PENDAHULUAN
1
terbang dan dapat memperhitungkan serta merperkirakan kemampuan
material terhadap pengaruh timbulnya korosi.
2
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun dalam beberapa bab
dengan urutan adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang penulisan,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode
pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas secara rinci dan detail tentang Korosi Wing Leading
Edge Skin pada pesawat Boeing 737 - 800.
BAB V PENUTUP
Bab ini sebagai penutup yang berisi tentang keseluruhan kesimpulan
dan saran mengenai apa yang telah di pelajari , di petik dan di harapkan
oleh penulis tugas akhir.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Korosi
Struktur pesawat pada saat ini terbuat dari logam metal yang memiliki
durability tinggi dan daya reaktif yang tinggi terhadap kontaminasi di
atmosfer. Garam yang terbentuk dari udara yang berasal dari daerah
coastal (pantai) dan kontaminasi dari industri seperti daerah urban dapat
mempengaruhi struktur alumunium alloy dan magnesium.
Korosi pada logam secara umum timbul dengan reaksi yang di
akibatkan oleh elektrolit yang bersentuhan dengan permukaan logam.
Logam yang rusak atau penurunan kualitas logam akibat dari lingkungan
yang korosif. Korosi logam merupakan pengrusakan logam secara kimia
atau elektrokimia dan dapat mempengaruhi permukaan ataupun internal
di dalam pesawat. Air atau uap air memiliki kombinasi dengan garam
dan oksigen di atmosfer sehingga menghasilkan sumber korosi pada
pesawat terbang.
Jadi, korosi merupakan suatu kerusakan logam yang di sebabkan
oleh reaksi kimia ataupun elektrokimia yang dapat mengubah logam
tersebut menjadi campuran logam yang mengakibatkan terjadinya
korosi. Untuk melindungi logam dari serangan korosi maka perlu
melapisi logam dengan metode protective coating.
4
Fe + 2HCl —> FeCl2 + H2
2Al + 6HCl —> 2AlCl3 + 3H2
5
elektron. Dalam terminologi korosi, reaksi oksidasi sering disebut
sebagai suatu reaksi anodik, sedangkan aksi penambahan dapat di
katakan dengan suatu istilah reaksi katodik. Proses korosi terdiri dari
pada reaksi oksidasi dan reduksi.
M ———> M+n + ne
Al ———>Al+3 + 3e
6
2.3 Proses Terjadinya Korosi
7
Gambar 2.2 Fitting Corrotion[9]
Blister biasanya akan terjadi pada tepi goresan, dan muncul retak
pada pelindung cat. Kemudian akan menampung air dan jumlah air
bertambah sehingga terjadi korosi akibat kurangnya kebutuhan oksigen
pada cat. Daerah dimana terjadinya kekurangan oksigen akan menjadi
anode dan menjadi awal pertumbuhan korosi filiform corrosion.
8
Proses Stress Corrosion Cracking (SCC)
9
masalah karena SCC terjadi akibat proses elektrokimia atau
faktor metalorgi.
b. Proses Strain-Generated Active Path
Strain yang terjadi dapat dengan mudah membuka retak dan
memecahkan pelindung permukaan pada ujung retak, kemudian
retak menjadi memanjang. Kecepatan perambatan retak
tersebut tergantung dari passivation rate sebab jika passivation
rate sangat lambat maka struktur (logam) mengalami pecah.
Proses awal pecah tersebut terjadi pada awal retak dan jika
passivation rate sangat cepat maka menyebabkan perambatan
retak pelan.
10
Gambar 2.5 Differential Aeration Corrotion[9]
b. Uap air
Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan
mempercepat proses berlangsungnya korosi. Dan air merupakan
salah satu dari bagian penting proses terjadinya korosi.
Berdasarkan sifat operasinya, pesawat terkena perubahan suhu
dan tekanan di atmosfer, serta berbagai kondisi kelembaban relatif
oleh karena itu, semua bagian struktur, bahkan yang dianggap
11
"tertutup" atau "tersegel" dapat berubah seiring waktu dengan
masuknya udara lembab secara progresif yang mengarah ke
kondensasi. Air yang di hasilkan mengalir ke dalam larutan, korosif
yang berasal dari atmosfer atau dari tumpahan (yang mengubah air
menjadi asam lemah) akan menimbulkan korosi.
c. Oksigen
Udara yang memiliki kandungan gas oksigen dapat menyebabkan
cepatnya proses terjadinya korosi. Korosi pada permukaan logam
merupakan suatu proses dari reaksi redoks. Reaksi ini terjadi karena
sel Volta mini. sebagai contohnya, korosi pada permukaan besi bisa
terjadi apabila adanya oksigen (O2) dan air (H2O). Akibatnya
memicu perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom
karbon (C) yang mengakibatkan terjadinya korosi. Semakin banyak
jumlah Oksigen (O2) dan air (H2O) yang mengalami kedekatan
denan pada permukaan logam, maka semakin cepat
berlangsungnya korosi pada permukaan logam.
d. Larutan Garam
Larutan elektrolit (asam atau garam) suatu media yang baik untuk
melangsungkannya transfer muatan. Akibatnya elektron lebih
mudah untuk di ikat oleh oksigen di udara. Air hujan yang banyak
mengandung asam, dan air laut yang banyak mengandung garam,
maka air hujan dan air laut merupakan sumber korosi yang utama.
Larutan garam yang menyerang lapisan mild stell dan lapisan
stainless stell dapat menyebabkan terjadinya pitting (kebocoran),
crevice (retak/celah).
e. Permukaan Logam Yang Tidak Rata
Permukaan logam yang tidak rata dapat menimbulkan terjadinya
suatu kutub muatan, yang memiliki peran sebagai anode dan
katode. Permukaan logam yang halus dapat menyebabkan sukar
terjadinya korosi, sebab karena kutub-kutub akan bertindak sebagai
anode dan katode yang menyebabkan korosi.
12
f. Keberadaan zat Pengotor
Zat Pengotor di bagian pesawat akan memicu terjadinya reaksi
reduksi sehingga banyaknya jumlah atom logam yang akan
teroksidasi. Salah satu contohnya adalah ada banyak tumpukan
debu karbon hasil dari pembakaran Bahan Bakar Minyak di sebuah
permukaan logam yang dapat mempercepat suatu reaksi reduksi
gas oksigen pada permukaan suatu logam. Sehingga peristiwa
korosi terjadi semakin cepat.
g. Adanya Kontak Elektrolit
Kontak elektrolit, halnya seperti garam yang berada dalam air laut
akan dapat mempercepat proses korosi. Sedangkan ketika adanya
konsentrasi elektrolit yang besar dapat mempercepat laju aliran
elektron sehingga korosi cepat timbul dan meningkat.
h. Temperature
Temperature dapat mempercepat peristiwa korosi. Umumnya,
ketika semakin tinggi atau besarnya temperatur maka akan semakin
cepat pula terjadinya korosi. Terjadinya korosi di karenakan
tingginya tingkat temperatur maka tinggi juga suatu energi kinetik
pada partikel sehingga menyebabkan terjadinya tumbukan efektif
pada reaksi redoks yang semakin besar. Dengan seperti itu,
kecepatan korosi pada logam semakin meningkat.
i. Mikroba
Banyaknya koloni mikroba di bagian permukaan suatu logam dapat
menimbulkan peningkatan dan mempercepat laju korosi pada
logam. Hal ini terjadinya karena mikroba tersebut mampu untuk
menurunkan kualitas logam untuk memperoleh energy baru bagi
keberlangsungan hidup mikroba tersebut. Beberapa contoh mikroba
yang dapat dengan cepat menimbulkan dan menyebabkan korosi:
bakteri protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat,
dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans
Thiobacillus ferroxidans.
13
2.6 Jenis Klasifikasi Korosi
Penilaian secara subjektif terhadap tingkat korosi yang terdeteksi
telah berkembang sebagai dasar untuk pemeliharaan struktur pesawat.
Ada 3 (tiga) jenis klasifikasi korosi pada Aircraft Maintenance Manual
(AMM) pesawat boeing berdasarkan tampilan visual, kedalaman atau
kehilangan material, yaitu sebagai berikut :
a. Light Corrosion
Korosi ini bersifat lokal dan selama proses perawatan dan
pemeliharaan struktur korosi ini menunjukkan tipe korosi yang
ringan (light corrosion). Korosi ringan yang di sebabkan oleh
perubahan warna dan kedalaman maksimum pitting corrosion
(korosi yang dapat menghasilkan lubang-lubang kecil pada logam
ke arah dalam) ukurannya 0,001 inchi (0,025 mm). Jenis
kerusakan ini dapat di hilangkan dengan pengamplasan tangan
yang ringan dan minimum perawatan kimia.
b. Moderate Corrosion
Korosi sedang merupakan tipe korosi yang dapat meluas dan
memerlukan pengerjaan ulang pada setiap prosesnya. Korosi
sedang memungkinkan di butuhkannya perbaikan, penggantian
struktur sebagain atau bahkan pergantian struktur sepenuhnya.
Korosi sedang ini muncul seperti korosi ringan dan terdapat
beberapa lecet dan pengelupasan. Kedalaman pitting corrosion
0,01 inchi (0,25 mm). Dalam hal ini kerusakan dapat di hilangkan
dengan cara pengamplaan tangan yang ekstensif dan
pengamplasan secara mekanis.
c. Severe Corrosion
Severe Corrosion merupakan korosi tingkat parah, korosi ini
memungkinkan untuk di lakukannya perbaikan, pemangkasan
struktur atau bahkan pergantian struktur. Secara umum Severe
Corrosion sama dengan korosi sedang seperti terdapat lecet,
pengelupasan, penipisan struktur dan terdapat exfoliation
corrosion (delaminasi yang ada pada batas butir). Kedalaman
14
pitting corrosion lebih dari 0,01 inchi (0,25mm). Kerusakan ini
biasanya memerlukan pengamplasan mekanis yang ekstensif dan
grinding. Kerusakan korosi parah di luar dari batas Structural
Repair Manual (SRM) akan memerlukan otoritas teknis yang di
setujui untuk menganjurkan perbaikan korosi dan pemangkasan
daerah yang mengalami keretakan berkarat.
15
BAB III
RENCANA KERJA
Mulai
Membuat
Langkah Kerja
Melakukan Analisis
Pengolahan
Data
Re-check Data
TIDAK YA
16
3.2 Penentuan Topik Tugas Akhir
17
3.7 Pengolahan Data
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Korosi dapat terjadi pada Wing Skin Leading Edge karena letaknya
berada di struktur luar pesawat, dan korosi sering terjadi karena adanya
retak atau goresan (crevices) yang di biarkan begitu saja. Retak atau
goresan tersebut bisa menjadi tempat berhentinya air, jika retak atau
goresan tersebut di satukan, maka kondisi tersebut tidak dapat
sempurna akibat salah satu sisinya terjadi retak atau goresan dan dapat
menimbulkan suatu celah dimana akan terjadinya proses crevice
corrosion. Crevice corrosion merupakan suatu bentuk korosi yang
terjadi apabila larutan elektrolit masuk ke dalam celah, atau berada di
antara komponen bahan logam yang berhimpit. Larutan elektrolit yang
terperrangkap di dalam celah atau lubang kecil memiliki tingkat oksigen
yang lebih rendah di bandingkan kosentrasi ion bahan logam dari area
luar celah. Sehingga bahan permukaan luar logam yang bukan bahan
material sejenis, memiliki perbedaan potensial yang akhirnya
mengakibatkan korosi.
19
Pengecatan yang kurang sempurna (improrer finishing system) juga
dapat menjadi alasan dapat terjadinya korosi. Bahan dasar cat yang di
gunakan untuk melapisi permukaan pesawat terbang harus benar-
benar di perhitungkan. Kesalahan dalam memilih cat pada pesawat
terbang akan dapat menimbulkan terjadinya korosi. Jika bahan dari cat
tersebut tidak dapat menempel dengan sempurna pada permukaaan
kulit pesawat terbang, struktur pesawat akan mudah terjadi retak,
kemudian mengelupas. Akibat retak pada permukaan pesawat tersebut
menimbulkan proses filiform corrosion.
20
c. Media elektrolit, sebagai suatu media penghantar arus listrik dan,
d. Adanya hubungan dengan arus listrik antara katoda dan anoda.
21
Terperangkap selama pembuatan atau perbaikan, dapat ditemukan
ketika pesawat telah beroperasi selama beberapa waktu yang cukup
lama seperti benda lepas dapat merusak lapisan permukaan pelindung
yang dapat meningkatkan jenis korosi galvanic. Pentingnya untuk
memeriksa bagian yang longgar yang dapat di temukan selama
inspeksi memastikan bahwa mereka tidak di hasilkan dari struktur yang
rusak. Secara umum mudah untuk menentukan apakah benda lepas
telah membentuk bagian dari struktur dengan kondisinya. rivet yang
tidak berbentuk dapat dianggap sebagai barang yang longgar, tetapi
rivet yang telah dibentuk dapat mengindikasikan kegagalan. Struktur
harus diperiksa untuk setiap tanda-tanda distorsi atau pergerakan
antara bagian-bagian yang berbeda pada titik letaknya, untuk
pengencang yang longgar dan untuk tanda-tanda gesekan atau di
sekitar bagian yang bergerak, seperti fleksibel pipa, dll. Selain metode
inspeksi dan NDT (Non Destructive Testing System), kerusakan sering
terungkap melalui penerapan tekanan tangan pada struktur dan melihat
bagaimana mereka melentur, yaitu fitting dapat terlepas atau kulit dapat
melenturkan di mana ada sesuatu internal yang rusak Perawatan
pelindung harus diperiksa kondisinya. Pada paduan cahaya,
pemeriksaan harus dilakukan untuk setiap jejak korosi, ditandai dengan
Pengelupasan, Permukaan Lubang, atau Filiform, (cacing seperti
struktur di bawah lapisan cat) atau penampilan bersisik, melepuh atau
retak. Jika salah satu dari kondisi ini tampak jelas, perawatan pelindung
di area yang bersangkutan harus dihilangkan dengan hati-hati dan
logam di periksa untuk mencari jejak korosi atau retakan. Jika logam
ditemukan memuaskan, perawatan pelindung harus dikembalikan.
