Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

“Kasus Garuda Indonesia”

OLEH:
KELOMPOK 8
ANISA PUTRI HALIMAH (527468)
JUSMIATI (527827)
PUTRI KURNIA SARI (527740)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
2024
Pertanyaan:
1. Kasus apa saja yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir?
Berikut adalah beberapa kasus yang terjadi di Garuda Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir:
● Korupsi di Garuda Rp 8,8 Triliun Rupiah: Kasus dugaan tindak pidana korupsi terjadi
di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berdasarkan hasil audit Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait pengadaan pesawat Garuda
tahun 2011-2021. Tindak pidana korupsi yang merugikan negara senilai Rp 8,8 triliun
tersebut menyeret dua orang tersangka baru yang terlibat, yaitu Direktur Utama PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2005-2014 Emirsyah Satar (ES) dan mantan
Direktur Utama PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Soetikno Soedarjo (SS). Secara total
sudah ada lima tersangka di maskapai BUMN tersebut.
● Pengadaan Pesawat CRJ-1000 dan ATR-72: Dalam rangkaian proses pengadaan
pesawat CRJ-1000 dan ATR-72, baik tahap perencanaan maupun tahap evaluasi tidak
sesuai dengan Prosedur Pengelolaan Armada (PPA) PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk. Akibat proses pengadaan pesawat CRJ-1000 dan pengambilalihan pesawat
ATR72-600 yang dilakukan tidak sesuai dengan PPA, prinsip-prinsip pengadaan
BUMN dan prinsip business judgment rule, mengakibatkan performance pesawat
selalu mengalami kerugian saat dioperasikan, sehingga menimbulkan kerugian
keuangan negara sebesar US$ 609.814.504 atau nilai ekuivalen Rp 8.819.747.171.352.
● Serah Terima Tanggung Jawab Tersangka: Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat
Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung telah
melaksanakan serah terima tanggung jawab tersangka dan barang bukti (tahap II) atas
3 berkas perkara tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam
pengadaan pesawat udara pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2011-2021
kepada Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat.
Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa Garuda Indonesia telah menghadapi berbagai
tantangan, termasuk kasus korupsi yang merugikan negara dan pengadaan pesawat yang
tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2. Permasalahan apa dalam tata kelola yang menjadi penyebab dari kasus tersebut?
Permasalahan dalam tata kelola yang menjadi penyebab dari kasus-kasus Garuda
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir meliputi:
● Kurangnya Pengawasan dan Kontrol Internal: Garuda Indonesia menghadapi
tantangan dalam memastikan adanya pengawasan dan kontrol internal yang memadai.
Hal ini terlihat dari kasus korupsi dan pengadaan pesawat yang tidak sesuai dengan
prosedur yang berlaku, yang menunjukkan adanya kekurangan dalam sistem
pengawasan dan kontrol internal perusahaan.
● Pelanggaran Prosedur Pengelolaan Armada: Dalam kasus pengadaan pesawat
CRJ-1000 dan ATR-72, Garuda Indonesia melanggar Prosedur Pengelolaan Armada
(PPA) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini menunjukkan adanya
ketidakpatuhan terhadap prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan sendiri, yang
merugikan keuangan negara.
● Kurangnya Penerapan Prinsip Business Judgment Rule: Dalam proses pengadaan
pesawat, Garuda Indonesia tidak menerapkan prinsip business judgment rule, yang
merupakan prinsip penting dalam pengelolaan BUMN. Hal ini menunjukkan adanya
ketidakpatuhan terhadap prinsip-prinsip pengelolaan BUMN yang berlaku.
● Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas: Kasus-kasus yang terjadi menunjukkan
adanya ketidaktransparansi dan kurangnya akuntabilitas dalam pengelolaan
perusahaan. Hal ini mencakup dugaan tindak pidana korupsi yang merugikan negara,
yang menunjukkan adanya ketidakpatuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku.

3. Apa yang dilakukan perusahaan setelah kasus tersebut?


● PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) membuat proposal perdamaian dalam
Proses Penundaan Pembayaran Kewajiban Utang (PKPU) Perseroan kepada para
krediturnya agar lolos dari ancaman kebangkrutan.
● PT Garuda Indonesia melakukan negosiasi ulang dengan para lessor, terutama para
lessor yang berhubungan dengan kasus-kasus korupsi. Untuk para lessor yang tidak
berhubungan dengan kasus korupsi, negosiasi ulang ini perlu dilakukan sebagai
pertimbangan akibat kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak bagi dunia
penerbangan di seluruh dunia.
● PT Garuda Indonesia juga berencana melakukan right issue sebagai salah satu sumber
pendanaan, jika prospek dari PKPU telah mencapai perdamaian dan homologasi.
Rencana right issue tersebut akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama right
issue dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 Triliun
yang berasal dari cadangan pembiayaan investasi pembiayaan operasional dan
pendanaan restrukturisasi selama tahun 2022-22023. Tahap kedua dengan pendanaan
dari mitra strategis.
● PT Garuda Indonesia melakukan pengurangan jenis armada agar lebih efisien dalam
pelatihan awak dan perawatan pesawat.
● PT Garuda Indonesia juga melakukan penataan kembali rute yang mereka operasikan
agar lebih berkonsentrasi pada rute-rute domestik yang memberikan keuntungan.
● PT Garuda akan mempercepat penyediaan pesawat yang selama ini dinanti oleh publik

4. Apa tanggapan Anda terkait kasus ini?


Berdasarkan kasus Garuda Indonesia, kami kecewa dan mengecam tindakan korupsi dan
pelanggaran prosedur pengelolaan armada yang dilakukan oleh pimpinan Garuda
Indonesia serta menuntut agar tersangka diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
Manajemen Garuda Indonesia harus segera memulihkan kepercayaan publik dengan
melakukan reformasi struktural, memperbaiki tata kelola dan prosedur pengelolaan
armada dengan memilih pimpinan yang cerdas dan memiliki trade record etika baik serta
memperbaiki dan meningkatkan pengendalian internal Garuda Indonesia. Agar kasus
Garuda Indonesia tidak terulang kembali, perlu adanya pengawasan yang kredibel dari
pihak internal dan pihak eksternal terhadap transparansi dan akuntabilitas Garuda
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai