TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
Farid Nur Bahti
20140110198
Disusun oleh:
Farid Nur Bahti
201401100198
ii
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
APPROVAL SHEET
:
Sekretaris/Anggota Tim Penguji Yogyakarta, 03 September 2018
Member
:
Anggota Tim Penguji Yogyakarta, 03 September 2018
Member
Diterima dan disetujui sebagai persyaratan untuk memenuhi gelar Sarjana Teknik
Accepted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Bachelor of
Engineering
iii
HALAMAN PERNYATAAN
iv
HALAMAN PERNYATAAN
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini dipersembahkan untuk kedua orang tuaku dan seluruh saudaraku.
Semoga dapat bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negaraku.
vi
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT Yang Menguasai segala sesuatu, Sholawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabat-
sahabatnya.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui nilai
prediksi dari drainase verikal yang terjadi selama perbaikan tanah pada proyek
Landasan Pacu.
Selama penyusunan Tugas Akhir ini penyusun mendapat bantuan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan dengan
baik. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari berbagai
pihak yakni kepada:
1. Prof. Agus Setyo Muntohar, ST.,M.Eng.Sc., Ph.D, Selaku Ketua Program
Studi dan Dosen Pembimbing
2. Kedua Orang Tua, dan adik yang selalu memberikan arahan beserta
dukungan selama belajar dan menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Para sahabat, teman seperjuangan Kelas E Teknik Sipil UMY 2014.
Akhirnya, setelah segala kemampuan dicurahkan serta diiringi dengan doa
untuk menyelesaikan tugas akhir ini hanya kepada Allah SWT semua
dikembalikan.
Wallahu a’lam bi Showab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yogyakarta, 19 Maret 2018
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................ 21
3.1. Desain Penelitian .......................................................................................... 21
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................. 25
3.2.1. Alat ................................................................................................... 25
3.2.2. Bahan................................................................................................ 27
3.3. Tahapan Penelitian........................................................................................ 28
3.3.1. Prosedur Pengambilan Sampel Tanah .............................................. 28
3.3.2. Pengujian SWCC (Soil Water Charracteristic Curve) ..................... 28
3.3.3. Pengujian Triaksial Metode CU ....................................................... 31
3.3.4. Pengujian Permeabilitas Tanah ........................................................ 32
3.3.5. Pengukuran Curah Hujan ................................................................. 33
3.3.6. Mengolah peta DEM (Digital Elevation Model) ............................. 34
3.3.7. Analisis TRIGRS ............................................................................. 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 38
3.1. Hasil .............................................................................................................. 38
3.1.1. Distribusi Faktor Aman .................................................................... 38
3.1.2. Distribusi Tekanan Air Pori ............................................................. 40
3.2. Pembahasan .................................................................................................. 41
3.2.1. Distribusi Faktor Aman .................................................................... 41
3.2.2. Distribusi Tekanan Air-Pori ............................................................. 42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 45
LAMPIRAN ........................................................................................................... 52
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
ABSTRAK
ABSTRACT
Indonesia merupakan negara yang sangat rawan terkena bencana alam seperti
gempa bumi, dan tsunami. Selain itu Indonesia juga rawan terhadap bencana
hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longor. Salah satu dari banyaknya
penyebab tanah longsor yaitu karena tigginya intensitas curah hujan pada suatu
kawasan tertentu. Pada penelitian ini akan dikaji distribusi faktor aman dan
distribusi tekanan air pori pada lereng saat berada dalam kondisi hujan. Nilai-nilai
faktor aman dan kenaikan tekanan air-pori tersebut diperoleh dari hasil pemodelan
numerik menggunakan software TRIGRS(The Transient Rainfall Infiltration and
Grid-Based Regional Slope-Stability Model) versi 2.0. Hasil dari pemodelan
tersebut selanjutnya diolah dalam software berbasis Geographic Information
System sehingga distribusi nilai-nilai faktor aman dan kenaikan tekanan air-pori
dapat divisualisasikan dalam bentuk peta spasial 2-Dimensi.
Kata kunci: Tanah longsor, nilai faktor aman, TRIGRS, GIS, stabilitas lereng.
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1
2
a. Bagaimana distribusi nilai faktor aman pada lereng saat terjadi peristiwa
longsor?
