Anda di halaman 1dari 16

TUGAS RANGKUMAN

STATISTIK

NAMA : SARTI WANDA SOAMOLE

NPM : 07381811013

KELAS : TP IIA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2019
 Data

1. Pengertian Data

Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang
suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau dianggap. Jadi, data dapat diartikan sebagai
sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Sesuatu yang diketahui biasanya
didapat dari hasil pengamatan atau percobaan dan hal yang berkaitan dengan waktu dan tempat.
Anggapan atau asumsi merupakan suatu perkiraan atau dugaan yang sifatnya masih sementara,
sehingga belum tentu benar. Oleh karena itu, anggapan atau asumsi perlu diuji kebenarannya
(Hasan, 2001).

2. Jenis Data

Jenis-jenis data terbagi menjadi 2, yaitu :


A. Menurut Sumber
Menurut sumbernya data terbagi menjadi dua bagian. Bagian-bagian tersebut yaitu:
a. Data Internal
Data internal adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset
dilakukan. Sebagai contoh adalah data keadaan produksi pabrik.

b. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan di luar organisasi. Data
eksternal itu sendiri terbagi atas dua bagian, yaitu :
1) Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan
atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara atau
kuesioner.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang
telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Sebagai contoh adalah data nilai siswa di sebuah
sekolah.

B. Menurut Sifat
Data terbagi atas dua golongan berdasarkan sifatnya. Data-data tersebut yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja. Termasuk dalam
klasifikasi data tipe ini adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Sebagai
contoh adalah data kepuasan pelanggan (tinggi, sedang, rendah).
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Termasuk dalam klasifikasi data tipe
ini adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif
adalah data tinggi badan siswa, misalnya 130 cm, 135 cm, 140 cm, dan sebagainya.

 Jenis Skala Pengukuran

Di dalam ilmu statistik, skala pengukuran dibagi menjadi 4, yaitu sebagai berikut:

1. Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala pengukuran paling sederhana atau tingkatannya paling rendah
di dalam suatu penelitian.Skala ini hanya digunakan untuk memberikan kategori saja. Misalnya
digunakan untuk memberi label, simbol, lambang, atau nama pada sebuah kategori sehingga
akan mempermudah pengelompokan data menurut kategorinya. Pada skala nominal ini, peneliti
akan mengelompokkan objek, baik individu atau pun kelompok kedalam kategori tertentu dan
disimbolkan dengan label atau kode tertentu.Kemudian, angka yang diberikan kepada objek
hanya memiliki arti sebagai label atau pembeda saja dan bukan untuk menunjukkan adanya
tingkatan. Agar lebih paham, berikut ini ciri-ciri dari skala nominal:

 Kategori data bersifat mutually exclusive (setiap objek hanya memiliki satu kategori
saja).
 Kategori data tidak memiliki aturan yang logis (bisa sembarang).

Contoh Skala Nominal :

a. Tempat kota lahir. Ada yang lahir di Bandung, Jakarta, Surabaya, Bogor, dan lain lain. Hal
ini hanya untuk pembeda saja, tidak menunjukkan tingkatan tertentu. Dengan kata lain,
orang yang lahir di Bandung bukan berarti lebih baik dari Bogor atau yang lainnya.

2. Skala Ordinal

Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan peringkat antar tingkatan.
Jarak atau interval antar tingkatan juga tidak harus sama.Skala ordinal ini memiliki tingkatan
yang lebih tinggi daripada skala nominal, karena skala ini tidak hanya menunjukkan kategori
saja tetapi juga menunjukkan peringkat.Di dalam skala ordinal, objek atau kategorinya disusun
berdasarkan urutan tingkatannya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya,

Ciri-ciri dari skala ordinal antara lain:


 kategori data saling memisah.
 kategori data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya.
 kategori data dapat disusun sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki.

Contoh Skala Ordinal :

a. Variabel nilai huruf mutu pada perkuliahan, yaitu nilai A, B, C, D, dan E. Pada nilai ini
menunjukkan tingkatan bahwa nilai A lebih besar dari B, dan seterusnya.

