Oleh:
WAHYU FIRMANSYAH
5191121009
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan laporan PKLI ini tidak lepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si Wakil Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Selamat Riadi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Medan.
4. Dr. Izwar Lubis.M.T. Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Janter P. Simanjuntak, S.T, M.T, P.hd selaku Ketua Program studi
Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Dr. Selamat Riadi M.T selaku dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan Industri (PKLI).
7. Bapak Jufri L. Ansari Siregar, selaku Kepala Instalasi Pengolahan Air
Minum Limau Manis.
iv
8. Kedua orang tua yang sangat membantu dari segi moril dan materil dalam
menyelesaikan PKLI hingga penyusunan laporan ini.
Wahyu Firmansyah
NIM: 5191121009
v
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:
Gambar 2. 1 Skema Pengolahan Air Minum Secara umum (Sumber: Saputri, 2011)
Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan zat kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts
Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air
yang kotor atau keruh umumnya karena mengandung berbagai partikel koloid
yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan
sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel koloid
(yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.
a. Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara
penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok).
Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan
menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat
mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di
proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).
b. Tahap Pengendapan (Sedimentation)
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di
dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian
air di alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.
10
PERHITUNGAN DOSERING
Diketahui:
Debit pengolahan (Q) = 0,15 L/det 0,00015 M3 /det
Dosis Optimum hasil Jartest = 45 mg/ L (PPM) Dengan kekeruhan awal = 400,5 NTU
Konsetrasi larutan alum
= 1%(b/v)= 1gr/100ml= 1000mg/ 100ml=10mg/ ml
Densitas larutan:
= 1000kg/ M3x 1M3 / 1000 dm3 = 1kg/
dm3
=1kg/ L
Ditanya debit pembubuhan (q):
q QxXx60x103
= C
= 0,15x45x60x103
10
= 0,0405 L/ menit 0,6 ml/det
q =QxXx 100 1 6
x x 10
S d
100 x 1 6
1 1 x 10
= 0,15 x 45 x
= 0,0006 L/ det 0,6 ml/det
12
Kalsium hipoklorit (kaporit)
Klor yang dibubuhkan dalam uji : o,3 gr/m3 Aliran air 500 m3
/jam.
Missal : kadar klor aktiv dalam kaporit = 10 gr/liter
(1kg CaOCL2 + 70 liter air =larutan 1% dalam 1kg kaporit ada 700 gr klor aktif,
1kg CaOCL2 + 60 liter air = larutan 1% ;jika :dalam 1kg kaporit ada 600gr klor
aktif.
Jumlah yang dibutuhkan:
(0,3 gr/m3 x 500 m3 /jam)/10 gr/I+ = 15 I+/jam CaOCL2 . 0,3
3
gr m
x 500
jam
gr
10 liter = 15 lt/jam
Faktor factor dalam mengoprasikan dosing pump:
1. Dosis disinfektan
2. Dosis disinfektan ditentukan oleh:
Jenis disinfektan
Daya disinfektan
Metode disinfektan
Kadar kalor aktif
3. Waktu kontrak
Misal : Kalor
- Minimal 30 menit
- Pertahankan sisa kalor 0,3- 0,5 mg/l
4. PH <8
Kurang: terbentuk trikloramin (atau timbul bau dan rasa tidak enak pada air)
5. Turbidity
6. Suhu dan cahaya
7. Kondisi dan jumlah mikroorganisme
menentukan kebutuhan disinfektan Gas Klor (CL2)
- klor yang dibubuhkan : mg/lt = gr/m3
- volume aliran/debit yang di disinfeksi = m3 /jam - jumlah klor yang
dibubuhkan : gr/jam
contoh :
- klor yang perlu dibubuhkan (dengan uji coba) = 0,3 mg/l = 0,3 gr/m3
- aliran = 600 m3 /jam
- jumlah klor dibubuhkan :
0,3 gr/m3 x 600 m3 /jam = 180 gr/jam
KIMIA AIR
- Air tanah dalam dapat mencemari air-air lainnya
Contohnya : boron yanmg terkandung dalam air tanah dalam dapat mencemari air
lainnya akibat naiknya air melalui retakan.
