Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN III

PROSES PENGAMBILAN DATA MENGGUNAKAN DRONE


PADA TUMPUKAN STOCKPILE DI PT. ANUGERAH
BORNEO MARUYA PERSADA SITE LIMUS DUSUN TAPAN
JAYA KECAMATAN JELAI HULU KABUPATEN
KETAPANG KALIMANTAN BARAT

Oleh :

ALFON CAPRI SIMANJUNTAK

302 2017 399

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN III


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

DI PT. ANUGERAH BORNEO MARUYA PERSADA SITE LIMUS


DUSUN TAPAN JAYA , KECAMATAN JELAI HULU,
KABUPATEN KETAPANG
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh:
Alfon Capri Simanjuntak
Nim: 302 2017 399

Disetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Sartika,S.Si.,MT Slamet Mulyono


NIK. 199001212018032015

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Herman,S.Si.,MT
NIK. 16118-0716-208

ii
RINGKASAN

Pengambilan data menggunakan drone adalah kegiatan yang bertujuan


untuk mengetahui kondisi lahan tersebut melalui penginderaan jarak jauh. Drone
atau yang sering disebut Unmanned Air Vehicle (UAV) merupakan pesawat yang
dikendalikan jarak jauh, namun sistem otomatis kini mulai banyak diterapkan.
Kemajuan teknologi semakin lama semakin berkembang maka drone tidak hanya
digunakan untuk perang melainkan bisa juga mencakup hal hal lain misalnya
identifikasi pada suatu lahan pertambangan, dibidang industri, pertanian dan lain
lain. Kegunaan drone pada dunia pertambangan mempunyai peranan misalnya
mengetahui kondisi lahan sebelum dan sesudah ditambang, melihat kolam tailing
apakah sudah mulai longsor atau tidak, dan juga megetahui tumpukan stockpile
yang sudah dibersihakan dan berapa banyak jumlah stockpile yang tersedia pada
pelambuhan tersebut. Data penginderaan jauh telah banyak digunakan untuk
identifikasi dan pemantauan kondisi lahan pertambangan. Teknologi pesawat
terbang tanpa awak (UAV) telah dikembangkan dan banyak digunakan untuk
aplikasi penginderaan jauh untuk dunia pertambangan. Seperti mengetahui
seberapa banyak tumpukan bauksit yang dilihat dari atas. Drone dilengkapi sensor
yang hampir mirip dengan sensor pada satelit memungkinkan memberikan hasil
yang dapat digunakan. Pengambilan data dilakukan di PT. Anugerah Borneo
Persada dilokasi tumpukan Bauksitnya.
Stockpile merupakan tempat atau peyimpana atau penumpukan hasil
tambang bauksit. Tujuan dari ini kegiatan ini agar dapat mengetahui bagaimana
cara menerbangkan drone pada tumpukan stockpile. Sehingga dapat
menyimpulkan bahwa waktu yang diperlukan tidaklah lama dan cara
menerbangkan drone tersebut sangat mudah.

Kata kunci : pengolahan data, drone, stockpile

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan
KaruniaNya-lah Penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Akhir Praktek
Kerja Lapangan III tepat pada waktunya dengan judul “Proses Pengambilan Data
Menggunakan Drone Pada Tumpukan Stockpile di PT. Anugerah Borneo Maruya
Persada Site Limus Dusun Tapan Jaya Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang
Kalimanta Barat”

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk


menyelesaikan Program Diploma III Program Studi Teknik Pertambangan Jurusan
Teknik Pertambangan di Politeknik Negeri Ketapang.

Selama mengikuti pendidikan DIII Teknik Pertambangan sampai dengan


proses penyelesaian Laporan Akhir Praktek Kerja Lapangan III, berbagai pihak
telah memberikan fasilitas, membantu, membina dan membimbing penulis untuk
itu khususnya kepada :

1. Bapak Endang Kusmana, S.E,.M.M.,Ak.C.A selaku Direktur


Politeknik Negeri Ketapang yang telah banyak memberikan
kemudahan dalam meyelesaikan pendidikan.
2. Bapak Faisal Alwin Sembiring dan Bapak Slamet Mulyono selaku
Pembimbing Lapangan yang telah banyak meluangkan waktu
membimbing penulis selama penyusunan laporan praktik kerja
lapangan ini.
3. Bapak Herman, S.Si.,M.T selaku ketua Jurusan Teknik Pertambangan
yang telah banyak meluangkan waktu membimbing penulis selama
penyusunan laporan .
4. Ibu Sartika, S.Si.,M.T selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing maupun memberikan masukan agar laporan ini menjadi
lebih baik.

iv
5. Bapak Julyan Purnomo, SST.,MT selaku dosen penguji yang
memberikan masukan dan saran agar kedepannya laporan ini lebih
baik lagi.
6. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Teknik Pertambangan yang
telah banyak berdiskusi dan berkerja sama dengan penulis selama
pendidikan maupun praktek berlangsung.

