Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 5

1. Valentina Siallagan (18809134011)


2. Tiara Syifa Amanti (18809134015)
3. Dita Asri Maylani (18809134040)
Summary Bab 6 Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
A. Macam – macam Skala Pengukuran

Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk


menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
tersebut bil digunakan dalam pengukuran akan menghasilkaan data kuantitatif.

Dalam skala pengukuran yang akan menghasilakan data kuantitatif , nilai variabel
yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk agka, sehingga
akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap
sekelompok akan orang akan diketahui termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap.
Macam – macam skala pengkuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala
interval, dan skala rasio, dari skala pengkuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal,
interval dn ratio.

Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan,
dan Sosial antara laian adalah:

1. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif samapai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

a. Sangat setuju a. Selalu


b. Setuju b. Sering
c. Ragu – ragu c. Kadang-kadang
d. Tidak setuju d. Tidak pernah
e. Sangat tidak setuju

a. Sangat positif a. Sangat baik


b. Positif b. Baik
c. Negatif c. Tidak baik
d. Sangat negative d. Sangat tidak baik
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
1. Sangat setuju 5
2. Setuju 4
3. Ragu-ragu 3
4. Tidak setuju 2
5. Sangat tidak setuju 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk
Jawaban
No. Pertanyaan
SS ST RG TS STS

1. Prosedur kerja
yang baru itu akan 
segera diterapkan
di perusahaan
anda,
checklist ataupun pilihan ganda.
a. Contoh Bentuk Checklist

Keterangan:
SS = Sangat setuju
ST = Setuju
RG = Ragu-ragu
TS = Kurang setuju
STS = Tidak Setuju
b. Contoh bentuk pilihan ganda
Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat
anda, dengan cara memberi tanda silang (x) pada pilihan yang tersedia.
Prosedur kerja yang baru itu akan segera diterapkan di perusahaan anda?
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu/netral
d. Setuju
e. Sangat setuju

1. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini , akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-
tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidakpernah”; “positif-negatif”; dan lain-lain. Penelitian
menggunakan skala Guttman dialkukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas
terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Contoh:
1. Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat pimpinan di perusahaan ini?
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Pernahkah pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja anda?
a. Tidak pernah
b. Pernah
Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat
dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya
untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0.
3. Semantic Defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferential dikembangkan oleh
Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap,hanya bentuknya tidak pilihan ganda
maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat
positifnya” terletak dibagian kanna garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di
bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya
skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunya oleh seseorang.

Contoh:
Beri nilai gaya kepemimpinan Manajer anda

Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat


Tepat janji 5 4 3 2 1 Lupa janji
Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi
Memberi pujian 5 4 3 2 1 Mencela
Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi
Pengetahuan sebelum Mata Kuliah Pengetahuan sesudah
mengikuti pembeljaran mengikuti pembelajaran
0 1 2 3 4 Akuntansi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Pemasaran 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Statistik 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Komunikasi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Sistem Pembuatan Laporan 0 1 2 3 4
Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang positif sampai dengan
negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden kepada yang dinilai.

4. Rating Scale
Rating scale merupakan data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif, berbeda dengan ketiga skala sebelumnya yang
menggunakan data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Dalam skala model rating scale,
responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan,
tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu
ratingscale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk
mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan
dan lain-lain.

Contoh:
Seberapa tinggi pengetahuan anda terhadap mata kuliah berikut sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran. Arti setiap angka sebagai berikut.

0 = bila sama sekali belum tahu


1 = telah mengetahui sampai dengan 25%
2 = telah mengetahui sampai dengan 50%
3 = telah mengetahui sampai dengan 75%
4 = telah mengetahui 100%

Mohon dijawab dengan cara melingkari nomor sebelum dan sesudah latihan

Selain instrumen seperti yang telah dibicarakan di atas, ada instrumen penelitian yang digunakan
untuk mendapatkan data nominal dan ordinal.
1) Instrumen untuk menjaring data nominal
Contoh:
a. Berapakah jumlah pegawai di tempat anda bekerja…..
b. Berapakah orang yang dapat berbahasa Inggris….. orang
c. Berapa orang pemimpin yang anda sukai…..
2) Instrumen untuk menjaring data ordinal
Contoh:
Berilah rangking terhadap lima pegawai di bagian akuntansi sebagai berikut.
Nama Pegawai Ranking nomor

