Jenis-Jenis Pengukuran
1. Skala Nominal
2. Skala Ordinal
3. Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala pemberian angka pada klasifikasi atau
kategori dari objek yang mempunyai sifat ukuran ordinal, ditambah satu sifat lain
yaitu jarak atau interval yang sama dan merupakan ciri dari objek yang diukur.
Sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
Skala interval bisa dikatakan tingkatan skala ini berada diatas skala ordinal
dan nominal. Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga
tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu.
Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu
memebrikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Skala rasio
merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa
dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu, dan bisa dibandingkan (paling
lengkap, mencakup semuanya dibanding skala-skala dibawahanya).
1 . Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena pendidikan. ada dua bentuk pertanyaan
yang menggunakan skala likert yaitu
1. bentuk pernyataan positif untuk mengukur sikap positif
2. bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur sikap negatif
Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
antara lain: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP),
Sangat Tidak Penting (STP). Untuk penilaian ekspektasi pelanggan, maka
jawaban itu dapat diberi skor, misalnya: Sangat Penting (SP) = 5, Penting (P)= 4,
Ragu-ragu (R) : 3, Tidak Penting (TP) : 2 , Sangat Tidak Penting (STP) : 1.
sedangkan untuk penilaian persepsi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi
skor, misalnya: Sangat Baik (SB) : 5, Baik (B) : 4, Ragu-ragu (R): 3, Tidak Baik
(TB) : 2 Sangat Tidak Baik (STB) : 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk
checklist ataupun pilihan ganda. Keuntungan skala Likert adalah :
a. Mudah dibuat dan diterapkan
b. Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih
sesuai dengan konteks permasalahan
c. Jawaban suatu item dapat berupa alternative, sehingga informasi mengenai item
tersebut diperjelas.
d. Reliabilitas pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas
2) Skala Guttman
skala Guttman adalah skala yang menginginkan tipe jawaban tegas seperti
jawaban benar – salah , ya- tidak, pernah - tidk pernah, positif- negatif, tinggi –
rendah, baik- buruk dan seterusnya.
Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua
alternatif). Jadi, kalau pada Skala Likert terdapat 1,2,3,4,5 interval, dari kata
‘sangat setuju’ sampai ‘sangat tidak setuju’, maka pada Skala Guttman hanya ada
dua interval yaitu ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’. Penelitian menggunakan Skala
Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan.
3) Skala Thurstone
kala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilh butir yang berbentuk
skala interval dimana setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut kunci skor
menghasilkan nilai yang berjarak sama.
Pernyataan yang diajukan kepada responden disarankan oleh Thurstone untuk
tidak terlalu b-anyak, diperkirakan antara 5 sampai 10 butir pertanyaan atau
pernyataan. Pembuatan skala Thurstone dapat dilakukan dengan langkah-langkah
seperti berikut.
1) Mengumpulkan sejumlah pernyataan misalnya 50-100 tingkatan yang
merepresentasikan secara luas perbedaan tingkat, disenangi, netral, dan tidak
disenangi terhadap suatu objek atau subjek yang hendak diteliti.
2) Pernyataan ini diberikan pada sejumlah responden misal 50 orang atau lebih
yang cukup mengenal terhadap objek atau subjek agar dapat memilih ke dalam 11
tingkatan kategori tersebut. Kategori A terdiri atas pernyataan yang dianggap
disenangi atau favorit, E F netral, dan J K merupakan kategori tidak disenangi
atau tidak favorit.
3) Klasifikasi pernyataan ke dalam kategori, dengan pertimbangan penilaian
terhadap objek atau subjek secara psikologis, tetapi hanya merefleksikan persepsi
mereka terhadap kategori pernyataan yang disediakan.
4) Pernyataan yang nilainya menyebar dibuang, dan pernyataan yang mempunyai
nilai bersamaan digunakan untuk pembuatan skala.
Skor tinggi pada skala berarti mereka memiliki tingkat prasangka terhadap sifat
yang ingin diteliti. Skor terendah berarti responden mempunyai sifat favorit
terhadap sifat yang ingin diteliti.
Metode skala ini dikembangkan khususnya untuk mengukur arti psikologis dari
suatu objek di mata seseorang. Metode ini didasarkan pada proporsi bahwa suatu
objek memiliki berbagai dimensi pengertian konotatif yang berada dalam ruang
cirri multidimensi yang disebut ruang semantic.
Metode ini dibuat dengan menempatkan dua (dua) skala penilaian dalam titik
ekstrim yang berlawanan yang biasa disebut bipolar. Biasanya di antara titik
ekstrim di dadapati 5 atau 7 tititk-titik butir skala dimana responden menilai suatu
konsep atau lebih pada setiap butir skala.
Dari ke empat jenis skala, ternyata skala interval lah yang sering di gunakan
untuk mengukur fenomena/gejala social. Para ahli sosiologi membedakan dua tipe
skala menurut fenmena social yang di ukur yaitu :
1) Skala pengukuran untuk mengukur prilaku susila dan kepribadian
a. Skala sikap
b. Skala moral
c. Test karakter
d. Skala partisipasi social
2) Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya dan lingkungan social.
a. Skala untuk mengukur status social ekonomi
b. Lembaga-lembaga social kemasyarakatan
c. Kondisi kerumahtanggaaan
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas apabila tes itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur. Artinya, tes yang diberikan kepada peserta didik harus dapat
menjadi alat ukur terhadap tujuan yang sudah ditentukan sebelum tes
dilaksanakan.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability, reliable yang artinya dapat dipercaya,
berketetapan. Sebuah tes dikatakan memilki reliabilitas apabila hasil-hasil tes
tersebut menunjukkan ketetapan. Artinya, jika peserta didik diberikan tes yang
sama pada waktu yang berlainan maka setiap siswa akan tetap berada pada urutan
yang sama dalam kelompoknya.
3. Objektivitas
4. Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memilki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis. Artinya, tes itu mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan
dilengkapi dengan petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan atau diawali oleh
orang lain dan juga mudah dalam membuat administrasinya.
5. Ekonomis
Tes memilki sebutan ekonomis apabila pelaksanaan tes itu tidak membutuhkan
ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA