Disusun Oleh :
Imam Fakhrurrozi Hidayat
NIM. 3.32.16.3.11
Muhammad Gagas Surya Saputra
NIM. 3.32.16.3.15
Mengetahui, Menyetujui,
Kaprodi Teknik Elektronika Pembimbing PKL
ii
LEMBAR PENGESAHAN II
PT. BITRATEX INDUSTRIES
Mahasiswa,
Mengetahui, Menyetujui,
Manajer Personalia Pembimbing Lapangan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena limpahan karuniaNya penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan apa yang telah kami lakukan pada saat PKL
pada PT. Bitratex Industries yang beralamat di Jalan Brigjen S Sudiarto km 11
Semarang, yang dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus -31 Agustus 2018.
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
mahasiswa Program Studi D-III Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Semarang. Dengan adanya kegiatan tersebut mahasiswa dituntut
untuk terjun ke dalam dunia kerja dan dapat menggunakan ilmu yang didapat di dalam
kuliah ke dalam dunia kerja serta dapat mengetahui kondisi dalam dunia kerja.
Penulis menyadari kegiatan PKL tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Amin Suharjono, S.T.,M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang.
2. Bapak Ilham Sayekti, S.T., M.Kom. sebagai Ketua Program Studi DIII
Teknik Elektronika.
3. Bapak Suwinardi, Drs, M.M. sebagai Dosen Wali.
4. Bapak Bangun Krishna, S.T. sebagai dosen pembimbing Praktek Kerja
Lapangan.
5. Bapak Thaufiq Dipayana, SH, MKN, MM , selaku manager personalia PT.
Bitratex Industries yang telah memberikan ijin untuk melakukan praktek
kerja industri.
6. Bapak Dicksson Saunders C.G., SH , selaku personalia PT. Bitratex
Industries yang telah memberikan ijin untuk melakukan praktek kerja
industri.
iv
7. Bapak Sugeng Agus T, selaku GS Leader bagian Engineering Winding Unit
1 yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis selama di kegiatan PKL berlangsung.
8. Teknisi dan Karyawan Karyawati PT. Bitratex Industries yang telah
memberikan pengalaman kerja kepada penulis selama di industri.
9. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Politeknik Negeri Semarang yang
telah mendidik penulis selama di Politeknik.
10. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan doa serta dorongan
semangat.
11. Teman-teman dan rekan-rekan yang telah membantu pembuatan laporan
praktek kerja industri.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangatlah diperlukan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, 30 Agustus 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
3.2.2. Penggunaan Sensor Ketebalan Uster Quantum 3 pada Mesin
Process Corner II QPRO ............................................................ 27
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 35
4.1. Kesimpulan .......................................................................................... 35
4.2. Saran .................................................................................................... 35
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1 PT. Bitratex Industries............................................................................ 3
Gambar 2.4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................. 5
Gambar 2.5.1 Denah Lokasi PT Bitratex Industries ..................................................... 8
Gambar 2.6.1 Layout Gedung Produksi PT.Bitratex Industries ................................... 8
Gambar 3.2.1.1 Blendomat ......................................................................................... 13
Gambar 3.2.1.2 Mesin BOE ........................................................................................ 15
Gambar 3.2.1.3 Mesin TO-T1 ..................................................................................... 15
Gambar 3.2.1.4 Mesin MPM ...................................................................................... 15
Gambar 3.2.1.5 Mesin TO-T1 (Condensor) ................................................................ 16
Gambar 3.2.1.6 Mesin Carding ................................................................................... 16
Gambar 3.2.1.7 Mesin Drawing Breaker ................................................................... 17
Gambar 3.2.1.8 Mesin Drawing Finisher .................................................................... 18
Gambar 3.2.1.9 Mesin Simplex .................................................................................. 18
Gambar 3.2.1.10 Mesin Ring Frame ........................................................................... 19
Gambar 3.2.1.11 Mesin Winding ................................................................................ 20
Gambar 3.2.1.12 Ruangan Embun .............................................................................. 20
Gambar 3.2.1.13 UV ................................................................................................... 22
Gambar 3.2.1.14 Benang yang akan Packing ............................................................. 23
Gambar 3.2.2.1 Uster Quantum ................................................................................. 23
Gambar 3.2.2.2 Bagian Bagian Uster Quantum ......................................................... 24
Gambar 3.2.2.3 Posisi Uster Quantum 3 pada Spindle ............................................... 25
Gambar 3.2.2.4 Cutter Uster Quantum 3 .................................................................... 26
Gambar 3.2.2.5 PCB Uster Quantum 3 ....................................................................... 26
Gambar 3.2.2.6 Alat Pembersih .................................................................................. 27
Gambar 3.2.2.7 Larutan deterjen................................................................................. 27
Gambar 3.2.2.8 Cairan Zippo...................................................................................... 28
Gambar 3.2.2.9 Larutan Pembersih Jendela................................................................ 28
Gambar 3.2.2.10 Prosedur Pemberaihan Sensor ......................................................... 29
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.10.1 Jadwal Shift Kerja ................................................................................ 12
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sensor dan Tranduser, Sistem Kendali Kontinyu, Elektronika Analog dan Elektronika
Digital serta Sistem Maintenance pada industri.
Agar ruang lingkup permasalahan lebih jelas dan mempermudah dalam
melalukan analisa, maka permasalahan hanya akan membahas mengenai penggunaan
sensor ketebalan Uster Quantum 3 pada mesin Process Qorber II QPRO di PT.Bitratex
Industries.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL
3
memproduksi pintalan sintesis rayon, polyester dan acrylie. Bahan dasar seperti rayon diperoleh
dari dalam negeri, tetapi bahan mentah masih di impor dari Australia, Amerika Serikat dan Rusia.
Pada awal berdirinya, perusahaan ini hanya terdiri dari 1 unit yaitu Spinning I, dalam
perkembangannya membangun lagi 2 unit yaitu spinning II dan TFO Sectionyang terdiri dari 2
gedung produksi. Pada perkembangan terakhir ini PT Bitratex Industries menambah gedung
produksinya lagi yaitu dengan membangun gedung produksi unit 3 atau Spinning III.
Dalam kualitas manajemen PT. Bitratex Industries telah menerima sertifikat ISO 9000
dari PSB Sinapura sebagai penghargaan atas kualias sistem manajemen yang efektif dan
konsisten. PT Bitratex Industries juga menerima ISO 14000 sebagai perusahaan yang telah
mempunyai sistem manajemen lingkungan dengan menjalankan program perlindungan energi,
control pembuangan dan control polusi. Departement yang ada meliputi : Departemen
Personalia, Marketing, Produksi, Gedung dan Material, Engineering serta Finance Departement.
Selama beroperasi PT. Bitratex Industries kurang lebih memperkejakan 2400 tenaga kerja,
diantaranya 546 orang tenaga kerja laki-laki dan 1854 orang tenaga kerja perempuan. Tenaga
kerja tersebut terdiri dari WNA dan WNI.
4
pabrik, karena warga sekitar dapat tertampung kerja diperusahaan tersebut disamping itu juga
meningkatkan dinamisasi sosial ekonomi desa.
Khusus bagi warga disekitar pabrik adalah dengan meningkatkan pendapatan warga,
selain itu dalam rangka menjalin hubungan baik dengan masyarakat, perusahaan selalu aktif
dalam membantu kegiatan sosial masyarakat seperti menyumbang dana kegiatan perayaan hari
besar nasional maupun hari besar keagamaan, pembangunan masjid, dan lain-lain :
a. Dampak positif didirikannya PT. Bitratex Industries adalah :
i Terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar pabrik.
ii Meningkatkan pendapatan masyarakat.
iii Membantu kegiatan sosial dan pembangunan sekitar
iv Membantu program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.
b. Dampak negatif didirikannya PT. Bitratex Industries adalah :
i Adanya suara bising disekitar pabrik.
ii Timbulnya polusi udara dan air.
iii Timbulnya kemacetan disekitar lokasi pabrik.
5
2.4 Struktur Organisasi
6
Mempunyai kebijakan dari apa yang diprogramkan oleh Presiden
Direktur dan mengadakan pengawasan selama proses produksi.
Bertanggung jawab selama proses produksi.
3. Direktur Spinning
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi
Menjaga hasil produksi yang dihasilkan perusahaan
Mengadakan pengawasan dan pemantauan terhadap jalannya mesin
produksi
4. Manager Maintenance
Mengadakan pengawasan dan pemantauan terhadap jalannya mesin-
mesin dan peralatan
Melakukan perawatan terhadap mesin-mesin produksi
Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi
5. General Manager Engineering
Mengadakan pengawasan dan pemantauan selama proses produksi
Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi.
6. Manager Engineering
Mengadakan pengawasan dan pemantauan terhadap jalannya mesin-
mesin dan peralatan
Melakukan perawatan terhadap mesin-mesin produksi
7. Manager Civil
Mengadakan pengawasan dan pemantauan terhadap fasilitas-fasilitas
dalam proses produksi misalnya, gedung atau rumah para karyawan.
Mengadakan perbaikan fasilitas-fasilitas proses produksi bila terjadi
kerusakan
8. General Manager HRD
Mengadakan pengawasan dan pemantauan terhadap karyawan.
Mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan tenaga kerja yang
dibutuhkan.
7
Merekrut tenaga kerja bila dibutuhkan.
9. Direktur Comersial
Mengatur dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan.
Membuat kebijaksanaan dari yang sudah diprogramkan oleh Presiden
Direktur dan mengawasi serta memantau terhadap penggunaan keuangan
dalam perusahaan.
10. Manager Comersial
Mengatur Cash Flow perusahaan baik melalui bank maupun kas.
11. Manager Marketing Coordination
Mengatur dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran hasil produksi perusahaan.
12. Manager Material
Mengatur pembelian bahan baku yang dibutuhkan perusahaan.
Mengawasi dan mengatur pemakaian bahan baku dalam proses produksi.
Mengawasi kualitas bahan baku yang akan digunakan dalam proses
produksi.
13. Manager Sistem
Mengawasi semua sistem dalam perusahaan untuk kelancaran
perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap semua sistem dalam produksi.
14. Manager Ekspor Marketing
Mengatur dan menjalankan pemasaran hasil produksi ke luar negeri.
Mencari dan mempromosikan hasil produksi ke luar negeri.
15. Manager Lokal Marketing
Mengatur dan mempromosikan hasil produksi kepada konsumen dalam
negeri.
Mencari dan mempromosikan hasil produksi kepada konsumen dalam
negeri.
8
2.5 Denah Lokasi Perusahaan
PT. Bitratex Industries terletak di jalan Brigjend S Sudiarto, KM 11 Kelurahan
Plamongan Kecamatan Pedurungan Semarang 50193 Jawa Tengah. Data teknis PT.
Bitratex Industries adalah sebagai berikut :
a. Luas area : 24 Ha
b. Luas bangunan : 42.000 m2
c. Fasilitas transportasi : Jalan raya Semarang — Purwodadi
9
Keterangan :
1. Gedung spinning 1 9. Perumahaan karyawan
2. Gedung spinning 2 10. Perumahan konsultan
3. Gedung extention spinning 2 11. Koperasi
4. Gudang bahan baku 12. Personalia
5. Gedung doubel winder dan 13. Pos satpam
TFO 14. Musholla
6. Gudang spinning 1 15. Poliklinik
7. Gedung spinning Ext 1 A & 16. Workshop
1B 17. Gudang spinning Ext 1 A & 1 B
8. Asrama karyawati
10
Fasilitas-fasilitas yang diberikan antara lain :
a. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS )
Berdasarkan pada :
Undang-undang No. 40 Tahun 2004
Undang-undang No. 24 Tahun 2011
PP No. 101 Tahun 2012
Perpres No. 12 Tahun 2013
Perpres No. 111 Tahun 2013
Setiap karyawan yang telah lewat masa percobaan selama 3 bulan akan
didaftarkan menjadi anggota BPJS untuk 3 paket yaitu : kecelakaan, kematian
dan jaminan hari tua. Besaran iuran mereka dipotong dari gaji atau upah mereka
sendiri sebesar 1 % dan 4 % dibayarkan oleh perusahaan setiap orang/bulan.
