Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PKLI

ANALISIS DAN PERAWATAN PADA MESIN PAC


DOSING PUMP DI PDAM TIRTANADI LIMAU MANIS
TANJUNG MORAWA

Oleh:
WAHYU FIRMANSYAH
5191121009

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan


rahmat dan karunianya yaitu berupa kesehatan dan waktu, sehingga penulis dapat
melaksanakan praktek kerja lapangan di PDAM Tirtanadi Limau Manis Tanjung
Morawa. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam, karena syafaat-Nya lah yang diharapkanpada akhirat
kelak.

Penulisan laporan ini merupakan sebagai satu diantara syarat kelulusan di


Universitas Negeri Medan. Laporan ini penulis susun berdasarkan hasil PKLI
selama 30 hari kerja di PDAM Tirtanadi Limau Manis Tanjung Morawa. yang
dilaksanakan pada tanggal 09 Januari 20233 s/d 09 Februari 2023. Pada
kesempatan ini penulis mengambil judul Analisis dan Perawatan Pada Mesin Pac
Dosing Pump Di PDAM Tirtanadi Limau Manis Tanjung Morawa.

Dalam penyusunan laporan PKLI ini tidak lepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si Wakil Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Selamat Riadi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Medan.
4. Dr. Izwar Lubis.M.T. Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Janter P. Simanjuntak, S.T, M.T, P.hd selaku Ketua Program studi
Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Dr. Selamat Riadi M.T selaku dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan Industri (PKLI).
7. Bapak Jufri L. Ansari Siregar, selaku Kepala Instalasi Pengolahan Air
Minum Limau Manis.
iv

8. Kedua orang tua yang sangat membantu dari segi moril dan materil dalam
menyelesaikan PKLI hingga penyusunan laporan ini.

Dari penulisan laporan PKLI ini penulis menyadari masih banyak


kekurangan dan kesalahan yang memang berasal dari penulis sendiri, maka dari
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
bapak dan seluruh rekan yang ikut membimbing penulis saat Praktek Kerja
Lapangan berlangsung untuk menyempurnakan hasil laporan penulis.

Medan, 15 Februari 2023


Penulis

Wahyu Firmansyah
NIM: 5191121009
v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii


DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
BAB I PERUSAHAAN ..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan ....................................................................................2
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan ...............................................................3
1.4 Gambaran Umum Perusahaan ....................................................................4
1.4.1 Sejarah PDAM Tirtanadi ............................................................................4
1.4.2 Arti dan Logo PDAM Tirtanadi .................................................................5
1.4.3 Visi dan Misi PDAM Tirtanadi ..................................................................6
1.4.4 Struktur Organisasi .....................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................8
2.1 Pengolahan Air ...........................................................................................8
2.1.1 Water Treatment Plant................................................................................9
2.1.2 Teori Perhitungan Stoke Pompa Dosing ....................................................10
2.1.3 Mesin PAC Dosing Pump ........................................................................14
2.1.4 Aplikasi Dosing Pump..............................................................................15
2.1.5 Prinsip Kerja Dosing Pump ......................................................................15
2.2.9 Komponen Utama Dosing Pump dan Cara Kerja.....................................17
2.2.10 Shooting ...................................................................................................19
2.2.11 Kelebihan Dan Kekurangan .....................................................................19
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN LAPANGAN.......................................... 21
3.1 Kegiatan Pelaksanaan PKLI .....................................................................21
3.2 Pembahasan tentang dosing pump ALLTECH FKM 0882010L2V080... 22
3.3 Pompa Pengukur Piston dan Diafragma Tipe FKM -0882010L2V080..23
3.4 Analisis PAC dosing pump ALLTECH FKM -0882010L2V080 ...........25
3.5 Perawatan Mesin Pompa FKM -0882010L2V080 ..................................29
3.6 Hasil Pembahasan................................................................................... 30
3.7 Perbandingan Dengan Referensi Lain .................................................... 31
vi

BAB IV PENUTUP ..............................................................................................33


4.1 Kesimpulan ..............................................................................................33
4.2 Saran ........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................35
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Peta Lokasi PKLI ................................................................................2


Gambar 1. 2 Logo PDAM Tirtanadi Sumatera Utara ..............................................5
Gambar 1. 3 Struktur Organisasi PDAM Tirtanasi Limau Manis ............................6
Gambar 2. 1 Skema Pengolahan Air Minum Secara umum...................................20

Gambar 3.1 Kegiatan PKLI....................................................................................35


viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Waktu Kerja PDAM Tirtanadi ............................................................... 2


Tabel 3.1 Spesifikasi daya dan efesiensi Pompa FKM 0882010L2V080 .............24
Tabel 3.2 Data Kapasitas Pompa dan Operasi ...................................................... 24
Tabel 3.3 Kemampuan Kinerja Pompa ................................................................. 26
Tabel 3.4 Perhitungan Panel Pompa 3 Phase ........................................................ 27
ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Dokumentasi Di PDAM Limau Manis ......................................36

Lampiran 2.Surat Pengantar Ke Perusahaan ......................................................... 37

Lampiran 3.Surat Penerimaan Perusahaan ............................................................ 38

Lamiran 4. Surat Tanda Selesai PKLI....................................................................39

Lampiran 5. Lembar Penilaian ............................................................................... 43

Lampiran 6 Lembar Absensi .................................................................................. 44


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini perusahaan memilih tenaga kerja yang memiliki latar belakang
pendidikan yang tinggi dan memiliki kemampuan dan keterampilan di bidangnya.
Untuk memenuhi syarat tersebut, Mahasiswa/i diberikan kesempatan untuk
mengenal dunia kerja terlebih dahulu dengan mengikuti praktek kerja lapangan.
Praktik Kerja Lapangan merupakan sarana latihan operasional bagi mahasiswa,
dimana selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini mahasiswa ditempatkan pada
lingkungan pekerjaan yang sesungguhnya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini Praktikan memilih PDAM Tirtanadi
Medan sebagai tempat untuk pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, karena PDAM
Tirtanadi Medan merupakan perusahaan daerah yang memiliki banyak cabang-
cabang perusahaan dan bergerak pada bidang yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat sampai kapanpun, yaitu air oleh karena itu praktikan sangat ingin
untuk melihat dan mengamati proses kerja di perusahaan ini secara langsung,
khususnya pada bagian administrasi dan berharap bisa bekerja di perusahaan ini
setelah lulus akademis, tentu dengan mengikuti prosedur penyeleksiannya.

a. Tempat Praktik Kerja Lapangan


Nama perusahaan : PDAM TIRTANADI
Alamat : Jl. Limau Manis Tanjung Morawa, Kab. Deli
Serdang, Sumatera Utara
Telepon 0617947595
Peta Lokasi :
2

Gambar 1. 1 Peta Lokasi PKLI

b. Ketentuan Jam Kerja Praktik Kerja Lapangan


Sesuai dengan jam kerja normal yang berlaku di PDAM Tirtanadi Medan
yaitu:

Tabel 1. 1 Waktu Kerja PDAM Tirtanadi

Hari Waktu Keterangan


Senin s/d Jumat 08:00 s/d 16:30 WIB Hari Kerja
Senin s/d Kamis 12:30 s/d 13:15 WIB Istirahat
Jumat 12:00 s/d 14:00 WIB Istirahat

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini adalah:
a. Bagi Mahasiswa
1. Untuk mengetahui bagaimana proses/prosedur administrasi dilakukan di
PDAM Tirtanadi khususnya mengenani penanganan surat
2. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman
3. Sebenarnya mengenai situasi dan cara menangani suatu pekerjaan pada
perusahaan PDAM Tirtanadi
4. Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam bekerja sama dan berkomunikasi
dengan pegawai di perusahaan agar dapat menciptakan dan menumbuhkan
sikap dalam berorganisasi.
5. Untuk mengetahui tata cara kerja, tanggung jawab dan tingkat disiplin
6. Agar dapat menerapkannya saat memasuki dunia kerja.
3

b. Bagi Perusahan PDAM Tirtanadi


1. Menjalin hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Lembaga
2. Membantu dunia pendidikan agar dapat menciptakan mahasiswa/i yang
terampil dan siap pakai baik secara mental maupun keahlian.

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan


Adapun manfaat dari pelaksanaan Praktik kerja Lapangan Industri ini
adalah :
a. Bagi Mahasiswa
Manfaat Praktik Kerja Lapangan bagi Mahasiswa yaitu:
1. Mahasiswa dapat menerapkan serta membandingkan ilmu yang bersifat teori
yang di terima di bangku perkuliahan dengan praktik yang diperoleh di
perusahaan tempat mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan Industri
2. Mahasiswa dapat mengetahui lingkungan kerja yang sesungguhnya di lapangan
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja nantinya setelah
menyelesaikan pendidikan
3. Memberikan manfaat kepada mahasiswa dalam usaha peningkatan dan
pemantapan sikap profesionalisme yang sangat diperlukan di lingkungan kerja
nantinya.
b. Bagi Perusahaan
Manfaat Praktik Kerja Lapangan bagi Perusahaan yaitu:
1. Dapat membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan sehari-hari karyawan di
perusahaan.
2. Merupakan sarana untuk memperkenalkan kepada mahasiswa/i bagaimana cara
kerja dan prosedur yang diterapkan dalam proses kegiatan administrasi di
perusahaan.
3. Perusahaan / instansi mendapat masukan dan saran yang dapat bergunadan ada
hubungannya dengan kegiatan rutinitas perusahaan / instansidari
mahasiswa/mahasiswi yang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Industri pada
perusahaan / instansi.
Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya di tuntut untuk sekedar lulus dari suatu
perguruan tinggi saja. Tetapi juga harus mengembangkan dan mengaplikasikan
4

ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya di perguruan tinggi tersebut agar


mampu bersaing di dunia pekerjaan yang akan dijalani setelah menyelesaikan
studinya.

1.4 Gambaran Umum Perusahaan


1.4.1 Sejarah PDAM Tirtanadi
PDAM Tirtanadi dibangun oleh Pemerintahan Kolonial Belanda pada
tanggal 8 September 1905 yang diberi nama NV Waterleiding Maatschappij Ajer
Beresih. Pembangunan ini dilakukan oleh Hendrik Cornelius Van Den Honert
selaku Direktur Deli Maatschappij, Pieter Kolff selaku Direktur Deli Steenkolen
Maatschappij dan Charles Marie Hernkenrath selaku Direktur Deli Spoorweg
Maatschappij. Kantor Pusat dari perusahaan air bersih ini berada di Amsterdam
Belanda.
Pada saat itu air yang diambil dari sumber utama mata air Rumah Sumbul
di Sibolangit dengan kapasitas 3000 m3/hari. Air tersebut ditransmisikan ke
Reservoir Menara yang memiliki kapasitas 1200 m3 yang terletak di Jl. Kapitan
(sekarang kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara). Reservoir ini
memiliki ketinggian 42 m dari permukaan tanah. Reservoir ini dibuat dari besi
dengan diameter 14 m. Setelah kemerdekaan Indonesia, perusahaan ini diserahkan
kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Pemerintah Indonesia.
Berdasarkan Perda Sumatera Utara No 11 tahun 1979, status perusahaan diubah
menjadi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Sejak tahun 1991 PDAM
Tirtanadi ditunjuk sebagai operator sistem pengelolaan air limbah Kota Medan.
5

Pada tanggal 10 September 2009, telah ditandatangani Peraturan Daerah


Provinsi Sumatera Utara No 10 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi
yang menyatakan bahwa tujuan pokok PDAM Tirtanadi adalah untuk mengelola
dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan
kesehatan dan untuk mengembangkan perekonomian daerah, meningkatkan
pendapatan daerah, serta meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan
pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan
dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

1.4.2 Arti dan Logo PDAM Tirtanadi

Gambar 1.2 Logo PDAM Tirtanadi Sumatera Utara

Logo perusahaan ini terdiri dari unsur-unsur:


a. Lingkaran
Menggunakan lingkup tugas PDAM Tirtanadi, yaitu antar lain melayani dan
menyediakan air bersih secara berkesinambungan dan merata bagi masyarakat
kota Medan dan sekitarnya. PDAM Tirtanadi juga bertugas mengelola air bersih.
b. Hsuruf T
Menyerupai pipa pada logo PDAM Tirtanadi yang menggambarkan ruang lingkup
tugas Tirtanadi yang sebagian besar berhubungan dengan sistem perpipaan.
c. Gelombang Tiga
Menggambarkan pelayanan air minum (air bersih) yang diberikan PDAM
Tirtanadi kepada masyarakat kota Medan dan sekitarnya yang bersifat terus
menerus selama 24 jam dan merata bagi pemanfaatan air bersih tersebut.
d. Warna Biru
Menyatakan nuansa yang ditimbulkan air.
6

1.4.3 Visi dan Misi PDAM Tirtanadi


Didalam suatu organisasi atau perusahaan sebuah Visi dan Misi sangat
dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan dari organisasi atau perusahaan
tersebut. Visi dan Misi merupakan suatu pandangan ke depan yang telah
dikonsepkan secara bersama. Demikian juga halnya dengan PDAM Tirtanadi
Provinsi Sumatera Utara.
a. Visi
PDAM Tirtanadi menjadi perusahaan pengelola air minum dan air limbah yang
terdepan di Indonesia, sehat dan memberikan pelayanan prima kepada pelanggan.
b. Misi
1. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat yang memenuhi azas
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas serta keterjangkauan masyarakat dengan
menerapkan Good Corporate Govermance yang didukung oleh SDM yang
berintegritasi, berkemampuan dan profesional.
2. Menunjang peningkatan kualitas lingkungan dengan mengembangkan
pelayanan air limbah.
3. Memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan asli daerah dan
membantu mengembangkan daerah.
1.4.4 Struktur Organisasi

Gambar 1. 3 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Limau Manis Tanjung Morawa


