Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PKLI

SISTEM PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN


THRESHER PT. SINAR LANGKAT PERKASA

Oleh:

Ari Amjes Tri Ranu Ginting


5183121038

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2023
i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) di PMKS PT Sinar Langkat Perkasadan
telah menyelesaikan laporan PKLI yang berjudul “ SISTEM PERAWATAN
MESIN THRESHER PT. SINAR LANGKAT PERKASA”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Izwar lubis, S.T, M.T
selaku pembimbing Praktek Kerja Lapangan Industri yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan sehingga laporan Praktik Kerja Lapangan
Industri ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan.
2. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Selamat Riadi, M.T. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
4. Dr. Izwar lubis, S.T, M.T selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
5. Janter Pangaduan Simanjutak, S.T, M.T, Ph.D. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
6. Dr. Izwar lubis, S.T, M.T selaku dosen pembimbing PKLI
7. Bapak Tono Eriyanto selaku wakil manager dan juga pembimbing lapangan
kami.
8. Bapak Manosor Panjaitan selaku kepala personila Pt. Sinar Langkat Perkasa
9. Seluruh dosen dan pegawai di Lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
10. Teristimewa, kepada kedua orang tua tercinta, yang selalu mendukung
dengan penuh kasih sayang baik dengan doa dan materil.
11. Segenap rekan seperjuangan, khususnya mahasiswa Pendidikan Teknik

ii
Mesin 2018, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan banyak motivasi kepada penulis.
12. Zepanya halomoan simanjorang, Agung sembiring dan Aris zebua selaku
teman seperjuangan dalam PKL di PMKS PT Sinar Langkat Perkasa

13. Seluruh karyawan dalam lingkup PMKS PT Sinar Langkat Perkasa.


Penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan Industri ini masih
belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari
semua pihak demi kesempurnaan Laporan Praktik Kerja Lapangan Industri ini.
Akhir kata penulis berharap laporan Praktik Kerja Lapangan Industri ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Mei 2023

Ari Amjes Tri Ranu Ginting

NIM.5183121038

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Gambaran Umum Pekerjaan..........................................................................1

B. Maksud dan Tujuan........................................................................................6

C. Manfaat PKL..................................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................7

A. Kelapa Sawit..................................................................................................7

B. Stasiun Pembantingan (Threshing Station)..................................................13

C. Perawatan dan Perbaikan.............................................................................14

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN......................................................................20

A. Teknik Pelaksanaan......................................................................................20

B. Sistem Perawatan Mesin Thresher...............................................................23

C. Pembahasan Hasil PKLI..............................................................................30

D. Refleksi dan Pengalaman Lapangan............................................................31

BAB IV PENUTUP...................................................................................................33

A. Kesimpulan..................................................................................................33

B. Saran.............................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................35

LAMPIRAN..............................................................................................................36

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan proses kelapa sawit ………………………………………………..


….10
Gambar 2.Sketsa Stasiun Thresher............................................................................13
Gambar 3.Stasiun Thresher.......................................................................................26
Gambar 4.Tampak Belakang Thresher……………………………………..………..30

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran kegiatan PKLI...........................................................................36


Lampiran 2 Daftar Absensi PKLI.................................................................................39
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai PKLI dari DUDI................................................40
Lampiran 4 Daftar/Keterangan Nilai PKLI dari DUDI.................................................41
Lampiran 5 Surat penugasan Dosen Pembimbing.....................................................42

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Pekerjaan


Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) di PT. Sinar Langkat Perkasa,
salah satu kegiatan yang diamati adalah pengerjaan dan maintenance di Stasiun Thresher. Pada
stasiun thresher merupakan salah satu alur pengerjaan setelah TBS dituang dengan mesin tippler
dan langsung menuju ke drum thresher untuk membanting dan memisahkan buah dengan
janjangannya dalam proses pembuatan CPO.

Perawatan dan perbaikan adalah suatu aktifitas pada suatu mesin maupun komponen yang
meliputi seluruh material atau benda dengan tujuan agar saat beroperasi mesin ataupun
komponen tersebut berfungsi dengan baik dan memenuhi standard operasional kerja. Dapat
disimpulkan bahwa kegiatan perawatan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki
peralatan agar dapat melaksanakan kegiatan produksi dengan efektif dan efisien dengan hasil
produk yang berkualitas.

Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi, dimana apabila
sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka perawatan akan lebih
intensif (Noor Ahmadi, 2017)

Perawatan yang dimaksud adalah sistem perawatan pada mesin Thresher.

1) Gambaran perusahaan

PT Sinar Langkat Perkasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
perkebunan dan pabrik kelapa sawit (PKS) yang didirikan pada tanggal 31 Juli 2003 dengan
di tandatangani nya akta pendirian perusahaan oleh notaris Wenny Aditiya Kurniawan, dan
akta ini kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI pada
tanggal 15 Agustus 2003. Perusahaan ini baru mulai beroperasi pada tahun 2006. Alamat PT
Sinar Langkat Perkasa di Simpang Pondok, Lingkungan XI Dusun Rambung Putih,
Kelurahan Pekan Selesai Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara.

1
Komitmen perusahan dalam hal ini penerimaan tenaga kerja lebih mengutamakan warga
sekitar. Tenaga kerja saat ini berjumlah sekitar 146 orang. Sistem kerja yang berlaku di
perusahaan senantiasa mengacu kepada undang – undang ketenagakerjaan yang berlaku di
Indonesia. Jumlah jam kerja selama 7 jam sehari dengan upah berdasarkan kepada
standard pengupahan yang sesuai dengan pengupahan yang sesuai dengan UMR (Upah
Minimum Regional).

Bahan baku yang berupa tandan buah segar kelapa sawit diperoleh dari divisi perkebunan.
Perusahan juga menerima pasukan TBS dari petani kelapa sawit dengan sistem jual beli. Buah
kelapa sawit para petani harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahan yaitu
buah sawit yang telah matang. Kematangan buah kelapa sawit sangat penting karena sangat
berpengaruh besar terhadap kualitas Crude Palm Oil (CPO). Oleh karena itu setiap TBS yang
diantar pada petani ke perusahan akan dilakukan sortir secara ketat.

Hanya buah yang memenuhi kualifikasi yang ditentukan yang diterima, jika kualitas buah
tersebut tidak bagus maka akan dikembalikan kepada penjual, Jenis usaha di PT Sinar Langkat
Perkasa bergerak dalam bidang perkebunan dan pabrik pengolahan Tandan Buah Segar menjadi
Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). CPO yang dihasilkan akan dijual ke perusahaan
lain untuk diproses lebih lanjut dengan sistem kontrak jual beli. PT Sinar Langkat Perkasa juga
menghasilkan produk lain berupa kompos dan asam tinggi. Kompos dan asam tinggi merupakan
salah satu produk yang dijual, namun tidak merupakan produksi utama melainkan produksi
sampingan dari PT Sinar Langkat Perkasa.

Struktur organisasi PT. Sinar Langkat Perkasa yang terdapat pada lampiran 1 dipimpin
oleh seorang general manager dan wakil manager yang membawahi delapan kepala bidang yaitu,
asisten kebun, kepala maintenance, kepala proses, kepala personalia, kepala laboratorium, kepala
gudang, kepala timbangan dan kepala bidang sortasi, yang masing-masing memiliki beberapa
anggota yang membantu pekerjaan selama perusahaan ini berjalan dengan pengerjaan 2 shift per
hari yang dimulai shift 1 dari pukul 08.00 -15.00 WIB dan shift 2 mulai dari 15.00 - 22.00 WIB.

2
Komisaris

Direktur Utama

General Manager Accounting

Wakil Manager

Asisten Kebun Ka. Maintenance Ka. Proses I dan II Ka. Personalia Ka. Laboratorium Ka. Gudang Ka. Timbangan Ka. Sortasi

Mandor Proses I Mandor


Mandor Kebun Mandor Bengkel Mandor Listrik Cleaning Service Helper Helper Mandor Group
dan II Laboratorium

Helper Helper Helper Helper I dan II Security Helper Helper

Administrasi

Payroll

Struktur organisani perusahaan :

1. General manager
General Manager merupakan pimpinan perusahan dan penanggung jawab

3
tertinggi terhadap seluruh kegiatan perusahaan. Bertugas mengkoordinasikan
seluruh kegiatan dengan manajer bidang sehingga perusahaan menjadi maju.

2. Asisten kebun
Asisten kebun bertanggung jawab dalam bidang pengelolahaan perkebunan kelapa
sawit milik perusahaan perusahaan dengan tujuan meningkatkan meningkatkan
pendapatan tanda pendapatan tandan buah segar (TBS) yang memiliki kualitas
yang bagus,

3. Kepala maintenance
Kepala maintenance bertanggung jawab mengelolah, mengurus dan
mengkordinasikan kegiatan pemeliharaan mesin-mesin produksi yang berkaitan

4
dalam pengelolaan tandan buah segar kelapa sawit menjadi menjadi crude
palm oil(CPO).

4. Kepala proses
Kepala proses bertanggung jawab dalam proses produksi mulai dari
perebusan kelapa sawit sampai menjadi CPO

5. Kepala personalia
Kepala personalia bertanggung jawab sebagai pengatur
administrasi perusahaan.

6. Kepala laboratorium
Kepala laboratorium bertangung jawab terhadap pengujian kuliatas
CPO sebelum dipasarkan dan menguji limbah yg dihasilkan pabrik yg
kemudian dilaporkan kepada amdal setempat.

7. Kepala gudang
Kepala gudang bertangung jawab atas pemenuhan semua
kebutuhan perusahaan termasuk sarana yang diperlukan untuk
kelangsungan pabrik kelangsungan pabrik dalam kegiatan produksi.

8. Kepala timbangan
Kepala timbangan bertanggung jawab dan melalukkan
pengawasan dari proses proses penimbangan penimbangan tandan
buah segar(TBS) dari kebun atau pun dari masyarakat sekitar yg
menjual keperusahaan.

9. Kepala sortasi
Kepala sortasi memiliki tanggung jawab atas pelaksaan sortir atas
pelaksaan sortir tandan (TBS) yg layak diolah.
B. Maksud dan Tujuan

Tujuan dan sasaran mahasiswa dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan Industri
di PT. Sinar Langkat Perkasa adalah:

1. Mahasiswa dapat memahami dan mempelajari mengenai sistem perawatan pada


mesin thresher.
2. Mahasiswa dapat memahami mengenai pengecekan harian pada mesin thresher.
3. Mahasiswa dapat mengamati dan memahami proses perbaikan kerusakan pada
stasiun thresher.
4. Mahasiswa memahami dan mempelajari alur pengerjaan proses pembuatan
Crude Palm Oil yang terdapat pada stasiun thresher.

C. Manfaat PKL
Manfaat PKL adalah upaya membekali lulusan dengan pengenalan lapangan
sebagai bentuk pembelajaran praktek di luar proses belajar mengajar di kelas.
Adapun tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan Industri ini adalah:
Bagi Mahasiswa:
1. Mendapatkan pengalaman dari lapangan dan menghubungkan pengetahuan
akademik dengan keterampilan mengenai proses pembuatan CPO.
2. Meningkatkan Soft Skill dalam bekerja sama dan bergaul dengan lingkungan
PKLI.
3. Mendapatkan pengetahuan mengenai sistem maintenance pada stasiun thresher.
Bagi Universitas:
1. Sebagai bentuk kerjasama universitas dengan perusahaan dalam memajukan
pendidikan.
2. Sebagai tolak ukur bagi universitas untuk menyokong mahasiswa dalam
memasuki dunia industry.
Bagi Perusahaan:
1. Sebagai bentuk kerjasama perusahaan dengan universitas dalam memajukan
Pendidikan.

6
2. Mendapatkan pendapat dan saran dari mahasiswa untuk peningkatan yang lebih
baik lagi bagi kinerja perusahaan
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pabrik Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setelah berumur sekitar 30 bulan
setelah ditanam dilapangan. Buah yang dihasilkan disebut TBS. Produksifitas
tanaman kelapa sawit meningkat mulai umur 7-10 tahun dan akan menurun kembali
setelah umur 15-25 tahun. Setiap pohon sawit dapat menghasilkan 10-15 ton per
tahun dengan berat 3-4 kg per tandan, tergantung umur tanaman. Di dalam tandan,
terdapat 1000-3000 brondolan dengan berat berkisar antara 10-30 gram per
brondolan.
Bahan dasar untuk pengolahan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil
(CPO) dan inti sawit Polm Kernel (PK) di pabrik kelapa sawit atau PKS, berupa
tandan buah segar dan brondolan kelapa sawit. Pengolahan kelapa sawit menjadi
CPO tahapan proses meliputi pemanenan untuk mendapatkan bahan baku yang
memenuhi kriteria, penerimaan TBS, Sterilisasi, dan Ekstraksi kemudian dimurnikan
dan dikeringkan untuk di eksport.
Dalam industri minyak kelapa sawit, kualitas dan mutu minyak sangat
ditentukan oleh kemurnian minyak yang disebabkan oleh kadar asam lemak bebas
(G.Aisjah, 1993)

Menurut (Pardamean, 2006) pabrik pengolahan kelapa sawit merupakan unit


yang melakukan operasional proses untuk memperoleh minyak (CPO) dan inti sawit
(kernel) dari buah sawit.
TBS diolah dipabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Minyak
dan inti yang dihasilkan di PKS merupakan produk setengah jadi. Minyak mentah
atau CPO dan PK harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan bahan jadi.
CPO ini merupakan produk level pertama yang dapat memberikan nilai
tambah sekitar 30% dari nilai jual tandan buah segar (wahyudi, 2013).

