PROPOSAL
Disusun oleh:
SUDARMAWAN
E1C1 16 030
S1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
(water tube boiler ), dan tipe yang digunakan adalah jenis PC ( Pulverized
Coal ) dengan kapasitas 244 ton /jam .
Bejana bertekanan pada boiler umumnya menggunakan bahan baja
dengan spesifikasi tertentu yang telah ditentukan dalam standard ASME
(Amerian Society of Mechanical Engineering), terutama untuk penggunaan
boiler pada industri-industri besar (Dwi Ardiyanto Effendy, 2013).
Panas yang diberikan kepada fluida di dalam boiler berasal dari proses
pembakaran dengan berbagai macam jenis bahan bakar yang dapat
digunakan, seperti kayu, batu bara, solar/minyak bumi, dan gas. Dengan
adanya kemajuan teknologi, energi nuklir pun juga digunakan sebagai sumber
panas pada boiler.
Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan sebelumnya, maka judul
skripsi dari penelitian ini yaitu mengenai Analisis Efisiensi Boiler Dengan
Kapasitas Produksi Uap 244 Ton /Jam PT. TSI (Tsingshan Steel Indonesia )
Morowali. Penelitian ini sangat dibutuhkan untuk dapat mengetahui
perhitungan efisiensi boiler kapasitas 244 ton/jam dengan daya minimal 2x45
MW, atau maksimal 2x65 MW pada PLTU PT.TSI Morowali Sulawesi
Tengah, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengkaji Penelitian ini.
1.3 Tujuan
Penelititan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk Menganalisis efisiensi
perhitungan Boiler pada PT. TSI (Tsingshan Steel Indonesia) berdasarkan
data operasional.
3
6
7
yang digunakan berupa data input dan output serta data spesifikasi desain
peralatan boiler. Dari hasil analisa dan pembahasan diperoleh efisiensi boiler
unit 1 PLTU PT. Semen Tonasa turun sebesar 6,04%, yaitu pada saat kondisi
operasi 1997 efisiensi boiler sebesar 91%, sedangkan pada kondisi operasi
sekarang 84,96%. Faktor kehilangan panas terbesar diakibatkan oleh gas
buang kering, dimana pada operasi tahun 2004 sebesar 5,59% dan pada
operasi sekarang sebesar 5,79%, atau meningkat sebesar 0,20%.
Yolanda Prafitasari dkk, (2017) Melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Efisiensi Boiler Menggunakan Metode Langsung” Telah dilakukan
penelitian untuk menganalisis efisiensi boiler menggunakan metode langsung.
Data tekanan, Temperatur dan uap per jam dari boiler diolah melalui proses
interpolasi data untuk memperoleh nilai entalpi panas lanjut dan entalpi air
umpan sehingga diperoleh kalor keluaran dari boiler. Nilai GCV bahan bakar
sebesar 12865,14 kj/kg. Berdasarkan hasil analisis uji ultimat diperoleh nilai
efisiensi boiler sebesar 46%. Penurunan nilai efisiensi boiler dikarenakan
kandungan karbon, hidrogen, belerang dalam bahan bakar yang tidak terbakar
sempurna.
Singgih Hidayanto, (2016) Melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Performa Water Tube Boiler Kapasitas 115 Ton/Jam di PT.
Pertamina Refinery Unit VI Balongan Indramayu”. Penelitian ini membahas
pengaruh kandungan O2 ekses pada gas buang dan pengaruh nilai kehilangan
kalor (heat loss) terhadap efisiensi boiler. Kandungan O2pada flue gass yang
terlalu banyak dapat mengakibatkan efisiensi menjadi turun. Penelitian
dilaksanakan pada boiler dengan tipe water tube boiler milik PT. Pertamina
RU-VI Balongan, Indramayu dalam kondisi operasi dengan beban 188 MW
dan kapasitas 115 ton/jam. Pengukuran dilakukan pada cerobong dengan
memasang alat berupa thermocouple dan oxygen analyzer yang dihubungkan
langsung dengan laboratorium proses engineering. Kemudian Untuk
mengetahui nilai efisiensi boiler dilakukan perhitungan dengan metode
American Petroleum Standard 560 menggunakan software Sinboiler untuk
mengetahui nilai heat loss dan efisiensi boiler. Berdasarkan data dalam
8
rentang waktu dalam penelitian, parameter yang diteliti yaitu kadar persentase
kandungan O2 pada fluigass masih dalam kondisi yang baik yaitu berkisar
antara 2,3% hingga 2,43%. Sedangkan heat loss total yang terjadi pada boiler
sebesar 1287,20 btu/lbs dan kehilangan kalor karena radiasi sebesar
101,18btu/lbs. Pada faktanya, menghitung efisiensi boiler secara manual
terbilang rumit sehingga peneliti mengembangkan Software Sinboiler
a. Firetube Boiler
Pada bagian ini pada bagian tubenya dialiri dengan gas panas (gas
pembakaran) melalui pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam
shell untuk dirubah menjadi uap (diuapkan). Dalam hal ini tube-
tubenya langsung didinginkan oleh air yang melindunginya. Jumlah
pass dari boiler tergantung dari jumlah laluan horisontal dari gas
pembakaran diantara pipa-pipa api dan furnace. Laluan gas
pembakaran pada furnace dihitung sebagai pass pertama. Jenis
boilers ini biasanya digunakan untuk industri pengelolaan kapasitas
uap yang relatif kecil (skala kecil) dengan tekanan steam rendah
sampai sekala sedang (Wirda dkk ,2014).
b. Watertube Boiler
Pada watertube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa
masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi pada pipa kemudian
dipanaskan oleh gas pembakar dan membentuk uap. Dalam proses
pengupan ini, air yag mengalir ke drum terus dipanaskan sehingga
air yang mulai panas akan naik dan air yang bertemperatur rendah
10
akan turun karena pengaruh berat jenis tersebut. Air yang panas
tersebut pada akhirnya naik dan menghasilkan uap yang akan di
teruskan untuk kebutuhan kerja. Boiler jenis ini biasanya digunakan
untuk kebutuhan uap dengan tekanan yang sangat tinggi seperti pada
kasus boiler untuk pembangkit tenaga (Widiatmini dan Teguh, 2006:
89).
c. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembunkan
uap dengan jalan mendinginkannya air pembuangan didalam kondensor
disebut air kondensat.
d. Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin
menjadi energi listrik. Generator yang berputar dengan kecepatan tetap,
menghasilkan energi listrik yang disalurkan ke jaringan interkoneksi dan
selanjutnya didistribusikan ke konsumen (Wahyu Dwi Sasonko dkk,
2019).
amoniak. sumber:http://mythermodynamicsblog.blogspot.com/2015/05/
siklus-rankine.html).
Selain diagram T-s juga dikenal Mollier diagram atau h-s
diagram. Berikut ini adalah H-s diagram untuk air.
2.7.3 Proses pemanasan air dari 18 oC hingga 230 oC pada tekanan 1 atm
(101,325 kPa)
(2.1)
Keterangan :
X : Faktor kebasahan (%) menyatakan persentase uap
hg(t) : Entalpi uap pada temperatur fluida tertentu (kJ/kg)
hf : Entalpi cair (kJ/kg)
hfg : Entalpi perubahan dari cair ke gas (kJ/kg)
sg(t) : Entropi uap pada temperatur fluida tertentu (kJ/kg.K)
sf : Entropi cair (kJ/kg.K)
sfg : Entropi perubahan dari cair ke gas (kJ/kg.K)
23
(2.2)
baling) untuk menggerak kapal. Uap tekanan rendah dari turbin uap
mengalir ke kondensor. Di dalam kondensor, uap didinginkan
dengan media pendingin air hingga berubah fase menjadi air.
Kemudian air ditampung di dalam tangki dan dipisahkan dari gas-
gas yang tersisa dan siap untuk dipompa ke dalam boiler oleh pompa
pengisi boiler. Proses ini terus berlanjut dan berulang membentuk
sebuah siklus yang disebut siklus Rankine.