Penulis menyadari Laporan Akhir ini masih banyak kekurangan. Karena itu kritik
dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati, mudah-mudahan
keberadaan Laporan Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita
semua khusuunya Jurusan Teknik Pertambangan.

Ketapang, 19 April 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii

RINGKASAN .....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................1

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan III ............................................................2

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan III ..........................................................2

1.4 Metodologi Penelitian .................................................................................3

1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................4

1.6 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan III .............................................6

BAB II GEOLOGI REGIONAL

2.1 Geologi Regional ........................................................................................7

2.2
Geomorfologi ..............................................................................................9

2.3
Stratigrafi ..................................................................................................11

vi
BAB III GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN ..............................................15

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................................15

3.2 Organisasi Perusahaan ..............................................................................16

3.3 Pelaksanaa Disiplin Kerja dan Lain-lain ...................................................16

BABIV DESKRIPSI HASIL KEGIATAN .......................................................24

4.1 Deskripsi Kegiatan ....................................................................................24

4.1.1 Proses Pengambilan Data Menggunakan Drone Pada Tumpukan


Stockpile .............................................................................................24

4.2 Hasil Kegiatan ..........................................................................................30

BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan ...............................................................................................31

5.2 Saran .........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................32

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Geologi Regional Lembar Ketapang ...................................................9

Gambar 2.2 Peta Kecamatan Jelai Hulu ................................................................10

Gambar 2.2.1 Peta IUP PT. ABMP dan PT. BBS .................................................11

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Anugerah Borneo Maruya Persada .............16

Gambar 3.4.1 Pengupasan Tanah Penutup ............................................................19

Gambar 3.4.2 Pemuatan Bauksit ...........................................................................20

Gambar 3.4.3 Washing Plant PT. ABMP .............................................................21

Gambar 3.4.4 Pencucian Bauksit di Washing Plant .............................................22

Gambar 3.4.5 Penutupan Lahan ............................................................................23

Gambar 4.1 Tampilan Menghidupkan Remote Conttol Drone .............................24

Gambar 4.2 Tampilan Beranda Pix4D ..................................................................25

Gambar 4.3 Grid Mission ......................................................................................25

Gambar 4.4 Grid Mission Pada Lahan Yang Akan di Petakan .............................26

Gambar4.5 Menghidupkan Drone ........................................................................27

Gambar 4.6 Tampilan Status Drone ......................................................................28

Gambar4.7 Tampilan Drone Siap Terbang ...........................................................28

Gambar4.8 Tampilan Drone Pada Saat Diudara ...................................................29

Gambar4.2 Hasil Kegiatan ....................................................................................30

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambangan bijih Bauksit di Dusun Tapan Jaya merupakan salah satu


proyek penambangan bijih Bauksit milik PT. Anugerah Borneo Maruya Persada
yang terletak di Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan
Barat. Metode penambangan yang diterapkan yaitu tambang terbuka dengan
sistem penambangan in fit dump.

Drone, yang lebih dikenal Unmanned Aerial Vehicle (UAV) awalnya


dikembangkan untuk kebutuhan militer. Menurut sejarahnya, ide pengembangan
pesawat tanpa pilot sudah ada sejak 22 Agustus 1849. Waktu itu, Austria berusaha
menyerang kota Venesia di Italia dengan menggunakan balon tak berawak yang
penuh akan bahan peledak.

Perkembangan teknologi membuat drone juga mulai banyak diterapkan


dalam berbagai layanan seperti pengawasan Infrastruktur, pengiriman paket
barang, pemadam kebakaran hutan, eksplorasi bahan tambang, pemetaan daerah
pertanian, dan pemetaan daerah industri. Bahkan pengadaan pesawat drone
menjadi salah satu program yang diwujudkan oleh Presiden Jokowi sebagai salah
satu alat untuk menjaga pertahanan, keamanan, dan Keadaulatan Wilayah
Republik Indonesia. Hal ini disampaikan beliau pada saat debat presiden tahun
lalu.

Dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan ini Penulis ingin memaparkan cara
pengambilan data menggunakan drone pada tumpukan stockpile. Dan dapat
mengetahui hasil akhir dari pengambilan data drone tersebut.

1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan III

1.2.1 Tujuan Umum

a. Untuk memperoleh gambaran nyata mengenai penerapan dari ilmu teori


yang selama ini diperoleh pada saat kuliah dan membandingkannya pada
kondisi nyata di lapangan.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Untuk menengetahui bagaimana proses pengambilan data drone.

b. Untuk mengetahui hasil akhir dari pengambilan data drone tersebut.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan III

a. Penulis

Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan III bagi penulis yaitu, dapat
menambah wawasan mahasiswa mengenai penerapan teori yang ada dengan
kondisi nyata di lapangan, memahami secara jelas terhadap alur kegiatan
penambangan, serta memperoleh pengalaman bekerja di lapangan yang
dihadapkan dengan permasalahan kondisi nyata di lapangan yang terkadang
berjalan tidak sesuai dengan teori yang ada.

b. Instansi

Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan III bagi Instansi adalah sebagai

berikut :

a. Menjadi nilai tambah untuk menjamin relasi dan kerja sama yang baik
dengan PT. Anugerah Borneo Maruya Persada (PT. ABMP).

b. Agar dapat memberikan referensi pekerjaan untuk lulusan-lulusan Teknik


Pertambangan Politeknik Negeri Ketapang.

