Sementara faktor dari penyebab terjadinya fraud Menurut Robert Cockerall (auditor
Ernst & Young) dalam makalahnya "Forensic Accounting fundamental : Introduction
to the investigations" dinyatakan bahwa lingkungan profil fraud mencakup beberapa
hal yaitu motivasi,kesempatan, tujuan/objek fraud, indikator, metode dan konsekuensi
fraud. Motivasi dan kesempatan memiliki pengertian yang sama dengan definisi
sebelumnya. Tujuan/objek fraud adalah sarana yang digunakan untuk mencapai
motivasi kecurangan di atas. Indikator fraud mengandung pengertian adanya gejala-
gejala yang merujuk kepada pembuktian kecurangan. Metode fraud adalah cara-cara
yang dilakukan untuk melakukan kecurangan. Sedangkan konsekuensi fraud adalah
dampak kecurangan yang terjadi pada organisasi tersebut.
a. Motivasi : adalah mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan atau suaru
organisasi. Alasan pribadi seperti masalah keuangan dapat menjadi motivasi
untuk melakukan kecurangan. Untuk suatu organisasi, fraud pun dapat dilakukan
untuk mendapatkan keuntungan atau untuk mendapatkan apresiasi yang positif
walaupun pekerjaan yang dilakukan tidak baik, misalnya kolusi antara
kontraktor/konsultan dengan panitia pengadaan barang/jasa,
b. Sarana : mencakup seluruh media yang dapat digunakan untuk melakukan
kecurangan, misalnya dokumen kontrak/lelang yang diatur, transaksi keuangan
dilakukan secara tunai dan tidak menggunakan pencatatan yang baik, dan lain
sebagainya.
c. Kesempatan : karena kurangnya pengawasan internal dan pemahaman tentang
aturan dapatmenjadi ruang terjadinya kecurangan.
c. Dampak
Dampak yang ditimbulkan atas kejahatan fraud pada PT Garuda Indonesia
menimbulan banyak kerugian bagi berbagai pihak tak terkejuali pada PT Garuda
sendiri. Berikut beberapa sanksi yang Diterima PT Garuda Indonesia :
Sanksi dari OJK
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II, Fakhri Hilmi, mengatakan setelah
berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia ,Pusat Pembinaan
Profesi Keuangan, PT Bursa Efek Indonesia, dan pihak terkait lainnya, OJK
memutuskan memberikan sejumlah sanksi :
1. Memberikan Perintah Tertulis kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk
memperbaiki dan menyajikan kembali LKT PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
per 31 Desember 2018 serta melakukan paparan publik (public expose) atas
perbaikan dan penyajian kembali LKT per 31 Desember 2018 dimaksud paling
lambat 14 hari setelah ditetapkannya surat sanksi, atas pelanggaran Pasal 69
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM) ,Peraturan
Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik, Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung
Sewa, dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa.
2. Selain itu juga Perintah Tertulis kepada KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi,
Bambang & Rekan (Member of BDO International Limited) untuk melakukan
perbaikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu atas pelanggaran Peraturan
OJK Nomor 13/POJK.03/2017 jo. SPAP Standar Pengendalian Mutu (SPM 1)
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah ditetapkannya surat perintah dari OJK.
3. Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis, Anto
Prabowo mengatakan, OJK juga mengenakan Sanksi Administratif berupa denda
sebesar Rp 100 juta kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran
Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik.
4. Sanksi denda kepada masing-masing anggota Direksi PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk sebesar Rp 100 juta atas pelanggaran Peraturan Bapepam Nomor
VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
5. Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menjatuhkan sanksi kepada PT Garuda
Indonesia Tbk (GIAA) atas kasus klaim laporan keuangan perseroan yang menuai
polemik. Beberapa sanksi yang dijatuhkan antara lain denda senilai Rp 250 juta
dan restatement atau perbaikan laporan keuangan perusahaan
Opsi lain yang diterima ole PT Garuda Indonesia adalah Pembekuan saham :
Direktur Penilaian PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Nyoman Gede Yetna
menuturkan, manajemen BEI hingga kini belum sampai pada keputusan untuk
membekukan (suspensi) saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) meski laporan
keuangan perusahaan menuai polemik. "Kami dari Bursa berpendapat belum perlu
melakukan suspensi perdagangan saham Perseroan pada saat ini," ujarnya di Jakarta,
Jumat (28/6). Nyoman pun melanjutkan, BEI ke depannya akan terus melihat
pergerakan saham Garuda Indonesia untuk mempertimbangkan tindakan selanjutnya.