Catatan: Untuk membantu melindungi struktur terhadap korosi,
beberapa produsen dapat menempelkan kromat kalsium dan / atau
sachet strontium chromate ke bagian struktur yang rentan. Kehadiran
kromat di sachet dapat diperiksa dengan merasakan selama inspeksi.
Setelah menangani materi ini, tindakan pencegahan khusus. mencuci
tangan, yang diberikan dalam manual pabrik, harus diikuti. Dalam
22
kebanyakan kasus di mana korosi terdeteksi pada tahap awal,
perawatan korektif akan memungkinkan terus digunakannya bagian
yang bersangkutan. Namun, di mana kekuatan bagian mungkin telah
berkurang di luar nilai desain, perbaikan atau penggantian mungkin
diperlukan. Jika ada keraguan mengenai tingkat penurunan korosi yang
diizinkan, produsen atau otoritas yang menyetujui desain harus
dikonsultasikan, khususnya Korosi Intergranular bisa sangat sulit untuk
dinilai dengan pengujian NDT (Non Destructive Testing System)
konvensional dan penggantian komponen yang terpengaruh mungkin
merupakan satu-satunya pilihan.
23
4.4.1 Metode Pengendalian Korosi
1. Protective Coating
Protective Coating dapat di artikan sebagai pelapis atau
pelindung. Metode ini merupakan salah satu pilihan dari
banyaknya metode penanggulangan korosi karena begitu mudah
untuk di terapkan pada metal. Keunggulan coating adalah telah
terbukti efektif dan efisien karena menjadi sebuah pilihan yang
praktis dan ekonomis untuk mengatasi korosi. Pengaplikasian
protective coating adalah dengan cara di poles dan di semprotkan
pada suatu permukaan sehingga akan membentuk lapisan tipis
yang kering, berkohesi, dan memiliki daya lekat yang lebih baik
terhadap permukaan serta mampu memproteksi permukaan
tersebut dari lingkungannya (yang harus di lindungi) dari metal
biasanya mengandung kotoran seperti karat, scale, grease. Jika
terdapat kotoran tersebut di bagian metal pada saat proses
coating, maka lapisan coating akan berlubang dan tidak rata.
Sehingga untuk mendapatkan hasil protective coating yang
seragam dan halus maka kotoran tersebut dapat di hilangkan
dengan metode:
o Degreasing, merupakan kotoran yang berupa oil, grease,
scale, yang menempel pada permukaan metal yang akan di
proses sebelum painting. Kotoran di bersihkan dengan larutan
organik contohnya chloroform, toluene, dan acetone
(senyawa lemak dari hewan atau tambahan bereaksi dengan
alkali membentuk sabun yang larut dalam air).
o Removal of oxide scale or descaling, merupakan proses
membersihkan scale dan rust dari permukaan disebut
descaling. Pada proses ini metal di celupkan ke dalam larutan
asam dengan suhu yang tinggi. Contohnya asam sulfur, asam
hidrokolik dan asam nitrat yang di gunakan pada proses ini.
24
o Mechanical Cleaning, merupakan proses pembersihan scale
dan rust dengan cara grinding, penyikatan, pemolesan.
o Electrochemical Method, merupakan proses atau suatu
metode untuk mengolah logam melalui proses elektrokimia.
Metode ini dapat di gunakan untuk membersihkan scale jika
tidak bisa dengan metode lain.
2. Cathodic Protection
Teknologi yang di gunakam untuk mengendalikan korosi pada
logam dengan cara menjadikan permukaan logam tersebut
sebagai katoda. Metode ini menggunakan arus listrik secara
langsung untuk melawan korosi eksternal. Cathodic Protection
dapat membantu mencegah korosi dari mulai struktur permukaan
logam tersebut terbentuk. Cathodic Protection dapat membantu
menghentikan korosi yang ada supaya tidak menjadi parah.
Prinsip Cathodic Protection adalah membuat logam bekerja
seperti katoda karea jika tidak ada daerah anodik pada logam
korosi tidak akan terjadi.
3. Material Selection
Pemilihan jenis bahan yang tepat merupakan faktor utama
pengendalian korosi untuk jangka panjang. Ada banyak faktor
yang harus di perhatikan sebelum melakukan kegiatan
perancangan, yaitu kekuatan (strenght), kekakuan (stiffness),
ketahanan (durability), ketahan terhadap korosi (corrosion
resistance) dan harga (cost). Alumunium dan titanium adalah
bahan yang paling banyak di gunakan di pesawat. Alumunium di
gunakan untuk meningkatkan ketahanan terhadap exfoliation
corrosion. Sedangkan titanium di gunakan dalam kelompok
severe corrosion seperti pada permukaan struktur entryway,
galley, leading edge dan lavatory.
4. Corrosion Inhibitor
Secara umum pengertian corrosion inhibitor adalah mengurangi
tingkat atau laju korosi pada permukaan metal dengan
25
menambahkan zat kimia ke permukaan logam atau lingkungan
akan mengurangi serangan korosi terhadap logam. Pada
umumnya corrosion inhibitor berassal dari senyawa organik dan
anorganic contohnya notrit, kromat, fosfat, urea, fenilanin, dan
imidazolin. Inhibitor merupakan metode perlindungan yang
fleksibel, yaitu mampu memberikan perlindungan pada
lingkungan yag tingkat korosifitasnya sangat tinggi, mudah di
aplikasikan serta tingkat kefektifan biayanya paling tinggi karena
lapisan yang terbentuk sangat tipis sehingga memberikan
perlindungan yang luas.
26
c. Regrease semua grease fittings di seluruh area
perawatan. Catatan: Perluasan material yang terkena
korosi dapat menyebabkan pengangkatan chord
flange. Pengangkatan ini dapat dideteksi dengan
memeriksa kerataan permukaan chord menggunakan
penggaris-sejajar atau pemindaian dengan jari. Dalam
beberapa kasus, alih-alih mengangkat chord flange,
spar web mungkin tertekan. Depresi lokal dari jaring
umumnya terjadi di mana chord flange lebih kaku
daripada jaring. Depresi web ini dapat dideteksi secara
visual.
27
Gambar 4.2 Removal Corrosion [1]
28
8. Pasang semua bagian dengan 0,005 in. (0,127 mm) atau kurang
(kesenjangan yang diperlukan).
9. Pasang komponen perbaikan dengan sealant BMS 5-95 di semua
permukaan.
10. Pasang fastener wet dengan sealant BMS 5-95
11. Oleskan fillet seal dan seal semua celah dengan sealant BMS 5-95 di
antara Item yang di butuhkan.
12. Instal Skin Cove Awal untuk mencocokkan konfigurasi.
29
c. Melakukan pemeriksaan visual pada semua leading edge skin untuk
mendeteksi adanya korosi pada tahap awal atau indikasi adanya
crack. Area yang memerlukan detail inspeksi haruslah di catat dalam
task description. Pemeriksaan visual di sertai dengan pelepasan
komponen bila di perlukan. Pada task area periksa integritas dari
sealent dan penyamarataan compound jika proses pembersihan
perlu di lakukan.
d. Menghilangkan korosi, evaluasi adanya kerusakan, perubahan atau
mengganti struktur yang tidak sesuai. Aplikasikan protective finishes
sesuai dengan corrosion prevention manual (CPM) sesuai prosedure
Structural Repair Manual (SRM) pesawat Boeing 737.
e. Aplikasikan anti-corrosion compound sesuai dengan corrosion
prevention manual (CPM).
f. Keringkan semua insulation blankets yang basah untuk memasang
ulang atau menggantinya yang baru.
g. Lakukan langkah-langkah ini bila korosi berada pada internal wing:
h. Lakukan langkah-langkah ini untuk mencegah korosi atau
menghilangkan air pada struktur internal wing:
1) Memasang sistem penggerusan air.
2) Menambahkan sealant untuk mengisi area tempat air
menumpuk.
3) Menggunakan tabung Strontium Chromate untuk menghambat
korosi
4) Perhatikan Structure Repair Manual (SRM) untuk perincian
tentang menghilangkan korosi jika ada korosi yang luas pada
wing inspar skin.
30
Gambar 4.3 Crack Corrosion [1]
31
Gambar 4.5 Corrosion Damage Area[1]
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34