Pembahasan dalam penelitian ini memiliki ruang lingkup yang dibatasi oleh
hal-hal berikut:
a. Peristiwa pergerakan tanah yang menjadi objek pembahasan dalam penelitian
ini berlokasi di Desa Caok, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo,
Provinsi Jawa Tengah;
b. Anailisis faktor aman lereng (Factor of Safety) dianalisis menggunakan
geoteknik dan hidrologi sehingga memiliki keluaran data berupa nilai faktor
aman sebuah lereng saat berada dalam kondisi tak jenuh hingga menjadi jenuh.
Program tersebut diberi nama TRIGRS (Transient Rainfall Infiltration and Grid-
Based Regional Slope-Stability Analysis). Hasil dari pemodelan tersebut
menjelaskan tentang kemampuan software TRIGRS dalam menganalisis yaitu
o
maksimal pada kemiringan lereng < 60 .
Salciarini dkk. (2006) memakai program TRIGRS untuk menganalisis
longsoran dangkal di provinsi Umbria, Italia Tengah dengan fokus untuk
menyimulasikan distribusi faktor aman lereng terhadap perbedaan muka air tanah
pada saat kondisi sedang hujan. Setelah ditemukan faktor amannya, selanjutnya
Salciarini dkk. (2006) membandingkan nilai faktor aman tersebut dengan peta
longsor yang telah ada, dan hasilnya adalah 80% hasil dari TRIGRS sama seperti
dengan peta longsor yang telah ada sebelumnya. Chen (2005) menyebutkan jika
TRIGRS memiliki hasil yang sangat baik untuk menganalisis lokasi longsor
2
panjang garis pengamatan 167 m . Liao dkk. (2010) melakukan penelitian
memakai software TRIGRS dengan cakupan garis pengamatan hanya sekitar 120
2
m . Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan jika performa TRIGRS memiliki
tingkat keakuratan yang sangat baik, yaitu mencapai 98%. Hidayat dkk. (2016)
juga telah membuat studi awal tentang kasus gerakan tanah dipicu hujan di
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa nilai
faktor aman lereng berikisar antara 0,8 hingga 10. Kesimpulannya yaitu
pemodelan ini memiliki hasil yang cukup baik jika dibandingkan dengan hasil
pengamatan lapangan.
Viet dkk. (2016) membandingkan perfoma dari software TRIGRS dengan
kondisi asli di lapangan. Hasilnya yaitu software TRIGRS memiliki hasil yang
baik dengan tingkat keakuratan mencapai 79,30% . Penelitian menggunakan
software TRIGRS untuk area yang cukup luas telah dilakukan Raia dkk. (2014). Ia
memakai software TRIGRS dengan luas area penelitian dengan radius 104 km.
Hasil dari penelitian tersebut yaitu performa TRIGRS memiliki tingkat keakuratan
79,5%.
Salciarini (2006) mengkaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keakuratan analisis dari TRIGRS. Hasilnya yaitu tingkat keakuratan dari analisis
6
TRIGRS juga bergantung pada: (1) faktor Digital Elevation Model (DEM), untuk
memperoleh hasil yang akurat maka DEM yang dipakai adalah DEM dengan
resolusi terbaik (High-Resolution Digital Elelevation Model); (2) Catatan riwayat
intensitas hujan yang akurat; (3) Disitribusi spasial tentang kondisi riil lapangan
seperti ketebalan tanah dan kedalaman muka air tanah.
Suction dapat dideskripsikan sebagai kekuatan tanah untuk menarik air. Selain
itu suction adalah hasil pengurangan dari tekanan udara dengan tekanan air pori
sehingga dapat dituliskan seperti Persamaan 2. 1 (Perera dkk, 2014)
S ua uw 2.1
dimana:
S = Suction
ua = tekanan udara
uw = tekanan air pori
dimana:
h = Suction, log kPa
Wf = Kadar air yang terkandung dalam filter paper.
2.3
dimana:
= Kadar air volumetrik
r = Kadar air residu
s = Kadar air saturasi
Pada dasarnya program ini menerapkan konsep analisis yang sama dengan
yang dipaparkan oleh Iverson (2000) dengan menghitung bangkitan tekanan air
pori secara vertikal. Program TRIGRS versi 2.0 juga memungkinkan untuk
menganalisis arah aliran tanah dengan mempertimbangkan berbagai parameter.
