Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
OLEH
NIM. 5183121038
Mengetahui Disetujui
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing Lapangan
Mengetahui
Ketua Jurusan
NIP. 196510041993031004
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) di PMKS PT Sinar Langkat Perkasadan
telah menyelesaikan laporan PKLI yang berjudul “ SISTEM PERAWATAN
MESIN THRESHER PT. SINAR LANGKAT PERKASA”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. IZWAR LUBIS, S.T,
M.T selaku pembimbing Praktek Kerja Lapangan Industri yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan sehingga laporan Praktik Kerja Lapangan
Industri ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan.
2. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Selamat Riadi, M.T. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
4. Dr. IZWAR LUBIS, S.T, M.T selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
5. Janter Pangaduan Simanjutak, S.T, M.T, Ph.D. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
6. Dr. IZWAR LUBIS, S.T, M.T selaku dosen pembimbing PKLI
7. Bapak Tono Eriyanto selaku wakil manager dan juga pembimbing lapangan
kami.
8. Bapak Manosor Panjaitan selaku kepala personila Pt. Sinar Langkat Perkasa
9. Seluruh dosen dan pegawai di Lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
10. Teristimewa, kepada kedua orang tua tercinta, yang selalu mendukung
dengan penuh kasih sayang baik dengan doa dan materil.
11. Segenap rekan seperjuangan, khususnya mahasiswa Pendidikan Teknik
i
Mesin 2018, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan banyak motivasi kepada penulis.
12. Zepanya halomoan simanjorang, Agung sembiring dan Aris zebua selaku
teman seperjuangan dalam PKL di PMKS PT Sinar Langkat Perkasa
NIM.5183121038
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
C. Manfaat PKL..................................................................................................3
A. Kelapa Sawit..................................................................................................4
C. Perawatan.......................................................................................................8
A. Teknik Pelaksanaan......................................................................................14
BAB IV PENUTUP...................................................................................................33
A. Kesimpulan..................................................................................................33
B. Saran.............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................35
LAMPIRAN..............................................................................................................36
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Stasiun Threser...................................................................................................................7
Gambar 3. 1 Bunch Crusher..................................................................................................................22
Gambar 3. 2 Drum Thresher.................................................................................................................25
Gambar 3. 3 Plummer Block Bearing...................................................................................................26
Gambar 3. 4 Elektro motor....................................................................................................................27
Gambar 3. 5 Pisau pelempar.................................................................................................................27
Gambar 3. 6 Chain................................................................................................................................28
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi............................................................................................................36
Lampiran 2 Jurnal Harian.....................................................................................................................36
Lampiran 3 Lampiran kegiatan PKLI...................................................................................................38
Lampiran 4 Daftar Absensi PKLI..........................................................................................................40
Lampiran 5 Surat Pengantar ketempat PKLI........................................................................................41
Lampiran 6 Surat Kesediaan dari tempat PKLI....................................................................................41
Lampiran 7 Surat Keterangan Selesai PKLI dari DUDI......................................................................41
Lampiran 8 Daftar/Keterangan Nilai PKLI dari DUDI........................................................................41
Lampiran 9 Kartu Konsultasi................................................................................................................41
Lampiran 10 Surat penugasan Dosen Pembimbing..............................................................................41
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perawatan dan perbaikan adalah suatu aktifitas pada suatu mesin maupun
komponen yang meliputi seluruh material atau benda dengan tujuan agar saat
beroperasi mesin ataupun komponen tersebut berfungsi dengan baik dan memenuhi
standard operasional kerja. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan perawatan dilakukan
untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan agar dapat melaksanakan kegiatan
produksi dengan efektif dan efisien dengan hasil produk yang berkualitas.
Gambaran perusahaan
1
Lingkungan XI Dusun Rambung Putih, Kelurahan Pekan Selesai Kabupaten
Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Komitmen perusahan dalam hal ini penerimaan
tenaga kerja lebih mengutamakan warga sekitar. Tenaga kerja saat ini berjumlah
sekitar 146 orang. Sistem kerja yang berlaku di perusahaan senantiasa mengacu
kepada undang – undang ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Jumlah jam
kerja selama 7 jam sehari dengan upah berdasarkan kepada standard pengupahan
yang sesuai dengan pengupahan yang sesuai dengan UMR (Upah Minimum
Regional).
Bahan baku yang berupa tandan buah segar kelapa sawit diperoleh dari divisi
perkebunan. Perusahan juga menerima pasukan TBS dari petani kelapa sawit dengan
sistem jual beli. Buah kelapa sawit para petani harus memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan oleh perusahan yaitu buah sawit yang telah matang. Kematangan buah
kelapa sawit sangat penting karena sangat berpengaruh besar terhadap kualitas Crude
Palm Oil (CPO). Oleh karena itu setiap TBS yang diantar pada petani ke perusahan
akan dilakukan sortir secara ketat.
Hanya buah yang memenuhi kualifikasi yang ditentukan yang diterima, jika
kualitas buah tersebut tidak bagus maka akan dikembalikan kepada penjual, Jenis
usaha di PT Sinar Langkat Perkasa bergerak dalam bidang perkebunan dan
pabrik pengolahan Tandan Buah Segar menjadi Crude Palm Oil (CPO)
dan Palm Kernel (PK). CPO yang dihasilkan akan dijual ke perusahaan lain untuk
diproses lebih lanjut dengan sistem kontrak jual beli. PT Sinar Langkat Perkasa juga
menghasilkan produk lain berupa kompos dan asam tinggi. Kompos dan asam tinggi
merupakan salah satu produk yang dijual, namun tidak merupakan produksi utama
melainkan produksi sampingan dari PT Sinar Langkat Perkasa.
Struktur organisasi PT. Sinar Langkat Perkasa yang terdapat pada lampiran 1
dipimpin oleh seorang general manager dan wakil manager yang membawahi
delapan kepala bidang yaitu, asisten kebun, kepala maintenance, kepala proses,
kepala personalia, kepala laboratorium, kepala gudang, kepala timbangan dan
2
kepala bidang sortasi, yang masing-masing memiliki beberapa anggota yang
membantu pekerjaan selama perusahaan ini berjalan dengan pengerjaan 2 shift per
hari yang dimulai shift 1 dari pukul 08.00 -15.00 WIB dan shift 2 mulai dari 15.00 -
22.00 WIB.
3
B. Maksud dan Tujuan
Tujuan dan sasaran mahasiswa dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan Industri
di PT. Sinar Langkat Perkasa adalah:
C. Manfaat PKL
Manfaat PKL adalah upaya membekali lulusan dengan pengenalan lapangan
sebagai bentuk pembelajaran praktek di luar proses belajar mengajar di kelas.
Adapun tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan Industri ini adalah:
Bagi Mahasiswa:
1. Mendapatkan pengalaman dari lapangan dan menghubungkan pengetahuan
akademik dengan keterampilan mengenai proses pembuatan CPO.
2. Meningkatkan Soft Skill dalam bekerja sama dan bergaul dengan lingkungan
PKLI.
3. Mendapatkan pengetahuan mengenai sistem maintenance pada stasiun thresher.
Bagi Universitas:
1. Sebagai bentuk kerjasama universitas dengan perusahaan dalam memajukan
pendidikan.
2. Sebagai tolak ukur bagi universitas untuk menyokong mahasiswa dalam
memasuki dunia industry.
Bagi Perusahaan:
1. Sebagai bentuk kerjasama perusahaan dengan universitas dalam memajukan
Pendidikan.
4
2. Mendapatkan pendapat dan saran dari mahasiswa untuk peningkatan yang lebih
baik lagi bagi kinerja perusahaan
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
proses pertama dalam pabrik kelapa sawit diamana buah sawit diterima ditempat ini
dari kebun sawit. Pada tempat ini buah akan ditimbang dan disortir berdasarkan
kualitasnya. Kemudian dilanjutan ke Stasiun Loading Ramp (Loading Ramp Station)
Pada stasiun ini, buah sawit akan direbus atau sering juga disebut sebagai sterilisasi
menggunakan steam. Kemudian dilanjutkan Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
Stasiun ini berfungsi untuk memisahkan butir-butir buah dari tandan dengan cara
membanting buah sawit di dalam drum yang berputar. Stasiun Pembantingan
(Threshing Station) Stasiun ini berfungsi untuk memisahkan butir-butir buah dari
tandan dengan cara membanting buah sawit di dalam drum yang berputar. Stasiun
Kempa (Pressing Station) Pada tempat ini buah akan dipress dan tandan kosong akan
diolah untuk dijadikan bahan bakar boiler. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station)
Pada tahap ini terjadi proses pemurnian minyak sawit yang dihasilkan pada tahap
stasiun press menjadi minyak yang memenuhi standar yang ada pada pabrik kelapa
sawit.
Stasiun Kernel (Kernel Recovery Station) Pada tahap ini akan dilakukan
proses pemisahan campuran ampas dan biji yang keluar dari screw press diproses
untuk menghasilkan cangkang (shell) dan fibre sebagai bahan bakar boiler serta inti
sawit (kernel) sebagai hasil produksi yang siap dipasarkan dan juga ada yang
mengolahnya langsung untuk mendapatkan palm kernel oil (PKO).Stasiun Boiler
(Boiler Station) Stasiun ini merupakan tempat untuk mengolah air menjadi steam
yang akan digunakan dalam proses pabrik kelapa sawit baik sebagai media pemanas
ataupun media penggerak. Stasiun Kamar Mesin (Power Horse Stasiun) empat ini
merupakan tempat untuk menyediakan sumber energi listrik untuk menjalankan
proses yang ada pada pabrik kelapa sawit. Stasiun Water Treatment (Water
Treatment Stasiun) tempat untuk mengolah air sehingga diperoleh air bersih yang
diperlukan pada pabrik kelapa sawit.
Pada laporan ini berfokus pada sistem perawatan mesin pada Stasiun
Pembanting (Thresher).
7
B. Proses Pabrik Kelapa Sawit
8
Oleh sebab itu perlu dilakukan pemipilan yang lebih sempurna. Dan perlu
ditambahkan bahwa keberhasilan pemipilan juga tergantung pada proses perebusan.
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan ke
alat pemipil dengan bantuan tippler dan transfer carriage. Proses pemipilan terjadi
akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar
sehingga membanting-banting TBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dari
tandannya.
Stasiun Threshing terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin dan dalam
proses pengoperasiannya sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan desain
dari pada stasiun ini adalah sebagai berikut :
Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan
tandannya dengan sistem bantingan.
Menjaga oil loss maupun kernel loss seoptimal mungkin agar berada dibawah
target/parameter yang sudah disepakati perusahaan.
9
Jadi, kapasitas desain saja tidaklah cukup untuk mendapatkan tujuan di atas
tanpa kesatuan sistem pengoperasian alat yang benar pada stasiun ini maupun
dukungan dari stasiun-stasiun lainnya.
Silinder (drum) yang dihubungkan ke poros oleh 2 buah thresher arm yang
dipasang pada jarak tertentu di sepanjang poros. Kulit silinder terbuat dari plat-plat
strip baja yang disusun memanjang dan diikat dengan sambungan las pada ring-ring
dari plat baja sedemikian sehingga kulit silinder tersebut berupa celah-celah untuk
melewatkan brondolan yang sudah terlepas dari tandanya. Di dalam silinder terdapat
juga plat pengarah yang fungsinya mengangkat tandan sawit dan mengarahkannya ke
ujung silinder yang berlawanan arah masuknya tandan buah sawit. Proses pelepasan
buah dari tandannya adalah dengan menjatuhkan kelapa sawit di dalam silinder
sebelum akhirnya keluar menjadi brondolan dan tandan kosong
Hasil proses pada stasiun ini adalah memisahkan brondolan (cook fruitless)
dari tandannya dengan cara beberapa kali bantingan pada drum thresher. Brondolan
(cook fruitless) dibawa ke stasiun press dengan fruit elevator maupun conveyor untuk
diekstraksi, kemudian tandan kosongnya (janjangan kosong/jjk) dibawa ke lokasi
penimbunan sementara (empty bunch area) di luar Pabrik Kelapa Sawit dan
dimanfaatkan menjadi pupuk. Stasiun Threshing merupakan satu desain dengan
sistem yang sederhana, namun tak kalah pentingnya untuk menjembatani
kelangsungan dan keberhasilan proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada
Pabrik Kelapa Sawit.
Stasiun Thresher terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin dan dalam proses
pengoperasian nya sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan desain dari
pada stasiun ini adalah sebagai berikut:
D. Perawatan
1. Perawatan (Maintenance)
Gangguan pada mesin juga dapat timbul akibat ketidak mampuan operator
melakukan aktifitas pemeliharaan mesin secara sederhana, operator tidak memiliki
bekal pengetahuan teknis yang memadai tentang mesin yang dioperasikan nya, tidak
11
mampu mengontrol mesin yang sedang bekerja serta sikap mental yang negatif,
seperti menganggap mesin bukan miliknya sendiri sehingga pengoperasian tidak
sungguh-sungguh. Maka mesin-mesin perkakas perlu dilakukan perawatan.
Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk
menjaga atau mempertahankan kualitas agar tetap dapat berfungsi dengan baik
seperti dalam kondisi sebelumnya. Perawatan juga didefinisikan sebagai suatu
kegiatan merawat fasilitas dan menempatkannya pada kondisi siap pakai sesuai
dengan kebutuhan. Dengan kata lain perawatan merupakan aktivitas dalam rangka
mengupayakan fasilitas produksi berada pada kondisi/kemampuan produksi yang
dikehendaki. Perawatan merupakan suatu fungsi utama dalam suatu unit
organisasi/usaha/industri. Fungsi lainnya diantaranya adalah pemasaran, keuangan,
produksi dan sumber daya manusia.
2. Tujuan Perawatan
Secara umum manajemen perawatan industri memiliki beberapa tujuan
(Kurniawan, 2013):
1. Mengatasi segala permasalahan, yang berkenan dengan kontinuitas aktivitas
pabrik.
2. Memperpanjang umur pengoperasian peralatan dan fasilitas industri.
3. Meminimalisasi Downtime, yaitu waktu selama proses produksi berhenti (waktu
menunggu) yang dapat mengganggu kontinuitas proses.
4. Meningkatkan efisiensi sumber daya produksi
5. Peningkatan profesionalisme personil departemen perawatan industri.
6. Meningkatkan nilai tambah produk, sehingga perusahaan dapat bersaing di pasar
global.
7. Membantu para pengambil keputusan, sehingga dapat memilih solusi optimal
terhadap kebijakan perawatan fasilitas industri.
8. Melakukan perencanaan terhadap perawatan preventif, sehingga memudahkan
dalam proses pengontrolan aktivitas perawatan.
9. Mereduksi biaya perbaikan dan biaya yang timbul dari berhentinya proses
karena permasalahan keandalan mesin.
3. Jenis Perawatan
12
Filosofi perawatan untuk fasilitas produksi pada dasarnya adalah menjaga level
maksimum konsistensi optimal produksi dan keberlangsungan tanpa
mengesampingkan keselamatan. untuk mencapai filosofi tersebut digunakan strategi
perawatan (maintenances strategies).
Proses perawatan mesin dilakukan oleh suatu perusahaan umumnya terbagi
dalam dua bagian yaitu perawatan terencana (planned maintenance) dan perawatan
tidak terencana (unplanned maintenance) (Nachrul dan Mustajib, 2013)
13
Hal ini memerlukan suatu program perawatan yang terencana dengan baik serta
pengambilan keputusan yang tepat.
Preventive maintenance merupakan alternatif terbaik dalam memecahkan
masalah tersebut, karena terkadang departemen perawatan disuatu perusahaan
industri tidak mempertimbangkan kemungkinan adanya kerusakan mesin secara tiba-
tiba (Kurniawan, 2013).
14
Hal ini dilakukan untuk menentukan interval waktu yang optimum pada
perawatan preventif terhadap mesin produksi berdasarkan biaya terendah (Kurniawan,
2013).
15
cadang dan perlengkapan lainnya untuk pelaksanaan kegiatan tersebut (Nachrul dan
Mustajib, 2013)
16
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN
A. Teknik Pelaksanaan
Dalam Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKLI) di PT. Sinar Langkat
Perkasa dilakukan berbagai kegiatan selama 30 hari kerja. Kegiatan yang dilakukan
selama PKLI adalah pada tanggal 16 maret 2023 sekitar pukul 09.00-12.00 WIB
dengan kegiatan melakukan proses administrasi berkas PKLI seperti penyerahan
berkas ijin memulai pkl dari kampus, pengenalan profil perusahan ini yang berdiri
pada tanggal 31 Juli 2003 dan mulai beroperasi pada tahun 2006 serta pengenalan
dengan kepala personalia, wakil manager serta pembimbing lapangan dan membuat
daftar absensi pkl. Pada tanggal 16 Maret 2023 adalah awal PKLI di mulai pada
pukul 08.00 WIB sesuai dengan jam operasional pabrik, dan dilanjutkan dengan
kegiatan pengenalan awal mengenai alur pembuatan CPO oleh pak sumiyar selaku
asisten mandor 2 yang dimulai dengan masuknya TBS kemudian ditimbang lalu
disortir untuk mencari buah yang layak pakai dan direbus lalu di pisah brondolan
dengan janjangan setelah terpisah brondolan akan dicacah dan dipress untuk
mengeluarkan minyak dan minyak ini akan dimurnikan untuk menjadi CPO. Kadar
keasaman CPO tidak boleh lebih dari 5% dari standar pabrik. Kegiatan ini berakhir
sampai pukul 15.00 WIB.
Kegiatan pada tanggal 17 Maret 2023 bertempat pada stasiun penerimaan buah
yaitu sortasi dan loading ramp dengan kegiatan PKLI yang dilakukan adalah
mengamati mengenai spesifikasi buah jika buah TBS berwarna hitam berarti buah
tersebut tidak layak dan masih mentah dan jika berwarna kuning kemerah-merahan
buah tersebut sudah ranum dan layak untuk diolah, dan untuk di loading ramp adalah
tentang kerusakan yang sering terjadi seperti pintu penahan buah pecah dan lantai
yang banyak lobang dengan dibimbing oleh pak sumirya. Setiap harinya kurang lebih
dari 50ton buah untuk disortir, kegiatan ini dimulai pada pukul 08.00 -15.00 WIB.
Pada tanggal 18 Maret 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke stasiun perebusan
pada pabrik kelapa sawit ini masih menggunakan rebusan horizontal, buah di
17
panaskan dalam bejana tertutup menggunakan uap bertekanan pada tekanan 40 psi
dan suhu 140° C. Rebusan (Sterilizer) merupakan bejana tekan yang menggunakan
uap dengan tekanan sekitar 3,0 kg/cm2, posisi alat Horizontal dengan pintu (depan
dan belakang). Pengaruh dari tekanan dan waktu perebusan yang tinggi juga
berdampak pada losses minyak, dimana dilaporkan bahwa semakin tinggi nilai waktu
dan tekanan maka semakin tinggi persentase losses minyak. Dan tujuan utamanya
ialah mematikan enzim-enzim yang ada dan mempermudah tbs di proses ke stasiun
lainnya. Pada tanggal 19-23 maret 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke stasiun
thresher yang berfungsi untuk memisahkan TBS yang telah direbus antara brondolan
dan janjang kosong dengan cara diputar dan dibanting. Hasil pemisahan sangat
tergantung dari stasiun sebelumnya. Dan juga mempelajari dan mempraktikkan
langsung aktivitas tipping time pada stasiun thresher. Juga mengamati proses
maintenance yang ada seperti perbaikan kisi-kisi drum thresher dan juga pisau
pelemparnya dan dibimbing oleh pak tono selaku wakil manager dan juga pak
Sugiarto selaku asisten mandor 1. Aktivitas ini dimulai pada pukul 08.00 – 15.00
WIB.
Pada tanggal 24-25 Maret 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke stasiun Press
untuk melihat dan mengamati pengambilan minyak dari daging buah yang dilakukan
dengan metode pelumatan dan mengempa daging buah. Pelumatan dilakukan dalam
digester, sedangkan pengempaan dilakukan dalam kempa ulir (Screw Press). Proses
pelumatan dilakukan pada suhu (90-100”C) dengan menggunakan uap jenuh yag
bertekanan 9,5kg/cm2 yang diinjeksikan langsung (Direct Injection) atau dengan
pemanasan mantel (Steam Jacket). PT.Sinar Langkat Perkasa terdapat 5 unit mesin
digester yang digunakan. Pada saat awal proses digester diisi dengan penuh
( minimum 3/4 penuh) dan temperatur digester harus senantiasa dijaga konstan 90 -
100"C (sesuai petunjuk operasi pabrik) dan pipa minyak yang keluar dari “Bottom
Bearing” harus tetap bersih, agar minyak lancar mengalir ke talang minyak (Oi/
Gutter) dan dibimbing oleh bapak Sugiarto serta dengan wawancara dengan beberapa
operator stasiun ini. Aktivitas ini dimulai pada pukul 08.00 – 15.00 WIB.
Pada tanggal 26 maret 2023 kegiatan PKLI dilakukan di ruangan manager
untuk berdiskusi sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan
18
beberapa wejangan mengenai masa-masa PKLI dengan bapak Manosor Panjaitan
selaku kepala personalia dan bapak Sugiarto.
Di tanggal 27 maret 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke stasiun boiler dan
mengamati proses menghasilkan uap steam untuk pembangkit tenaga listrik dan juga
untuk proses pengolahan yang memerlukan steam dengan cara pemanasan terhadap
air dengan memanfaatkan cangkang dan fibre sebagai bahan bakarnya. Pada PMKS
terdapat ketel uap (boiler). Efisiensi ketel uap dinyatakan sebagai perbandingan
panas sebenarnya yang digunakan untuk memanaskan air dan pembentukan uap
terhadap panas hasil pembakaran bahan bakar. Faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai efisiensi boiler antara lain mass flow, tekanan dan temperatur uap masuk boiler,
serta tekanan dan temperatur uap keluar boiler. Karena uap yang dihasilkan oleh
boiler sangat diperlukan maka boiler ini merupakan alat yang paling vital, oleh
karena itu di dalam pelaksanaan pengoprasiannya harus berdasarkan standard
operating procedure (SOP). Aktivitas ini dibimbing oleh bapak Sugiarto serta dengan
wawancara dengan beberapa operator stasiun ini. Aktivitas ini dimulai pada pukul
08.00 – 15.00 WIB.
Pada tanggal 28-29 maret 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke stasiun kamar
mengamati pengatur tenaga untuk menjalankan semua mesin di dalam sebuah pabrik.
Jika terjadinya kerusakan pada kamar mesin, maka pabrik tidak akan bisa melakukan
apa-apa. Stasiun kamar mesin terdapat beberapa mesin yang digunakan, seperti
turbin, genset, Back Pressure Valve (BPV) dan main switch distribution board. BPV
merupakan bejana tekanan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan steam yang
dihasilkan dari turbine dan sebagai distributor steam ke masing – masing stasiun
yang memerlukan steam. Aktivitas ini dimulai pada pukul 08.00 – 15.00 WIB
dibimbing oleh bapak Sugiarto serta dengan wawancara dengan beberapa operator
stasiun ini. Pada tanggal 30 maret 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke timbangan
untuk mengamati proses penimbangan dan mengetahui berat bersih komditi yang
masuk dan keluar pabrik ketika truk pengangkutan TBS sampai di PKS, truk akan
ditimbang di jembatan timbangan dan karyawan timbangan akan mencatat dan
memberikan bukti penerimaan pembelian kepada supplier. Selanjutnya akan
dilakukan pencatatan duplikasi yakni diinput kembali di Microsoft excel . Aktivitas
ini dimulai pada pukul 08.00 – 15.00 WIB dibimbing oleh bapak Sugiarto serta
19
dengan wawancara dengan beberapa operator stasiun ini.
Pada tanggal 31-1 april 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke stasiun klarifikasi
untuk mengamati proses pemurnian minyak yang masih banyak mengandung kotoran
seperti air, lumpur, serabut-serabut dan sebagainya yang dapat mengganggu proses
pemisahan minyak. Minyak yang berasal dari pressing station yaitu Diluted crude oil
merupakan minyak yang masih kotor, Untuk mendapatkan CPO yang memenuhi
standard jual, baik lokal maupun ekspor maka diperlukan pemurnian CPO tersebut.
dan dibimbing oleh bapak Sugiarto serta dengan wawancara dengan beberapa
operator stasiun ini. Aktivitas ini dimulai pada pukul 08.00 – 15.00 WIB
Pada tanggal 2 april 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke ruangan laboratorium
untuk mengamati proses analisis keasaman pada hasil akhir produksi CPO. bapak
Sugiarto serta dengan wawancara dengan beberapa operator stasiun ini. Aktivitas ini
dimulai pada pukul 08.00 – 12.00 WIB. Pada tanggal 3-4 april 2023 kegiatan PKLI
dilanjutkan ke stasiun kernel mengamati pengolahan ampas proses (cake) yang
terdiri dari Nut dan Fiber. Cake diolah menjadi bahan bakar Boiler dan Kernel
sebagai produksi akhir. Proses pemisahan biji dan serabut dari ampas pengempaan
bertujuan untuk memperoleh biji sebersih mungkin. Kemudian, dari biji tersebut
harus menghasilkan inti sawit secara rasional, yakni kerugian yang sekecil-kecilnya
dengan hasil inti sawit yang setinggi-tingginya. Dan juga mengamati dan memahami
fungsi kernel dryer yaitu untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti
produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi nilai penjualan,
karena jika kadar air tinggi maka ALB (Asam Lemak Buah) juga tinggi. Pada kernel
silo ada 3 tingkatan yaitu atas 70° Celcius, tengah 60° Celcius, bawah 50° Celcius.
Dibimbing oleh bapak Sumirya serta dengan wawancara dengan beberapa operator
stasiun ini. Aktivitas ini dimulai pada pukul 08.00 – 15.00 WIB.
Pada tanggal 5-6 april 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke stasiun water
treatment untuk mengamati fungsinya. PMKS Sinar Langkat Perkasa menggunakan
air sungai yang berasal dari sungai untuk memenuhi kebutuhan kelapa sawit, air
kebutuhan rumah tangga, dan air kebutuhan boiler. Namun kualitas air tidak sama
walaupun menggunakan sumber air sejenis, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
asal kedekatan muara tapus, terutama air sungai, yang sudah mengalami pencemara
akibat kegiatan masyarakat dan industri. adar pH dalam air sangat dipengaruhi oleh
20
kandungan kimia di dalamnya. Maka dari itu harus dilakukan pemurnian dengan
perlakuan dan penambahan Zat kimia tertentu untuk menghasilkan air sesuai dengan
mutu yang diinginkan. Dibimbing oleh bapak Sumirya serta dengan wawancara
dengan beberapa operator stasiun ini. Aktivitas ini dimulai pada pukul 08.00 – 15.00
WIB.
Pada tanggal 07-09 april 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke pengolahan
limbah yaitu mengamati pengolahan limbah, PMKS PT. Sinar Langkat Perkasa
memiiki 8 buah kolam limbah. Limbah cair yang dihasilkan harus mengikuti
standard yang sudah ditetapkan dan tidak dapat dibuang secara langsung karena akan
berdampak pada pencemaran lingkungan. Limbah padat yang dihasilkan pabrik
kelapa sawit berupa janjang kosong (JJK) yang jumlahnya sekitar 20 % dari TBS
yang diolah dan merupakan bahan organik yang kaya akan unsur hara ) sedangkan
limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) yang dikenal dengan istilah POME (Palm
Oil Mill Effluent) mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi, sehingga
LCPKS harus diolah atau dimanfaatkan untuk pupuk. Dibimbing oleh bapak Sumirya
serta dengan wawancara dengan beberapa operator stasiun ini. Aktivitas ini dimulai
pada pukul 08.00 – 15.00 WIB.
Pada tanggal 10-15 april 2023 kegiatan PKLI dilanjutkan ke ruang manager
untuk bimbingan oleh bapak Sumirya dan Sugianto dalam pembuatan laporan akhir
dan sekaligus perpisahan. Aktivitas ini dimulai pada pukul 08.00 – 12.00 WIB
B. Sistem Perawatan Mesin Thresher
1. Kerusakan dan Sistem Perawatan
Berikut adalah kerusakan dan kegagalan dalam komponen Thresher yang
pernah terjadi dari hasil wawancara saya dengan asisten mandor:
N Komponen Fungsi Failure Causes Failure Effect
O Mode
1 Tippler Tippler Tippler Berkarat Tippler sering
berfungsi untuk rusak dan terdapat mengalami
menuangkan plat rel yang slip saat
lori agar tandan rusak beroperasi
buah rebus
21
diangkut dengan
Fruit Bunch
Scrapper
menuju atas
Thresher Drum
2 Hydraulic Hydraulic Hydraulic Terjadi Tenaga yang
Gearbox Gearbox Gearbox kebocoran dipindahkan
berfungsi rusak oli pada kurang
memindahkan gearbox maksimal
tenaga dari
penggerak
hydraulic power
pack
3 Gearbox Gearbox Tuang Gearbox Terjadi Tenaga yang
Tuang berfungsi untuk Tuang rusak kebocoran untuk
memutar tippler oli pada memutar
gearbox tippler kurang
maksimal
4 Auto Auto Feeder Auto Perputaran Auto Feeder
Feeder berfungsi untuk Feeder gearmotor tidak dapat
mengatur rusak variable beroperasi
pemasukan buah speed tidak
yang akan stabil
ditebah di karena
thresher benda asing
5 Gearbox Gearbox Auto Gearbox Terjadinya Oli dalam
Auto Feder Feder berfungsi Auto Feder kebocoran Gearbox Auto
memperkuat berfungsi pada Feder akan
daya atau tenaga memperkuat Gearbox berkurang
dari daya atau Auto Feder dan
electromotor. tenaga dari mengakibatka
22
electromoto n kerugian
r. materi
6 Empty Empty Bunch Empty Chain, liner Empty Bunch
Bunch Scrapper Bunch chain dan Scrapper
Scrapper berfungsi untuk Scrapper sprocket tidak dapat
memindahkan rusak terjadi slip berfungsi
janjangan dan dengan baik
kosong dari mengalami
lemparan keausan
stripper tresher
ke
penampungan
janjang
sementara
7 Electromot Electromotor Electromot Electromot Electromotor
or berfungsi or rusak or sudah tidak dapat
sebagai alat melewati dihidupkan
penggerak batas usia
dengan pemakaian
menggunakan
sumber energi
listrik yang
kemudian
diubah menjadi
tenaga gerak
atau putar
8 Thresher Thresher Thresher Kotoran Thresher
berfungsi untuk rusak minyak dan tidak bekerja
pembrondolan sampah secara
cook fruit yang maksimal
bunch. menumpuk
23
pada hanger
bushing
below
Thresher
conveyor
9 Gearbox Gearbox Gearbox Kurangnya Gearbox tidak
Thresher Thresher Thresher pelumasan beroperasi
berfungsi untuk tidak pada optimal
menyesuaikan berfungsi Gearbox
daya atau torsi dan bearing
dari yang tidak
electromotor cukup
yang berputar
10 Under Under Under Terjadi Under
Theressing Threshing Theressing keretakan Theressing
berfungsi untuk rusak dan patah tidak dapat
mengarahkan pada body digunakan
brondolan untuk Under
dibawa ke Theressing
digester
11 Bunch Bunch Crusher Bunch Terjadi Bunch
Crusher adalah alat Crusher keausan Crusher
pelengkap tidak spur gear mengalami
pembantu untuk berfungsi atau helical slip saat
menyempurnaka gear beroperasi
n pemipilan
cook fruit bunch
setelah
janjangan keluar
dari drum
stripper
Tabel 3. 1 Komponen yang rusak
24
Pada Stasiun Thresher jenis sistem perawatan yang dilakukan adalah yang
dilakukan adalah perawatan preventif maintenance yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan atau cara perawatan yang direncanakan baik perbaikan kecil
maupun perbaikan besar serta pengecekan sehingga \peralatan dapat terhindar dari
kerusakan pada saat beroperasi. Untuk tercapainya suatu operasi yang baik maka
kemampuan personil merupakan kunci terakhir bagi suksesnya pekerjaan perawatan
dan perlengkapan suku cadang untuk setiap peralatan.
25
Beberapa perawatan preventif yang dilakukan di Thresher yaitu:
b) Thresher
Maintenance preventif dalam thresher yaitu sebagai berikut:
Pembersihan setiap hari body, sisi-sisi pintu dari kotoran minyak yang
lengket dan sampah-sampah yang menumpuk pada hanger bushing below
thresher conveyor.
Pembersihan kisi-kisi yang terhambat oleh janjangan kecil atau dari benda
asing lainnya.
Periksa kisi-kisi yang meregang, menyempit dan patah, jika ada segera
diperbaiki.
Periksa hasil las yang retak pada body dan drum, seperti pada engsel pintu,
kisi-kisi, stripper, jari-jari drum, shaft drum dan lain-lain, jika ada segera
diperbaiki.
Lakukan pelumasan pada gear box, bearing-bearing yang cukup.
Periksa kabel instalasi dan panel elektrik nya terpasang baik.
c) Bunch crusher
26
Perebusan Tandan Buah Segar di sterilizer tidak baik secara merata
Kualitas Tandan Buah Segar masuk ke pabrik tidak sama baiknya atau
Kondisi pengumpanan maupun stripper yang tidak baik.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka di tambahkanlah suatu alat yang kita sebut
dengan bunch crusher. Bunch crusher adalah alat pelengkap pembantu untuk
menyempurnakan pemipilan cook fruit bunch setelah janjangan keluar dari drum
stripper. Alat ini dilengkapi spur gear shaft/helical gear untuk menjepit janjangan
sambil berputar sehingga cook fruit yang masih terperangkap/lengket pada janjangan
dapat dijatuhkan dan diambil kembali. Jadi alat ini bekerja untuk mengantisipasi
kerugian oil loss maupun kernel loss pada janjangan.
27
Pemeriksaan chain, liner chain dan sprocket, bila sudah aus segera diganti.
Pemeriksaan semua baut-mur scraper, bila longgar segera dikencangkan
untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Periksa kekencangan chain, pastikan tidak terjadi slip pada sprocket ataupun
chain terlalu kencang.
d) Empty bunch scraper
Empty bunch scraper yang terpasang pada station ini ada 2unit dengan posisi
horizontal dan posisi miring/inclined. Empty bunch scraper horizontal berfungsi
untuk menampung jatuhnya janjangan kosong dari lemparan stripper keluar dari sisi
drum dan langsung dibawanya ke inclined empty bunch. Inclined empty bunch area
akan meneruskan janjangan tersebut menuju tempat pengumpulan sementara (empty
bunch area).
1) Bagian-Bagian Empty Bunch Scraper
Scraper chain untuk membawa janjangan kosong.
Gear box, elektro motor, chain, sprocket dan liner chain.
2. Maintenance Empty Bunch Scraper
Pelumasan gear box, bearing, chain yang cukup.
Pemeriksaan chain, liner chain dan sprocket, bila sudah aus segera diganti.
Pemeriksaan semua baut-mur scraper, bila longgar segera dikencangkan
untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Periksa kekencangan chain, pastikan tidak terjadi slip pada sprocket ataupun
chain terlalu kencang.
28
Memudahkan kegiatan pembersihan body bagian dalam, hanger bushing
maupun kisi-kisi drum stripper dari serat-serat tandan maupun benda asing
yang mengganggu kelancaran operasional.
b) Drum Stripper
Drum inilah alat utama untuk melakukan pemipilan/pelepasan brondolan dari
janjangannya. Pemipilan berlangsung di dalam drum thresher oleh shaft drum yang
berputar sehingga bantingan terjadi dari plate stripper 6 sampai 7 kali dari ketinggian
optimal nya. Target kegagalan pemipilan sesuai Standard Operation Procedure
management hanya maksimal 5%, bila diatas nya harus dilakukan suatu pemeriksaan
terhadap stasiun perebusan, peralatan Threshing maupun kualitas Tandan Buah Segar
itu sendiri.
Pada drum thresher dipasang pelat pelempar (stripper) yang berfungsi
mengangkat cook fruit bunch untuk proses bantingan. Prinsip pemasangan stripper
ini adalah sebagai berikut:
Jarak antar pelempar 180º, dimana waktu bunch dilempar langsung diangkut
oleh pelempar lainnya sehingga janjangan tidak ada waktu bergulir pada
drum.
Jarak antar pelempar 90º, dimana pada waktu bunch dilempar dan jatuh
mempunyai waktu bergulir pada drum kemudian diangkut oleh pelempar
lainnya.
Jarak antar pelempar 120º, dimana pada waktu bunch dilempar jatuh punya
waktu sedikit bergulir lalu langsung diangkut pelempar lainnya.
