Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sistem keamanan terhadap api pada pesawat terbang dirancang agar pesawat
tidak mengalami gangguan system AC, system keselamatan dan keamanan yang sudah
ditentukan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization). Di dalam sebuah
system yang baik harus dibuat dengan memperhatikan resiko yang akan dihadapi. Pada
pesawat Boeing 737 NG, terdapat 5 sistem fire detection dan protection. System
tersebut dirancang agar tidak boleh adanya asap (smoke) dan api di pesawat. Oleh
karena di dalam makalah ini dibahas tentang Fire Detection and Protection System pada
pesawat Boeing 737-NG yang mengacu terhadap literasi Aircraft Maintenance Manual.

I.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan permasalahan berikut ini:
1.) Sistem apa saja yang bertugas sebagai sistem deteksi dan proteksi terhadap api
pada pesawat Boeing 737-NG?
2.) Bagaimana cara kerja dan letak dari sistem deteksi dan proteksi terhadap api
pada pesawat Boeing 737-NG?
3.) Bagaimana sistem deteksi dan proteksi terhadap api di lavatory pesawat Boeing
737-NG bekerja?
I.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini dibuat agar:
1.) Mengetahui sistem yang bertugas sebagai sistem deteksi dan proteksi terhadap
api pada pesawat Boeing 737-NG.
2.) Mengetahui cara kerja dan letak dari sistem deteksi dan proteksi terhadap api
pada pesawat Boeing 737-NG.
4.) Mengetahui sistem deteksi dan proteksi terhadap api di lavatory pesawat Boeing
737-NG bekerja.
3.)

1
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Fire Detection and Protection di Boeing 737-NG
Di Boeing 737-NG terdapat 6 sistem fire protection yang terbagi menurut AMM
chapter 26, antara lain :
1. Engine overheat and fire detection, engine fire extinguishing.
2. Lavatory smoke detection, lavatory fire extinguishing
3. Wheel well fire detection
4. Wing/body overheat detection
5. APU fire detection, APU fire Extinguishing
6. Cargo compartment smoke detection, cargo compartment fire extinguishing.

Alarm kebakaran memberikan indikasi visual dan aural kepada kru pesawat
pada salah satu sistem :
a. Engine 1
b. Engine 2
c. Auxiliary Powet Unit (APU)
ILF 101, 151, 156-199, 301, 304, 305, 308, 310, 314, 315, 317-319, 321,
323, 331-399, 402, 405, 410, 416, 424, 425, 427-429, 451, 452, 491-516,
518-520, 523-528, 530-537, 541, 542, 552-557, 559-569, 571-577, 581-583,
2
585, 587-590, 592-599, 601-603, 606, 607, 610-615, 620, 625-627, 671, 672,
686, 691-699, 703, 707-710, 803-813, 821, 822, 831-838, 841, 842, 851,
852, 854-858, 861-863, 871-874, 946-948, 968-973, 980-999; ILF 401, 406,
409, 412 POST SB 737-26A1083
d. Forward cargo compartment
e. Aft cargo compartment

Ketika ada api, visualisasi dan aural indicator menyala ditunjukkan pada :

1. Dua lampu peringatan api menyala pada panel P7,


2. Alarm suara di aural warnig menyala, dan lampu merah
3. Horn pada alternately di kanan wheel well menyala (ini hanya pada APU fire
saja).

Di dalam system ini, ketika ada api pada :

1. Engine, module fire detection pada engine dan APU menyiapkan ground untuk
menyalakan lampu fire warn dan juga bell.
2. APU, saat terjadi di sini maka akan sama dengan ketika ada api di engine, yaitu
module fire detection pada engine dan APU menyiapkan ground untuk

3
menyalakan lampu fire warn dan juga bell. Modul yang sama menyiapkan
power untuk red light dan horn pada panel P28.
3. Main wheel well, kompartemen overheat detection mengatur ground untuk dua
lampu fire warn merah dan bel.