9
Permukaan tanah
Permukaan tanah
(a) (b)
Gambar 2. 2 Perbedaan antara (a) kedalaman bidang longsor tak terbatas dan
(b) bidang longsor terbatas. Dimana dwt adalah muka air tanah dan dlb adalah
kedalaman bidang longsor.
10
2.4
dengan:
1
ierfc() exp( 2 ) erfc() 2.5
Untuk difusivitas yang dipakai adalah persamaan yang diusulkan oleh Freeze
dan Cherry (1979) seperti yang disajikan pada Persamaan 2.6
D .Ks 2.6
( s r )
Software TRIGRS memiliki dua bagian, yaitu bagian topoindex
a
b
Gambar 2. 3 (a) Skema ke Topoindex, dan (b) skema kode ESRI (Baum dkk.,
2008)
2.3.4. TRIGRS
dimana:
c‘ = kohesi efektif tanah
‘ = sudut geser internal tanah
s = berat volume tanah
w = berat volume air
(Z,t) = tekanan air pori (Persamaan 2.4)
Tabel 2. 2 Output Data dari program TRIGRS (dimodifikasi dari Baum dkk., 2008)
2.4. ArcGIS
ArcGIS merupakan program berbasis Geographich Information System
(GIS) yang dikeuarkan oleh perusahaan ESRI. ArcGIS pada dasarnya merupakan
program untuk memanajemen, menganalisis, dan menampilkan informasi
geografi.Software ArcGIS pada pemodelan TRIGRS dapat berfungsi sebagai
Geodatabase view dan Geovisualization view.
a. Geodatabase view
ArcGIS berfungsi sebagai Geodatabase View ketika dipakai untuk
mengolah dan memperoleh beberapa variabel utama dalam program
TRIGRS. Variabel-variabel tersebut yaitu: (1) Data Digital Elevation Model
(DEM); (2) Data Slope (kemiringan lereng); dan (3) Data flow-directions
(arah aliran air) pada tanah.
b. Geovisualization view
ArcGIS berfungsi sebagai Geovisualization View ketika dipakai untuk
mengolah hasil analisis dari program TRIGRS yang masih berbentuk grid-
data ke dalam bentuk visual 2 dimensi yang dapat dipakai sebagai peta
spasial.
aL h1
k ln 2.8
2At h2
15
dimana:
k = koefisien permeabilitas
a = luas penampang selang pengukuran
t= durasi waktu penurunan air (detik)
h1 = tinggi air dalam waktu t1
h2 = tinggi air dalam waktu t2
A = luas penampang benda uji
Curah hujan merupakan salah satu faktor penyebab tanah longsor. Pengukuran
curah hujan dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya adalah (1)
pengukuran lapangan dan (2) pengukuran menggunakan satelit (Zad dkk.,2018).
Pada penelitian ini data yang dipakai adalah data yang berasal dari satelit. Data
tersebut dapat diunduh melalui halaman TRMM (Tropical Rainfall Measuring
Mission)-Giovanni. Simpson dkk., (1988) menyebutkan jika pengukuran
menggunakan satelit merupakan suatu teknologi masa depan yang terus
dikembangkan, termasuk pengukuran curah hujan. Validasi data dari satelit
TRMM telah dilakukan oleh Zad dkk., (2018) dengan hasil tingkat keakuratan
84%.
16
f ( ) 2.9
dimana adalah tegangan geser saat terjadinya keruntuhan, dan adalah tegangan
normal saat kondisi keruntuhan.
Kuat geser tanah adalah perlawanan gaya yang ada pada tanah saat terjadi
dorongan atau desakan. Ketika tanah diberi pembebanan, maka penggeseran tanah
akan ditahan oleh kohesi (c) dan gesekan di antara butir-butir tanah(. Coloumb
(1776) mendefenisikannya seperti pada Persamaan 2. 10. Kriteria keruntuhan
Mohr-Coloumb dapat digambaran dalam bentuk lingkaran tegangan seperti yang
disajikan pada Gambar 2.5.
c tan 2.10
dimana:
Bidang Geser
Persamaan tegangan geser ( dan tegangan normal ( yang terjadi pada
bidang geser saat terjadi kegagalan (failure) dinyatakan dalam Persamaan 2. 11
dan Persamaan 2. 12.