Pada siklus Rankine ideal. Ke 4 alat dianggap bekerja pada
kondisi Steady flow. Sehingga persamaan energi untuk kondisi steady
flow dapat ditulis :
(2.3)
Dimana :
kj
Q¿ = Kalor yang masuk ( )
kg
kj
Q out = Kalor yang terbuang ( )
kg
kj
H1 = Entalpi panas yang keluardari boiler
kg
kj
W¿ = Kerja masuk turbin ( )
kg
kj
W out = Kerja keluar turbin ( )
kg
Beberapa proses yang berlangsung pada masing-masing alat
adalah :
Kerja pompa :
(2.4)
Dimana :
27
kj
W p = Kerja pompa
kg
V = Volume spesifik
P1 =Tekanan aliran keluar pompa (kPa)
P4 = Tekanan aliran masuk pompa (kPa)
kj
h1 = Entalpi panas yang keluar dari boiler ( )
kg
kj
h 4 = Entalpi air yang keluar dari pompa ( )
kg
(2.5)
Dimana :
kj
Q¿ = Kalor yang masuk
kg
kj
h2 = Entalpi uap masuk ke kondensor
kg
kj
h1 = Entalpi panas yang keluar dari boiler
kg
Kerja yang dihasilkan turbin uap :
(2.6)
Dimana :
kj
W t = Kerja turbin ( )
kg
kj
h2 = Entalpi uap masuk ke kondensor ( )
kg
kj
h3 = Entalpi air masuk ke kondensor ( )
kg
28
(2.7)
Dimana :
kj
Q out = Kalor keluar ( )
kg
kj
h3 = Entalpi air masuk ke kondensor ( )
kg
h4 = Entalpi air yang keluar dari pompa (kj/ kg)
Efisiensi thermal siklus Rankine ideal sederhana dapat dihitung :
Dimana : (2.8)
Dimana :
kj
WT = Kerja Turbin ( ¿
kg
kj
WP = Kerja Pompa ( )
kg
Menurut Winanti, W.S dan T. Prayudiada dua metode yang biasa digunakan
untuk menentukan efisiensi boiler yaitu metode langsung (input & output heat
method) dan metode tidak langsung (heat loss method).
Efisiensi Boiler :
Panas masuk
(η) x 100% (2.9)
Panas keluar
Efisiensi Boiler :
( η ) =Q x ¿ ¿x 100% (2.10)
Dimana :
(η) = Efisiensi Bahan Bakar Boiler (%)
Q = Debit uap air keluar boiler (kg/jam)
hg = Entalpi uap keluar boiler ( kkal/kg )
hf = Entalpi air masuk umpan (kkal/kg)
q = Debit kebutuhan bahan bakar (kg/jam)
GCV = Gross Calorific Value atau nilai kalor spesifik bahan bakar
(kkal/kg)
Standar acuan untuk uji boiler di tempat dengan mengguakan
metode tidak langsung adalah British Standar, BS 845:1987 dan USA
Standar ASME PTC -4-1 Power Test Code Steam Generating Units.
Metode tidak langsung juga dikenal sebagai metode kehilangan
panas. Efisiensi dapat dihitung dengan mengurangkan bagian
kehilangan panas dari 100 sebagai berikut :
Dimana :
η: Efisiensi Boiler
Kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas
yang di akibatkan oleh:
i : Gas cerobong yang kering
ii : Penguapan air yan terbentuk karena H 2dalam bahan bakar
iii : Pernguapan kadar air dalam bahan bakar
iv : adanya kadar air dalam udara pembakaran
v : Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang /fly ash
vi : Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah /bottom ash
vii : Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung
Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler secara
tidak langsung adalah:
Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air, kadar abu
Persentase O2 atau CO2 dalam gas buang
Suhu gas buang dalam oC (Tf)
Suhu ambien (Ta) dan kelembaban udara dalam kg/kg udara kering
GCV bahan bakar dalam kkal/kg
Persentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk bahan bakar
padat)
Prosedur perhitungan efisiensi boiler metode tidak langsung adalah
sebagai berikut :
Tahap 1: Menghitung kebutuhan udara teoritis
(2.12)
( 2.13)
(2.14)
(2.15)
Dimana :
(2.16)
Dimana :
H2 = persen H 2dalam 1 kg bahan bakar
CP = panas jenis steam lewat jenuh/ superhead steam (kkal/kg)
Tf = Suhu gas buang dalam ℃
kg
Ta = Suhu embien dan kelembapan udara dalam ( )
kg
kkal
GCV = Bahan bakar dalam ( )
kg
Langkah III : Persen kehilangan panas karena penggunaan kadar air
dalam bahan bakar (L3)
(2.17)
39
Dimana :
m = Total massa gas buang (%)
CP = Panas jenis steam lewat jenuh/ superhead steam (kkal/kg)
Tf = Suhu gas buang dalam ℃
kg
Ta = Suhu embien dan kelembapan udara dalam ( )
kg
kkal
GCV = Bahan bakar dalam ( )
kg
Langkah IV : Persen kehilangan panas karena kadar air dalam udara (L4)
(2.18)
Dimana :
AAS = Massa udara yang sebenarnya yang dipasok/kg
CP = Panas jenis steam lewat jenuh/ superhead steam (kkal/kg)
kg
Ta = Suhu embien dan kelembapan udara dalam ( )
kg
kkal
GCV = Bahan bakar dalam ( )
kg
Langkah V = Kehilangan panas karena karena konversi C ke CO (L5)
(2.19)
Dimana :
%CO = Persentase dalam gas buang
kkal
GCV = Bahan bakar dalam ( )
kg
40
(2.20)
Dimana :
T S= Temperatur luar (℃)
kg
T a= Suhu embien dan kelembapan udara dalam ( )
kg
Tahap VII : Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak
terbakar dalam abu terbang/fly ash (L7)
(2.21)
Tahap VIII : Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak
terbakar dalam abu bawah/ bottom ash (L8)
L8 (2.22)
41
Boiler Parameter
SH Steam Flow D t/h
SH Steam Temperatur T ℃
SH Steam Outlet Pressure Pgr Mpa
Feedwater Temperatur Tw ℃
Cool Air Temperature Ta ℃
Performace Parameter
Flue Gas Loss Q2 %
Chemical Fractional Q3 %
Combussion loss
Physics Fractional Q4 %
Combussion Loss
Eksternal Heat Loss Q5 %
Bed Ash Heat Loss Q6 %
Thermal Efficiency (LHV) H %
Fuel Quantity B t/h
Ca/S Molar Ratio Ca/S /
Limestone Quantity t/h
Condenser
Steam Pressure P Mpa
Fuel Characteristic
Carbon C daf %
Hydrogen H daf %
Oxygen O daf %
Nitrogen N daf %
Sulfur Sdaf %
Muisture M ar %
Ash Aar %
Volatie matter V ar %
Low heat value GCV kCal/kg
Grindability index HGI L
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Observasi
Identifikasi Masalah
Analisa Data
Selesai
44
DAFTAR PUSTAKA
Hendari, Suhengki. (2017). “Analisa Efisiensi Boiler Dengan Metode Head Loss
Sebelum dan Sesudah Overhaul PT. Indonesia Power UBP PLTU Lontar
Unit 3”. Jurnal Power Plant Vol.4 No.4 Jurusan Teknik Mesin STT- PLN
(STT-PLN).
Christian Tellu Karaeng, Iswandi, Firman, Muh. Nuzul. (2013) “Analisis Kinerja
Boiler pada PLTU Unit 1 PT. Semen Tonasa”. Sinergi No.1, tahun 11,
April 2013.
Singgih Hidayanto. (2016). “Analisis Performa Water Tube Boiler Kapasitas 115
Ton/Jam di PT. Pertamina Refinery Unit VI Balongan Indramayu”.
Hanzen Yauri Kurniawan’1’ Hardi Gunawan ’2’ Beni Maluegha ’3’. (2014).
“Kajian Efisiensi Thermal dari boiler di pembangkit listrik tenaga uap
amurang”. Jurnal online poros teknik mesin Vol 4 No 2.
https://www.scribd.com/document/357483167/84761798-Tugas-Boiler-doc
http://mythermodynamicsblog.blogspot.com/2015/05/siklus-rankine.html
Wahyu Dwi S, Dr. Eng Ir. Hardiansyah M.T, Muhammad Ivanto S.T. M,T. (2019)
‘”Analisis Perhitungan Efisiensi Boiler Kapasitas 55 Ton /Jam PT. PJB
(Pembangkit Jawa Bali).
Muhammad Sjahid Akbar, Fredi Suryadi, Dedy Dwi Prasetyo. (2009). “Kinerja
Economizer Pada Boiler”. Jurnal Teknik Industri, Vol 11, No.1.
Deny Priadmoko. (2019). “ Analisis Performa Alat Penukar Kalor Sistem Air
Pendingin Siklus Tertutup Di PLTU Teluk Sirih”. Teknik Mesin, Fakultas
Teknologi Industri Universitas Bung Hatta 2019.
Gama Budi Prakoso. (2015). “Analisa Pengaruh Unjuk Kerja Air Pre Heater
Sebelum dan Sesudah Overhaul Terhadap Efesiensi Boiler Unit 3 Pltu
Banten 3 Lontar”.