"Selanjutnya, Bursa akan senantiasa memantau pergerakan harga saham dan
keterbukaan informasi Perseroan serta melakukan tindak lanjut sesuai ketentuan yang
berlaku," papar dia.
d. Cara mengatasi
Untuk mengatasi permasalahn Fraud yang sering terjadi, berikut beberapa strategy
yang dapat digunakan :
Mengacu pada Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan Zimbelman (2009:70), secara umum
terdapat empat aktivitas yang dapat mengurangi terjadinya fraud, aktivitas – aktivitas
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pencegahan Fraud
Pencegahan fraud yang efektif biasanya mencakup hal – hal berikut:
1. Menciptakan dan menjaga budaya kejujuran dan beretika
2. Menilai resiko fraud yang dapat terjadi dan melakukan respon yang tepat
untuk mengurangi resiko dan menghilangkan peluang terjadinya fraud
Pada umumnya, organisasi menggunakan beberapa pendekatan untuk menciptakan
budaya kejujuran dan beretika, cara – cara tersebut antara lain:
i. Memastikan bahwa para manajer memberikan contoh perilaku yang baik dan
benar. Seseorang cenderung mengikuti tindakan dari atasannya, atau biasa
disebut “tone at the top,” sehingga, bila atasan bertindak baik, maka bawahan
cenderung ikut berbuat yang baik dan sebaliknya. Manajemen dari suatu
perusahaan haruslah menjadi contoh yang baik bagi para bawahannya.
ii. Mempekerjakan karyawan yang tepat. Untuk mencegah fraud, langkah yang
paling awal adalah dengan mempekerjakan orang – orang yang jujur dan
beretika. Untuk itu perusahaan perlu menetapkan kebijakan dan peraturan
untuk mempekerjakan calon karyawan yang bisa memisahkan antara orang
yang jujur dan tidak jujur, khususnya untuk posisi yang penting dalam
perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus proaktif dalam mempekerjakan
karyawan, misalnya dengan menelusuri latar belakang calon karyawan secara
cermat.
iii.Mengomunikasikan harapan yang ingin dicapai organisasi ke seluruh bagian
organisasi dan mengharuskan adanya konfirmasi tertulis secara periodik yang
berisi pernyataan setuju atas harapan – harapan organisasi. Mengomunikasikan
harapan perusahaan juga termasuk menyampaikan hal – hal berikut kepada
karyawan:
a. Mengidentifikasikan dan membentuk peraturan mengenai nilai – nilai dan
kode etik yang tepat.
b. Pelatihan mengenai fraud apa saja yang mungkin dihadapi karyawan dan
bagaimana cara menangani dan melaporkannya.
c. Mengomunikasikan hukuman bagi karyawan yang melanggar peraturan.
iv.Menciptakan lingkungan kerja yang positif. Pada kebanyakan kasus, fraud
terjadi jika karyawan merasa terancam atau diabaikan oleh perusahaan, oleh
karena itu, perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang mendorong
orang untuk berbuat jujur dan benar, sehingga karyawan merasa bahagia
bekerja di perusahaan tersebut.
v. Menciptakan dan menjaga kebijakan yang efektif untuk menangani fraud jika
sampai terjadi. Jika fraud terjadi, tidak semua perusahaan konsisten dengan apa
yang tertulis di peraturan sehingga pelaku fraud merasa diampuni. Perusahaan
hendaknya selalu berpegang pada peraturan yang telah disetujui secara
bersama jika fraud sampai terjadi.
2. Deteksi Dini Fraud
Pendeteksian fraud umumnya dilakukan jika ada gejala tertentu, namun terkadang
gejala yang timbul merupakan sebagian kecil dari fraud yang besar layaknya
fenomena gunung es. Oleh karena itu, untuk mengurangi terjadiya fraud,
perusahaan harus mengubah konsep pendeteksian fraud yang awalnya reaktif atau
hanya mencari bila ada gejala menjadi proaktif yaitu melakukan pencarian fraud
secara rutin walaupun tidak ada gejala yang nampak karena bisa saja gejala
tersebut tidak secara eksplisit.
Ada beberapa cara untuk menemukan fraud:
a. Karena kebetulan.
b. Dengan menyediakan sarana bagi orang yang menemukan fraud untuk
melaporkan kepada perusahaan atau organisasi.
c. Dengan memeriksa pencatatan transaksi dokumen yang terkait untuk
menentukan adanya kejanggalan yang dapat menjadi red flag.
3. Investigasi Fraud
Investigasi fraud umumnya hanya dilakukan bila ada gejala yang terdeteksi.
Kegiatan ini biasanya meliputi pertanyaan – pertanyaan seperti apakah fraud
benar – benar terjadi, siapa pelakunya, mengapa ia melakukan demikian,
bagaimana ia melakukannya, kapan fraud terjadi, dan dimana bagian yang terkait.
Investigasi berguna untuk menentukan apakah gejala yang nampak benar – benar
menunjukkan adanya fraud atau hanya kesalahan yang tidak disengaja.
Dalam suatu investigasi fraud pasti menghasilkan bukti. Bukti – bukti tersebut
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori:
1. Bukti testimoni, bukti berupa pernyataan – pernyataan ini diperoleh
dengan cara interview, interogasi, dan tes kejujuran.
2. Bukti dokumen, bukti jenis ini diperoleh dari dokumen berupa kertas, data
komputer dan bukti tertulis dan elektronis lainnya.
3. Bukti fisik, bisa berupa sidik jari, bekas alur ban kendaraan, senjata,
barang yang dicuri, dan bukti berwujud lainnya yang berkaitan dengan
fraud yang terjadi.
4. Observasi personal, proses ini melibatkan bukti – bukti yang terlihat,
terdengar, terasa, yang dirasakan oleh investigator sendiri.
Untuk melakukan investigasi fraud, umumnya para ahli mengacu pada fraud
triangle;
a. Fraud motivation triangle
b. Fraud element triangle.
4. Tindakan Lanjutan dan Penyelesaian Fraud
Ketika fraud sudah terjadi, pihak yang dirugikan seperti perusahaan maupun
stakeholder harus menentukan tindak lanjut apa yang harus dilakukan untuk
menangani fraud tersebut, baik secara perdata, pidana, maupun secara
kekeluargaan.
e. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat saya berikan terkait kasus PT Garuda Indonesia:
1. GIAA sebagai perusahaan saran yang dapat saya berikatercatat di pasar modal
seharusnya menjelaskan ke publik nature transaksi yang terjadi serta poin poinnya
sudah eksis atau belum. Sehingga tidak menimbulkan pertanyaan bagi publik
bahwa perusahaan di kuartal III-2018 yang masih merugi tiba-tiba mengantongi
laba di tiga bulan terakhir apalagi sudah disahkan dalam RUPS.
2. kedepanya, diharapkan pihak auditor, BPK, OJK dan pihak pengawas lainya
memiliki Kompetensi untuk Memerangi fraud. Mengacu pada Albrecht, Albrecht,
Albrecht, dan Zimbelman (2009:16), sebagai seseorang dengan karir pemberantas
fraud, berikut beberapa Kreteria kompetensi yang dimaksud :
Kemampuan analitis,
Kemampuan komunikasi,
Pengetahuan tentang teknologi,.
Selain hal – hal di atas, ada kemampuan tambahan lain yang dapat membantu para
pemeriksa fraud dalam melaksanakan tugasnya:
Pemahaman akuntansi dan bisnis
Pengetahuan mengenai hukum perdata dan pidana, kriminologi, privasi
karyawan, hak karyawan, undang – undang fraud, dan hal – hal lain yang
berkaitan dengan fraud,
Kemampuan berbicara dan menulis dalam bahasa asing,
Pengetahuan tentang perilaku manusia, pengetahuan tersebut dapat
dipelajari dalam bidang ilmu psikologi, psikologi sosial, atau sosiologi.
Daftar Referensi
https://www.merdeka.com/uang/fakta-fakta-kesalahan-laporan-keuangan-garuda-
indonesia-hingga-dikenakan-sanksi/ diakses pada 25 Maret 2020 pukul 20.00 WIB
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190430174733-92-390927/kronologi-kisruh-
laporan-keuangan-garuda-indonesia diakses pada 25 Maret 2020 pukul 20.05 WIB.