Anda di halaman 1dari 23

Kasus Harley Davidson

Ilegal, Garuda Siap


Reekspor
Bisnis.com, TANGERANG - Maskapai Garuda Indonesia siap mengikuti aturan
yang berlaku di kepabeanan terkait dengan suku cadang Harley Davidson yang
diduga masuk secara ilegal melalui pesawat baru Airbus A330-900.

Vice President Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Tbk. Ikhsan Rosan


mengatakan maskapai penerbangan nasional itu akan mengikuti aturan yang
berlaku dan menyerahkan sepenuhnya keputusan dari Bea dan Cukai terkait
penanganan kasus Harley Davidson ilegal.

Baca juga: Isi Kargo Pesawat Garuda Moge Limited Edition, Ini
Sikap Bea dan Cukai
"Jika perlu membayar pajak kami siap, pajaknya sekitar Rp50 juta," katanya
seperti dikutip Tempo, Selasa (3/12/2019).

Ikhsan menambahkan jika memang harus mengembalikan lagi barang itu ke


Perancis, Garuda akan melakukannya. "Jika memang harus dikirim kembali [re-
ekspor] kami akan mengikuti sepenuhnya."

Baca juga: Penumpangnya Diduga Selundupkan Suku Cadang


Harley, Garuda Buka Suara
Menurutnya, barang tersebut adalah milik karyawan Garuda yang ikut dalam
penerbangan itu. Dia menyebut jika inisial SAW adalah claimtag pemilik 15 koli
yang merupakan pretelen motor gede (Moge) keluaran 1970an limited edition itu.

Berikutnya, adalah inisial LS yang ternyata pemilik barang lainnya. "Karyawan


kami siap jika harus membayar pajak atau mengikuti ketentuan Kepabeanan," kata
Ikhsan.

Moge bekas ini masuk ke Indonesia diduga diselundupkan melalui pesawat baru
Garuda Indonesia yang didatangkan dari Toulouse, Prancis. Pesawat Airbus A330-
900 ini bertolak dari Toulouse Sabtu 16 November 2019 dan tiba di Bandara
Soekarno - Hatta Cengkareng Minggu 17 November 2019 siang.
Saat pesawat airbus perdana ini mendarat disambut acara seremonial dari Garuda
di hanggar nomor 4 milik GMF. Kedatangan pesawat ini sudah ditunggu tim
Penindakan dan Pencegahan Bea Cukai Soekarno - Hatta Cengkareng yang telah
mengantongi info adanya kargo berisi moge Harley Davidson & beberapa barang
mewah seperti beberapa sepeda merk Brompton yang akan diselundupkan tanpa
di-declare pada manifes pesawat.

"Kargo berupa moge Harley yang dipreteli menjadi beberapa koli untuk
mengelabui petugas itu beserta barang lainnya diturunkan dari pesawat dan
dimasukan ke dalam truk box milik GMF," kata sumber Tempo di Kementerian
Keuangan.

Setelah muatan truk box sudah lengkap dan akan berangkat keluar bandara melalui
pintu laut lalu petugas menindak truk box dan Harley Davidson beserta barang
selundupan lainnya.
Skandal Harley Davidson,
Erick: Perbuatan Direksi
Garuda Sistemik
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut perbuatan direksi Garuda dalam skandal Harley
Davidson sudah sistemik.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut perbuatan


direksi Garuda dalam skandal Harley Davidson sudah sistemik.

"Kan ada yang bawa sepeda juga, terus ada proses sistematik, pasti ini kejadian
bukan individu saling mendukung. Mohon maaf, kalau dari aturan-aturan hukum
itu, kalau berkolaborasi untuk berbuat kejahatan, ya terkena (pidana) juga," kata
Erick Thohir di SMK 57 Jakarta, Senin (9/12/2019).

Baca juga: Skandal Harley Davidson dan Baby Sickness Garuda


Airbus A300 900 Neo
Erick Thohir memberhentikan empat anggota dewan direksi PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk yang terlibat dalam skandal penyelunduan motor Harley Davidson
dan sepeda Brompton dalam penerbangan seri flight GA 9721 tipe Airbus A330-
900 Neo yang datang dari pabrik Airbus di Prancis pada 17 November 2019 di
Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

Empat direksi tersebut adalah Direktur Utama Ari Askhara, Direktur Teknik dan
Layanan Iwan Joeniarto, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad
Iqbal, dan Direktur Human Capital Heri Akhyar.

Baca juga: Skandal Harley Davidson, Investigasi Hukum di Garuda


Berlanjut
Artinya, hanya tersisa tiga direktur yaitu Direktur Keuangan dan Manajemen
Risiko Fuad Rizal, Direktur Operasi Bambang Adisurya Angkasa, dan Direktur
Niaga Pikri Ilham Kurniansyah.

"Kalau domain saya sebagai Menteri BUMN tentu mempunyai proses mengenai
korporasi, dan antara perusahan Tbk (terbuka) dan tertutup sendiri beda prosesnya.
Kita sekarang harus merekrut orang yang bagus, untuk membantu mengawasi dan
mengelola 142 BUMN," tambah Erick Thohir.
Menurut Erick, ia tidak hanya sekadar mencopot direksi tapi tetapi juga mencari
figur-figur yang bagus untuk komisaris dan direksi.

"Sedangkan domain pidana bukan di saya, itu ada proses nanti dari laporan Bea
Cukai ke kepolisian, nanti prosesnya seperti itu, jadi saya tidak bisa komentar yang
apakah (direksi yang dicopot) ini akan jadi tersangka," ungkap Erik.

Erick sendiri mengakui proses di Garuda saat ini adalah melakukan rapat Dewan
Komisaris yang bukan hanya memberhentikan dirut, tetapi juga beberapa direksi
berdasarkan hasil investigasi komisaris.

Fuad Plt

Pada 6 Desember 2019, Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia Tbk sudah


menetapkan Fuad sebagai pelaksana tugas direktur utama perseroan. Fuad
merupakan direktur keuangan dan manajemen risiko.

"Setelah rapat itu, kita kontak menteri perhubungan untuk memastikan operasional
Garuda tidak terganggu. Saya berharap kemarin, juga sempatkan hari Minggu
(8/12/2019) menelepon Plt Dirut Garuda untuk benar-benar mempersiapkan
operasional, apalagi ini sudah menuju banyak hari libur, jangan sampai nanti
service-nya gara-gara isu ini jadi menurun," tambah Erick.

Erick pun meminta agar Garuda dapat mengembalikan citranya kepada


masyarakat.

"Garuda mesti berkembang. Masa kalah dengan penerbangan-penerbangan lain?


Saya yakini juga dengan proses yang terjadi ini, kita harus kembalikan citra
Garuda itu. Jadi, jangan mikir memberhentikan, tapi bagaimana secara korporasi
juga kembali baik," ungkap Erick.

Erick menjelaskan bahwa ia belum dapat menyebutkan kandidat Dirut Garuda


pengganti Ari Askhara.

"Saya belum bisa komen soal dirut baru, karena baru terjadi kemarin. Proses
seleksinya juga belum, mungkin baru minggu ini. Saya baru akan 'meeting' dengan
direksi Garuda minggu ini," ungkap Erick.
Direksi Garuda Dicopot:
Investigasi Hukum Berjalan,
Operasional Dijamin Tak
Terganggu

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Kartika Wirjoatmodjo memastikan operasional maskapai Garuda Indonesia tidak
terganggu usai memberhentikan sementara jajaran direksi.

Seperti diketahui pemberhentian sementara ini disebabkan polemik keterlibatan


penyelundupan komponen kendaraan Harley Davidson dan Brompton.

"Justru itu kita sedang koordinasi dengan dirjen perhubungan udara [Kementerian
Perhubungan], kita pastikan tidak terganggu operasionalnya," kata Kartika selepas
menghadiri acara di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/12/2019).

Dia memastikan jajaran direksi yang terlibat akan ditindak tegas. Semua jajaran
direksi yang terlibat akan diinvestigasi dalam koridor hukum yang berlaku.

"Kita sedang proses, yang pasti, investigasi secara hukum, dan keselamatan
penumpang tetap terjaga," tambahnya.

Sebelumnya, telah dilakukan pencopotan Direktur Utama PT Garuda Indonesia


(Persero) Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra oleh Menteri BUMN Erick
Thohir.

Keputusan tersebut disepakati dalam pertemuan antara Dewan Komisaris dan


Menteri BUMN Erick Thohir pada Sabtu, 7 Desember 2019 di Kementerian
BUMN, Jakarta Pusat.

Selanjutnya, Dewan Komisaris akan mengangkat pelaksana tugas (Plt) untuk


menggantikan jabatan direksi yang diberhentikan sementara. Dewan Komisaris
Garuda telah menerbitkan Keputusan Dewan Komisaris Nomor:
DEKOM/SKEP/011/2019 tanggal 5 Desember 2019 yang menetapkan Fuad Rizal
sebagai Plt. Direktur Utama Garuda Indonesia disamping melaksanakan tugasnya
sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.
Pencopotan dilakukan usai terungkap kasus penyelundupan motor Harley-
Davidson dan sepeda Brompton di pesawat Garuda Indonesia jenis Airbus A330-
900 NEO.

Pembelian komponen Harley-Davidson tersebut diketahui merupakan pesanan l


Askhara melalui pegawainya. Pembelian dilakukan pada April 2019 dan proses
transfer dari Jakarta dilakukan melalui rekening pribadi Finance Manager Garuda
yang berada di Amsterdam.

Atas dasar itulah Pencopotan Ari Askara dilakukan usai mendapatkan kesaksian
baru yang berasal dari dokumen komite audit dan komisaris.
Skandal Harley Davidson
Tahap Penyidikan, Ari
Askhara Cs Berpeluang
Diproses Pidana
Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi
menyebut bahwa kasus penyelundupan Harley Davidson yang dilakukan oleh
mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk I Gusti Ngurah
Askhara Danadiputra sudah masuk tahap penyidikan.

“Penyidikan masih on going ya. Sabar sedikit,” katanya di Tennis Indoor Senayan,
Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Cara Erick Thohir Cegah Pelecehan Seksual Pramugari


Garuda
Heru mengatakan bahwa melalui penyidikan motor gede tersebut nantinya
dimungkinkan untuk menyeret Ari Ashkara dan pihak-pihak yang terlibat ke
pidana, sehingga ia meminta masyarakat untuk bersabar dalam menanti hasil kajian
itu.

“Kalau pidana kan, kita ada penyidik. Jadi kita yang akan memproses. Kalau
pidana ya, kalau diputuskan pidana,” ujarnya.

Baca juga: Ini Akun Twitter yang Beberkan Direksi Lecehkan


Pramugari Garuda
Di sisi lain, Heru masih enggan menyebut waktu terkait dirilisnya hasil penyidikan
tersebut, namun ia memastikan akan disampaikan bersamaan dengan penyidikan
sepeda Brompton senilai Rp 52 juta.

“Sabar sedikit. Nanti itu pake hasil investigasinya (brompton),” katanya.

Sementara itu, pada Senin (9/12/2019), Wakil Ketua KPK Laode M Syarif
menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Kemenkeu terkait kasus
tersebut meskipun belum dipastikan adanya indikasi korupsi.

“Kami tadi ngomong ke Bu Sri Mulyani, memang ada beberapa hal yang kami
bicarakan dengan Bea Cukai dan Kemenkeu,” katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memberhentikan Ari Askhara terkait
kasus sepeda Brompton seri Explorer dan motor Harley Davidson Softail
Shovelhead klasik yang ditemukan di dalam pesawat baru Garuda Indonesia
Airbus A330-900 Neo oleh Bea Cukai beberapa waktu lalu.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :


garuda indonesia, harley davidson
Kasus Penyelundupan
Harley di Garuda Berbuntut
Panjang hingga ke KPK
Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif mengaku saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan
instansi terkait seperti Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.

Ilham Budhiman - Bisnis.com09 Desember 2019 | 18:48 WIB

Petugas Bea Cukai menyiapkan barang bukti pada konferensi pers terkait penyelundupan motor
Harlery Davidson dan sepeda Brompton menggunakan pesawat baru milik Garuda Indonesia di
Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (5/12/2019). - Antara/Hafidz Mubarak A

A+ A -

Share
Bisnis.com, JAKARTA - Kasus penyelundupan motor Harley-Davidson bekas dan
dua sepeda Brompton di pesawat Garuda Indonesia berbuntut panjang hingga ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif mengaku saat ini pihaknya tengah
berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Kementerian Keuangan dan
Kementerian BUMN.

Dua kementerian itu yang menyelidiki kasus penyelendupan yang


melibatkan Direktur Utama nonaktif PT Garuda Indonesia Tbk. I Gusti Ngurah
Askhara Danadiputra alias Ari Askhara.

"Kita sedang koordinasi, kita juga ngomong dengan Bu Sri (Menteri Keuangan Sri
Mulyani). Ada beberapa hal yang tadi kita ngomong dengan Bea Cukai dan
Kementrian BUMN," ujar Laode, Senin (9/12/2019).

Adapun Menkeu Sri Mulyani sendiri hadir dalam peringatan Hari Antikorupsi
Sedunia (Hakordia) 2019 di Gedung KPK pada Senin (9/12/2019).

Hanya saja, Laode tidak menjelaskan secara pasti apa isi pembicaraan dengan dua
kementerian tersebut. Begitu juga ketika disinggung terkait adanya indikasi
korupsi di kasus penyelundupan yang merugikan keuangan negara sebesar Rp1,5
miliar tersebut.

"Kami belum bisa memastikan [adanya korupsi] itu, tetapi kami ada pembicaraan,"
kata dia.

Laode juga masih enggan menanggapi lebih jauh terkait Laporan Harta Kekayaan
(LHKPN) Ari Askhara. Dalam laporan harta kekayaan Ari senilai Rp37,5 miliar,
tak tercatat kepemilikan kendaraan bermotor. Padahal, Ari disebut-sebut memiliki
hobi motor gede (moge).

"Ya, makanya tadi, saya tidak bisa memberi komentar lebih lanjut terkait dengan
itu."

Sebelumnya, KPK menyoroti LHKPN Ari Askhara yang tercatat memiliki harta
Rp37,5 miliar dan terakhir kali dilaporkan pada Maret 2019.

Laode mengatakan bahwa pelaporan harta kekayaan seorang penyelenggara negara


harus dilaporkan secara benar.
Dalam penelusuran Bisnis, Ari Askhara juga mempunyai tiga mobil dengan total
nilai Rp1,37 miliar.

Adapun ketiga mobil itu adalah Mitsubishi Pajero Sport tahun 2012 senilai Rp325
juta, Mazda 6 tahun 2017 senilai Rp420 juta dan Lexus 2016 senilai Rp625 juta.
Dalam LKHPN, Ari tak tercatat memiliki motor.

"Saya belum cek hal itu di kantor, soal LHKPN beliau. Tapi kita berharap bahwa
setiap pejabat publik itu melaporkan [hartanya] secara benar," tutur Laode, Jumat
(6/12/2019).

