Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DEPARTEMEN SPINNING 9&10

PT. SRI REJEKI ISMAN TBK

Disusun Oleh :

Nama : Andri Santoso

NIM : 17.21875

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

POLITEKNIK PRATAMA MULIA SURAKARTA

2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan


DEPARTEMEN SPINNING 9&10 PT. SRI REJEKI ISMAN TBK
Disetujui dan Disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing

Abu Mansyur
NIK : 1595.085

Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Mesin

Teguh Wiyono. S.T. M.T.


NIK : 1503.051

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidyah-Nya, sehingga laporan ini dapat disusun dengan
baik. Penyusunan laporan hasil PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak. Untuk itu perkenankan pada kesempatan ini, penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak/ibu :

1. Allah SWT yang memberi kelancaran serta kesehatan jasmani dan


rohani selama pelaksanaan kerja praktik
2. Bapak Sulis priyono selaku Manager Departemen Spinning 9&10
SRITEX II
3. Bapak Abu mansyur selaku Kasie Maintanance Departemen Spinnng
9&10 SRITEX II dan juga sebagai pembimbing kerja praktik, atas
segala ilmu, motivasi, nasehat, dan dukungan yang diberikan selama
pelaksanaan kerja praktik
4. Mas Yulianto dan Mas Alif, atas segala bantuan informasi, dukungan,
dan candaan yang diberikan
5. Mas Basuki, Mas Agus, Mas Bambang, Mas Wahyudi dan pada
seluruh mekanik Departemen Spinning 9&10 SRITEX II yang tidak
dapat sebutkan semua, saya ucapkan terima kasih sebesar besarnya
atas ilmunya, informasi, bimbingannya, dan guyonannya yang sangat
berkesan untuk saya
6. Seluruh staff dan operator Departemen Spinning 9&10 SRITEX II
yang telah membantu penulis melalui informasi yang diberikan
7. Teman teman sekaligus patner praktik kerja dilapangan
8. ...............Selaku dosen pembimbing praktik kerja lapangan
9. Drs. Warsito ,M.T. Selaku Pembimbing Akademik
10. Teguh Wiyino ,S.T ,M.T Selaku ketua prodi jurusan Teknik Mesin
11. Selaku pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini

3
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar
laporan ini lebih baik kedepannya. Semoga laporan singkat ini dapat berguna bagi
para pembaca.

Surakarta, 31 Agustus 2018

Penyusun

4
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................... .......................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... .. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... .. vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... . 5
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 5
B. Ruang Lingkup .................................................. .................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan .................... 6
BAB II PEMBAHASAN .................................................................. ...... 9
A. Profil Perusahaan ................................................................ 9
B. Visi dan Misi Perusahaan ................................................... 10
C. Profil Departemen Spinning 9&10 .................................... 10
D. Struktur Organisasi Perusahaan ......................................... 16

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ....... ...... 17

A. Bentuk Kegiatan Praktek Kerja Lapangan .................... .... 17


B. Prosedur Kerja Praktek Kerja Lapangan ....................... .... 19
C. Kendala Kerja dan Pemecahannya .................................... 20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... ....... 21

A. Kesimpulan ....................................................................... 21
B. Saran .................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... ............ 23

LAMPIRAN ....................................................................................... ............. 24

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.0 Logo PT. SRITEX ............................................ ............................. 1


Gambar 1.1 Lokasi PT. SRITEX I dan PT. SRITEX II ..................................... 2
Gambar 1.2 Alur proses pembuatan benang .......................................................
Gambar 1.3 ............................. ................
Gambar 1.4 .............................................
Gambar 1.5 .............................................
Gambar 1.6 .............................................
Gambar 1.7 .............................................
Gambar 1.8 .............................................
Gambar 1.9 .............................................
Gambar 2.0 .............................................
Gambar 2.1 .............................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa tingkat pengangguran


semakin hari, semakin banyak, bahkan dari kalangan sarjana, pengangguran
6
mencapai ribuan orang. Salah satu yang menjadi landasan penyebabnya
adalah kesarjanaan mereka tidak dibarengi dengan keahlian yang dapat
diandalkan untuk memasuki dunia kerja yang semakin kompetitif.
Dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan kita
dituntut untuk bersaing dalam dunia kerja dengan cara meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang memiliki kualitas ilmu pengetahuan
yang baik dan kompenen kepribadian baik serta memiliki keterampilan yang
dapat digunakan dalam pengabdiannya kepada masyarakat dan negara
dalam bidang pekerjaan yang digelutinya.
Dalam era globalisasi ini, maka mahasiswa dituntut untuk lebih maju
dengan peningkatan sumber daya manusia yang mutlak harus dimiliki
mahasiswa yang salah satu perwujudannya melalui program Praktek Kerja
Lapangan atau Magang.
Dengan PKL/magang, mahasiswa dapat mempraktekkan langsung
apa yang didapat dibangku perkuliahan dengan terlibat langsung pada
pekerjaan yang menuntut rasa tanggung jawab atas pekerjaan sehingga akan
tercipta tenaga kerja yang berkualitas dan siap pakai.
Melalui magang ini, mahasiswa berkesempatan untuk
mengembangkan cara berpikir, memberikan ide-ide yang berguna dan dapat
menambah pengetahuannya sehingga penulis dapat memiliki rasa disiplin
dan bertanggung jawab dengan apa yang diberikan kepadanya. Pengalaman
magang mahasiswa di berbagai perusahaan atau instansi akan sangat
berguna bagi mahasiswa untuk menambah kecakapan profesional, personal
dan sosial mahasiswa.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan suatu batasan terhadap bagian atau
bidang penulis melakukan PKL/Magang. Tujuannya adalah untuk
memfokuskan dan menjelaskan bagian dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan penulis melaksanakan magang.
Penulis melaksanakan PKL/Magang di bagian Mekanik Departemen
Spinning 9&10 PT. SRITEX II. Dalam melaksanakan PKL/Magang, penulis