2
c. Sebagai bahan masukkan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana
kurikulum yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dunia industri.

c. Perusahaan

Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan III bagi Penulis yaitu, agar terciptanya
hubungan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan antara kedua belah
pihak, yaitu dapat menempatkan mahasiswa yang potensial untuk mendapatkan
pengalaman di lembaga kerja yang bersangkutan.

1.4 Metodologi

1.4.1 Studi Literatur

Studi Literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang


menunjang judul Laporan Praktek Kerja III yang diperoleh melalui Instansi, peta,
grafik, tabel dan spesifikasi alat.

1.4.2 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan


penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
sang penjawb agar mendapatkan informasi yang relefan.

1.4.3 Pengamatan dilapangan

Dilakukan dengan melakukan peninjauan lapangan secara langsung pada


daerah atau lapangan yang akan diambil datanya. Meliputi cuaca dan kondisi
lapangan yang ada.

1.4.4 Pengambilan Data

Cara pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung


dilapangan dan juga data-data yang diambil dari literatur yang berhubungan
dengan permasalahan yang ada. Data yang diambil harus tepat agar dapat
mempermudah proses selanjutnya.

1.4.5 Pengolahan data

3
Dilakukan dengan melakukan langkah-langkah penggambaran,
selanjutnya disajikan dalam bentuk gambar dalam suatu proses tertentu.

1.4.6 Analisa Hasil Pengolahan Data

Bertujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya


kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan yang
dibuat oleh penulis.

1.4.7 Kesimpulan

Diperoleh berdasarkan hasil dariproses pengolahan data dengan


permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua
masalah yang dibahas.

1.5 Sistematikan Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam pembuatan Laporan Praktek Kerja


Lapangan III kali ini adalah sebagai berikut :

1. Bagian Awal

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar

Daftar Tabel

Daftar Pustaka

2. Bagian Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1.2.1 Tujuan Umum

4
1.2.2 Tujuan Khusus

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan III

a. Penulis

b. Instansi

c. Perusahaan

1.4 Metodologi

1.5 Sistematika Penulisan

1.6 Jadwal Praktek Kerja Lapangan III

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan

3.2 Organisasi Perusahaan

3.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja Perusahaan Meliputi :

- Peraturan Perusahaan

- Jadwal Kerja Perusahaan

3.4 Proses Pelaksanaan Produksi Perusahaan

BAB IV DESKRIPSI HASIL KEGIATAN

4.1 Deskripsi Kegiatan

4.2 Hasil Kegiatan

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

5
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

- Surat Permohonan PKL III dari Jurusan Teknik Pertambangan.

- Surat Jawaban dari Perusahaan.

- Surat keterangan dari Perusahaan yang menyatakan bahwa telah


menyelesaikan PKL III

- Dukumentasi hasil kegiatan.

- Laporan kegian harian.

1.6 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan III

Adapun waktu dan tempat pelaksaan Praktek Kerja Lapangan (PKL),


Dilaksanakaan pada tanggal 03 Februari 2020 s/d 31 Maret 2020. Kegiatan
pengambilan data di lapangan dimulai dari jam 07.00 sampai 17.00 WIB. Tempat
pelaksaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan III dilakukan di PT. Anugerah
Borneo Maruya Persada, yang berlokasi di Dusun Tapan Kecamatan Jelai Hulu,
Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

6
BAB II

GEOLOGI REGIONAL

2.1 Geologi Regional

Geologi Regional berdasarkan analisa dari Peta Geologi Lembar Ketapang


dengan skala 1 : 250.000 yang diteliti oleh E. Rustadi (GRDC) dan F. DE Keyner
(AGSO) 1993, maka kondisi Geologi Regional di daerah penelitian sebagai
berikut :

 Endapan Bauksit

Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium


tinggi, kadar besi rendah dan sedikit kadar kuarsa bebas. Pada saat batuan
mengalami pelapukan kimiawi unsur kimia silika (Si) terlarut dan terlepas
dari ikatan kristal begitu juga sebagian unsur besi. Alumina, Titanium dan
mineral oksidasi terkonsentrasi sebagai endapan residu. Batuan yang dapat
memenuhi persyaratan itu antara lain nephelin sienit, batuan
lempung/serpih. Batuan itu akan mengalami proses lateritisasi (proses
pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan mengalami
pelapukan).Valeton (1972).