Mark …

Jeno …

Johny …

Hendery …

Lucas …

B. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel
penelitian. Instrumen – instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu
alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan realibilitasnya.
Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya pnas maka instrumennya adalah
calorimeter, variabel berat maka instrumennya adalah timbangan berat, dan sebagainya.
Untuk instrument dalam penelitian sosial memang ada yang sudah tersedia dan telah
teruji validitas dan realibilitasnya seperti alat mengukur IQ. Walaupun instrumen-
instrumen tersebut sudah ada tetapi sulit untuk dicari. Selain itu instrument-instrumen
dalam bidang sosial walaupun telah teruji validitas ananlisis realibilitasnya, tetapi bila
digunakan untuk tempat tertentu tentu tepat dan mungkin tidak valid dan reliabel lagi.
Untuk itu makan peneliti-peneliti dalam bidang sosial, instrument penelitian yang
digunakan sering disusun sendiri termasuk menguji validitas dan reliabiltasnya.
Jumlah instrument penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang
telah ditetapkan untuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang “Pengaruh kepemimpinan
dan iklim kerja lembaga terhadap produktivitas kerja pegawai”. Dalam hal ini ada tiga
instrument yang perlu dibuat yaitu:
1. Instrument untuk mengukur kepemimpinan
2. Instrument untuk mengukur iklim kerja
3. Instrument untuk mengukur produktivitas kerja pegawai
C. Cara Menyusun Instrumen
Instrumen instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya bidang
bisnis yang sudah baku sulit ditemukan. untuk itu maka peneliti harus mampu membuat
instrumen yang akan digunakan untuk penelitian.
Titik tolak dari penyusunan adalah variabel variabel penelitian yang ditetapkan untuk
diteliti. dari variabel variabel tersebut diberikan definisi operasional dan selanjutnya ditentukan
indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir butir
pertanyaan atau pernyataan. untuk memudahkan penyusunan instrumen maka perlu digunakan
"matriks pengembangan instrumen atau kisikisi instrumen".
Untuk bisa menetapkan indikator indikator dari setiap variabel yang diteliti maka
diperlukan Wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti dan teori teori yang
mendukungnya. penggunaan teori untuk menyusun instrumen harus secermat mungkin agar
diperoleh indikator yang falid. caranya dapat dilakukan dengan membaca berbagai referensi
seperti buku dan jurnal membaca hasil hasil penelitian yang sebelumnya sejenis dan konsultasi
pada orang yang dipandang ahli. Selanjutnya Robert M Ranftl 1982 mengemukakan indikator
manajemen yang efektif dilihat dari variabel planning, Organizing, Staffing , directing, control,
Comunication, space and facilities adalah sebagai berikut:
1. Planning
A. Develop realistic, time phased plans for the long medium and short term
B. Analyze risk in provide for contingencies
C. Produce valid and Timely proposals and accurate cost estimate
D. Forecast funding in manpower requirement accurately
2. Organizing and Staffing
A. Establish clear definition of function authority in accountability
B. Select the most qualified personal to fill it needs
C. Assign personnel so as to best utilize their capabilities and potential
D. Assess its strengths and weakness and promptly deficiency correct deficiencies
3. Directing
A. Maintain high performance standard
B. Stress people oriented leadership and the importance of personal example
C. Delegate work effectively, encouraging maximum employee involvement and responsibility
D. Recognize achievement and distribute reward equitably.
E. Encourage employee development and growth
4. Control
A. Monitored operational progress and promptly correct deficiencies
B. Control expenditures as required to assure achievement of profil objective
C. Adhere to schedule
D. Asses its productivity and continually strive it improve it
5. Communication
a. Maintain good intra and inter organizational communications
b. Keep management informed of key operations and problems
c. keep employee informed and solicit their ideas and opinions
d. encourae the exchane of tecnical information
5. Procurement/Subcontracting
a. act promptly on procurement matter
b. establis effective time phased plans for procurement
c. Assume an active role in “make or buy” decision
d. Assist in developing subcontract sources
e. Maintain an effective interface with subcontractors and monitor subconttractor progress.
6. Space and Facilities
a. Accurately predict it space and facilities needs
b. make optimal use of available space and facilities
c. Ensure proper maintanance and calibration of all instrument and equipment
d. Maintain required accountability record of all instruments and equipment
e. Maintain required accountability record of all property
f. Maintain i standards of housekeeping
Loyalitas pelanggan dibagi menjadi enam tahapan menurut hill yang tersusun dalam tidak
Mida yaitu suspect prospect customer klien advocates dan partner. tahapan tahapan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Suspect
Meliputi semua orang yang diyakini akan membeli barang jasa tetapi belum memiliki informasi
tentang barang atau jasa perusahaan
2. Prospect
Adalah orang orang yang memiliki kebutuhan akan jasa tertentu dan mempunyai kemampuan
untuk membelinya
3. Customer
Pada tahap ini pelanggan sudah melakukan hubungan transaksi dengan perusahaan tetapi tidak
mempunyai perasaan positif terhadap perusahaan loyalitas pada tahap ini belum terlihat
4. Clients
Meliputi sebuah pelanggan yang telah memberi barang atau jasa yang dibutuhkan dan
ditawarkan perusahaan secara teratur hubungan ini berlangsung lama dan mereka telah memiliki
sifat retention
5. Advocates
Pada tahap ini clients secara aktif mendukung perusahaan dengan memberikan rekomendasi
kepada orang lain agar mau membeli barang atau jasa di perusahaan tersebut
6. Partners
Pada tahap ini telah terjadi hubungan yang kuat dan saling menguntungkan antara penyedia jasa
dengan pelanggan dan pada tahap ini pula pelanggan berani menolak produk atau jasa dari
perusahaan lain
Osborne dalam bukunya mengemukakan 10 prinsip yang dapat dijadikan sebagai indikator
pemerintah Wira Usaha
1. Pemerintah Katalis : Mengarahkan ketimbang mengayuh
2. Pemerintah milik masyarakat : memberi wewenang ketimbang melayani
3. Pemerintah yang kompetitif : menyuntikkan persaingan ke dalam pemberian pelayanan
4. Pemerintahan yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan oleh
peraturan
5. Pemerintahan yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan
6. Pemerintahan berorientasi pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan bukan birokrasi
7. Pemerintahan Wira Usaha : menghasilkan ketimbang membelanjakan
8. Pemerintahan antisipatif : mencegah daripada mengobati
9. Pemerintahan berorientasi pasar : mendongkrak perubahan melalui pasar
10. Mengumpulkan semua menjadi satu
Bappenas merumuskan indikator Tata pemerintahan yang baik di Indonesia menjadi 14 yaitu
1. Berwawasan ke depan
2. Terbuka
3. Cepat Tanggap
4. bertanggung jawab
5. profesional dan kompeten
6. efisien dan efektif
7. desentralisasi dan
8. mendorong partisipasi masyarakat
9. mendorong kemitraan dengan swasta dan masyarakat
10. menjunjung tinggi Supremasi hukum
11. berkomitmen pada pengurangan kesenjangan
12. berkomitmen pada tuntutan pasar
13. berkomitmen pada lingkungan hidup
14. demokratis
D. Contoh judul penelitian dan instrumen yang dikembangkan
Judul penelitian:
Gaya dan situasi kepemimpinan serta pengaruhnya terhadap iklim kerja organisasi
Judul tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen
masing masing instrumennya adalah:
A. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
B. Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
C. Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
Supaya penyusunan instrumen lebih sistematis sehingga mudah untuk dikontrol, dikoreksi, dan
di konsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun menjadi item item instrumen,
maka perlu di dibuat kisikisi instrumen
1. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya kepemimpinan dari suatu
unit kerja tertentu. Sumber datanya adalah bawahan dari pimpinan yang dinilai. Bentuk
angkatnya adalah pilihan ganda
Instrumen tenang gaya kepemimpinan itu dikembangkan dari teori kepemimpinan situasional
oleh karena itu gaya kepemimpinan yang baik, tergantung pada situasi nya. Pada saat
menjelaskan tugas tugas kelompok maka ia harus ber gaya direktif, pada saat menunjukkan hal
hal yang dapat menarik minat anggotanya maka ia harus bergaya suportif, dan untuk
merumuskan tujuan kelompok maka ia bergaya Partisipatif. Jadi tidak berarti gaya
kepemimpinan yang baik itu yang Partisipatif saja
Dengan instrumen tentang gaya kepemimpinan itu, maka akan dapat digunakan untuk mengukur
kualitas gaya kepemimpinan seorang atau kelompok orang pada lembaga tertentu. Sebaik apa
gaya yang ditampilkan oleh seseorang akan dapat diukur dengan diketahui secara kuantitatif
Menilai pemimpin akan lebih obyektif bila sumber datanya menggunakan berbagai kelompok
yang terlibat dengan pekerjaan pimpinan. Untuk itu maka akan objektif bila sumber datanya
adalah
1. Bawahan t
2. Teman kerja
3. atasan (bila ada)
4. yang bersangkutan (pemimpin menilai dirinya sendiri)
Bila datanya adalah teman kerja pemimpin, maka item pertanyaan dapat dimulai dengan kalimat
apakah teman kerja Anda atau bapak atau ibu atau saudara. Dalam pengantar instrumen perlu
disebutkan nama teman kerja itu siapa. Demikian juga bila sumber datanya atas ataupun yang
bersangkutan maka itu pertanyaan perlu menggunakan kata ganti
2.. instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel situasi kepemimpinan dari suatu
lembaga. Sumber datanya adalah para pegawai. Minyak adalah cek list. Untuk itu dapat
digunakan sebagai pedoman observasi, wawancara maupun sebagai angket.
3. Untuk mengungkapkan iklim kerja organisasi. Bentuk instrumen ratingscale. Dapat digunakan
untuk pedoman observasi, wawancara, dan sebagai angket . sumber data pada pegawai.
Arti angka angka:
Empat berarti sangat setuju sama dengan baik sekali
tiga berarti setuju sama dengan cukup baik
dua berarti tidak setuju sama dengan tidak baik
satu berarti Sangat tidak setuju sama dengan sangat tidak baik
Dari tiga bentuk instrumen tersebut maka pembaca dapat membedakan mana yang lebih
komunikatif tiga instrumen tersebut dapat dibuat di dalam bentuk sama misalnya pilihan ganda
semua , ratingscale semua atau cek list semua
Bentuk bentuk instrumen mana yang akan dipilih tergantung beberapa faktor, diantaranya adalah
teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Bila akan menggunakan angket maka bentuk
pilihan ganda lebih komunikatif tapi tidak hemat kertas dan instrumen menjadi tebal sehingga
responden malas untuk menjawabnya. Bentuk cek list dan ratingscale dapat digunakan sebagai
pedoman observasi maupun wawancara. Kapan ketiga metode pengumpulan data ini digunakan?
1. Angkat: digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik, dan dapat
mengungkapkan hal hal yang bersifat rahasia
2.Observasi: digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala
alam, responden kecil
3. Wawancara: digunakan bila ingin mengetahui hal hal dari responden secara lebih mendalam
serta jumlah responden sedikit
4. Gabungan ketiganya: digunakan bila ingin mendapatkan data Yang lengkap, akurat dan
konsisten

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Hasil penelitian yang reliabel bila
terjadi kesamaan data dalam waktu yang berbeda. instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka
diharapkan penelitian akan menjadi valid dan reliabel jadi instrumen yang valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk
pengujian validitas instrumen Oleh karena itu walaupun instrumen yang valid umumnya pasti
reliabel tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan. Pada dasarnya terdapat dua
macam instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur prestasi belajar dan
instrumen yang non tes untuk mengukur sikap. Instrumen yang berupa tes jawabannya adalah
salah atau benar Sedangkan instrumen sikap jawabannya tidak ada yang salah atau benar tetapi
bersifat positif atau negatif. Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan
eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional bila kriteria yang ada
dalam instrumen secara rasional atau teoritis telah mencerminkan apa yang diukur. jadi
kriterianya ada di dalam instrumen itu. Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila
kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada. Penelitian
yang mempunyai validitas internal bila data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan
dan instrumen yang digunakan. Instrumen tentang kepemimpinan akan menghasilkan data
kepemimpinan bukan motivasi titik penelitian yang mempunyai validitas eksternal bila hasil
penelitian dapat diterapkan pada sampel yang lain atau hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan.
Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi Construct validity atau
validitas konstruk dan content validity atau validitas isi. Sedangkan untuk instrumen yang non
tes yang digunakan untuk mengukur sikap harus memenuhi validitas konstruk. Instrumen yang
mempunyai validitas konstruk jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala
sesuai dengan yang didefinisikan. Instrumen yang harus mempunyai validitas isi adalah
instrumen yang berbentuk tes yang sering dilakukan untuk mengukur prestasi belajar dan
mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan titik untuk menyusun instrumen prestasi
belajar yang mempunyai validitas isi maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran
yang telah diajarkan sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
program maka instrumen disusun berdasarkan program yang telah direncanakan titik sedangkan
instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan atau efektivitas maka
instrumen harus disusun berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan.
F. Pengujuan Validitas dan Realiabilitas Instrumen
Cara pengujian validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan untuk penelitian.
1. pengujian validitas instrumen
a. Pengujian validitas konstruk atau Construct validity
Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari ahli atau judgement
expert . Dalam hal ini setelah instrumen dekonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur
dengan berlandaskan teori tertentu maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli titik para ahli
diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun mungkin para ahli akan memberi
keputusan: 2.in strumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak
total. Jumlah ahli yang digunakan minimal 3 orang dan umumnya mereka telah bergelar Doktor
sesuai dengan lingkup yang diteliti. Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan Berdasarkan
pengalaman empiris di lapangan selesai maka Diteruskan dengan uji coba instrumen. Jumlah
anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian
validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antara skor
item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Pengujian
validitas dengan uji beda ini didasarkan asumsi bahwa kelompok responden yang digunakan
sebagai uji coba berdistribusi normal. Dengan demikian kelompok skor tinggi dan rendah harus
berbeda secara signifikan sesuai dengan bentuk kurva normal.
b. Pengujian validitas isi
Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Untuk
instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka pengujian validitas isi
dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang
telah ditetapkan titik secara teknis pengujian validitas kontrak dan validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen titik dengan kisi-
kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Pada
setiap instrumen baik tes maupun non tes terdapat butir-butir pertanyaan atau pernyataan titik
untuk menguji validitas butir butir instrumen lebih lanjut maka setelah dikonsultasikan dengan
ahli selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item atau uji beda.
c. Pengujian validitas eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan untuk mencari kesamaan
antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang tinggi akan mengakibatkan hasil
penelitian mempunyai validitas eksternal yang tinggi pula. Penelitian mempunyai validitas
eksternal bila hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain dalam
populasi yang diteliti. Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian selain meningkatkan
validitas eksternal instrumen maka dapat dilakukan dengan memperbesar jumlah sampel.
2. Pengujian reliabilitas instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara
eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test retest atau stability, ekuivalen dan gabungan
keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi
butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.
a. Test-retest
Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test retest dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama
respondennya sama dan waktunya yang berbeda titik reliabilitas diukur dari koefisien korelasi
antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan
maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda tetapi
maksudnya sama titik pengujian reliabilitas instrumen dengan cara ini cukup dilakukan sekali
tetapi instrumennya pada responden yang sama waktu yang sama instrumen berbeda titik
reliabilitas instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu
dengan data instrumen yang dijadikan ekuivalen titik Bila korelasi positif dan signifikan maka
instrumen dapat dinyatakan reliable.
c. Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang
ekuivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama. Reliabilitas instrumen ini dilakukan
dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan
selanjutnya dikorelasikan secara silang titik jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang
berbeda akan dapat dianalisis 6 koefisien reliabilitas. Bila ke-6 koefisien korelasi itu semuanya
positif dan signifikan Maka dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut reliable.
d. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan Internal consistency dilakukan dengan cara mencoba Kan
instrumen sekali saja Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu titik hasil
analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas
instrument dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half), KR. 20,
KR 21 dan Anova hoyt.
1) Rumus Spearman Brown
2r b
r i=
1+r b
Dimana :
r i = reliabilitas internal seluruh instrument
r b = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.
2) Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)
k s 2t −∑ pi qi
r i=
( k−1){ s2t }
Dimana :
k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
q i= 1- pi
s2t = varians total
3) Rumus KR 21
k
1− M (k −M
r i=
( k−1){ 2
K st
)
}
Dimana :
k = jumlah item dalam instrumen
M = mean skor total
s2t = varians total

4) Analisis Varians Hoyt (Anova hoyt)


MK c
r i=1−
MK s
Dimana :
r i = reliabilitas internal seluruh instrument
MK c= mean kuadrat kesalahan
MK s= mean kuadrat antara subyek.

Anda mungkin juga menyukai