7
ditempatkan oleh perusahaan di bagian Mekanik Departemen Spinning
9&10 PT. SRITEX II. Pelaksanaan Magang dimulai dari tanggal 01 Agustus
– 31 Agustus 2019. Dalam melaksanakan magang di Departemen Spinning
9&10 SRITEX II mahasiswa berorientasi pada iklim kerja dan memahami
disiplin kerja di PT.SRITEX II. Sehingga kecakapan kerja yang diperoleh
seperti struktur organisasi, bidang-bidang kerja, hubungan sosial, dan
batasan-batasan

C. Maksud , Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan


1. Maksud Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
Adapun maksud dari kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini adalah suatu kegiatan
untuk mengenalkan kepada para mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan supaya materi yang diajarkan tidak hanya sekedar
materi yang kita dengar dari pembimbing tapi kita dapat
mempraktekkan secara langsung dalam dunia kerja yang nyata.
b. Kegitan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini juga dapat dijadikan
sebagai acuan bahwa dalamduniakerja tidak boleh yang Namanya
kesalahan karena kesalahan merupakan salah satu tanda bahwa kita
tidak mampu melaksanakan suatu pekerjaan, kita boleh salah tapi
hanya 1% dan tidak boleh lebih.
c. Kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini juga dapat dijadikan
pelajaran oleh pembimbing karena mungkin materi yang diajarkan
selama mengikuti perkuliahan tidak sesuai dengan apa yang kita
dapat dilapangan kemudian materi yang diajarkanakan disesuaikan
denganapa yang di dapat selama mengikuti kegiatan PKL (Praktek
Kerja Lapangan).

2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )


Adapun tujuan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang dilakukan
adalah sebagai berikut:

8
1. Membina dan mempersiapkan ilmu pengetahuan mental dan etika
bekerja serta menyesuaikan diri dalam menghadapi dan mengenal
dunia kerja sesungguhnya.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidangnya.
3. Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.
4. Menimbulkan gairah kerja yang kuat.
5. Mengembangkan kemampuan dan profesional.
6. Sebagai salah satu syarat dan kewajiban mahasiswa yang akan
menyelesaikan Pendidikan Diploma III Program Studi Teknik
Mesin

3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Adapaun manfaat dari praktek kerja lapangan (PKL) adalah sebagai
berikut:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis terhadap dunia
kerja.
2. Dapat meningkatkan pengalaman kerja bagi mahasiswa magang
sebelum masuk langsung ke dalam dunia kerja.
3. Membuat penulis termotivasi dalam dunia kerja.
4. Penulis dapat membandingkan antara konsep atau teori yang
dihadapi selama perkuliahan dengan kenyataan operasional di
dunia kerja.
5. Memperoleh peluang untuk dapat bekerja di perusahaan/instansi
tempat mahasiswa melaksanakan magang, setelah memperoleh title
kesarjanaan.

9
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan
Sejarah Singkat Perusahaan

( Gambar. 1.0 Logo PT. SRITEX )

PT Sri Rejeki Isman, Tbk (Sritex atau Perseroan) berawal dari


sebuah perusahaan perdagangan tradisional yang menjual produk tekstil
bernama “Sri Redjeki” yang berada di Pasar Klewer, Solo, yang didirikan
oleh H. M. Lukminto pada 1966. Perusahaan Sritex berkembang dengan
memproduksi kain yang dikelantang dan dicelup di pabrik pertama yang
dibangun di Baturono, Solo, pada 1968. Pada 1978, “Sri Redjeki” secara
resmi berubah menjadi PT Sri Rejeki Isman. Perseroan secara resmi
melakukan Penawaran Saham Perdana pada 2013 yang otomatis
mengubah nama menjadi PT Sri Rejeki Isman Tbk.

PT. Sri Rejeki Isman, Tbk pada tahun 1992 mendirikan pabrik
penenunan pertamanya. Lalu melakukan ekspansi dan memiliki pabrik-
pabrik lainnya dengan empat lini produksi, yaitu spinning, weaving,
finishing, garment. Mulai pada tahun 1994 PT Sri Rejeki Isman, Tbk
menjadi produsen untuk seragam militer NATO (North Atlantic Treaty
Organization) dan juga seragam tentara Jerman.

Saat ini, Sritex telah menjadi produsen tekstil-garmen terintegrasi


dengan lebih dari 16 ribu karyawan yang mengkonsentrasikan sebagian

10
besar operasinya di lahan seluas 79 hektar di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dengan empat lini produksi mulai dari pemintalan, penenunan,
pencetakan, pencelupan, dan garmen. Perseroan menjadi perusahaan
tekstil garmen terpadu dengan standar kendali mutu yang tinggi. Produk
yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu benang, kain mentah, kain jadi, dan
pakaian jadi.

Sritex telah menjelma menjadi perusahaan modern yang memiliki


tenaga-tenaga profesional dari dalam dan luar negeri, seperti Korea
Selatan, Filipina, India, Jerman, maupun Tiongkok. Sritex juga telah
memiliki banyak pelanggan peritelbesar dan modern seperti H&M,
Walmart, K-Mart dan Jones Apparel Group.

PT. SRITEX memiliki 2 buah kawasan pabrik yang letaknya tidak


begitu berjauhan. Berikut ini merupakan lokasi yang menjadi tempat
berdirinya kawasan pabrik SRITEX.

( Gambar. 1.2 Lokasi PT. SRITEX I dan PT. SRITEX II )

11
a. SRITEX I
SRITEX I merupakan kawasan pabrik SRITEX yang terbesar, dimana
kawasan ini terletak di Jalan KH. Samanhudi No.88, Jetis, Sukoharjo,
Jawa tengah 57511 Indonesia, dengan luas kawasan sekitar 40 ha.
Pabrik ini memiliki kapasitas produksi per tahun pada proses spinning
sebesar 131 ribu bale, weaving sebesar 140 juta meter greige,
finishing sebesar 120 juta yard, dan garment sebesar 23 juta potong.
Gambar 1.2 poin 1 memperlihatkan letak kawasan pabrik SRITEX 1
b. SRITEX II
SRITEX II merupakan kawasan pabrik yang dikhususkan untuk
Departemen Spinning Perusahaan ini merupakan lanjutan perluasan
area spinning dari SRITEX I. Letak kawasan ini hanya berjarak
sekitar 1 km dari letak kawasan SRITEX I, dengan luas kawasan
sekitar 17 ha. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi per tahun pada
proses spinning sebesar 310 ribu bale.
Gambar 1.2 poin 2 memperlihatkan letak kawasan pabrik SRITEX II

B. Visi dan Misi Perusahaan


Visi Perusahaan :
Menjadi produsen tekstil dan garmen terbesar, bereputasi paling baik dan
paling terpecaya.
Misi Perusahaan :
1. Menghasilkan produk produk paling inovatif sesuai dengan keperluan
dan kebutuhan pelanggan.
2. Menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan dan pertumbuhan
untuk kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
3. Menyediakan dan memelihara pekerjaan yang kondusif bagi seluruh
karyawan.
4. Memberikan kontibusi dan peningkatan nilai bagi masyarakat.

12
C. Profil Departemen Spinning 9&10 PT. SRITEX II
Pada lini proses Spinning, PT. Sri Rejeki Isman Tbk sudah
memiliki 12 Departemen Spinning yang tersebar di kawasan pabrik
SRITEX I dan SRITEX II. Dari segi kuantitas, Departemen Spinning yang
terdaftar adalah sebanyak 11 Departemen, hal ini disebabkan tidak adanya
Departemen Spinning 4. Departemen Spinning 1 sampai 5 terletak di
kawasan pabrik SRITEX I, sedangkan sisanya berada di kawasan pabrik
SRITEX II
Departemen Spinning 9&10 merupakan salah satu dari beberapa
pabrik spinning yang berada di kawasan pabrik PT. SRITEX II yang
diresmikan sejak tahun 2012. Material yang digunakan pada pabrik ini
didatangkan secara impor dari Amerika, Australia, dan China. Beberapa
supplier yang memasok adalah Tangshan, IBR, Sateri, Yamei, Tairiyon,
Tensile, dan Birlamodal. Material yang digunakan pada Departemen
Spinning 9&10 adalah serat organik (rayon), dimana produk yang
dihasilkan adalah benang rayon dengan berbagai ukuran seperti 20s, 30s,
dan 40s
Departemen Spinning 9&10 beroperasi selama 24 jam dalam
seminggu dan dibagi kedalam tiga shift kerja, yaitu shift pagi, shifi siang,
dan shift malam dimana masing-masing shift memiliki jam kerja selama
delapan jam. Shift pagi dimulai pukul 05.30- 13.30 WIB, kemudian shift
siang dimulai pukul 13.30-21.30 WIB, dan shift malam dimulai pukul
21.30-05.30 WIB. Hasil produksi dari Departemen Spinning 9&10
nantinya dipasok ke dua bagian, untuk bagian internal akan dipasok kePT.
Sri Rejeki Isman Tbk bagian weaving (penenunan) dan pasar dalam negri.
Sedangkan untuk bagian eksternal akan diekspor ke beberapa negara
seperti China, Hongkong, Polandia, dan Bangladesh.

Proses Produksi Departemen Spinning 9&10 :


Departemen Spinning 9&10 terdiri atas beberapa proses produksi
dimana setiap prosesnya menggunakan mesin dengan jenis yang berbeda.
Setiap prosesnya juga mempunyai cara kerja dan aktivitas yang berbeda,
sehingga treatment yang diberikan harus sesuai dan tepat.
13
RAW MATERIAL

MIXING

UNIT BLOWING

CARDING

DRAWING MAKER

DRAWING FINISHER

SPEED FRAME
ROVING
RING SPINNING
BENANG/COPS
WINDING
BENANG/CONES
PACKING
BENANG KEMASAN

( Gambar. 1.3 Alur proses pembuatan benang )

Secara umum Departemen Spinning 10 terdiri dari beberapa


tahapan proses produksi yang dapat dilihat pada Gambar 2.6 Dari alur
proses tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan rangkaian produksi
Spinning 10 terdiri dari 10 tahapan, namun secara umum dapat dibagi ke
dalam 6 proses utama, yaitu blowing, carding, drawing, speed frame, ring
spinning, dan winding

ISTILAH DIDEPARTEMEN :
1. Fiber = Bahan baku berupa serat
2. Bale = Satuan serat padat
3. Feeding = Cara pengisian di mesin
4. Line = Daerah mixing
5. Stop Motion = Alat yang secara otomatis menghentikan mesin
jika ada masalah

14
6. Doffing = Pergantian
7. Doffer = Orang yang melakukan
8. Checker = Orang yang bertugas mengechek benang
9. Mixing = Mencampur serat
10. Logus = Tulisan berada di dalam papercone
11. Idle = Jumlah putus di satu tempat
12. Lapping = Guratan putih yang menggulung di satu tempat
13. RPM = Kecepatan
14. Waste = Sampah hasil pengepakan produksi
15. Block = Mengganti Sliver / roving dalam jumlah yang
banyak
16. Ne/Count = Nomer benang / Keliling / Sliver
17. Neps = Bintik kecil yang tidak bisa diurai
18. Fly waste = waste terbang yang bisa diural
19. Papan parameter = Papan untuk memuat tanda proses yang sedang
berjalan
20. RH
(Relative Humadity) = Kadar air disuatu tempat
21. Re-Winding = Menggulung kembali cone yang problem
22. Hank Produksi = Jumlah produksi yang dihasilkan 1 mesin
23. Conditioning room = Ruangan tempat benang distabilkan /
ditambah kadar air
24. Ruangan ultra violet = Ruangan tempat mengecheck benang
dengan fasilitas sinar ultraviolet
25. Ruang packing = Ruang tempat mengepack benang sesuai standar
26. Quality control = Tempat untuk mengecheck kualitas (dari
bahan bakusampai menjadi benang)
27. RO (running out) = Proses Penghabisan / menghabiskan
28. Ganti proses = Pergantian proses lama ke proses yang baru
29. Acak = Mengatur besar kecilnya roving dalam
satu mesin supaya habisnya tidak sama-
sama setelah ganti proses

15
30. FIFO
(First In First Out) = Produk yang pertama masuk harus
diproses terlebih dahulu
31. Think thick = Tipis Tebal
32. EBD
(Electric Breakdown) = Problem elektrik
33. MBD
(Maintenance Break Down) = Problem mekanik
34. TPI (Twist Per Inch) = Jumlah puntiran / plintiran dalam satu
inchi

Berikut ini adalah beberapa fungsi mesin dan komponen yang ada di
Departemen Spinning 9&10 :
a) Mesin blowing
Pada proses pemintalan serat staple atau serat pendek maka bahan
yang akan diproses harus melalui proses blowing karena bahan baku
serat pendek tersebut dikemas dalam bentuk bal yang merupakan
serat-serat pendek yang dipadatkan dan berbentuk kotak. Oleh karena
itu maka serat serat yang menggumpal harus diurai atau dibuka
terlebih oleh mesin blowing . Adapun tujuan proses blowing adalah :

a. Mencampur serat
b. Membuka gumpalan-gumpalan serat.
c. Membersihkan kotoran-kotoran
d. Membuat gulungan lap

Untuk melakukan fungsi tersebut maka mesin blowing terdiri dari


beberapa mesin yang dirangkaikan menjadi satu. Adapun contoh
susunan mesin tersebut adalah :

 Bale plucker : terjadi proses pencabikan matrial kapas oleh


pisau pencabik menjadi ukuran kecil dan meneruskan kemesin
sparator melalui pipa penyedot

16
 Sparator : terjadi proses memisahkan kapas ringan ( baik )
dengan kapas berat/kotor ( jelek ) yang tercampur dengan
timbal/logam oleh magnet yang ada dalam mesin
 Multimixer : terjadi proses pencampuran kapas kapas bagus
yang telah melewati sparator, lalu dilakukan lagi pensortiran
oleh strip roll dan take of roll dimana kapas yang lolos hanya
yang memiliki ketebalan dibawah 2 cm
 Fine over ( single bitter ) : menyaring lagi kapas kapas dari
multimixer

b) Mesin carding
Secara singkat, tujuan dari mesin Carding adalah :

a. Membuka gumpalan - gumpalan serat lebih lanjut , sehingga serat


- seratnya terurai satu sama lain.
b. Membersihkan kotoran - kotoran yang masih ada didalam
gumpalan - gumpalan serat atau yang tersangkut sejauh mungkin.
c. Memisahkan serat - serat yang sangat pendek dari serat - serat
panjang (main fibre).
d. Membentuk serat - serat tersebut menjadi sliver , dengan arah
serat ke sumbu dari sliver.

Prinsip Mesin Carding


Proses carding dilakukan dengan melewatkan lapisan atau
gumpalan serat diantara dua permukaan yang menyerupai parut kawat
yang bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Dengan demikian
maka gumpalan – gumpalan serat tersebut akan tergaruk dan terurai.
Karena jarak antara kedua permukaan itu sengat dekat, maka
gumpalan – gumpalan kapas tersebut akan membentuk lapisan serat
yang tipis dan tersebar pada permukaan, dengan letak serat mengarah
ke arah gerakan permukaan.

Pada dasarnya , ada dua gerakan pokok pada mesin Carding yang
dilakukan oleh permukaan seperti parut yaitu Carding action (Gerakan

17
penguraian ) dan Stripping action ( gerakan pengelupasan dan
pemindahan ). Perbedaan antara kedua gerakan ini terutama
ditentukan oleh ujung yang tajam dan arah serta kecepatan permukan
kawat tersebut.

Gerakan Penguraian ( Carding Action ), terjadi bila dua


permukaan yang dilapisi jarum dengan arah yang berlawanan dan
bergerak dengan kecepatan yang berbeda , dengan arah putaran yang
sama. Silinder dengan kecepatan yang tinggi dan flat dengan
kecepatan yang lambat. Juga terjadi antara silinder dengan kecepatan
yang tinggi dengan doffer yang kecepatan relatih lebih lambat.

Gerakan pemindahan / pengelupasan ( Strippinng Action


), Gerakan pemindahan/pengelupasan terjadi bila dua permukaan yang
dilapisi jarum – jarum dengan arah yang sama bergerak dengan
kecepatan yang berbeda (lambat dan cepat) dengan arah gerakan yang
sama,sehingga bagian yang tajam dari jarum pada permukaan yang
bergerak cepat , seakan – akan menyapu bagian yang tumpul dari
jarum pada permukaan yang dilaluinya. Proses Stripping Action ini
terjadi antara Taker – in dengan Silinder dan Doffer dengan Doffer
comb. Dalam hal ini kecepatan silinder ralatif lebih besar dari
kecepatan Taker – in, sehingga seakan serat berpindah ke permukaan
silinder. Gerakan Stripping Action ini juga terjadi antara doffer dan
doffer comb.

Spesifikasi mesin di Departemen Spinning 9&10 :

Total mesin
Spinning 9 = Line 1A 1-4, 13-16, Line 1B 5-12
Line 2A 18-26, Line 2B 27-34
Spinning 10 = Line 1A 5-12, Line 1B 1-4, 14-16
Line 2A 27-34 Line 2B 17-26
Merk Mesin = JWF 1203
Bahan Baku = Fiber

18
Hasil = Sliver
Alat Penampung = Can
Identifikasi proses = Warna Pita / Cat can

KOMPONEN MESIN :
1. Can changer = Pergantian dapat pada waktu doffing
2. Coiler = Lubang masuk sliver menuju can
3. Cross roll = Penghantar material
4. Doffer = Penghantar material dari silinder
5. Cylinder = Tempat memproses material
6. Top flat = Mengatur serat panjang & serat pendek
7. Door & cover = Penutup dan pembuka mesin bagian depan
8. Calender Roll = Penjepit sliver
9. Terompet = Mengatur keluarnya sliver
10. Cleaner roll = Membersihkan waste yang menempel
pada doffer
11. Sliver cuttting = Pemotong sliver saat doffing
12. Liker in = Membuang dropping / kotoran
13. Filter = Penampung waste flat strip
14. Brush Roll = Sikat pembersih

c) Mesin drawing
Pada prinsipnya mesin drawing merupakan proses peregangan
pada bahan yang berupa sliver sehingga bahan tersebut setelah
mengalami proses drawing akan mengalami pengecilan bahan,
pensejajaran atau pelurusan serat, perangkapan dan pencampuran
bahan. Selain itu tekukan tekukan yang dialami serat karena proses
carding akan kembali diluruskan pada proses ini.

Adapun tujuan proses drawing secara umum adalah :


 Meluruskan dan mensejajarkan serat-serat dalam sliver ke arah
sumbu dari sliver

19
 Memperbaiki kerataa berat per satuan panjang, campuran atau
sifat-sifat lainnya dengan jalan perangkapan.
 Menyesuaikan berat sliver per satuan panjang dengan keperluan
pada proses berikutnya

Susunan Mesin Drawing :


Mesin drawing terbagi tiga bagian utama yaitu : Bagian penyuapan,
bagian peregangan dan bagian penampungan

Prinsip Kerja Mesin Drawing :


Karena berfungsi sebagai perangkapan dan pencampuran maka
untuk bahan baku mesin drawing memerlukan beberapa buah Can
kurang lebih 6 yang berisi sliver hasil Carding atau Combing
ditempatkan di bagian belakang mesin drawing, kemudian masing-
masing sliver dilalukan pada garpu pengantar sliver terus melalui
pasangan rol penyuap dan sendok pengantar sliver, traverse sliver
yang dapat begerak sendiri ke kiri dan ke kanan. Selanjutnya semua
sliver di suapkan barsama-sama kepada keempat pasangan rol-rol
peregang dimana terdapat apron pembersih ,karena kecepatan
permukaan rol-rol peregang berturut-turut makin cepat, maka kapas
tersebut akan mengalami penarikan dan peregangan yang biasanya
berkisar 6 sampai 8 kali, sehingga sebagian besar serat-serat menjadi
lurus dan sejajar ke arah sumbu sliver.

Karena adanya penarikan dan peregangan, maka sliver yang keluar


dari rol depan akan berukuran kurang lebih seperti sliver yang
disuapkan. Sliver drawing yang keluar dari rol depan masing-masing
berbentuk seperti pita yang berdampingan satu sama lain melalui pelat
penampung terus disatukan melalui terompet, rol penggilas, coiler
dan ditampung ke dalam can yang berputar diatas turn table seperti
halnya pada mesin carding.
Spesifikasi mesin di Departemen Spinning 9&10 :
Total Mesin
Spinning 9/10 = Breaker = 1,3,5,7,9,11,13,15 = 8 mc
20
= Finisher = 2,4,6,8,10,12,14,16 = 8 mc
Merk mesin = Breaker & Predrawing = FA306A = 2 Delivery
= Finisher = RSB D45 = 1 Delivery
Bahan baku = Sliver
Hasil = Sliver
Alat penampung = Can
Identitas proses = Warna pita / cat pada can

KOMPONEN MESIN :
1. Top Arm = Untuk preassure / tekanan
2. Rubber Stripert = Pembersih Bottom Roll (Karet)
3. Terompet = Mengatur keluarnya sliver
4. Bottom Roll, Top Roll = Menekan / mengedraft sliver
5. Coiler = Lubang keluarnya sliver menuju
can
6. Top Cleaner = Membersihkan waste yang melekat
pada top
7. Lampu Foto Cell = Mengecheck sliver belakang
masalah ( lampu pemberi tanda)
8. Handle Cleaner = Besi pegangan
9. Calender Roll = Penjepit Sliver
10. Filter = Penyaring waste
11. Guide = Peyearah sliver

d) Mesin speed frame


Setelah mengalami proses peregangan, perangkapan, pensejajaran
dan pelurusan serat pada mesin drawing maka serat yang dalam
bentuk sliver diproses pada mesin roving. Serat-serat yang telah
sejajar lurus dan rata hasil dari proses drawing sebelum dibuat
menjadi benang harus melewati proses roving, karena pada mesin ini
sliver akan mengalami pengecilan diameter (peregangan), pemberian
sedikit antihan, penggulungan dalam bobin yang sesuai dengan proses

21
selanjutnya (proses ring spinning). Sehingga fungsi atau tujan dari
proses roving adalah :

 Peregangan (drafting) pada sliver sehingga diameternya


mengecil dan serat lebih sejajar
 Pemberian antihan (twisting) pada sliver roving untuk
meningkatkan kekuatan tarik pada saat peregangan di proses
ring spinning
 Penggulungan (winding) sliver roving pada bobin yang sesuai
untuk proses selanjutnya (ring spinning).

Peregangan (drafting), Peregangan dilakukan oleh 3 (tiga) pasang


rol peregang. Terjadinya regangan karena terdapat perbedaan
kecepatan permukaan dari rol depan (front roll) lebih besar dari pada
kecepatan permukaan rol belakang (back roll). Akibatnya sliver
berubah menjadi lebih kecil. Pada mesin roving tidak terjadi
perangkapan sehinga sliver yang dihasilkan tetap mempunyai
diameter yang kecil. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pada saat
peregangan sliver roving menjadi be nang pada mesin ring
spinning

Pemberian Antihan (twisting), Antihan pada roving terjadi akibat


perbedaan kecepatan putaran antara rol peregang depan dengan
putaran spindle (flyer). Pada proses ini sliver diberi antihan bertujuan
untuk memberi kekuatan tarik pada sliver walaupun jumlah antihan
yang diberikan tidak terlalu besar.

Pengulungan (winding), Penggulungan terjadi karena kecepatan


putar bobin yang lebih besar daripada kecepatan putar spinle flyer.
Walaupun arah putaran spindel dengan bobin sama tetapi karena
bobin berputar lebih cepat maka spindel akan diam relatif terhadap
bobin.

Spesifikasi mesin di Departemen Spinning 9&10 :


Total Mesin

22
Spinning 9/10 = 10 Mesin
Merk = JWF 1415
Lalesmi (LMW)
1 mesin = 120 Spindle
160 Spindle
Hasil = Roving
Alat penggulu ng = Bobbin
Identitas proses = Warna pada Tube

KOMPONEN MESIN :
1. Top cleaner roll = Pembersih waste yang melekat di Top roll
2. Top Roll + Bottom Roll = mengedraft
3. Spicer = Memberi tekanan pada Creadle
4. Clector = Mengatur keluarnya dari sliver agar tidak
berkembang
5. Apron = Karet Landasan
6. Spindle = Besi tempat Bobbin
7. Flyer = Mengarahkan putaran roving kearah sayap
8. Flyer Cup = Penghantar roving yang sudah ditwist
9. Cree = Penghantar Sliver dari belakang

e) Mesin ring frame


Mesin ring rame merupakan lanjutan dari mesin roving yang akan
merubah sliver roving menjadi benang yang diinginkan. Agar proses
pada mesin spinning berjalan dengan baik dan tidak mengalami
kesulitan maka pemberian antihan pada mesin roving diberikan
secukupnya / tidak boleh terlalu banyak. Sebab pada waktu
peregangan pada mesin spinning dimana pembukaan antihan sliver
roving menjadi serat-serat yang dilakukan tidak akan mengalami
kesulitan.
Proses pada mesin ring frame terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

23
1.Drafting (peregangan)
Proses penarikan serat-serat yang terjadi antara dua titik jepit
pasangan rol-rol yang berputar. Dimana kecepatan rol penariklebih
cepat daripada rol pendorongnya. Dan kecepatan rol peregang depan
lebih cepat daripada rol peregang belakang, sehingga terjadi prosses
peregangan. Tujuan dari peregangan adalah untuk mendapatkan
nomer benang tertentu.
2.Twisting (pemberi antihan)
Merupakan syarat penting dalam pembuatan benang, karena sangat
menentukan kekuatan benang. Tujuannya adalah memberi sejumlah
antihan pada benang sesuai dengan nomer benang yang dipintal. Pada
ring spinning twist terjadi karena ujung benang bagian atas seolah-
olah dipegang oleh pasangan rol peregang depan dan bagian
bawahnya diputar oleh traveler.
3.Winding (penggulungan)
Terjadinya pengguluangan benang pada kain karena putaran
traveler lebih kecil daripada putaran spindle.

Spesifikasi mesin di Departemen Spinning 9&10 :


Total Mesin
Spinning 9/10 = 80 Mesin
1 Mesin = 516 Spindle
Merk = Jing Wei
Bahan Baku = roving dari speed frame
Hasil = Cop
Alat penggulung = Tube
Identitas proses = Warna pada Tube

KOMPONEN MESIN :
1. Roving holder = Menggantungkan roving
2. roving guide = Penghantar roving supaya tidak lepas dari
gulungan

24
3. Top Roll = roda penjepit roving
4. Condensor = Terompet lalulintas roving
5. Cradle = Satu set alat penjepit
6. Spacer = Plastik pemberi jarak antara Flat besi
dibawahnya
7. Top Arm = Rangkalan alat penjepit (Roll Top, Spacer
& Creadle)
8. Karet apron = Karet Landasan
Top Appron = di cradle
Bottom Appron = di middle roll ( bottom roll )
9. Suction Tube = pipa penampung serat jika ada putus
10. Lapet = Penyearah putaran benang
11. Botom roll = putaran besi
Front Roll = putaran cepat (Cepat)
Midle Roll = putaran agak lambat (tengah)
Back Roll = putaran lambat (belakang)
12. ABC Ring = anti baloning control pembatas putaran
benang
13. Sparator = Pemisah antara spindle yang satu dengan
yang lain
14. Ring Traveler = Pembawa putaran benang ke spindle
15. Ring Flange = Tempat Cincin Traveler
16. Ring Rail = Tempat Cincin Flange
17. Besi Spindle = Tempat tube
18. Spindle Bolster = Tempat besi spindle
19. Spindle Tape = Pemutar besi spindle kiri dan kanan
20. Rol Cleaner = Pembersih top roll dari lapping
21. Blower / pneumablow = Penyemprot / penyedot kotoran
22. Box Waste = Tempat penampug waste pneumafil
23. Stopper = Penyangga suction tube
24. Rublberflud = Penghubung suction tube ke box waste

25
f) Mesin winding
Mesin ini digunakan untuk memindahkan gulungan bebang dari
cop ke cone sekaligus menghilangkan bagian-bagian benang yang
terlalau tebal maupun yang terlalu tipis dalam panjang/berat tertentu
dalam cone atau kelos sekaligus menyeleksi benang dari yang tidak
bagus ke yang bagus / sesuai kriteria konsumen yang telah ditentukan,
Cone bisa berupa paper cone atau plastic cone untuk kemudian siap di
packing atau masuk ke proses selanjutnya. Mesin winding ini
dilengkapi dengan yarn clearer uster quantum dan loefpe yang dapat
menghasilkan benang dengan kualitas terbaik untuk proses rajut atau
tenun.

Mesin wending akan otomatis berhenti apabila :


a. Gulungan benang pada cone telah penuh atau mencapai batas
yang ditentukan / setinggan program mesin
b. Saat pengulungan benang dalam cop telat dimasukan dalam
magazine
c. Benang putus saat pengulungan

Kendala yang biasa ditemui di mesin winding :


a. Benang sering putus karena kualitas benang yang dihasilkan
oleh ring frame tidak sesuai dengan standar yang ditentukan
b. Kebocoran pada selang angin
c. Sensor loppe macet karena kotor

Spesifikasi mesin di Departemen Spinning 9&10 :


Total mesin
Spinning 9/10 = 15 Mesin
Merk = Schlafhorst X5
1 Mesin = 60 Drum (6 bagian)
Hasil = Cone
Bahan Baku = Cop dari Ring Frame
Alat penggulung = Papper Cone
Identifikasi Proses = Warna Cat padą papper Cone
26
KOMPONEN MESIN :
1. Handle Cone = Pegangan cone
2. Adaptor / Bearing center = Tempat papper cone
3. Drum = Alat penggulung benag
4. Scala tension = Alat pengukur keras lunaknya
gulungan
5. Tension device = Alat pemberi tekanan / tegangan
pada benang supaya tidak gembos
6. Suction Mouth = Mengambil benang dari atas
7. Gripper Arm = Mengambil benang dari bawah
8. Blower = Penyembur angin untuk
membersihkan mesin
9. Conveyor Tube = Tempat jalannya tube
10. Magasin = Tempat cop
11. Trap Door = Tempat meluncurkannya cop dari
magazine
12. Bobbin Peg = Tempat tumpuan tube yang mau
diproses
13. Pipa yarn trap = Pipa tempat menampungwaste sisa
sambugan
14. Creadle = Satu rangkaian Adaptor dan handle
cone
15. Drum Brush = Sikat pembersih drum
16. Yarn cleaner zenith / = Sensor yang akan memutus apabila
sensor FX ada benang tebal tipis / Masalah
17. Rotari = Tempat memasukkan ujung benang
18. Shaft wax = Area Lilin
19. Konveyor Cone = Landasan Cone yang akan
didoffing
20. Yarn Keramik = Keramik lalu lintas benang
21. Yarn guide = kawat penyearah ujung benang

27
pada saat ganti cop
22. Doffer = Landasan pembuang cone
kebelakang pada waktu doffing
23. Splicer = Alat untuk menyambung benang

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara


tiap bagian serta posisi yang ada dalam suatu perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan dari
perusahaan. Selain itu struktur organisasi ini berguna supaya perusahaan
dapat mewujudkan tujuan dan fungs perusahaan sebagaimana mestinya.
Adapun tujuan perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Normalisasi kapasitas produksi baru


b. Efisiensi produksi dan operasional
c. Inovasi pengembangan produk yang bernilai tambah tinggi
d. Pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia
e. Peningkatan pangsa pasar dan skala ekonomi melalui peluang
akuisisi
f. Perkuatan struktur modal dan likuiditas

Oleh karena itu diperlukan struktur organisasi yang tepat dan


pembagian jabatan yang tepat pada sumber daya manusia yang tepat juga.
Hal ini dikarenakan perlunya kemampuan dan pengalaman yang tepat
bagi setiap jabatan yang ada, sehingga sumber daya manusia yang ada
dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Struktur
organisasi yang ada dalam perusahaan berbeda antara satu perusahaan
dengan perusahaan lain, hal ini berkaitan dengan kebutuhan pasar daru
perusahaan tersebut.

Struktur organisasi yang ada dalam Departemen Spinning 9&10 di


PT SRITEX II dimulai dari Presdir yaitu Bapak Iwan S. Lukminto.

28
Secara lengkapnya berikut adalah Gambar struktur organisasi yang ada
dalam Departemen Spinning 9&10 di PT SRITEX II

PRESDIR
Iwan S. Luminto

GM. SPINNING 9/10


Arut Selvan K.

MANAGER SPG.
Sulis Priyono

KASIE MTC SPG 9/10 KASIE AC / ELEKTRIK KASIE QC KASIE PRODUKSI SPG 9/10
Abu Mansyur Wahyudi Any Fadililah Sriyanto

SPV BL / CD KARU ELEKTRIK KARU QC SPV ADMINISTRASI SPV TRAINER


Eko Wahyudi Rizal Oqie Sumarni Siska A. Hartatik

SPV DF / SF SPV AC SPV PACKING B. BAKU / MIXING


Tri Andriyanto Margo S. Tri Yulianto Bambang S. / Elf a P.

SPV RC SPV SHIF A SPV SHIF B


Ishadiyansyah Nanang T. mUH. Joko

SPV WD SPV SIH C SPV RELIVER


Sugeng S. Y. Dwi Yogana Dhany A.

KARU RF
Dwi Setyo

( Gambar. 1.4 Struktur Departemen Spinning 9&10 )

29
BAB III
PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

A. Bentuk Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), penulis di tempatkan


pada Bagian mekanik di spinning 9 & 10. Bertugas membantu dalam
kegiatan kerja yang ada pada bagian tersebut, khususnya pada
pekerjaan yang berhubungan dengan teknik mesin .Adapun pekerjaan
yang dilakukan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
adalah:

NO. HARI / TANGGAL KEGIATAN

1 Kamis, 01-08-2019 Pengenalan PT. SRITEX II

2 Jumat, 02-08-2019 Orientasi lingkungan kerja

3 Senin, 05-08-2019 Pembagian kelompok praktik

4 Selasa, 06-08-2019

5 Rabu, 07-08-2019

6 Kamis, 08-08-2019

7 Jumat, 09-08-2019

30
8 Senin, 12-08-2019

9 Selasa, 13-08-2019

10 Rabu, 14-08-2019

11 Kamis, 15-08-2019

12 Jumat, 16-08-2019

13 Senin, 19-08-2019

14 Selasa, 20-08-2019

15 Rabu, 21-08-2019

16 Kamis, 22-08-2019

17 Jumat, 23-08-2019

18 Senin, 26-08-2019

19 Selasa, 27-08-2019

20 Rabu, 28-08-2019

31
21 Kamis, 29-08-2019

22 Jumat, 30-08-2019

B. Prosedur Kerja Praktek Kerja Lapangan


Sebelum memulai kegiatan magang diPT. SRI REJEKI ISMAN TBK
(SRITEX), Penulis diberikan pengarahan oleh Kasi Mekanik dan jajarannya
kepada penulis meliputi jadwal kerja, seragam kerja (berpenampilan
menarik dan rapi), penempatan bagian dan pembimbingan penulis serta
menekankan kepada mahasiswa magang untuk bersikap disiplin baik hal
waktu maupun dalam melakukan segala tugas yang diberikan oleh atasan
maupun pegawai yang ada di masing-masing bagian.
Pelaksanaan magang di PT. SRI REJEKI ISMAN TBK (SRITEX)
terletak Jl. Samanhudi 88, Jetis, Sukoharjo,yang dilaksanakan selama 1
Bulan. Pelaksanaan Magang dimulai pada tanggal 01 agustus 2019 Sampai
dengan Tanggal 31 Agustus 2019 pada hari senin sampai jumat dari pukul
07.30 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Selama magang Penulis ditempatkan
pada bagian Mekanik di Spinning 9&10 SRITEX II.
Berdasarkan jadwal pelaksanaan magang yang telah ditetapkan oleh
PT. SRI REJEKI ISMAN TBK (SRITEX), maka penulis harus dapat
beradaptasi dengan lingkungan kerja dibagian tersebut. Peraturan yang
harus dipatuhi oleh peserta magang yaitu :
1. Pakaian :
 Baju wearpak
 Celana halus warna hitam
 Sepatu hitam
 Memakai ID card
2. Saat memasuki area produksi harus mengunakan masker / APD

32
3. Hadir setiap hari Senin sampai dengan Jumat pada pukul 07.30 WIB
4. Mengikuti apel pagi setiap hari jam 07.30 WIB
5. Istirahat makan siang dan sholat pukul 12.00 – 13.00 WIB
6. Pulang pada pukul 16.00 WIB pada hari Senin sampai dengan Jum’at.
7. Apabila ada kepentingan dan harus meninggalkan perusahaan harus
meminta izin terlebih dahulu dan menggunakan surat ijin dari kampus

C. Kendala Kerja dan Pemecahannya


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini tidak terlepas dari
berbagai macam kesulitan. Adapun kendala-kendala dan sertai pemecahannya
adalah :
1. Kendala kerja :
 Tidak tersedia ruangan khusus untuk mahasiswa magang
 Tidak didampingi oleh pembimbing magang disaat melakukan
pekerjaan
 Tidak diberi APD (Alat Perlindungan Diri) dan kurangnya
kesadaran karyawan untuk memakai APD dilingkungan kerja
 Kurang pahamnya mekanik dengan komponen komponen mesin
sehingga tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan
mahasiswa
2. Pemecahannya :
 Terkait permasalahan penyediaan ruang kerja bagi mahasiswa
magang agar tidak terpisah dari pegawai lain maupun dengan
pembimbing magang, yaitu dengan menempatkan masing – masing
mahasiswa magang di tempat berbeda didalam ruang kerja yang
sama dengan pegawai lain, jadi mahasiswa magang tidak
memerlukan tempat yang luas jika dipisah – pisahkan. Dengan
begitu masing – masing mahasiswa magang juga mendapat
pembimbing yang dapat membantu dalam proses pengerjaan tugas
yang belum dimengerti, sehingga mahasiswa magang tidak
mengalami kesulitan ketika ingin konsultasi mengenai tugas yang

33
diberikan, ataupun ketika mahasiswa magang ingin bertanya
seputar tempat magang sebagai bahan pembuatan laporan nantinya.
 Untuk tidak diberikannya APD dari perusahaan maka mahasiswa
harus mempersiapkannya sendiri dan untuk kurang sadarnya
karyawan tentang pentingnya mengunakan APD perusahaan perlu
memberikan sosialisasi betapa pentingnya APD itu dilingkungan
kerja karena bertujuan untuk menjaga keselamatan dari karyawan
itu sendiri
 Untuk masalah Kurang pahamnya mekanik dengan komponen
komponen mesin sehingga tidak dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan mahasiswa, maka mahasiswa harus mencari jawabannya
dimanual book mesin yang ingin dipelajari dan perusahaan
sebaiknya perusahaan lebih untuk para mekanik mempelajari lagi
komponen komponen mesin secara menyeluruh atau menyediakan
guide bagi mahasiswa yang sedang magang

34
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian kegiatan yang dilakukan penulis selama magang di PT.
SRITEX dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis dapat memahami interaksi kerja dengan sinergi kerja dan
mengenal dunia kerja yang sesungguhnya dalam bidang pekerjaan
khususnya sebagai Pegawai, dan meningkatkan tingkat kecermatan
dalam menginput data dan lain-lain.
2. Adanya kerjasama tim yang baik dalam melaksanakan kelompok
magang, sikap ingin tahu dan mau belajar, serta adanya kemampuan
dalam bidang teknik mesin, sehingga transformasi ilmu dan arahan
pementor dapat dipahami oleh peserta magang dan tepat sasaran
merupakan faktor khusus yang membantu kegiatan peserta magang.
3. Sikap pembimbing yang sangat tegas, disiplin serta bersahabat dan
cukup mengayomi peserta magang. Adanya bimbingan dan arahan
yang baik dari pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan magang.
B. SARAN
Setelah penulis melaksanakan praktek kerja lapangan selama 1 bulan
di PT. SRITEX, Penulis memberikan saran-saran yang mungkin dapat
menjadi bahan masukan bagi PT. SRITEX dan Adapun saran-saran yang
dapat Penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. PT. SRITEX sebagai Perusahaan yang berkompeten dapat meningkatkan
kinerja karyawan dalam bekerja.
2. Penulis berharap agar karyawan tetap mempertahankan dan
meningkatkan kedisiplinan dan juga kinerja karyawan yang telah ada
dalam Perusahaan agar sesuai yang diharapkan oleh Perusahaan.
3. Hubungan karyawan dengan mahasiswa magang/pkl diharapkan selalu
terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerjasama yang
baik.

35
DAFTAR PUSTAKA

http://roisman14.blogspot.com/2014/06/proses-pemintalan-benang.html

36
LAMPIRAN

37

Anda mungkin juga menyukai