Anda di halaman 1dari 29

Skala Pengukuran

dan Desain Pengukuran

Pertemuan 11

1
Skala Pengukuran

 Skala Nominal
 Skala Ordinal
 Skala interval
 Skala Rasio
Skala Nominal

 Skala pengukuran yang menyatakan kategori


(penamaan; nomos=nama), kelompok atau
klasifikasi dari konstruk yang diukur dalam
bentuk variabel
 Contoh: jenis kelamin merupakan variabel
yang terdiri dari dua ketegori: Pria dan
wanita.
 Skala pengukuran jenis kelamin dapat
dinyatakan dengan angka: 1 Pria, 2. Wanita
 Skala nominal bersifat saling meniadakan
(mutually exclusive): Contoh responden hanya
memiliki kategori pria saja atau wanita saja.
 Skala nominal bersifat collectively exhaustive
yaitu tidak ada kategori yang lain kecuali
dinyatakan dalam skala nominal. Contoh variabel
yang memiliki mutually exclusive dan colectively
exhaustive adalah status perkawinan dan agama
yang dianut responden.
Contoh Skala Nominal

1 Jenis Kelamin Pria Wanita

2 Status Perkawinan Menikah Tidak Menikah

3 Agama Islam Katolik


Kristen Budha
Hindu

4 Departemen Pemasaran Produksi


Akuntansi
Skala Ordinal

 Skala yang selain mengandung unsur


kategori/penamaan juga menunjukkan
peringkat/urutan (order=urut)
 Skala ini tidak menunjukan jarak dan interval
Contoh:

1. Sebutkan peringkat wilayah pemasaran di


wilayah Jateng bagian utara yang potensial
untuk mengembangkan usaha:
….. Kodya Semarang
…...Kab. Demak
…...Kab. Kendal
…...Kab. Semarang
 Penunjuk waktu adalah contoh skala interval.
Jumlah hari antara 1 sampai dengan 4
adalah sama dengan jumlah hari antara
tanggal 21 sampai dengan 24
Skala Interval
 Skala yang menyatakan kategori, peringkat
dan jarak yang diukur.
 Skala ini menggunakan konsep jarak yang
sama (equality interval) karena skala ini tidak
menggunakan angka nol sebagai titik awal
perhitungan.
Contoh Skala Interval

1. Pekerjaan yang saya lakukan mendorong saya 1 2 3 4 5


untuk kreatif
2. Pekerjaan saya merupakan pekerjaan yang 1 2 3 4 5
membosankan
3. Secara keseluruhan saya merasa puas dengan 1 2 3 4 5
pekerjaan saya

1 = Sangat Tidak setuju


2.= Tidak setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Skala Rasio

 Skala yang menunjukkan kategori,peringkat,


jarak dan perbandingan variabel yang diukur.
 Skala rasio menggunakan nilai absolut.
Contoh Skala Rasio
Berapa total penjualan bersih bapak/ibu
dalam setahun?
… Antara Rp 500 juta s/d 1 Milyar
….Lebih dari Rp 1 Milyar s/d 100 milyar
….Lebih dari Rp 100 milyar s/d Rp 500 milyar.
…Lebih dari Rp 500 Milyar
Contoh lain:
berat badan, jumlah pendapatan.
Ringkasan Tentang Skala

Skala Tipe Pengukuran

Kategori Peringkat Jarak Perbandingan

Nominal Ya Tidak Tidak Tidak

Ordinal Ya Ya Tidak Tidak

Interval Ya Ya Ya Tidak

Rasio Ya Ya Ya Ya
Desain Penelitian
Skala Guttman (Analisis skalogram)

• Pilihan jawaban disusun dari lemah ke kuat


• Jika responden setuju pada jawaban lebih kuat, maka
seharusnya responden itu juga setuju pada jawaban yang lebih
lemah
• Contoh :
lemah
A. Pegawai administrasi di kantor umum boleh
mogok
B. Guru sekolah umum boleh mogok
C. Juru rawat di rumah sakit umum boleh
mogok
D. Petugas pemadam kebakaran kota boleh mogok
kuat
Jika responden setuju B, seharusnya juga setuju A; jika setuju C,
seharusnya juga setuju B; dan jika setuju D, seharusnya juga
setuju C

• Jawabannya menjadi

A + + + +
B – + + + + = setuju
C – – + + – = tidak setuju
D – – – +

• Ada kalanya terjadi perbedaan dengan yang diharapkan, yang


diukur melalui koefisien reprodusibilitas
jumlah keliru
C  1
jumlah seluruh jawaban
Skala Likert
a. Pilihan Jawaban

 Skala ini diciptakan oleh R. Likert untuk pengukuran sikap terhadap


sesuatu
 Ada lima pilihan jawaban
Sangat setuju
Setuju
Ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
 Jawaban ini kemudian dinyatakan ke dalam bilangan dari 1 sampai
5 (skor)
 Pemberian bilangan ini bergantung kepada bentuk pernyataan yang
dijawab oleh responden
b. Bentuk pernyataan

Ada dua macam bentuk pernyataan

 Pernyataan yang diharapkan untuk disetujui oleh responden,


disebut bentuk positif, seperti

Pendidikan adalah penting bagi bangsa dan negara

 Pernyataan yang diharapkan untuk tidak disetujui oleh responden,


disebut bentuk negatif, seperti

Bersekolah hanya membuang-buang waktu saja

 Biasanya kuesioner berisikan pernyataan positif dan negatif, agar


responden berpikir dulu sebelum memberi jawaban
c. Skor pada skala Likert
Pada bentuk positif, sangat setuju memperoleh skor tinggi dan sangat
tidak setuju memperoleh sekolah rendah

Pada bentuk negatif, sangat setuju memperoleh skor terendah dan


sangat tidak setuju memperoleh skor tinggi

Pernyataan
Pilihan jawaban positif negatif
sangat setuju 5 1
setuju 4 2
ragu 3 3
tidak setuju 2 4
sangat tidak setuju 1 5
d. Level skala pada skala Likert
• Pada umumnya, setiap butir pada alat ukur skala Likert dianggap
memiliki level ordinal

• Namun jumlah skor pada satu responden, sering dianggap berlevel


interval
• Contoh :
Res- Butir
ponden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A

1 5 2 3 5 1 3 2 4 5 30
2 4 2 4 5 1 2 4 4 5 31
3 4 3 3 4 2 3 1 5 4 29

Dianggap sebagai skala


ordinal Sering dianggap sebagai skala
interval
Contoh pengolahan data dengan
skala Likert
 Pernyataan :
“Perawat telah berperilaku sopan dalam melayani
pasien”
Dalam hubungan teknik pengumpulan data angket,
instrumen tsb disebarkan kpd 70 responden,
kemudian direkapitulasi.
Dari data 70 responden, misalnya : Menjawab (5)=2
orang, (4)=8 orang, (3)=15 orang, (2)=25 orang dan
(1)= 20 orang.

20
 Cara menghitung skor :
Jumlah skor utk 2 org menjawab (5) : 2x5 = 10
Jumlah skor utk 8 org menjawab (4) : 8x4 = 32

Jumlah skor utk 15 org menjawab (3) : 15x3 = 45


Jumlah skor utk 25 org menjawab (2) : 25x2 = 50
Jumlah skor utk 20 org menjawab (1) : 20x1 = 20
Jumlah = 157
Jumlah skor ideal tertinggi = 5x70 = 350 (SS)
Jumlah skor ideal terendah = 1x70 = 70 (STS)
Berdasarkan data soal tsb diatas, maka perilaku sopan
perawat dalam melayani pasien berada pd daerah
tidak setuju. Secara kontinum dapat dilihat :
21
0 70 140157210280 350
sts ts n s ss

Jadi berdasarkan data tsb yang diperoleh dari 70


responden, maka perilaku sopan perawat terhadap
pasien sebesar 157/350 x 100% = 44,86% tergolong
lemah.
Prosentase kelompok responden :

0 20% 40%44,86% 60% 80% 100%


sangat lemah cukup kuat sangat
lemah kuat

22
Skala Semantik Deferensial

 Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk


pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dari sebuah garis
kontinuem dimana nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri
sedangkan nilai yang sangat positif terletak disebelah kanan.
 Contoh:
Bagimana tanggapan saudara terhadap
pelayanan dirumah sakit ini ?

1.Sangat buruk 5.Sangat baik


Skala Rating

 Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data


kuantitatif kemudian peneliti baru mentranformasikan
data kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif.
 Contoh:
Kenyamanan ruang loby RS ABC:
5 43 2 1

Kebersihan ruang parkir RS ABC:


5 43 2 1
PROSES PENGUKURAN VARIABEL

1. Buat Definisi Operasional Variabel (DOV)


2. Identifikasi Dimensi (partikular) dari variabel sesuai DOV
(optional)
3. Identifikasi Indikator (partikular) dari setiap dimensi atau
variabel
4. Identifikasi Item dari masing-masing indikator
5. Sistem respon yang ingin diukur : affective domain (perasaan /
sikap terhadap sesuatu), conative domain (tendensi untuk
bertingkah laku) atau cognitive domain (tahu atau tidak tahu).
6. Pilih model skala pengukuran yang akan digunakan :skala
semantik diferensial, Likert atau skala kontinyu

25
PROSES PENGUKURAN VARIABEL

7. Susun item (pertanyaan) boleh negatif (unfavorable) atau


positif (favorable), tidak direkomendasikan ada item
netral
8. Tetapkan banyaknya respon pada setiap item : 3, 5, 7, 9
atau 11, yang banyak digunakan adalah 5
9. Tetapkan skor (bukan skala) pada setiap respon :
1 = sangat tidak setuju, 2 = setuju, 3 = biasa, 4 = setuju ,
5 = sangat setuju
10. Asumsi : harus ada continum
11. Banyaknya respon jawaban setiap item lebih baik sama
12. Skor yang telah diperoleh diubah menjadi skala (MSI dari
Thurston atau Likert Scale)
26 13. Uji coba instrumen: uji validitas dan reliabilitas
CONTOH : Pengukuran Variabel
Kompetensi Mengajar Dosen
 Definisi Operasional Variabel:
Kompetensi mengajar dosen adalah tingkah laku yang
ditampilkan oleh dosen dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga materi pembelajaran dapat ditangkap oleh mahasiswa,
menurut pengamatan dan persepsi mahasiswa. Tingkah laku yang
ditampilkan oleh dosen meliputi kemampuan membuka dan menutup
kuliah, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya,
keterampilan memberi penguatan, keterampilan membuat variasi,
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan
mengelola kelas, serta keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
(Usman: 2000:74). Namun demikian, di dalam penelitian indikator
yang digunakan hanya diambil: keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuat variasi, dan keterampilan mengelola
kelas.
 Skala Pengukuran: Skala Likert dengan 5 skor

27
CONTOH : Kuesioner (instrumen penelitian)

Pertanyaan Jawaban
Apakah saudara setuju, dosen AA sangat trampil di ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
dalam memberikan penjelasan tentang materi yang SS S B TS STS
dikuliahkan?
Apakah saudara setuju, dosen AA sangat trampil di ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
dalam membuat variasi perkuliahan? SS S B TS STS
Apakah saudara setuju, dosen AA sangat baik di dalam ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
melakukan pengelolaan kelas? SS S B TS STS

28
Wassalam,

THANK YOU

29

Anda mungkin juga menyukai