Anda di halaman 1dari 50

SISTEM AKUNTANSI

PEMERINTAHAN
Tugas Persentasi
Dosen Pengampu:
Dr. Vince Ratnawati, SE,M.Si, Ak, CA

Oleh: FAUZAN EFFENDI.AM/ 1810246433

Magister Akuntansi
Universitas Riau
Rumasan Masalah
 Sejarah Singkat Perkembangan Pengelolaan
Keuangan Negara dari masa ke masa
 Dasar-dasar hukum pengelolaan keuangan
negara
 Poin-poin Pokok Dalam Hukum Pengelolaan
Keuangan Negara
 sistem dan mekanisme pengawasan dalam
pengelolaan keuangan Negara
1. Flashback
A. DARI MASA KE MASA
ZAMAN KOLONIAL BELANDA SETELAH JAMAN KEMERDEKAAN

PRA
IBW PASCA
REFORMA
REFOR
SI
RAB
MASI
ICW
1. Aturan Peralihan
1. UU No 17 2003
Undang-Undang
2. UU No 1 2004
Dasar 1945
3. UU No 15 2004
2. Undang-undang
IAR
Nomor 9 Tahun 1968
(masih digunakan ketentuan
perundang-undangan yang
disusun pada masa
pemerintahan kolonial Hindia
Belanda) 3
B. Ciri Umum Ketentuan Anggaran dalam Konstitusi
(Sumber: Buku Pokok-Pokok Hukum Keu Negara Oleh Josef M Montero, SH, MH)

Konsitusi Ciri Umum


UUD 1945 APBN ditetapkan Secara Bersama-sama antara Pemerintah dengan
(Orde Lama) Parlemen (Hak Anggaran/Begrooting/Budgeting) dimiliki oleh Parlemen
sebagai wakil suara rakyat

Parlemen Mempunyai Kewenangan untuk tidak menyetujui proposal


APBN Pemerintah dan jika tidak disetujui pemerintah menggunakan
APBN tahun sebelumnya

Kedaulatan Rakyat dalam anggaran hanya dipresentasikan dengan peran


parlemen

Partisipasi Langsung Rakyat belum diakomodasi

Dengan Posisi MPR sebagai lembaga tertinggi negara, “kedaulatan


rakyat” dalam proses penganggaran merupakan “Kedaulatan MPR”
B. Ciri Umum ........(1)
Konsitusi Ciri Umum
UUD RIS Anggaran negara menganut sistem Federal dan UUD Federal yang
mengatur anggaran RIS

Anggaran diajukan Pemerintah ke DPR

Memuat ketentuan tentang anggaran perubahan jika diperlukan dengan


berkonsultasi ke senat

Posisi rakyat hanya tampak pada peran perwakilan parlemen

Belum ada ruang partisipasi langsung dari Warga Negara dalam proses
penyusunan anggaran
B. Ciri Umum ........(2)
Konsitusi Ciri Umum
UUD-S 1950 Kedaulatan Rakyat atas anggaran kurang mendapatkan tempat dan
pemerintahlah pemegang urusan umum keuangan

Dari sudut politik, anggaran negara tahun 1950-1951 seperti anggaran


negara semi-kolonial

Memuat ketentuan tentang anggaran perubahan jika diperlukan dan


dapat langsung diajukan ke DPR

Belum ada ruang partisipasi langsung dari Warga Negara dalam proses
penyusunan anggaran
B. Ciri Umum ........(3)
Konsitusi Ciri Umum
UUD 1945 APBN ditetapkan secara bersama-sama antara pemerintah dengan
(Orde Baru) parlemen yang dimiliki oleh Parlemen sebagai perwakilan suara rakyat

Parlemen mempunyai kewenangan untuk tidak menyetujui proposal


APBN maka Pemerintah menggunakan APBN tahun sebelumnya

Parlemen yang harus menjadi representasi suara rakyat hanya diam dan
mengamini seluruh kebijakan SOEHARTO, Parlemen dikebiri melalui
Golongan Karya dan Fraksi ABRI yang menjadi mayoritas di parlemen
sehingga parlemen tidak kritis dan tidak ada check-balances mechanism

Belum ada ruang partisipasi langsung dari Warga Negara dalam proses
penyusunan anggaran
B. Ciri Umum ........(4)
Konsitusi Ciri Umum
UUD 1945 APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
(Pasca
Reformasi/ APBN dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab sebesar-
Amandemen besarnya untuk kemakmuran rakyat
ke-4)
APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD

Parlemen mempunyai kewenangan untuk tidak menyetujui proprosal


APBN maka APBN tahu lalu dijadikan untuk APBN tahun berjalan

Kedaulatan rakyat direpresentasikan dengan wakilnya di parlemen dan


dibukanya paritispasi langsung bagi rakyat dalam proses penyusunan,
pembahasan, pengesahan dan pengawasan APBN
C. Peristiwa-Peristiwa Penting dalam Keuangan Negara
Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen (1619-1623 dan 1836: Van Den Bosch mulai memberlakukan
1627-1629), diberi hak octrooi yang salah satunya adalah cultuurstelsel (sistem tanam paksa) dan kerja
mencetak uang dan melakukan kebijakan perekonomian
rodi (kerja paksa) yang bertujuan untuk
memproduksi berbagai komoditi yang memiliki
Sejak tahun 1600-an, VOC mengeluarkan kebijakan untuk
menambah isi kas negara dengan menetapkan peraturan permintaan di pasar dunia
verplichte leverentie (kewajiban menyerahkan hasil bumi
pada VOC), contingenten (pajak hasil bumi, pembatasan Selama 1942-1945, Jepang menerapkan
jumlah tanaman rempah-rempah agar harganya tinggi, beberapa kebijakan seperti, memaksa
dan preangerstelsel (kewajiban menanam pohon kopi). penyerahan seluruh aset bank, melakukan
Pemerintahan Inggris melalui Thomas Stamford ordonansi berupa perintah likuidasi untuk
Raffles (1811-1816) mengeluarkan kebijakan seluruh Bank Belanda, Inggris, dan Cina
baru dengan nama Landrent (pajak tanah), serta menjadikan para tenaga produktif
dengan mengubah pola pajak bumi yang sebagai romusha
diterapkan Belanda sebelumnya.
30 Oktober 1945 : Lahirnya uang emisi
1828 pemerintahan Hindia Belanda oleh pertama Republik Indonesia (Diperingati
Gubernur Du Bus mendirikan De Javasche Bank Sebagai Hari Uang Indonesia)
D. Arah Reformasi Keuangan Negara
1. Perubahan sistem akuntansi: dari single entry menjadi double entry
Pada mulanya pencatatan akuntansi disektor pemerintahan dengan
menggunakan sistem pencatatan single entry. Tetapi sistem single entry
dirasakan memiliki banyak kekurangan, sehingga sistem pencatatan beralih ke
sistem double entry. Dalam sistem double entry, setiap transaksi keuangan akan
dicatat sebanyak dua kali, yaitu dicatat dalam sisi debet dan sisi kredit. Sistem
ini juga dikenal dengan sistem pembukuan berpasangan.

2. Perubahan basis pencatatan akuntansi dari basis kas menjadi


basis akrual.
Basis pencatatan dalam akuntansi pemerintahan pada awalnya
menggunakan basis kas. Kemudian basis kas ini dirubah menjadi
basis akrual. Dalam mengantisipasi perubahan basis kas menjadi
basis akrual ini, digunakanlah basis kas menuju akrual (cash basis
toward accrual).
2. Dasar Hukum
 UUD 1945
Undang – Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara
 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang
Pemerintahan daerah
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Undang –Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah
SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Fauzan Effendi.AM

Diundangkan tanggal 5 April 2003


Masa Kepemimpinan Presiden Megawato Soekarnoputri
Terdiri dari 11 Bab dan 39 Pasal
2.1. Komposisi Undang – Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
BAB Uraian Bab Pasal Uraian Pasal Peraturan Tindak Lanjut
Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Pengertian dari Istilah yang dipergunakan dalam UU KN
Pasal 2 & Ruang Lingkung Keuangan Negara
3
Pasal 4 Periode Tahun Anggaran
Pasal 5 Mata Uang Anggaran
Bab II Kekuasaan atas Pasal 6 & Kekuasaan Presiden dalam Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan 7
Negara Pasal 8 Tugas Menteri Keuangan RI dalam Pengelolaan Keuangan Negara
Pasal 9 Tugas Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang
Pasal 10 Kekuasan Pengelolaan Keuangan Daerah
Bab IIIPenyusunan dan Pasal 11 Pengertian dan Pengantar Umum tentang APBN
Penetapan APBN s.d 13
Pasal 14 Petunjuk Umum Penyusunan APBN
Pasal 15 Rancangan Undang-Undang APBN dan Penetapan APBN
Bab Penyusunan dan Pasal 16 Pengertian dan Pengantar Umum tentang APBD
IV Penetapan APBD s.d 18
Pasal 19 Petunjuk Umum Penyusunan APBD
Pasal 20 Rancangan Perda APBD dan Penetapan APBD
Bab V Hubungan Keuangan Pasal 21 Prinsip Hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Bank Sentral
Antara Pemerintah 1 2 3 4 5 6 UU Perimbangan Keuangan
Pusat ddengan Pasal 22 Prinsip Hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah Pusat dan Daerah
Stakeholder terkait Pasal 23 Prinsip Hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah/ Lembaga Asing
Bab Hubungan Keuangan Pasal 24 Pengaturan Prinsip Dasar Hubungan Keuangan antara Pemerintah dan Perusahaan
VI antara Pemerintah dan Pasal 25 Negara, Perusahaan Daerah, Perusahaan Swasta, serta Badan Pengelola Dana Masyarakat
Perusahaan Negara,
Perusahaan Daerah,
Perusahaan Swasta,
serta Badan Pengelola
Dana Masyarakat
2.1. Komposisi Undang – Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara ….Lanjutan (1..)
Peraturan Tindak
BAB Uraian Bab Pasal Uraian Pasal Lanjut
Bab Pelaksanaan APBN UU
VII dan APBD Perbendaharaan
Pasal 26 Peraturan Pelaksanaan UU/ Perda untuk pelaksanaan APBN dan/ atau APBD Negara
Pasal 27 Laporan Realisasi APBN semester I dan Rancangan Perubahan APBN
Pasal 28 Laporan Realisasi APBD semester I dan Rancangan Perubahan APBD
Pasal 29 Ketentual Lebih Lanjut mengenai BAB ini diatur dengan UU tersendiri
Bab Pertanggungjawab Pasal 30 Pertanggungjawaban Presiden selaku Keuasaan Pengelolaan Keuangan dalam APBN
VIII an Pelaksanaan Pasal 31 Pertanggungjawaban Gubernur/Walikota/Bupati selaku Keuasaan Pengelolaan
APBN dan APBD Keuangan dalam APBD Provinsi/Kabupaten/Kota
Peraturan
Pemerintah
Pasal 32 Bentuk dan Isi Laporan Pertanggungjawaban APBN/ APBD tentang SAP
Pasal 33 Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan mengacu dengan UU tersendiri UU PPKN
Bab Ketentuan Pidana, Pasal 34 Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif
IX Sanksi
Administratif, dan
Ganti Rugi 1 2 3 4 5 6
Pasal 35 Ketentuan Ganti Rugi UU PN
Bab X Ketentuan Pasal 36 Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum
Peralihan dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.
Pasal 36 berlaku mulai APBN/APBD tahun 2006.
Bab Ketentuan Penutup Pasal 37 Mencabut aturan sebelumnya
XI Pasal 38 Pelaksanaan aturan selambat-lambatnya 1 tahun sejak diundangkan
Pasal 39 UU ini berlaku sejak diundangkan
SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Fauzan Effendi.AM

Diundangkan tanggal 14 Januari 2004


Masa Kepemimpinan Presiden Megawato Soekarnoputri
Terdiri dari 14 Bab dan 74 Pasal
2.2. Komposisi Undang – Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
BAB Uraian Bab Pasal Uraian Pasal
Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Pengertian Istilah dalam UU PN
Pasal 2 Ruang Lingkup Perbendahraan Negara
Pasal 3 Asas Umum Perbendahraan Negara
Bab II Pejabat Perbendahraan Pasal 4 s.d 6 Pengguna Anggaran
Negara Pasal 7 s.d 9 Bendahara Umum Negara/ Daerah
Pasal 10 Bendahara Penerimaan/ Pengeluaran
Bab III Pelaksanaan Pendapatan Pasal 11 Tahun Anggaran 1 s.d 31 Des
dan Belanja Pasal 12 Ruang Lingkup APBN
Negara/Daerah Pasal 13 Ruang Lingkup APBD
Pasal 14 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) APBN
Pasal 15 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) APBD
Pasal 16 Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Pasal 17 Pelaksanaan Anggaran Belanja
Pasal 18 Pengujian Materil Dokumen Belanja oleh PA/ KPA
Pasal 19 Pembayaran Belanja/ Tagihan APBN
Pasal 20 Pembayaran Belanja/ Tagihan APBD
Pasal 21 Pembayaran Belanja/ Tagihan APBN/D oleh Bendaraha Pengeluaran
Bab IV Pengelolaan Uang Pasal 22 Pengelolaan Kas Umum Negara/ Daerah
Pasal 23 Bunga/ Jasa Giro atas Dana APBN yang disimpan di Bank
Pasal 24 Bunga/ Jasa Giro atas Dana APBD yang disimpan di Bank
Pasal 25 Pengakuan 4 Negara/Daerah
1 Bunga/ Jasa2 Giro sebagai3 Pendapatan 5 6
Penunjukan badan lain untuk melaksanakan penerimaan dan/atau pengeluaran negara oleh Menkeu RI
Pasal 26
Pasal 27 Pembukaan Rekening Kas Umum Daerah pada bank yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota

Pasal 28 Aturan lebih lanjut tentang pengelolaan uang negara/daerah diatur dengan peraturan pemerintah setelah
dilakukan konsultasi dengan bank sentral
Pasal 29 sd 30 Pelaksanaan Penerimaan Negara/Daerah oleh Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah
Pasal 31 sd 32 Pengelolaan Uang Persediaan untuk Keperluan Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
2.2. Komposisi Undang – Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara… lanjutan (1)
BAB Uraian Bab Pasal Uraian Pasal
Pengelolaan Piutang dan Pasal 33 sd 37 Pengelolaan Piutang
Bab V Utang
Pasal 38 sd 4 Pengelolaan Utang
Bab VI Pengelolaan Investasi Pasal 41 Pengelolaan Investasi
Bab VII Pengelolaan Barang Milik Pasal 42 sd 49 Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah
Negara/ Daerah
Bab VIIILarangan Penyitaan Uang Pasal 50 Pihak mana pun dilarang melakukan penyitaan Uang dan
dan Barang Milik Barang Milik Negara/Daerah dan/atau Yang Dikuasai
Negara/Daerah dan/atau Negara/Daerah
Yang Dikuasai
Negara/Daerah
Bab IX Penatausahaan dan Pasal 51 Akuntansi Keuangan Pemerintah
Pertanggungjawaban
APBN/APBD Pasal 52 Penatausahaan Dokumen
Pasal 53 sd 54 Pertanggungjawaban Keuangan
Pasal 55 sd 56 Laporan Keuangan Pemerintah
Pasal 57 Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
Pengendalian Intern Pasal 58 Sistem pengendalian intern lebih lanjut dengan Peraturan
Bab X Pemerintah Pemerintah
Penyelesaian Keuangan Pasal 59 sd 67 1 2 3 4
Penyelesaian 5
Keuangan 6 Daerah
Negara/
Bab XI Negara/ Daerah
Pengelolaan Keuangan Pasal 68 sd 69 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Bab XII Badan Layanan Umum
Bab XIII Ketentuan Peralihan Pasal 70 sd 71 Ketentuan Peralihan
Bab XIVKetentuan Penutup Pasal 72 Pencabutan Indische Comptabiliteitswet (ICW), sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 1968
Pasal 73 s.d 74 Pemberlakuan undang-undang PN
3. POKOK-POKOK HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA


Pengertian keuangan negara dapat ditemukan dalam peraturan perundangundangan maupun
pendapat pakar hukum sehingga terdapat variasi pengertian keuangan negara.

Berdasarkan Pasal 1 butir 1 Undang- Keuangan Negara Berdasarkan Undang-Undang


Undang Nomor 17 Tahun 2003 Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi adalah Seluruh kekayaan negara dalam
tentang Keuangan Negara; Keuangan bentuk apapun, yang dipisahkan atau yang tidak
Negara adalah semua hak dan dipisahkan, termasuk didalamnya segala bagian
kewajiban negara yang dapat dinilai kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang
dengan uang serta segala sesuatu, timbul karena: a. berada dalam penguasaan,
baik berupa uang maupun barang pengurusan, dan pertanggungjawaban pejabat Negara,
1 baik
2 di tingkat
3 pusat
4 maupun 5 daerah,
6 b. berada dalam
yang dapat dijadikan milik negara penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban
berhubung dengan pelaksanaan hak Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah,
dan kewajiban tersebut termasuk ke yayasan, badan hukum, dan perusahaan yang
dalam pengertian keuangan negara menyertakan modal negara, atau perusahaan yang
menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan
perjanjian dengan Negara.
1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA ……(1)

Menurut Jimly Asshiddiqie, setelah reformasi terjadi


Menurut Arifin P. Soeria Atmadja yang pergeseran yang mendasar dalam pemberian makna
memberikan pengertian keuangan terhadap perkataan “uang dan keuangan negara” yang
dapat dibedakan dalam 5 (lima) kategori pengertian
negara dalam 2 (dua) arti, yaitu dalam
arti luas keuangan negara meliputi Pengertian pertama dalam arti semua hak dan kewajiban
APBN, APBD, keuangan negara pada yang menyangkut kekayaan milik negara atau dikuasai
oleh negara baik yang berupa uang, barang, atau berupa
perusahaan jawatan (Perjan),
apa saja yang bernilai ekonomis atau dapat dinilai dengan
perusahaan umum (Perum), uang, baik yang bersifat nyata dan konkrit atau masih
perusahaan negara (PN), dan bersifat potensial dan abstrak;
sebagainya. Definisi keuangan negara
dalam arti sempit, hanya meliputi 1 Pengertian
2 3 kedua4 dalam 5arti semua6 kekayaan milik
setiap badan hukum yang berwenang negara yang dapat dinilai dengan uang dan memiliki nilai
mengelola dan buku atau yang termasuk dalam catatan kekayaan
mempertanggungjawabkannya. akuntansi negara;
1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA ……(2)

Pengertian ketiga dalam arti hak dan kewajiban yang menyangkut keuangan atau
dana milik negara yang pengelolaannya dilakukan melalui APBN,APBD, dan/atau
melalui anggaran perusahaan negara dan perusahaan daerah, serta badan-badan
lain, termasuk badan swasta, yang mengelola uang negara;

Pengertian keempat dalam arti anggaran pendapatan dan belanja negara, baik
tingkat pusat (APBN) ataupun tingkat provinsi dan kabupaten/kota (APBD);

1 2 3 4 5 6
Pengertian kelima dalam arti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
tingkat pusat saja;
Ruang Lingkup Keuangan Negara
1) Hak negara untuk memungut pajak;
2) Hak negara untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang;
3) Hak negara untuk melakukan pinjaman;
4) Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layananan umum
pemerintahan negara;
5) Kewajiban negara untuk membayar tagihan pihak ketiga;
6) Penerimaan negara;
7) Pengeluaran negara;
8) Penerimaan daerah;
9) Pengeluaran daerah;
10)Kekayaan negara atau kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
11)Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
12)Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah;
2. Kekuasaan Presiden Dalam Pengelolaan Keuangan Negara

1. Kekuasaan Otorisasi Yaitu a. Otorisasi bersifat umum


kekuasaan untuk mengambil tindakan diwujudkan dalam bentuk kekuasaan
atau keputusan yang dapat membentuk peraturan bersifat umum
mengakibatkan kekayaan negara seperti penetapan UU APBN yang
menjadi bertambah atau berkurang sebelumnya harus mendapat
persetujuan DPR
b. Otorisasi bersifat khusus
diwujudkan dalam menetapkan surat
2. Kekuasaan Ordinasi yaitu kekuasaan keputusan yang khususnya mengikat
untuk menerima, meneliti, menguji orang atau pihak tertentu sebagai
keabsahan dan menertibkan surat
pelaksanaan keputusan otorisasi yang
perintah menagih dan membayar tagihan
yang membebani anggaran penerimaan
bersifat umum
dan pengeluaran negara akibat dari
tindakan otorisator
2. Kekuasaan Presiden Dalam Pengelolaan Keuangan Negara...(LANJUTAN)

3. Kekuasaan Kebendaharawanan yaitu kekuasaan untuk menerima, menyimpan dan/ atau


membayar/ mengeluarkan uang atau barang serta pertanggunjawaban uang dan barang
yang berada dalam pengelolaannya.

Kekuasaan ini didelegasikan kepada:

1. Bendaharawan Umum yang tugas umumnya adalah melakukan penerimaan uang yang
disetorkan ke Kas negara dan berwenang mengeluarkan / membayarkan uang atas
dasar SPM
2. Bendaharawan Penerimaan yaitu bendaharawan yang bertugas menerima uang
pungutan pajak dan penerimaan negara bukan pajak
3. Bendahara Pengeluaran yaitu bendahara yang bertugas mengeluarkan uang
4. Bendarawan barang yaitu bendahara yang menerima, menyimpan dan mengeluarkan
barang atas dasar perintah pejabat berwenang
3. Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Negara
a. Penyusunan Anggaran
b. Pelaksanaan Anggaran
b. Pelaksanaan Anggaran
b. Pelaksanaan Anggaran
c. Pertanggungjawaban Anggaran
APA ITU PPTKN??????
1 2

3
4
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai