Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PT. MITRA AVIASI PERKASA

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kerja Praktik

di Program Studi Rangka Pesawat

Oleh :

JEREMY INTAN HANDOYO


40403116008

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

2019
Laporan Kerja Praktik
Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kerja Praktik di Program Studi

Rangka Pesawat 2016

Disusun oleh:

Jeremy Intan Handoyo


40403116008

Disetujui:

Ketua Program Studi

Herlina, S.T., M.T.


NIK. 297.11.258

Mengetahui:

Wakil Dekan 1

Ema, S.T., M.T.


NIK. 297.08.210

LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disetujui untuk diujikan,

Dosen Penguji:

Widian Harindito, S.T.


NIK. 297.11.261

Mengetahui:

Ketua Program Studi


Rangka Pesawat

Herlina, S.T., M.T.


NIK. 297.11.258
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatNya penulis
dapat menyelesaikan kerja praktik dan laporan hasil kegiatan kerja praktik sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Kegiatan kerja praktik dan penulisan laporan
hasil kerja praktik ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk
menyelesaikan pendidikan Program Diploma III di Fakultas Teknik Universitas
Nurtanio Bandung Jurusan Rangka Pesawat.
Ini dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli hingga 1 September 2019 yang
bertempat di Perkasa Flight School. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi penulis
karena mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan berupa materi pelajaran dan
praktik kerja yang belum diketahui sebelumnya.
Meski demikian, penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan di dalam penulisan laporan ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Maka dari itu penyusun secara terbuka menerima segala kritik dan
saran positif dari pembaca.
Dalam proses penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan, arahan, dan
masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Tatan Kustana, M.Bus., M.A. Rektor Universitas Nurtanio


Bandung.
2. Ibu Dr. Lies Banowati, S.T., M.T.Dekan Fakultas Teknik Universitas
Nurtanio Bandung.
3. Ibu Ema, S.T., M.T. Wakil Dekan 1 Fakultas Teknik Universitas
Nurtanio Bandung.
4. Ibu Herlina, S.T., M.T. Ketua Program Studi Rangka Pesawat Fakultas
Teknik Universitas Nurtanio Bandung.
5. Semua Staff Fakultas Teknik Penerbangan dan Staff Tata Usaha
Universitas Nurtanio Bandung yang telah membantu dalam perizinan
kerja praktik.
6. Bapak Iwan Hermawan Said, Kepala Sekolah Perkasa Flight School.

i
7. Bapak Arief S. Ghozali, Chief Maintenance Perkasa Flight School.
8. Bapak Mujibburohman, Quality Control Perkasa Flight School.
9. Bapak Kodirin Kohirin selaku Mentor/Pembimbing.
10. Seluruh Engineer, Mekanik, dan Karyawan Perkasa Flight School yang
sangat membantu penulis dalam melaksanakan kerja praktik.
11. Ayahanda dan Ibunda serta Kakak dan Adik yang selalu memberikan
doa dan dukungan selama melaksanakan kerja praktik.
12. Rekan-rekan Fakultas Teknik Penerbangan 2016 umumnya dan
Program Studi Rangka Pesawat 2016 khususnya.
13. Senior Alumni Universitas Nurtanio Bandung yang bekerja di Perkasa
Flight School.
14. Serta semua pihak yang telah membantu penulis selama kegiatan kerja
praktik dan penulisan laporan samapai selesai.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan untuk penyusun khususnya.

Cilacap, Agustus 2019

Penulis

Jeremy Intan Handoyo


40403116008

ii
DAFTAR ISI

Contents
LEMBAR PENGESAHANii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... I - 1

1.2 Maksud dan Tujuan Laporan ................................................................ I - 1

1.3 Tata Urut ............................................................................................... I - 2

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN1

2.1 Kegiatan yang Dilaksanakan .............................................................. II - 1

2.2 Scheduled Maintenance ...................................................................... II - 3

2.2.1 50 Hours Inspection Check.........................................................II - 3


2.2.2 100 Hours Inspection Check.......................................................II - 9
2.3 Unscheduled Maintenance ............................................................... II - 13

2.4 Refueling ........................................................................................... II - 13

2.5 Troubleshooting................................................................................ II - 15

BAB III HAMBATAN1

3.1 Hambatan Dalam Pelaksanaan Kerja Praktik .................................... III - 1

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN1

4.1 Kesimpulan ........................................................................................ IV - 1

4.2 Saran .................................................................................................. IV - 1

iii
BAB V PENUTUP1

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... viii

LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Trouble Shooting Service ................................................................ II - 16