1 2.11
( '1 '3 )sin 2
2
1 1 2.12
( '1 '3 ) ( '1 '3 ) cos2
2 2
dengan ‘1 adalah tegangan mayor, ‘3 adalah tegangan minor, adalah sudut
yang terbentuk antara bidang horisontal dan bidang runtuh yang besarnya
disajikan pada Persamaan 2. 13 .
2.13
45 '
2
a' 2.15
c' cos'
18
1
p (1 '3 ') 2.14
2
1 2.15
q (1 '3 ')
2
α
a‘ 45° 45°
σ‗ σ‗ q
3 1
Pengukuran kekuatan geser dapat dilakukan dengan mengunakan cara (1) uji
geser langsung (direct shear test), (2) uji triaksial (triaxial test), dan (3) uji tekan
bebas. Untunk pengujian kekuatan geser, pengujian yang paling efektif adalah
dengan menggunakan triaksial (Wesley, 2010).
Triaksial
Pengujian triaksial menjadi pengujian yang paling efektif karena alat ini
memiliki beberapa kelebihan dalam pengukuran kekuatan geser tanah. Selain itu,
alat triaksial dapat dipakai juga untuk mengukur sifat permeabilitas atau
konsolidasi (Wesley, 2010). Skema pengujian triaksial secara umum disajikan
pada Gambar 2.7. Menurut ASTM 4767-95 (1995) pada umumnya dibutuhkan
tiga benda uji untuk medapatkan hasil berupa garis selubung kegagalan pada
grafik Mohr-Coloumb. Setiap benda uji memiliki diameter 3,5 cm dengan tinggi
yang berkisar 2x diameter benda uji. Pengujian triaksial meiliki tiga metode,
yaitu:
19
Pada metode CU benda uji mula-mula diberi tekanan sel tertentu. Kemudian
pada tahap konsolidasi dilakukan pengukuran air-pori dengan mengizinkan air
untuk keluar dari benda uji sampai tekanan air-pori hilang atau telah konstan.
Kemudian pada tahap pembaban aksial, tidak ada drainasi yang diizinkan, dan
tekanan air pori diukur. Karena benda uji sudah tidak terpengaruh oleh tekanan air
pori, maka parameter-parameter yang diperoleh adalah c‘ (kohesi efektif) dan ‘
(sudut geser internal efektif tanah).
c. Metode Consolidated-Drained
Pada penelitian ini akan dikaji distribusi faktor aman dan distribusi tekanan
air pori pada lereng saat berada dalam kondisi hujan. Nilai-nilai faktor aman dan
tekanan air-pori tersebut diperoleh dari hasil pemodelan numerik menggunakan
software TRIGRS(The Transient Rainfall Infiltration and Grid-Based Regional
Slope-Stability Model) versi 2.0. Hasil dari pemodelan tersebut berupa grid data
yang selanjutnya akan diproses dalam program berbasis Geographic Information
System(GIS). Sehingga nilai-nilai faktor aman yang berbasis grid divisualisasikan
dalam bentuk peta spasial 2 dimensi. Alur penelitian ini disajikan dalam Gambar
3.1
21
22
23
Mulai
Menghitung Ilfiltrasi
Menghitung Kesalahan
dalam Infiltrasi Tahap 2
Selesai
3.2.1. Alat
a. Tabung Cetakan Tanah (undisturbed sample)
b. Filter Paper
Filter Paper digunakan sebagai alat pengujian untuk memperloleh nilai
Suction (S) pada tanah. Sesuai dengan ASTM D-5298 (2013) filter paper yang
digunakan dalam pengujian suction adalah filter paper dengan jenis Whatman No.
42 .
Mistar ukur
Corong inlet
Tabung
Sampel Tanah
Corong outlet
3.2.2. Bahan
a. Tanah
Pada penelitian ini menggunakan sampel tanah yang berasal dari lokasi
longsor.Pengambilan sampel dilakukan dengan metode undisturbed sample atau
sampel tak terusik. Selanjutnya sampel tersebut diuji untuk mengetahui sifat-sifat
tanah. Pengujian dilakukan di laboratorium teknik sipil Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta(UMY). Hasil pengujian dipaparkan dalam Tabel 3.1.