- Semakin dalam air tanah, DO semakin kecil sedangkan gas-gas seperti CO2 ,
H2 S hasil reaksi reduksi anaerob akan terlarut pada air tanah (kecuali mata
air)
Menimbulkan masalah baru.
- Air laut termasuk air permukaan, tidak biasa dipilih sebagai sumber air baku
untuk air minum karena kualitasnya tidak memadai untuk diolah.(Kuantitas =
tidak terbatas )
Kualitas :
- Rasa asin = kandungnan NaCL ± 3%
- Rasa pahit, payau/antau = KCL, CaCL, CaSOa, MgCL 2 , MgSOa.
- TDS tinggi = kerak
- Sangat agresif = ion sulfat, (SOa2 ) dan klorida (CL)
14
Pompa dosing yang punya nama lain pompa injeksi kimia dan metering
pump adalah pompa yang bisa menginjeksikan cairan tertentu (bahan kimia dan
bahan lainnya) ke dalam cairan pelarut lainnya yang umumnya adalah air. Pompa
dosing ini dilengkapi dengan pengatur debit cairan yang dikeluarkan sehingga
pencampuran bahan materi dengan bahan pelarut bisa akurat takarannya.
Bergantung pada merek dan model, Pompa Dosing Kimia berfungsi dalam
berbagai metode. Semua metode ini berfungsi untuk mengambil sejumlah bahan
kimia dan kemudian menyuntikkannya ke dalam pipa atau bejana. Ada beberapa
bagian utama untuk pengaturan Dosing Pump :
a. Tangki atau Wadah Kimia (Cemical Tank)
Berfungsi untuk meletakan bahan kimia yang telah diberi dosis
b. Foot Valve
Ini adalah katup satu arah yang terhubung ke suction line yang ditempatkan di
bagian dalam agar pompa bisa bekerja dengan prima. Foot Valve harus memiliki
beban di atasnya sehingga tetap di bagian bawah dan ada yang dilengkapi dengan
float switch yang melekat sehingga pompa memilikialarm aktif jika produk habis
c. Liquid End
Liquid End bervariasi dalam ukuran dan bahan tetapi umumnya berbagai plastik
tahan kimia seperti PVC, PE atau sejenisnya, PVDF atau Stainless Steel.
Umumnya memiliki garis hisap dan dosis yang tertera pada suction line. Garis
dosis ini bisa berupa pipa PVC atau PE atau selang. Terkadang dalam aplikasi
uap, air panas atau tekanan super tinggi, salurannya bisa dari stainless steel yang
17
dilengkapi dengan pressure relief atau air release valve. tetapi umumnya
penunjuknya hanya berupa garis.
d. Injektor
Ini adalah katup satu arah sehingga ketika pompa dosis mendorong sejumlah
bahan kimia ke dalam saluran, injektor dapat memberikan tekanan ke dalam
saluran aliran. Setelah aliran kimia dilepaskan maka pompa akan berhenti, katup
akan menghentikan cairan di saluran pengiriman. Setelah pemakaian beberapa
lama, cairan yang berupa zat asam atau klorin atau peroksida, dapat menyumbat
dinding pipa.
e. Control System
Pompa Dosing Kimia ada yang dilengkapi dengan sistem kontrol seperti
timer yang dipasang untuk memastikan pompa memiliki dosis yang akurat dan
on/off pada waktu tertentu. Ada juga yang dilengkapi dengan sensor untuk pH,
klorin dan sejenisnya serta kontrol laju variabel untuk menaikkan dan
menurunkan level dosis. Biasanya pompa jenis ini digunakan dalam system
operasi yang lebih kompleks. Karena komponen sistem dosis sangat penting, cara
pengaturannya juga penting agar semuanya bekerja dengan baik. Hal pertama
yang harus dipastikan adalah bahwa semua komponen kompatibel dengan produk
yang diberi dosis. Hal-hal seperti korosif tinggi, tekanan tinggi, dan suhu
tinggi memerlukan komponen khusus sehingga pompa tidak akan pecah atau
terkorosi.
Setelah semuanya kompatibel, lokasi yang baik untuk pompa dosing kimia
harus dipilih. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa harus ditempatkan agar
chemical dapat bercampur dengan baik dan tidak mempengaruhi bagian pipa
lainnya, yaitu jika ditempatkan sebelum katup atau meter air, maka bagian-bagian
ini dapat terkorosi secara permanen dan tidak terhalang oleh lumpur atau kotoran
lainnya. Idealnya pompa ditempatkan di sebelah daya atau udara tekan untuk
membuatnya bekerja, umumnya di sebelah atau di bawah titik dosis untuk
mencegah tersedotnya dan terlindung dari kerusakan air, debu,matahari atau
panas. Meskipun Pompa Dosing Kimia dapat menangani produk yang sangat
korosif, pompa umumnya tidak terlalu tahan terhadap cuaca dan casing mereka
memiliki peringkat IP yang cukup rendah sehingga kadang-kadang perlu
18
2.2.10 Shooting
a. Hilangnya residu kimia - Dapat disebabkan oleh penggunaan pengaturan
pompa yang sangat rendah, penskalaan pada titik injeksi, atau membiarkan
wadah larutan mengering.
b. Kelebihan bahan kimia - Dapat disebabkan oleh penggunaan pengaturan
pompa yang sangat tinggi, menggunakan bahan kimia yang sangat kaya
dalam tangki larutan, atau menyedot bahan kimia ke dalam bak atau jalur
utama.
c. Kebocoran pada koneksi tubing - Biasanya karena ujung tabung aus atau
serangan kimia.
d. Gagal memompa - Masalah ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti
kebocoran di sisi hisap pompa, pengaturan rendah pada pompa, diafragma
yang pecah, tingkat solusi rendah, kursi katup tidak disegel, kepala pompa
yang pecah atau rusak , kepala pompa yang mengandung udara atau gas
klorin, penurunan voltase, atau gangguan atau kegagalan fungsi kabel dan
papan kontrol elektronik.
e. Pompa kehilangan prima atau menolak ke prima - Hal ini dapat
disebabkan oleh katup periksa yang kotor, cek bola yang tidak disegel dengan
benar, tekanan berlebih saat pengosongan, atau ketinggian angkat hisap
berlebih.
2.2.11 Kelebihan Dan Kekurangan
Kelebihan :
a) Idealnya, metering pump mampu menangani berbagai jenis cairan,
termasuk cairan beracun, korosif, berbahaya, dan abrasif.
b) Anti korosif.
c) Masa pakai lebih dari 20.000 jam.
d) Desain toraks diafragma meningkatkan seal kedap suara.
19
Kekurangan :
a) Tidak cocok untuk sluri abrasif.
b) Kebocoran pada kemasan tidak dapat dihindari, dengan pertimbangan
korosif atau bahan kimia berbahaya.
20
BAB III
WATER
TREATMENT KOAGULASI FLOKULASI
PLANT
PROCESSING
SEDIMENTASI
INTAKE PDAM
BUILDING
0,245 100 - 80 ALLTECH/ FKM - 2,55 1,50 1400 380 ELEKTRA/ 2020
0882010L2V080 7 AA 90504
0,245 100 - 80 ALLTECH/ FKM - 2,55 1,50 1400 380 ELEKTRA/ 2020
0882010L2V080 7 AA 90504
0,245 100 - 80 ALLTECH/ FKM - 2,55 1,50 1400 380 ELEKTRA/ 2020
0882010L2V080 7 AA 90504
Kapasitas(Q) (liter/detik)
Tekanan Head
No Lokasi
Name Water (bar) (meter)
V-noct
Plate Meter
1 N10 15,5 6,9 8,33 0,7 7
2 N9 15,5 6,9 6,94 2 20
3 N7 12 7 7,6 0 0
Sumber : PDAM Tirtanadi Limau Manis
25
Debit diukur menggunakan meter air yang setiap saat dikalibrasi dengan
ambang segitiga (V-noct), dengan mengatur tekanan luar pompa sesuai saat
tekanan pada debit yang belum dimasukkan ke V-noct.