7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengolahan Air


Informasi awal mengenai pengolahan air bersih sistem PDAM. Air
merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup.
Salah satunya adalah manusia karena setiap orang membutuhkannya, terutama
kebutuhan terhadap air bersih untuk minum dan masak. Sebagian besar
masyarakat memenuhi kebutuhan air ini dengan mengandalkan sistem PDAM,
sebagian yang lainnya menggunakan bak.
Sistem pengolahan air minum atau sistem pdam ini biasanya berupa proses
pengolahan ipa baja atau menggunakan Tangki ipa fiber. Kedua bahan ini
merupakan material yang umum dipergunakan dalam proses pengolahan air bersih
PDAM. Sementara sebagian kecil lainnya masih menggunakan ipa beton.
Khususnya untuk WTP yang dibangun sudah lama atau water treatment
berkapasitas besar.
umumnya merupakan air bersih yang diambil dari sungai. Sedangkan untuk
memenuhi air PDAM umumnya belum memiliki standar baku mutu sehat untuk
dikonsumsi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan air bersih terlebih
dahulu. Pengolahan yang dilakukan melalui sistem PDAM ini memiliki tiga
tahapan, yaitu intake building, WTP dan reservoir.
8

2.1.1 Water Treatment Plant


Sistem PDAM atau biasa disebut dengan Water treatment plant (WTP)
merupakan bangunan utama dan proses utama dalam pengolaan air bersih. Pada
proses ini terdapat lima tahapan yaitu koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi
dan desinfeksi. Pada proses koagulasi, air yang masih mengandung cemaran
dilakukan destabilisasi untuk memisahkan pengotornya. Umumnya pada tahap ini
dibantu dengan zat kimia berupa tawas dan pengadukan.
Tahap kedua yaitu flokulasi. Pada tahap ini air dikondisikan tenang dan
diaduk dengan kecepatan lambat untuk memperbanyak pengendapan. Kemudian
dilanjutkan pada proses sedimentasi dimana dilakukan pengendapan terdahap
kotoran yang mulai terpisah dengan air. Berikutnya dilakukan tahap filtrasi. Air
yang telah dipisahkan dengan kotorannya dilakukan penyaringan ulang agar
benar-benar bersih.
Tahap terakhir pada bagian WTP di sistem PDAM ini yaitu desinfeksi. Air
yang telah sampai pada tahap filtrasi belum tentu terbebas dari kuman bakteri.
Oleh karena itu, pada tahap terakhir pengolahan air ini adalah proses desinfeksi.
Pada proses ini umumnya menggunakan zat kimia berupa klorin untuk
menghilangkan mikroba yang ada pada air. Setelah melewati proses ini kemudian
air dialirkan ke reservoir.
9

Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:

Gambar 2. 1 Skema Pengolahan Air Minum Secara umum (Sumber: Saputri, 2011)

Tahap Koagulasi (Coagulation)

Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan zat kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts
Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air
yang kotor atau keruh umumnya karena mengandung berbagai partikel koloid
yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan
sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel koloid
(yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.
a. Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara
penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok).
Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan
menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat
mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di
proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).
b. Tahap Pengendapan (Sedimentation)
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di
dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian
air di alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.
10

c. Tahap Penyaringan (Filtration)


Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari
bahan-bahan biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk
menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut. Secara umum setelah
melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit Penampungan Akhir.
Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang diperlukan proses tambahan,
seperti:
1) Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange) Proses pertukaran ion bertujuan untuk
menghilangkan zat pencemar anorganik yang tidak dapat dihilangkan oleh
proses filtrasi atau sedimentasi. Proses pertukaran ion juga digunakan untuk
menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan
uranium.
2) Proses Penyerapan (Absorption) Proses ini bertujuan untuk menyerap / zar
pencemar organik, senyawa penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan
membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam air.
3) Proses Disinfeksi (Disinfection) Sebelum masuk ke unit Penampungan
Akhir, air melalui Proses Disinfeksi dahulu. Yaitu proses pembubuhan bahan
kimia Chlorineyang bertujuan untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme
berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.

2.1.2 Teori Perhitungan Stoke Pompa Dosing

Debit (Q) = 100 L/ detik


Dosis Optimum (X) = 25 mg/ L
Konsentrasi Larutan Alum (C ) = 10% (b/v)
Hitung juga STROKE POMPA menghasilakan debit dosing, jika Debit (Q) dosing
= 100% = ( 200 L/ jam)
Diketahui:
Q = 100
L/detik X = 25
mg/ L S
= 10% (b/v)
= 10gr/ 100ml 10000 mg/ 100 ml = 100mg/ 1ml
Rumus Dasar
QxXx60x103 100x25x60x10−3
Q = C
= C
= 1,5L/ menit
Stroke pompa 100% = 200L/ jam =200/60 = 3,33 L/ menit
Stroke pompa yang harus di stel
1,5l / menit
Stroke = 3,33l / menit = 100% = 45%
11
PENGATURAN ALAT PEMBUBUHAN
Jika debit air baku : 100L/detik
Konsentrasi tawas ideal : 20mg/L.
Konsentrasi larutan konsentrat 10% (100.000mg/L)

Debit pompa (debitairbaku)x(konsentrasitawasideal)


= .L/ jam
(konsentrasilaru tankonsentrat)

(100L/detik)x(20mg / L)x3600detik / jam


72L/ jam
( 100.000mg / L)

PERHITUNGAN DOSERING
Diketahui:
Debit pengolahan (Q) = 0,15 L/det 0,00015 M3 /det
Dosis Optimum hasil Jartest = 45 mg/ L (PPM) Dengan kekeruhan awal = 400,5 NTU
Konsetrasi larutan alum
= 1%(b/v)= 1gr/100ml= 1000mg/ 100ml=10mg/ ml
Densitas larutan:
= 1000kg/ M3x 1M3 / 1000 dm3 = 1kg/
dm3
=1kg/ L
Ditanya debit pembubuhan (q):

q QxXx60x103
= C
= 0,15x45x60x103
10
= 0,0405 L/ menit 0,6 ml/det

q =QxXx 100 1 6
x x 10
S d
100 x 1 6
1 1 x 10
= 0,15 x 45 x
= 0,0006 L/ det 0,6 ml/det
12
Kalsium hipoklorit (kaporit)
Klor yang dibubuhkan dalam uji : o,3 gr/m3 Aliran air 500 m3
/jam.
Missal : kadar klor aktiv dalam kaporit = 10 gr/liter
(1kg CaOCL2 + 70 liter air =larutan 1% dalam 1kg kaporit ada 700 gr klor aktif,
1kg CaOCL2 + 60 liter air = larutan 1% ;jika :dalam 1kg kaporit ada 600gr klor
aktif.
Jumlah yang dibutuhkan:
(0,3 gr/m3 x 500 m3 /jam)/10 gr/I+ = 15 I+/jam CaOCL2 . 0,3
3
gr m
x 500
jam
gr
10 liter = 15 lt/jam
Faktor factor dalam mengoprasikan dosing pump:
1. Dosis disinfektan
2. Dosis disinfektan ditentukan oleh:
 Jenis disinfektan
 Daya disinfektan
 Metode disinfektan
 Kadar kalor aktif
3. Waktu kontrak
Misal : Kalor
- Minimal 30 menit
- Pertahankan sisa kalor 0,3- 0,5 mg/l
4. PH <8
Kurang: terbentuk trikloramin (atau timbul bau dan rasa tidak enak pada air)
5. Turbidity
6. Suhu dan cahaya
7. Kondisi dan jumlah mikroorganisme
menentukan kebutuhan disinfektan Gas Klor (CL2)
- klor yang dibubuhkan : mg/lt = gr/m3
- volume aliran/debit yang di disinfeksi = m3 /jam - jumlah klor yang
dibubuhkan : gr/jam

contoh :
- klor yang perlu dibubuhkan (dengan uji coba) = 0,3 mg/l = 0,3 gr/m3
- aliran = 600 m3 /jam
- jumlah klor dibubuhkan :
0,3 gr/m3 x 600 m3 /jam = 180 gr/jam

