BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
I.1. 1 Sejarah Emergency Locator Transmitter (ELT)
Emergency Locator Beacon Aircraft (ELBA) adalah suatu perangkat suar penentu
lokasi untuk pesawat. Istilah ELBA ini diberikan oleh International Civil Aviation
Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Kalangan lain
menyebut perangkat ini Emergency Locator Transmitter (ELT). Apa pun namanya, fungsi alat
ini sama, yakni memancarkan sinyal radio agar lokasinya bisa diketahui sistem deteksi yang
ada. Perangkat sejenis ELT yang dipasang di kapal dinamakan Emergency Position Indicating
Reporting Beacon (EPIRB). Selain itu, ada pula alat sejenis untuk perorangan, yakni Personal
Locator Beacon (PLB). Berbeda dengan ELT dan EPIRB, PLB hanya bisa diaktifkan secara
manual.
Metode ELT telah diterapkan lebih dari tiga dekade dan diyakini keandalannya oleh
negara-negara maju di dunia. Dalam catatannya di pilot web (18/9/2003), Michael Atkinson
menuturkan bahwa dorongan bagi pembuatan sistem pemberitahuan darurat ini muncul tahun
1970 ketika pesawat yang ditumpangi dua anggota Kongres AS hilang di Alaska. Meskipun
telah dilakukan upaya pencarian besar-besaran, tak ada jejak pesawat maupun penumpangnya
yang ditemukan. Sebagai buntutnya, Kongres pun lalu menuntut bahwa semua pesawat di AS
membawa ELT. Alat ini dirancang untuk bisa aktif begitu terjadi crash dan memancarkan
sinyal yang memberitahukan posisi diri (homing). Frekuensi yang dipilih untuk operasi ELT
adalah 121,5 megahertz (MHz) untuk darurat penerbangan sipil (TSO-91a compliant) , dan 243
MHz untuk penerbangan militer, yang masuk sebagai frekuensi VHF darurat penerbangan.
Lalu, karena suar berdaya rendah, sinyalnya pun sering terlindas transmisi suara yang
berdaya tinggi. Lebih jauh lagi, saat itu belum ada cara untuk mengenali dari arah mana
datangnya sinyal tersebut (selain melalui cara homing) dan yang lebih penting lagi ada stasiun
yang cukup dekat dan siap mendengarkan sinyal tersebut. Keterbatasan ini berlangsung selama
beberapa tahun, membuat manfaatnya kurang bisa dirasakan. Dari sini muncul ide untuk
memanfaatkan sistem berbasis satelit. Akhirnya frekuensi suar darurat pun dialokasikan untuk
sistem ini, yakni 406 MHz (TSO-C126 compliant).
Sistem bercakupan global ini mampu secara unik mengenali setiap suar. Pada generasi
berikut, Inmarsat atau International Maritime Satellite mengoperasikan suar berfrekuensi 1,6
GHz. Sistem pencarian korban di daerah terpencil berbasis satelit untuk wilayah AS, Kanada,
dan Perancis dikenal dengan nama SARSAT atau Search and Rescue Satellite-Aided Tracking,
sementara Uni Soviet (saat itu) mengembangkan COSPAS atau Sistem Angkasa untuk
Pencarian Kapal yang Mengalami Keadaan Darurat. Kedua sistem itu kemudian digabung
tahun 1979 .
Emergency Locator Transmitter (ELT) - mampu menyiarkan pada frekuensi 406 Mhz
harus dikodekan dan terdaftar pada lembaga nasional yang bertanggung jawab untuk memulai
search and rescue atau lembaga dinominasikan lain.
2. Aircraft Environment
Kinerja Lingkungan Pesawat Udara harus kompatibel dengan kondisi lingkungan yang
harus ada di lokasi spesifik di pesawat tempat perlatan itu dipasang.
3. Display VisibilitY
Visibilitas layer atau Indikator apa pun harus disesuaikan agar dengan interpretasi data
dalam semua kondisi cahaya sekitar kokpit mulai dari gelap total hingga sinar matahari yang
dipantulkan.
4. Dynamic Response
Pengoperasian peralatan tidak akan terpengaruh oleh manuver pesawat atau perubahan
sikap yang ditemui dalam operasi penerbangan normal.
5. Failure protection
Segala kemungkinan kegagan ELT tidak akan menurunkan operasi normal peralatan
atau system yang terhubung dengannya. Demikian juga, kegagalan peralatan atau system yang
saling terhubung tidak akan menonaktifkan atau menghambat aktivasi .
7. Elt location
a. ELT (AF) dan (AP)
Lokasi ELT (AF) dan (AP) ELT harus dipilih untuk meminimalkan potensi aktivasi
atau kerusakan yang tidak disengaja oleh dampak kebakaran kontak dengan penumpang
atau bagasi.
b.ELT(AD)
ELT yang dapat di pasang otomatis harus ditempatkan untuk meminimalkan oleh
struktur dan permukaan pesawat selama penyebaran.
8. ELT Mounting
Pemasangan ELT harus dipasang ke struktur pembawa muatan pesawat utama seperti
rangka,bulkhead,longerons, spar atau floor beams. Dudukan harus memilki lendutan local
statis maksimum tidak lebih dari 2,5 mm (0,1 in) ketika gaya 450 Newton (100 lbf) diterapkan
pada dudukan kearah yang paling fleksibel. Pengukuran defleksi harus dilakukan debgan
mengacu pada bagian lain badan pesawat tidak kurang dari 0,3 m (satu kaki) atau lebih dari 1,0
m (tiga kaki) dari lokasi.
10. Antenna
Antena ELT yang di pasang menyatu dengan transmitter (otomatis posisi tegak jika
baterai aktif ) atau integral dianggap dapat diterima jika memenuhi semua persyaratan yang
berlaku yang ditentukan dalam dokumen di bawah ini :
a. Antenna Polarization
Antena harus dipasang untuk memberikan polarisasi melingkar atau vertical pada saat
pesawat dalam posisi normal.
e. Fincap Location
Lokasi Fincap jika antenna dipasang di dalam fincap, fincap harus dari bahan non-
logam yang tidak akan melemahkan transmisi yang dipancarkan atau berdempak buruk
pada bentuk pola radiasi antenna.
11. Coaxial Cable
kabel koaksial antara antena dan ELT harus memiliki konektor RF tahan getaran di
setiap ujungnya. ketika kabel koaksial dipasang dan konektor dikawinkan, masing-masing
ujung harus memiliki beberapa kabel kendur, dan kabel harus diamankan ke struktur pesawat
untuk dukungan dan perlindungan.
2. Interference Effects
Peralatan tidak boleh menjadi sumber interferensi berbahaya yang dilakukan atau
diradiasikan atau akan terpengaruh oleh interferensi yang dilakukan atau diradiasikan dari
peralatan atau sistem lain yang dipasang di dalam pesawat.
3. Conditions of Test
Kondisi yang dinyatakan dalam paragraf berikut berlaku untuk pengujian peralatan yang
ditentukan dalam ayat 3.4
a. Power Input
Kecuali ditentukan lain, pengujian harus dilakukan dengan peralatan avionik
yang diberdayakan oleh sistem kelistrikan pesawat.
c. Environment
Selama pengujian, peralatan tidak boleh mengalami kondisi lingkungan yang
melebihi yang ditentukan oleh pabrikan.
BAB IV
KESIMPULAN
Emergency Locator Beacon Aircraft (ELBA) atau Emergency Locator Transmitter (ELT)
adalah suatu perangkat suar penentu lokasi untuk pesawat yang memancarkan sinyal radio agar
lokasinya bisa diketahui sistem deteksi yang ada. Dengan demikian, kinerjanya sangat
tergantung pada pemasangan yang tepat dan pengujian pasca pemasangan. Antena ELT terletak
di panel kontrol ELT, berada di panel overhead P5 memanjang. Pemancar ELT berada di atas
sebuah panel akses di belakang langit- langit kabin penumpang.