7
Stasius proses pengolahan TBS menjadi CPO umumnya terdiri dari beberapa
stasiun, yaitu Stasiun Penerimaan Buah (Reception Station) tempat ini merupakan
proses pertama dalam pabrik kelapa sawit diamana buah sawit diterima ditempat ini
dari kebun sawit. Pada tempat ini buah akan ditimbang dan disortir berdasarkan
kualitasnya. Kemudian dilanjutan ke Stasiun Loading Ramp (Loading Ramp Station)
Pada stasiun ini, buah sawit akan direbus atau sering juga disebut sebagai sterilisasi
menggunakan steam. Kemudian dilanjutkan Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
Stasiun ini berfungsi untuk memisahkan butir-butir buah dari  tandan dengan cara
membanting buah sawit di dalam drum yang berputar. Stasiun Pembantingan
(Threshing Station) Stasiun ini berfungsi untuk  memisahkan butir-butir buah dari
tandan dengan cara membanting buah sawit di dalam drum yang berputar. Stasiun
Kempa (Pressing Station) Pada tempat ini buah akan dipress dan tandan kosong akan
diolah untuk dijadikan bahan bakar boiler. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station)
Pada tahap ini terjadi proses pemurnian minyak sawit yang dihasilkan pada tahap
stasiun press menjadi minyak yang memenuhi standar yang ada pada pabrik kelapa
sawit.
Stasiun Kernel (Kernel Recovery Station) Pada tahap ini akan dilakukan
proses pemisahan campuran ampas dan biji yang keluar dari screw press diproses
untuk menghasilkan cangkang (shell) dan fibre sebagai bahan bakar boiler serta inti
sawit (kernel) sebagai hasil produksi yang siap dipasarkan dan juga ada yang
mengolahnya langsung untuk mendapatkan palm kernel oil (PKO).Stasiun Boiler
(Boiler Station) Stasiun ini merupakan tempat untuk mengolah air menjadi steam
yang akan digunakan dalam proses pabrik kelapa sawit baik sebagai media pemanas
ataupun media penggerak. Stasiun Kamar Mesin (Power Horse Stasiun) empat ini
merupakan tempat untuk menyediakan sumber energi listrik untuk menjalankan
proses yang ada pada pabrik kelapa sawit. Stasiun Water Treatment (Water
Treatment Stasiun) tempat untuk mengolah air sehingga diperoleh air bersih yang
diperlukan pada pabrik kelapa sawit.
Pada laporan ini berfokus pada sistem perawatan mesin pada Stasiun
Pembanting (Thresher).

8
B. Proses Pabrik Kelapa Sawit
Kelapa sawit adalah industri yang sangat besar di Indonesia. Setiap tahun,
puluhan juta ton minyak sawit diproduksi untuk memenuhi permintaan pasar
dunia. Namun, banyak masyarakat belum paham bagaimana proses pengolahan
kelapa sawit bekerja. Dalam proses produksi kelapa sawit, ada 13 langkah yang
harus dilewati untuk menghasilkan minyak sawit yang sempurna. Proses-proses
tersebut adalah, sebagai berikut

1. Pemilihan Bahan Baku

2. Stasiun Timbangan

3. Stasiun Sortasi

4. Stasiun Perebusan

5. Stasiun Pengepresan

6. Stasiun Pengutipan/ Pemurnian Minyak (Clarification Station)

7. Stasiun Pengumpul Janjangan Kosong (Empty Bunch Hopper Station)

8. Stasiun Tangki Penimbunan Minyak (Storage Tank Station)

9. Stasiun Pengutipan Inti (Kernel Plant Station)

10. Stasiun Pemurnian Air (Water Treatment Station)

11. Stasiun Pembangkit Tenaga (Power Plant Station)

12. Stasiun Ketel Uap (Steam Boiler Station)

13. Stasiun Air Limbah (Effluent Treatment Station)

karena keunggulan dan sifat yang dimilikinya, minyak sawit dapat digunakan
untuk berbagai macam kegunaan, minyak sawit memiliki sifat tahan oksidasi
dengan tekanan tinggi, bahan kimia yang tidak larut pun dapat terlarutkan oleh
minyak sawit, dan efeknya untuk tubuh pun tidak menimbulkan efek iritasi pada
tubuh karena mempunyai daya lapis yang tinggi dalam bidang kosmetik, selain
kedua itu, bagian yang paling berguna yaitu buahnya, Bagian daging buah ini

9
dapat menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang dapat diolah menjadi
bahan baku minyak dan berbagai jenis turunannya, selain dengan keunggulannya
minyak kelapa sawit memiliki harga yang relatif murah dan rendah kolesterol,
kandungan karoten tinggi dan merupakan bahan baku margarin.

Terdapat juga Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit yaitu seperti contoh
berikut ini;

Loading Ramp
Janjang
Kosong Ke (TBS 100%)
Lapangan
Uap
Sterilizer Condensat

Threser
Hopper
Janjang Kosong

Incinerator Digester

Abu Janjang Screw Press


Minyak

Ampas
Depericarper Vibrating Screen
Serabut
Biji Air Panas
Crude Oil Tank
Polishing Drum
Uap

Nut Silo Clarifier Tank


Sludge +
Oil
Ripple Mill Sluge Tank
Oil

Pneumatic Separating Pure Oil Tank


Column
Cangkang Sludge
Vacuum Drier Separator/Decanter
Clay Bath
Cangkang
Crude Palm Oil

Kernel Silo Boiler Effluent


Storage Tank
Steam 20 Kg/cm 2

Kernel (IKS) Uap ke proses


Power House BPV Steam ( 3-4 Pengolahan
kg/cm2 ) 10
Gambar 1. Bagan proses kelapa sawit

C. Stasiun Pembanting (Thresher)


Menurut (Siregar, 2011) berfungsi untuk memisahkan TBS yang telah direbus
antara brondolan dan janjang kosong dengan cara diputar dan dibanting. Menurut
(Naibaho, 1998) Thresher atau alat pemipil buah berperan untuk memisahkan buah
dari tandan yang telah direbus. Buah yang telah di rebus menunjukkan brondolan
masih berada diantara bulir, sehingga perlu dikeluarkan. Keberhasilan perebusan jika
tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi. Oleh
sebab itu perlu dilakukan pemipilan yang lebih sempurna. Dan perlu ditambahkan
bahwa keberhasilan pemipilan juga tergantung pada proses perebusan. TBS berikut
lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan ke alat pemipil
dengan bantuan tippler dan transfer carriage. Proses pemipilan terjadi akibat tromol
berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga
membanting-banting TBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dari
tandannya.

Pada bagian dalam dari pemipil, dipasang batang-batang besi perantara


sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brodolan keluar dari pemipil.
Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh sebuah screw
conveyor untuk dikirim ke bagian digesting dan pressing. Sementara, tandan kosong
yang keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh elevator.

Kemudian, hasil tersebut dikirim ke hopper untuk dijadikan pupuk janjang


kosong dan jika masih berlebih diteruskan ke incinerator untuk dibakar dan dijadikan
pupuk abu janjang. Thresher ini berupa drum silinder panjang yang berputar secara
horizontal dengan kecepatan putar 21-24 rpm. Drum dirancang dengan kisi–kisi yang
berfungsi untuk meloloskan brondolan. Thresher ini berkapasitas 30 ton/jam.

11
Stasiun Threshing terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin dan dalam
proses pengoperasiannya sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan desain
dari pada stasiun ini adalah sebagai berikut :

 Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan
tandannya dengan sistem bantingan.

 Untuk menjaga kestabilan/pemerataan secara berkala agar kapasitas


pengolahan Tandan Buah Segar dapat tercapai sesuai desain pabrik dengan
pengoperasian tippler, rpm auto feeder maupun supervisi yang benar.

 Menjaga oil loss maupun kernel loss seoptimal mungkin agar berada dibawah
target/parameter yang sudah disepakati perusahaan.

 Jadi, kapasitas desain saja tidaklah cukup untuk mendapatkan tujuan di atas
tanpa kesatuan sistem pengoperasian alat yang benar pada stasiun ini maupun
dukungan dari stasiun-stasiun lainnya.

