
sumber :portofpanjang.com
9
2.4.2 Layanan Terminal Petikemas
Sebagai pelabuhan strategis di Indonesia, pelayanan dari pelabuhan panjang
khususnya di terminal petikemas dapat melayani untuk kegiatan import maupun
export, hal tersebut juga ditunjang dengan luasnya Dermaga E sebesar 75000 m2
dan dapat menampung 79.808 teus konteiner. Adapun pelayanan kegiatan di
terminal petikemas, sebagai berikut :
10
Gambar 13 Lapangan Penumpukan Petikemas Pelabuhan Panjang
sumber : Data pribadi penulis
12 Chasis 40 Feet 18
11
17 Forklift Diesel 15 Ton 15 Ton 1
Dari data table diatas diketahui Pelabuhan Panjang memiliki fasilitas penunjang
kegaiatan cargo handling yang lengkap sebagai pelabuhan strategis di Indonesia dengan
adanya tiga quay container crane dengan kapasitas dan jenis yang berbeda, ada lima rubber
tyre crane dan lima forklift diesel untuk penataan kontener di lapangan penumpukan serta
peralatan handling lainnya.
12
2. Pelayanan Terminal Multipurpose
Pelayanan di Terminal Multipurpose (Dermaga A, B, C1, & C2) meliputi :
14
Tabel 3 Fasilitas Layanan Operasi Nonpetikemas di Pelabuhan Panjang
Sumber : portofpanjang.com
Weighbridge
22 Ton 2 Unit
25Ton 8 Unit
Dari data table diatas dapat diketahui fasilitas dari layanan usaha terminal
nonpetikemas Pelabuhan Panjang, sebagai pelabuhan yang sudah berpengalaman
selama 25 tahun dalam menangani layanan selain petikemas. Fasilitas lengkap yang
dimiliki Pelabuhan Panjang menunjukan kesungguhan dalam pelayanan dan
14
merupakan strategi usaha peningkatan skala pendapatan dan untuk menunjang
Indonesia sebagai poros maritim.
15
Tabel 4 Fasilitas untuk layanan rupa rupa di Pelabuhan Panjang
sumber : portofpanjang.com
Namun dari data diatas, terdapat gudang diterminal petikemas yang kurang
di gunakan secara optimal untuk kegiatan stripping dan stuffing seperti pelabuhan
strategis Indonesia di Pulau Jawa. Dikarenakan permintaan yang terlampau sedikit
dan sampai terakhir penulis melakasanakan kerja praktek tidak terjadi kegiatan
tersebut.
16
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTEK
17
4 Kamis / 6 Juli 2017 1. Pengamatan di dermaga C terminal
multipurpose,untuk kegiatan bongkar dan muat
kapal rakyat dan general cargo.
2. Pengamatan di dermaga B untuk kegiatan muat
kapal Ro Ro MV Mutiara Sentosa III
5 Jumat / 7 Juli 2017 1. Pengamatan pada dermaga C terminal multipurpose
untuk penataan muatan pada tongkang.
2. Penjelasan dokumen yang dipelukan dalam proses
bongkar dan muat.