29
Pemasangan jarak plate kisi-kisi yang ideal pada drum biasanya 30 mm sampai
50 mm. Jarak kisi-kisi drum dikontrol secara periodik untuk memantau adanya
penyempitan, peregangan dan kerusakan (patah) sehingga janjangan tidak terikut ke
stasiun press. Untuk mendapatkan pemipilan yang maksimum pada drum thresher,
maka putaran drum harus diperhitungkan biasanya 21 sampai 24 rpm. Bila rpm tidak
seimbang dengan jumlah pengumpanan dari auto feeder misalnya rpm terlalu lambat
atau terlalu cepat, maka hal ini mengakibatkan kerugian, seperti berikut:
40 X √ (D−d )/2
N=
(D−d)
D = Diameter Drum
Spesifikasi:
30
Bentuk/model : Horizontal
Lebar : 5500 mm (5.5m)
Panjang drum : 2400 mm (2.4 m)
Diameter : 3000 mm (3 m)
Jarak kisi : 4-5 cm
Kapasitas : 30 ton/jam
Tabel 3. 2 Spesifikasi Drum Thresher
c) Elektro motor
31
Gambar 3. 4 Elektro motor
Spesifikasi
Merk : TECO/AEEBAC
Power : 7.5 KW
Daya : 30 HP
Frekuensi : 50 HZ
Rpm : 3000
Made in : China
Tabel 3. 3 Spesifikasi Elektro motor
d) Stripper
Stripper adalah plat letter L atau lebih dikenal dengan besi siku yang
memanjang dan terikat pada drum thresher yang berfungsi sebagai pendorong dan
pembanting TBS
32
Gambar 3. 5 Pisau pelempar
e) Chain
Chain sebagai alat yang digunakan untuk mendistribusikan daya putar yang
dihasilkan oleh elektro motor untuk memutar drum thresher, adapun masalah yang
sering dijumpai pada chain adalah putus ataupun longgar sehingga keefektifan
putaran menurun
Gambar 3. 6 Chain
33
3. Cara Kerja Mesin Thresher
Cara kerja mesin thresher adalah tandan buah sawit yang sudah direbus di
dalam rebusan (sterilizer), diangkut menggunakan lori dimasukkan ke mesin tippler
selanjutnya tandan buah sawit masuk ke dalam thresher dengan cara mesin tippler
menuangkan TBS yang ada di dalam lori dan diteruskan oleh conveyor. Komponen
utama mesin thresher yang berupa drum silinder yang berputar pada porosnya yang
dipasang secara horizontal. Silinder (drum) dihubungkan ke poros oleh tiga buah
thresher arm yang dipasang pada jarak tertentu disepanjang poros. Kulit silinder yang
terbuat dari pelat-pelat baja yang disusun memanjang dan diikat dengan sambungan
las pada ring-ring dari pelat-pelat baja sedemikian sehingga kulit silinder tersebut
berupa celah-celah untuk melepaskan brondolan yang sudah terlepas dari tandannya.
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.3.
34
pada perawatan preventif daripada perawatan yang lain dan keberhasilan yang
optimal dalam stasiun ini terdapat pada sistem pengoperasian. Pada pengoperasian
threshing harus diperhatikan beberapa aspek, antara lain:
35
Perawatan mesin thresher walau terlihat seperti hal sepele namun memilki
dampak yang besar dalam keberlangsungan pembuatan CPO, untuk menghindari
kerugian yang tidak diinginkan baik dari segi oil losses maupun segi biaya. Sehingga
mencapai standar mutu CPO yang sesuai dengan SNI. Standar mutu CPO dalam SNI
01-2901-2006 adalah kadar asam lemak bebas (ALB), air dan kotoran masing-
masing maksimum 5%, 0.25%, dan 0.25%.
36
dalam Pengolahan dan management Pabrik Kelapa Sawit.
3. Penulis berpendapat semua jenis perawatan baik harian, mingguan, bahkan
sampai untuk jangka panjang sangat diperlukan tapi alangkah baiknya untuk
menekankan kepada perawatan harian. Dikarenakan kerusakan yang disebabkan
oleh hal kecil dapat membuat terjadi breakdown dan kerugian yang cukup besar.
4. Penulis juga berpendapat bahwa untuk meningkatkan produktivitas perawatan
berkala wajib dilakukan.
5. Selama melakukan PKLI, mahasiswa harus bisa menjalin komunikasi dan relasi
kepada setiap anggota untuk mendapatkan pembelajaran di lapangan dalam
melakukan pengolahan dengan baik dan benar.
6. Mahasiswa juga dituntut untuk selalu memakai APD di lapangan guna untuk
meminimalisir kecelakaan-kecelakaan yang mungkin akan terjadi di pabrik
37
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran-saran yang diajukan pada PT. Sinar Langkat Perkasa, maupun
pembaca untuk menyempurnakan laporan Praktek Kerja Lapangan Industri ini untuk
ke depan antara lain sebagai berikut.
38
Hendaknya perawatan Preventif Maintenance (Perawatan Pencegahan) dan
Preventif Cleaning lebih ditingkatkan agar meminimalkan kerusakan pada
alat dan mesin.
Hendaknya setiap operator selalu diberikan edukasi mengenai mesin tempat
mereka bekerja dan reward untuk meningkatkan etos kerja
Hendaknya perusahaan supaya lebih lagi meningkatkan pentingnya
pemahaman K3 kepada para pekerja untuk meminimalisir kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja.
39
DAFTAR PUSTAKA
Anting, S. (2011). Pedoman Manajemen Perawatan Mesin Industri. Bandung:
PT.Refika aditama.
Jono. (2015). Total Productive Maintenance (TPM) pada Perawatan Mesin Boiler
Menggunakan Metode OEE. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi,
3(2), 6-9.
40
LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi
Komisaris
Direktur Utama
Wakil Manager
Asisten Kebun Ka. Maintenance Ka. Proses I dan II Ka. Personalia Ka. Laboratorium Ka. Gudang Ka. Timbangan Ka. Sortasi
Administrasi
Payroll
41
Lampiran 3 Lampiran kegiatan PKLI
42
43
Lampiran 4 Daftar Absensi PKLI
44
Lampiran 8 Daftar/Keterangan Nilai PKLI dari DUDI
45