Variabel Hasil
2
Kohesi efektif, c‘(kN/cm ) 1,4
o
Sudut gesek internal, ϕ‘ ( ) 34,8
3 3
Kadar air volumetrik jenuh air, Ɵs(m / m ) 16,9
3 3
Kadar air volumetrik residu, Ɵr (m / m ) 4,8
5.2 cm
Tabung A
12.3 cm
Tabung B
30
Keterangan : = invers dari nilai tekanan udara (air-entry value) ; Ɵr = kadar air
volumetrik ; Ɵs = kadar air jenuh; n= indeks distribusi ukuran pori tanah.
31
18
Kadar Air-
Volumetrik, 16
(m3/m3)
14
12
10
6
0.01 0.1 1 10 100 1000
Suction head, (m)
2. Konsolidasi
Pada tahap konslidasi air dizinkan untuk keluar dari tanah melalui drainase
untuk mendapatkan tekanan efektif. Saat proses saturasi telah selesai, selanjutnya
cell pressure dan back pressure diatur untuk mendapatkan nilai tekanan lateral
(3). Dimana 3 merupakan selisih antara cell pressure dan back pressure. Nilai
3 dari benda uji yang digunakan yaitu masing-masing sebesar 98,1 kPa (1
2 2 2
Kg/cm ), 196,2 kPa (2 Kg/cm ), dan 294,3 kPa (3 Kg/cm ).
Tahap konsolidasi dinyatakan telah selesai apabila volume change dan pore
pressure telah konstan. Keduanya dinyatakan konstan ketika perubahannya kurang
dari 5%.
3. Penggeseran
Selama penggeseran cell pressure harus tetap konstan. Pada proses
penggeseran katup back pressure ditutup, hal ini dilakukan agar tidak ada lagi air
yang keluar masuk ke dalam benda uji.
Kemudian antara atas beban dan pembaca tekanan axial dipastikan agar benar-
benar saling bersentuhan dan tekanan axial benar-benar terbaca. Setelah itu
pembebanan secara vertikal diberi kecepatan pendorong 1/100. Proses
penggeseran dinyatakan telah usai apabila pada kurva tegangan regangan,
regannya telah mencapai 15%. Akan tetapi terkadang pada beberapa pengujian
diberi 20%, dimana tambahan 5% regangan setelah benda uji runtuh.
80 400
70 350
(mm)
Curah Hujan
Harian(mm) 60 300
Longsor
50 250
Komulatif
40 200
30 150
Hujan
20 100
10 50
0 0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Tanggal (Juni 2016)
Keterangan : c‘ = nilai kohesi tanah efektif;‘ = nilai kuat geser internal tanah
efektif; s = Berat volume tanah; Ks = koefisien permeabilitas tanah jenuh air; Do=
nilai diffusivitas tanah; = invers dari nilai tekanan udara (air-entry value) ; Ɵr =
kadar air volumetrik ; Ɵs = kadar air jenuh.
a. Aplikasi CMD pada komputer dibuka dengan cara menekan tombol start + R
pada keyboard, lalu mengetik CMD pada kotak dialog run dan klik OK.
b. Setelah kotak CMD terbuka, langkah selanjutnya adalah running program
TRIGRS dengan cara mengetik kode:
bin
> topoindex.exe
> d:\trigrs_2\tpx_in.txt ―
dan
―> cd trigrs_2 > cd
bin
> trigrs.exe
> d:\trigrs_2\tr_in.txt ―
37
c. Setelah proses runnig selesai, selanjutnya direktori file TRIGRS dibuka dan
mencari file “TRfs_min_tutorial_1.txt” untuk mengetahui nilai faktor aman,
dan ―TRp_at_fs_min_tutorial_1.txt‖ untuk mengetahui nilai tekanan air
pori, lalu diubah ekstensi datanya ke dalam format .asc agar dapat diolah
dalam software ArcGIS.
3.1. Hasil
(a) (b)
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4. 2 sambungan (c) Kondisi 97 jam ; (d) Kondisi 114 jam hujan ;
bersambung
0.9 400
Faktor 0.8 350
Luas Area, FS <1.2(m2)
Gambar 4.2 (a) Grafik hubungan faktor aman dengan durasi hujan (b) Luas
area dengan durasi hujan
40
Hasil distribusi tekanan air pori disajikan dalam bentuk visual 2 dimesnisi dan
grafik hubungan tekanan air pori dan durasi hujan sebagaimana yang disajikan
pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4. 3 Distribusi tekanan air-pori pada kondisi (a) 33 jam, (b) 49 jam, (c) 97
jam, (d) 114 jam
41
9
8.5
8
7.5
Tekanan Air- 7
Pori(h) 6.5
6
5.5
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 Durasi Hujan (jam)
3.2. Pembahasan
Pada Gambar 4.1 telah disajikan distribusi faktor aman lereng di Desa
Karangrejo, Kec. Loano, Kabupaten Purworejo. Menurut metode equilibrium
untuk lereng yang tak aman memiliki faktor aman (FS) <1, namun menurut Ward
dkk. (1979) klasifikasi potensi longsor dapat dibagi menjadi tiga klaster,
klasifikasi potensi longsor dan probabilitas terjadinya longsor disajikan dalam
Tabel 2.1.
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Saran dari studi ini yaitu agar pemodelan numerik dengan kombinasi metode
pemodelan dapat dikembangkan. Jika pada studi ini menggunakan kombinasi
antara pemodelan numerik 1-D dan 2D, maka harapannya dapat dikembangkan
menggunakan tambahan metode 3-D.
44
DAFTAR PUSTAKA
Alvioli, M., & Baum, R. L. (2016). Parallelization of the TRIGRS model for
rainfall-induced landslides using the message passing interface.
Environmental Modelling and Software, 81, 122–135.
https://doi.org/10.1016/j.envsoft.2016.04.002
Alvioli, M., Spiga, D., & Baum, R. L. (2016). Evaluation of the parallel
performance of TRIGRS v2.1 model for rainfall-induced landslide. PeerJ
Preprints, 4(e2206v2). https://doi.org/10.7287/peerj.preprints.2206v1
ASTM. (2009). Standard Practice for Soil Exploration and Sampling by Auger
Borings. ASTM International (Vol. D1452-9).
https://doi.org/10.1520/D1452-09.2.
ASTM. (2005). Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic Limit, and
Plasticity Index of Soils. ASTM International (Vol. D 4318-10).
https://doi.org/10.1520/D4318-10.
ASTM. (2003). Standard Test Method for Measurement of Soil Potential ( Suction
) Using Filter Paper. ASTM International (Vol. D5298).
https://doi.org/10.1520/D5298-10
ASTM. (2015). Standard Practices for Obtaining Undisturbed Block ( Cubical and
Cylindrical ). ASTM International, D7015-4, 1–6.
https://doi.org/10.1520/D7015-13.2
Baum, R. L., & Godt, J. W. (2013). Erratum: Estimating the timing and location of
shallow rainfall-induced landslides using a model for transient, unsaturated
infiltration. Journal of Geophysical Research: Earth Surface, 118(3), 1999.
https://doi.org/10.1002/jgrf.20100
Chien, L. K., Hsu, C. F., & Yin, L. C. (2015). Warning model for shallow
landslides induced by extreme rainfall. Water (Switzerland), 7(8), 4362–
4384. https://doi.org/10.3390/w7084362
Chien-Yuan, C., Tien-Chien, C., Fan-Chieh, Y., & Sheng-Chi, L. (2005). Analysis
of time-varying rainfall infiltration induced landslide. Environmental
Geology, 48(4–5), 466–479. https://doi.org/10.1007/s00254-005-1289-z
Conshohocken, W., & States, U. (2011). Standard Test Method for Density and
Unit Weight of Soil in Place by Sand-Cone. Methods, 4, 8–14.
https://doi.org/10.1520/D1556-07.2
Fredlund, D. G., & Xing, A. (1994). Equations for the soil-water characteristic
curve. Canadian Geotechnical Journal, 31(6), 1026–1026.
https://doi.org/10.1139/t94-120
Kim, H., Prezzi, M., & Salgado, R. (2016). Calibration of Whatman Grade 42
Filter Paer for Soil Suction Measurement. Canadian Journal of Soil Science,
97(2), 93–98. https://doi.org/10.1139/cjss-2016-0064
Liao, Z., Hong, Y., Kirschbaum, D., Adler, R. F., Gourley, J. J., & Wooten, R.
(2011). Evaluation of TRIGRS (transient rainfall infiltration and grid-based
regional slope-stability analysis)‘s predictive skill for hurricane-triggered
landslides: A case study in Macon County, North Carolina. Natural Hazards,
58(1), 325–339. https://doi.org/10.1007/s11069-010-9670-y
Liu, Z., Zhang, B., Yu, X., & Tao, J. (2012). A new method for soil water
characteristic curve measurement based on similarities between soil freezing
and drying. Geotechnical Testing Journal.
https://doi.org/10.1520/GTJ103653
M. Das, B. (2002). Soil Mechanics: Laboratory Manual 6th Edition (6th ed.).
New York: Oxford University Press.