18
Tabel 7 Kegiatan Minggu ke-3 Penulis Selama Kerja Praktek
19
Tabel 8 Kegiatan Minggu ke-4 Penulis Selama Kerja Praktek
20
Tabel 9 Kegiatan Minggu ke-5 Penulis Selama Kerja Praktek
21
BAB IV
DATA PERUSAHAAN
Tabel 10 Laporan Produksi Pendapatan bulan Januari 2017
- OCEAN GOING
1. 20" FCL BOX 70,20 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2. 20" LCL BOX 132,60 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3. 20" MT BOX 52,65 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4. 40" FCL BOX 105,86 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5. 40" LCL BOX 199,46 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 .40" MT BOX 79,39 0 0,00 0 0,00 0 0,00
- INTERINSULER :
1. 20" FCL BOX 46,24 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2. 20" LCL BOX 78,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3. 20" MT BOX 41,62 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4. 40" FCL BOX 69,64 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5. 40" LCL BOX 117,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 .40" MT BOX 62,68 0 0,00 0 0,00 0 0,00
B. CRANE DERMAGA
- OCEAN GOING :
1. 20" FCL BOX 78,00 0 0,00 2.435 189.930,00 2.435 189.930,00
2. 20" LCL BOX 147,09 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3. 20" MT BOX 58,50 0 0,00 747 43.699,50 747 43.699,50
4. 40" FCL BOX 117,00 0 0,00 694 81.198,00 694 81.198,00
5. 40" LCL BOX 221,74 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 .40" MT BOX 87,75 0 0,00 312 27.378,00 312 27.378,00
7 .45" FL BOX 146,25 0 0,00 80 11.700,00 80 11.700,00
8 .45" MT BOX 109,69 0 0,00 88 9.652,72 88 9.652,72
- OCEAN GOING transit Jakarta (Rupiah)
1. 20" FCL BOX Rp 726.901,000 0 Rp - 218 Rp 158.464.418,000 218 Rp 158.464.418,000
2. 20" LCL BOX Rp1.144.956,000 0 Rp - 0 Rp - 0 Rp -
3. 20" MT BOX Rp 664.223,000 0 Rp - 0 Rp - 0 Rp -
4. 40" FCL BOX Rp1.037.024,000 0 Rp - 0 Rp - 0 Rp -
5. 40" LCL BOX Rp1.670.701,000 0 Rp - 0 Rp - 0 Rp -
6 .40" MT BOX Rp 943.370,000 0 Rp - 0 Rp - 0 Rp -
- INTERINSULER (Rupiah)
1. 20" FCL BOX Rp 626.901,000 0 0,00 1 Rp 626.901,000 1 Rp 626.901,000
2. 20" LCL BOX Rp1.044.956,000 0 0,00 0 Rp - 0 Rp -
3. 20" MT BOX Rp 564.223,000 0 0,00 223 Rp 125.821.729,000 223 Rp 125.821.729,000
4. 40" FCL BOX Rp 937.024,000 0 0,00 0 Rp - 0 Rp -
5. 40" LCL BOX Rp1.570.701,000 0 0,00 0 Rp - 0 Rp -
6 .40" MT BOX Rp 843.370,000 0 0,00 3 Rp 2.530.110,000 3 Rp 2.530.110,000
7 .45" MT BOX 0,00 0 Rp - 0 Rp -
C. TRANSHIPMENT
1. 20" ISI BOX 56,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2. 20" KOSONG BOX 50,40 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3. 40" ISI BOX 84,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4. 40" KOSONG BOX 75,60 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5. 45" ISI BOX 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 .45" KOSONG BOX 98,44 0 0,00 0 0,00 0 0,00
(tidak ada)
22
Gambar 19 Perbandingan Throughput TPK 2016
Bulan
No Keterangan Satuan TARGET
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
1 2016
USULAN RKA 2016
YOR % 15,48 15,48 15,48 15,48 15,48 15,48 15,48 15,48 15,48 15,48 15,48 15,48 15,48
BOR % 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00
ET/BT % 72,08 72,08 72,08 72,08 72,08 72,08 72,08 72,08 72,08 72,08 72,08 72,08 72,08
BCH BOX/HR 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00
BSH BOX/HR 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00
REALISASI
YOR % 11,52 10,90 8,39 11,41 7,53 6,70 19,67 26,44 22,96 28,36 26,66 25,98 17,21
BOR %
ET/BT % 61,92 65,24 61,49 58,69 65,14 57,87 66,33 66,36 70,68 65,05 69,83 63,49 64,34
BCH BOX/HR 24,09 26,56 27,52 27,80 24,24 23,14 22,37 23,80 25,01 25,76 27,52 27,40 25,43
BSH BOX/HR 34,54 38,82 35,89 39,13 33,90 31,14 31,32 32,31 32,65 36,00 31,32 36,71 34,48
PERBANDINGAN REALISASI DENGAN RKA 2016
YOR % 74,42% 70,41% 54,20% 73,71% 48,64% 43,28% 127,07% 170,80% 148,32% 183,20% 172,22% 167,83% 111,18%
BOR % 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
ET/BT % 85,90% 90,51% 85,31% 81,42% 90,37% 80,29% 92,02% 92,06% 98,06% 90,25% 96,88% 88,08% 89,26%
BCH BOX/HR 109,50% 120,73% 125,09% 126,36% 110,18% 105,18% 101,68% 108,18% 113,68% 117,09% 125,09% 124,55% 115,61%
BSH BOX/HR 95,94% 107,83% 99,69% 108,69% 94,17% 86,50% 87,00% 89,75% 90,69% 100,00% 87,00% 101,97% 95,77%
23
BAB V
PENUGASAN DOSEN PEMBIMBING
5.1 Bisnis Proses dari PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO)
CABANG PANJANG
PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG PANJANG
sebagai salah satu pelabuhan strategis Indonesia memiliki berbagai macam bidang
usaha yang diikuti dengan keadaan dermaga yang tersedia saat ini.
Tabel 11 Daftar Karakteristik dan Spesifikasi Dermaga di Pelabuhan Panjang
sumber : Divisi Teknik & Sistim Informasi
24
Gambar 22 Lay out Pelabuhan Panjang Bandar Lampung
sumber : Divisi Teknik & Sistim Informasi IPC Panjang
25
Gambar 23 Skema Kegiatan Kapal Masuk di TPK IPC Panjang
sumber : Data yang diolah kembali penulis
Kemudian setelah kapal mendapatkan izin sandar dan telah melakukan sandar
pada Dermaga E, maka kegiatan handling cargo segera dilaksanakan. Dengan
TKBM ( Tenaga Kerja Bongkar Muat ) yang merupakan pegawai koperasi IPC
Panjang, dengan instruksi dari control room.
Gambar 24 Skema proses kegiatan Bongkar Muat ( B/M ) TPK IPC Panjang
sumber : Data yang diolah kembali penulis
26
Dalam kegiatan bongkar atau import, pihak pelayaran menyerahkan profil
bongkar ke pihak pelabuhan yang nantinya sebagai dasar untuk lokasi sandar di
kademeter berapa, menggunakan berapa QCC, dan lamanya kegiatan bongkar. Dari
profil bongkar ini ship planner akan merencanakan mana dulu petikemas yang
dibongkar dan yard planner merencanakan lokasi penumpukan untuk petikemas
bongkaran tersebut. Setiap perpindahan petikemas dimana semua kegiatan
terpantau oleh control tower dan lokasi petikemas harus sesuai antara sistem dan
kondisi di lapangan. Untuk petikemas dengan muatan berbahaya (hazardous) lebih
disarankan untuk bongkar dengan truk sendiri sehingga dapat langsung keluar area
pelabuhan (truck lossing) meskipun di lapangan penumpukan menyediakan area
khusus untuk petikemas berbahaya. Untuk petikemas dry dan reefer harus
ditempatkan di lapangan penumpukan minimal 8 (delapan) jam sebelum diambil
oleh trucking pemilik barang. Petikemas yang telah ditumpuk di lapangan
penumpukan setelah 8 (delapan) jam boleh diambil oleh pemilik barang. Agen atau
pemilik barang harus melakukan pembayaran dan akan mendapatkan dokumen SP2
yang digunakan truk untuk memasuki area pelabuhan. Truk menuju lokasi
petikemas yang akan diambil dan dibantu oleh RTG atau reachstacker untuk lift
on/lift off. Truk keluar pelabuhan dengan petikemas yang sesuai.
Untuk kegiatan receving dimulai dari, (1) Perusahaan pelayaran atau agen
menyerahkan dokumen PKK untuk melakukan pesanan lapangan penumpukan dan
termasuk kegiatan eksbound atau inbound. (2) Perusahaan pelayaran atau agen atau
pihak EMKL mendapatkan nota dari bagian billing yang selanjutnya digunakan
27
sebagai syarat untuk melakukan pembayaran kepada bank . (3) Setelah melakukan
pembayaran, barulah mendapat stacking card dan surat jalan yang akan dibawa oleh
supir truk untuk masuk area dermaga. (4) Truk masuk area pelabuhan melewati gate
in dan menunjukan surat jalan yang berisi berat petikemas, jenis dan tipe petikemas
dan menyerahkan ke get officer.
(5) Kemudian dilakukan pengecekan untuk container oleh get inspector ini
bertujuan untuk melakukan identifikasi container dan muatan ketika sampai di
tangan pemilik barang, jika ada kerusakan atau barang hilang dapat ditelusuri yang
merupakan kesalahan dari pelabuhan panjang, supir truk, operator kapal, atau
pelabuhan tujuan. (6) Setelah dari get officer akan diterbitkan dokumen Container
Moving Clip (CMS) yang berisikan posisi dari container di lapangan penumpukan,
yang isinya informasi block, slot, row, dan tier. Untuk beberapa kasus posisi dari
container belum direncanakan oleh yard planner maka dari itu get officer
menginfokan kepada yard planner untuk merencanakan penempatan container.
28
Setelah selesai direncanakan lokasi penumpukan, truk langsung menuju lokasi
tersebut dan dibantu oleh reachstacker untuk lift off container.
Pada proses delivery/ekspor dimulai saat (1) agen atau EMKL menyerahkan
profil muat dan cargo list ke divisi perencanaan. Kemudian yard planner sebagai
penata peletakan petikemas di lapangan penumpukan lalu ship planner mengatur
penataan petikemas saat akan dimuat di kapal, kemudian ship planner membuat
perencanaan muat. (2) Dokumen yang di dapat dari ship planer tersebut harus
dengan persetujuan chief kapal dengan tujuan semua pihak baik pelabuhan dan
operator kapal saling bertanggung dengan resiko yang terjadi. Kegiatan muat
container selanjutnya dengan perencanaan dari yard planner untuk pemindahan
container. Kemudian control tower memantau pergerakan container yang harus
sesuai antara disistem (OPUS). (3) Lift on oleh reachstacker ke chasis dimana
operator reachstacker menginput nomor petikemas.
29
kerusakan petikemas tersebut. Disamping itu foreman juga memastikan petikemas
yang dimuat sesuai dengan profil muat.
30
2. Bisnis Proses Terminal Non Petikemas
Pelayanan kapal masuk dimulai dari perusahaan pelayaran atau agen
menyerahkan dokumen Pemberitahuan Kedatangan Kapal (PKK) dan Permohonan
Pelayanan Kapal Barang (PPKB) ke kantor PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Cabang Panjang tepatnya di kantor Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) dan PT. Jasa
Armada Indonesia selaku penyedia jasa pandu dan tunda. Setelah PPSA melakukan
pemesanan tambatan ke terminal atau operator, PPSA akan menerima Rencana
Pengtambatan Kapal (RPK) yang berisikan jadwal sandar dan kademeter sandar.
Perusahaan pelayaran atau agen yang telah mendapat RPK harus melakukan
pembayaran di bank dan menyerahkan bukti lunas ke PPSA dan kemudian
diserahkan ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terminal/operator dan PT. Jasa
Armada Indonesia.
Dalam kegiatan bongkar muat ada petugas tally dan foreman. Tally bertugas
untuk memastikan jumlah yang bongkar atau muat sesuai dengan dokumen dalam
pemesanan tempat sandar. Foreman bertugas di kapal yang mengkordinasikan
antara kru kapal dengan petugas pelabuhan.
31
5.2 Harga Pokok Produksi Dari Setiap Layanan Di PT. PELABUHAN
INDONESIA II (PERSERO) CABANG PANJANG
Harga Pokok Produksi atau HPP merupakan harga untuk produksi setiap
barang dalam ukuran tertentu.
Untuk HPP pada TPK Pelabuhan Panjang di ambil dari tiap tiap kegiatan
diantaranya :
Tambat Cargodoring
Stevedoring Penumpukan
CAPITAL COST
JENIS UKURAN SATUAN
DERMAGA 75000 m2
PANJANG 400 m
LEBAR 187,5 m
INVESTASI DERMAGA Rp 4.320.000,00 /m2
DISC RATE 5%
UMUR EKONOMIS 50 tahun
TOTAL BIAYA INVSTASI Rp 324.000.000.000,00
BIAYA INVESTASI PERTAHUN Rp17.747.662.297,38
OPERATING COST
JENIS UKURAN SATUAN
PERAWATAN DERMAGA Rp 50.000.000,00 /tahun
32
Tabel 14 Capital Coat untuk Kegiatan Stevedoring
CAPITAL COST
JENIS UKURAN SATUAN
QUAY CONTAINER CRANE DOUBLE Rp 4.712.600.000,00 m2
QUAYCONTAINER CRANE SINGLE (2) Rp 4.514.400.000,00 m
DISC RATE 5%
UMUR EKONOMIS 50 tahun
TOTAL BIAYA INVSTASI Rp 9.227.000.000,00
BIAYA INVESTASI PERTAHUN Rp 505.424.938,33
OPERATING COST
JENIS UKURAN SATUAN
TKBM
TKBM PERQCC 3 orang
SHIFT 4 /hari
JUMLAH TKBM 12
GAJI Rp 4.000.000,00 /bulan
TOTAL GAJI TKBM PERTAHUN Rp 576.000.000,00
PERAWATAN ALAT
QCC (3) 5% /BIAYA INVESTASI PERTAHUN
TOTAL BIAYA PERAWATAN ALAT Rp 25.271.246,92
BAHAN BAKAR & PELUMAS
JENIS UKURAN SATUAN
HARGA BBM Rp 5.500,00 /liter
LAMA PENGGUNAAN 18 jam/hari
KONSUMSI BBM QCC DOUBLE 5 liter/jam
KONSUMSI BBM QCC SINGLE 4 liter/jam
BIAYA BBM Rp 891.000,00 /hari
BIAYA BBM PERTAHUN Rp 325.215.000,00
HARGA PELUMAS Rp 10.000,00 /liter
LAMA PENGGUNAAN 18 jam/hari
KONSUMSI PELUMAS QCC DOUBLE 0,4 /liter
KONSUMSI PELUMAS QCC SINGLE 0,25 /liter
BIAYA PELUMAS Rp 117.000,00 /hari
BIAYA PELUMAS PERTAHUN Rp 42.705.000,00
DAYA QCC (3) 2344,5 kw
LAMA PENGGUNAAN 18 jam
HARGA LISTRIK Rp 1.500 /kwh
BIAYA LISTRIK Rp 63.301.500
BIAYA LISTRIK PERTAHUN Rp 23.105.047.500
http://repository.its.ac.id/44674/1/4213100098-Undergraduate_Thesis.pdf
TOTAL OPERATING COST PERTAHUN Rp 24.048.967.500,00
14
Tabel 16 HPP untuk kegiatan Stevedoring
CAPITAL COST
JENIS UKURAN SATUAN
HEAD TRUCK (12) Rp 7.324.398.240,00
CHASIS (20) Rp 3.526.388.660,00
DISC RATE 5%
UMUR EKONOMIS 10 tahun
TOTAL BIAYA INVSTASI Rp 10.850.786.900,00
BIAYA INVESTASI PERTAHUN Rp 1.405.226.545,53
15
Tabel 18 Operating Cost untuk kegiatan Cargodoring
OPERATING COST
JENIS UKURAN SATUAN
TKBM
TKBM PER HEAD TRUCK 12 orang
SHIFT 4 /hari
JUMLAH TKBM 48
GAJI Rp 4.000.000,00 /bulan
TOTAL GAJI TKBM PERTAHUN Rp 2.304.000.000,00
PERAWATAN ALAT
HEAD TRUCK
5% /BIAYA INVESTASI PERTAHUN
CHASIS
BIAYA PERAWATAN PERTAHUN Rp 70.261.327,28
BAHAN BAKAR & PELUMAS
JENIS UKURAN SATUAN
HARGA BBM Rp 5.500,00 /liter
LAMA PENGGUNAAN 18 jam/hari
KONSUMSI BBM HEAD TRUCK 3 liter/jam
BIAYA BBM Rp 297.000,00 /hari
BIAYA BBM PERTAHUN Rp 108.405.000,00
HARGA PELUMAS Rp 10.000,00 /liter
LAMA PENGGUNAAN 18 jam/hari
KONSUMSI PELUMAS HEAD TRUCK 0,4 liter/jam
BIAYA PELUMAS Rp 72.000,00 /hari
BIAYA PELUMAS PERTAHUN Rp 26.280.000,00
KELISTRIKAN
DAYA HEAD TRUCK (12) 5076 kw
LAMA PENGGUNAAN 18 jam
HARGA LISTRIK Rp 1.500 /kwh
BIAYA LISTRIK Rp 137.052.000
BIAYA LISTRIK PERTAHUN Rp 50.023.980.000
http://repository.its.ac.id/44674/1/4213100098-Undergraduate_Thesis.pdf
TOTAL OPERATING COST PERTAHUN Rp 52.532.926.327,28
16
Tabel 20 Capital Cost untuk kegiatan Penumpukan
CAPITAL COST
JENIS UKURAN SATUAN
TRANSTAINER RTG (5) Rp 68.265.000.000,00
SIDE LOADER Rp 271.260.600,00
FORKLIFT (6) Rp 976.538.400,00
TOP LOADER Rp 108.504.267,00
DISC RATE 5%
UMUR EKONOMIS 10 tahun
TOTAL BIAYA INVSTASI Rp 69.621.303.267,00
BIAYA INVESTASI PERTAHUN Rp 9.016.277.288,13
QY Rp 1.000.000.000,00
DISC RATE 5%
UMUR EKONOMIS 50 tahun
TOTAL BIAYA INVSTASI Rp 1.000.000.000,00
BIAYA INVESTASI PERTAHUN -Rp 54.776.735,49
17
Tabel 21 Operating Cost untuk kegiatan Penumpukan
OPERATING COST
JENIS UKURAN SATUAN
TKBM
JUMLAH TKBM 52 orang
GAJI Rp 4.000.000,00 /bulan
TOTAL GAJI TKBM PERTAHUN Rp 2.496.000.000,00
PERAWATAN ALAT
TRANSTAINER RTG (5)
SIDE LOADER
5% /BIAYA INVESTASI PERTAHUN
FORKLIFT (6)
TOP LOADER
BIAYA PERAWATAN PERTAHUN Rp 450.813.864,41
BAHAN BAKAR & PELUMAS KESELURUHAN
JENIS UKURAN SATUAN
HARGA BBM Rp 5.500,00 /liter
LAMA PENGGUNAAN 18 jam/hari
KONSUMSI BBM 3 liter/jam
BIAYA BBM Rp 3.861.000,00 /hari
BIAYA BBM PERTAHUN Rp 1.409.265.000,00
HARGA PELUMAS Rp 10.000,00 /liter
LAMA PENGGUNAAN 18 jam/hari
KONSUMSI PELUMAS 0,4 liter/jam
BIAYA PELUMAS Rp 936.000,00 /hari
BIAYA PELUMAS PERTAHUN Rp 341.640.000,00
KELISTRIKAN
DAYA KESELURUHAN 5499 kw
LAMA PENGGUNAAN 18 jam
HARGA LISTRIK Rp 1.500 /kwh
BIAYA LISTRIK Rp 148.473.000
BIAYA LISTRIK PERTAHUN Rp 54.192.645.000
http://repository.its.ac.id/44674/1/4213100098-Undergraduate_Thesis.pdf
TOTAL OPERATING COST PERTAHUN
Rp 58.890.363.864,41
18
5.3 Permasalahan dan Kendala Yang Ada DI PT. PELABUHAN INDONESIA
II CABANG PANJANG
Dalam kegiatan Kerja Praktek di PT. PELABUHAN INDONESIA
(PERSERO) CABANG PANJANG, selain melakukan komparasi dengan teori
yang sudah di dapatkan selama masa perkuliahan, penulis juga melakukan
pengamatan dan berdiskusi dengan pegawai mengenai permasalahan yang ada dari
perusahan tersebut. Adapun permasalahan dari Pelabuhan Panjang sebagai berikut:
DERMAGA
Kondisinya pada saat itu adalah kapal jenis general cargo yang akan
bersandar pada dermaga C dan sudah dijadwal oleh operator pelabuhan kemudian