Laode juga seolah menyindir halus Ari Askhara yang diketahui menyelendupkan
motor Harley Davidson bekas dan dua sepeda Brompton dari Toulouse, Prancis,
via pesawat Airbus A330-900 Neo milik Garuda Indonesia.

"Kalau misalnya memang dia banyak koleksi Harley Davidson-nya terus ternyata
tak dilaporkan dalam LHKPN, ya, berarti beliau nggak layak jadi direktur Garuda,"
kata Laode.

Menurut Laode, seharusnya manajemen Garuda Indonesia saat ini dapat memetik
pelajaran dari kasus dugaan suap mantan Dirut Garuda Emirsyah Satar. Namun,
nyatanya hal itu kembali terjadi meskipun dengan kasus lain.

Atas kejadian ini, dia mengaku kecewa di tengah kasus pengadaan pesawat dan
mesin pesawat dari Airbus S.A.D dan Rolls-Royce P.L.C kepada PT Garuda
Indonesia Tbk yang akan masuk ke tahap persidangan.

"Kalau sekarang kasusnya [Emirsyah Satar] saja baru mau di sampaikan ke


pengadilan sudah ada lagi kejadian yang sama di Garuda, ya, kecewalah,
masyarakat kecewa dan KPK juga kecewa," kata Laode.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengaku menerima undangan
dari Kemenkeu melalui Ditjen Bea Cukai untuk mendatangi Bandara Soekarno-
Hatta pada Kamis (12/12/2019).

Undangan tersebut menurut Saut terkait dengan pengelolaan di bandara itu. KPK
juga diakuinya sudah masuk ke dalam tata kelola di bandara.

Sebelumnya, dalam konferensi pers di Kemenkeu diketahui bahwa pretelen moge


Harley Davidson dan dua sepeda Brompton tersebut milik seseorang berinisial AA
yang merujuk pada nama Direktur Utama Garuda Ari Askhara.
Barang ilegal itu dibawa dari Toulouse, Prancis, menuju Jakarta dan disimpan di
lambung pesawat Airbus A330-900 Neo milik Garuda Indonesia. Kejadian ini
berujung pada pencopotan jabatan Ari Askhara oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Tak hanya itu, penonaktifan juga berlaku pada Direktur Teknik dan Layanan Iwan
Joeniarto; Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal; Direktur
Human Capital Heri Akhyar; dan Direktur Operasi Bambang Adisurya Angkasa.

Adapun Plt. Dirut Garuda dijabat oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko
Garuda Indonesia Fuad Rizal hingga menunggu RUPSLB guna menunjuk dirut
definitif.
Skandal Harley Davidson,
Inikah 4 Direksi Garuda
yang Diberhentikan?
Komite Audit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., terus melakukan investigasi terkait

Komisaris Utama PT Garuda Indonesia(Persero) Tbk, Sahala Lumban Gaol(kedua dari kanan) dan
para komisaris di Kementerian BUMN, Jakarta, Sabtu (7/12/2019). - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Komite Audit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., terus


melakukan investigasi terkait keterlibatan direksi dalam kasus penyelundupan
Harley Davidson di pesawat Airbus A330-900.

Menindaklanjuti hal tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir dan Dewan Komisaris
Garuda Indonesia menyepakati pemberhentian sementata direksi yang terlibat
kasus tersebut.

Baca juga: Skandal Harley Davidson, Seluruh Direksi Garuda yang


Terlibat Diberhentikan Permanen
Kendati demikian, Komisaris Utama Garuda Indonesia Sahala Lumban Gaol
belum membeberkan secara gamblang nama-nama direksi yang diberhentikan.
"Di sini saya belum mau mengatakan, kesepakatan ini disebut direksi yang
terindikasi terlibat secara langsung maupun tidak langsung," ujarnya di
Kementerian BUMN, Sabtu (7/12/2019).

Baca juga: Skandal Harley Davidson, Seluruh Direksi Garuda


Dinonaktifkan
Berdasarkan data manifes penerbangan Airbus A330-900 Garuda Indonesia,
terdapat empat nama direksi yang ikut dalam penerbangan tersebut.

Keempatnya adalah , I Gusti Ngurah Askhara Direktur Utama Garuda Indonesia,


Iwan Joeniarto Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia , Mohammad Iqbal
Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Garuda Indonesia , dan Heri Akhyar
Direktur Capital Human Garuda Indonesia.

Baca juga: Skandal Harley Davidson, Saham Garuda Terus Menukik


"Nanti itu akan dilakukan komite audit. Kira-kira tentu ada pemikirannya dan
dilakukan pendalamannya. Kami tidak mau terburu-buru," ungkapnya.

Pada hari ini, Sabtu (7/12/2019), Kementerian BUMN menghentikan sementara


direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang terindikasi terlibat dalam
penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Adapun keputusan tersebut diambil setelah Menteri BUMN Erick


Thohir menggelar pertemuan dengan Dewan Komisaris Garuda Indonesia pagi
tadi.

Sahala menjelaskan bahwa keputusan tersebut telah disepakati usai pertemuan


tersebut.

"Menyepakati hal sebagai berikut, pertama akan memberhentikan sementara waktu


semua anggota direksi yang terindikasi terlibat secara langsung maupun tidak
langsung dalam kasus dugaan penyelundupan Harley dan Brompton dalam
penerbangan seri flight GA 9721 tipe Airbus A330-900 Neo yang datang dari
pabrik Airbus di Prancis pada tanggal 17 November 2019 di Soekarno Hatta,
Cengkareng sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ujarnya di Kementerian
BUMN, Jakarta, Sabtu (7/12/2019).

Lebih lanjut, Sahala menambahkan bahwa pemberhentian sementara para direksi


yang terindikasi terlibat dalam kasus tersebut dilakukan hingga rapat umum luar
biasa (RUPSLB) perusahaan pelat merah tersebut digelar.
Rencananya, RUPSLB bakal digelar 45 hari yang terhitung sejak Senin
(9/12/2019).

"Di perusahaan Tbk ada dua cara pemberhentian direksi, yaitu sementara oleh
Dewan Komisaris, dan permanen dalam RUPSLB," ungkapnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :


Tak Ingin Kasus Ari Ashkara
Berulang, Jokowi : Direksi
BUMN Jangan Main-main!
I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra dipecat setelah ketahuan melakukan penyelundupan motor
Harley Davidson.

Yodie Hardiyan - Bisnis.com06 Desember 2019 | 16:43 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) bersama Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) dan
Dirjen Bea Cukai Kemenkeu Heru Pambudi (kiri) melihat barang bukti motor Harley Davidson saat
konferensi pers terkait penyelundupan motor Harlery Davidson dan sepeda Brompton menggunakan
pesawat baru milik Garuda Indonesia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (5/12/2019). -
ANTARA /Hafidz Mubarak A

A+ A -
Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memperingatkan
direksi BUMN supaya tidak melakukan apa yang dilakukan oleh I Gusti Ngurah
Ashkara Danadiputra, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

"Pesan untuk semuanya [direksi BUMN], jangan main-main," tegasnya seusai


ditanya oleh jurnalis mengenai kasus penyelundupan motor Harley Davidson, di
sela-sela peresmian ruas Tol Kunciran-Serpong di Gerbang Tol Parigi, Banten,
Jumat (6/12/2019).

Baca juga: Dirutnya Dipecat Menteri BUMN, Ini Pernyataan 2 Serikat


Pekerja Garuda
Jokowi menuturkan apa yang dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir itu
sangat tegas.

"Jangan ada yang mengulang-ulang seperti itu lagi," ujarnya.

Baca juga: Daftar Dosa Dirut Garuda Ari Askhara yang Dicopot Erick
Thohir
Seperti diketahui, penyelundupan yang dilakukan Ari Askhara membuatnya
diberhentikan dari jabatannya sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia oleh Erick
Thohir pada Kamis (5/12).

Ari dicopot dari jabatan bos maskapai pelat merah itu karena terbukti menjadi
aktor utama dalam kasus penyelundupan barang mewah berupa sepeda motor
Harley Davidson klasik keluaran 1972 bernilai miliaran rupiah. Kasus ini
terbongkar oleh Kepabean Bandara Soekarno-Hatta pada 17 November lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggap perilaku Ari berpotensi merugikan


negara sebesar Rp1,5 miliar. Hitungan itu mengacu pada kisaran harga barang dan
pajak yang lolos tak dibayarkan.
Kasus Dirut Garuda Harus
Jadi Pelajaran BUMN Lain
Kasus penyelundupan motor Harley Davidson ilegal yang dilakukan Direktur Utama Maskapai
Garuda Indonesia Ari Ashkara harus menjadi pelajaran bagi BUMN lain agar tidak lagi
sewenang-wenang menggunakan kekuasannya.

Sholahuddin Al Ayyubi - Bisnis.com06 Desember 2019 | 14:43 WIB

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra saat
menyampaikan keterangan pers di Kantor Garuda Indonesia Kebon Siri, Jakarta, pada Minggu
(30/6/2019). - Bisnis/Rinaldi M Azka

A+ A -

Share


Bisnis.com, JAKARTA - Kasus penyelundupan motor Harley Davidson ilegal


yang dilakukan Direktur Utama Maskapai Garuda Indonesia Ari Ashkara harus
menjadi pelajaran bagi BUMN lain agar tidak lagi sewenang-wenang
menggunakan kekuasaanya.

Direktur Suropati Syndicate, Muh. Shujahri menilai bahwa langkah Menteri


BUMN Erick Thohir sudah tepat karena Erick tidak langsung memecat Ari,
melainkan memintanya untuk mundur, kemudian mempertanggungjawabkan
perbuatannya atas perkara penyelundupan sepeda motor bernilai ratusan juta rupiah
tersebut.

"Pak Erick Thohir dengan sangat bijaksana telah memberi kesempatan ke pelaku
untuk mundur dan mempertanggungjawabkan tindakannya sebelum dengan tegas
mencopot posisi pelaku sebagai Dirut Garuda Indonesia," tuturnya dalam
keterangan resminya di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Dia meyakini perkara tersebut akan berdampak ke BUMN lain, karena para pejabat
BUMN sudah tidak leluasa lagi menggunakan kewenangannya untuk kepentingan
oknum tertentu.

"Setidaknya dengan satu contoh ini, BUMN lainnya tidak leluasa lagi bermain
dengan wewenang yang mereka punya untuk kepentingan oknum tertentu,"
katanya.

Menurutnya, peristiwa ini perlu dijadikan contoh yang baik bagi generasi muda
Indonesia yang membutuhkan iklim dunia kerja yang berintegritas dan
profesional.

Hal tersebut, menurut Shujahri dapat membuat generasi muda semakin percaya diri
dengan dunia kerja yang kompetitif karena tidak ada lagi perlakuan khusus bagi
orang-orang tertentu.

“Ini yang saya maksud penunjukan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN sangat
tepat. Hal penting yang patut kita sorot adalah tindakan ini contoh yang baik bagi
generasi muda bangsa," ujarnya.
Pemerintah Tindak Tegas
Pelanggar Impor Harley
Davidson
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan informasi terbaru terkait kasus
penyelundupan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda Brompton pada pesawat Garuda
Indonesia.

Lorenzo Anugrah Mahardhika - Bisnis.com04 Desember 2019 | 13:45 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani ANTARA FOTO - Wahyu Putro A

A+ A -

Share


Bisnis.com, DEPOK - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan


informasi terbaru terkait kasus penyelundupan onderdil motor Harley Davidson
dan sepeda Brompton pada pesawat Garuda Indonesia.

Hal ini ia ungkapkan seusai menghadiri Pelantikan Rektor Universitas Indonesia


Ari Kuncoro di Balai Purnomo Kampus UI Depok, Jawa Barat, Rabu (4/12/2019).

Ia mengatakan, saat ini pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai masih melakukan
pemeriksaan dan penelitian soal penyelundupan barang-barang tersebut.

"Saat ini kami lihat dulu kepatuhan terhadap peraturan, apakah ada pelanggaran
kepabeanan atau tidak. Bila terbukti [melanggar], nanti dilakukan langkah-langkah
yang konsisten," tuturnya.

Baca juga: Jokowi Terbitkan Inpres Peralihan Kewenangan Izin ke BKPM


Terkait hukuman yang akan diberikan, ia belum dapat memastikan jenis atau
tingkat hukuman yang akan diberikan. Ia masih menunggu laporan akhir dari
Ditjen Bea dan Cukai yang akan menentukan jenis pelanggaran kepabeanan yang
dilakukan.

Secara terpisah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
menyerahkan proses pemeriksaaan sepenuhnya kepada Ditjen Bea dan Cukai.
Erick mengatakan, pihaknya akan menunggu keputusan akhir dari Kementerian
Keuangan terkait pelanggaran tersebut.

Selain itu, ia meminta kepada seluruh jajaran petugas untuk memeriksa secara
menyeluruh, transparan dan memegang prinsip praduga tak bersalah. Dirinya juga
menambahkan belum berencana untuk melakukan perombakan terhadap direksi
Garuda Indonesia.

"Kalau memang benar terbukti, ya harus dicopot. Lebih baik lagi kalau yang
bersangkutan mengundurkan diri sebelum ketahuan," katanya.
Harley Davidson
Diselundupkan, Garuda Siap
Bayar Pajak dan Reekspor
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan tengah menginvestigasi kasus dugaan
penyelundupan sepeda motor Harley Davidson yang diangkut pesawat anyar maskapai Garuda
Indonesia berjenis A300-900 Neo.

JIBI - Bisnis.com03 Desember 2019 | 14:49 WIB

Ikhsan Rosan - Instagram @ikhsanrosan

A+ A -

Share


Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian


Keuangan tengah menginvestigasi kasus dugaan penyelundupan sepeda
motor Harley Davidson yang diangkut pesawat anyar maskapai Garuda
Indonesia berjenis A300-900 Neo.

Motor gede (moge) itu sebelumnya dan disita oleh pihak Bea Cukai Bandara
Internasional Soekarno-Hatta.

Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan investigasi akan kelar dalam satu
hingga dua hari ke depan.

"Kami sedang dalami. Mungkin satu-dua hari (kelar)," kata Heru kala ditemui di
kantor Direktorat Jenderal Pajak, Selasa (3/12/2019).

Moge ini diduga merupakan barang bekas yang sengaja diselundupkan melalui
pesawat baru Garuda Indonesia yang didatangkan dari Toulouse, Prancis.

Pesawat Airbus A330-900 ini bertolak dari Toulouse Sabtu, 16 November dan tiba
di Bandara Soekarno-Hatta Minggu, 17 November siang.

Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan


motor itu beserta suku cadang yang disita itu adalah milik karyawan.

"Dibawa beberapa karyawan. Karyawan sudah mendeclare barang- barang itu ke


Bea dan Cukai," ujar Ikhsan, Selasa (3/12/2019).

Garuda Indonesia, kata Ikhsan, akan mengikuti aturan yang berlaku dan
menyerahkan sepenuhnya keputusan dari Bea dan Cukai.

"Jika perlu membayar pajak kami siap, jika memang harus dikirim kembali
(reekspor) kami akan mengikuti sepenuhnya."

Anda mungkin juga menyukai