Muntohar, A. S.. Ikhsan, J., & Liao, H. J. (2013). Influence of Rainfall Patterns on
the Instability of Slopes. Civil Engineering Dimension, 15(2), 120–128.
https://doi.org/10.9744/CED.15.2.120-128
Perera, Y. Y. ;Padill. J. M. (2004). Determination of Soil-Water Characteristic
Curves Using The Fredlund SWCC Device.
Raia, S., Alvioli, M., Rossi, M., Baum, R. L., Godt, J. W., & Guzzetti, F. (2014).
Improving predictive power of physically based rainfall-induced shallow
landslide models: A probabilistic approach. Geoscientific Model
Development, 7(2), 495–514. https://doi.org/10.5194/gmd-7-495-2014
Reid, M. E., Christian, S. B., Brien, D. L., & Henderson, S. . (2015). Scoops3D —
Software to Analyze Three-Dimensional Slope Stability Throughout a Digital
Landscape. U.S. Geological Survey Techniques and Methods, Book 14, 218.
https://doi.org/10.3133/tm14A1
Saadatkhah, N., Mansor, S., Kassim, A., Lee, L. M., Saadatkhah, R., &
Sobhanmanesh, A. (2016). Regional modeling of rainfall-induced landslides
using TRIGRS model by incorporating plant cover effects: case study in
Hulu Kelang, Malaysia. Environmental Earth Sciences, 75(5), 1–20.
https://doi.org/10.1007/s12665-016-5326-x
Salciarini, D., Godt, J. W., Savage, W. Z., Conversini, P., Baum, R. L., & Michael,
J. A. (2006). Modeling regional initiation of rainfall-induced shallow
landslides in the eastern Umbria Region of central Italy. Landslides, 3(3),
181–194. https://doi.org/10.1007/s10346-006-0037-0
Simpson, J., Adler, R. F., & North, G. R. (1988). A Proposed Tropical Rainfall
Measuring Mission ( TRMM ) Satellite, 69(March), 278–295.
Society, R. (2018). The Non-Central Wishart Distribution Author ( s ): A . T .
James Source : Proceedings of the Royal Society of London . Series A ,
Mathematical and Physical Published by : Royal Society Stable URL :
TM
http://www.jstor.org/stable/99771 X †X I ( n-k1 ) d ( xi, 229(1178), 364–
366.
Tran, T. V., Alvioli, M., Lee, G., & An, H. U. (2017). Three-dimensional, time-
dependent modeling of rainfall-induced landslides over a digital landscape: a
case study. Landslides, (December), 1–14. https://doi.org/10.1007/s10346-
017-0931-7
Tran, T. V., Lee, G., An, H., & Kim, M. (2017). Comparing the performance of
TRIGRS and TiVaSS in spatial and temporal prediction of rainfall-induced
shallow landslides. Environmental Earth Sciences, 76(8).
https://doi.org/10.1007/s12665-017-6635-4
Villarreal, R., Lozano, L. A., Soracco, C. G., Filgueira, R. R., & Sarli, G. O.
(1900). Soil water diffusivity : A simple laboratory method for its
determination, 3, 15–21.
W. Taylor, D. (1948). Fundamentalsof Soil Mechanics. New York: John Willey &
Sons, Inc.