3. Skala Interval

Skala Interval merupakan skala pengukuran yang bisas digunakan untuk menyatakan peringkat
untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tidak
memiliki nilai 0 (nol) mutlak. Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas skala ordinal dan
nominal. Besar interval atau jarak satu data dengan data yang lainnya memiliki bobot nilai yang
sama. Besar interval ini bisa saja di tambah atau dikurang.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari skala interval:

 Kategori data memiliki sifat saling memisah.


 Kategori data memiliki aturan yang logis.
 Kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karaaktristik khusus yang
dimilikinya.
 Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan yang sama dalam jumlah
yang dikenakan pada kategori.
 Angka nol hanya menggambarkan satu titik dalam skala (tidak memiliki nilai nol
absolut).

Contoh Skala Interval:

a. Suatu ruangan memiliki suhu 0 ℃, ini bukan berarti bahwa ruangan tersebut tidak ada
suhunya. Angka 0℃disini merupakan suhu, hal ini dikarena pada skala interval 0 (nol)
bukanlah nilai yang mutlak.

4. Skala Rasio

Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa
dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan. Skala rasio merupakan
tingkatan skala paling tinggi dan paling lengkap dibanding skala-skala lainnya. Jarak atau
interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai nol mutlak
berarti benar-benar menyatakan tidak ada.
Contoh Skala Rasio :

a. Tinggi badan Agung adalah 190 cm sedangkan tinggi badan Vatinson adalah 95 cm. Pada
situasi ini dapat dikatakan bahwa jarak tinggi badan Vatinson dengan Agung adalah 95 cm.
Bisa juga dikatakan bahwa tinggi badan Agung 2 kali tinggi badan Vatinson.

 Tipe Skala Pengukuran

1. Skala Pengukuran Sikap

Ada empat jenis skala pengukuran sikap menurut Daniel J Mueller (1992), yaitu:

a. Skala Likert
Skala Likert di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan resepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena social ini telah
di tetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya di sebut sebagai variable
penelitian.
Contoh :.

Preferensi Preferensi Preferensi


1.Sangat Setuju 1.Setuju 1. Sangat Positif
2.Setuju 2.Sering 2. Positif
3.Ragu-ragu 3.Kadang-kadang 3. Netral
4.Tidak Setuju 4.Hampir tdk pernah 4. Negatif
5.Sangat Tdk Setuju 5.Tidak Pernah 5. Sangat Negatif

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut diberi nilai skor,
Misalnya : sangat setuju/setuju/sangat positif diberi skor 5, selanjutnya
setuju/sering/positif diberi skor 4 dan seterusnya.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable
(positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif). Jawaban setiap item instrumen yang
mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,
yang berupa kata-kata antara lain:

a. Sangat Setuju, b. Setuju, c. Ragu-ragu, d. Tidak Setuju, e. Sangat Tidak Setuju.


a. Sangat Baik, b. Baik, c. Ragu-ragu, d. Tidak Baik, e. Sangat Tidak Baik.
Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai berikut:
Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik
(2), sangat tidak setuju/baik (1)
Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/
baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).

b. Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan skala sikap yang pertama dikembangkan dalam pengukuran
sikap. Skala ini mempunyai tiga teknik penskalaan sikap, yaitu :
· metode perbandingan pasangan
· metode interval pemunculan sama, dan
· metode interval berurutan.
Ketiga metode ini menggunakan bahan pertimbangan jalur dugaan yang menganggap
kepositifan relatif pernyataan sikap terhadap suatu obyek.

c. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu ya
atau tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positif atau negative dan lain - lain. Data
yang di peroleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau
pada skala likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak
setuju”, maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju atau tidak
setuju”. Penelitian menggunakan sakal Guttman di lakukan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan.
Contoh :
1. Apakah anda setuju dengan kebijakan perusahaan menaikkan harga jual?
a. Setuju b. Tidak Setuju

d. Semantic Deferensial
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial di kembangkan oleh Osgood.
Skala ini juga di gunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda
maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat
positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di
bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang di peroleh adalah daya interval, dan biasanya
skala ini di gunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang di punyai oleh
seseorang.
e. Skala rating
Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif kemudian peneliti baru
mentranformasikan data kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif.
Contoh:

Kenyaman ruang tunggu RSU Chasan Bosoeri :

5 4 3 2 1

Kebersihan ruang parkir RSU Chasan Bosoeri :

5 4 3 2 1

 Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok
fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Contoh data
sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan
publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain
sebagainya.