Silinder (drum) yang dihubungkan ke poros oleh 2 buah thresher arm yang
dipasang pada jarak tertentu di sepanjang poros. Kulit silinder terbuat dari plat-plat
strip baja yang disusun memanjang dan diikat dengan sambungan las pada ring-ring
dari plat baja sedemikian sehingga kulit silinder tersebut berupa celah-celah untuk
melewatkan brondolan yang sudah terlepas dari tandanya. Di dalam silinder terdapat
juga plat pengarah yang fungsinya mengangkat tandan sawit dan mengarahkannya ke
ujung silinder yang berlawanan arah masuknya tandan buah sawit. Proses pelepasan
buah dari tandannya adalah dengan menjatuhkan kelapa sawit di dalam silinder
sebelum akhirnya keluar menjadi brondolan dan tandan kosong

Hasil proses pada stasiun ini adalah memisahkan brondolan (cook fruitless)
dari tandannya dengan cara beberapa kali bantingan pada drum thresher. Brondolan
(cook fruitless) dibawa ke stasiun press dengan fruit elevator maupun conveyor untuk
diekstraksi, kemudian tandan kosongnya (janjangan kosong/jjk) dibawa ke lokasi
penimbunan sementara (empty bunch area) di luar Pabrik Kelapa Sawit dan
dimanfaatkan menjadi pupuk. Stasiun Threshing merupakan satu desain dengan
sistem yang sederhana, namun tak kalah pentingnya untuk menjembatani

12
kelangsungan dan keberhasilan proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada
Pabrik Kelapa Sawit.

Gambar 2. Stasiun Threser

13
Sistem Thresher yang digunakan di PMKS Sinar Langkat Perkasa yaitu Sistem
Tippler. Aktivitas tipping time adalah:

 Memasukkan lori ke dalam tipper.


 Membalikkan tipper untuk menuang tandan buah rebus secara perlahan-
lahan, dengan tujuan agar penumpahan tandan buah rebus tidak terlalu
banyak, untuk menghindari over load.
 Mengembalikan pada posisi normal.
 Mengeluarkan lori dari dalam tipper.

Stasiun Thresher terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin dan dalam proses
pengoperasian nya sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan desain dari
pada stasiun ini adalah sebagai berikut:

 Untuk melepaskan tongkos dengan brondolan dengan cara membanting.


 Untuk menjaga pemerataan secara berkala agar volume pengolahan TBS
dapat terpenuhi sesuai dengan desain pabrik dengan penggunaan alat yang
benar.
 Menghindari oil losses maupun kernel losses yang berlebih dan menjaga agar
dibawah batas/parameter yang di tetapkan perusahaan.

14
D. Perawatan dan Perbaikan

1.
2.
1. Perawatan (Maintenance)
Menurut, (Sumantri, 1989) “untuk dapat melakukan suatu pencapaian
efektif dan efisien dalam perawatan maka diperlukan model perawatan
dan mengantisipasi kapan perlu dilakukan perbaikan mesin atau peralatan
dan kapan diperlukan perawatan guna mencegah terjadi kerusakan pada
mesin atau alat untuk produksi’’.
Gangguan pada mesin juga dapat timbul akibat ketidak mampuan
operator melakukan aktifitas pemeliharaan mesin secara sederhana,
operator tidak memiliki bekal pengetahuan teknis yang memadai tentang
mesin yang dioperasikan nya, tidak mampu mengontrol mesin yang
sedang bekerja serta sikap mental yang negatif, seperti menganggap
mesin bukan miliknya sendiri sehingga pengoperasian tidak sungguh-
sungguh. Maka mesin-mesin perkakas perlu dilakukan perawatan.

15
Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan
untuk menjaga atau mempertahankan kualitas agar tetap dapat berfungsi
dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya. Perawatan juga
didefinisikan sebagai suatu kegiatan merawat fasilitas dan
menempatkannya pada kondisi siap pakai sesuai dengan kebutuhan.
Dengan kata lain perawatan merupakan aktivitas dalam rangka
mengupayakan fasilitas produksi berada pada kondisi/kemampuan
produksi yang dikehendaki. Perawatan merupakan suatu fungsi utama
dalam suatu unit organisasi/usaha/industri. Fungsi lainnya diantaranya
adalah pemasaran, keuangan, produksi dan sumber daya manusia.
2. Tujuan Perawatan
Secara umum manajemen perawatan industri memiliki beberapa tujuan
(Kurniawan, 2013):
a) Mengatasi segala permasalahan, yang berkenan dengan
kontinuitas aktivitas pabrik.
b) Memperpanjang umur pengoperasian peralatan dan fasilitas
industri.
c) Meminimalisasi Downtime, yaitu waktu selama proses produksi
berhenti (waktu menunggu) yang dapat mengganggu kontinuitas
proses.
d) Meningkatkan efisiensi sumber daya produksi
e) Peningkatan profesionalisme personil departemen perawatan
industri.
f) Meningkatkan nilai tambah produk, sehingga perusahaan dapat
bersaing di pasar global.
g) Membantu para pengambil keputusan, sehingga dapat memilih
solusi optimal terhadap kebijakan perawatan fasilitas industri.
h) Melakukan perencanaan terhadap perawatan preventif, sehingga
memudahkan dalam proses pengontrolan aktivitas perawatan.
i) Mereduksi biaya perbaikan dan biaya yang timbul dari
berhentinya proses karena permasalahan keandalan mesin.

16
3. Jenis Perawatan
Filosofi perawatan untuk fasilitas produksi pada dasarnya adalah menjaga
level maksimum konsistensi optimal produksi dan keberlangsungan tanpa
mengesampingkan keselamatan. untuk mencapai filosofi tersebut
digunakan strategi perawatan (maintenances strategies). Proses perawatan
mesin dilakukan oleh suatu perusahaan umumnya terbagi dalam dua
bagian yaitu perawatan terencana (planned maintenance) dan perawatan
tidak terencana (unplanned maintenance) (Nachrul dan Mustajib, 2013)
a) Planned Maintenance (Pemeliharaan Terencana)
Planned Maintenance merupakan Pemeliharaan yang di
organisasikan dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan,
pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Keuntungan Planned Maintenance antara
lain:
b) Pengurangan pemeliharaan darurat, ini tidak diragukan lagi
merupakan alasan utama untuk merencanakan kerja pemeliharaan.
c) Pengurangan waktu nganggur, hal ini tidaklah sama dengan
pengurangan waktu reparasi pemeliharaan darurat. Waktu yang
digunakan untuk pembelian suku cadang, baik dibeli dari luar atau
dibuat local, mengakibatkan waktu nganggur meskipun pekerjaan
darurat tersebut misalnya hanya memasang bagian mesin yang
tidak lama.
d) Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi, hal ini erat
hubungannya dengan pengurangan waktu nganggur pada mesin
atau pelayanan.
e) Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan dan
produksi.
f) Pengurangan penggantian suku cadang.
g) Meningkatkan efisiensi mesin atau peralatan.
h) Preventive Maintenance (Pemeliharaan Pencegahan)

17
Perkembangan dunia industri yang semakin pesat, mengakibatkan
adanya peningkatan kompetisi di dunia industri, sehingga
perusahaan-perusahaan industri berlomba-lomba untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi. Salah satunya
adalah upaya perusahaan dalam memperpanjang waktu
pengoperasian suatu fasilitas industri dan mengurangi kerugian
produksi yang diakibatkan oleh rusaknya peralatan. Hal ini
memerlukan suatu program perawatan yang terencana dengan baik
serta pengambilan keputusan yang tepat.
Preventive maintenance merupakan alternatif terbaik dalam
memecahkan masalah tersebut, karena terkadang departemen
perawatan disuatu perusahaan industri tidak mempertimbangkan
kemungkinan adanya kerusakan mesin secara tiba-tiba
(Kurniawan, 2013).
Perawatan pencegahan (Preventive Maintenance) adalah inspeksi
secara periodik untuk mendeteksi kondisi yang dapat
menyebabkan kondisi mesin rusak (breakdown) atau terhentinya
proses sehingga dapat mengembalikan kondisi peralatan seperti
pada saat peralatan itu ada.
Preventive Maintenance merupakan proses deteksi dan perawatan
dari ketidaknormalan peralatan sebelum timbul kerusakan yang
menyebabkan kerugian (Kurniawan, 2013).
Secara umum Preventive Maintenance dapat diklasifikasikan
menjadi 2 aktivitas, antara lain: 1. Inspeksi secara periodik. 2.
Pemulihan terencana dari kerusakan berdasarkan hasil inspeksi
tersebut. Sistem perawatan yang paling efektif diterapkan dalam
perusahaan industri adalah perawatan preventif (Preventive
Maintenance). Kegiatan perawatan, sebaiknya dilakukan sesuai
dengan jadwal dan sifatnya direncanakan. Perawatan preventif
adalah aktivitas perawatan, guna menghindari kerusakan yang
terjadi secara tiba-tiba, melalui sistem perawatan berkala dan
terencana (Kurniawan, 2013).

18
Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan industri adalah
dalam menentukan penjadwalan preventif, sehingga jadwal yang
telah ditetapkan terkadang kurang optimal, dan berdampak
terhadap output produksi. Penentuan interval waktu optimum,
dapat membantu perusahaan dalam menetapkan waktu perawatan,
sehingga kehilangan sumber daya akibat terhentinya proses secara
dini dapat diantisipasi secara dini.
Hal ini dilakukan untuk menentukan interval waktu yang optimum
pada perawatan preventif terhadap mesin produksi berdasarkan
biaya terendah (Kurniawan, 2013).
i) Predictive Maintenance (Pemeliharaan Prediktif)
Jenis pemeliharaan ini biasa disebut predictive maintenance,
pemeliharaan ini memerlukan data performa mesin, pengujian dan
pengawasan secara visual. Selanjutnya akan digunakan untuk
membuat perencanaan penjadwalan pemeliharaan sebelum
terjadinya kegagalan.

j) Unplanned Maintenance (Pemeliharaan Tidak Terencana)


Unplanned maintenance biasanya bisa berupa breakdown/
emergency maintenance. Breakdown/emergency maintenance
(pemeliharaan darurat) adalah tindakan maintenance yang tidak
dapat dilakukan pada mesin peralatan yang masih dapat
beroperasi, sampai mesin atau peralatan tersebut rusak dan tidak
dapat berfungsi lagi (Jono, 2015)
k) Autonomous Maintenance (Pemeliharaan Mandiri)
Autonomous Maintenance atau pemeliharaan mandiri merupakan
suatu kegiatan untuk dapat meningkatkan produktivitas dan
efisiensi mesin/peralatan melalui kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh operator untuk memelihara mesin atau peralatan
yang mereka tangani sendiri (Jono, 2015)
l) Corrective Maintenance (Pemeliharaan Korekif)

19
Perawatan koreksi dilakukan setelah terjadinya kerusakan,
sehingga merupakan bagian dari perawatan yang tidak terencana.
Corrective Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan pada
peralatan sehingga peralatan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Breakdown Maintenance merupakan kegiatan yang dilakukan
setelah terjadinya kerusakan dan untuk memperbaikinya tentu
harus menyiapkan suku cadang dan perlengkapan lainnya untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut (Nachrul dan Mustajib, 2013)
Kegiatan perawatan korektif meliputi seluruh aktivitas
mengembalikan sistem dari keadaan rusak menjadi dapat
beroperasi kembali. Perbaikan baru terjadi ketika mengalami
kerusakan, walaupun terdapat beberapa perbaikan yang dapat
diundur. Perawatan korektif dapat dihitung sebagai Mean Time to
Repaire (MTTR). Waktu perbaikan ini meliputi beberapa aktivitas
yang terbagi menjadi 3 bagian, antara lain:
 Persiapan (Preparation Time), berupa persiapan tenaga
kerja untuk melakukan pekerjaan ini, adanya alat dan
peralatan test, dan lain-lain.
 Perawatan (Active Maintenance Time), berupa kegiatan
rutin dan pekerjaan perawatan.
 Menunggu dan Logistik (Delay Time and Logistik Time)
berupa waktu menunggu persediaan.
Strategi Corrective Maintenance sering dikatakan sebagai “Run to
Failure”. Banyak dilakukan pada kelompok elektronik. Suatu
keputusan untuk mengoperasikan peralatan sampai terjadi
kerusakan karena ditinjau dari segi ekonomis tidak
menguntungkan untuk melakukan suatu perawatan (Ansori, 2013).

20
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN

A. Teknik Pelaksanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaa PKLI dapat diliat pada tabel di
bawah ini :
Jurnal kegiatan

NO TANGGAL TEMPAT AKTIVITAS

Melakukan Kegiatan administrasi,


Bertemu dan berdiskusi dengan Mill
1 16 Maret 2023 Ruang Personalia Manager, Personalia dan Asisten
Maintenance membahas tentang
kegiatan PKLI yang akan dilakukan.
Pengenalan Stasiun Dan Proses
2 17 Maret 2023 Pabrik
Pengeerjaan Mesin
Mengamati Pemilihan Buah Tbs
3 18 Maret 2023 Sortasi
Yang Layak Dan Tidak Layak
Mengamati Penampungan Tbs Ke
Stasiun Loading
4 20 Maret 2023 Dalam Lori
Ramp

Stasiun Perebusan Mengamati Proses Perebusan Tbs


5 21 Maret 2023
(Sterlizer)

Stasiun Pembanting Belajar Menjalankan Tippler


6 23 Maret 2023
(Thresher)

Stasiun Pembanting Mengamati Cara Kerja Thresher


7 24 Maret 2023
(Thresher)
Mengamati Cara Kerja Screw Press
Stasiun Press
8 25 Maret 2023
(Pengempaan)

21
Stasiun Press Mengamati Cara Kerja Digester
9 27 Maret 2023
(Pengempaan)
Berdiskusi Tentang Proses Cara
10 28 Maret 2023 Ruang Manajer
Kerja Pabrik

Berdiskusi Tentang Proses Cara


11 29 Maret 2023 Ruang Manajer Kerja Pabrik

Mengamati Cara Kerja Di Stasiun


12 30 Maret 2023 Stasiun Boiler Boiler

Melihat-Lihat Mesin Apa-Apa Saja


13 31 Maret 2023 Kamar Mesin Yang Terdapat Di Dalam Kamar
Mesin
Mengamati/Mencari Tahu Fungsi
14 1 April 2023 Kamar Mesin Mesin-Mesin Yang Ada Di Kamar
Mesin
Mengamati Bagaimana Cara Kerja
15 3 April 2023 Jembatan Timbangan
Penimbangan Yang Benar
Mengamati Cara Kerja Stasiun
16 4 April 2023 Stasiun Klarifikasi Klarivikasi

Mengamati Cara Kerja Di Ruang


17 5 April 2023 Ruang Laboratorium Laboraturium

Mengamati Cara Kerja Di Stasiun


18 6 April 2023 Stasiun Karnel Karnel

Mengamati Cara Kerja Di Stasiun


Stasiun Water
19 8 April 2023 Water Treatment
Treatment

Mengamati lanjut serta memahami


Stasiun Perebusan fungsi dan proses kerja pada stasiun
20 10 April 2023
(Sterlizer)
Perebusan (Sterlizer
21 11 April 2023 Stasiun Perebusan Mengamati serta memahami fungsi
(Sterlizer) dan cara kerja pada proses
perebusan TBS (tandan buah segar)

22
distasiun Perebusan (Sterlizer
22 Berdiskusi dengan operator
Stasiun Perebusan mengenai pengoperasian mesin pada
12 April 2023
(Sterlizer)
stasiun Stasiun Perebusan

Stasiun Perebusan Mengambil data peroses perebusan


23 13 April 2023
(Sterlizer) pada stasiun (Sterlizer)

24 14 April 2023 Limbah Melihat Cara Pengolahan Limbah

Berdiskusi Dengan Pembimbing


Lapangan Tentang Pembuatan
25 15 April 2023 Ruang Manajer
Laporan

Berdiskusi Dengan Pembimbing


Lapangan Tentang Pembuatan
26 19 juni 2023 Ruangan manajer
Laporan

Berdiskusi Dengan Pembimbing


Lapangan Tentang Pembuatan
27 20 juni 2023 Ruangan manajer
Laporan

Berdiskusi Dengan Pembimbing


Lapangan Tentang Pembuatan
28 21 juni 2023 Ruangan Manejer
Laporan

29 22 juni 2023 Ruangan Manejer Bersih-bersih ruangan kantor

Perpisahan dengan pihak PT.Sinar


30 23 juni 2023 Ruangan manejer Langkat Perkasa

23
B. Sistem Perawatan dan Perbaikan Mesin Thresher
1. Kerusakan dan Sistem Perawatan
Berikut adalah kerusakan dan kegagalan dalam komponen Thresher yang
pernah terjadi dari hasil wawancara saya dengan asisten mandor:
N Komponen Fungsi Failure Causes Failure Effect
O Mode
1 Tippler Tippler Tippler Berkarat Tippler sering
berfungsi untuk rusak dan mengalami
menuangkan lori terdapat slip saat
agar tandan buah plat rel beroperasi
rebus diangkut yang rusak
dengan Fruit
Bunch Scrapper
menuju atas
Thresher Drum
2 Hydraulic Hydraulic Hydraulic Terjadi Tenaga yang
Gearbox Gearbox Gearbox kebocoran dipindahkan
berfungsi rusak oli pada kurang
memindahkan gearbox maksimal
tenaga dari
penggerak
hydraulic power
pack
3 Gearbox Gearbox Tuang Gearbox Terjadi Tenaga yang
Tuang berfungsi untuk Tuang rusak kebocoran untuk
memutar tippler oli pada memutar
gearbox tippler kurang
maksimal
4 Auto Auto Feeder Auto Perputaran Auto Feeder

24
Feeder berfungsi untuk Feeder gearmotor tidak dapat
mengatur rusak variable beroperasi
pemasukan buah speed tidak
yang akan stabil
ditebah di karena
thresher benda asing
5 Gearbox Gearbox Auto Gearbox Terjadinya Oli dalam
Auto Feder Feder berfungsi Auto Feder kebocoran Gearbox Auto
memperkuat berfungsi pada Feder akan
daya atau tenaga memperkuat Gearbox berkurang dan
dari daya atau Auto Feder mengakibatka
electromotor. tenaga dari n kerugian
electromoto materi
r.
6 Empty Empty Bunch Empty Chain, liner Empty Bunch
Bunch Scrapper Bunch chain dan Scrapper
Scrapper berfungsi untuk Scrapper sprocket tidak dapat
memindahkan rusak terjadi slip berfungsi
janjangan dan dengan baik
kosong dari mengalami
lemparan keausan
stripper tresher
ke penampungan
janjang
sementara
7 Electromot Electromotor Electromot Electromot Electromotor
or berfungsi or rusak or sudah tidak dapat
sebagai alat melewati dihidupkan
penggerak batas usia
dengan pemakaian
menggunakan

25
sumber energi
listrik yang
kemudian
diubah menjadi
tenaga gerak
atau putar
8 Thresher Thresher Thresher Kotoran Thresher
berfungsi untuk rusak minyak dan tidak bekerja
pembrondolan sampah secara
cook fruit bunch. yang maksimal
menumpuk
pada hanger
bushing
below
Thresher
conveyor
9 Gearbox Gearbox Gearbox Kurangnya Gearbox tidak
Thresher Thresher Thresher pelumasan beroperasi
berfungsi untuk tidak pada optimal
menyesuaikan berfungsi Gearbox
daya atau torsi dan bearing
dari yang tidak
electromotor cukup
yang berputar
10 Under Under Threshing Under Terjadi Under
Theressing berfungsi untuk Theressing keretakan Theressing
mengarahkan rusak dan patah tidak dapat
brondolan untuk pada body digunakan
dibawa ke Under
digester Theressing
11 Bunch Bunch Crusher Bunch Terjadi Bunch

26
Crusher adalah alat Crusher keausan Crusher
pelengkap tidak spur gear mengalami
pembantu untuk berfungsi atau helical slip saat
menyempurnaka gear beroperasi
n pemipilan
cook fruit bunch
setelah
janjangan keluar
dari drum
stripper
Tabel 3. 1 Komponen yang rusak

Gambar 2. Stasiun Threser

Pada Stasiun Thresher jenis sistem perawatan yang dilakukan adalah


perawatan preventif maintenance yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan atau cara perawatan yang direncanakan baik perbaikan kecil maupun
perbaikan besar serta pengecekan sehingga \peralatan dapat terhindar dari kerusakan
pada saat beroperasi. Untuk tercapainya suatu operasi yang baik maka kemampuan
personil merupakan kunci terakhir bagi suksesnya pekerjaan perawatan dan
perlengkapan suku cadang untuk setiap peralatan.

27
Beberapa perawatan preventif yang dilakukan di Thresher yaitu:

I. Below Thresher Conveyor

Below thresher conveyor berfungsi sebagai penampung dan sekaligus


pembawa cook fruits hasil pemipilan dari drum thresher. Pada umumnya alat ini
selalu tepat simetris di bawah drum dan bersatu dengan body thresher.

Gambar 3. Below Thresher Conveyor

Pembersihan serat-serat ataupun sampah harus selalu terjaga agar penumpukan


cook fruitlets pada hanger-hanger bushing tidak terjadi. Jarak kisi-kisi harus selalu
dimonitor untuk mengurangi kerusakan pada alat ini. Bila terjadi peregangan kisi-kisi
maka janjangan-janjangan kecil akan terikut jatuh ke conveyor bersama cook
fruitlets sehingga kemacetan dan kerusakan pada conveyor dapat terjadi akibat
overload.
Thresher
Maintenance preventif dalam thresher yaitu sebagai berikut:
 Pembersihan setiap hari body, sisi-sisi pintu dari kotoran minyak yang
lengket dan sampah-sampah yang menumpuk pada hanger bushing below
thresher conveyor.
 Pembersihan kisi-kisi yang terhambat oleh janjangan kecil atau dari benda
asing lainnya.

28
 Periksa kisi-kisi yang meregang, menyempit dan patah, jika ada segera
diperbaiki.
 Periksa hasil las yang retak pada body dan drum, seperti pada engsel pintu,
kisi-kisi, stripper, jari-jari drum, shaft drum dan lain-lain, jika ada segera
diperbaiki.
 Lakukan pelumasan pada gear box, bearing-bearing yang cukup.
 Periksa kabel instalasi dan panel elektrik nya terpasang baik.
II. Bunch crusher

Pemipilan yang dilakukan pada drum stripper kadang-kadang tidak sempurna,


hal ini dapat disebabkan sebagai berikut:

 Perebusan Tandan Buah Segar di sterilizer tidak baik secara merata


 Kualitas Tandan Buah Segar masuk ke pabrik tidak sama baiknya atau
 Kondisi pengumpanan maupun stripper yang tidak baik.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka di tambahkanlah suatu alat yang kita sebut
dengan bunch crusher. Bunch crusher adalah alat pelengkap pembantu untuk
menyempurnakan pemipilan cook fruit bunch setelah janjangan keluar dari drum
stripper. Alat ini dilengkapi spur gear shaft/helical gear untuk menjepit janjangan
sambil berputar sehingga cook fruit yang masih terperangkap/lengket pada janjangan
dapat dijatuhkan dan diambil kembali. Jadi alat ini bekerja untuk  mengantisipasi
kerugian oil loss maupun kernel loss pada janjangan.

29
Gambar 4. Brunch Crusher

Pengumpanan janjangan ke alat ini langsung dari inclined scraper, yakni


dipasang untuk menerima dan membawa janjangan ke atas bunch crusher.

1) Bagian-Bagian Bunch Crusher


 Inclined empty bunch scraper.
 Spur gear/helical gear
 Gearbox, elektro motor, kabel instalasi maupun panel
 Chute janjangan menuju unit thresher.

2) Maintenance Bunch Crusher


 Pemeriksaan keausan spur gear/helical gear, bila sudah aus lakukan
rebuilding atau penggantian.
 Pelumasan gear box, bearing, chain yang cukup.
 Pemeriksaan chain, liner chain dan sprocket, bila sudah aus segera diganti.
 Pemeriksaan semua baut-mur scraper, bila longgar segera dikencangkan
untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
 Periksa kekencangan chain, pastikan tidak terjadi slip pada sprocket ataupun
chain terlalu kencang.
III. Empty bunch scraper

30
Empty bunch scraper yang terpasang pada station ini ada 2unit dengan posisi
horizontal dan posisi miring/inclined. Empty bunch scraper horizontal berfungsi
untuk menampung jatuhnya janjangan kosong dari lemparan stripper keluar dari sisi
drum dan langsung dibawanya ke inclined empty bunch. Inclined empty bunch area
akan meneruskan janjangan tersebut menuju tempat pengumpulan sementara (empty
bunch area).
1) Bagian-Bagian Empty Bunch Scraper
 Scraper chain untuk membawa janjangan kosong.
 Gear box, elektro motor, chain, sprocket dan liner chain.

2. Maintenance Empty Bunch Scraper


 Pelumasan gear box, bearing, chain yang cukup.
 Pemeriksaan chain, liner chain dan sprocket, bila sudah aus segera diganti.
 Pemeriksaan semua baut-mur scraper, bila longgar segera dikencangkan
untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
 Periksa kekencangan chain, pastikan tidak terjadi slip pada sprocket ataupun
chain terlalu kencang.

1.
2.
1.

Gambar 5. Tampak Belakang Thresher

31
1.
2. Kerusakan Dan Perbaikkan Pada Mesin Thresher
Maintenance Industri adalah suatu tindakan perbaikan dan perawatan pada suatu
objek. Sedangkan dalam dunia industri, maintenance ini dapat diartikan sebagai
tindakan pemerliharaan komponen atau mesin pabrik dan cara memperbaharui masa
pakai ketika dianggap tidak layak atau sudah rusak.
Berikut bentuk perbaikkan yang dilakukan di PT. Sinar Langkat Perkasa dan
proses perbaikkan yang dilakukan:
a) Alat dan bahan
1) Alat :
- Las listrik
- Las Asetelin
- Palu
2) Bahan :
- Elektroda
b) Langkah Kerja :
1) Menerima job sheet dari mandor teknisi.
2) Periksa kerusakan yang terjadi apakah perlu penggantian atau
perbaikan saja.
3) Las tiap-tiap sambunganas drum thresher yang sudah tidak kuat
lagi.
4) Bila perlu berikan penyangga dengan menggunakan potongan
besi plat agar sambungan yang dilas semakin kuat.
5) Kemudian periksa setiap kisi-kisi pada drum thresher. Jika ada
yang sudah rusak lakukanlah perbaikan.

32
Gambar 6. Pengelasan Pada As dan Kisi-Kisi Drum Thresher

1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.3.

C. Pembahasan Hasil PKLI


PKLI yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama 1 bulan di PT. Sinar
Langkat Perkasa berlangsung sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan ilmu dan
pengalaman yang penulis harapkan dalam PKLI telah didapatkan walaupun belum
maksimal dikarenakan waktu PKLI yang singkat dan belum mampu
mengembangkan diri secara efektif. Hasil PKLI saya khusus pada perawatan pada
mesin thresher menurut pengamatan saya adalah pada stasiun ini lebih ditekankan
pada perawatan preventif daripada perawatan yang lain dan keberhasilan yang
optimal dalam stasiun ini terdapat pada sistem pengoperasian. Pada pengoperasian
threshing harus diperhatikan beberapa aspek, antara lain:

 Putaran Drum Thresher


Cepat lambatnya putaran pada drum thresher memiliki dampak yang
merugikan bila putaran thresher terlalu lambat, maka banyak tandan buah
yang tidak akan lepas dari tandannya karena frekuensi bantingan yang

33
kurang. Sebaliknya bila putaran terlalu cepat berakibat banyak kerugian
minyak yang terikut pada janjangan karena frekuensi bantingan yang terlalu
sering.
 Pemasangan jarak plat kisi – kisi
Bila jarak plat kisi–kisi terlalu rapat akan mengakibatkan pengeluaran
brondolan dari drum thresher tidak leluasa sehingga dapat mengakibatkan
penyumbatan pada celah kisi–kisi sehingga tandan tidak membrondol dan
losses tinggi. Bila pemasangan terlalu jarang, hal ini akan mengakibatkan
janjangan yang berukuran kecil (< 6 kg) akan terikut masuk ke bottom fruit
conveyor dan selanjutnya polishing drum akan mengalami penyumbatan.
 Pengumpanan yang secara terus menerus
Pengumpanan buah untuk thresher dari tippler harus disesuaikan dengan
kapasitas press, hal ini sangat baik karena tidak akan terjadi over flow dari
brondolan sehingga dapat dihindari kerusakan dari brondolan yang dapat
meningkatkan kehilangan minyak serta level dari unit digester beroperasi
optimal. Bila pengumpanan TBS terhadap thresher kurang, hal ini akan
mengakibatkan berkurangnya efesiensi unit thresher dan mempengaruhi hasil
dan kualitas produksi, namun bila pengumpanan TBS yang berlebihan akan
mengakibatkan hal – hal seperti berikut ini:
 Kerja dari drum threshing menjadi berat yang mengakibatkan peralatan
pada thresher tersebut menjadi cepat aus.
 Brondolan yang dihasilkan berlebihan sehingga akan mengakibatkan
tumpah pada conveyor dan elevator yang akan mendistribusikan
brondolan tersebut ke dalam digester.

Perawatan mesin thresher walau terlihat seperti hal sepele namun memilki
dampak yang besar dalam keberlangsungan pembuatan CPO, untuk menghindari
kerugian yang tidak diinginkan baik dari segi oil losses maupun segi biaya. Sehingga
mencapai standar mutu CPO yang sesuai dengan SNI. Standar mutu CPO dalam SNI
01-2901-2006 adalah kadar asam lemak bebas (ALB), air dan kotoran masing-
masing maksimum 5%, 0.25%, dan 0.25%.

34
D. Refleksi dan Pengalaman Lapangan

Setelah melaksanakan PKLI, penulis melihat banyak hal yang berbeda-beda


antara dunia/usaha dengan dunia pendidikan meskipun keduanya merupakan bidang
yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Dunia pendidikan yang menekankan
kepada teori dan disertai dengan praktik yang waktu pelaksanaannya terbatas
menjadikan dunia usaha/industri sebagai bahan dari pendukung pelaksanaan
pendidikan, hal ini dikarenakan pada dunia industri terutama industri produksi,
seorang praktikan dituntut untuk lebih kreatif dan proaktif. Oleh karena itu, penulis
melihat perlu adanya kerja sama antara dunia pendidikan dengan dunia industri yang
lebih intensif lagi agar penyelenggaraan pendidikan terutama pada pendidikan
kejuruan dapat lebih optimal dan para mahasiswa mendapatkan pendidikan praktis
dan pengalaman yang lebih. Selain itu peserta didik dalam hal ini mahasiswa Unimed
dituntut agar lebih giat lagi melaksanakan praktik di industri.
Setelah penulis melaksanakan PKLI di PMKS PT. Sinar Langkat Perkasa
selama 30 hari kerja, penulis dapat melihat langsung proses kerja yang ada
dilapangan yaitu proses perawatan mesin thresher dan juga proses pembuatan CPO.
Setelah melaksanakan PKLI penulis bisa mengetahui proses pengolahan kelapa sawit
yang ada di PMKS PT. Sinar Langkat Perkasa .
Pelaksanaan PKLI sangat dibutuhkan oleh mahasiswa karena mahasiswa dapat
menghubungkan dan menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan di
dunia Industri. Dari hal ini penulis membuat beberapa hal yang dapat menjadi
refleksi selama pelaksanaan PKLI yaitu :
1. Pada dunia industri, mahasiswa harus dapat mengetahui penting perawatan pada
setiap mesin kerja khususnya pada mesin thresher.
2. Penulis mendapat banyak manfaat dari hasil kegiatan selama PKLI terutama
dalam Pengolahan dan management Pabrik Kelapa Sawit.
3. Penulis berpendapat semua jenis perawatan baik harian, mingguan, bahkan
sampai untuk jangka panjang sangat diperlukan tapi alangkah baiknya untuk
menekankan kepada perawatan harian. Dikarenakan kerusakan yang disebabkan
oleh hal kecil dapat membuat terjadi breakdown dan kerugian yang cukup besar.
4. Penulis juga berpendapat bahwa untuk meningkatkan produktivitas perawatan

35
berkala wajib dilakukan.
5. Selama melakukan PKLI, mahasiswa harus bisa menjalin komunikasi dan relasi
kepada setiap anggota untuk mendapatkan pembelajaran di lapangan dalam
melakukan pengolahan dengan baik dan benar.
6. Mahasiswa juga dituntut untuk selalu memakai APD di lapangan guna untuk
meminimalisir kecelakaan-kecelakaan yang mungkin akan terjadi di pabrik

36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan laporan ini, maka diambil kesimpulan sebagai


berikut:

 Dari hasil penelitian lapangan dan wawancara operator stasiun Thresher


bahwa kehandalan mesin akan tetap terjaga dengan menerapkan Preventif
Maintenance karena dengan perawatan rutin ini akan lebih mengetahui
kondisi mesin setiap hari.
 Dari hasil pengamatan selama 30 Hari PKLI, bahwa perawatan harian dan
mingguan lebih baik dalam menjaga kehandalan mesin-mesin pada stasiun
pembanting/thresher dibandingkan dengan perawatan bulanan bahkan
tahunan.
 Kerusakan pada mesin stasiun thresher dapat diakibatkan oleh perawatan dan
penggantian komponen yang terlambat. Kegagalan operasional pada mesin
thresher akibat adanya kerusakan komponen mesin. Hal ini dapat dicegah
bila dilakukan perawatan preventif. Maka dengan seperti ini kerusakan alat /
mesin dapat di minimalisir.
 Dalam mendapatkan keberhasilan yang optimal dalam stasiun thresher
menurut pengamatan yang saya lakukan selama PKLI adalah pada sistem
pengoperasian dan juga pada perawatan preventif mesin thresher itu sendiri.
 Pada pengoperasian threshing harus diperhatikan beberapa aspek seperti:
putaran drum thresher, pemasangan jarak plat kisi – kisi, dan juga
pengumpanan yang secara terus menerus

B. Saran
Adapun saran-saran yang diajukan pada PT. Sinar Langkat Perkasa, maupun
pembaca untuk menyempurnakan laporan Praktek Kerja Lapangan Industri ini untuk
ke depan antara lain sebagai berikut.

37
 Hendaknya perawatan Preventif Maintenance (Perawatan Pencegahan) dan
Preventif Cleaning lebih ditingkatkan agar meminimalkan kerusakan pada
alat dan mesin.
 Hendaknya setiap operator selalu diberikan edukasi mengenai mesin tempat
mereka bekerja dan reward untuk meningkatkan etos kerja
 Hendaknya perusahaan supaya lebih lagi meningkatkan pentingnya
pemahaman K3 kepada para pekerja untuk meminimalisir kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja.

38
DAFTAR PUSTAKA
Anting, S. (2011). Pedoman Manajemen Perawatan Mesin Industri. Bandung:
PT.Refika aditama.

G.Aisjah. (1993). Biokimia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jono. (2015). Total Productive Maintenance (TPM) pada Perawatan Mesin Boiler
Menggunakan Metode OEE. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi,
3(2), 6-9.

Kurniawan, F. (2013). Manajemen Perawatan Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nachrul dan Mustajib, M. (2013). Sistem Perawatan Terpadu (Integrated


Maintenace System). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Naibaho, P. (1998). Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Pneleitian


Kelapa Sawit.

Noor Ahmadi, Y. H. (2017). Analisis Pemeliharaan Mesin Blowmould Dengan


Metode RCM Di PT.CCAI. Jurnal Optimasi Sistem Industri, 167-176.

Pardamean, M. (2006). Panduan Lengkap Pengolahan Kebun dan Pabrik Kelapa


Sawit. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Siregar, A. L. (2011). Modul Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Bekasi: Citra


Widya Edukasi.

Suarman, M. (2012). Bahan Ajar Pemeliharaan Mesin. Padang: FT UNP.

Sumantri. (1989). Perawatan Mein Suatu Penelitian Kepustakaan. Jakarta:


Departemen P&K P2LPTK.

39
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran kegiatan PKLI

Gambar1.foto di mesin thresher Gambar 2.Foto mesin thresher

40
Gambar 3. Foto panel perebusan Gambar 4. Foto di perebusan
Gambar 5. Foto di mesin digester Gambar 6. Foto peringatan K3

Gambar 7.Foto Bersama sortir buah Gambar 8.Foto mesin thresher


Gambar 9.Foto Bersama di area limbah Gambar 10.foto di area belakang pabrik
Gambar 11. Foto Bersama kepala personalia

41
Gambar 13.foto incinerator Gambar 14.foto di area boiler

Gambar 15. Foto di loading ramp Gambar 16. Foto di penyortiran buah

Gambar 18. Foto mesin tipler Gambar 19. Foto mesin thresher

42
Lampiran 2 Daftar Absensi PKLI

43
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai PKLI

44
Lampiran 4 Daftar/Keterangan Nilai PKLI

45
Lampiran 5 Surat penugasan Dosen Pembimbing

46

Anda mungkin juga menyukai