Zad, S. N. M., Zulkafli, Z., & Muharram, F. M. (2018). Satellite rainfall (TRMM
3B42-V7) performance assessment and adjustment over Pahang river basin,
Malaysia. Remote Sensing, 10(3), 1–24. https://doi.org/10.3390/rs10030388
Zêzere, J. L., Trigo, R. M., & Trigo, I. F. (2005). Shallow and deep landslides
induced by rainfall in the Lisbon region (Portugal): assessment of
relationships with the North Atlantic Oscillation. Natural Hazards and Earth
System Science, 5(3), 331–344. https://doi.org/10.5194/nhess-5-331-2005
Starting TopoIndex
Version: 1.0.04, 29 July 2008
Date: 05/18/2018
Time: 01:37:25
no uraian satuan 1 2 3 4
1 berat piknometer kosong (wp) g 29.19 31.16 28.78 31.09
2 berat piknometer + tanah kering (w ps) g 39.19 41.46 38.94 41.18
3 berat piknometer + tanah kering + air (wpws, t) g 86.07 88.43 85.73 88.23
4 berat piknometer + air ( W pw,t) g 79.83 82.05 79.44 81.99
5 temperatur ( T) °C 28.5 28.4 27 27.1
6 berat jenis , Gs,t 2.66 2.63 2.62 2.61
7 berat jenis pada T = 20° C, Gs 2.66 2.63 2.62 2.61
8 rata-rata berat jenis 2.63
Lampiran 7 Hasil pengujian batas cair
1 2 3 4 5
No Jenis Pengujian Satuan
A B A B A B A B A B
1 Jumlah Pukulan 34 35 29 30 21 22 19 20 15 14
2 berat cawan kosong,w1 g 9.40 10.01 9.50 9.48 9.93 9.47 9.39 10.08 9.93 9.28
3 berat cawan + tanah basah,w2 g 34.83 32.61 31.53 33.92 32.38 31.53 33.54 32.86 31.07 31.19
4 berat cawan + tanah kering,w3 g 24.46 23.45 22.54 23.98 23.20 22.56 23.61 23.51 22.36 22.12
5 berat air, w = w2 - w3 g 10.37 9.16 8.99 9.94 9.18 8.97 9.93 9.35 8.71 9.07
6 berat tanah kering, ws = w3 - w1 g 15.06 13.44 13.04 14.50 13.27 13.09 14.22 13.43 12.43 12.84
7 kadar air, w = ww / ws % 68.86 68.15 68.94 68.55 69.18 68.53 69.83 69.62 70.07 70.64
8 rata - rata kadar air % 68.51 68.75 68.85 69.73 70.36
9 batas cair % 69.14
Lampiran 8
Hasil Pengujian Batas Plastis
nomor cawan
No Uraian satuan
1 2
1 berat cawan kosong g 9.93 9.65
2 berat cawan + tanah basah g 20 19.84
3 berat cawan +tanah kering g 17.3 17.24
4 berat air g 2.7 2.6
5 berat tanah kering g 7.37 7.59
6 kadar air % 36.635 34.2556
7 kadar air rata-rata % 35.45
catatan : batas plastis = kadar air rata-rata
100
90
80
70
Persen Lolos Saringan ( % )
60
50
40
30
20
10
0
10 1 0.1 0.01 0.001
Ukuran Saringan ( mm )
Lampiran 10 Hasil pengujian permebilitas tanah jenuh air
2
a= 0.785398 cm
2
A= 33.18 cm
L= 10 cm
Trial h0 h1 t (s) Ks
1 66 68 3.6 0.001962719 cm/s
2 64 66 3.6 0.00202312 cm/s
3 62 64 5.1 0.001473428 cm/s
4 60 62 3.5 0.002217401 cm/s
5 58 60 3.9 0.002057445 cm/s
6 56 58 3.9 0.002129651 cm/s
7 54 56 3.5 0.00245935 cm/s
8 52 54 3.2 0.002791444 cm/s
9 50 52 3.5 0.002652288 cm/s
10 45 50 3.2 0.007792938 cm/s
Kavg 0.001977294 cm/s
1.98E-05 m/s
2.29E-10 m/day
12 25
4 10
2 5
0
1 10 20 30 40
0
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Durasi Hujan (1/2 jam)
Durasi Hujan (1/2 jam)
45 250
40
Curah Hujan (mm)
35 200
25 150
15 100
10
5 50
0
54 64 74 84 94 104 114 124 0
Durasi Hujan (1/2 jam) 232 237 242 247 252 257 262
Durasi Hujan (1/ 2 jam)
Lampiran 12
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
2
Tegangan Normal (kg/cm )
Grafik Tegangan Efektif
2.5
(kg/cm2)
2 Tegangan Efektif
b' = 0.607405
1.5
' 34.80173
Tegangan Geser
o
a' = 0.085298
1 2
c' = 0.103879 kg/cm
10.18703 kPa
0.5
0
0 1 2 3 4 5
Tegangan Normal (kg/cm2)
2
1
1.5
q.
0.5
0
0 1 2 3 4 5
p,p' (kg/cm2)