Setiap kali kenaikan upah selalu dilaporkan pada BPJS kecuali yang masih
Training.
b. Poliklinik
Sejak perusahaan berdiri pada tahun 1981, kemudian pada tahun 1982 telah
didirikan Poliklinik yang ditangani oleh 4 orang tenaga medis dokter dan 4 orang
tenaga medis perawat. Ijin beroperasi poliklinik dengan keputusan Kepala
Kanwil Depnaker No. Kep 823/w,10/1998. Poliklinik terdapat apotik yang
menyediakan obat-obatan yang bisa diberikan kepada karyawan yang berobat
secara cuma-cuma. Dimana dokter-dokter tersebut praktek di PT. Bitratex
Industries setiap hari kerja mulai hari senin sampai dengan hari sabtu.
c. Kesehatan
Perusahaan telah bekerja secara maksimal untuk menjaga agar halaman
selalu bersih. Penyediaan air di peroleh dari sumur artetis yang telah diperiksa
oleh laboratorium semarang, baik perusahaan maupun asrama telah disediakan
kantin maupun urinoir.
d. Keluarga Berencana
Disamping melayani medis poliklinik juga melayani program Keluarga
Berencana. Dalam rangka KB Mandiri bapak Dr. Haryono dari BPKBN pusat
11
pada tanggal 25 mei 1987 telah meninjau kegiatan KB di PT. Bitratex Industries,
karena dinilai baik maka bapak Dr. Haryono berkenan memberikan hadiah
berupa peralatan KB yang kegiatannya meliputi kesejahteraan keluarga
khususnya anak-anak. Kegiatan itu dilaporkan pada dinas perburuhan dan
BPKBN kota semarang.
e. Koperasi
Pada perusahaan ini telah berdiri koperasi karyawan " Sejahtera sejak
tanggal 23 november 1986 dan telah memiliki badan hukum No. 10483/B.H/VI
pada tanggal 21 januari 1986. Koperasi tersebut bergerak dalam bidang simpan
pinjam dan toko yang dapat melayani para anggotanya untuk memenuhi
kebutuhan sembako sehari-hari. Koperasi ini disamping mendapat bantuan
keuangan dan fasilitas lainnya juga mendapat bantuan dari perburuhan kota
semarang.
f. Asrama
Hingga saat ini asrama dihuni kurang lebih 150 orang karyawan yang datang
dari Magelang, Purwodadi, Klaten, Demak, Kudus, Sragen, Yogyakarta dan lain-
lain dari jawa tengah. Selama diasrama mereka harus mematuhi peraturan dan
tata tertib yang berlaku.
12
2.9 Pendidikan Buruh dan Karyawan
Sejak karyawan diterima di perusahaan, mereka mendapat pelatihan atau
pendidikan mengenai tugas-tugas yang dihadapi di pabrik ini yang pelaksanaannya
diadakan terus-menerus selama 3 bulan selama mereka bekerja. Pendidikan ini juga
diadakan kepada karyawan atau karyawati yang sudah lama bekerja dan diberikan soal-
soal teknik kerja dan pengetahuan umum lainnya. Pendidikan lainnya juga diberikan
dan diajarkan pada Leader atau Kader untuk meningkatkan pengetahuan mereka.
Perusahaan juga mengirim karyawan atau karyawati pada kursus lainnya seperti
pelatihan-pelatihan soft skill, Higine perusahaan, hubungan industrial, kemampuan
bahasa dan lain-lain.
NO JADWAL WAKTU
1 Shift I / Pagi Jam 06.00 – 14.00
2 Shift II / Siang Jam 14.00 – 22.00
3 Shift III / Malam Jam 22.00 – 06.00
4 General Shift - Senin-Jumat (Jam 08.00 – 16.00)
- Sabtu (Jam 08.00 – 14.00)
*) Waktu Istirahat untuk General Shift jam 11.30 – 12.30. Untuk Hari jumat jam 11.30 –
13.00
Karyawan dan karyawati mendapat cuti 12 hari selama setahun, cuti hamil bagi karyawati
dan hari-hari lain yang di umumkan oleh pemerintah. Mereka yang sakit apabila mendapat surat
13
dari dokter maka kepadanya di beri upah dan diberikan cuti. Disamping itu perusahaan
memberikan bantuan kepada karyawan pada waktu :
a Apabila karyawan atau karyawati menikah.
b Apabila karyawan atau karyawati meninggal dunia.