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Piper Warrior II(PA 28-161) ......................................................... II - 1


Gambar 2.2 Dimensi Piper Warrior II(PA 28-161) .......................................... II - 2
Gambar 2.3 Propeller Group ............................................................................ II - 4
Gambar 2.4 Engine Group ................................................................................ II - 5
Gambar 2.5 Cabin and Cocpit Group ............................................................... II - 5
Gambar 2.6 Fuselage and Empenage Group .................................................... II - 6
Gambar 2.7 Wing Group ................................................................................... II - 6
Gambar 2.8 Landing Gear Group ..................................................................... II - 7
Gambar 2.9 Flight Instrument .......................................................................... II - 8
Gambar 2.10 Check Vacum Gauge ................................................................... II - 8
Gambar 2.11 Inspection Mounting Bolt ............................................................ II - 9
Gambar 2.12 Inspection engine ...................................................................... II - 10
Gambar 2.13 Inspection Cabin ....................................................................... II - 11
Gambar 2.14 Inspection Door ......................................................................... II - 12
Gambar 2.15 Inspection Aileron ..................................................................... II - 12
Gambar 2.16 inspection tires .......................................................................... II - 13
Gambar 2.17 refueling .................................................................................... II - 15

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran A Photocopy Surat Perintah OJT


2. Lampiran B Daftar Hadir
3. Lampiran C Rekapitulasi Daftar Hadir
4. Lampiran D Macam Pelaksanaan Kegiatan
5. Lampiran E Rekapitulasi Macam Pelaksanaan Kegiatan
6. Lampiran F Penilaian Praktik
7. Lampiran G Lembar Penilaian Praktek Kerja Lapangan
8. Lampiran H Evaluasi Kerja Praktik
9. Lampiran I Evaluasi Kerja Praktik
10. Lampiran J Riwayat Hidup
11. Lampiran K Sertifikat

vii
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Universitas adalah bagian dari sistem pendidikan nasional maupun


swasta yang bertujuan sebagai sarana pengembangan mahasiswa untuk
menjadi seseorang yang kritis serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas
dan keterampilan untuk menghadapi era globalisasi juga MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN) yang penuh akan persaingan. Sekaligus memiliki sikap
dan kemampuan akademis yang akan mampu untuk menerapkan dan
mengembangkan ilmu yang didapat melalui bangku perkuliahan ke dalam
kehidupan maupun dunia kerja.

Tujuan umum pendidikan tinggi adalah membentuk lulusan yang


mampu menghadapi kemajuan perkembangan zaman. Untuk itu seorang
mahasiswa dituntut mampu menyerap ilmu pengetahuan sebanyak mungkin
untuk menunjang pengabdiannya kelak di suatu lingkup masyarakat.
Dengan menyerap ilmu pengetahuan, maka diharapkan seorang mahasiswa
akan siap dalam menghadapi dunia kerja. Pengetahuan tersebut dapat
diperoleh dari kegiatan akademis maupun non akademis.

Oleh karena itu program Kerja Praktik sangat diperlukan sebagai


sarana untuk menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan.
Dengan adanya kegiatan Kerja Praktik, maka diharapkan seorang
mahasiswa akan mengetahui lingkungan dunia kerja dan akan lebih siap
dalam menghadapi persaingan dunia kerja nantinya.

1.2 Maksud dan Tujuan Laporan

Tujuan dari penulisan Laporan Kerja Praktik ini adalah untuk


membandingkan antara teori yang didapat dalam perkuliahan dengan

I-1
II - 2

kondisi nyata di lapangan. Proses untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan


dengan cara melakukan pengamatan, penelitian dan pemecahan suatu
masalah terhadap bidang-bidang yang ada atau terdapat di tempat Kerja
Praktik tersebut. Sedangkan tujuan khususnya adalah:
1. Mahasiswa ingin menambah wawasan, pengalaman, dan serta gambaran
tentang dunia kerja di Perkasa Flight School PT. Mitra Aviasi Perkasa.
2. Mahasiswa dapat menerapkan teori-teori yang telah dipelajari di tempat
kuliah dengan kenyataan sebenarnya di lapangan dan dapat
mengembangkan pengetahuan yang didapat dalam bentuk laporan.
3. Mahasiswa ingin mencari permasalahan yang ada untuk dituangkan
menjadi bahan Tugas Akhir pada Kerja Praktik di Perkasa Flight School
Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap Jawa Tengah sebagai salah
syarat memenuhi mata kuliah Kerja Praktik dan juga salah satu syarat
kelulusan gelar Ahli Madya Teknik Penerbangan di Universitas
Nurtanio Bandung.

