Dosen Pengampu
Dra. Dewiwati Sujadi , MM
JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) baru-baru ini terkena kasus dugaan
penyelundupan. Tak tanggung-tanggung, penyelundupan tersebut berupa onderdil sepeda motor
Harley Davidson dan Sepeda Brompton.
Penyelundupan tersebut dibarengi dengan pengiriman pesawat baru Garuda dengan tipe Airbus
A330-900 (neo). Saat dicek oleh bagian Bea cukai bandara, terlihat 18 boks coklat terdapat 15
koli claimtag atas nama SAW berisikan part motor Harley Davidson bekas. Tidak hanya itu saja,
terdapat 3 koil claimtag atas nama LS berisikan 2 unit sepeda Brompton baru berserta aksesoris
sepeda.
Hal ini berbuntut panjang, dari dugaan penyelundupan hingga pencopotan Direktur Utama PT
Garuda Indonesia Tbk Ari Askhara. Oleh sebab itu, Jakarta, Sabtu
(7/12/2019), Okezone merangkum fakta-fakta mengenai dugaan penyelundupan motor Harley
Davidson beserta sepeda Brompton. Berikut faktanya:
1. Ditemukan oleh Bea Cukai saat Pendaratan
Bea Cukai Soekarno Hatta melakukan pemeriksaan sarana pengangkut (plane zoeking) kepada
seluruh pesawat dari luar negeri yang masuk ke PT GMF. Mereka melakukan plane zoeking
terhadap pesawat Garuda Indonesia yang datang dari pabrik Airbus di Perancis pada 17
November lalu.
Pendaratan pesawat di hanggar PT GMF dilakukan khusus untuk keperluan seremoni
dikarenakan pesawat tersebut bertipe baru dan belum pernah dimiliki atau dioperasikan oleh
Garuda Indonesia sebelumnya.
Bea Cukai Soekarno Hatta melakukan pemeriksaan sarana pengangkut (plane zoeking) kepada
seluruh pesawat dari luar negeri yang masuk ke PT GMF. Mereka melakukan plane zoeking
terhadap pesawat Garuda Indonesia yang datang dari pabrik Airbus di Perancis pada 17
November lalu.
Bea Cukai menemukan 18 boks coklat terdapat 15 koli claimtag atas nama SAW berisikan part
motor Harley Davidson bekas.
Tidak hanya itu saja, terdapat 3 koil claimtag atas nama LS berisikan 2 unit sepeda Brompton
baru ebserta aksesoris sepeda.
2. Ditindaklanjut oleh Ditjen Bea Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan investigasi
terkait temuan penyelundupan motor gede (moge) merek Harley Davidson di penerbangan
Garuda Indonesia. Moge tersebut ditemukan dalam bentuk 15 rangkaian di bagasi milik
penumpang.
Kasubdit Komunikasi dan Publikasi Bea Cukai Deni Surjantoro menyatakan, pihaknya tengah
melakukan pemeriksaan pada penumpang yang diduga melakukan penyelundupan moge Harley
Davidson tersebut. Pada 15 boks tersebut memiliki claim tag (tanda kepemilikan) atas nama
SAW.
Selain itu, Bea Cukai juga melakukan pemeriksaan terhadap pihak ground handling yang dalam
hal ini adalah PT PT GMF AeroAsia.
3. Garuda Indonesia Klaim Harley Davidson dan Brompton Bukan Selundupan
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk buka-bukaan terkait selundupan barang berisikan part motor
Harley Davidson dan dua sepeda motor Brompton di pesawat Garuda Indonesia, Airbus A330
900.
VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, alasan mengapa komponen
motor Harley dan dua buah motor Brompton disita karena belum membayar pajak. Kasus
tersebut masih didalami pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian
Keuangan.
"Seperti kita ketahui ada barang harus membayar biaya pajak, tapi ada juga yang tidak boleh
masuk seperti barang bekas dalam kaitan itu petugas yang membawanya tapi kenapa belum
bayar pajak karena masih diperiksa oleh Direktroat Jendral Bea Cukai," ujarnya.
4. Menteri BUMN Erick Thohir Copot Dirut Garuda
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memecat Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti
Ngurah Askhara Danadiputra. Hal tersebut terkait temuan onderdil sepeda motor Harley
Davidson secara ilegal di pesawat Garuda Indonesia.
"Saya memberhentikan saudara Dirut Garuda dan tentu proses dari pada publik akan
dilanjutkan," ujarnya.
Dua barang mewah itu diduga diselundupkan ilegal melalui pesawat Airbus A 330-900 Neo baru
yang dikirim dari Toulouse, Perancis. Dalam pesawat tersebut Bea Cukai menemukan 18 kardus
yang terdiri dari 15 kardus berisinya onderdil Harley Davidson, lalu sisanya adalah sepeda
Brompton.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan, harga satu
sepeda lipat merk Brompton cukup fantastis. Menurutnya, kisaran harga sepeda lipat merk
Brompton adalah Rp52 juta.
"Tahu enggak ini harganya satu berapa? Rp52 juta," kata Heru.
7. Motor Harley Davidson yang Diselundupkan seharga Rp800 Juta
Motor Harley Davidson milik Dirut Garuda Indonesia yang diselundupkan dalam pesawat adalah
Harley Davidson Type Shovelhead. Motor diduga dipesan pada 2018.
10. 4 Direksi Garuda Tak Kantongi Izin Jemput Pesawat Baru yang Bawa Harley
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan bahwa ada empat direksi
Garuda Indonesia yang tidak mendapat izin untuk ikut menjemput Pesawat Airbus A330-900
dari Prancis. Pesawat tersebut merupakan armada yang digunakan Direktur Utama Garuda
Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra untuk mengangkut motor Harley Davidson yang
bea dan cukainya tidak jelas.
"Keempat direktur ini, itu kalau menurut komite audit, dewan komisaris di tandatangan Pak
Sahala (Komut) dan keempatnya tidak dapat izin dinas Kementerian BUMN," ujar Staf Khusus
Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Analisi :
Dalam perusahaan modern,tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering didistribusikan
kepada sejumlah pihak yang bekerjasama. Tindakan perusahaan biasanya terdiri atas tindakan
atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerjasama sehingga tindakan atau kelalaian mereka
bersama-sama menghasilkan tindakan perusahaan. Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah,studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,institusidan pelaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi
standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan kedalam system dan organisasi perusahaan.
Dari kasus diatas terlihat bahwa salah satu anggota PT. Garuda Indonesia melakukan
pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran, pimpinan perusahaan besar pun berani untuk
mengambil tindakan kecurangan untuk keuntungan pribadi. Dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan pribadi (personal gain) yang besar dalam tempo singkat telah mendorong banyak
orang untuk melakukan cara apapun, termasuk yang melanggar atau tidak etis dalam
memperoleh keuntungan,sekalipun beliau adalah Direktur Utama PT Garuda Indonesia (I Gusti
Ngurah Askhara). Beliau melakukan penyeludupan Moge (motor gede) Harley Davidson bekas
dan dua sepeda lipat Brompton, barang ilegal tersebut diseludupkan dari Toulouse,Prancis
melalui pesawat jenis baru Airbus A330-900 seri Neo.
Penyeludupan (smuggling) merupakan tindakan memindahkan barang antar negara dengan tidak
memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tidak memenuhi prosedur pabean.
Pada pasal UU Nomor 17 Tahun 2006 tentang perubahan atas UU Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kebapeanan,penyeludupan adalah tindakan pidana ringan juga berat jika dalam
dikategorikan dalam kondisi tertentu. Pada kasus ini beliau melanggar pasal 102 huruf b,
membongkar barang import diluar kawasan pabean atau tempat lain tanpa izin kepada kantor
pabean,dimana dalam pasal tersebut menyebabkan terganggunya sendi ekonomi negara, dengan
pidana penjara paling singkat 1 tahun dan pidana paling lama penjara paling lama 10 tahun dan
denda paling sedikit Rp. 50 juta dan paling banyak Rp. 5 miliar. Selain itu beliau juga melanggar
pasal 103 yang berbunyi setiap orang yang membuat,menyetujui atau turut serta dalam
pemalsuan data je dalam buku atau catatan lalu memberikan keterangan lisan atau tertulis yang
tidak bena,yang digunakan untuk pemenuhan kewajiban pabean atau
menimbun,menyimpan,memiliki,membeli,menjual,menukar,memperoleh atau memberikan
barang import yang diketahui atau patut diduga berasal dari tindak pidana juga bias terjerat
pidana. Pidana yang dimaksud penjara paling sungkat 2 tahun dan paling lama 8 tahun. Ada juga
ancaman denda paling sedikit Rp. 100 juta dan paling banyak Rp. 5 miliar.
Namun kasus ini masih diselidiki dan sanksi yang diterima oleh beliau saat ini yaitu dipecat atas
jabatan Direktur Utama PT Garuda Indonesia oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan asal tidak
merugikan pihak manapun dan tentu saja pada jalurnya.