Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

(PKLI)

TINJAUAN PROSES STASIUN PEREBUSAN (STERILIZER)


PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV
UNIT USAHA BERANGIR

OLEH :
IRWANTO SEMBIRING
5143122014

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melindungi
dan memberikan yang terbaik bagi penulis selama Praktek Kerja Lapangan
Industri (PKLI) hingga penyusunan laporan ini dapat terlaksana sesuai dengan
yang diharapkan.

Adapun judul penulisan laporan ini yaitu “Tinjauan Proses Stasiun


Perebusan (Sterilizer) Pada Pabrik Kelapa Sawit PT.Perkebunan Nusantara IV
Unit Usaha Berangir” antara lain untuk mmpertanggungjawabkan hasil Praktek
Kerja Lapangan Industri yang dilaksanakan di PT.Perkebunan Nusantara IV
(Persero) unit usaha berangir yang beralamatkan di desa perkebunan berangir
kecamanata Na XI, kabupaten Labuhan batu utara. Dengan waktu pelaksanaan
mulai dari tanggal 12 Juni 2017 sampai 19 Agustus 2017 dan juga untuk
memenuhi syarat-syarat dalam proses pembelajran yang ada di Fakultas Teknik
UNIMED yang secara khusus Jurusan Pendidikan Teknik Mesin otomotif.

Selama penyusunan laporan ini, banyak dari pihak-pihak tertentu yang


memberikan dukungan, baik secara materil maupun moril kepada penulis
sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik berdasarkan hal tersebut pennulis
mengucapkan terimakasih banyak kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Ayah dan Ibu terkasih dan tercinta yang
senantiasa mendoakan dan memenuhi segala kebutuhan penulis.
2. Dolatta Tarigan, selaku masinis kepala di pabrik kelapa sawit PTPN IV
unit usaha berangir.
3. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik.
4. Ibu Dr. Hj. Rosnelli, M.Pd, selaku wakil dekan bidang akademik
5. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin dan selaku dosen pembimbing PKLI yang banyak memberikan
arahan dan motifasi.
6. Drs. Andi Bahar, M.Pd, selaku dosen Pembimbing Akdemik (PA).

i
7. Abang, Kakak, Adik serta kawan-kawan dalam pelayanan UKMKP UP-FT
UNIMED yang selalu memberikan dukungan serta mendoakan penulis.
8. Rekan seperjuangan mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Stambuk
2014 yang selalu memberikan dukungan terhadap penulis dalam
melaksanakan PKLI.
9. Abang kakak setambuk jurusan teknik mesin yang memberikan
pengalamannya sehingga penulis lebih terarah dalam menyelesaikan
laporan PKLI ini.
Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan laoporan ini,
namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi,
maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saaran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya laporan ini. Kiranya
laporan ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya bagi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Medan, 07 Desember 2017


Penulis

Irwanto Sembiring
NIM. 5143122014

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Gambaran Umum Pekerjaan ................................................................... 1
B. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 2
1. Sejarah Singkat Pendirian Perusahaan .............................................2
2. Letak Geografis ................................................................................3
3. Hak Guna Usaha ...............................................................................3
4. Pabrik Kelapa Sawit .........................................................................4
5. Visi dan Misi ....................................................................................4
6. Struktur Organisasi ...........................................................................6
7. Peraturan Dan Tata Tertib ................................................................7
D. Ruang Lingkup Praktek Lapangan ....................................................... 13
E. Manfaat Praktek Lapangan ................................................................... 13
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................15
A. PEREBUSAN (STERILIZER) ............................................................. 15
1. Tekanan Uap dan Lama Perebusan ................................................15
2. Temperatur, Pembuangan Udara dan Air Kondensat .....................17
B. Mesin dan Peralatan.............................................................................. 20
1. Rebusan ..........................................................................................20
2. Alat Ukur (Manometer dan Thermometer).....................................20
C. PROSEDUR PENGOPERASIAN ....................................................... 22
BAB III TATA LAKSANA PKL .........................................................................29
A. Prosedur Kerja Pabrik Kelapa Sawit .................................................... 29
B. Kegiatan Selama PKLI ......................................................................... 33
C. Refleksi ................................................................................................. 61
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................63

iii
A. Kesimpulan ........................................................................................... 63
B. Saran ..................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................65
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. PTPN IV Unit Berangir ....................................................................... 2
Gambar 2. Struktur Organsasi PTPN IV Unit Berangir ........................................ 6
Gambar 3. Perebusan (Sterilizer) .......................................................................... 20
Gambar 4. Preasure Geague .................................................................................. 20
Gambar 5.Pipa Inlet Steam ................................................................................... 21
Gambar 6. Pipa Outlet Steam ................................................................................ 21
Gambar 7. Grafik sistem perebusan ...................................................................... 24

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto dokumentasi

Lampiran 2. Surat pengantar keperusahaan

Lampiran 3. Surat balasan dari perusahaan

Lampiran 4. Surat penugasan dosen pembimbing PKLI

Lampiran 5. Daftar Kegiatan PKLI

Lampiran 6. Absensi

Lampiran 7. Lembar Evaluasi PKLI

Lampiran 8. Surat keterangan selesai PKLI

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Pekerjaan

Perebusan (sterilisasi) merupakan pengolahan mekanis yang pertama bagi


TBS. Tandan-tandan yang berada dalam lori dipanaskan dengan menggunakan
uap jenuh (saturated steam) pada temperatur 127-1350C dengan siklus perebusan
90-105 menit didalam sterilizer. Temperatur dan lamanya perebusan tergantung
pada tandan yang akan diolah. Jika TBS cenderung kearah lebih matang maka
dengan temperatur yang sama, waktu perebusan akan lebih pendek. Sebaliknya
jika TBS cenderung kearah mentah maka dengan temperatur sama, waktu
perebusan akan lebih panjang.
Sterilizer adalah suatu bejana uap yang bertekanan, yang fungsinya merebus
Tandan Buah Segar (TBS) dengan memakai media pemanas. Media tersebut
adalah uap basah yang berasal dari sisa pembuangan turbin uap yang bertekanan ±
3 kg/cm2 dan temperatur ± 1450C. Alat ini disebut juga bejana rebusan/ketel
rebusan dan biasanya alat ini sebagai media perebusan buah kelapa sawit. Ada dua
macam type sterilizer yang biasa digunakan yaitu sterilizer vertical dan horizontal.
Sterilizer vertikal berbentuk silinder dengan muatan 2-6 ton TBS. Buah di isi
melalui pintu atas dan di keluarkan memalui pintu pengeluaran sebelah sisi depan
bawah. Pada bagian sterilizer dialasi dengan plat berlubang yang dipasang
menurun kearah pintu sehingga memudahkan untuk mengeluarkan isinya.
Sedangkan sterilizer horizontal berbentuk silinder yang dipasang mendatar,
ditumpu sesuai panjangnya. Sterilizer horizontal ada yang berpintu satu dan ada
yang berpintu dua. Sterilizer ini di isi dengan tandan buah yang di masukkan
kedalam lori. Lori ini ada yang berkapasitas 1,5 ton dan 2,5 ton TBS. Sterilizer
horizontal dapat dimuati 8-10 lori untuk satu kali perebusan dengan muatan
perlori 2,5 ton TBS.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat judul praktek
lapangan yakni Tinjauan Proses Perebusan (Sterilization) Pada Pengolahan

1
Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di PTPN IV PKS Kebun Berangir
Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara.
Penulis melihat PT.Perkebunan Nsantara IV adalah salah satu dunia kerja
yang dapat membantu penulis menemukan pengetahuan yang baik dalam
mengembangkan keahliah permesinan dipabrik kelapa sawit sehingga penulis
tertarik untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKLI) di perusahaan tersebut.
B. Gambaran Umum Perusahaan

Gambar 1. PTPN IV Unit Berangir


1. Sejarah Singkat Pendirian Perusahaan
Kebun Berangir adalah salah satu Unit Usaha Perkebunan yang
dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) Pada awalnya areal Kebun Berangir merupakan
Kebun Karet yang di kelola oleh PT. Wongso Rubber Coy dan PT. Indah
Putra. Pada tahun 1974 kebun tersebut diambil alih dengan di ganti rugi oleh
PNP-IV sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 13
November 1973 Nomor :SK/ 32/ HGU/ DA/ 1974 yang tercatat dalam kantor
Sub Agraria Tingkat – II Labuhanbatu No. II dan terdaftar tanggal 26 Juni
1975 dengan Nomor : 505/1975.
PNP-VI = PTP-IV >> Tahun 1996 penggabungan menjadi PT.
Perkebunan Nusantara IV (Persero) (PTP-VI, VII & VIII). Kemudian

2
berdasarkan surat penugasan Menteri Pertanian RI Nomor : 1009/ Metan/
XII/ 1980 tanggal 9 Desember 1980, PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Kebun Berangir membuka Perkebunan Inti Rakyat Lokal (Pirlok) dengan luas
areal 1.070,30 Ha terdiri dari 517 KK.
2. Letak Geografis
Lokasi Kebun berangir terletak di desa perkebunan berangir.
Kecamatan Na.IX-X, Kabupaten Labuhan batu Utara, Provinsi Sumatera
Utara. Secara geografis areal kebun terletak 85 m diatas permukaan Laut,
diantara 02.45’ – 02.15’ LU dan 99.35’ – 99.45’ BT dengan tofografi rata
sampai bergelombang /berbukit. Kota terdekat adalah Kotif Rantau Prapat
±17 Km dari kebun Berangir atau ±271 km dari ibukota Provinsi Sumatera
Utara (Medan).

3. Hak Guna Usaha


HGU PTPN-IV Kebun Berangir adalah sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 13 Nopember 1974 Nomor : SK /
32 / HGU/ DA/ 1974 yang tercatat dalam Kantor Sub Agraria Tingkat – II
Labuhan Batu No.II dan terdaftar tanggal 26 juni 1975 dengan Nomor :
505/1975. Kemudian pada tahun 2008 HGU PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Kebun Berangir Adalah sesuai dengan Keputusan Kepala Badan
Pertahanan Nasional Republik Indonesia Nomor 49 –HGU-BPN RI-2008
TANGGAL 07 Agustus 2008 dan Sertifikat HGU Nomor 222 seluas 1.294,74
Ha.
Hasil Pengukuran keliling PT Perkebunan Nusantara IV Kebun
Berangir Sesuai dengan Peta Bidang Tanah Nomor 10/12/2007 tanggal 21
februari 2007 adalah seluas 1.297,83 Ha dikecualikan dari pemberian HGU
fasilitas umum seluas 3,09 Ha yang terdiri dari SD Negeri 118184 seluas 0,30
Ha, SD Negeri 114620 dan SD Negeri 118320 seluas 0,30 Ha, serta Jalan
Umum seluas 2,49 Ha. Luas keseluruhan HGU PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Kebun Berangir Yaitu 4.648,74 Ha yang terdiri dari areal tanaman
(TM) seluas 4.222 Ha dan areal lain-lain seluas 426,74 Ha.

3
4. Pabrik Kelapa Sawit
Pabrik Kelapa Sawit Kebun Berangir dibangun pada tahun 1982
dengan Kapasitas Pabrik sebanyak : 30 ton TBS / jam dengan system
horizontal sterilizer, pada tahun 2010 sistem perebusan berubah menjadi
Vertical sterilizer.
Realisasi kapasitas olah PKS Berangir s/d Februari 2013 : 26 ton
TBS/jam atau 83,27% terhadap kapasitas olah terpasang, dengan jumlah hari
olah per bulan rata-rata : 22 hari olah, dengan jumlah olah/hari rata-rata: 21
jam/hari, atau jumlah olah/hari rata-rata: 488/hari.
Jadi produksi limbah cair per hari pada tahun 2012 rata-rata: 299
m3/hari (perhitungan 61,27% dari TBS diolah) sedangkan kemampuan UPL
menerima cairan limbah PKS : 69.000 m3/hari.

5. Visi dan Misi


a. Visi
Visi perusahaan adalah menjadi rekan bisnis terpercaya di tunjang
oleh manajemen yang profesional serta manfaat yang prima bagi
Masyarakat.
b. misi
1. Memberikan pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan .
2. Memiliki integritas yang tinggi serta sikap proaktif dilandasi
paradigma yang positif.
3. Pertumbuhan modal kerja yang konsisten baik secara financial dan
intelektual.
4. Pengembangan sumber daya manusia dan teknologi yang
berkesinambungan untuk menyesuaikan dinamikan pasar.
5. Budaya
6. Impressive = Pelayanan yang memberikan kesan sangat baik dan
melebihi harapan.
7. Leading = Pelayanan yang bersifat proaktif dan terdepan.

4
8. Excellence = Keseluruhan aspek pelayanan terlaksana sehingga
menjadi pelayanan yang sempurna.

5
6. Struktur Organisasi

Manajer Unit
Ir. Baginda Panggabean

Asisten Kepala
Tanaman Masinis Kepala
Sukunda Manik SH Dolatta Tarigan

Asst.Afd-1 Asisten Pengolahan 1


Sokunda manik Dolly Juanito, ST

Asst.Afd-II Asisten Pengolahan 2


Marino Sitepu,SP Rudi Z.Siregar,ST
Asisten Kepala Tata-Tata Asisten SDM, Umum, dan
Asst.Afd-III usaha Keamanan Hari Sugandi
Andi Safri Pohan Asisten Teknik Pabrik
Isra Ilhamta Kaban Hutagalung SH
Erwin Syahbuddin

Asst.Afd-IV
Alimta Smbiring SP Asisten Teknik Sipil
Erwin Syahbuddin

Asst.Afd-V Perwira Pengamanan


F Perangin-angin SP Kapten Inf. U. Sumitro

Asst.Afd-VI Gambar2. Struktur Organsasi PTPN IV Unit Berangir


Abdul Halim Daulay,STP

6
Berikut ini dijelsakan mengenai jabatan – jabatan dalam organisasi unit
kebun berangir, yaitu :

1. Manager Unit

a. Tugas dan Wewenang


Memimpin unit kebun dalam melaksanakan program direksi dalam
seluruh proses produksi antara lain :
1. Penanaman ulang dan pemeliharaan tanaman.
2. Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perusahaan.
3. Pelaksanaan panen dan pengolahan hasil.
4. enerimaan karyawan sesuai dengan ketentuan.
5. Melaksanakan adminitrasi keuangan/laporan.
b. Tanggung jawab
Administrasi kebun dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada direksi.

2. Masinis Kepala

a. Tugas dan Wewenang


Masinis Kepala adalah merupakan tenaga pimpinan pelaksanaan
ditingkat pabrik terutama bertugas dalam bidang koordinasi dan
pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan di PKS di dalam melaksanakan
semua intruksi perusahaan.
b. Tanggung jawab
Kegiatan masinis kepala bertanggung jawab pelaksanaan dan
kelancaran intruksi-intruksi dari perusahaan khususnya yang telah
berhubungan dengan PKS dari produksi.

3. Tugas dan Tanggung jawab Asisten Pengolahan 1 dan 2

Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)

7
a. Memonitor penerimaan TBS yang di kirim dari Kebun,
b. Memonitor penuangan TBS dari truk ke Loading Ramp, proses
perebusan (sterilization), proses penuangan TBS ke Hopper
c. Memonitor temperatur & level, Digester dan tekanan hydraulic cone
d. Memonitor losses di St. Nut & Kernel, temperatur tangki di St.
Klarifikasi dan operasional Boiler
e. Memonitor penggunaan power supply dan optimalisasi pengoperasian
Turbine
f. Memonitor kualitas air umpan Boiler
g. Memonitor pengoperasian unit mesin mengacu pada material balance
h. Merekomendasikan untuk dimulainya start process ke atasan dengan
mengacu pada ketersediaan & kontinuitas TBS, kecukupan water
supply, kecukupan tenaga kerja serta kesiapan maintenance
peralatanan.
i. Mencari cara-cara baru untuk perbaikan dan peningkatan masalah
mutu.

Pengawasan

a. Memeriksa losses dan kualitas produk ( CPO dan Kernel ) dan di


crosscheck dengan hasil analisa dari laboratoriumµ Memeriksa dan
memastikan kelangsungan pengolahan TBS sesuai dengan Standard
Operating Procedure ( SOP ) untuk mendapatkan hasil pengolahan
yang optimal dan kapasitas yang sesuai.
b. Monitoring kinerja mesin Monitoring penggunaan budget
Departemen

4. Asisten Teknik Pabrik dan Teknik Sipil

Tugas dan wewenang bagian Teknik adalah :


a. Membantu Direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam
merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang

8
berhubungan dengan mesin-mesi, sipil / bangunan baik dari kebun
sendiri (inti) maupun dikebun pelasura (pir) dan daerah
pengembangan.
b. Membuat rencana perawatan / pemeliharaan mesin-mesin, traksi dan
bangunan sipil.

5. Asisten Kepala Tanaman (ASKEP)

a. Tugas dan Wewenang


Asisten Kepala Tanaman (ASKEP) adalah merupakan tenaga
pimpinan pelaksanaan ditingkat kebun terutama bertugas dalam
bidang koordinasi dan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan di
afdeling di dalam melaksanakan semua intruksi perusahaan.
b. Tanggung jawab
Kegiatan asisten kepala bertanggung jawab pelaksanaan dan
kelancaran intruksi-intruksi dari perusahaan khususnya yang telah
berhubungan dengan pertanaman dari produksi disetiap afdeling yang
dibawahi.

6. Asisten Afdeling
a. Tugas dan Wewenang
Asisten afdeling merupakan tenaga pimpinan pelaksanaan tingkat
tertinggi dari satu afdeling. Afdeling merupakan satu unit produksi
dan administratur kebun tingkat bawah terutama tugas dalam bidang
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeriksaan, penyelengga
raan administrator dan pembuatan pencatatan laporan terhadap semua
kegiatan pertanaman disetiap afdeling.
1. Menentukan klasifikasi tenaga kerja panen serta membuat pinalty
atau LK yang tidak sesuai dengan kriteria prosedur yang
ditentukan.
2. Mengendalikan penanganan pemeliharaan panen sampai TPH
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

9
3. Menentukan identifikasi kebutuhan pelatihan.

b. Tanggung jawab
1. Menjamin bahwa kebijakan mutu serta dokumen lainnya yang
relevan mengenai mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara
diseluruh karyawan yang dipimpinnya.
2. Membuat rencana pemeliharaan rutin, TU/TB/TK/pembibitan dan
pemakaian alat/bahan produksi dan proses panen dan mengajukan
ke Askep untuk dievaluasi sesuai RKO yang dibutuhkan perbulan
dan seterusnya.
3. Memaksimalkan potensi produksi
4. Memeriksa/menguji proses panen dan proses pemeliharaan dan
mencatat hasilnya.
5. Mengevaluasi realiasasi kerja pemeliharaan dan produksi tanaman
yang berhubungan dengan produksi, tenaga kerja, peralatan kerja,
dan bahan bahan kimia yang dipergunakan.
6. Menjamin bahwa tenaga kerja pemeliharaan Tap/kap speksi pada
proses panen sesuai dengan spesifikasinya.
7. Mengklasifikasi tenaga pemanen sesuai kriteria yang ditentukan.
8. Mempersiapkan agenda pada tinjauan manajemen yang
berhubungan dengan pemeliharaan, panen produksi ditanam.
9. Memelihara catatan mutu yang berhubungan dengan afdeling
(Tanaman) yang dibawah koordinasinya termasuk pengarsipan /
penyimpanan dan dipelihara sesuai dengan spekulasi yang
ditentukan.
10. Mengevaluasi kemajuan pekerjaan pemborong.
11. Mengidentifikasi dan menerapkan pembuatan teknik statistik.
12. Menindak lanjuti tindakan-tindakan perbaikan yang ditemukan
pada Internal Quality Audit (IQA).

10
7. Asisten Tata Usaha (ATU)
a. Tugas dan Wewenang
1. Administrasi perkebunan
2. Administrasi keuangan dan kas
3. Administrasi upah dan catu
4. Sekretaris dan arsip

8. Asisten Bagian Sumber Daya Manusia, Umum Dan Keamanan

Tugas dan Wewenang bagian Sumber Daya Manusia adalah :


a. Menyusun rencana Jangka panjang dan jangka pendek pendidikan
keselamatan dan kesejahteraan kerja dan pelayanan keselamatan.
b. Merumuskan kebijakan program pengembangan Sumber Daya
Manusia (pendidikan dan pelatihan).
Tugas dan Wewenang Bagian Umum adalah :
a. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan
karyawan staf dan non staf.
b. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga
kerja, mengelola administrasi pendokumentasian.
c. Melaksanakan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga
kerja.
d. Merumuskan kerja sam dan kebijakan pengamanan dijajaran
perusahaan dan mengadakan hubungan kerja sama dengan aparat
keamanan / pemerintah.
Tugas dan Wewenang Bagian Keamanan adalah :
a. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan keamanan
kebun.
9. Perwira Pengamanan (PAPAM)
a. Tugas dan Wewenang
1. Keamanan kebun
2. Urusan hansip
3. Mengkoordinir ketertiban kebun

11
7. Peraturan Dan Tata Tertib
Dalam melaksanakan proses didunia pekerjaan peraturan juga
merupakan hal penting yang harus diperhatikan bagi seluruh karyawan. Hal
tersebut juga diterapkan bagi mereka yang sedang melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan Industri (PKLI) yang dilaksanakan di PT . PERKEBUNAN
NUSANTARA IV UNIT USAHA BERANGIR Adapun peraturan yang
diterapkan bagi karyawan secara umum adalah sebagai berikut :
a. Jam kerja bengkel
1. Senin – kamis : 07.00 – 15.00 WIB
2. Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
3. Jumat : 07.00 – 15.00 WIB
4. Istirahat : 12.00 – 13.30 WIB
5. Sabtu : 07.00 – 13.00 WIB
b. Wajib memakai pakaian praktek dan safety shoes.
c. Menjaga kebersihan di lingkungan kerja.
d. Pakaian harus bersih sebelum maupun sesudah peninjauan lapanaga.
e. Dilarang merokok.
8. Alasan Pemilihan Lokasi Perusahaan
Dari gambaran perusahaan tersebut penulis menilai bahwa PT.Socfin
Indonesia baik untuk dijadikan lokasi PKLI dalam meningkatkan
keterampilan mahasiswa di dunia industri. Tersebut karena:
1. PT. Perkebunan Nusantara IV memiliki beberapa jenis alat
transportasi/angkut dalam aktifitas pabrik.
2. PT. Perkebunan Nusantara IV dapat dijadikan ranah dalam meningkatkan
keterampian dan pengalaman.
3. PT. Perkebunan Nusantara IV memiliki workshop dan permesinan.

C. Tujuan Praktek Lapangan

Praktek lapangan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengamati secara


langsung proses perebusan (sterilization) pada pengolahan kelapa sawit
(ElaeisGuineensis Jacq), serta untuk mendapatkan keterampilan dan pengalaman

12
kerja di lapangan selama praktek lapangan berlangsung di PTPN IV PKS Berangir
Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara.

D. Ruang Lingkup Praktek Lapangan


Ruang lingkup untuk pelaksanaan Praktek Lapangan yang akan dilaksanakan
ini meliputi peninjauan langsung terhadap proses pengolahan kelapa sawit serta
mengamati tahapan yang paling khusus adalah proses perebusan (sterilization)
kelapa sawit.

E. Manfaat Praktek Lapangan


a) Manfaat bagi Mahasiswa
1. Dengan mengikuti Praktek Lapangan (PL), mahasiswa/i diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan hard skill dan soft skilnya.
2. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi
mahasiswa/i apabila telah menyelesaikan pendidikan sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
3. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh
sekaligus menambah wawasan dan pengalaman.
4. Meningkatkan kedisplinan dan tanggung jawab dalam bekerja.
5. Sebagai pengalaman kerja awal sebelum terjun langsung ke dunia
kerja yang nyata juga sebagai wadah untuk menjalin kerjasama yang
baik antara lembaga pendidikan dengan pihak instansi yang terkait.

b) Manfaat Bagi Universitas :


Adapun yang manfaat PKLI bagi Universitas adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya kerja sama antara Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan dengan dunia Industri.
2. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan khususnya Pendidikan
Teknik Otomotif Universitas Negeri Medan dapat meningkatkan
kualitas lulusanya dengan memadukan pengetahuaan di kampus
dengan dunia Industri.

13
3. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan Khususnya Jurusan
Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Medan dikenal oleh
dunia Industri.
4. Dapat mengetahui keberadaan perusahaan dari sudut pandang
mahasiswa yang melakukan praktek industri di perusahaan tersebut.

c) Manfaat bagi Perusahaan


1. Dengan pelaksanaan Praktek Lapangan (PL), diharapkan perusahaan
mampu meningkatkan hubungan kemitraan dengan pihak kampus.
2. Mampu melihat kemampuan potensial yang memiliki mahasiswa/i
peserta Prakter Lapangan (PL), sehingga akan lebih mudah untuk
perencanaan peningkatan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM).

14
BAB II
KAJIAN TEORI

A. PEREBUSAN (STERILIZER)
Perebusan merupakan awal proses pengolahan buah yang hasilnya sangat
menentukan terhadap keberhasilan proses pengutipan atau kehilangan (losis)
minyak/inti pada proses selanjutnya. Proses perebusan yang sempurna akan
memaksimalkan efektivitas pengutipan minyak, sedangkan perebusan yang
kurang sempurna akan menyebabkan peningkatan losis. Oleh karena itu proses
perebusan yang sempurna mutlak harus dilakukan sehingga capaian rendemen
dapat meningkat dan losis dapat ditekan.
Tujuan perebusan antara lain adalah :
1. Menghentikan proses peningkatan Asam Lemak Bebas (ALB) karena
pemanasan saat perebusan dapat mematikan aktivitas enzym-enzym yang
dapat meningkatkan kadar ALB. Menurut penelitian, enzim sudah tidak
beraktivitas pada temperatur 500C.
2. Memudahkan brondolan terlepas dari tandan pada waktu proses
penebahan.
3. Mengurangi kadar air brondolan, memudahkan proses pada
Digester/kempa dan proses pengutipan minyak di stasiun klarifikasi
karena adanya perubahan komposisi kimia mesocarp (daging buah).
4. Mencegah timbulnya biji berekor di Digester yang dapat meningkatkan
losis minyak.
5. Mengurangi kadar air pada biji sehingga memudahkan inti lekang dari
cangkang serta meningkatkan efisiensi pada saat proses pemecahan biji
di cracker atau ripple mill.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perebusan adalah tekanan uap
dan lama perebusan, temperatur, pembuangan udara dan air kondensat.
1. Tekanan Uap dan Lama Perebusan
Tekanan uap dan lama perebusan sangat menentukan hasil perebusan dan
efisiensi pabrik. Tekanan uap dan lama perebusan berbanding terbalik.