1.3 Tata Urut

Penulis membagi penelitian ini ke dalam 5 bab, dengan susunan


pembahasan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan tentang latar belakang,


maksud dan tujuan Kerja Praktik, metodologi penulisan, dan sistematika
penulisan.

BAB II: PELAKSANAAN KEGIATAN

Bab dua merupakan bab yang menguraikan kegiatan yang telah


dilaksanakan selama Kerja Praktik di Perkasa Flight School PT. Mitra
Aviasi Perkasa.
II - 3

BAB III:HAMBATAN

Bab tiga merupakan bab yang menjelaskan hambatan selama Kerja


Praktik di Perkasa Flight School PT. Mitra Aviasi Perkasa.

BAB IV:KESIMPULAN DAN SARAN

Bab empat merupakan bab yang berisi mengenai kesimpulan dan


saran yang menjelaskan kesan pengalaman selama Kerja Praktik di Perkasa
Flight School PT. Mitra Aviasi Perkasa Bandar Udara Tunggul Wulung
Cilacap Jawa Tengah.

BAB V: PENUTUP

Bab lima merupakan bab kata penutup yang mengakhiri


penyusunan laporan.
2 BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Kegiatan yang Dilaksanakan


Pada umumnya penulis melakukan praktikum hanya sebatas
membantu para mechanic juga engineer atau biasa disebut sebagai Man
Power dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Rangakain pekerjaan yang
disebutkan dibawah merupakan rangkaian pekerjaan Maintenance berupa
(preventive, repairation and alteration) dan ini merupakan suatu rutinitas
yang dilakukan pada pesawat Piper Warrior II PA 28-161. Adapun
pekerjaan yang dilakukan Maintenance adalah yang meliputi pekerjaan
schedule dan unscheduled. Salah satu jenis pesawat yang dimiliki Perkasa
Flight School adalah Piper Warrior II PA 28-161 seperti (Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Piper Warrior II(PA 28-161)


(Dokumen Pribadi)
Berikut adalah gambar beserta dimensi Piper Warrior II PA 28-161
seperti (Gambar 2.2).

III - 1
II - 2

Gambar 2.2 Dimensi Piper Warrior II(PA 28-161)


(Maintenance Manual ATA 6-10-00 Piper Warrior II)
II - 3

2.2 Scheduled Maintenance


Scheduled maintenance merupakan pekerjaan yang sudah terjadwal
dan tercatat sesuai dengan prosedur baik waktu pekerjaannya juga bentuk
serta jenis pekerjaannya. Pekerjaan terjadwal diantaranya adalah Pre-flight
Check dan Maintenance Inspection Check.
Pre-flight Check adalah perawatan pesawat sesaat pesawat hendak
dioperasikan, dan Maintenance Inspection Check adalah suatu pekerjaan
yang dilakukan pada pesawat yang telah memasuki waktu untuk
dilakukannnya inspection check yang artinya dalam hitungan flight hours
sudah waktunnya untuk melakukan inspeksi berkala. Maintenance
inspection check diantaranya meliputi 50 hours, 100 hours, 200 hours dan
500 hours. Pekerjaan ini haruslah dilakukan dengan tepat waktu yang telah
tercantum pada inspection program yang telah ditentukan berdasarkan flight
hours pesawat tersebut.

