Anda di halaman 1dari 9

FITRAH AULIYAH

1711040016
A2/PENDIDIKAN MATEMATIKA 2017

PRINSIP PENYUSUNAN KKM

A. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan
kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria
paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai.
Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak
mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan
kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva
normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil
rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan
sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan
pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan
remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria
ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah
guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki
karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis
menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan


dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal.
Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat
memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara
bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta
didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak
untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses
dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus
dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar
peserta didik.

B. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

Fungsi kriteria ketuntasan minimal:

sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata
pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasardapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM
yang ditetapkan.Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi
dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layananpengayaan;

sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaianmata pelajaran. Setiap
kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKMyang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta
didik. Peserta didik diharapkandapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar
mencapai nilaimelebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus
mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan;

dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran
yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasiketerlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat
dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD
berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-
KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran
maupun pemenuhan sarana prasarana belajar di sekolah;

merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan
dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan
bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik
melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian.
Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan
pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat
membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam
mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan
pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di
sekolah;
merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiapmata pelajaran. Satuan
pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan.
Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan
dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi
masyarakat.

C. Prinsip Penetapan KKM

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai


berikut:

Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui
metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional
judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman
pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan
rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;

Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal
pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik
untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi

Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator
yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai
ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar
minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;

Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;

Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang
terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil
Belajar (LHB/Rapor)peserta didik;

Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan
Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal
ulangan ataupun tugas-tugasharus mampu mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator
yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil
ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara;

Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan
minimal.
D. Langkah-Langkah Penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan
KKM adalah sebagai berikut:

Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga
aspek kriteria, yaitu kompleksitas. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga
KKM mata pelajaran;

Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah
untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;

KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta
didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta
didik.
DAFTAR PUSTAKA

“Prinsip penyusunan HOTS.” Minngu 11 agustus 2013. Nurjaya. Diperoleh 24 April 2019.
https://sang-aktor.blogspot.com/2013/08/kkm-pengertian-fungsi-dan-tahapan_11.html?m=1

“ Prinsip penyusunan HOTS.”Ahkmad sudrajat.”_____”. Diperoleh 24 April 2019.


https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengertian-fungsi-dan-mekanisme-penetapan-
kriteria-ketuntasan-minimal-kkm/
CONTOH KKM

Nama Sekolah : ………...............................................


Mata Pelajaran : ……………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………..
Tahun Pelajaran : ………...............................................
Rata-rata KKM Semester Genap : …………………………...................

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
KRITERIA KKM KKM
MATERI
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR INDIKA KKM KD KKM KS
POKOK
KOMPLEKSITAS DAYA DUKUNG INTAKE TOR

70 75 80
3.1.1 Memahami konsep Nilai mutlak 75

Sedang(2) Sedang(2) Tinggi(3)


3.1 Mengintepretasi persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk 72 75 75
3.1.2 Memahami konsep bilangan persamaan 74 74
linear satu variabel dengan persamaan dan 74
pertidaksamaan linear aljabar lainnya. nilai mutlak dalam satu variabel
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

72 75 75
3.1.3 Memahami konsep pertidaksamaan nilai
74
mutlak satu variabel
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

Persamaan dan
75 77 70
pertidaksamaa 4.1.1 Menyelesaikan persamaan nilai mutlak satu
1 n linear nilai 74
variabel
mutlak satu Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)
variabel

80 70 80
4.1.2 Menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak
76
4.1. Menyelesaikan masalah yang satu variabel
Rendah(3) Sedang(2) Tinggi(3)
berkaitan dengan persamaan dan
76 76
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk
linear satu variabel 75 77 77
4.1.3 Mengidentifikasi masalah sehari-hari yang
76
berkaitan dengan nilai mutlak
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

77 77 77
4.1.4 Menggambarkan grafik nilai mutlak. 77
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

75 75 77
3.2.1 Mengenali bentuk-bentuk pertidaksamaan
76
rasional dan irasional satu variabel.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