Natrium Hipoklorit (NaOCL)


Klor dibubuhkan = mg/lt atau gr/m3 Debit air
= m3 /jam
13
Kadar klor aktif dalam gr/ltr Jumlah NaOCL
dibubuhkan = lt/jam

- klor perlu dibubuhkan 0,3 gr/m3 aliran air 200 m3


/jam:
kadar klor aktif 150 gr/ltr jumlah NaOCL
dibubuhkan :
(0,3 gr/m3 x 200 m3 /jam)/150 gr/ltr = 0,40lt/jam.

KIMIA AIR
- Air tanah dalam dapat mencemari air-air lainnya
Contohnya : boron yanmg terkandung dalam air tanah dalam dapat mencemari air
lainnya akibat naiknya air melalui retakan.
- Semakin dalam air tanah, DO semakin kecil sedangkan gas-gas seperti CO2 ,
H2 S hasil reaksi reduksi anaerob akan terlarut pada air tanah (kecuali mata
air)
Menimbulkan masalah baru.
- Air laut termasuk air permukaan, tidak biasa dipilih sebagai sumber air baku
untuk air minum karena kualitasnya tidak memadai untuk diolah.(Kuantitas =
tidak terbatas )

Kualitas :
- Rasa asin = kandungnan NaCL ± 3%
- Rasa pahit, payau/antau = KCL, CaCL, CaSOa, MgCL 2 , MgSOa.
- TDS tinggi = kerak
- Sangat agresif = ion sulfat, (SOa2 ) dan klorida (CL)
14

2.1.3 Mesin PAC Dosing Pump


Proses pembuatan makanan atau minuman pada skala industri biasanya
memanfaatkan reaksi-reaksi kimia antara satu bahan dengan bahan lainnya. Agar
hasil produksinya sesuai dengan target, maka pencampuran bahan kimia yang
digunakan harus akurat dan presisi. Karena itu untuk skala industri
pabrikmakanan dan minuman, pencampuran bahan menggunakan alat yang
dinamakan dengan pompa dosing.

Pompa dosing yang punya nama lain pompa injeksi kimia dan metering
pump adalah pompa yang bisa menginjeksikan cairan tertentu (bahan kimia dan
bahan lainnya) ke dalam cairan pelarut lainnya yang umumnya adalah air. Pompa
dosing ini dilengkapi dengan pengatur debit cairan yang dikeluarkan sehingga
pencampuran bahan materi dengan bahan pelarut bisa akurat takarannya.

Biasanya, penggunaan pompa yang bisa ditemukan di toko jual pompa


dosing ini adalah untuk industri kimia, industri makanan, proses semikonduktor,
produksi film dan fotografi, fasilitas pengolahan air, dan boiler bahan kimia. Pada
definisi lain Dosing pump atau metering pump adalah pompa untuk mengontrol
volume yang berfungsi untuk memindahkan fluida dengan akurat yang
sebelumnya telah diatur jumlah ataupun kisarannya (Chruch, 1986).

2.1.4 Aplikasi Dosing Pump


Metering pump digunakan di segala bagian industri injeksi, pengaliran,
pembuangan, memporsi cairan. Pompa ini paling banyak digunakan pada industri
proses kimiawi. Namun banyak juga digunakan pada laboratorium, instrumen
analisis, peralatan diagnosa kedokteran otomatis. Berikut tempat digunakannya
metering pump. - Industri: kimia, bahan bakar, elektronik, penanganan air dan air
buangan, industry makanan, pertanian, metal finishing, aerospace, otomotif,
pertambangan. - Instrument analisis: analisis kimiawi, pengamatan lingkungan -
Kedokteran: system diagnosa, dialisis, perakitan komponen sekali pakai. Untuk
Dosing Pump/Metering Pump, viskositas fluida yang digunakan maksimal sebesar
300 cP
15

2.1.5 Prinsip Kerja Dosing Pump


Pompa perpindahan positif dikenal dengan caranya beroperasi dimana
cairan diambil dari salah satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan secara
positif untuk setiap putarannya. Pompa perpindahan positif digunakan secara luas
untuk pemompaan fluida selain air, biasanya fluida kental.

Pompa perpindahan positif selanjutnya dapat digolongkan berdasarkan


cara perpindahannya, yaitu pompa bolak- balik (reciprocating) dan pompa rotary.
Metering Pump termasuk ke dalam jenis pompa reciprocating, adalah pompa yang
digunakan untuk memompa fluida dengan debit yang dapat diubah-ubah sesuai
kebutuhan.
Pompa positive displacement bekerja dengan cara memberikan gaya
tertentu, berupa energi kinetik, pada volume fluida yang tetap dari sisi inlet
menuju titik outlet pompa. Prinsip kerja tersebut sangat berbeda dengan pompa
dinamik, yang secara teori pompa positive displacement akan menghasilkan debit
aliran yang tetap pada RPM tertentu meskipun tekanan keluaran pompa berubah-
ubah.
Namun teori ini tidak akan berlaku jika di dalam pompa terjadi kebocoran.
Pompa positive displacement tidak dapat beroperasi dengan sistem control valve
di saluran keluarannya. Hal ini dikarenakan pompa positive displacement tidak
mengenal sistem excess head seperti pada pompa sentrifugal . Jika pada saluran
keluar pompa ada sebuah valve yang berada pada kondisi throttling, yang terjadi
adalah tekanan keluaran pompa akan terus meningkat, hal ini dikarenakan prinsip
kerja pompa positive displacement yang akan terus menghasilkan aliran fluida
yang stabil jika putaran kerjanya tetap. Tekanan keluaran yang terus meningkat
akibat throttling tersebut sangat berbahaya terhadap komponen-komponen pompa,
dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi pecah sehingga aliran fluida yang
dihasilkan pompa kembali stabil di titik kerjanya.
16