2.2.1 50 Hours Inspection Check

Pada inspeksi 50 jam ini dilakukan dengan mengikuti task


cardsheet yang sudah ditentukan dalam hal ini juga telah di-
Approved oleh DGCA (Directorate General of Civil Aviation).
Berikut prosedur dalam melakukan 50 hours inspection check :

A. Propeller Group
Pada Propeller Group seperti (gambar 2.3), Inspeksi yang
dilakukan pada 50 Hours Inspection Check mengikuti task
cardsheet seperti melakukan inspeksi pada mounting bracket dan
blade propeller.
II - 4

Gambar 2.3 Propeller Group


(Dokumen Pribadi)

B. Engine group
Pada Propeller Group seperti (gambar 2.4), Inspeksi yang
dilakukan pada 50 Hours Inspection Check mengikuti task
cardsheet dengan membuka engine cowling untuk mengetahui
kerusakan pada bagian dalam dan luar engine, lalu membersihkan
suction oil strainer dan pressure oil strainer untuk memastikan oli
bebas dari partikel asing. Inspeksi pada oil lines dan fitting untuk
memastikan bebas dari leaks, safety, chafing, dents dan cracks.
Penggantian oli dan inspeksi pada spark plug juga dilakupan pada
engine group. Melakukan inspeksi pada intake seal agar tidak
terjadi kebocoran dan memastikan clamps telah terpasang dengan
kencang. Engine cowling dipasang kembali ketika inspeksi pada
engine telah dilaksanakan.

C. Cabin dan Cockpit Group


Cabin dan Cockpit Group seperti (gambar 2.5), merupakan
ruang pengoperasian pesawat yang digunakan oleh pilot dan co-
pilot . Melakukan inspeksi pada cabin dan instrument. Memastikan
II - 5

keadaan cabin serta kelayakan setiap sisi atau bagian yang terdapat
didalam cabin. Memastikan instrument yang berada didalam cockpit
berfungsi secara normal dapat dilakukan dengan cara run up engine.

Gambar 2.4 Engine Group


(Dokumen Pribadi)

Gambar 2.5 Cabin and Cocpit Group


(Dokumen Pribadi)
II - 6

D. Fuselage dan Empenage Group


Fuselage dan Empenage Group seperti (gambar 2.6),
dengan melakukan inspeksi pada baggage door, latch, hinges,
battery, box, dan cable. Serta melaksanakan lubrication pada
baggage door, latch, hinges, hinges rudder, dan elevator.

Gambar 2.6 Fuselage and Empenage Group


(Dokumen Pribadi)

E. Wing Group
Wing Group seperti (gambar 2.7), pada 50 hour inspection
melaksanakan lubrication pada hinges flaps, dan aileron.

Gambar 2.7 Wing Group


(Dokumen Pribadi)
II - 7

F. Landing Gear Group


Landing Gear Group seperti (gambar 2.8) pada 50 hours
inspection melakukan cek pada struts untuk memastikan extension
dan evidence nya tidak terdapat leaks.Serta melakukan inspeksi
pada brake linings dan discs untuk memastikan kondisinya dalam
keadaan laik untuk dioperasikan.

Gambar 2.8 Landing Gear Group


(Dokumen Pribadi)

G. Operational Inspection
Operational Inspection seperti (gambar 2.9) meliputi flight
instrument. Pada 50 hour inspection melaksanakan pengecekan
pada feul pump, feul selector, feul quantity, feul pressure,
carburator heat, engine idle speed, oil pressure, oil temperature,
alternator output, parking brake, vacum gauge, auxillary vacum
pump system operation, gyros for noise, throttle, mixture operation,
propeller smoothness, dan danelectronic equipment operation.
II - 8

Gambar 2.9 Flight Instrument


(Dokumen Pribadi)

Gambar 2.10 Check Vacum Gauge

(Dokumen Pribadi)
II - 9

2.2.2 100 Hours Inspection Check

Pada inspeksi 100 jam ini dilakukan dengan mengikuti task


cardsheet yang sudah ditentukan dalam hal ini juga telah di-
Approved oleh DGCA (Directorate General of Civil Aviation).
Berikut prosedur dalam melakukan 100 hours inspection check :

A. Inspection Mounting Bolt

Inspection Mounting Bolt seperti (Gambar 2.11) merupakan


pengecekan pada mounting bolt yang terpasang pada propeller.
Pengecekan tersebut dilakukan bertujuan untuk memastikan
mounting bolt dalam keadaan layak.

Gambar 2.11 Inspection Mounting Bolt


(Dokumen Pribadi)

B. Inspection Engine
Inspeksi yang dilakukan pada 100 Hours Inspection Check
seperti (gambar 2.12) mengikuti task cardsheet dengan membuka
engine cowling untuk mengetahui kerusakan pada bagian dalam
II - 10

dan luar engine, lalu membersihkan suction oil strainer dan


pressure oil strainer untuk memastikan oli bebas dari partikel
asing. Inspeksi pada oil lines dan fitting untuk memastikan bebas
dari leaks, safety, chafing, dents dan cracks. Penggantian oli dan
inspeksi pada spark plug juga dilakupan pada engine group.
Melakukan inspeksi pada intake seal agar tidak terjadi kebocoran
dan memastikan clamps telah terpasang dengan kencang. Engine
cowling dipasang kembali ketika inspeksi pada engine telah
dilaksanakan.

Gambar 2.12 Inspection engine


(Dokumen Pribadi)

C. Inspection Cabin
Cabin seperti (gambar 2.13), merupakan ruang
pengoperasian pesawat yang digunakan oleh pilot dan co-pilot .
Melakukan inspeksi pada cabin dan instrument. Memastikan
keadaan cabin serta kelayakan setiap sisi atau bagian yang terdapat
II - 11

didalam cabin. Memastikan instrument yang berada didalam


cockpit berfungsi secara normal dapat dilakukan dengan cara run
up engine.

Gambar 2.13 Inspection Cabin


(Dokumen Pribadi)

D. Inspection Door
Inspection Door yang dilakukan pada 100 Hours
Inspection Check seperti (gambar 2.14). Inspeksi tersebut
dilakukan pada bagian pintu pesawat dengan mengecek dan
memastikan keadaan pada tiap-tiap bagian dapat berfungsi dengan
baik serta melakukan lubrication pada pintu pesawat.

E. Inspection Aileron
Inspection Aileron yang dilakukan pada 100 Hours
Inspection Check seperti (gambar 2.15) dengan melakikan
II - 12

pengecekan dan lubrication pada aileron untuk memastikan


kondisi layak pada aileron.

Gambar 2.14 Inspection Door

(Dokumen Pribadi)

Gambar 2.15 Inspection Aileron


(Dokumen Pribadi)
II - 13

F. Inspection Tires
Inspection tires yang dilakukan pada 100 Hours Inspection
Check seperti (gambar 2.16) melakukan pengecekan pada
ketebalan dan kondisi dari tires.

Gambar 2.16 inspection tires


(Dokumen Pribadi)

2.3 Unscheduled Maintenance


Unscheduled check merupakan suatu bentuk pekerjaan yang tidak
terduga pada pesawat jika terjadi troubleshooting atau hal yang tidak
diinginkan. Pekerjaan ini biasanya dilakukan ketika mengalami:
1. Bad weather (cuaca buruk).
2. Hard or overweight landing (pendaratan pesawat terlalu keras).
3. Lightning strike (tersambar petir).
4. Fail Start Engine.
5. Detonation yang berlebih.
6. Unfunction component.
7. Magneto Drop.

2.4 Refueling

Fuel atau bahan bakar adalah dalah satu faktor yang menunjang
kelancaran penerbangan. Jadi Refueling adalah kegiatan pengisian bahan
bakar pada pesawat. Pengisian bahan bakar juga dapat dilaksanakan pada
II - 14

saat terbang atau di udara, Prosedur ini memungkinkan pesawat penerima


untuk terbang lebih lama, menambah jarak jangkau atau waktu operasinya.
Sebuah seri dari pengisian bahan bakar di udara hanya dibatasi oleh faktor
kekelahan dari awak pesawat dan faktor mesin seperti konsumsi oli mesin.
Karena pesawat penerima bisa menambah bahan bakar di udara, pengisian
bahan bakar di udara dapat memungkinkan pesawat lepas landas dengan
muatan tambahan seperti senjata, kargo atau personel; dan berat maksimum
lepas landas dapat diatasi dengan mengurangi bahan bakar dan mengisinya
kembali di udara. Alternatifnya, jarak tempuh di landasan pacu dapat
dikurangi saat lepas landas karena beban yang lebih ringan saat lepas
landas.

Umumnya, pesawat penyedia bahan bakar dirancang khusus untuk


tugas tersebut, msekipun peralatan pengisian bahan bakar dapat dipasang di
pesawat yang sudah ada jika yang digunakan sistem satelit dan parasut.
Biaya untuk memperoleh peralatan pengisian bahan bakar di pesawat
tangker dan penerimanya dan penanganan khusus pada pesawat yang
melakukan pengisian bahan bakar (bekerja dalam formasi penerbangan yang
sangat dekat) membuat aktivitas ini hanya bisa digunakan pada operasi
militer.