 Batuan Galena

Galena atau galenit merupakan mineral berwarna abu-abu kebiruan dengan


kilap logam yang tersusun atas senyawa Pbs. Kristalnya berbentuk kubus.
Terdapat sebagai himpunan dalam batu gamping, batu pasir, atau batuan sedimen
lain. Galena merupakan bijih timbal terpenting, juga merupakan sumber utama
logam perak. Apabila unsur sulfida dominan pada batuan galena, aroma sulfida

7
akan terasa dilokasi batuan tersebut. Mineral yang dapat ditemukan disekitar
galena antara lain sphalerit, pirit dan kalkopirit.

 Bijih Besi

Bijih besi adalah cebakan yang digunakan untuk membuat besi gubal. Biji
besi terdiri atas oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam molekul.
Besi sendiri biasanya didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit
(Fe2O3), goethit, limonit atau siderit. Bijih besi biasanya kaya akan besi oksida
dan beragam dalam hal warna, dari kelabu tua, kuning muda, ungu tua, hingga
merah karat. Saat ini, cadangan biji besi tampak banyak, namun seiring dengan
bertambahnya penggunaan besi secara eksponensial berkelanjutan, cadangan ini
mulai berkurang, karena jumlahnya tetap. Sebagai contoh, Lester Brown dari
Worldwatch Institute telah memperkirakan bahwa bijih besi bisa habis dalam
waktu 64 tahun berdasarkan pada ekstrapolasi konservatif dari 2% pertumbuhan
per tahun.

 Timah

Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Timah termasuk logam
pasca-transisi di kelompok 14 dalam tabel periodik.Timah menunjukan kemiripan
kimia dengan Germanium dan Timbal yang juga berada di kelompok 14 dan
memiliki dua kemungkinan bilangan oksidasi, +2 dan +4 yang sedikit lebih stabil.
Timah adalah elemen ke 49 yang paling melimpah di bumi, memiliki 10 isotop
stabil, jumlah terbesar dalam tabel periodik.

 Emas

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au
(bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Emas merupakan logam yang bersifat
lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs),

8
serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu
dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan
(gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin,
flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam.

Sumber : E. Rustandi (GRDC) dan F. DE Keyner (AGSO) 1993. Peta Geologi


Lembar Ketapang

Gambar 2.1 Geologi Regional Lembar Ketapang

2.2 Geomorfologi

Kecamatan Jelai Hulu berada di sebelah Selatan Kabupaten Ketapang,


berjarak ± 300 Km dari Kota Ketapang dan dapat ditempuh dengan waktu ± 5
sampai 6 jam perjalanan darat. Waktu tempuh yang cukup lama ini diakibatkan
karena kondisi jalan yang menghubungkan kota Ketapang dengan Kecamatan

9
Jelai Hulu sebagian besar masih belum beraspal dan banyak terdapat lobang pada
badan jalan sehingga mengakibatkan rusaknya badan jalan dan membuat arus
transportasi menjadi tidak lancar.

Kecamatan Jelai Hulu memiliki wilayah seluas 1.358 Km² atau 3,79 %
dari total luas wilayah Kabupaten Ketapang, dengan jumlah penduduk 13.078
orang. Secara umum topografi Kecamatan Jelai Hulu berupa dataran tinggi dan
terdapat pengunungan. Batas-batas wilayah Kecamatan Jelai Hulu adalah :

a. Sebelah Utara : Kecamatan Tumbang Titi

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Manis Mata

c. Sebelah Barat : Kecamatan Marau

d. Sebelah Timur : Kabupaten Kota Baru, Provinsi Kalimantan Tengah

Gambar 2.2 Peta Kecamatan Jelai Hulu

10
Gambar 2.2.1 Peta IUP PT. ABMP dan PT. BBS

2.3 Stratigrafi

Stratigrafi adalah studi batuan untuk menentukan urutan dan waktu


kejadian dalam sejarah bumi sedangkan regional berarti suatu wilayah. Maka
stratigrafi regional berarti studi batuan untuk menentukan urutan dan waktu
kejadian dalam sejarah bumi di suatu wilayah. Secara regional di daerah
penyelidikan termasuk dalam Peta Geologi Bersistem Lembar Ketapang, di mana
formasi batuan penyusun dari muda ke tua adalah sebagai berikut E.Rustandi
(GRDC) & F. De Keyser (AGSO), (1993):

11
 Endapan Aluvium (Qa)

Merupakan endapan permukaan Kuarter yang terdiri dari kerikil, pasir, lanau,
kadang-kadang gambut. Bersifat lepas. Umumnya mengisi daerah pantai dan
daerah aliran sungai besar.

 Formasi Granit Sukadana (Kus)

Merupakan batuan pluton banyak mempunyai banyak jenis / tingkatan


Monzonit Kuarsa, Monzogranit, Syenogranit dan Granit Alkali-Feldspar, sedikit
Syenit kuarsa, Monzodiorit Kuarsa dan Diorit kuarsa dan syenogranit, langka
diorit dan gabro, beberapa mengandung olivin retas dan urat aplit tingkat akhir
bersifat lokal; Macam-macam tingkatan kuarsa feldspar alkali (umumnya pertit
atau mikropertit) plagioklas (biasanya berlajur) biotit, hornblenda, klinopiroksen,
ortopiroksen, dan hasil ubahannya yang umum berupa granit alkali-felspar
mengandung ribekit dan atau arsvendosit; K-felspar setempat-setempat
terkaolinisasikan, terutama syenit kuarsa, dan granit alkali felspar. Metasomatis
potas tingkat lanjut diperlihatkan oleh munculnya K-felsfar dari dua generasi
dalam beberapa batuan (satu yang terkaolinisasi lebih tua, dan yang muda yang
lebih segar yang setempat-setempat mengandung mineral mafik dan mineral-
mineral lainnya); Mineral mafik umumnya dalam gumpalan, dan jelas adanya
macam-macam kandungan mineral dalam satu singkapan memberikan dugaan
bahwa satuan ini berasal dari pencampuran susunan magma.

Formasi ini menerobos dan secara termal mengubah Malihan Pinoh dan
Komplek Ketapang; dianggap menerobos Granit Belaban; menerobos dan
menindih batuan Gunungapi Kerabai, dengan mana kelihatannya berkerabat;
diterobos oleh granit Sangiyang dan oleh retas–retas dan sill–sill mafik sampai
felsik, ditindih oleh Basal Bunga. Formasi ini terbentuk pada Kapur Akhir. Batuan
terobosan metalumina yang mengandung cukup soda dengan sedikit kandungan
paralumina dan jarang perakalin. Batuan Terobosan setelah penunjaman. Jenis 1
kemungkian terjadi akibat leburan sumber batuan beku basa yang terpecah di
bagian bawah kerak. Penyebarannya meliputi perbukitan dan rangkaian

12
perbukitan di seluruh wilayah lembar peta termaksuk kepulauan-kepulauan di
sekitarnya.

 Formasi Granit Laur (Kll)

Tersusun dari batuan monzogranit biotit-hornblenda, sedikit syeno-granit


biotit dan granodiolit hornblenda biotit.

 Formasi Gunungapi Kerabai (Kuk)

Tersusun dari batuan piroklastik (abu, lapili, kristal, tufa kristal dan litik,
breksi gunung api dan aglomerat) umumnya berkomposisi Basaltik dan Andesitik;
mengandung mineral dolerit, trakhiandesit, krotofir kuarsa; Beberapa
berkomposisi dasitik, riodasitik dan riolitik umumnya terdapat setempat-setempat;
Terdapat terobosan dan lava porfiritik, umumnya pecah-pecah, terubah secara
hidrotermal dan terpotong oleh urat-urat klorit - epidot. Susunan piroklastik tufa
berwarna fresh hijau sampai kelabu, di mana umumnya dalam keadaan lapuk
memberikan bermacam-macam warna yaitu coklat, merah dan kuning, terdapat
mineral-mineral pofiroklas dari felspar yang tersausuritisasi, hornblenda, augit,
sedikit kuarsa, hipersten dan biotit, sedikit olivin, fragmen batuan daripada batuan
gunung api berbutir halus. Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas dan
setempat-setempat berjemari dengan Komplek Ketapang; tidak selaras dengan
Formasi Granit Laur, diterobos dan menindih Formasi Granit Sukadana yang
terlihat berkerabat; diterobos Granit Sangiyang; ditindih oleh Basal Bunga.
Sebagian sama dengan Basal Bunga.

 Komplek Ketapang (JKke)

Tersusun dari Batuan pesamit dan terlapis secara pelitik, terlapis sedang
sampai tipis, terubah secara beraneka ragam oleh malihan termal dan ubahan
hidrotermal: batulempung, batupasir halus-kasar dan lepungan yang serisitan
(setempat-setempat lanauan dan bersilang siur), arenit litik (Beberapa tufaan atau
mengandung pecahan batuan gunung api hasil ‘rework’). Serpih (setempat-
setempat pasiran), dan batusabak; Kadang-kadang gampingan membentuk batuan

13
kalk-silikat. Batuan terangkat dan terlipat, umumnya dengan kemiringan antara 30
derajat sampai tegak. Terdapat fosil Mikroflora Lanjut Caytonipollenites
(Muller,1968; Albian Akhir-Cenomanian), dan satu conto terlihat kaya akan
sepon litistid yang mungkin berumur Jura. Satuan ini terbentuk secara tidak
selaras di atas Malihan Pinoh tetapi tak terlihat kontaknya; Tidak selaras dan
setempat-setempat berjemari dengan batuan Gunugapi Kerabai; Tidak selaras di
bawah Basal Bunga; Diterobos oleh Granit Sukadana dan Granit Sangiyang;
kontak dengan Granit Belaban tidak terlihat. Mungkin dapat disebandingkan
dengan batupasir Kempari di Ngataman. Berumur Jura- Kapur Akhir. Ketebalan
tidak diketahui; Penyebarannya meliputi wilayah tanah rendah yang secara
topografi tidak jelas bentuknya, tersebar di banyak wilayah lembar peta, termasuk
Pulau Cempedak, (van Bemmelen,1939; de Keyser & Rustandi,1989).

14
BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Anugerah Borneo Maruya Persada merupakan salah satu perusahaan


yang bergerak di bidang pertambangan. Adapun jenis bahan tambang yang di
produksi oleh PT. ABMP adalah mineral Bauksit. Dimana pasar kebutuhan untuk
mineral bauksit sangat besar untuk pemenuhan kebutuhan logam alumina di sector
perindustrian bahan logam.

Dengan berbekal Ijin Usaha Jasa Pertambangan PT. ABMP berkerja sama
dengan PT. Bukit Betung Sejahtera (BBS) untuk mengoperasikan usaha
pertambangan. Dimana PT. BBS mempunyai ijin kuasa pertambangan dengan
luas konsensi seluas 22.500 Ha. Lokasi KP terdapat di Dusun Tapan Jaya Desa
Deranuk Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Akses
untuk menuju lokasi bisa di tempuh melewati jalan darat dari Ketapang selama 5
jam perjalanan. Lokasi KP berada di kawasan hutan dengan status Area
Pengunaan Lain. Sehingga memudahkan pihak perusahaan dalam merencakan
baik di bidang infrastruktur maupun bidang operasional penambangan.

Dengan status area pengunaan lain pastinya ada perushaan dengan ijin lain
juga mengunakan area atau lokasi di mana ijin KP PT. BBS berada. Perusahaan
sawit merupakan perusahaan yang terbesar yang mendapatkan ijin pengelolaan
lahan tersebut. Sehingga diperluakan koordinasi agar bias terjalin kerjasama yang

15
bagus dan sinergi dalam perencanaan kerja masing – masing. Dalam pelaksanaan
pekerjaan operasi tambang PT. ABMP mempunyai dua sub kontraktor yang
mengoperasikan Washing Plant dan operasional tambang untuk menyuplay
produksi Washing Plant. Dua sub kontraktor tersebut adalah PT. Bintan Dinamika
Sukses (PT. BDS) dan PT.Trijaya Lintas Cemerlang (PT. TLC).

3.2 Organisasi Perusahaan

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. ABMP

3.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja dan lain-lain

3.3.1 Peraturan Perusahaan

1. Karyawan yang menempati fasilitas perusahaan wajib mematuhi peraturan


dan tata tertib yang telah ditetapkan.

16
2. Wajib menjaga kebersihan, ketertiban, ketentraman, dan keamanan
lingkungan mess.
3. Dilarang membuat keributan, perkelahian/kerusuhan.
4. Dilarang melakukan tindak asusila, mabuk, berjudi, mencuri, dan segala
tindakan yang bertentangan dengan hukum.
5. Dilarang mengajak oranglain, keluarga/tamu untuk menginap atau tinggal
tanpa seizin pihak perusahaaan (melapor kepada security).
6. Tidak diperkenankan pindah kamar atau mess kepada karyawan lain
secara paksa kecuali ada perubahan status jabatan dari karyawan yang
bersangkutan sesuai dengan yang telah ditentukan perusahaan.
7. Wajib menjaga barang-barang atau fasilitas kamar seperti kasur, bantal dan
lain-lain.
8. Dilarang melakukan aktivitas yang bertentangan dengan pantangan desa.
9. Karyawan wajib melaporkan kepada security apabila melihat tindakan atau
perbuatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban lingkungan
mess perusahaan.

3.3.2 Jadwal Kerja Perusahaan


PT. Anugerah Borneo Maruya Persada mempunyai jadwal kerja produktif
dari hari Senin – Minggu atau setiap hari. Perusahaan tersebut tidak mempunyai
jadwal lembur pada saat proses penambangannya.

Kegiatan Senin – Minggu


Masuk Kerja 07:00
Kerja Produktif 07:00 – 12:00
Istirahat 12:00 – 14:00
Kerja Produktif 14:00 – 17:00
Pulang 17:00

Tabel 3.2 Jadwal Kerja Perusahaan PT. ABMP

17
3.4 Proses Pelaksanaan Produksi Perusahaan
Operasi penambangan, pengolahan hingga pengangkutan ke pelabuhan
dilakukan oleh PT. Anugerah Borneo Maruya Persada, Site Limus bersama kedua
kontraktornya yaitu PT. Bintan Dinamika Sukses (PT. BDS) dan PT. Trijaya
Lintas Cemerlang (PT. TLC). Untuk pengangkutan bauksit ke pelabuhan di
lakukan oleh PT. Anugerah Borneo Maruya Persada (PT. ABMP).
Penambangan dilakukan dengan sistem tambang terbuka dengan
menggunakan metode in fit dump. Metode in fit dump adalah metode yang
penambangan dengan cara mengupas tanah penutup kemudian ditempatkan ke
sisi kiri dan ke sisi kanan. Endapan bauksit di setiap lokasi mempunyai kadar
yang berbeda-beda, sehingga penambangannya dilakukan secara selektif yang
terbagi dalam beberapa blok prospek, sehingga untuk kemajuan penambangan
setiap blok disesuaikan dengan blok rencana penambangan pada peta tambang.
Penambangan dilakukan pada peta rencana bertujuan untuk memperkirakan letak
bauksit dengan kualitas berbeda yang terdiri dari premium, medium, dan low,
sehingga dengan cara pencampuran (blending) akan dapat memperpanjang umur
tambang dan diharapkan hasil yang diperoleh sesuai dengan persyaratan dari
pembeli yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapun tahapan penambangan bijih bauksit di PT. Anugerah Borneo


Maruya Persada yaitu : Pembersihan dan Pengupasan Tanah Penutup, Penggalian
dan Pemuatan Bauksit, Pencucian Bauksit, dan Penutupan Lahan.

3.4.1 Pembersihan dan Pengupasan Tanah Penutup


Pembukaan lokasi penambangan merupakan kegiatan awal untuk
mempersiapkan medan kerja yang baik untuk kegiatan penambangan. Kegiatan
pembukaan lokasi penambangan meliputi pekerjaan pembersihan lahan dari
vegetasi, pengupasan tanah pentup dan pembuatan jalan masuk ke medan kerja.

18
Pembersihan lahan dari semak-semak dan pohon besar dengan
menggunakan Bulldozer. Setelah kegiatan pembersihan lahan selasai dikerjakan,
selanjutnya yang dilakukan adalah pengupasan tanah penutup yang umumnya
memiliki ketebalan 0,2 meter, terdiri dari tanah dan batuan. Penanganan tanah
penutup berupa Top Soil berbeda dengan penanganan batuan penutup yang terdiri
dari batu pasir dan Clay. Pengupasan lapisan penutup dikerjakan oleh alat gali-
muat excavator Hitachi PC 330 dipindahkan ke sisi kiri dan kanan area
penambangan.

Gambar 3.4.1 Pengupasan Tanah Penutup

19
3.4.2 Penggalian dan Pemuatan Bauksit
Untuk melakukan penggalian endapan bauksit dilakukan dengan metode
strip mining (Tambang Bidang) dengan alat muat Cat PC 330. Bauksit hasil
penggalian dimuat kedalam truck yang digunakan adalah jenis DT HINO Ranger
500 berkapasitas 20 ton. Lokasi pengangkutan bauksit tersebut berada di Desa
Limus menuju ke Washing Plant PT. ABMP dengan jarak 2 Km. Jumlah dump
truck yang digunakan pada saat proses pengangkutan sebanyak 7 DT.

Gambar 3.4.2 Pemuatan Bauksit

3.4.3 Pencucian Bauksit


Ore yang dimuat dalam dump truck masih dalam keadaan kotor bersama
pengotor yang ada. Ukuran ore juga beragam. Inilah kegunaan dari Washing Plant
(WP). Disamping sebagai pembersih ore dari pengotornya, washing plant juga

20
berfungsi sebagai pemecah ore yang besar. Jika ore yang ukuran besar tidak bisa
dipecahkan, maka akan masuk ke saluran pembuangan boulder yang nantinya
akan dimanfaatkan untuk penimbunan jalan. Washing Plant yang digunakan PT.
ABMP menggunakan mesin dinamo yang dapat menghasilkan tonase 2.745
unwosh dan tonase 1.290 wosh ton/perhari. Pada saat pencucian memerlukan
waktu 2 menit pencucian bauksit dalam satu pemuatan dump truk. Washing Plant
tersebut mempunyai gearbok kasar 10 : 60 dan gearbok halus 10 : 30, sehingga ini
dapat mempercepat proses pencucian bauskit. Kemiringan over dari washing
plant tersebut yaitu kemiringan halus 20º dan kemiringan over kasar 23º atau 24º.

Gambar 3.4.3 Washing Plant PT. ABMP

21
Gambar 3.4.4 Pencucian Bauksit di Washing Plant

3.4.4 Penutupan Lahan


Penutupan lahan dengan menggunakan lapisan tanah penutup overburden
yang ditempat di sisi kiri dan di sisi kanan lahan tambang yang nantinya akan
digunakan kembali untuk reklamasi pada daerah bekas tambang tersebut. Pada
saat penutupan lahan menggunakan alat heksa Hitachi 330 dengan muat 1,2 ton
perbucketnya. Dalam proses pentupan lahan ini menggunakan 2 alat heksa dalam
penutupan lahannya proses tersebut sangatlah cepat semakin banyak alat yang
digunakan semakin cepat pula proses penutupan lahan. Heksa Hitachi 330
menghabiskan 30 liter/jam dan kapasitasnya yaitu sebesar 400 liter.