terdapat permintaan dari pihak TNI AL yang akan menyandarkan kapalnya di
Pelabuhan Panjang, namun karena kondisi dermaga tengah padat sehingga hanya
tersisa dermaga C 2 sehingga kapal milik TNI AL dan kapal general cargo pun
sandar pada dermaga yang sama. Hal tersebut menyebabkan terjadi over satge
sepanjang 15 m.
19
distribusi dari Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa yaitu Pajang menuju Tanjng
Priok dan Panjang menuju Tanjng Perak, namun saat ini hanya tersisa layanan rute
Panjang menuju Tanjung Priok.
Namun kodisi pada saat ini terdapat tiga unit kapal Ro Ro untuk melayani
rute Panjang Tanjung Priok dengan jumlah pengguna jasa yang berbeda.
Kecenderungannya adalah masih belum bayak dari pihak pengusaha yang
memanfaatkan fasilitas ini, dikarenakan terdapat beberapa permasalahan seperti
ketepatan waktu yang pada awal dijanjikan adalah delapan jam waktu tempuh
namun melebihi waktu yang ditempuh, antrian untuk menunggu kapal yang
terampau lama sehingga truk bisa berjam jam menunggu di area Pelabuhan
Panjang. Singga untuk saat ini pengusaha masih lebih melalu rute Merak -
Bakauheni dari pada Panjang Tanjung Priok.
3. Aspal tumpah saat proses bongkar
Selain melayani kegiatan untuk muatan general cargo dermaga
multipurpose Dermaga C Pelabuhan Panjang juga melayani layanan kegiatan untuk
curah cair. Seperti aspal, bahan bakar minyak dan bahan kimia. Namun pada saat
penulis melaksanakan kegiatan kerja praktek terjadi kebocoran aspal sehingg
tumpah dan sampai kelaut.
20
Gambar 34 Tumpahan Aspal di Arean Dermaga C 3 Pelabuhan Panjang
sumber: Data pribadi penulis
TAHUN 2015
1 Container Crane 01 Pelindo II TPK Sumitomo KTA 38 G5 30,5 Operasi 1969
2 Container Crane 02 Pelindo II TPK Hyundai 3516 DI 45 Operasi 1974
3 Container Crane 03 Pelindo II TPK HDHM KTA 50 G3 65 Operasi 2011
4 Transtainer 01 Pelindo II TPK Bukaka NTA 855-GA 35 Operasi 1996
5 Transtainer 02 Pelindo II TPK Bukaka NTA 855-GA 35 Operasi 1996
6 Transtainer 03 Pelindo II TPK Bukaka NTA 855-GA 35 Operasi 1996
Gambar 35 Kondisi Alat B/M IPC PANJANG
sumber : Divisi Teknik & Sistim Informasi
21
Dari data tersebut diketahui bahwa TPK Pelabuhan Pajang memiliki tiga
alat bongkar muat dan tahun pembuatan yang berbeda, untuk container crane 01
dibuat pada tahun 1969 merupakan crane dengan kondisi yang paling lama. Dalam
prakteknya sering terjadi kendala, sehingga menghambat kegiatan bongkar dan
muat.
22
BAB VI
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
25