Sumber data penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa didapatkan. Jika peneliti
memakai kuisioner atau wawancara didalam pengumpulan datanya, maka sumber data itu dari
responden, yakni orang yang menjawab pertanyaan peneliti, yaitu tertulis ataupun lisan. Sumber
data berbentuk responden ini digunakan didalam penelitian.

A. Berdasarkan Tipe Penelitian

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta dan
fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam numerik.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini
dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati.
B. Berdasarkan Sumber

a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini
adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau
pada periode waktu tertentu.

a. Data Sekunder

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data
ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau
organisasi seperti BPS dan lain-lain.

C. Berdasarkan Cara Memperoleh

a. Data Observasional
Data observasi adalah data yang ditangkap in situ. Data ini sekali jadi atau tidak bisa diulang,
diciptakan atau diganti.

b. Data Wawancara
Data wawancara adalah data yang diperoleh melalui tanya-jawab antara peneliti dan informan.
Data ini bisa divalidasi menggunakan triangulasi.

c. Data Eksperimental
Data eksperimental adalah data yang dikumpulkan dalam kondisi terkendali, in situ atau
berbasis laboratorium dan harus bisa direproduksi.

d. Data Simulasi
Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan metadata di mana input lebih
penting daripada output. Contoh: model iklim, model ekonomi, model kosmologi dan lain-lain.

e. Data Referensi atau Kanonik


Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi organik (peer-reviewed) Contoh:
menggunakan data urutan gen yang sudah tersedia, struktur kimia, data sensus dan lain-lain.
f. Data Derivasi atau Kompilasi
Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi. Contoh: kompilasi database yang sudah
ada untuk membangun struktur 3D.

 Metode dan Instrument Pengumpulan Data

1. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk
dijawabnya.Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit
dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono,
2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.

Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

a. Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus
ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.

b. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin
menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak
mengerti bahasa Inggris, dsb.

c. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban
yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

d. Pertanyaan tidak mendua

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa

f. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban
yang baik saja atau yang jelek saja.

g. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga
akan membuat jenuh responden dalam mengisi.

h. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke
hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit
2. Daftar Chek (Check List )

Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan
jenis gejala yang diamati.

 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/ kecil.

Sutrisno Hadi, mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
dengan tatap muka maupun lewat telepon.

A. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena
itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan
wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data
mencatatnya.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar.
Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah:

1) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan pendidikan di kabupaten ini?

a) Sangat bagus
b) Bagus

c) Tidak bagus

d) Sangat tidak bagus

2) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan bidang kesehatan di kabupaten ini?

a) Sangat bagus

b) Bagus

c) Tidak bagus

d) Sangat tidak bagus

B. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat
Bapak/Ibuk terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini?dan bagaimana
dampaknya terhadap pedagang dan petani”. Wawancara tidak terstruktur sering digunakan
dalam penelitian pendahuluan malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang
responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang
berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan
secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.

Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.
Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat
mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada satu tujuan. Dalam
melakukan wawancara maka pewawancara harus memperhatikan tentang situasi dan kondisi
sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara.

 Pengamatan (Observasi)

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi dan
Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur –
unsur yang tampak dalam suatu gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi
dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat
dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek,
perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal – hal yang
dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting
yang dipelajari, aktivitas – aktivitas yang berlangsung, orang – orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang
diamati tersebut.

A. Macam – macam Observasi

a. Observasi Partisipatif

Adalah peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan
berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990).

Partisipatif dibedakan menjadi 4 yaitu :

1) Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
2) Partisipasi Moderat : meneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan
saja, tidak semua kegiatan.
3) Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum
sepenuhnya lengkap.
4) Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber.

b. Observasi Terus Terang atau Tersamar

Adalah peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui informasi yang
dirahasiakan narasumber.

c. Observasi tak Berstruktur

Adalah dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas, Apabila
masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman
observasi.

B. Tahapan Observasi

Menurut Spradley dalam Sugiyono (2006) tahapan observasi ada tiga yaitu :

a. Observasi Deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai obyek
penelitian. Penelitian menghasilkan kesimpulan pertama. Peneliti melakukan analisis domain,
sehingga mampu mendeskripsikan terhadap semua yang ditemui.

b. Observasi Terfokus

Peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus, peneliti selanjutnya
menghasilkan kesimpulan – kesimpulan.

c. Observasi Terseleksi

Peneliti telah menemukan karakteristik kontras – kontras atau perbedaan dan kesamaan antar
kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain.

 Test (Tes)

Teknik tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan serentetan soal
atau tugas serta alat lainnya kepada subjek yang diperlukan datanya.

Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dapat disebut sebagai pengukuran
(measurement). Teknik semacam ini banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif.

A. Jenis-jenis instrumen untuk teknik tes

Ditinjau berdasarkan sasaran atau objek yang diukur, instrument untuk teknik tes dapat
dibedakan menjadi sebagai berikut:

1) Tes hasil belajar (achievement test)

2) Tes kepribadian (personality test)

3) Tes bakat (aptitude test)

4) Tes inteligensi (intelligence test)

5) Tes sikap (attitude test)

6) Tes minat (interest test)

 Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang
subjek.
A. Dokumen

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian
besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan,
artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.
Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi,
buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server
dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.

Meleong (dalam Herdiansyah, 2010: 143) mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat
dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, yaitu:

B. Dokumen harian

Dokumentasi pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan,
pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuan dari dokumentasi ini adalah untuk memperoleh sudut
pandang orisinal dari kejadian situai nyata. Terdapat tiga dokumentasi pribadi yang umum
digunakan, yaitu:

a. Catatan harian (diary)

Diary berisi beragam aktivitas dan kegiatan termasuk juga unsur perasaan.

b. Surat Pribadi

Surat pribadi (tertulis pada kertas), e-mail, dan obrolan dapat dijadikan sebagai materi dalam
analisis dokumen dengan syarat, peneliti mendapat izin dari orang yang bersangkutan.

c. Autobiografi

Autobiografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas gabungan tiga kata, yaitu auto
(sendiri), bios (hidup), dan grapein (menulis). Didefinisikan autobiografi adalah tulisan atau
pernyataan mengalami pengalaman hidup.

C. Dokumen Resmi

Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambar mengenai aktivitas, keterlibatan


individu pada suatu komnitas tertentu dalam setting social.

Menurut Meleong (Herdiansyah, 2010: 145-146) dokumen resmi dapat dibagi kedalam dua
bagian yaitu :
a. Dokumen internal, yaitu dapat berupa catatan, seperti memo, pengumuman, instruksi,
aturan suatu lembaga, system yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan pimpinan,
dan lain sebagainya.
b. Dokumentasi eksternal yaitu dapat berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh
suatu lembaga social, seperti majalah, koran, bulletin, surat pernyataan, dan lain
sebagainya.

Referensi :

http://dksteknik.blogspot.com/2016/09/pengertian-data-dalam-statistik.html diakses pada 11 April


2019

https://ekspektasia.com/skala-pengukuran/diakses pada 11 April 2019

http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-skala-pengukuran.html diakses pada 11 April


2019

https://azharnasri.blogspot.com/2015/04/sumber-data-jenis-data-dan-teknik.html diakses pada 11


April 2019

https://dinulislamjamilah.wordpress.com/2010/04/12/metode-pengumpulan-data/ diakses pada 11


April 2019

https://www.statistikian.com/2012/10/instrumen-penelitian.html diakses pada 11 April 2019

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/teknik-pengumpulan-data-2/ diakses pada 11


April 2019

https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/penelitian-kualitatif-metode-
pengumpulan-data/ diakses pada 11 April 2019

Anda mungkin juga menyukai