15
Semakin kecil tekanan uap semakin lama perebusan. Sebaliknya, semakin
tinggi tekanan uap maka semakin pendek waktu perebusan.
Perebusan menggunakan steam bertekanan 2,8 s/d 3,0 kg/cm² dan
temperatur 135 s/d 1400C serta siklus merebus selama 90 s/d 100 menit.
Untuk menjaga tekanan uap tetap tinggi (>2,8 kg/cm2), maka diperlukan
koordinasi antara operator rebusan, operator boiler dan operator kamar mesin.
Terutama terhadap operator rebusan, bila tekanan uap turun, maka secepatnya
harus segera menginformasikan ke operator boiler untuk dicari penyebab dan
solusinya. Sebenarnya sebelum sampai di rebusan, operator kamar mesin
sudah harus tahu terlebih dahulu bila tekanan uap turun dan harus
menginformasikan kepada operator boiler. Tanpa kerjasama yang baik antar
operator tersebut diatas, maka mustahil tekanan uap dapat dipertahankan pada
2,8-3,0 kg/cm2.
Selain tekanan uap, lama perebusan buah sangat tergantung pada faktor
kematangan buah dan kondisi buah (segar/restan/buah kecil/buah besar).
Waktu rebus yang optimal pada umumnya ditentukan oleh lamanya menahan
steam pada puncak-III (holding time). Terhadap buah segar dengan klon dan
kriteria kematangan yang berlaku saat ini, pada tekanan uap 2,8-3,0 kg/cm2,
holding time dilakukan selama 45-55 menit. Lamanya holding time yang
paling tepat disetiap kebun harus disesuaikan dengan indikator kandungan
minyak dalam air kondensat (≤0,50%) terhadap contoh dan % kattekopen
(≤0,50%).
Losis atau kehilangan minyak akibat proses perebusan dapat dijumpai pada :
1. Kandungan minyak dalam air kondensat berasal dari minyak yang
meleleh disebabkan brondolan terluka/memar karena terbanting dan
perebusan yang terlalu lama (norma 0,50% terhadap contoh).
2. Kandungan minyak dalam tandan kosong karena waktu perebusan yang
terlalu lama (norma 0,39% terhadap TBS).
3. Brondolan tidak lepas dalam tandan kosong akibat perebusan yang terlalu
singkat atau temperatur yang rendah atau air kondensat tidak terbuang
habis (norma 0,16% terhadap TBS).

16
Tekanan uap yang rendah (<2,8 kg/cm²) dan waktu rebus yang tidak cukup
akan mengakibatkan :
1. Buah kurang masak, sebagian brondolan tidak lepas dari tandan
(kattekopen/unstriped bunch) yang mengakibatkan losis dalam tandan
kosong bertambah.
2. Pelumatan dalam Digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak
lepas dari biji sehingga mengakibatkan proses pengempaan tidak
sempurna dan kerugian minyak pada ampas dan biji bertambah.
3. Ampas (fibre) basah mengakibatkan pemakaian bahan bakar lebih boros
pada proses pembakaran di ketel uap (Boiler).
Sebaliknya bila perebusan dilakukan terlalu lama maka buah menjadi
terlalu masak sehingga kantong minyak di mesocarp dengan sendirinya
terlepas ke air kondensat, losis minyak dalam air rebusan (kondensat) dan
janjangan kosong menjadi naik dan merusak mutu minyak/inti.

2. Temperatur, Pembuangan Udara dan Air Kondensat


a. Temperatur
Temperatur di dalam rebusan sangat dipengaruhi oleh tekanan uap, udara
dan air kondensat. Semakin rendah tekanan dan semakin banyak udara/air
kondensat di dalam rebusan, maka semakin rendah temperatur yang dicapai.
b. Udara
Udara merupakan penghantar panas yang rendah dan bila terjebak dalam
suatu ruang kosong dalam ketel rebusan, maka udara bisa menjadi isolator
panas. Bila udara dalam ketel rebusan tidak dikeluarkan secara sempurna
akan terjadi pencampuran udara dan uap (turbulensi) yang mengakibatkan
temperatus turun dan pemindahan panas dari uap kedalam buah tidak
sempurna (proses perebusan tidak sempurna). Akibatnya adalah banyak
brondolan masih terikut tandan kosong (brondolan tidak udah lepas pada saat
dibanting di Thresher).
Cara mengeluarkan udara pada saat merebus adalah sebagai berikut :
1. Udara yang ada di dalam ruang kosong ketel rebusan.

17
Udara ini berpengaruh terhadap penurunan temperatur karena
menimbulkan turbulensi di dalam rebusan. Pembuangan udara ini
dilakukan sebelum puncak pertama dengan cara menutup kran steam
outlet dan tetap membuka kran air kondensat pada saat steam dimasukkan
ke rebusan. Kran air kondensat baru ditutup bila steam telah nampak
keluar dari silencer. Karena berat jenis udara lebih besar dibandingkan
dengan steam dan kran air kondensat terletak di bagian bawah ketel
rebusan, maka pada waktu steam masuk (dari bagian atas ketel rebusan)
mendorong udara keluar melalui kran air kondensat. Steam yang telah
nampak keluar dari silencer menunjukkan bahwa seluruh udara di dalam
ketel rebusan telah terdorong keluar oleh steam.
2. Udara yang ada di antara brondolan dalam tandan
Udara ini dapat mengisolasi steam dan panas masuk ke bagian dalam
tandan sehingga brondolan bagian dalam tidak masak dan sulit terlepas.
Pembuangan udara ini terjadi pada perebusan puncak-I dan ke-II dengan
cara melakukan kejutan (pembuangan steam) secepat mungkin. Kejutan
atau pembuangan steam yang dianggap baik dari 2,0-2,5 cm2/kg ke 0
cm2/kg adalah 2 menit. Pembuangan steam yang lebih lama dari 2 menit
berarti kurang memberikan kejutan dan udara di antara brondolan dalam
tandan belum keluar.
Diharapkan dengan adanya puncak-I dan ke-II, udara di dalam tandan
sudah tidak ada dan proses perebusan yang sebenarnya pada puncak-III,
dapat dilakukan dengan sempurna karena steam/panas dapat menembus ke
bagian dalam dari tandan. Pada pipa inlet steam di bagian atas dalam ketel
rebusan dipasang plat pembagi steam (steam distributor plate) agar steam
yang masuk ke dalam ketel rebusan cepat merata ke seluruh ruang ketel
rebusan. Pembuangan udara bersamaan dengan pembuangan steam dapat
dilakukan sebanyak 3x, yaitu pada saat pembuangan steam puncak I, II
dan III. Berhubung pipa pembuangan udara (blow up) dan air kondensat
terpisah di atas dan di bawah, maka kran outlet air kondensat harus dibuka
lebih dadulu dan 1 menit kemudian menyusul pipa steam outlet. Hal ini

18
dimaksudkan agar udara dan air kondensat yang berada di bagian bawah
terdorong keluar terlebih dahulu, baru kemudian dipercepat penurunan
tekanannya dengan pembuangan steam. Dengan demikian diharapkan
udara benar-benar bersih dan penurunan tekanan dapat dilakukan dengan
cepat (2 menit).
c. Air Kondensat
1. Air kondensat berasal dari penguapan tandan buah yang direbus dan hasil
proses kondensasi steam di dalam ketel rebusan. Disamping tekanan, air
kondensat dan udara di dalam ketel rebusan mengakibatkan temperature
perebusan menjadi turun. Temperatur normal di dalam ketel rebusan
yang bertekanan 2,8-3,0 kg/cm2 adalah 130-1350C.
2. Buah yang terendam air kondensat, dipastikan tidak masak. Kalaupun
buah tidak terendam, tetapi air kondensat masih ada yang tertinggal
dalam rebusan dapat menyebabkan perebusan kurang masak karena
temperatur tidak tercapai.
3. Pembuangan air kondensat dilakukan 6x yaitu pada saat pembuangan
steam puncak I, II, III dan 3x pada saat holding time. Diharapkan dengan
banyaknya frequensi pembuangan tersebut maka air kondensat sudah
habis pada saat akhir perebusan. Sebagai indikator air kondensat telah
habis dalam ketel rebusan adalah pada saat pintu rebusan dibuka tidak
ada lagi air kondensat yang keluar.
4. Bila proses pembuangan kondensat sudah dilakukan seperti tersebut
diatas dan air kondensat ternyata masih tersisa, maka perlu dilihat
instalasi yang kemungkinan dapat menjadi bottle neck, yaitu jumlah dan
diameter pipa pembuangan air kondensat, kebersihan dan jumlah luas
penampang lobang strainer serta ketinggian pipa pembuangan air
kondensat dibandingkan dengan blowdown silencer.

19
B. Mesin dan Peralatan
1. Rebusan
Bejana uap berbentuk silinder yang berfungsi sebagai tempat perebusan TBS
dengan memasukkan uap kedalam bejana tersebut pada tekanan, temperatur dan
waktu tertentu.

Gambar 3. Perebusan (Sterilizer)

2. Alat Ukur (Manometer dan Thermometer)


Manometer adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur tekanan uap
dalam ketel rebusan. Thermometer adalah alat ukur yang berfungsi untuk
mengukur temperatur uap dalam ketel rebusan.

Gambar 4. Preasure Geague

20
3. Pipa Inlet Steam
Pipa Inlet Steam berfungsi untuk memasukkan steam (uap) ke sterilizer.

Gambar 5.Pipa Inlet Steam


4. Pipa Outlet Steam
Pipa Outlet Steam berfungsi sebagai pembuangan steam eks perebusan

Gambar 6. Pipa Outlet Steam

21
C. PROSEDUR PENGOPERASIAN
Sebelum mulai
1. Periksa semua paking pintu rebusan apakah ada kerusakan dan pastikan
bahwa wearing plate & rail track dalam keadaan bersih.
2. Periksa mekanisme sistem keamanan pintu rebusan dan pastikan bahwa
alat tersebut berfungsi dengan baik.
3. Periksa alat pengukur tekanan (manometer) dilengkapi dengan syphon
dan pengukur temperatur (thermometer), pastikan bahwa alat ini tidak
rusak.
4. Bersihkan daerah sekitar rebusan dan parit dibawah jembatan penopang
rel di depan rebusan dari brondolan/sampah yang tercecer.
5. Periksa plat saringan kondensat (strainner) dan bersihkan bila tersumbat
brondolan atau sampah.
6. Pastikan bahwa lintasan rel dan mobile cantilever dapat dipakai dengan
baik dan bersih.
7. Pastikan kertas grafik dan pena grafik sudah terpasang sebelum proses
perebusan.
8. Jumlah rebusan yang dioperasikan sangat menentukan dalam
kesempurnaan proses perebusan. Pada pabrik berkapasitas olah 30
ton/jam, akan lebih efisien dan sempurna bila dioperasikan 2 unit ketel
rebusan kapasitas 10 lori dan siklus merebus maksimum 100 menit. Hal
ini didasarkan atas pertimbangan :
a. Pemanfaatan steam yang lebih hemat dibandingkan dengan
pengoperasian 3 ketel rebusan, sekaligus menghemat bahan bakar
cangkang.
b. Perawatan rebusan dapat dilakukan lebih maksimal karena selama
pabrik beroperasi, terhadap rebusan yang tidak dioperasikan, masih
dapat dilakukan perawatan.
c. Buah yang sudah direbus, tidak terlalu lama menunggu dituang ke
Auto Feeder karena kapasitas 2 rebusan @ 10 lori dengan isian rata-

22
rata 2,5 ton dan siklus merebus 100 menit adalah 30 ton/jam
(seimbang dengan kapasitas instalasi berikutnya).
Perhitungan jumlah rebusan yang dioperasikan adalah sebagai berikut :
i. Rata-rata isian lori : 2.500 kg.
ii. Siklus merebus : 100 menit.
iii. Jumlah lori dalam satu Rebusan : 10 buah.
iv. Kapasitas olah : 30 ton
TBS/jam.
v. Kapasitas olah dengan mengoperasikan 2 Rebusan :
2 x 10 lori x 2.5 ton/lori x 60/100 = 30 ton/jam
Mulai
Posisi/kondisi rebusan sebelum pengoperasian perebusan adalah sebagai berikut :
Tekanan rebusan dalam keadaan nol.
a) Posisi kran pemasukan uap (steam inlet) dalam keadaan tertutup, kran
pengeluaran uap (blow up), kran kondensat, dan kran 23ontrol tekanan
uap di samping pintu rebusan dalam keadaan terbuka.
b) Perebusan :
Perebusan pertama yang dilakukan adalah terhadap restan buah
dari pengolahan hari sebelumnya yang sudah berada di dalam rebusan.
Restan buah yang ada di dalam ketel rebusan terdiri dari buah yang sudah
masak dan ½ masak. Terhadap buah yang masak dilakukan pemanasan
sampai tekanan 2 kg/cm2 dan steam langsung dibuang. Sedangkan
terhadap buah ½ masak dilakukan perebusan lanjutan hari sebelumnya
sampai selesai. Bila TBS restan sudah selesai dipanaskan/dimasak maka
baru dilakukan perebusan buah segar.
1. Masukkan lori TBS segar ke dalam rebusan bersamaan dengan
penarikan buah yang sudah masak (khusus untuk rebusan 2 pintu).
2. Lori TBS berada di dalam rebusan, tutup pintu rebusan dan kunci
dengan kuat. Tutup kran kontrol tekanan uap, tutup kran
pembuangan steam (blow up) dan buka kran kondensat.