Kapasitas pompa operasi didapat dari pengukuran langsung sedangkan
kapasitas name plate atau rencana PDAM diambil dari angka yang
menunjukkan efisiensi tertinggi
Dari hasil pengukuran, kapasitas operasi setiap pompa lebih kecil dari
pada kapasitas name plate, disebabkan kondisi saat ini hanya mampu
mengalirkan dengan kapasitas rendah, sehingga PDAM mengatur sedemikian
rupa dengan disesuaikan kondisi
b. Kapasitas Pompa
No Uraian N10 N9 N7
1 P (kW) 7,86 9,77 7,41
2 S (kW) 9,17 9,87 9,15
3 Cos 𝜑 0,857 0,99 0,81
Voltage
4 375,34 379,32 382,78
(Volt)
5 I (Amp) 14,1 15,02 13,8
Sumber : PDAM Tirtanadi Limau Manis
Dari tabel 3.4 dapat dihitung daya yang dibutuhkan oleh setiap pompa dan daya
yang dikeluarkan oleh setiap pane pompa dengan persamaan :
Pw (Daya fluida) = 𝑄 𝑥 𝐻 𝑥 𝜌 𝑥 𝑔
P (Daya listrik) = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 √3 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑
Ƞp 𝑥 100%
= 𝒑𝒘
𝒑
Suhu
Jenis Frekuensi Debit
No. Inlet Keterangan
Perawatan Perawatan (m³/jam)
(°C)
Untuk memastikan perawatan pompa dosing PAC yang tepat, Ada beberapa
poin yaitu:
2. Pelumasan: Jika pompa dosis PAC Anda memiliki titik pelumasan, ikuti
rekomendasi pabrikan untuk interval pelumasan dan gunakan pelumas yang
ditentukan.
5. Ganti Part yang Aus: Periksa kondisi komponen pompa, seperti valve, seal,
diafragma, dan tubing. Ganti bagian yang aus atau rusak untuk
mempertahankan kinerja takaran yang tepat dan mencegah kebocoran.
Elektrik
Motor : Nord
Manufacture
Type : SK 71 L/4
Serial no : 202857271-100
Type : ALLTECH
FKM -
0882010L2V080
Debit : 0,245 ʋ/det
Head : 100 m
Piston : 80 mm
Elektrik
Motor : ELEKTRA
Type : 7 AA 90504
Ampere : 2,55 A
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PDAM Tirtanadi Limau Manis.
Adapun beberapa pekerjaan yang penulis lakukan, diantaranya:
4.2 Saran
a. Utamakan keselamatan kerja dengan meningkatkan disiplin diri dan disiplin
kerja, lakukanlah pekerjaan sesuai prosedur yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Church, Austin HC, Z. Harahap. (1986). Pompa dan Blower Sentrifugal. Jakarta:
Erlangga.
Joko, Tri 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha Ilmu:
Yogyakarta. Lufira, dkk. 2012.
Novitasari, R, dkk. 2013. Evaluasi Dan Optimalisasi Kinerja IPA I Pdam Kota
Pontianak. Jurnal Mahasiswa Teknik Lingkungan UNTAN, vol. 1, no.1.
Putri, Dinanti Tri Restio. 2013. Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Bersih
Unit 1 Sungai Ciapus Di Kampus IPB Dramaga Bogor. Skripsi. Teknik
Lingkungan, IPB Bogor.
Ratnayaka, dkk. 2009. Twort’s Water Supply (6th ed.) (Ind: Suplai Air Twort).
USA: Butterworth-Heinemann.
LAMPIRAN