Pengisian bahan bakar ke pesawat fixed wing melalui wing atau


sayap dari pesawat tersebut seperti (Gambar 2.17). berikut ini langkah-
langkah refueling:
1. Membuka panel/fuel caps yang ada diatas wing bagian kanan dan kiri
secara bergantian.
2. Mengecek dan menjumlahkan berapa sisa fuel yang ada di dalam tank 1
dan tank 2.
3. Request dari Pilot berapa kapasitas untuk pengisian fuel.
4. Mempersiapkan fuel drum, external fuel pump, fuel hose, water free fuel
funnel juga ground cable.
II - 15

5. Memasang fuel hose yang dimasukan kedalam water free fuel funnel
yang kemudian diteruskan pada fueltank pesawat.

Gambar 2.17 refueling


(Dokumen Pribadi)

2.5 Troubleshooting
Trouble Shooting adalah pencarian sumber masalah secara
sistematis sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan, dan proses
penghilangan peyebab potensial dari sebuah masalah. Sumber masalah
akan ditemukan apabila teknisi menemukan penyebab gejala yang terjadi
di pesawat. Langkah berikutnya setelah ditemukan sumber masalah ada
melakukan penanganan yang tepat dan sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan. Penanganan yang dimaksud adalah melakukan servis pada
engine yang biasa dikenal dengan engine servicing. Engine Servicing
secara periodic dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut:
II - 16

Tabel 2.1 Trouble Shooting Service

KEMUNGKINAN
NO. GEJALA PENANGANAN
PENYEBAB GEJALA
(-) Tanki bahan bakar (+) Mengisi dengan grade
kosong ataupun kotor fuel yang cocok
(-) Cylinder Over (+) Menempatkan mixture
Engine failure Primed, Engine banjir level pada posisi idle cut-off
1.
start buka throttle lebar-lebar,
putar engine beberapa
putaran propeller untuk
membersihkan cylinder
(-) Campuran fuel dan (+) Membuka Ref. Bab. 76
air terlalu miskin pada Lycoming Trouble-
disebabkan oleh manual shooting guide untuk setelan
procedure leaning tidak fuel flow and mixture yang
benar tepat
(-) Banyaknya kotoran (+)Memeriksa sistem
carbon atau sisa ignition dan fuel injection
Cylinder Head
pembakaran berlebihan apakah sudah berada pada
2. Temperature
di dalam cylinder head setelan yang tepat atau
terlalu tinggi
dan piston belum, jika belum lakukan
setelan yang tepat lalu
bersihkan cylinder head dan
piston

(-) Magneto distributor (+) Membongkar dan

block terkontaminasi perbaiki sebagaimana atau


ganti bila perlu
II - 17

(-) Piston ring dalam (+) Mengganti piston ring


kondisi aus berat dengan pemasangan Gap
yang tepat
(-) Dinging cylinder aus (+) Melahkukan Cek
Engine Low berat kompresi pada ke empat
3.
Compression cylinder, lalu cek apakah
kondisinya masih bagus atau
tidak, jika tidak maka
lakukanlah pergantian
cylinder
3 BAB III
HAMBATAN

3.1 Hambatan Dalam Pelaksanaan Kerja Praktik


Dalam pelaksanaan Kerja Praktik penulis mengalami beberapa
hambatan. Hambatan yang sering terjadi selama proses pelaksanaan Kerja
Praktik:
1. Pada saat proses perbaikan pesawat yang membutuhkan beberapa
komponen sering terjadi ketidak tersedian komponen yang dibutuhkan.
Biasanya sering dilakukannya part rubbing komponen yaitu proses
pergantian komponen dengan mengambil komponen yang dibutuhkan
dari pesawat lain juga menunggunya kiriman komponen dari main base
part-componet shop.
2. Sulitnya memahami beberapa pembacaan manual book seperti: AMM
(Aircraft Maintenance Manual), IPC (Illustrated Part Catalog), WDM
(Wairing Diagram Manual), TSM (Trouble Shooting Manual), SSM
(System Schematic Manual), POH (Pilot Operation Handbook), dan SM
(Service Manual).
3. Kurangnya penguasaan materi yang diterima mahasiswa selama
perkuliahan.

III - 1
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kerja Praktik yang telah dilakukan di Perkasa Flight School PT.
Mitra Aviasi Perkasa Bandar Udara Tunggul wulung Cilacap-Jawa Tengah,
kurang dari dua bulan tentunya sangat menambah pengalaman kerja dan
pengetahuan yang bermanfaat bagi perkuliahan pada khususnya.
Pengambilan topik mengenai bagian Engine maintenance and servicing
pada Piper Warrior II (PA 28-161) telah disesuaikan antara materi yang
harus dibahas dan waktu yang tersedia untuk mempelajarinya.
Disiplin kerja yang tinggi, kecermatan, ketelitian serta
profesionalisme merupakan hal yang penting dalam proses pekerjaan yang
penuh rasa tanggung jawab untuk mencapai hasil yang maksimal,
berkualitas dan bermutu tinggi. Kemampuan yang berpengalaman dan
terlatih adalah hasil dari disiplin dan sikap profesionalisme dari seorang
mekanik perawatan pesawat udara.
Terpenuhinya fasilitas kerja sangat menunjang terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan kerja dan kelancaran, ketelitian serta keselamatan kerja.
Pemenuhan registrasi, sertifikasi serta administrasi adalah hal penting lainya
yang harus diperhatikan dalam pencapaian tujuan kerja.
Kerjasama merupakan hal yang tidak boleh hilang dari suatu proses
perawatan pesawat udara, karena setiap individu memiliki keterbatasan.
Keterbatasan dari tiap individu dapat didukung oleh individu lain yang
memiliki kelebihan, sehingga proses pekerjaan akan terus berjalan.

4.2 Saran
Ada beberapa saran yang penulis harapkan untuk mendapatkan
perhatian dari pihak Perkasa Flight School PT. Mitra Aviasi Perkasa
maupun dari lembaga Universitas Nurtanio Bandung, antara lain:
Untuk pihak Perkasa Flight School PT. Mitra Aviasi Perkasa:

IV - 1
IV - 2

a. Penulis mengharapkan agar pihak Perkasa Flight School PT. Mitra


Aviasi Perkasa dapat tetap menerima mahasiswa–mahasiswa Universitas
nurtanio Bandung untuk melaksanakan Kerja Praktik dimasa yang akan
datang.
b. Penulis mengharapkan agar lulusan–lulusan dari Universitas Nurtanio
Bandung dapat diterima kerja di Perkasa Flight School PT. Mitra Aviasi
Perkasa.
c. Penulis berharap agar para mekanik senior dapat lebih membimbing
para mahasiswa yang melakukan kerja praktik di Perkasa Flight School
PT. Mitra Aviasi Perkasa.

Untuk pihak Universitas Nurtanio Bandung:


a. Penulis mengharapkan agar pihak lembaga Universitas Nurtanio
Bandung lebih berkoordinasi dengan pihak perusahaan tempat
pelaksanaan Kerja Praktik, sehingga dapat mempermudah untuk
pelaksanaan Kerja Praktik selanjutnya.
b. Penulis mengharapkan agar pihak Lembaga Universitas Nurtanio
Bandung dapat meluangkan waktu untuk meninjau pelaksanaan Kerja
Praktik pada perusahaan tempat pelaksanaan Kerja Praktik agar dapat
mengetahui secara langsung kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh
praktikan.
6 BAB V
PENUTUP

Demikian laporan Kerja Praktek ini penulis buat melalui semua


pengalaman, ilmu, dan teori yang penulis dapat selama melaksanakan Kerja
Praktik kurang lebih 2 bulan. Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini
segala Kerja Praktik masih belum tertuang secara lebih mendalam dikarenakan
minimnya pengalaman yang didapat dan pengetahuan yang dimiliki penulis,
namun penulis tetap berharap semoga Laporan Kerja Praktik ini memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya untuk dapat
dijadikan salah satu pegangan, wawasan, dan tambahan ilmu pengetahuan di
bidang kedirgantaraan yang penulis dapat pada saat Kerja Praktik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan, isi laporan, atau hal–
hal lain yang mungkin saja masih terdapat kekurangan dan kesalahannya, oleh
karena itu penulis sangat mengharap kritik dan saran untuk penulis semoga dalam
penyusunan laporan–laporan selanjutnya dapat menjadi lebih baik, terimakasih.

V-1
8 DAFTAR PUSTAKA

1. Aircraft Piper Warrior III, Operation & Manual, CD-135, CD-155


2. Supplement Airplane Maintenance Manual Piper PA28, AMM-40-02

viii
IV - ix

Anda mungkin juga menyukai