23
3. Buka perlahan-lahan kran pemasukkan uap. Setelah 2 menit, tutup
kran kondensat.
Tekanan Uap perebusan
(kg/cm2)

Puncak III : 45 - 55 menit


3,0

2,5

2,3

15 14 61 - 66 Waktu perebusan 90-95 menit

Gambar 2 : Grafik sistem perebusan tiga puncak (tripple peaks)


Gambar 7. Grafik sistem perebusan

Waktu/lama perebusan
Yang dimaksud dengan waktu/lama perebusan adalah waktu yang
dipergunakan untuk proses merebus mulai dari memasukkan uap pada puncak
satu s/d mengeluarkan uap (blow-OFF) pada puncak tiga. Waktu/lama perebusan
berbeda dengan siklus merebus.
Siklus merebus adalah waktu perebusan ditambah dengan waktu/lamanya
membuka/menutup pintu rebusan dan mengeluarkan / memasukkan lori ke dalam
rebusan.Waktu yang dipergunakan untuk satu siklus perebusan adalah 90-100
menit dan dibagi dalam tiga puncak yaitu :
a. Puncak satu (15 menit)
1. Kran pemasukan uap (steam inlet) dibuka 13 menit untuk mencapai
tekanan 2,3 kg/cm2 termasuk pembuangan udara dalam ketel rebusan
selama 2 menit.
2. Kemudian kran steam inlet ditutup. Kran pembuangan kondensat dibuka
terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam outlet (blow up) dibuka
dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2.
3. Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup kembali,
kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak kedua.
b. Puncak kedua (14 menit)

24
1. Operasionalnya sama dengan puncak satu, tetapi tanpa pembuangan
udara dan tekanan yang dicapai pada puncak kedua adalah 2.5 kg/cm2.
Waktu yang diperlukan untuk menaikkan steam ±12 menit dan untuk
pembuangan steam 2 menit.
2. Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup kembali,
kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak ketiga.
c. Puncak ketiga (63 menit)
1. Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3.0 kg/cm2
selama 14 menit.
2. Puncak ketiga ditahan (holding time) selama 45 menit.
3. Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat dengan cara
membuka kran kondensat sebanyak 3x sehingga tekanan menurun
sampai 2,7 kg/cm2 dan kran kondensat ditutup kembali.
4. Selesai holding time, pembukaan kran dilakukan secara berurut mulai
dari kran pembuangan kondensat, kemudian kran steam outlet (blow up)
sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. Waktu yang diperlukan untuk
penurunan steam ± 4 menit.
5. Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm2 dan air kondensat
terkuras habis, kran kontrol steam di samping pintu rebusan dibuka untuk
memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah 0 kg/cm2.
Bila tekanan sudah benar-benar 0 kg/cm2, maka pintu rebusan dapat
dibuka dan dengan bantuan capstand, lori-lori dikeluarkan untuk diproses
lebih lanjut. Waktu yang dipergunakan untuk membuka pintu,
mengeluarkan lori dan menutup pintu rebusan adalah 5 menit.
d. Selama melakukan perebusan, dipersiapkan lori yang telah diisi TBS di
belakang rebusan, sehingga begitu perebusan selesai dan lori ditarik keluar,
maka lori yang telah terisi dapat langsung dimasukkan (digandeng) ke dalam
rebusan.
Penghentian
a. Lanjutkan proses perebusan sampai tingkat kematangan yang diinginkan
(matang dan setengah matang) untuk restan buah dalam rebusan.

25
b. Pastikan bahwa unit rebusan yang berisi buah restan harus diblow-down
sesuai prosedur normal dan pintu-pintu harus tertutup sampai
pengoperasian selanjutnya. Dilarang meninggalkan rebusan dalam
kondisi masih bertekanan.
c. Sebelum petugas meninggalkan stasiun ini, pastikan bahwa keadaan
sekeliling sudah dalam keadaan bersih dan siap dijalankan kembali.
d. Rebusan harus dicuci bersih minimal 1x seminggu (khusus untuk
strainer dilakukan pembersihan setiap hari secara bergantian)
Pemeriksaan Ketel rebusan Secara Berkala
Ketel rebusan harus dilakukan pemeriksaan berkala (periode inspeksi) 1x
dalam 4 tahun oleh Depnaker (IPNKK) berdasarkan peraturan uap tahun 1930
pasal 40 ayat 3
Pencatatan Proses
a. Sample dan Analisa
Yang perlu untuk dimonitor :
1. Kadar minyak dalam air kondensat.
2. Petugas laboratorium mengambil contoh air kondensat setiap 2 jam,
dimulai satu jam setelah pabrik beroperasi serta diambil dari masing-
masing rebusan di Silencer.
3. Contoh air kondensat diambil sebanyak 200 ml dengan
menggunakan botol yang bersih untuk setiap rebusan.
4. Setiap contoh dianalisa kadar minyaknya dan dilaporkan segera
kepada asisten pengolahan/KDP untuk dapat ditindak lanjuti bila ada
penyimpangan.
5. Pada akhir shift, contoh dikumpulkan menjadi satu contoh untuk
setiap rebusan. Kemudian dianalisa di laboratorium dan hasilnya
dipergunakan untuk evaluasi dan ditindak lanjuti.
Kandungan minyak dalam air kondensat yang lebih tinggi dari
norma (>0,5% terhadap contoh) kemungkinan disebabkan karena buah
restan dicampur buah segar, holding time terlalu lama dan buah banyak
yang terluka.

26
Jurnal Stasiun Rebusan
Data operasional setiap rebusan dicatat didalam buku jurnal yang berisi :
a. Jumlah lori yang direbus.
b. Tekanan dan temperatur uap.
c. Waktu dan siklus perebusan.
d. Nomor rebusan yang beroperasi
Lembaran tersebut diisi oleh operator rebusan dan diperiksa oleh Mandor
Shift dan Asisten Pengolahan tiap jam.
Trouble Shooting
a. Tekanan rebusan <2,8 kg/cm² kemungkinan disebabkan karena :
1. Jarak terlalu jauh/banyak tahanan antara BPV dan rebusan sehingga
selisih tekanan antara BPV dan rebusan >20,2 kg/cm².
2. Banyak kebocoran steam di rebusan atau pada pipa dari BPV menuju
instalasi.
3. Terlalu banyak pemakaian steam untuk instalasi diluar rebusan.
4. Rekanan uap dari Boiler <19 kg/cm, sehingga tekanan di BPV harus
diturunkan.
b. Kandungan minyak dalam air kondensat yang lebih tinggi dari norma
(>0,50% terhadap contoh) kemungkinan disebabkan karena :
1. Buah restan dicampur dengan buah segar dalam satu perebusan.
2. Holding time terlalu lama.
3. Buah banyak terluka/memar akibaty sering terbanting atau brondolan
terlindas kenderaan.
4. Pembuangan air kon densat tidak tuntas.
c. Kandungan minyak dalam tandan kosong diatas norma (>0,39% terhadap
TBS) karena :
1. Buah banyak yang terluka/memar akibat sering terbanting atau
brondolan terlindas kenderaan.
2. Waktu perebusan atau holding time yang terlalu lama.
3. Buah terlalu banyak/menumpuk di Auto feeder.

27
d. Brondolan lekat dalam tandan kosong diatas norma (>0,16% terhadap
TBS) kemungkinan akibat :
1. TBS belum memenuhi kriteria matang panen.
2. Perebusan yang terlalu singkat.
3. Buah masak terlalu lama tidak dituang ke auto feeder sehingga
kondisinya dingin.
4. Air kondensat masih tersisah dalam rebusan.
5. Proses perebusan yang kurang sempurna.
e. Ada air kondensat yang keluar pada saat pintu rebusan dibuka /
mengeluarkan buah masak.
1. Strainer kons=densat tumpat atau diameter lubang stainer lebih kecil
dibandingkan dengan diameter pipa kondensat.
2. Tidak dilakukan pembuangan kondensat pada saat holding time
puncak tiga.
3. Posisi blowdown silencer lebih tinggi dibandingkan rebusan.
4. Diameter pipa buangan kondensat terlalu kecil
f. Buah terlalu lama menunggu untuk dituang ke Auto feeder (maksimal 3
lori/line sebelum keluar buah masak berikutnya).
1. Pemakaian jumlah rebusan terlalu banyak (untuk kapasitas olah 30
ton/jam >2 buah dan kapasitas 60 ton/jam >4 buah).
2. Stagnasi setelah instalasi rebusan.
g. Jumlah buah di auto feeder terlalu banyak/menumpuk
1. Interval penuangan buah masak ke autofeeder tidak konsisten setiap
5 menit.

28
BAB III
TATA LAKSANA PKL

Dalam penyusunan laporan ini saya telah melakukan berbagai usaha untuk
mendapatkan informasi, data-data, serta pengalaman praktek kerja lapangan yang
berhubungan dengan topik pembahsan ini, seperti studi lapangan yaitu
pengamatan langsung dan ikut mempraktekkan kerja di pabrik kelapa sawit
PT.perkebunan nusantara IV unit brangir. Tidak hanya itu penulis juga
berkonsultasi dengan kepada dinas teknik pabrik dan mendapat banyak arahan
yang membangun untuk dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini,
serta yang sangat membimbing dalam menyelesaikan laporan ini adalah dosen
pembimbing PKLI. Berikut ini adalah hasil pengalaman lapangan yag didapat
penulis dari kegiatan PKLI di PT.perkebunan nusantara VI.
A. Prosedur Kerja Pabrik Kelapa Sawit
Proses pengolahan minyak sawit ada beberapa tahap yaitu :
a. Penimbangan dan sortasi
Pengangkutan TBS dari kebun kepabrik menggunakan truk atau
trailer yang ditarik dengan whell tracktor. Setiap truck atau trailer yang
tiba dipabrik harus ditimbang di toledo atau timbangan saat memuat TBS
dan sesudah menurunkan atau membongkar. Tandan Buah Segar yang
sudah ditimbang lansung dimasukkan ke dalam loading dan storage ramp
dan dapat menampung TBS sebanyak 8 ton. Sedangkan keadaan TBS
yang masuk ke pabrik harus dipriksa dan di sortasi. Sortasi dilakukan
pada setia kebun dengan cara menentukan satu truck sebagai sampel yang
mewakili seluruh TBS darimkebun asal
b. Perebusan (Sterilisasi)
Perebusan merupakan proses pengolahan mekanis terhadapt tandan
buah sawit. Perebusan bertujuan untuk mematikan enzin yang merupakan
katalisator dalam reaksi minyak menjadi asam lemak bebas da gliserin,
menkoagulasikan zat putih telur yang terdapat pada daging buah agar

29
tidak terikut bersama minyak agar dari hasil pengempaan yang dapat
menimbulkan emulsi, menguraikan zat lendir dengan cara hidrolisis,
melunakkan daging buah, merengangkan inti sawit dari cangkangnya
untuk memudahkan pemecah biji di cracker, dan menurunkan kadar air
daging buah, sehingga memperlancar proses pengepresan dan
memperbaiki proses penjernihan minyak. Tandan yang berada didalam
lori dipanaskan menggunakan uap air jenuh dengan tekanan 3 kg/cm2
pada suhu 1350C selama 105 menit. Lori berisi TBS dimasukkan ke
dalam ketel rebusan dengan bantuan loco penarik.
Sterilisasi bertujuan yaitu sebagai berikut :
1. Membekukan atau mengogulasikan zat putih telur yang terkandung
dalam minyak sabut. Jika tidak dilakukan pembekuan, dalam proses
pengepresan, zat putih telur akan bercampur dengan minyak dalam
bentuk emulsi yang sangat sulit dipisahkan. Jika sudah dibekukan, zat
putih telur akan tertiggal di dalam sel-sel pengisi diantara sabut atau
mengendap dibawah lapisan minyak.
2. Membunuh mikroorganisme sekaligus mencegah terjadinya proses
penguraian minyak asam lemak bebas dan gliserin yang mudah
menguap.
3. Menguraikkan zat-zat lendir dari buah. Jika tidak diuraikan, zat lendir
akan menghambat pemisah minyak dan air dalam proses klarifikasi.
Pada pemanasan pada uap bertekanan 1 atm, zat lendir akan terurai
seluruhnya setelah proses berlangsung selama 6 jam. Namun, pada
pemanasan dengan tekanan 2 atm, penguraian zat lendir tersebut akan
berjalan lebih cepat, sekitar 90 menit. Menurunkan kadar air dari
minyak sabut. Dalam proses pemanasan, air dalam minyak sabut akan
menguap. Proses penguapan ini bisa dipercepat dengan menambah
tekanan uap menjadi atm.
4. Melepaskan inti atau kernel dari cangkangnya. Dengan proses
pemanasan, inti dan cangkang akan menyusut. Penyusutan ini lebih

30
besar dari pada penyusutan cangkan sehingga inti terlepas dari
cangkangnya. Pada saat pemecahan cangkang, inti akan tetap utuh.
5. Bauh-buah akan mudah lepas dari tandannya.
c. Penebah (Theresing atau Bunch Stipping)
Penebahan tandan bertujuan untuk memisahkan buah dari
janjangan. Buah dirontokkan dalam drum silinder yang dilengkapi batang
logam yang berputar dengan kecepatan 25 rpm. Tandan dimasukkan
secara teratur dengan jumlah yang tetap.
d. Pengadukan (Digesting)
Buah yang telah membrondol dari mesin penebah kemudian
dimasukkan kedalan ketel pengaduk atau di gester. Ketel ini memiliki
dinding rangkap dan poros putar yang dilengkapi dengan pisau pengaduk.
Bauh di dalam di gester akan diaduk dan dilumatkan sedemikian rupa
oleh pisau-pisau yang saling bergesekan dan buah kemudian akan
terpecah dan terlepas dari bijinya proses pengadukan ini akan berlangsung
selama 20 menit pada suhu sekitar 950C.
e. Pengempaan (Pressing)
Pengempaan bertujuan untuk mengambil minyak dari buah secara
bertahap dengan bantuan pisau pelepar dari ketel adukan. Alat yang
digunakan pada proses ini disebut screw press, yakni alat penekan yang
berputar berlawanan arah. Massa buah akan tertekan keujung screw dan
minyak akan keluar dari dinding silinder yang berlubang. Minyak hasil
pengempaan ditampung disebuah talang melalui saringan getar dan
dipompakan ke stasiun pemurnian. Biji dan serabut yang berbentuk
gumpalan diteruskan ke chake braker conveyor dan dipisahkan di
paricarper. Biji dikirim ketempat penampungan biji, sedangkan serabut
dikirim ke ketel uap sebagai bahan bakar.
f. Pemurnian
Proses ini bertujuan untuk memurnikan minyak dengan cara memisahkan
air dan kotorannya yang terkandung dalam minyak kasar hasil ekstraksi.

31
Secara teori , proses pemisahan minyak dari air dan kotoran berdasarkan
perbedaan berat jenis.isntalasi pemurnian sebagai berikut:
1. Continuous Settling Tank
Minyak yang berada dalam tanki ini masih bercampur dengan lumpur,
air, dan kotoran lainnya. Continuous Settling Tank berfungsi untuk
memisahkan sludge dari minyak dengan memanfaat prinsip perbedaan
berat jenis (minyak berada dibagian atas). Minyak bersih akan
dialirkan ke top oil tank, sedangkan sludge dialirkan ke sludge tank.
2. Top Oil Tank
Top oil tank berfungsi untuk mengendapkan kotoraan dan sebagai bak
penampungan sebelum minyak masuk ke oil purifer. Temperatur
tangki ini mencapai 90-950C, sehingga air akan menguap.
3. Oil Purifer
Proses ini merupakan pembersihan lanjutan berdasarkan perbedaan
berat jenis dan gaya sentrifugal. Dengan kecepatan mencapai 7500
rpm, kotoran dan air yang berat jenisnya lebih berat dari pada minyak
akan berada di bagian luar. Selanjutnya, minyak akan keluar menuju
vacuum dryer.
4. Vacuum Dryer
Di dalam vacuum dryer, minyak diuapkan dengan sistem pengabuta.
Minyak yang sudah bebas air dipompa ke tangki penimbunan melalui
flow mater. Temperatur minyak harus 90-950C agar air cepat
menguap keluar melalui lubang diujung vacuum dryer.
5. Sludge Tank
Sludge yang keluar dari continuous tank masih mengandung minyak.
Karena itu, perlu diolah lagi untuk diambil minyaknya melalui
pemansan pada suhu 90-950C agar visikositas sludge menurun. Proses
ini berlangsung didalam Sludge tank.
6. Sludege Separator dan Vet Pit
Sludge yang keluar dari sludge centrifuge masih mengandung minyak,
sehingga harus dimasukkan ke sludge separator untuk diambil

32
minyaknya. Minyak hasil pemisahan sludge separator akan masuk ke
dalam reclained tank, lalu masuk kembali ke continuous settling tank.
Sludge ini bersama air pencuci mesin centrifuge dikumpulkan dalam
vet pit untuk dipisahkan dan diambil minyaknya.

B. Kegiatan Selama PKLI


Berikut Aktivitas selama pelaksanaan Praktik kerja lapangan industri yang
dilaksanakan oleh penulis di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV PKS
BERANGIR:

1. Sabtu, 10 Juni 2017


Kegiatan :
a. Mengunjungi kantor SDM PTPN IV BERANGIR untuk menyerahkan
surat pengantar untuk persetujuan pelaksanaan PKLI.
b. Konfirmasi jadwal, penjelasan bagian-bagian pabrik, penjelasan
wilayah kerja dan penjelasan K3
c. Mempelajari struktur organisasi pabrik, mengenal tata tertib pabrik,
mempelajari sejarah singkat perusahaan.
2. Senin, 12 Juni 2017
Kegiatan :
a. Bimbingan PKLI oleh pembimbing lapangan.
b. Mengamati area pabrik
3. Selasa 13 Juni 2017
Kegiatan :
a. Meninjau Jembatan timbang
b. Menimbang TBS yang masuk ke loading ramp
4. Rabu 14 Juni 2017
Kegiatan :

a. Mensortasi TBS yang masuk ke loading ramp


b. Menimbang buah yang masuk ke loading ramp

33
5. Kamis 15 Juni 2017
Kegiatan : Mempelajari langsung prosedur oprasi jembatan timbang
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengoperasian timbangan :
a. Timbangan dipastikan telah siap untuk dipakai dimana angka
penimbangan yang ditunjukkan pada layar monitor Komputer
Timbangan dalam posisi angka nol.
b. Saat Truck/Tangki masuk ke platform timbangan harus dalam
kecepatan pelan agar tidak terjadi guncangan pada alat timbangan.
Kerani timbang akan memberi isyarat bahwa posisi truck/tangki sudah
benar untuk dilakukan penimbangan. Supir dan Kernet harus turun
dari truck/tangki pada saat proses penimbangan sedang berlangsung.
c. Pencatatan angka penimbangan oleh petugas timbangan dilakukan
setelah angka penimbangan pada layar monitor Komputer Timbangan
diam dan stabil. Dan angka timbangan tersebut disebut dengan Brutto.
d. Selesai membongkaran TBS atau memuat hasil produksi, maka
truck/tangki melakukan penimbangan kedua. Prosedur penimbangan
sama dengan poin 2.
e. Khusus untuk truck pengangkut TBS setelah TBS dibongkar di
Loading Ramp, maka truck yang sudah kosong tersebut ditimbang
kembali seperti semula dan hasil penimbangan disebut dengan berat
Tarra, sehingga didapatlah berat Netto TBS dengan perhitungan
sebagai berikut :
Berat Netto = Berat Bruto-Berat Tarra.
f. Setelah menimbang, Kerani timbang mencatat berat Bruto, Tarra,
Netto, Nomor Polisi/STNK dan Nama Supir Truck/Tangki yang
masuk dan pengiriman hasil produksi (CPO/Inti Sawit/PKO serta
barang lain yang terkait dengan aktivitas Kebun/Pabrik) pada formulir
timbangan.
6. Jumat 16 Juni 2017
Kegiatan :

a. meninjau stasiun loading ramp

34
b. menyortir buah yang masuk ke loading ramp

7. Sabtu, 17 Juni 2017


Kegiatan :

Menurunkan TBS dari loading ramp untuk selanjutnya dikirim ke mesin


penyincangan buah

8. Minggu, 18 Juni 2017


Kegiatan :
Melihat proses penyincangan buah pada proses penyincangan buah ini,
buah yang berada di loading ramp akan dijatuhkan ke scraper 1 atau
scraper 2 dan kemudian dikirim ke scraper 3 , stelah itu buah jatuh secara
bertahap ke mesin penyincangan buah , yang bertujuan untuk merontokkan
brondolan serta membuat buah masak sempurna saat proses perebusan.
9. Senin, 19 Juni 2017
Kegiatan :
Mempelajari praktek lapangan stasiun loading ramp pada loading ramp
buah dikumpulkan dan di sortasi buah yang tidak layak untuk di olah
menjadi minyak mentah kelapa sawit , dan buah itu dimasukkan kembali
ke truk untuk ditimbang kembali
10. Selasa, 20 Juni 2017
Kegiatan :
Meninjau stasiun perebusan pada stasiun perebusan, ada tiga tabung
vertical yang digunakan untuk merebus buah kelapa sawit untuk
memudahkan pengambilan minyak dan memudahkan pelepasan
brondolannya dari tandannya pada stasiun penebah nantinya
11. Rabu, 21 Juni 2017
Kegiatan :
Meninjau scraper 1 dan 2, scraper 1 dan 2 ini berfungsi untuk menerima
buah pertama kali dari loading ramp , di scraper 1 dan 2 ini harus ada
petugas yang mengatur penurunan buah, supaya buah yang di olah tidak

35
terlalu banyak yang bisa berdapak pada scraper berikutnya yang tidak
mampu mengangkat buah.
12. Kamis, 22 Juni 2017
Kegiatan :
Meninjau scraper 8, scraper 8 ini berfungsi untuk menerima buah dari
scraper 7 dan melanjutkannya ke thresher untuk dipisahkan brondolannya
dengan tandanya.
13. Jumat, 23 Juni 2017
Kegiatan :
Meninjau thresher, thresher ini adalah salah satu yang paling berperan
dalam pabrik kelapa sawit terutama pada pemisahan buah dengan
tandannya dengan cara dibanting
14. Sabtu, 24 Juni 2017
Kegiatan : Mempelajari praktek lapangan stasiun loading ramp
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengoperasian loading ramp :
a) Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengoperasian loading ramp :
Asisten Pengolahan melakukan pemeriksaan pada bagian atas (lantai)
dan bawah Loading ramp (termasuk parit) serta memastikan kisi-kisi
dalam kondisi bersih (tidak tumpat) sehingga dapat menurunkan
sampah dan pasir yang terikut tandan.
b) Pengaturan truk yang naik ke Loading ramp tergantung kemampuan
kapasitas ramp yang tersedia (umumnya ±15 ton TBS/kompartemen).
Agar dihindarkan membongkar TBS di lantai (kecuali TBS pihak-III
dan TBS sampling) karena harus menambah tenaga untuk
memasukkan kembali TBS ke kompartemen dan brondolan yang
berserak di lantai mudah terlindas kendaraan. Dilarang memarkir
kendaraan di halaman/lantai Loading ramp untuk menunggu waktu
bongkar.
d. Pastikan semua pintu Loading ramp, elektro motor/gearbox, hidraulik
dapat bekerja dengan baik. Bersihkan peralatan yang bergerak dari
pasir, sampah, karat dan residu. Periksa kebocoran-kebocoran pipa

36
dan pompa pada seluruh alat yang memakai sistim hidraulik. Pastikan
minyak hidraulik selalu penuh dan jika kurang supaya ditambah
e. Brondolan dan TBS yang berjatuhan, segera dibersihkan secara
kontinu tanpa menunggu pertukaran shift. Kebersihan lantai dibawah
Loading ramp mutlak harus dijaga karena sampah yang ada sangat
mudah terbakar. Kondisi lantai bawah Loading ramp yang bersih juga
akan mempermudah pengutipan brondolan yang jatuh karena tidak
bercampur dengan sampah. Pembersihan dibawah tanggungjawab
kepala kerja Loading ramp.
f. Hindarkan brondolan/tandan berserakan di lantai Loading ramp
karena brondolan yang tergilas kendaraan dapat mempercepat
kenaikan ALB dan meningkatkan losis.
g. Lori yang sudah diisi agar dipersiapkan di belakang rebusan (standby
masuk ke rebusan) dan ditarik bersamaan dengan buah yang sudah
selesai direbus untuk diproses. Hal ini hanya dapat dilakukan pada
pabrik yang menggunakan rebusan 2 pintu.
h. Sediakan satu tempat pembuangan sampah (umumnya gandengan
TRB) dan sediakan kendaraan untuk membuang sampahnya setiap
hari. Sampah dari loading ramp dapat berfungsi sebagai pupuk
organic.
15. Senin, 3 Juli 2017
Kegiatan :
Meninjau mesin penyincangan buah, pada proses penyincangan buah ini,
buah yang berada di loading ramp akan dijatuhkan ke scraper 1 atau
scraper 2 dan kemudian dikirim ke scraper 3 , stelah itu buah jatuh secara
bertahap ke mesin penyincangan buah , yang bertujuan untuk merontokkan
brondolan serta membuat buah masak sempurna saat proses perebusan.
16. Selasa, 4 Juli 2017
Kegiatan :
Menanyakan langsung kepada operator mesin penyincang TBS cara kerja
mesin penyincang TBS

37
17. Rabu, 5 Juli 2017
Kegiatan :
Mengoprasikan alat berat bersama operator alat berat, alat berat pada
pabrik digunakan untuk mengumpulkam buah pada stasiun loading ramp,
mengangkat tandan kosong ke truk serta membersihkan sampah tandan
kosong pada pabrik.
18. Kamis, 6 Juli 2017
Kegiatan :
Bertanya langsung kepada operator stasiun perebusan tentang cara kerja
stasiun perebusan
19. Jumat, 7 Juli 2017
Kegiatan :
Mempelajrai proses presan atau digester , pada digertes ini dihasilkan
minyak yang dipres dari stasiun penebah dan juga memisahkan inti sawit
dari dagingnya
20. Sabtu, 8 Juli 2017
Kegiatan :
Meninjau cara kerja timba buah, timba buah atau fruit elevator adalah
salah satu mesin pada stasiun penebah yang berfungsi mengangkat buah
yang keluar dari threser
21. Senin, 10 Juli 2017
Kegiatan :
Meninjau scraper 5 yang fungsinya untuk menerima buah dari stasiun
perebusan dan mengirimnya ke scraper 6 dan selanjutnya dikirim ke
stasiun penebah
22. Selasa, 11 Juli 2017
Kegiatan :
Memperbaiki scraper 10 yang rusak, scraper 10 ini berfungsi untuk
mengantarkan tandan kosong ke tempat penampungannya. Cara
memperbaiki scraper 10 ini yaitu dengan cara menggantik roda dan rantai
yang rusak atau putus

38
23. Rabu, 12 Juli 2017
Kegiatan :
Mempelajari tahap-tahap proses perebusan, tahap tahap perebusan yaitu
diawali dengan menuangkan buah sawit ke dalan tabung besar lalu di stel
tekanan uap sampai 135℃ hingga 90 menit
24. Kamis, 13 Juli 2017
Kegiatan :
Meninjau stasiun ketel uap, ketel uap ini adalah jantung pabrik ini karena
ketel uap ini yang menyuplay energy listrik ke seluruh stasiun sehinggan
bisa berjalan dengan baik.
25. Jumat, 14 Juli 2017
Kegiatan :
Meninjau tempat penyimpanan sementara minyak mentah yang berukuran
20.000 ton
26. Sabtu, 15 Juli 2017
Kegiatan : Mempelajari tahap-tahap proses perebusan
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengoperasian stasiun perebusan :
Waktu/lama perebusan
Yang dimaksud dengan waktu/lama perebusan adalah waktu yang
dipergunakan untuk proses merebus mulai dari memasukkan uap pada
puncak satu s/d mengeluarkan uap (blow-OFF) pada puncak tiga.
Waktu/lama perebusan berbeda dengan siklus merebus.Siklus merebus
adalah waktu perebusan ditambah dengan waktu/lamanya
membuka/menutup pintu rebusan dan mengeluarkan / memasukkan lori ke
dalam rebusan.
Waktu yang dipergunakan untuk satu siklus perebusan adalah 90-100
menit dan dibagi dalam tiga puncak yaitu :
1. Puncak satu (15 menit)
a. Kran pemasukan uap (steam inlet) dibuka 13 menit untuk mencapai
tekanan 2,3 kg/cm2 termasuk pembuangan udara dalam ketel
rebusan selama 2 menit.

39
b. Kemudian kran steam inlet ditutup. Kran pembuangan kondensat
dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam outlet
(blow up) dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi
0 kg/cm2.
c. Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup kembali,
kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak kedua.
2. Puncak kedua (14 menit)
a. Operasionalnya sama dengan puncak satu, tetapi tanpa
pembuangan udara dan tekanan yang dicapai pada puncak kedua
adalah 2.5 kg/cm2. Waktu yang diperlukan untuk menaikkan steam
±12 menit dan untuk pembuangan steam 2 menit.
b. Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup kembali,
kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak ketiga.
3. Puncak ketiga (63 menit)
a. Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3.0 kg/cm2
selama 14 menit.
b. Puncak ketiga ditahan (holding time) selama 45 menit.
c. Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat dengan cara
membuka kran kondensat sebanyak 3x sehingga tekanan menurun
sampai 2,7 kg/cm2 dan kran kondensat ditutup kembali.
d. Selesai holding time, pembukaan kran dilakukan secara berurut
mulai dari kran pembuangan kondensat, kemudian kran steam
outlet (blow up) sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. Waktu
yang diperlukan untuk penurunan steam ± 4 menit.
e. Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm2 dan air
kondensat terkuras habis, kran kontrol steam di samping pintu
rebusan dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-
benar sudah 0 kg/cm2.
f. Bila tekanan sudah benar-benar 0 kg/cm2, maka pintu rebusan
dapat dibuka dan dengan bantuan capstand, lori-lori dikeluarkan
untuk diproses lebih lanjut. Waktu yang dipergunakan untuk

40
membuka pintu, mengeluarkan lori dan menutup pintu rebusan
adalah 5 menit.
g. Selama melakukan perebusan, dipersiapkan lori yang telah diisi
TBS di belakang rebusan, sehingga begitu perebusan selesai dan
lori ditarik keluar, maka lori yang telah terisi dapat langsung
dimasukkan (digandeng) ke dalam rebusan.

Sebelum memulai
a) Periksa semua paking pintu rebusan apakah ada kerusakan dan
pastikan bahwa wearing plate & rail track dalam keadaan bersih.
b) Periksa mekanisme sistem keamanan pintu rebusan dan pastikan
bahwa alat tersebut berfungsi dengan baik.
c) Periksa alat pengukur tekanan (manometer) dilengkapi dengan syphon
dan pengukur temperatur (thermometer), pastikan bahwa alat ini tidak
rusak.
d) Bersihkan daerah sekitar rebusan dan parit dibawah jembatan
penopang rel di depan rebusan dari brondolan/sampah yang tercecer.
e) Periksa plat saringan kondensat (strainner) dan bersihkan bila
tersumbat brondolan atau sampah.
f) Pastikan bahwa lintasan rel dan mobilecantilever dapat dipakai dengan
baik dan bersih.
g) Pastikan kertas grafik dan pena grafik sudah terpasang sebelum proses
perebusan
h) Jumlah rebusan yang dioperasikan sangat menentukan dalam
kesempurnaan proses perebusan. Pada pabrik berkapasitas olah 30
ton/jam, akan lebih efisien dan sempurna bila dioperasikan 2 unit ketel
rebusan kapasitas 10 lori dan siklus merebus maksimum 100 menit.
Hal ini didasarkan atas pertimbangan :
1. Pemanfaatan steam yang lebih hemat dibandingkan dengan
pengoperasian 3 ketel rebusan, sekaligus menghemat bahan bakar
cangkang.

41
2. Perawatan rebusan dapat dilakukan lebih maksimal karena selama
pabrik beroperasi, terhadap rebusan yang tidak dioperasikan,
masih dapat dilakukan perawatan.
3. Buah yang sudah direbus, tidak terlalu lama menunggu dituang ke
Auto Feeder karena kapasitas 2 rebusan @ 10 lori dengan isian
rata-rata 2,5 ton dan siklus merebus 100 menit adalah 30 ton/jam
(seimbang dengan kapasitas instalasi berikutnya).

Perhitungan jumlah rebusan yang dioperasikan adalah sebagai berikut:

1. Rata-rata isian lori : 2.500 kg.

2. Siklus merebus : 100 menit.

3. Jumlah lori dalam satu Rebusan : 10 buah.

4. Kapasitas olah : 30 ton TBS/jam.

5. Kapasitas olah dengan mengoperasikan 2 Rebusan :

2 x 10 lori x 2.5 ton/lori x 60/100 = 30 ton/jam

Mulai

Posisi/kondisi rebusan sebelum pengoperasian perebusan adalah sebagai


berikut :

a) Tekanan rebusan dalam keadaan nol.

b) Posisi kran pemasukan uap (steaminlet) dalam keadaan tertutup, kran


pengeluaran uap (blow up), kran kondensat, dan kran kontrol tekanan
uap di samping pintu rebusan dalam keadaan terbuka.

c) Perebusan :

Perebusan pertama yang dilakukan adalah terhadap restan buah dari


pengolahan hari sebelumnya yang sudah berada di dalam rebusan.
Restan buah yang ada di dalam ketel rebusan terdiri dari buah yang
sudah masak dan ½ masak. Terhadap buah yang masak dilakukan
pemanasan sampai tekanan 2 kg/cm2 dan steam langsung dibuang.

42
Sedangkan terhadap buah ½ masak dilakukan perebusan lanjutan hari
sebelumnya sampai selesai. Bila TBS restan sudah selesai
dipanaskan/dimasak maka baru dilakukan perebusan buah segar.

27. Senin, 17 Juli 2017


Kegiatan : Mempelajari tahap-tahap proses perebusan
Penghentian
1. Lanjutkan proses perebusan sampai tingkat kematangan yang
diinginkan (matang dan setengah matang) untuk restan buah dalam
rebusan.
2. Pastikan bahwa unit rebusan yang berisi buah restan harus diblow-
down sesuai prosedur normal dan pintu-pintu harus tertutup sampai
pengoperasian selanjutnya. Dilarang meninggalkan rebusan dalam
kondisi masih bertekanan.
3. Sebelum petugas meninggalkan stasiun ini, pastikan bahwa keadaan
sekeliling sudah dalam keadaan bersih dan siap dijalankan kembali.
4. Rebusan harus dicuci bersih minimal 1x seminggu (khusus untuk
strainer dilakukan pembersihan setiap hari secara bergantian)

28. Selasa, 18 Juli 2017


Kegiatan : Bertanya langsung dengan operator stasiun penebah TBS
tentang cara kerja stasiun penebah TBS.
29. Rabu, 19 Juli 2017
Kegiatan :
Mempelajari cara kerja threser, thresher adalah alat yang membanting
tandan sawit sehingga bisa terpisah dengan brondolannya
30. Kamis, 20 Juli 2017
Kegiatan :
Meninjau mesin pres pada tandan ksong, berfungsi untuk mengeluarkan
minyak pada tandan kosong, meminimalisir lossis yang terjadi.
31. Jumat, 21 Juli 2017
Kegiatan :

43
Mempelajari cara mengoprasikan alat berat pada loading ramp.
32. Sabtu, 22 Juli 2017
Kegiatan :Mempelajari tahap-tahap proses perebusan
Penghentian
a. Lanjutkan proses perebusan sampai tingkat kematangan yang
diinginkan (matang dan setengah matang) untuk restan buah dalam
rebusan.
b. Pastikan bahwa unit rebusan yang berisi buah restan harus diblow-
down sesuai prosedur normal dan pintu-pintu harus tertutup sampai
pengoperasian selanjutnya. Dilarang meninggalkan rebusan dalam
kondisi masih bertekanan.
c. Sebelum petugas meninggalkan stasiun ini, pastikan bahwa keadaan
sekeliling sudah dalam keadaan bersih dan siap dijalankan kembali.
d. Rebusan harus dicuci bersih minimal 1x seminggu (khusus untuk
strainer dilakukan pembersihan setiap hari secara bergantian)
33. Senin, 24 Juli 2017
Kegiatan : Mempelajari tahap - tahap dalam pengoprasian stasiun penebah.
34. Selasa, 25 Juli 2017
Kegiatan :
Mempelajari tahap - tahap dalam pengoprasian thresher.Cara kerja
thresher adalah dengan membanting tandan masak pada tromol yang
berputar (dibantu siku penahan) akibat gaya sentrifugal putaran tromol
sehingga pada ketinggian maksimal tandan jatuh ke as Thresher akibat
gaya gravitasi. Pada kecepatan berputar yang terlalu tinggi, tandan akan
mengikut putaran tromol dan tidak jatuh ke as tromol sehingga pemisahan
brondolan tidak maksimal. Sebaliknya pada putaran terlalu rendah, tandan
sudah jatuh sebelum ketinggian maksimal atau tandan hanya
menggelinding sehingga pemisahan brondolan juga tidak maksimal. Oleh
karena itu rpm Thresher harus disetel ±23 tergantung pada diameter rata-
rata tandan. Semakin besar diameter tandan, semakin cepat putarannya

Mulai :

44
Thresher dioperasikan sejalan dengan stasiun press dan Digester
denganlangkah-langkah sebagai berikut :

a) Jalankan empty bunch conveyor (EBC).

b) Jalankan pengaduk Digester.

c) Buka kran steam pemanas Digester.

d) Jalankan conveyor distribusi (conveyor pembagi ke Digester).

e) Jalankan top cross conveyor.

f) Jalankan timbah buah (fruit elevator).

g) Jalankan bottom cross conveyor.

h) Jalankan conveyor under Thresher.

i) Jalankan Thresher.

j) Jalankan Auto Feeder.

k) Mulai dengan penuang lori melalui Hoisting Crane ke auto feeder.

35. Rabu, 26 Juli 20


Kegiatan : Meninjau stasiun kempa.
36. Kamis, 27 Juli 2017
Kegiatan : bertanya kepada operator stasiun kempa tentang cara kerja
stasiun kempa.
37. Jumat, 28 Juli 2017
Kegiatan :
Meninjau mesin penyincangan buah, pada proses penyincangan buah ini,
buah yang berada di loading ramp akan dijatuhkan ke scraper 1 atau
scraper 2 dan kemudian dikirim ke scraper 3 , stelah itu buah jatuh secara
bertahap ke mesin penyincangan buah , yang bertujuan untuk merontokkan
brondolan serta membuat buah masak sempurna saat proses perebusan.

38. Sabtu, 29 Juli 2017

45
Kegiatan : Mempelajari cara kerja stasiun kempa
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengoperasian stasiun kempa :
Sebelum Mulai :
a. Sebelum dijalankan, lakukan pemeriksaan visual terhadap
elektromotor, baut-baut, kopling, gearbox dan V-belt.
b. Periksa minyak pelumas gearboxDigester.
c. Bersihkan lingkungan kerja.
Mulai :
a) Buka kran pemasukan uap ke Digester.
b) Pastikan corong pintu pengeluaran dari Digester ke pressan dalam
keadaan tertutup, jalankan pisau pengaduk dan isi Digester.
c) Setelah Digester penuh :
1. Jalankan screw press.
2. Buka pintu pengeluaran Digester
3. Catat petunjuk pada ampermeter Digester sewaktu beroperasi.
4. Jalankan Digester yang berikutnya.
39. Senin, 31 Juli 2017
Kegiatan :
Mempelajari tahap-tahap proses perebusan
Penghentian
e. Lanjutkan proses perebusan sampai tingkat kematangan yang
diinginkan (matang dan setengah matang) untuk restan buah dalam
rebusan.
f. Pastikan bahwa unit rebusan yang berisi buah restan harus diblow-
down sesuai prosedur normal dan pintu-pintu harus tertutup sampai
pengoperasian selanjutnya. Dilarang meninggalkan rebusan dalam
kondisi masih bertekanan.
g. Sebelum petugas meninggalkan stasiun ini, pastikan bahwa keadaan
sekeliling sudah dalam keadaan bersih dan siap dijalankan kembali.
h. Rebusan harus dicuci bersih minimal 1x seminggu (khusus untuk
strainer dilakukan pembersihan setiap hari secara bergantian)

46
40. Selasa, 1 Agustus 2017
Kegiatan : Bertanya kepada operator stasiun pabrik biji tentang proses
pengoprasian stasiun pabrik biji.
41. Rabu, 2 Agustus 2017
Kegiatan : Mempelajari stasiun pabrik biji.
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengoperasian stasiun pabrik biji :
PROSEDUR DAN OPERASI
Cake breaker conveyor (CBC)
Cake BreakConveyor (CBC) adalah alat yang menampung ampas kempa
(press cake) hasil pressan. Alat ini berfungsi untuk memecah dan
mengeringkan ampas kempa yang kondisinya relatif masih basah karena
minyak yang tidak dapat dikutip di pressan (3,90% terhadap contoh). Cara
kerja alat ini adalah mengaduk dan memecah ampas kempa sekaligus
menghantar ke Separating column untuk pemisahan biji dan fibre (ampas).
Dengan adanya CBC, maka proses pemisahan biji dan fibre di Separating
column menjadi lebih mudah (memperkecil %biji terikut fibre).
Disamping itu, kondisi fibre yang lebih kering akan meningkatkan nilai
kalor fibre sebagai bahan bakar Boiler.
Sebelum mulai
a). Lakukan pemeriksaan secara visual pada bagian dalam conveyor yang
meliputi :
1. Perbaiki bila ada daun sepanjang conveyor yang bengkok.
2. Kencangkan baut yang longgar/lepas dan ambil potongan besi atau
baja yang tertinggal.
3. Angkat semua janjangan kosong yang tertinggal dari proses
pengolahan hari sebelumnya.
4. Perbaiki bearing/metalan, gantungan dan as kopling bila ada yang
kendor atau aus.
5. Beri pelumas secukupnya pada bearing / metalan.
b). Bersihkan semua sampah sangkut pada gantungan bearing/metalan.

47
c). Perbaiki bila gearbox bocor.
d). Pastikan tutup conveyor terlah terpasang.
Mulai :
a).Pastikan conveyor bahan bakar, blowerDepericarper, Polishing drum
dan elevator biji/Destoner sudah dijalankan sebelum menjalankan
Cake breaker conveyor.
b).Perhatikan dan perbaiki bila ada suara/getaran yang tidak biasa
dihasilkan oleh conveyor.
c).Periksa dan catat angka ampere sebelum dan sesudah dibebani. Jika
ampere terlalu tinggi maka hentikan Cake breaker conveyor dan
lakukan pemeriksaaan.
Pengoperasian
a).Ketika CBC beroperasi, perhatikan apakah ada daun conveyor yang
lepas dan suara yang tidak normal.
b).Perhatikan press cake yang menumpuk pada metalan gantung yang
dapat menyebabkan conveyor macet.
c).Perhatikan chain (rantai), roda gigi dan gearbox apakah ada yang
longgar/kendor.
d).Pada saat CBC dijalankan, periksa dan bersihkan tumpukan serat yang
masuk ke pintu Depericarper.
Penghentian
a).Pastikan conveyor dijalankan sampai kosong.
b). Periksa tombol listrik dalam posisi OFF.
42. Kamis, 3 Agustus 2017

Kegiatan :mempelajari Threser. Cara kerja Thresher adalah dengan


membanting tandan masak pada tromol yang berputar (dibantu siku
penahan) akibat gaya sentrifugal putaran tromol sehingga pada ketinggian
maksimal tandan jatuh ke as Thresher akibat gaya gravitasi. Pada
kecepatan berputar yang terlalu tinggi, tandan akan mengikut putaran
tromol dan tidak jatuh ke as tromol sehingga pemisahan brondolan tidak
maksimal. Sebaliknya pada putaran terlalu rendah, tandan sudah jatuh

48
sebelum ketinggian maksimal atau tandan hanya menggelinding sehingga
pemisahan brondolan juga tidak maksimal.Oleh karena itu rpm Thresher
harus disetel ±23 tergantung pada diameter rata-rata tandan. Semakin
besar diameter tandan, semakin cepat putarannya

43. Jumat, 4 Agustus 2017


Kegiatan : Bertanya kepada operator stasiun pemurnian minyak tentang
proses pengoprasian stasiun pemurnian minyak.
44. Sabtu, 5 Agustus 2017
Kegiatan :
Mempelajari proses pemurnian minyak.Tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam pengoperasian stasiun pemurnian minyak :
Pengoperasian :
a) Sebelum Vibrating screen dijalankan, periksa secara visual apakah ada
kerusakan pada saringan (koyak), karet seal yang lepas dan bersihkan
sampah dan kotoran dari saringan. Conveyor ampas harus terlebih
dahulu dijalankan.
b) Pada saat dijalankan periksa suara dan getaran yang tidak normal.
c) Bersihkan daerah saringan getar dari tumpahan minyak.
d) Pastikan aliran NOS lancar keluar dari Vibrating screen menuju ke
bottom cross coveyor.
e) Sebelum melakukan penghentian, saringan harus dibersihkan dengan
menggunakan air panas sampai tidak ada lagi minyak yang menempel.
f) Semua sisa-sisa yang terdapat di saringan harus dibersihkan sebelum
saringan getar dihentikan.
g) Bersihkan saringan dan areal disekitarnya sebelum menghentikannya.

45. Senin, 7 Agustus 2017


Kegiatan : Meninjau stasiun ketel uap/boiler
46. Selasa, 8 Agustus 2017
Kegiatan :

49
Top cross conveyor terletak pada bagian atas timba buah dan dipakai untuk
menerima brondolan dari timba buah dan mengantar ke
distributionconveyor.
a. Sebelum conveyor dijalankan, semua sampah yang tersangkut pada
rantai, sprocket, metalan gantung dan daerah lintasan harus
dibersihkan.
b. Ketika conveyor beroperasi, perhatikan daun ularan apakah ada yang
lepas dari as.
c. Periksa kebocoran pada gearbox/geared motor.
d. Conveyor dihentikan bila telah kosong.
1. Conveyor Tandan Kosong :
Alat ini digunakan untuk membawa tandan kosong dari Thresherke
penampungan sementara tandan kosong (hopper/incenerator).
perlu diperhatikan :
a. Lakukan pemeriksaan visual sepanjang conveyor ini. Roda rantai dan
lain-lain harus diteliti bila aus, slip, plat yang bengkok, baut yang
longgar dan sebagainya.
b. Sebelum conveyor dijalankan, semua sampah yang tersangkut pada
rantai, sprocket dan daerah lintasan harus dibersihkan.
c. Ketika conveyor beroperasi, perhatikan scrapper apakah ada yang
lepas dan bengkok dari rantai.
d. Periksa kebocoran pada gearbox/geared motor.
e. Conveyor dihentikan bila telah kosong.
f. Sebelum petugas meninggalkan stasiun ini, pastikan bahwa stasiun
47. Rabu, 9 Agustus 2017
Kegiatan : Mempelajari stasiun ketel uap
48. Kamis, 10 Agustus 2017
Kegiatan :
Mempelajari tahapan - tahapan dalam pengoprasian.Fruit Elevator.Fruit
elevator atau timba buah adalah alat untuk mengangkut buah/brondolan
dari bottom cross conveyor (ularan silang bawah) ke top crossconveyor

50
(ularan silang atas), untuk kemudian dibawa ke distributionconveyor
(ularan pembagi).
Alat ini terdiri dari sejumlah timba yang diikat pada rantai dan digerakkan
oleh elektromotor.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian :
a. Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap kebersihan dari elevator,
corong pemasukan dan pengeluaran, rantai elevator dan keausan gigi
sprocket dan tegangan rantai yang tepat. Periksa secara visual timba-
timba yang kendur.
b. Periksa ketinggian minyak pelumas pada gearbox dan perhatikan bila
ada kebocoran. Periksa secara visual kopling antara gearbox dan
electromotor. Pastikan electromotor dan gearbox dapat bekerja dengan
baik.
c. Pembersihan dan Pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.
49. Jumat, 11 Agustus 2017
Kegiatan : Mempelajari stasiun ketel uap
50. Sabtu, 12 Agustus 2017
Kegiatan :
Mempelajari stasiun ketel uap.Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
pengoperasian stasiun pabrik bijketel uap :
Conveyor
Yang dimaksud dengan conveyor di Ketel Uap (Boiler) adalah conveyor
yang dipergunakan untuk mengangkut bahan bakar fibre dan cangkang
dari Fibrecyclone, LTDS maupun Hydrocyclone.
Mulai :
a). Periksa daun, baut dan rantai Scrapper jangan sampai ada yang
bengkok/aus/ longgar.
b). Pastikan corong pengeluaran dan penutup conveyor bebas dari
hambatan.
c). Periksa conveyor dari suara gesekan yang tidak biasa pada saat
conveyor dioperasikan tanpa beban.

51
d). Periksa dan catat ampere pada saat tidak ada beban dan beban penuh.
Jika petunjuk di amperemeter di atas batas normal, hentikan conveyor
untuk pemeriksaan/perbaikan lebih lanjut.
e).Lakukan pemeriksaan pada gantungan metalan yang longgar, metalan
gantung yang aus, baut-baut rumah bearing yang longgar serta as yang
aus, motor penggerak, gearbox, V-belt, baut kopling.
f). Periksa kondisi elektro motor, oli gearbox, rantai gearbox, spi/pasak as
gearbox, kebersihan bagian dalam rotari feeder dari pintu pengamatan.
Pengoperasian :
a). Monitor terhadap suara dan gesekan yang tidak normal.
b). Periksa bila terjadi fibre yang berlebihan dan menimbulkan
penyumbatan.
Pemberhentian :
a). Jalankan conveyor sampai kosong.
b). Periksa tombol listrik dalam keadaan OFF.
c). Semua tumpahan dan kotoran harus dibersihkan secepat mungkin.
51. Minggu, 13 Agustus 2017
Kegiatan : Meninjau mesin Threser
Tahap – tahap pengoprasian mesin Threser
Pengoperasian
1. Masukkan buah masak ke dalam Thresher secara bertahap melalui
Auto Feeder.
2. Kerugian-kerugian yang terdapat pada unit penebah adalah sebagai
berikut
a. Kerugian minyak yang meresap pada tandan kosong.
b. Kerugian minyak akibat buah yang tidak lepas dari tandan.
c. Kerugian buah kattekopen ex–tandan kosong.
52. Senin, 14 Agustus 2017
a. Jika sudut kemiringan siku penahan dalam Thresher terlalu kecil
akan mengakibatkan janjangan kosong terlalu lama berada dalam
tromol sehingga tandan buah yang baru masuk bercampur dengan

52
janjangan kosong, maka janjangan kosong akan menyerap minyakl
dari tandan yang baru masuk.
b. Jika sudut kemiringan siku penahan terlalu besar, maka tandan
buah terlalu singkat berada dalam tromol, sehingga masih banyak
brondolan yang tertinggal pada janjangan kosong (losis).

53. Selasa, 15 Agustus 2017


Kegiatan :
Mempelajari tahapan - tahapan dalam pengoprasian Bunch Crusher.Bunch
Crusher adalah alat yang dipergunakan untuk memecah tandan sehingga
brondolan yang masih ketinggalan di dalam tandan terlepas.Seluruh
tandan kosong dicabik-cabik sampai bagian yang paling dalam sehingga
tidak ada lagi brondolan yang lengket di tandan kosong. Oleh karena itu
Bunch Crusher dapat mengantisipasi proses perebusan yang kurang
sempurna.
Pada pabrik yang belum ada Bunch Crusher, disediakan petugas untuk
mengutip kattekopen selama pabrik beroperasi.Dengan adanya Bunch
Crusher, petugas tsb tidak diperlukan lagi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian :
a. Pastikan bahwa conveyor penghantar tandan kosong dari Thresherke
Bunch Crusher dalam keadaan bersih dan baik kondisinya.
b. Pada saat beroperasi, pastikan bahwa seluruh tandan kosong tidak ada
yang tercecer diluar Bunch Crusher sehingga brondolan yang masih
lengket dalam tandan kosong terkutip seluruhnya.

54. Senin, 7 Agustus 2017


Kegiatan : Meninjau stasiun kempa.
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengoperasian Digester.Digester
atau ketel adukan adalah alat untuk melumatkan brondolan, sehingga
daging buah terlepas dari biji. Ketel pengaduk ini terdiri dari tabung
silinder yang berdiri tegak (volume 3,2-3,5 m3) yang di dalamnya

53
dipasang pisau-pisau pengaduk (stirring arms). Jumlah pisau ada 6 tingkat
yang terdiri dari 5 tingkat pisau pengaduk dan 1 tingkat pisau lempar atau
buang yang berada pada bagian bawah.Pisau-pisau diikatkan pada as/poros
dan digerakkan oleh electromotor. Pisau aduk digunakan untuk
mengaduk/melumat brondolan dan pisau bagian bawah (di samping
melumat/mengaduk), juga dipakai untuk pendorong massa keluar dari
ketel adukan menuju pressan.
Terjadinya pelumatan brondolan adalah akibat putaran/gesekan pisau
dan tekanan kebawah dari brondolan itu sendiri.Oleh karena itu semakin
banyak isian Digester, maka semakin lama waktu tinggal di Digester
(semakin lama diaduk) dan semakin menyempurnakan hasil
adukan.Penyambungan panjang pisau tanpa memperhatikan luas
penampang pisau adalah kurang efektif dalam menghasilkan hasil adukan
yang sempurna.
Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 95-1000C,
yang diberikan dengan cara menginjeksikan pemanasan mantel (jacket).
Pada awal pemasangan pisau baru, jarak ujung pisau dengan dinding
Digester maksimum 15 mm dengan tujuan tidak ada brondolan yang lolos
tidak teraduk walaupun berada di dinding Digester. Pada empat sisi
dinding Digester bagian dalam (terletak di antara pisau-pisau Digester),
dipasang siku penahan sebanyak 20 buah agar proses pengadukan lebih
sempurna.
Pada corong Digester menuju pressan dipasang pintu yang bisa
dibuka-tutup untuk menahan brondolan pada awal olah agar brondolan
dilumat dahulu sebelum dipress. Corong Digester yang tidak berpintu
mengakibatkan brondolan tidak diaduk dulu (pada awal olah) tetapi
langsung di press. Hal ini akan meningkatkan losis minyak dalam ampas
pressan.
Pada bagian bawah Digester dipasang bottom wearing plat yang
berlobang sebanyak ±1.200 buah dan berdiameter 5 mm, bila lobang
sebanyak ±1.800 buah diameternya 4 mm (sesuai desain Pabrik).

54
Lobang-lobang ini gunanya untuk mengalirkan minyak pada saat
berlangsungnya proses pengadukan sehingga massa tidak terlalu basah dan
proses pengadukan dan pengepressan menjadi lebih efektip. Jenis minyak
yang mengalir tanpa pengepresan ini belum terjadi emulsi dan lebih
mudah dipisahkan.Oleh karena itu minyak dari Digester mutlak harus
dialirkan untuk menghindarkan pembentukan emulsi.Berbeda dengan
minyak hasil pengepresan yang sudah terjadi emulsi dan lebih sulit
dipisahkan.
Setiap minggu dilakukan pembersihan bagian luar/dalam sekaligus
mengukur keausan pisau-pisau Digester, siku penahan, tumpat atau
tidaknya lobang bottom plat dan baut-baut yang kendur.
Kondisi keausan pisau dilaporkan secara tertulis (dibuat blanko
khusus) kepada Kepala Dinas Teknis (KDT).
Pelumatan dilakukan dengan cara :
a. Buah masak (brondolan ) dari conveyor pembagi dinasukkan dalam
ketel adukan, setelah ketel adukan dijalankan terlebih dahulu.
b. Isian Digester harus tetap penuh (minimal ¾) dan pintu Digester
menuju pressan pada awal pengisian brondolan ke Digester harus
tertutup
c. Setelah pengadukan berjalan ±15 menit, pintu Digester baru dibuka.

Sebelum Mulai :
d. Sebelum dijalankan, lakukan pemeriksaan visual terhadap
elektromotor, baut-baut, kopling, gearbox dan V-belt.
e. Periksa minyak pelumas gearboxDigester.
f. Bersihkan lingkungan kerja.
Mulai :
a. Buka kran pemasukan uap ke Digester.
b. Pastikan corong pintu pengeluaran dari Digester ke pressan dalam
keadaan tertutup, jalankan pisau pengaduk dan isi Digester.
c. Setelah Digester penuh :

55
1) Jalankan screw press.
2) Buka pintu pengeluaran Digester
3) Catat petunjuk pada ampermeter Digester sewaktu beroperasi.
4) Jalankan Digester yang berikutnya.

55. Selasa, 8 Agustus 2017


Kegiatan : Mempelajari tahap - tahap dalam pengoprasian stasiun
penebah
Pengoperasian :
a. Jagalah isian Digester tetap dalam keadaan 3/4 penuh. Bilamana
hal ini tidak dapat dilakukan karena satu dan lain hal sehingga isian
Digester hanya 1/4, maka hentikanlah Digester dan mesin press.
b. Pastikan bahwa temperatur pada Digester pada saat operasional
selalu berada pada 95-1000 C.
c. Perhatikan adanya bunyi yang tidak normal dari Digester dan
penggeraknya.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Digester :
1) Pelumatan/pemanasan buah harus baik, berarti daging buah
dengan sempurna lepas dari bijinya.
2) Masa adukan jangan terlalu lumat, serat-serat buah harus masih
jelas kelihatan namun lumatan harus homogen.
3) Pisau-pisau pengaduk harus pada kondisi baik, jika aus segera
diganti.
4) Waktu pelumatan 20-25 menit.
5) Lobang-lobang bottom wearing plat tidak tumpat dan hal ini
ditunjukkan adanya aliran minyak dari bottom plat ke talang
minyak (Oil gutter)
Penghentian :
a. Selalu jalankan Digester sampai semuanya kosong.
b. Tutup pintu pengeluaran Digesterdan hentikanDigester.
c. Tutup aliran uap ke Digester.

56
d. Bersihkan semua sampah dan kotoran diareal Digester pada saat shift
berlangsung.
e. Sebelum meninggalkan stasiun periksa semua tombol listrik dalam
keadaan OFF.
56. Rabu, 16 Agustus 2017
Kegiatan :Mempelajari tahap - tahap dalam pengoprasian stasiun kempa
a. Pressan adalah alat untuk memisahkan minyak kasar (crudeoil) dari
serat-serat dalam daging buah. Alat ini dilengkapi sebuah silinder
(presscylinder) yang berlubang-lubang (±22.000 buah) dan di
dalamnya terdapat 2 buah ulir (screw) yang berputar berlawanan arah.
b. Tekanan kempa diatur oleh 2 buah konus (cones) berada pada bagian
ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju mundur secara
hidraulik. Massa yang keluar dari ketel adukan masuk ke main screw
untuk dikempa lebih lanjut. Minyak yang keluar dari lobang silinder
press ditampung dalam talang minyak (Oil gutter). Untuk
mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada Oil gutter
dilakukan penambahan/pengenceran air panas dari hot water tank
dengan temperatur ≥950C.
c. Putaran main screw distel 10-11 per-menit sehingga berkapasitas 10-
11 ton TBS/jam. Pada pemasangan baru, jarak antara screw dan bagian
dalam silinder press adalah 2 mm. Jika jarak tersebut setelah
dioperasikan sudah mencapai 7 mm, maka main screw sudah dianggap
aus dan perlu diganti. Semakin aus kondisi main screw, semakin turun
kapasitas pressan. Keausan main screw dimulai dari ujung menuju ke
pangkal.
Sebelum mulai
a. Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap :
1) Elektromotor, V-belt kopling.
2) Periksa ketinggian oli dalam gearbox/oli dalam tangki hidraulik,
jalankan pompa dan test regulatornya, tambahkan oli jika
kurang.

57
3) Periksa pintu pengeluaran Digester dalam keadaan tertutup dan
pressan kosong.
4) Jalankan screw press, dengarkan suara getaran yang tidak biasa.
Baca petunjuk ampermeter dalam keadaan tanpa beban.
5) Bersihkan lingkungan kerja.
b. Periksa talang minyak (Oil gutter) dari kotoran dan pasir.
Mulai :
a. Periksa dan jalankan Cakebreaker conveyor (CBC), depericarper,
saringan getar.
b. Buka pintu pengeluaran Digester, operasikan cone hidraulik sampai
presscake keluar secara kontinu. Catat ampermeter motor penggerak
dimana ampermeter normal pada waktu beroperasi berkisar antara 35-
45 A.
c. Setting hidraulik menjadi automatis.
d. Atur suplai air panas ke talang minyak.
e. Periksa aliran minyak kasar danSludge berjalan lancar. Air pengencer
(dillution water) ± 20 % terhadap jumlah aliran minyak.
f. Catat petunjuk pada ampermeter bila beban keadaan penuh.
Dengarkan suara dan getaran yang tidak biasa.
Pengoperasian :
a. Pastikan Digester selalu dalam keadaan penuh.
b. Perhatikan suara-suara kasar dan getaran yang tidak biasa.
c. Pastikan massa/brondolan yang telah dilumat masuk ke dalam
pressan telah merata dan periksa pengeluaran presscake pada bagian
cone.
d. Periksa secara visual aliran minyak/air dalam talang minyak kasar
serta saringan getar. Atur campuran air panas sesuai kebutuhan.
e. Periksa talang minyak kasar kalau ada kebocoran.
f. Periksa mutu dari presscake secara teratur. Presscake ini tidak boleh
terlalu basah atau mengandung terlalu banyak biji yang pecah.
57. Kamis, 17 Agustus 2017

58
Kegiatan : Mempelajari mesin Fruit elevator
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengoprasiannya
Fruit elevator atau timba buah adalah alat untuk mengangkut
buah/brondolan dari bottom cross conveyor (ularan silang bawah) ke top
crossconveyor (ularan silang atas), untuk kemudian dibawa ke
distributionconveyor (ularan pembagi).
Alat ini terdiri dari sejumlah timba yang diikat pada rantai dan
digerakkan oleh elektromotor.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian :
a. Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap kebersihan dari
elevator, corong pemasukan dan pengeluaran, rantai elevator dan
keausan gigi sprocket dan tegangan rantai yang tepat. Periksa
secara visual timba-timba yang kendur.
b. Periksa ketinggian minyak pelumas pada gearbox dan perhatikan
bila ada kebocoran. Periksa secara visual kopling antara gearbox
dan electromotor. Pastikan electromotor dan gearbox dapat bekerja
dengan baik.
c. Pembersihan dan Pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap
minggu.

58. Jumat, 18 Agustus 2017


Kegiatan : Mempelajari alat buch crusher
Bunch Crusher adalah alat yang dipergunakan untuk memecah
tandan sehingga brondolan yang masih ketinggalan di dalam tandan
terlepas. Seluruh tandan kosong dicabik-cabik sampai bagian yang paling
dalam sehingga tidak ada lagi brondolan yang lengket di tandan kosong.
Oleh karena itu Bunch Crusher dapat mengantisipasi proses perebusan
yang kurang sempurna.
Pada pabrik yang belum ada Bunch Crusher, disediakan petugas
untuk mengutip kattekopen selama pabrik beroperasi.Dengan adanya
Bunch Crusher, petugas tsb tidak diperlukan lagi.

59
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian :
a. Pastikan bahwa conveyor penghantar tandan kosong dari
Thresherke Bunch Crusher dalam keadaan bersih dan baik
kondisinya.
b. Pada saat beroperasi, pastikan bahwa seluruh tandan kosong tidak
ada yang tercecer diluar Bunch Crusher sehingga brondolan yang
masih lengket dalam tandan kosong terkutip seluruhnya.

59. Sabtu, 19 Agustus 2017


Kegiatan : meninjau pabrik, berterimakasi dengan seluruh pegawai yang
telah memberikan waktu dan tenaga untuk memberikan pengetahuan
seputar pabrik kelapa sawit kepada kami, dan pamit pulang ke medan.

60
C. Refleksi
Setelah melaksanakan PKLI penulis melihat banyak hal yang berbeda
antara dunia usaha / industri dengan dunia pendidikan meskipun keduanya
merupakan bidang yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Dunia pendidikan
yang menekankan kepada teori dan disertai dengan pratik yang waktu
pelaksaannya terbatas menjadikan dunia usaha / industri sebagai bagian dari
pendukung dari pelaksanaan pendidikan, hal ini diakarenakan pada dunia industri
terutama industri otomotif seorang praktikum dituntut untuk lebih kreatif dan
proaktif. Oleh karena itu penulis melihat perlu adanya kerja sama antara dunia
pendidikan dengan dunia industri yang lebih intensif lagi agar penyelenggaraan
pendidikan terutama pada pendidikan kejuruan dapat lebih optimal dan para
mahasiswa mendapatkan pendidikan praktis dan pengalaman yang lebih. Selain
itu peserta didik dalam hal ini mahasiswa dituntut agar lebih giat lagi
melaksanakan praktik di industry dan di UNIMED.
Selama pelaksanaan PKLI penulis menyadari bahwa pengetahuan dan
pengalaman penulis masih belum maksimal hal ini dikarenakan oleh waktu
pelaksanaan yang cukup singkat dan selama PKLI yang menjadi kendala penulis
yaitu pengalaman penulis yang memang masih belum memadai. Untuk
mendapatkan pengalaman yang lebih penulis merasa sangat perlu untuk lebih
sering melakukan praktik baik yang ada di UNIMED maupun yang ada di dunia
industiri seperti pada PTPN IV Unit Berangir. Selain itu perlu adanya tambahan
informasi yang harus dimiliki oleh penulis seperti literatur – litratur yang
dibutuhkan baik milik pribadi maupun dari perpustakaan yang ada di Fakultas
Teknik UNIMED.
Beberapa hal yang menjadi refleksi bagi penulis sebagai praktikan setelah
melaksanakan PKLI yaitu :
a. Penulis dituntut untuk jauh lebih disiplin dan bertanggung jawab
terhadap pekerjaan apapun yang telah dilakukan.
b. PKLI menjadi wadah menjalin kerja sama dan mengembangkan
kemampuan serta pengalaman.

61
c. Pada dunia industri, mahasiswa dituntut untuk dapat menerapkan teori
di bangku perkuliahan.

62
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tujuan utama dari proses perebusan (Sterilizer) yaitu :
a. Menghentikan proses peningkatan Asam Lemak Bebas (ALB)
karena pemanasan saat perebusan dapat mematikan aktivitas
enzym-enzym yang dapat meningkatkan kadar ALB. Menurut
penelitian, enzim sudah tidak beraktivitas pada temperatur 500C.
b. Memudahkan brondolan terlepas dari tandan pada waktu proses
penebahan.
c. Mengurangi kadar air brondolan, memudahkan proses pada
Digester/kempa dan proses pengutipan minyak di stasiun
klarifikasi karena adanya perubahan komposisi kimia mesocarp
(daging buah).
d. Mencegah timbulnya biji berekor di Digester yang dapat
meningkatkan losis minyak.
e. Mengurangi kadar air pada biji sehingga memudahkan inti lekang
dari cangkang serta meningkatkan efisiensi pada saat proses
pemecahan biji di cracker atau ripple mill.
2. Dengan adanya PKLI maka mahasiswa sudah mampu membedakan
teori dengan Praktik sebenarnya dan mendapatkan pengalaman
langsung Praktik yang sesungguhnya di dunia industri tentang sistim
pengolahan kelapa swit.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan pengolahan dan mengotrol
/memonitoring sistem/cara kerja pengolahan kelapa sawit di PKS.
B. Saran
1. Selama PKLI mahasiswa harus lebih mampu dalam beradaptasi
dengan lingkungan kerja dan pihak industri sehingga pihak industri
tidak segan dan tidak ragu untuk membagi ilmu dan pengalaman.

63
2. Dalam melaksanakan pekerjaan mahasiswa dituntut untuk mandiri dan
bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.
3. Hendaknya dalam pekerjaan di perusahaan seharusnya tidak segan
mempekerjakan mahasiswa/i yang ingin membantunya dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
4. Dalam pelaksanaan peninjauan, mahasiswa agar tetap memperhatikan
beberapa hal, seperti : memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerja (K3), penggunaan peralatan yang sesuai, dan prosedur
pelaksanaan.

64
65

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Standar Prosedur Oprasi (SPO) Pengolahan Kelapa Sawit.


Medan: PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Harnawati, 2008. Panduan Lengkap Pengolahan Kebun Dan Pabrik Kelapa
Sawit. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Naibaho, P. 1999. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta: Swadaya.

Struktur Organisasi PKS Kebun Berangir 2017. PT. Perkebunan Nusantara IV


(Persero).

Anda mungkin juga menyukai