Ketentuan tersebut telah di atur dalam Kesepakan Kerja Bersama (KKB) yang sampai
sekarang masih berlaku. Di dalam perusahaan telah di tempel keselamatan kerja dan hyperkes,
sedangkan poster-poster Astek dan Keluarga Berencana di tempel di ruang Training room.
Begitu juga telah di tempel pengumuman-pengumuman surat keputusan dari Departemen
Tenaga Kerja mengenai ijin lembur dan kerja malam wanita, juga di pasang didepan pintu masuk
yaitu poster keselamatan kerja.
Tentang daftar absen menurut pemerintah No. 21 tahun 1954 pasal 18 tetap dilaksanakan.
Begitu juga daftar keluarga menurut Undang-Undang Kecelakaan Kerja tahun 1947 pasal 20
ayat 3 tetap dilaksanakan. Begitu juga mengenai lembur dan jam kerja malam wanita tiap bulan
dilaporkan ke Departemen Tenaga Kerja.
Daftar kecelakaan kerja sesuai Undang-Undang Kecelakaan Kerja tahun 1947 pasal pasal
20 ayat 1 telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.
14
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL
3.1 Pelaksanaan
Pelaksanaan PKL dilakukan di PT. Bitratex Industries yang beralamat di Jl.
Brigjen S sudiarto, KM 11 Kelurahan Plamongan Kecamatan Pedurungan Semarang
50193 Jawa Tengah. Dilaksanakan selama 1 bulan yaitu pada 01 Agustus – 31 Agustus
2018, ditempatkan pada Unit 1.
Kegiatan PKL di PT. Bitratex Industries antara lain mengamati kerja mesin dan
melakukan perbaikan pada mesin yang mengalami trouble, yang meliputi :
a Menjelaskan proses pembuatan benang
b Memahami cara kerja mesin carding
c Memahami cara kerja mesin blowing room
d Memahami cara kerja mesin winding
e Memahami cara kerja mesin Ring Frame
f Memahami cara kerja mesin winding
15
b. Blowing room
Merupakan proses kedua dalam pembuatan benang. Untuk pembuatan
benang, pada proses ini juga terjadi pencampuran antara serat polyester
dengan serat rayon dan terjadi pembersihan/ pemisahan serat dengan
kotoran yang ada diserat. Blendomat akan menghasilkan pencampuran
serat yang rata. Setelah itu serat-serat yang telah tercampur menuju mesin
Carding.
Proses pada mesin blowroom adalah proses membuka gumpalan kapas
dan mempersiapkan untuk proses selanjutnya.Blending adalah proses
pencampuran serat yang berbeda jenis, misalnya mencampur serat kapas
dengan poliester yang tujuannya untuk mendapatkan serat yang lebih kuat
dan tahan kusut.
Mixing adalah proses pencampuran satu jenis serat yang berbeda
grade-nya, tujuannya untuk mendapatkan benang yang lebih rata dan
mendapatkan fisik yang lebih bagus. Ada 3 jenis mixing :
Floor mixing
Pencampuran dalam ruangan
Pencampuran dalam mesin
Susunan mesin blowroom adalah :
Axifeed Blender : pembukaan, pembersihan, pencampuran.
Axiflow Cleaner : pembukaan, pembersihan, pencampuran.
Cage Section and Buckley Cleaner : pencampuran kapas,
pembukaan dan pembersihan.
Overhead Condensor and Hipper Feeder : penampungan kapas,
pemisahan
debu dan kotoran kapas, penyuapan kapas.
Scutcher : membuka, membersihkan dan membuat lap.
Mesin blowroom mempunyai fungsi :
Mencampur serat
16
Membuka gumpalan-gumpalan serat
Membersihkan kotoran-kotoran serat
Membuat gulungan lap sebagai hasil akhir pengerjaan serat pada
mesin mesin blowroom.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, perlu diadakan penyetelan-
penyetelan yang teliti pada mesin-mesin blowroom sesuai mutu serat yang
diproses.
17
Gambar 3.2.1.4 Mesin MPM
18
mampu menghasilkan kualitas sliver yang baik dengan nep yang rendah,
kapasitas produksinya mencapai 65 kg/jam.
Sliver yang telah melewati proses carding tersusun rapi dan can yang
secara otomatis pula berganti setelah can penuh. Selanjutnya Sliver
Carding menuju mesin Drawing Breaker.
19
d. Drawing Breaker
Dari proses Carding, sliver Carding diubah menjadi sliver Drawing
Breaker, dimana terjadi proses peregangan dan pen-sejajaran serat.
Besarnya perbandingan antara serat dengan panjang sliver Drawing
Breaker ini akan berpengaruh pada nomor benang yang dihasilkan. Mesin
Drawing Breaker ini belum dilengkapi dengan auto leveler yang mampu
menghasilkan sliver dengan tingkat kerataan yang baik untuk selanjutnya
dibawa ke mesin Drawing Finisher.
e. Drawing Finisher
Fungsi proses ini sama dengan fungsi pada Drawing Breaker. Hasil
dari mesin Drawing Finisher ini disebut sliver Drawing Finisher, serat-serat
yang ada didalamnya lebih lurus serta sudah terpisah antara serat pendek
dan serta panjang. Sama seperti drawing breaker, Drawing Finisher juga
mempunyai auto leveler yang dapat menghasilkan sliver dengan tingkat
kerataan baik. Selanjutnya sliver menuju ke mesing roving.
20
Gambar 3.2.1.8 Mesin Drawing Finisher
f. Simplex
Setelah melewati proses Drawing Finisher, bentuk sliver diubah
menjadi memanjang dan lebih kecil, dinamakan roving yang kemudian
digulung dalam bobbin Simplex. Simplex serat akan mengalami pen-
sejajaran dan peregangan kembali. Adapun besarnya perbandingan antara
berat dan panjang roving akan berpengaruh pada nomor benang yang akan
dihasilkan. Selanjutnya bobbin Simplex dibawa menuju ke mesin ring
spinning.
21
g. Ring Spinning/ Ring Frame
Untuk menjadi benang, roving mengalami proses peregangan,
pemberian antihan/ twist dan penggulungan. Benang yang dihasilkan ini
digulung pada cop yang dibedakan warnanya. Hal ini dimaksudkan agar
tiap jenis nomor benang dapat dibedakan pula, sehingga terhindar dari
kekeliruan pada proses selanjutnya.
Mesin ring spinning memiliki kapasitas 1680 spindle, dilengkapi
dengan automatic droffing yang sudah maksimal gulungannya. Kecepatan
penggulungan mesin ini mencapai 15.000-20.000 rotation per minute.
Mesin ring spinning dapat menghasilkan kualitas benang yang baik untuk
proses knitting (rajut) maupun weaving (tenun). Untuk menghindari
berhentinya mesin dalam waktu yang cukup lama, pada mesin ini biasanya
ada beberapa petugas yang khusus ditugaskan mengambil hasil proses atau
doffing.
22
h. Winding
Mesin ini digunakan untuk memindahkan gulungan benang dari cop
ke cone sekaligus menghilangkan bagian-bagian benang yang terlalu tebal
maupun yang terlalu tipis dalam panjang/berat tertentu dalam cone atau
kelos. Cone bisa berupa paper cone atau plastic cone untuk kemudian siap
di packing atau masuk ke proses selanjutnya.
Mesin winding ini dilengkapi dengan Yarn Clearer Uster Quantum
dan loefpe yang dapat menghasilkan benang dengan kualitas terbaik untuk
proses rajut atau tenun.
i. Proses Pengembunan
Pada proses ini benang di masukan kedalam ruangan yang berisi
embun untuk meningkatkan kadar air dalam benang dan menjaga kualitas
benang saat pengiriman benang yang akan di ekspor ke luar negeri.
23
j. Ultraviolet
Setelah melalui bebarapa proses dalam pemintalan benang,
selanjutnya benang akan dibawa ke dalam ruangan ultraviolet untuk
dilakukan quality control.
Tujuan dari quality control yaitu :
Agar hasil produksi dapat mencapai standar mutu dan kualitas yang
telah ditetapkan
Mengusahakan biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin
Mengusahakan agar biaya produksi dapat serendah mungkin
Agar biaya desain serta produk dan proses mutu menjadi sekecil
mungkin
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas benang, yaitu :
Pasar atau tingkat persaingan
Persaingan sering merupakan penentu dalam menetapkan tingkat
kualitas output suatu perusahaan, makin tinggi tingkat persaingan akan
memberikan pengaruh pada perusahaan untuk menghasilkan produk
yang berkualitas.
Tujuan organisasi
Apakah perusahaan bertujuan untuk menghasilkan volume output
tinggi, barang yang berharga rendah ( low price produck ) atau
menghasilkan barang yang berharga mahal, eksklusif (exclusive
expensive produck ).
Testing produk
Testing yang kurang memadai terhadap produk yang dihasilkan
dapat berakibat kegagalan dalam mengungkapkan kekurangan yang
terdapat pada produk.
Desain produk
Cara mendesain produk pada awalnya akan dapat menentukan
kualitas produk itu sendiri.
24
Proses produksi
Prosedur untuk memproduksi produk dapat juga menentukan
kualitas produk yang dihasilkan.
Kualitas input
Jika bahan yang digunakan tidak memenuhi standar, tenaga kerja
tidak terlatih, atau perlengkapan yang digunakan tidak tepat, akan
berakibat pada produk yang dihasilkan.
Perawatan perlengkapan
Apabila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku cadang
tidak tersedia maka kualitas produk akan kurang dari semestinya.
Standar kualitas
Jika perhatian terhadap kualitas dalam organisasi tidak tampak,
tidak ada testing maupun inspeksi, maka output yang berkualitas tinggi
sulit dicapai.
Umpan balik konsumen
Jika perusahaan kurang sensitif terhadap keluhan-keluhan
konsumen, kualitas tidak akan meningkatkan secara signifikan.
Gambar 3.2.1.13 UV
25
k. Packing
Setelah seluruh proses selesai, benang dibawa menuju ruang ultra
violet, quality control memeriksa kesempurnaan gulungan benang,
selanjutnya benang siap dipacking. Benang di kemas kedalam karung atau
dus baik benang single yang dihasilkan dari mesin winding atau benang
double yang dihasilkan dari mesin TFO. Pada proses ini, benang haruis
benar-benar dipisahkan menurut jenis nomornya agar terhindar dari
komplain pihak konsumen.
DE
Gambar 3.2.1.14 Benang yang akan Packing
26
3.2.2 Penggunaan Sensor Ketebalan Uster Quantum 3 pada Mesin Process
Corner II QPRO
a. Pengertian Umum
Uster Quantum 3 adalah sistem pemantauan elektronik yang berfungsi
untuk mengukur benang berjalan dengan tingkat ketelitian tinggi. Sensor
ini digunakan untuk menjamin kualitas produk. Oleh karena itu, kontrol
kualitas konstan dari benang diperlukan untuk memeriksa sensor dari
sistem pemantauan secara teratur. Sensor tersebut diproduksi oleh Negara
Swiss yang bekerjasama dengan Muratec atau Mesin Winding QPRO.
27
Gambar 3.2.2.2 Bagian Bagian Uster Quantum 3
c. Cara Kerja
Uster Quantum 3 terletak pada bagian tengah mesin spindle winding.
Sensor ini memiliki peranan yang sangat penting untuk menentukan
kualitas dari produksi benang. Beberapa peranan dari sensor Uster
Quantum 3 yang digunakan pada setiap spindle adalah:
Mendeteksi tebal atau tipisnya benang yang berjalan
Memotong benang yang tidak sesuai dengan ketebalan yang diatur
Menjaga kualitas pada benang.
28
Gambar 3.2.2.3 Posisi Uster Quantum 3 pada Spindle
Dari beberapa peranan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan
bahwa fungsi dari Uster Quantum 3 adalah untuk memotong benang
berjalan yang tidak memiliki ketebalan yang tepat.
Sensor ini sendiri mendapat inputan dari PCB Peyer. Dari inputan PCB
Peyer, lalu terhubung dengan PCB yang terdapat pada Uster Quantum 3.
PCB yang terdapat pada Uster Quantum 3 berfungsi untuk menjalankan
solenoid dan sensor ketebalan.
Pada saat spindle bekerja, sebelum benang digulung terlebih dahulu
benang berjalan melewati Uster Quantum 3. Benang akan masuk melewati
eyelet/lubang benang. Setelah itu, benang akan melewati sensor ketebalan
Uster Quantum 3. Jika benang yang melewati sensor tidak sesuai dengan
ketebalan yang diatur, makan solenoid akan mendorong cutter sehingga
benang akan terpotong. Cutter juga akan memotong jika terdapat lebih dari
1 benang karena tebal benang akan berbeda. Jika benang kotor, cutter pun
akan memotong agar kualitas dari produksi benang tetap terjaga.
29
Gambar 3.2.2.4 Cutter Uster Quantum 3
30
jumlah banyak, dapat menghasilkan endapan pada jendela. Dalam kasus
seperti itu jendela harus dibersihkan secara teratur tergantung pada
kecepatan kontaminasi.
Berikut adalah alat yang dapat digunakan untuk membersihkan kotoran
pada Uster Quantum 3:
Sikat pembersih
Pembersih pipa
Kapas
Kain strip
31
Gambar 3.2.2.7 Larutan deterjen
Cairan Zippo
32
Gambar 3.2.2.9 Larutan Pembersih Jendela
33
Selain pembersihan sensor, perawatan cutter/pemotong juga
diperlukan. Dalam kasus kesalahan benang yang mengganggu pemotong
harus memotong benang sepenuhnya. Jika ini tidak terjadi, dapat
menyebabkan gangguan pada proses penggulungan. Pemeriksaan alat
potong harus dilakukan sekali seminggu.
Prosedur untuk melakukan pemeriksaan pemotong:
i Letakkan sepotong benang tambahan ke dalam sensor selama operasi
normal.
ii Pemotong harus memisahkan ulir ganda sepenuhnya
iii Pemotong harus kembali ke posisi awa
Setelah dilakukan pemeriksaan, pemotong membutuhkan perawatan
jika:
i Jika benang ganda tidak terpotong
ii Jika pemotong tidak bergerak kembali ke posisi semula
iii Jika ada alarm pemotongan
34
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Pada dasarnya mesin produksi digunakan sebagai pekerja utama yang menghasilkan
produk yang di produksi oleh PT. Bitatex Industries Semarang, mesin-mesin ini
sepenuhnya otomatis dan untuk pensuplaian material kapas dan benang tetap
dilakukan oleh manusia.
2. Proses winding merupakan proses tahapan kedelapan dalam industri pemintalan
benang setelah melalui tahap pada proses ring frame.
3. Untuk perawatan dan perbaikan mesin produksi dilakukan oleh teknisi dan harus
mengerti karakteristik dan prinsip kerja mesin mesin tersebut.
4. Setiap mesin memiliki hubungan antara satu dengan yang lain, untuk dapat
melakukan produksi secara terus menerus setiap mesin harus dalam kondisi
yang baik, jika salah satu mesin mengalami gangguan maka akan
mempengaruhi kerja mesin yang lain.
5. Setiap bagian mesin seperti sensor Uster Quantum 3 harus bekerja dengan optimal
agar kualitas dari produksi benang tetap terjaga
4.2. Saran
Setelah mempelajari dan mengamati,lingkugan kerja serta memperoleh
penjelasan dari perusahaan PT. Bitratex Industries, kiranya ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan demi meningkatkan kualitas prosuksi tekstil, yaitu:
1. Di dalam melakukan suatu pekerjaan karyawan haruslah mementingkan
keselamatan kerja.
2. Lebih meningkatkan disiplin dalam bekerja
3. Perlu adanya kesadaran akan pentingnya memakai masker, pelindung
rambut, dan ear plug pada lingkugan kerja
35
4. Perlu dilakukan cleaning yang rutin pada mesin ring frame dan winding agar bersih
dari kotoran kapas.
5. Perlu dilakukan pengecekan pada motor, sensor, serta bagian bagian lainnya pada
bagian ring frame maupun winding.
36