Anda di halaman 1dari 32

L/O/G/O

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA

MAGISTER AKUNTANSI MERCU BUANA


2015
TUJUAN

Memahami pengertian Sewa Guna Usaha (leasing)


dengan beberapa implikasinya.

Memahami perilaku Sewa Guna Usaha (leasing) ditinjau


dari sisi akuntansi komersial dan akuntansi pajak.

www.themegallery.com
LATAR BELAKANG
Sejalan dengan perkembangan waktu dan perekonomian
Indonesia permasalahan yang melibatkan leasing semakin
banyak dan kompleks. Mulai dari jenis leasing yang paling
sederhana sampai yang rumit. Perbedaan jenis leasing
menyebabkan perbedaan dalam pengungkapan laporan
keuangan, perlakuan pajak dan akibatnya pada pajak
penghasilan badan akhir tahun.

www.themegallery.com
Definisi Sewa Guna Usaha menurut
PSAK No. 30 (Revisi 2007)

Sewa Guna Usaha ( leasing ) adalah suatu perjanjian


dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk
menggunakan suatu aset selama periode waktu yang
disepakati.

Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau


serangkaian pembayaran kepada lessor.

www.themegallery.com
Klasifikasi Sewa Guna Usaha menurut
PSAK No. 30 (Revisi 2007)

1. Sewa Pembiayaan ( Finance Lease )


Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan
secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan suatu aset.
Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan

2. Sewa Operasi ( Operating Lease )


Sewa operasi adalah sewa selain sewa pembiayaan.
Perusahaan sewa membeli barang modal dan selanjutnya
disewakan kepada penyewa guna usaha.

www.themegallery.com
Kriteria Sewa Guna Usaha Menurut Financial and
Accounting Standard Board (FASB) Statement No. 13,
“ Accounting for Leases “
Sewa Pembiayaan Sewa Operasi
1. Penyerahan Kepemilikan 1. Tidak ada Penyerahan
2. Opsi Pembelian Kepemilikan
2. Tidak ada Opsi
3. Masa Sewa Guna Usaha Pembelian
Sama Dengan atau Lebih
3. Masa Sewa Guna Usaha
Dari 74 % Masa Manfaat Kurang Dari 74 % Masa
4. Nilai Sekarang Manfaat
Pembayaran Sama 4. Nilai Sekarang
Dengan atau Lebih Dari Pembayaran Kurang Dari
90 % Nilai Wajar 90 % Nilai Wajar

www.themegallery.com
Akuntansi Sewa Guna Usaha - Lessor
Menurut PSAK No. 30 (Revisi 2007)
Sewa Pembiayaan Sewa Operasi
1. Aset yang dimiliki dicatat 1. Aset yang dimiliki dicatat
sebagai Piutang Sewa sebagai aset tetap
2. Nilai Piutang Sewa dalam 2. Pembayaran yang diterima
Neraca disajikan sebesar dicatat sebagai Pendapatan
Sewa yang diakui dengan
“ investasi sewa neto “
dasar Garis Lurus selama
yaitu nilai investasi sewa masa sewa
bruto dikurangi
3. Biaya langsung awal terkait
penghasilan pembiayaan
sewa operasi, ditangguhkan
tangguhan dan diamortisasi selama
masa sewa

www.themegallery.com
Akuntansi Sewa Guna Usaha - Lessee
Menurut PSAK No. 30 (Revisi 2007)
Sewa Pembiayaan Sewa Operasi
1. Aset sewa pembiayaan di 1. Pengakuan beban sewa
catat sebagai aset tetap selama masa sewa
2. Jumlah yang dikapitalisasi 2. Beban Periodik harus
adalah nilai wajar aset diakui dengan dasar Garis
pada awal masa sewa
Lurus
3. Fasilitas pembiayaan di
catat sebagai liabilitas 3. Informasi sewa guna
( utang sewa ) usaha diungkapkan dalam
4. Beban yang terkait sewa catatan atas Laporan
adalah Beban Bunga dan Keuangan
Beban Penyusutan

www.themegallery.com
Pelaksanaan Transaksi Sewa Guna Usaha
Menurut PSAK No.30 (Revisi 2007)

1. Sewa usaha langsung (direct lease)


Dalam transaksi sewa usaha langsung penyewa guna usaha
(lessee) belum pernah memiliki barang modal yang menjadi
objek sewa, sehingga terdapat pilihan (option) kepada penyewa
guna usaha (Leasee) untuk membeli barang modal.