22
Gambar 3.4.5 Penutupan Lahan

23
BAB IV
DESKRIPSI DAN HASIL KEGIATAN

4.1 Deskripsi Kegiatan


4.4.1 Proses Pengambilan Data Drone Pada Tumpukan Stockpile
1. Pertama tama keluarkan romote control drone dan kemudian tekan tombol
power sebanyak satu kali, setelah remote control drone sudah hidup maka
tekanlah DJI >> Go Fly tujuan dari sini untuk mencari lahan yang mana
yang akan di foto. Sebelumnya memulai penerbangan drone peta lahan
yang akan difoto sudah dimasukkan ke micro SD dengan kapasitas 265
GB.

Gambar 4.1 Tampilan Menghidupkan Remote Control Drone

24
2. Untuk mengatur penerbangan drone selanjutnya tekan tombol home maka
akan muncul tampilan Beranda Pix4D. Pix4D adalah aplikasi yang
digunakan untuk memfokuskan pemetaan menggunakan drone.

Gambar 4.2 Tampilan Beranda Pix4D

3. Dalam misi penerbangan ini menggunakan misi penerbangan Grid


Mission. Grid Mission adalah pemetaan secara perkotak misi ini paling
banyak digunakan dalam dunia pertambangan.

25
Gambar 4.3 Grid Mission
4. Setelah menekan gambar Grid Mission maka aturlah luas lahan yang akan
difoto dengan cara memperlebar dan memperkecil ukuran foto tersebut.
Disini juga mengatur ketinggian yang dibutuhkan dalam penerbangan
drone kali ini ketinggian yang diatur adalah 150 meter. Jika warna Grid
Mission berwarna Hijau berarti penerbangannya efektif, jika warna Kuning
maka penerbangan sangat berhati hati tapi penerbangan dapat dilakukan,
dan jika warna Orange artinya penerbangan tidak bisa dilakukan.

Gambar 4.4 Grid Mission Pada Lahan Yang Akan di Petakan

26
5. Setelah membuat Grid Mission maka letakkanlah drone pada permukaan
yang rata untuk tujuannya agar baling baling pada drone tersebut tidak
tersentuh pada tanah. Untuk menghidupkan drone tekan 2 kali pada
baterainya pada hitungan 2 tekan tahan sampai baling baling tersebut
bergerak. Jenis drone yang digunakan dalam pengambilan data ini adalah
DJI Mavic 2 Pro.

Gambar 4.5 Menghidupkan Drone

27
6. Setelah drone tersebut hidup secara otomatis juga drone akan terhubung ke
remote control nya. Untuk memulai misi tekan start. Secara otomatis maka
akan muncul peringatan status koneksi drone. Seperti gambar dibawah ini

Gambar 4.6 Tampilan Status Drone

7. Kemudian tekan next maka akan muncul pop up checking yang berarti
drone tersebut sudah siap terbang. Lalu tekan tahan press fot takeoff pada
saat menekan press for takeoff memerlukan waktu 3 sampai 5 detik.

28
Gambar 4.7 Tampilan Drone Siap Terbang
8. Maka drone tersebut akan terbang dengaan sendirinya sesuai dengan misi
penerbangan yang telah kita atur sendiri. Setelah misi penerbangan telah
selesai secara otomatis drone tersebut akan kembali ke titik awal pada saat
kita akan menerbangkannya.

Gambar 4.8 Tampilan Drone Pada Saat Diudara

29
4.2 Hasil Kegiatan

Gambar 4.2 Hasil Kegiatan

30
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan III
ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam pembuatan misi penerbangan drone tidak memerlukan langkah-


langkah yang rumit.
2. Proses pengambilan data menggunakan drone cukup cepat.
3. Jika misi penerbangan telah selesai drone akan kembali secara otomatis
dari titik awal.

5.2 Saran

1. Manfaakan waktu sebaik baiknya dan ikutilah pelajaran yang diajarkan


dengan seksama, pada saat Praktik Kerja Lapangan III dilaksanakan.
2. Dalam pengambilan data drone sebaiknya baterai drone tersebut
disiapkan dicas full atau disiapkan baterai cadangan agar tidak
mengganggu drone tersebut terbang.

31
DAFTAR PUSTAKA

Su ASM, Mazlan N, Ya NNC, Ilahi WFF. 2017.Teknologi aplikasi drone untuk


pertanian. Dalam: Persidangan Kebangsaan Pemindahan Teknologi 2017
(Confertech). Hotel Berjaya Waterfront, Johor, 14-16 November 2017

Carr, E.H. (1946). The Twenty Years’ Crisis, 1919–1939. London: Macmillan
Morgenthau, Hans J & Kenneth W. Thompson. (2010). Politik
Antarbangsa, terj.S. Maimoen, A. M. Fatwan, Cecep Sudrajat -Ed. 1, Cet.
1. Jakarta:Yayasan Pustaka Obor

Callam, Andrew.2010. Drone Wars: Armed Unmanned Aerial Vehicles. 18(3)


Winter.

Kroenig, Matthew & Barry Pavel. (2012). How to Deter Terrorism, (35)2 Spring,
pp. 21-36.

32
33

Anda mungkin juga menyukai