74 76 72
3.2.2 Membedakan pertidaksamaan rasional dan
74
irasional satu variabel.
3.2 Menjelaskan dan menentukan Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)
penyelesaian pertidaksamaan rasional dan 75 75
irasional satu variabel 80 73 72
3.2.3 Menyelesaikan pertidaksamaan rasional
75
satu variabel.
Rendah(3) Sedang(2) Sedang(2)
Pertidaksamaa
n mutlak,
2 72 76 77
pecahan dan 3.2.4 Menyelesaikan pertidaksamaan irasional
irasional 75
satu variabel.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

72 75 73
4.2.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pertidaksamaan rasional dan 73
irasional satu variabel.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)
4.2 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pertidaksamaan 75 75
rasional dan irasional satu variabel 79 75 74
4.2.2 Mencari contoh soal yang berkaitan
dengan pertidaksamaan rasional dan 76
irasional dan menyelesaikannya.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)
75 80 75
3.3.1 Memberikan contoh sistem persamaan
77
linear tiga variabel
Sedang(2) Tinggi(3) Sedang(2)

80 75 75
3.3.2 Menyelesaikan bentuk aljabar dari sistem
76
persamaan linear tiga variabel
Rendah(3) Sedang(2) Sedang(2)

3.3 Menyusun sistem persamaan linear 75 80 75


3.3.3 Menentukan model matematika (sistem 76 76
tiga variabel dari masalah kontekstual
persamaan linear tiga variabel) dari masalah 76
kontekstual.
Sedang(2) Tinggi(3) Sedang(2)

73 74 71
3.3.4 Menyelesaikan model matematika (sistem
persamaan linear tiga variabel) dari masalah 73
kontekstual.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

74 76 72
3.4.1 Menjelaskan konsep sistem
74
pertidaksamaan dua variabel linear dan kuadrat.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

73 73 73
3.4.2 Menerapkan berbagai strategi yang efektif
dalam menentukan himpunan penyelesaian
73
sistem pertidaksamaan dua variabel linear dan
kuadrat.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)
3.4 Menjelaskan dan menentukan
penyelesaian sistem pertidaksamaan dua
74 74
variabel (linear kuadrat dan kuadrat-
74 74 74
kuadrat) 3.4.3 Menjelaskan konsep sistem
74
pertidaksamaan dua variabel kuadrat- kuadrat.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)
3
Persamaan
Linear 75 73 73
3.4.4 Menerapkan berbagai strategi yang efektif
dalam menentukan himpunan penyelesaian sistem 73
pertidaksamaan dua variabel kuadrat-kuadrat.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

75 77 77
4.3.1 Menyelesaikan masalah kontekstual sistem
persamaan linear tiga variable dengan metode 76
eliminasi dan subsitusi.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)
4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual
yang berkaitan dengan sistem persamaan 76 76
linear tiga variabel
75 77 77
4.3.2 Menyelesaikan masalah konstektual sistem
persamaan linier tiga variabel dengan metode 76
determinan.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

75 77 77
4.4.1 Menyelesaikan masalah sistem
76
pertidaksamaan dua variabel linear kuadrat.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

75 77 77
4.4.2 Menyajikan hasil penyelesaian sistem
76
dalam bentuk laporan tertulis.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)
4.4 Menyajikan dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan sistem 75 75 75 76 76
pertidaksamaan dua variabel (linear 4.4.3 Menyelesaikan masalah sistem
75
kuadrat dan kuadrat-kuadrat) pertidaksamaan dua variabel kuadrat-kuadrat.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)

75 77 75
4.4.4 Menyajikan hasil penyelesaian sistem
pertidaksamaan dua variabel kuadrat-kuadrat 76
dalam bentuk laporan tertulis.
Sedang(2) Sedang(2) Sedang(2)
Mengetahui,
Kepala sekolah

……………..........

Aspek yang
Kriteria Penskoran
dianalisis
Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
1 2 3
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung
3 2 1
Tinggi Sedang Rendah
Intake Siswa
3 2 1

Mengetahui, Makassar,.... Desember 2015


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Sunan Arjun Maulana


NIP............. NIP............

Anda mungkin juga menyukai