2.2.9 Komponen Utama Dosing Pump dan Cara Kerja

Gambar 2.2.9 Rangkaian Kerja Pompa Dosing

Bergantung pada merek dan model, Pompa Dosing Kimia berfungsi dalam
berbagai metode. Semua metode ini berfungsi untuk mengambil sejumlah bahan
kimia dan kemudian menyuntikkannya ke dalam pipa atau bejana. Ada beberapa
bagian utama untuk pengaturan Dosing Pump :
a. Tangki atau Wadah Kimia (Cemical Tank)
Berfungsi untuk meletakan bahan kimia yang telah diberi dosis
b. Foot Valve
Ini adalah katup satu arah yang terhubung ke suction line yang ditempatkan di
bagian dalam agar pompa bisa bekerja dengan prima. Foot Valve harus memiliki
beban di atasnya sehingga tetap di bagian bawah dan ada yang dilengkapi dengan
float switch yang melekat sehingga pompa memilikialarm aktif jika produk habis
c. Liquid End
Liquid End bervariasi dalam ukuran dan bahan tetapi umumnya berbagai plastik
tahan kimia seperti PVC, PE atau sejenisnya, PVDF atau Stainless Steel.
Umumnya memiliki garis hisap dan dosis yang tertera pada suction line. Garis
dosis ini bisa berupa pipa PVC atau PE atau selang. Terkadang dalam aplikasi
uap, air panas atau tekanan super tinggi, salurannya bisa dari stainless steel yang
17

dilengkapi dengan pressure relief atau air release valve. tetapi umumnya
penunjuknya hanya berupa garis.
d. Injektor
Ini adalah katup satu arah sehingga ketika pompa dosis mendorong sejumlah
bahan kimia ke dalam saluran, injektor dapat memberikan tekanan ke dalam
saluran aliran. Setelah aliran kimia dilepaskan maka pompa akan berhenti, katup
akan menghentikan cairan di saluran pengiriman. Setelah pemakaian beberapa
lama, cairan yang berupa zat asam atau klorin atau peroksida, dapat menyumbat
dinding pipa.
e. Control System
Pompa Dosing Kimia ada yang dilengkapi dengan sistem kontrol seperti
timer yang dipasang untuk memastikan pompa memiliki dosis yang akurat dan
on/off pada waktu tertentu. Ada juga yang dilengkapi dengan sensor untuk pH,
klorin dan sejenisnya serta kontrol laju variabel untuk menaikkan dan
menurunkan level dosis. Biasanya pompa jenis ini digunakan dalam system
operasi yang lebih kompleks. Karena komponen sistem dosis sangat penting, cara
pengaturannya juga penting agar semuanya bekerja dengan baik. Hal pertama
yang harus dipastikan adalah bahwa semua komponen kompatibel dengan produk
yang diberi dosis. Hal-hal seperti korosif tinggi, tekanan tinggi, dan suhu
tinggi memerlukan komponen khusus sehingga pompa tidak akan pecah atau
terkorosi.

Setelah semuanya kompatibel, lokasi yang baik untuk pompa dosing kimia
harus dipilih. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa harus ditempatkan agar
chemical dapat bercampur dengan baik dan tidak mempengaruhi bagian pipa
lainnya, yaitu jika ditempatkan sebelum katup atau meter air, maka bagian-bagian
ini dapat terkorosi secara permanen dan tidak terhalang oleh lumpur atau kotoran
lainnya. Idealnya pompa ditempatkan di sebelah daya atau udara tekan untuk
membuatnya bekerja, umumnya di sebelah atau di bawah titik dosis untuk
mencegah tersedotnya dan terlindung dari kerusakan air, debu,matahari atau
panas. Meskipun Pompa Dosing Kimia dapat menangani produk yang sangat
korosif, pompa umumnya tidak terlalu tahan terhadap cuaca dan casing mereka
memiliki peringkat IP yang cukup rendah sehingga kadang-kadang perlu
18

dilindungi di kabinet atau pelindung untuk memaksimalkan umur pompa. Faktor


lain yang perlu dipertimbangkan adalah Chemical Tank serta spesifikasi bahan
kimianya untuk melihat kompatibilitas dengan komponen.

2.2.10 Shooting
a. Hilangnya residu kimia - Dapat disebabkan oleh penggunaan pengaturan
pompa yang sangat rendah, penskalaan pada titik injeksi, atau membiarkan
wadah larutan mengering.
b. Kelebihan bahan kimia - Dapat disebabkan oleh penggunaan pengaturan
pompa yang sangat tinggi, menggunakan bahan kimia yang sangat kaya
dalam tangki larutan, atau menyedot bahan kimia ke dalam bak atau jalur
utama.
c. Kebocoran pada koneksi tubing - Biasanya karena ujung tabung aus atau
serangan kimia.
d. Gagal memompa - Masalah ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti
kebocoran di sisi hisap pompa, pengaturan rendah pada pompa, diafragma
yang pecah, tingkat solusi rendah, kursi katup tidak disegel, kepala pompa
yang pecah atau rusak , kepala pompa yang mengandung udara atau gas
klorin, penurunan voltase, atau gangguan atau kegagalan fungsi kabel dan
papan kontrol elektronik.
e. Pompa kehilangan prima atau menolak ke prima - Hal ini dapat
disebabkan oleh katup periksa yang kotor, cek bola yang tidak disegel dengan
benar, tekanan berlebih saat pengosongan, atau ketinggian angkat hisap
berlebih.
2.2.11 Kelebihan Dan Kekurangan
Kelebihan :
a) Idealnya, metering pump mampu menangani berbagai jenis cairan,
termasuk cairan beracun, korosif, berbahaya, dan abrasif.
b) Anti korosif.
c) Masa pakai lebih dari 20.000 jam.
d) Desain toraks diafragma meningkatkan seal kedap suara.
19

Kekurangan :
a) Tidak cocok untuk sluri abrasif.
b) Kebocoran pada kemasan tidak dapat dihindari, dengan pertimbangan
korosif atau bahan kimia berbahaya.
20

BAB III

TEKNIK PELAKSANAAN LAPANGAN

3.1 Kegiatan Pelaksanaan PKLI


Adapun aktifitas yang penulis lakukan dalam kegiatan PKLI yang
dilaksanakan di PERUMDA Tirtanadi Limau Manis Tanjung Morawa, ialah
sebagai berikut :
1. Mempelajari dan mengamati Poly Alumunium Chloride aliran proses Instalasi
Pengolahan Air Minum
2. Memahami prinsip dan teknik kerja pada setiap proses pengolahan air,
Sendimentasi output (PAC dosing pump). Sampai PAC dosing pump
3. Memahami serta mengikuti SOP yang telah ditentukan oleh manajemen
PERUMDA Tirtanadi Limau Manis Tanjung Morawa
4. Mengamati sistem perawatan pada setiap mesin-mesin serta mampu untuk
melakukan perawatan sesuai dengan standar yang telah ditentukan

WATER
TREATMENT KOAGULASI FLOKULASI
PLANT
PROCESSING

SEDIMENTASI
INTAKE PDAM
BUILDING

RESERVOIR DESINFEKSI FILTERASI

Gambar 3. 1 Proses tahapan PDAM


21

3.2 Pembahasan tentang PAC dosing pump ALLTECH FKM -


0882010L2V080
Pompa dosing diafragma type ALLTECH FKM -0882010L2V080 untuk
mengukur bahan kimia cair, Roda gigi penggerak unit hidrolik diisi dengan cairan
untuk kopling hidrolik, Cairan ini mengalir melalui piston berongga dan
menghubungkan penggerak roda gigi dengan unit hidrolik. Piston tidak dipasang
pada gigi penggerak yang eksentrik selama langkah hisap piston akan kembali ke
posisi nol melalui pegas piston.
Hal ini juga akan mencegah kerusakan pada pompa jika aliran masuk
media takaran terganggu sebagai akibat dari penyumbatan, Piston memiliki
lubang pilot yang diatur secara khusus, Yang melalui slide pendistribusian yang
dapat disesuaikan dan tergantung pada penyesuaian akan menutup cepat atau
lambat pada langkah tekanan, panjang perjalanan piston dan volume yang
dipindahkan sesuai dengan stroke terukur melalui spindel.
Kita dapat menyesuiakan posisi slide pendistribusi penyesuain ini dapat
dilakukan secara linier dan akurat dalam kisaran 0 hingga 100% dan dengan
demikian mengatur volume yang dipindahkan penyebab diafragma pelumatan
elastis ditentukan oleh volume yang dipindahkan oleh piston, Katup sisi isap
terbuka pada langkah hisap memungkinkan media penakar mengalir masuk dan
menutup dari langkah tekanan memulai katup sisi tekanan terbuka pada langkah
tenanan dan menutup pada langkah isap sehingga media yang dipindahkan
mengalir hanya dalam satu arah.
Semua system dari seri PAC dosing pump ALLTECH FKM -
0882010L2V080 dilengkapi dengan katup pelepas tekanan yang dipasang di
lokasi berharga yang tergantung dalam system hidrolik jika sisi berharga pompa
ditutup karena alasan apapun, Katup pelepas tekanan akan tebuka dan dengan
demikian mencegah pompa dan sistem pemipaan menjadi rusak untuk mengontrol
frekuensi kayuhan sensor hitungan kayuhan dapat dipasang di roda gigi penggerak
pompa PAC dosing pump ALLTECH FKM -0882010L2V080.
22

3.3 Pompa Pengukur Piston dan Diafragma Tipe FKM -0882010L2V080


Alltech Dosieranlagen GmbH telah mengembangkan piston dan diafragma
metering pump FKM.Desain modularnya yang canggih memungkinkan kombinasi
berbagai komponen pompa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara optimal.
Keunggulan pompa FKM -0882010L2V080:
a. Kemudahan perakitan
b. Pertukaran membran yang cepat
c. Tidak ada penyetelan titik nol setelah melepas flensa piston
d. Fleksibilitas yang bagus
e. Pengurangan jumlah suku cadang yang signifikan berkat konstruksinya
fungsional.
f. Sebuah pompa dengan dosing head ganda diperoleh dengan memasang pada
roda gigi a unit dosis kedua.
g. Kemungkinan pemasangan flensa piston di sisi kanan atau kiri pompa
sederhana berkat konstruksinya yang simetris. Konsekuensi: realisasi a desain
instalasi kompak dan ekonomis.
h. Pemasangan empat baut memungkinkan metering pump dilengkapi dengan
adjustable penyetelan panjang langkah listrik atau menukar penyetelan manual
dengan a penyesuaian listrik.
i. Drive direalisasikan dengan beberapa motor tegangan pengukuran (220-
240/380-420V, 50/60 Hz), tingkat perlindungan (IP55), kelas insulasi (F). Atas
permintaan motor khusus juga tersedia.
23

Gambar 3. 2 Pompa FKM -0882010L2V080

Komponen Komponen Pada Pompa FKM -0882010L2V080:


1. Bermotor mesin
2. Perlengkapan mengemudi gigi
3. Unit hidrolik
4. Katup pelepas tekanan
5. katup tekanan katup hisap
6. Dosis diafragma dosis diafragma
7. Dosierkopf kepala dosis
8. Katup hisap katup hisap
9. Pegas piston
10. Piston
11. Mendistribusikan slide
12. Menyesuaikan tombol
13. Poros batang penyesuaian
14. Cairan hidrolik
24

Tabel 3. 1 Daya dan Efesiensi Pompa


POMPA MOTOR
Debit Head Gear Rasio Piston Merek/ Type Ampere Daya Putaran Voltage Merek/ type Tahun
(ʋdet) (m) (Rpm) (mm) (A) (W) (Rpm) (V) pasang

0,245 100 - 80 ALLTECH/ FKM - 2,55 1,50 1400 380 ELEKTRA/ 2020
0882010L2V080 7 AA 90504
0,245 100 - 80 ALLTECH/ FKM - 2,55 1,50 1400 380 ELEKTRA/ 2020
0882010L2V080 7 AA 90504
0,245 100 - 80 ALLTECH/ FKM - 2,55 1,50 1400 380 ELEKTRA/ 2020
0882010L2V080 7 AA 90504

Sumber : PDAM Tirtanadi Limau Manis


Pompa yang digunakan di PDAM Tirtanadi Limau manis untuk
menginjeksikan bahan kimia poly alimunium cloride adalah pompa adalah pompa
dosing. digunakan untuk mengalirkan sebanyak 3 unit, mulai dari N10, N9, N7
PDAM mengoperasikan pompa sebanyak 3 unit. Setiap unit beroperasi selama 24
jam secara terus menerus.

3.4 ANALISIS PAC dosing pump ALLTECH FKM -0882010L2V080


a. Kapasitas Operasi Pompa
Berdasarkan hasil pengukuran pipa transmisi dengan kondisi
beroperasi didapat data sebagai berikut :

Tabel 3. 2 Data Kapasitas Pompa dan Operasi

Kapasitas(Q) (liter/detik)
Tekanan Head
No Lokasi
Name Water (bar) (meter)
V-noct
Plate Meter
1 N10 15,5 6,9 8,33 0,7 7
2 N9 15,5 6,9 6,94 2 20
3 N7 12 7 7,6 0 0
Sumber : PDAM Tirtanadi Limau Manis
25

 Tekanan diukur menggunakan manometer


 Debit diukur menggunakan meter air yang setiap saat dikalibrasi dengan
ambang segitiga (V-noct), dengan mengatur tekanan luar pompa sesuai saat
tekanan pada debit yang belum dimasukkan ke V-noct.

 Debit diukur menggunakan meter air yang setiap saat dikalibrasi dengan
ambang segitiga (V-noct), dengan mengatur tekanan luar pompa sesuai saat
tekanan pada debit yang belum dimasukkan ke V-noct.
Kapasitas pompa operasi didapat dari pengukuran langsung sedangkan
kapasitas name plate atau rencana PDAM diambil dari angka yang
menunjukkan efisiensi tertinggi
Dari hasil pengukuran, kapasitas operasi setiap pompa lebih kecil dari
pada kapasitas name plate, disebabkan kondisi saat ini hanya mampu
mengalirkan dengan kapasitas rendah, sehingga PDAM mengatur sedemikian
rupa dengan disesuaikan kondisi
b. Kapasitas Pompa

Penurunan debit mengakibatkan level fluida rendah. Operasi pompa


dibbatasi dengan peralatan WLC (Water Level Control), sehingga saat level
fluida didalam bak (1 sampai dengan 3) diatas strainer pompa, kerja pompa
akan berhenti (unutuk menjaga pompa dari bahaya kavitasi). Pompa akan
dioprasikanlagi saat level fluida lebih dari 2 meter dari stainer.
Apabila tsekulasi on-off pompa terlalu dekat (sering), maka daya start
(arus listrik) akan tinggi. Untuk menghindari hal tersebut operator diinstruksikan
mencekik katup utama sehingga indikator (batas) debit atau tekanan yang telah
ditentukan.
Kemampuan kinerja pompa ditinjau dari kapasitas terpasang pada pompa
dilihat dari Tabel 3.2 pada pengukuran debit dengan menggunakan water meter,
dan head pompa didapat dari head yang terukur pada manometer ditambah
dengan head statis pada Tabel 3.3.Kemampuan kinerja pompa dapat dilihat dari
tabel sebagi berikut
26

Tabel 3.3 Kemampuan Kinerja Pompa


Kapasitas (Q) (l/dt) Head (meter)
N
No Name Water Tekanan Head Total
Pompa ht
Plate Meter manometer Pompa
1 N10 15,50 8,33 7 32 39
2 N9 15,50 6,94 20 32 52
3 N7 12,00 7,60 0 32 32
Sumber : PDAM Tirtanadi Limau Manis

Dari tabel 3.3 dapat dilihat bahwa Q operasi dibawah kemampuanya


stiap pompa dengan nilai water meter N10 water meter : 8,33, N9 water meter
: 94, N7 water meter : 7,60 disebabkan debit fluida tidak mencukupi
kebutuhansehingga saatkatup dibuka penuh alat listrik putus. Pada water level
control mengatur automatis jika debit tidak mencukupi maka arus listrik putus
sehingga pompa mati.
Kinerja pompa sengaja diturunkan oleh operator PDAM sebaga upaya
menjaga pompa dari bahaya kavitasi. Dengan upaya tersebut, maka kinerja
(efisiensi) pompa mengalami penurunan. Data diatas kinerja pompa belum
memenuhihi kebutuhan jaringan yang disebabkan kurangnya ketersediaan
fluida
27

Tabel 3.4 Perhitungan Panel Pompa 3 Phase

No Uraian N10 N9 N7
1 P (kW) 7,86 9,77 7,41
2 S (kW) 9,17 9,87 9,15
3 Cos 𝜑 0,857 0,99 0,81
Voltage
4 375,34 379,32 382,78
(Volt)
5 I (Amp) 14,1 15,02 13,8
Sumber : PDAM Tirtanadi Limau Manis

Dari tabel 3.4 dapat dihitung daya yang dibutuhkan oleh setiap pompa dan daya
yang dikeluarkan oleh setiap pane pompa dengan persamaan :

Pw (Daya fluida) = 𝑄 𝑥 𝐻 𝑥 𝜌 𝑥 𝑔
P (Daya listrik) = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 √3 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑
Ƞp 𝑥 100%
= 𝒑𝒘
𝒑

Contoh perhitungan N10 :


Diketahui pada panel pompa dalam 3 phase :
QN10 = 8,33 l/detik = 0,00833 m3/dt
H Total N10 = 31,74 m
𝜌 = 1000 kg/m3
𝛾 = 9,81 m/dt2
Voltage = 375,34 V
I = 14,1 Amp
cos 𝜑 = 0,857 Sehingga didapat daya dalam panel 3 phase :
 Daya fluida saat beroperasi : Pw = 𝑄 𝑥 𝐻 𝑥 𝜌 𝑥 𝑔
= 0,00833 x 31,74 x 1000 x 9,81
= 2593,707 watt
= 2,594 kW

 Daya Listrik saat beroperasi : P = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 √3 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑


= 375,34 𝑥 14,1𝑥 √3 𝑥 0,857
=7855,613 watt
=7,856 kW
28

 Efisien Total : Ƞp = 𝒑𝒘 x 100%


𝒑

= 𝟐,𝟗𝟒 2,594 𝑥100 %


𝟕𝟖𝟓𝟔
= 33,017 %

3.5 Perawatan Mesin Pompa FKM -0882010L2V080

Suhu
Jenis Frekuensi Debit
No. Inlet Keterangan
Perawatan Perawatan (m³/jam)
(°C)

1 Pemeriksaan Setiap 25 500 Pompa berfungsi normal


Rutin Minggu

2 Pelumasan Setiap 6 28 550 Penggantian oli pada


Bulan pompa

3 Pembersihan Setiap 26 480


Pembersihan ruang
Minggu
pompa dosing

4 Kalibrasi Setiap 30 600 Mengkalibrasi pompa


Minggu dosing agar tetap optimal

5 Penggantian Setiap 8 27 520 komponen pompa :


Part yang aus Bulan valve, seal, diafragma,
dan tubing

Sumber : PDAM Tirtanadi Limau Manis

Untuk memastikan perawatan pompa dosing PAC yang tepat, Ada beberapa
poin yaitu:

1. Pemeriksaan Rutin: Lakukan pemeriksaan visual pada pompa untuk


memeriksa kebocoran, sambungan yang longgar, atau tanda-tanda keausan.
Cari ketidaknormalan dalam pengoperasian pompa atau suara yang tidak biasa.
29

2. Pelumasan: Jika pompa dosis PAC Anda memiliki titik pelumasan, ikuti
rekomendasi pabrikan untuk interval pelumasan dan gunakan pelumas yang
ditentukan.

3. Pembersihan: Bersihkan pompa dan komponennya secara teratur untuk


menghilangkan endapan, kotoran, atau residu bahan kimia yang terakumulasi.
Gunakan bahan pembersih yang sesuai dan ikuti petunjuk produsen.

4. Kalibrasi: Kalibrasi pompa dosis secara berkala untuk memastikan dosis


bahan kimia yang akurat dan tepat. Ikuti panduan pabrikan untuk prosedur dan
frekuensi kalibrasi.

5. Ganti Part yang Aus: Periksa kondisi komponen pompa, seperti valve, seal,
diafragma, dan tubing. Ganti bagian yang aus atau rusak untuk
mempertahankan kinerja takaran yang tepat dan mencegah kebocoran.

3.6 Hasil Pembahasan


a. Pada tabel 3.1 Pompa yang digunakan di PDAM Tirtanadi Limau manis
untuk menginjeksikan bahan kimia poly alimunium cloride adalah pompa
adalah pompa dosing. digunakan untuk mengalirkan sebanyak 3 unit,
mulai dari N10, N9, N7 PDAM mengoperasikan pompa sebanyak 3 unit.
Setiap unit beroperasi selama 24 jam secara terus menerus.
b. Kemampuan kinerja pompa ditinjau dari kapasitas terpasang pada pompa
dilihat dari Tabel 3.2 pada pengukuran debit dengan menggunakan water
meter, dan head pompa didapat dari head yang terukur pada manometer
c. Pada tabel 3.3 Kinerja pompa sengaja diturunkan oleh operator PDAM
sebaga upaya menjaga pompa dari bahaya kavitasi. Dengan upaya
tersebut, maka kinerja (efisiensi) pompa mengalami penurunan. Data
diatas kinerja pompa belum memenuhihi kebutuhan jaringan yang
disebabkan kurangnya ketersediaan fluida
d. Hasil dari table 3.3 Efisien Total : Ƞp = 𝑝𝑤 x 100%
𝑝

= 𝟐,𝟗𝟒 2,594 𝑥100 %


𝟕𝟖𝟓𝟔
= 33,017 %
30

3.7 Perbandingan Dengan Referensi Lain

Adapun perbandingan pada referensi lain yaitu pada perusahaan daerah


air minum (PDAM) Tirtanadi Sunggal yang dihasilkan dalam pengamatan
praktik kerja lapangan yang dilakukan oleh Elton Lase, Tahun 2022, dengan
perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirtanadi Tanjung Morawa dapat
ditinjau dari segi efesiensi serta keadaan pada mesin pompa nya itu sendiri.
Pada PDAM Tirtanadi Sunggal memiliki kapasitas produksi 2.500 L/Detik,
Sedangkan PDAM Tirtanadi Tanjung Morawa memiliki kapasitas produksi
450 L/Detik, Oleh Karena itu PDAM Tirtanadi Sunggal lebih besar kapasitas
yang di produksi.
Untuk Spesifikasi Mesin Pompa dosing PDAM Tirtanadi Sunggal
sebagai berikut :
Mekanik

Manufacture : Pro mint Pump

Type : MTMC H 05530


PPE T 020SOOO
Serial No 2020076286

Motor : See Motor Plate

Dosing Rate : 530 1/h 5 bar

Elektrik

Motor : Nord
Manufacture
Type : SK 71 L/4

Serial no : 202857271-100

Motor : See Motor Plate

Daya motor : 0,37 Kw/230


V/1.89 Al 50 Hz
31

Untuk Spesifikasi Mesin Pompa dosing PDAM Tirtanadi Tanjung


Morawa sebagai berikut :
Manufacture : Pro mint Pump

Type : ALLTECH
FKM -
0882010L2V080
Debit : 0,245 ʋ/det

Head : 100 m

Piston : 80 mm

Elektrik

Motor : ELEKTRA

Type : 7 AA 90504

Ampere : 2,55 A

Putaran : 1400 Rpm

Daya motor : 1,50 W

Adapun pada spesifikasi maupun (SOP) dapat diperoleh dari


perbandingan referensi data dari perusahaan daerah air minum (PDAM)
Tirtanadi Tanjung Morawa dan perusahaan daerah air minum (PDAM)
Tirtanadi Sunggal merupakan data yang relevan dan termasuk kategori
standar operasional prosedur ataupun sesuai spesifikasi yang baik. Dari
perbandingan referensi ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik tentang topik yang sedang dilaksanakan dan untuk
mengevaluasi kontribusi, kelebihan, kelemahan, atau perbedaan antara
dua atau lebih dari referensi yang terkait. Untuk Kelemahan pada PDAM
Tirtanadi Tanjung Morawa dapat dilihat dari efesiensi daya pompa
sebesar 1,50 W, sedangkan efesiensi daya pompa pada PDAM Sunggal
sebesar 0,37 Kw, hal tersebut tidak jauh beda dengan perbandingan dari
kedua daya mesin tersebut, Oleh karena itu mesin pompa dosing masih
dalam kategori Baik ataupun (SOP) dalam daya mesin pompa dosing.
32

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PDAM Tirtanadi Limau Manis.
Adapun beberapa pekerjaan yang penulis lakukan, diantaranya:

a. PDAM Tirtanadi Tanjung Morawa merupakan perusahaan daerah yang


bergerak dalam bidang penyuplai air yang memberikan penyaluran air bersih
dan limbah melalui sistem perpipaan dalam rangka untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat
b. Mempelajari dan mengamati Poly Alumunium Chloride aliran proses Instalasi
Pengolahan Air Minum
c. Memahami prinsip dan teknik kerja pada setiap proses pengolahan air sampai
sendimentasi output (PAC dosing pump) .
d. PDAM mengoperasikanpompa dosing sebanyak 3 unit PDAM mengoperasikan
pompa sebanyak 1 unit. Setiap unit beroperasi selama 24 jam secara terus
menerus
e. Kemampuan kinerja pompa ditinjau dari kapasitas terpasang pada pompa pada
pengukuran debit dengan menggunakan water meter, dan head pompa didapat
dari head yang terukur pada manometer
f. Kinerja pompa sengaja diturunkan oleh operator PDAM sebaga upaya menjaga
pompa dari bahaya kavitasi. Dengan upaya tersebut, maka kinerja (efisiensi)
pompa mengalami penurunan. Data diatas kinerja pompa belum memenuhihi
kebutuhan jaringan yang disebabkan kurangnya ketersediaan air
g. Memahami serta mengikuti SOP yang telah ditentukan oleh manajemen
PDAM Tirtanadi Limau Manis Tanjung Morawa
h. Mengamati sistem perawatan pada setiap mesin-mesin serta mampu untuk
melakukan perawatan sesuai dengan standar yang telah ditentukan
33

4.2 Saran
a. Utamakan keselamatan kerja dengan meningkatkan disiplin diri dan disiplin
kerja, lakukanlah pekerjaan sesuai prosedur yang berlaku.

b. Sebelum mahasiswa melaksanakan tugas kerja praktek, pembimbing


diperusahaan harus menekankan mahasiswa untuk memakai alat safety supaya
mengurangi tingkat kecelakan.

c. Ketidak seriusan dalam bekerja seperti bercanda, menyebabkan hasil yang


kurang maksimal bahkan kurang hati-hati dapat mengalami kecelakaan maka
dalam kerja pengelasan harus serius dan tidak boleh bercanda atau bergurau.
d. Perlu adanya perawatan rutin pada mesin PAC Dosing Pump karena akan
menentukan kinerja PDAM Tirtanadi Limau Manis Tanjung Morawa
e. Perlu adanya kerja sama yang baik antar mahasiswa dan karyawan perusahaan
bagian pengelasan sehingga pekerjaan cepat selesai dan memuaskan.
34

DAFTAR PUSTAKA

Church, Austin HC, Z. Harahap. (1986). Pompa dan Blower Sentrifugal. Jakarta:
Erlangga.

Joko, Tri 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha Ilmu:
Yogyakarta. Lufira, dkk. 2012.

Novitasari, R, dkk. 2013. Evaluasi Dan Optimalisasi Kinerja IPA I Pdam Kota
Pontianak. Jurnal Mahasiswa Teknik Lingkungan UNTAN, vol. 1, no.1.

Putri, Dinanti Tri Restio. 2013. Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Bersih
Unit 1 Sungai Ciapus Di Kampus IPB Dramaga Bogor. Skripsi. Teknik
Lingkungan, IPB Bogor.

Ratnayaka, dkk. 2009. Twort’s Water Supply (6th ed.) (Ind: Suplai Air Twort).
USA: Butterworth-Heinemann.

Saputri, A. W. (2011). Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Babakan


PDAM Tirta Kerta Raharja Kota Tanggerang. Depok: Universitas
Indonesia.
35

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Dokumentasi Di PDAM Limau Manis

Gambar 3.1 Kegiatan PKLI


36

Lampiran 2. Surat Pengantar Ke Perusahaan


37

Lampiran 3. Surat Penerimaan Perusahaan


38

Lampiran 4. Surat Tanda Selesai PKLI


39

Lampiran 5. Jurnal Harian


40
41
42

Lampiran 5. Lembar Penilaian


43

Lampiran 6. Lembar Absensi

Anda mungkin juga menyukai