2. Jual dan sewa-balik (sale and lease-back)


Dalam transaksi jual dan sewa-balik, pihak lessee terlebih dahulu
menjual barang modal yang telah dimilikinya kepada lessor dan
barang modal yang sama kemudian dilakukan kontrak sewa
antara lesse sebagai pemilik semula dengan lessor.

www.themegallery.com
Kriteria Sewa Guna Usaha
(Keputusan menteri keuangan
No.1169/KMK.01/1991)

• Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi (Finance


Lease)
• Sewa Guna Usaha tanpa Hak Opsi (Operating
Lease)

www.themegallery.com
Kriteria Sewa Guna Usaha dengan Hak
Opsi (Finance Lease)
1. Jumlah pembayaran selama masa Sewa Guna
Usaha pertama ditambah nilai sisa barang,
harus dapat menutup cost barang dan profit
Lessor;
2. Masa Sewa Guna Usaha minimal :
- 2 tahun untuk barang modal Gol. I
- 3 tahun untuk barang modal Gol. II & III
- 7 tahun untuk barang modal Gol. Bangunan;
3. Perjanjian memuat hak opsi bagi Lessee.

www.themegallery.com
Kriteria Sewa Guna Usaha tanpa Hak
Opsi (Operating Lease)

1. Jumlah pembayaran selama masa Sewa Guna


Usaha pertama tidak dapat menutup cost
barang ditambah profit Lessor;
2. Perjanjian tidak memuat hak opsi bagi
Lessee.

www.themegallery.com
Perlakuan Finance Lease
(Lessor)
• Penghasilan lessor (obyek PPh) adalah imbalan jasa Sewa
Guna Usaha (pendapatan bunga), yaitu dihitung dari seluruh
pembayaran Sewa Guna Usaha dikurangi angsuran pokok.
• Lessor tidak diperbolehkan menyusutkan aktiva yang
disewakan.
• Lessor dapat membentuk dana cadangan piutang tak tertagih
yang dapat dibiayakan maksimum = 2,5% x saldo rata-rata
piutang Sewa Guna Usaha.
• Angsuran PPh Pasal 25 dihitung berdasarkan Laporan
Keuangan Triwulanan yang disetahunkan.
• Pembayaran Sewa Guna Usaha tidak dikenakan PPN.

www.themegallery.com
Perlakuan Finance Lease
(Lessee)
• Lessee tidak boleh menyusutkan aktiva tetap yang disewa. Hal
ini berbeda dengan perlakuan akuntansi komersial. Dalam
akuntansi komersial aktiva tetap Sewa Guna Usaha disusutkan
oleh lessee.
• Angsuran Sewa Guna Usaha yang dibayar atau terutang
kepada lessor (angsuran pokok maupun bunga) diakui sebagai
biaya (deductible expense). Hal ini juga berbeda dengan
perlakuan akuntansi komersial. Dalam akuntansi komersial
angsuran pokok Sewa Guna Usaha diperlakukan sebagai
pembayaran (pelunasan) hutang Sewa Guna Usaha, sedangkan
bunganya merupakan biaya (expense).

www.themegallery.com
Perlakuan Operating Lease
(Lessor)

– Seluruh pembayaran yang diterima/diperoleh oleh


lessor merupakan penghasilan (obyek PPh).
– Lessor berhak menyusutkan aset yang disewakan
(penyusutan sesuai ketentuan fiskal)
– Lessor wajib mengenakan PPN atas jasa sewa
tersebut.

www.themegallery.com
Perlakuan Operating Lease
(Lessee)
– Jumlah sewa yang dibayar atau terutang pada
tahun yang bersangkutan merupakan biaya yang
dapat dikurangkan (deductible expense).
– Lessee tidak berhak menyusutkan aktiva yang
disewanya.
– Lessee wajib memotong PPh Pasal 23 atas sewa.

www.themegallery.com
Keuntungan dan Kerugian Sewa Guna Usaha

Keuntungan bagi lessor


1.Secara hukum lessor berhak menjual barang yang disewa.
2.Secara akuntansi lessor masih mempunyai hak untuk
menyusutkan aset tetap yang disewa, karena hak kepemilikannya
masih berada pada lessor.