Lalu ketika ada asap (smoke) di depan atau dalam kompartemen kargo, maka cargo
electronic unit menyiapkan ground untuk menyalakan lampu fire warn merah dan juga
belnya. Setelah menyalanya lampu fire warn merah, bel, dan jjuga horn maka akan ada
reset dengan memutus ground. Reset ini dilakukan dengan cara mendorong sesaat pada
salah satu dibawah ini:

a. Left FIRE WARN light


b. Right FIRE WARN light
c. Bell cutout switch pada P8
d. Horn cutout switch pada P28 panel.

4
Overheat engine dan sistem fire detection menggunakan detektor untuk mendeteksi
adanya overheat maupun api pada engine. Ketika hal tersebut terjadi maka alarm
mengoperasikan pada P7 glareshield panel, engine dan APU fire control panel untuk
memberi tahu bahwa ada indikasi overheat dan/atau api di engine.

Komponen-komponen yang digunakan untuk menangani masalah overheat ini


adalah:

a. Engine overheat/fire detector (loop A and loop B)


b. Engine and APU fire detection module
c. Glareshield, P7 panel
d. Engine and APU fire control panel
e. Aural warning unit.

Overheat atau fire detectors pada engine mengirimkan sinyal ke modul fire detection di
engine maupun APU dalam bentuk visual dan aural indikasi.

Pada AMM chapter 26 halaman 31 terdapat 3 pembahasan tentang overheat/fire


test, fault/inop test dan single loop operation.

a. Overheat/fire test
Test switch pada engine dan APU fire digunakan untuk mencoba
berfungsi atau tidaknya sistem ini. Pada posisi OVHT/FIRE, indikasi pada
flight compartment sama seperti kondisi saat ada api sungguhan. Jika test ini
gagal maka sebagai gantinya gunakan engine and APU fire detection
module.
b. Fault/inop test
Test switch panel kontrol pada engine dan APU fire, pada posisi
FAULT/INOP, indicator pada flight compartment akan sama seperti kondisi
api yang sebenenarnya. Jika gagal maka gunakan engine and APU fire
detection module.

5
c. Single Loop Operation
Jika engine overheat/fire detector gagal beroperasi, maka engine dan
APU fire detection module otomatis beruabah ke single loop operation. Pada
single loop mode ini, hanya satu loop yang harus mendeteksi overheat atau
adanya api untuk memberikan alarm.

Pada bagian engine fire detector dapat digunakan untuk mengawasi


temperature yang tinggi. Terdapat 4 section yang tiap section-nya terdapat 2
detektor. Engine fire detection ini memiliki 3 bagian yaitu :

1.) Overheat, fire, and fault pressure switches


2.) Resistors
3.) Terminal stud
4.) Stainless steel, gas charged tube.

Lokasi dari engine fire detector berada pada:

1.) Dua di atas fan case section

6
2.) Dua di bawah fan case section
3.) Dua di kiri core section
4.) Dua di kanan core section.

Operasi pada 3 saklar tekanan akan mendeteksi kondisi overheat, adanya


api, kegagalan atau kehilangan tekanan gas. Tekanan gas pada sense tube saat terjadi
kegagalan maka saklar akan berada pada posisi tertutup, dan dua saklar lainnya
tertutup saat tekanan gas meningkat karena kondisi overheat atau adanya api.

7
Sinyal overheat dan api menuju engine and APU fire detection module.
Modul ini akan menyuplai idikasi overheat atau api pada flight compartment. Jika
tekanan pada sense tube turun, maka fault switch akan terbuka. Saklar ini akan
mengirimkan sinyak ke engine and APU fire detection module.

II.2 Fire and Smoke Detection System pada Lavatory Boeing 737-NG

Sistem pendeteksi asap Lavatory memperingatkan semua awak kabin untuk


tidak merokok di lavatory. Detektor asap ada pada langit-langit masing-masing
lavatory. Sistem pendeteksi asap memberikan indikasi alarm aural dan visual ketika
asap terdeteksi di lavatory

Lampu lavatory (kuning) di bagian luar lavatory dan di atas pintu, berkedip
ketika detektor di dalam lavatory itu menemukan seseorang ketika sedang merokok.
Lampu panggilan lavatory utama (amber) berkedip ketika detektor menemukan asap di
lavatory.

Sistem pendeteksi asap memberikan data ke flight recorder, ketika pendeteksi


asap di lavatory menemukan asap Panel kontrol deteksi asap menunjukkan pesan
peringatan adanya indikasi asap, pada panel monitor detektor asap. Peringatan ini
menunjukkan detektor asap lavatory mana yang telah diaktifkan. Pendeteksi asap dapat
di setel ulang pada panel kontrol.

8
Sistem pendeteksi asap di lavatory menggunakan arus berkekuatan 28 volt DC.
Bus 1 Memberikan 28volt aliran DC untuk sistem pendeteksi asap di lavatory. Semua
pendeteksi asap memiliki power led hijau. Led tetap menyala ketika memiliki daya.

Pada Lavatory Smoke Detector, LED menyala saat detektor asap mendapatkan
daya. Indikator status LED berwarna hijau dalam operasi normal, Indikator status LED
berwarna merah ketika sensor mendeteksi asap. Sensor asap di setiap detector
memantau kerapatan asap diatas batas yang ditetapkan. Jika keraptan asap tetap di atas
batasan secara tepat delapan detik, sensor mengatur pendeteksi ke kondisi alaram.

Klakson alarm internal menyala ketika sensor mendeteksi asap. Alarm akan
tetap on sampai Anda menekan sakelar pembatalan klakson atau sensor tidak lagi
mendeteksi asap. Tekan sakelar untuk menghentikan semua indikasi, kecuali untuk
LED alarm merah pada sensor asap. LED alarm akan padam ketika sensor asap tidak
lagi mendeteksi asap.

9
Sensor asap dapat dihapus tanpa menghapus pendeteksi asap. Untuk
menghapus sensor asap, gunakan pocket scale untuk melepas pengunci. Setelah itu
sensor asap dapat dikeluarkan dari rangkaian pendeteksi asap.

Terdapat filter di dalam sensor asap, diperlukan pembersihkan filter secara berkala.

10
(Gambar diatas adalah ilustrasi alat pendeteksi asap pada bagian lavatory)

Alarm sensor asap di setiap detektor memantau kepadatan asap di atas batas
yang ditetapkan. Jika kepadatan tetap di atas batas selama 8 detik, sensor akan mengatur
detektor ke kondisi alarm. Reset alarm menggunakan sakelar pemutus daya pada
detektor untuk menghentikan semua indikasi alarm dan mengatur ulang sensor asap.
Indikasi alarm tetap mati setelah melepaskan saklar pemutus jika kepadatan asap sudah
berada di bawah batas yang ditetapkan. Jika kepadatan asap di atas batas yang
ditetapkan, maka indikasi alarm akan menyala lagi.

11
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dipaparkan pada makalah ini, maka dapat
disimpulkan :
1. Pada pesawat Boeing 737-NG terdapat 6 sistem fire protection yang terbagi
menurut AMM chapter 26, antara lain :
a. Engine overheat and fire detection, engine fire extinguishing.
b. Lavatory smoke detection, lavatory fire extinguishing
c. Wheel well fire detection
d. Wing/body overheat detection
e. APU fire detection, APU fire Extinguishing
f. Cargo compartment smoke detection, cargo compartment fire
extinguishing.
2. Alarm pada pesawat Boeing 737-NG memberikan indikasi dalam bentuk
visual dan aural kepada kru pesawat.
3. Ketika overheat terjadi maka alarm akan mengoperasikan pada P7 glareshield
panel, engine dan APU fire control panel untuk memberi tahu bahwa ada
indikasi overheat dan/atau api di engine.

12

Anda mungkin juga menyukai