Kerugian bagi lessor


1.Mempunyai risiko yang besar, apabila barang yang disewa
mendapat tuntutan dari pihak ketiga.
2.Tidak dapat melakukan tuntutan (complaint lessor) kepada
pabrik atau langsung kepada pemasok (seharusnya lessee sebagai
pengguna barang).

www.themegallery.com
Keuntungan bagi lessee

1. Lessee dapat menghindarkan diri dari kebutuhan dana besar


dengan bunga yang tinggi.
2. Risiko keuangan dapat dihindari atau dikurangi karena lessee
dapat menukarkan kepada lessor setelah pemakaian.
3. Perjanjian kontrak leasing lebih fleksibel.
4. Biaya perusahaan lebih rendah atau murah.
5. Utang di laporan keuangan tidak berubah sehingga rasio
leverage tidak terpengaruh.

www.themegallery.com
Kerugian bagi lessee

1. Pihak lessee harus memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan


lessor untuk melindungi barang dalam bentuk pembatasan
pengoperasian asuransi, dan sebagainya.
2. Kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan pada saat akhir
sewa.
3. Barang yang diterima tidak dapat dijadikan jaminan kredit karena
tidak dicatat sebagai aset.
4. Hak penggunaan atas barang sewa merupakan aset tak berwujud
yang tidak dapat disajikan sebagai aset tetap.
5. Dalam hal menggunakan khususnya sewa pembiayaan akan
menjadi kurang tepat apabila lesse hanya membutuhkan aset jangka
pendek. Hal ini dapat menjadi biaya besar, apabila terjadi
pembatasan sebelum perjanjian selesai.

www.themegallery.com
Aspek perpajakan Sewa Guna
Usaha
1. Pajak Penghasilan (PPh)

Berdasarkan Undang-undang no 17 tahun 2000 dan surat


Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1169/KMK.01/1991
Pasal 16 ayat 2 menyatakan: “Lessee tidak memotong
pajak penghasilan pasal 23 atas pembayaran sewa guna
usaha yang dibayar atau terutang berdasarkan perjanjian
sewa guna usaha dengan hak opsi”. Dalam pasal tersebut
dengan jelas menyatakan bahwa angsuran-angsuran atau
pembayaran yang diterima lessor dari lessee untuk jenis
transaksi finance lease tidak dikenakan pemotongan pajak
penghasilan.

www.themegallery.com
Pasal 17 ayat 2 menyatakan:

a. Pembayaran sewa guna usaha tanpa hak opsi yang


dibayar atau terutang oleh lessee adalah biaya yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
b. Lessee wajib memotong pajak penghasilan pasal 23
atas pembayaran sewa guna usaha tanpa hak opsi yang
dibayarkan atau terutang kepada lessor.
c. Pasal 17 ayat 2a mengatur tentang perlakuan
pembayaran leasing oleh lessee. Di sini dijelaskan
bahwa pembayaran leasing dari lessee kepada lessor
untuk transaksi operational lease diperlukan
pemotongan pajak penghasilan pasal 23 karena
menurut pajak diperlakukan sebagi sewa-menyewa
biasa.

www.themegallery.com
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
a. Perlakuan PPN atas transaksi finance lease:
1)Berdasarkan ketentuan pasal 13 Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun
1994 huruf d dan e dan Pasal 1 angka 4 Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor Kep 05/PJ/1994, penyerahan jasa dalam transaksi capital lease dari
lessor kepada lessee adalah penyerahan jasa yang terutang PPN, karena
lessor sebagai perusahaan jasa persewaan barang dengan demikian adalah
pengusaha kena pajak.
2)Pengalihan barang dalam transaksi operating lease bukan merupakan
penyerahan barang kena pajak karena pengalihan barang tersebut adalah
dalam rangka persewaan biasa.
3)Besarnya PPN yang terutang adalah 10% dari Nilai Penggantian.
4)PPN sebagaimana dimaksud dalam angka 3) merupakan PPN Keluaran
bagi lessor dan merupakan PPN Masukan bagi lessee dalam hal lessee
adalah Pengusaha Kena Pajak. PPN yang dibayar atas perolehan barang
kena pajak (BKP) yang dilease merupakan PPN Pajak Masukan yang
dapat dikreditkan dengan PPN Pajak Keluaran lessor.

www.themegallery.com
b. Dalam hal transaksi sale and lease back tanpa
hak opsi, PPN masukan atas perolehan barang
tidak boleh dikreditkan oleh lessee. Dalam hal
lessee kemudian melease kembali barang
tersebut, maka lessor harus mengenakan PPN
yang terutang atas jasa persewaan barang yang
dilakukan.

www.themegallery.com
Contoh Kasus

• PT ABC melakukan Leasing mobil truk dari PT XYZ


Finance, dengan persyaratan sbb:
– Periode lease 5 Tahun dimulai tanggal 1 Januari
2007
– Jumlah sewa Rp 60.000.000 pertahun dibayar
dimuka setiap tahun
– Taksiran umur ekonomis truk 5 tahun
– Taksiran nilai residual truk pada akhir periode
leasing tidak ada

www.themegallery.com
Tabel Pembayaran Lease

Tanggal Keterangan Jumlah Beban Bunga Pembayaran Pokok Kewajiban Lease


01-01-2007 Saldo awal 250.191.927
01-01-2007 Pembayaran 60.000.000 60.000.000 190.191.927
01-01-2008 Pembayaran 60.000.000 19.019.193 40.980.807 149.211.119
01-01-2009 Pembayaran 60.000.000 14.921.112 45.078.888 104.132.231
01-01-2010 Pembayaran 60.000.000 10.413.223 49.586.777 54.545.455
01-01-2011 Pembayaran 60.000.000 5.454.545 54.545.455 0
Jumlah 300.000.000 49.808.073 250.191.927

www.themegallery.com
Financial Lease
Jurnal Akuntansi Lessee
• Pencatatan lease pada awal periode
Truk Leasing 250.191.927
Kewajiban menurut Capital Lease 190.191.927
Kas 60.000.000

• Penyusutan/Amortisasi GL
Beban Amortisasi atas Truk Leasing 50.038.385
Akumulasi Amortisasi atas Truk Leasing 50.038.385

• Pencatatan Pembayaran Leasing


Kewajiban menurut Capital Lease 40.980.807
Beban Bunga 19.019.193
Kas 60.000.000

www.themegallery.com
Financial Lease
Jurnal Akuntansi Lessor
• Pencatatan lease pada awal periode
Kas 60.000.000
Piutang Pembayaran Leasing 240.000.000
Truk yang dibeli untuk Leasing 250.191.927
Pendapatan bunga diterima dimuka 49.808.073
• Pencatatan Pembayaran Leasing
Kas 60.000.000
Piutang Pembayaran Leasing 60.000.000
• Pencatatan Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga diterima dimuka 19.019.192
Pendapatan bunga 19.019.192

www.themegallery.com
Operating Lease
Jurnal Akuntansi Lessee

Beban Sewa 60.000.000


PPN – PM 6.000.000
Hutang PPh pasal 23 1.200.000
Kas 64.800.000

www.themegallery.com
Operating Lease
Jurnal Akuntansi Lessor

Kas 64.800.000
PPh pasal 23 dibayar dimuka 1.200.000
Pendapatan Sewa 60.000.000
PPN – PK 6.000.000

www.themegallery.com
Kesimpulan
Perjanjian Sewa Guna Usaha yang lahir pada prosedur
mekanisme leasing terdiri dari ketentuan-ketentuan yang
salah satunya adalah ketentuan mengenai tanggung jawab
para pihak terhadap obyek leasing. Pembagian dan
pengaturan mengenai tanggung jawab para pihak terhadap
obyek leasing tersebut pada umumnya dipengaruhi dan
ditentukan oleh jenis pembiayaan yang terdapat dalam
perjanjian leasing itu sendiri, namun secara khusus
pembagian dan pengaturan tersebut pada dasarnya harus
didasarkan pada kesepakatan para pihak dalam perjanjian.
sedangkan untuk pelaksanaannya harus dilakukan
berdasarkan undang-undang.

www.themegallery.com
DAFTAR PUSTAKA

• Waluyo. 2014. Akuntansi Pajak. Jakarta : Penerbit


Salemba Empat.
• Juan, Ng Eng dan Ersa Tri Wahyuni. 2012. Panduan
Praktis Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat.
• Warren, Carl S., dan Philip E. Fess. 1990. Accounting
Principles. Edisi ke – 16. Ohio : South – Western College
Publisher.
• Direktorat Jenderal Pajak. Undang – undang Nomor 42
Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah.

www.themegallery.com
L/O/G/O

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai