Anda di halaman 1dari 6

RESUME MAKALAH

PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Peserta Didik yang
diampu oleh :

Dr. Rosidah, M.Si


Nasrullah, S.Pd., M.Pd

Oleh:

FITRAH AULIYAH
1711040016

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
Pengertian Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya
yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.  Ranah kognitif 
memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah
tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan
tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat
yang paling tinggi yaitu evaluasi.

Tahap-Tahap Perkembangan Peserta Didik


Berikut ini akan diuraikan tahap pemikiran masa bayi, yaitu tahap sensoris –
mororik.
Tahap sensoris – motorik berlangsung dari kelahiran hingga kira – kira 2 tahun.
Selama tahap ini, perkembangan mental ditandai dengan kemajuan pesat dalam
kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui
gerakan – gerakan dan tindakan – tindakan fisik. Dalam hal ini, bayi yang baru lahir
bukan saja menerima secara pasif rangsangan – rangsangan terhadap alat – alat indranya,
melainkan juga aktif memberikan respons terhadap rangsangan tersebut, yakini melalui
gerak – gerak reflek
Karakteristik Perkembangan Kognitif
Dalam buku karangan (Desmita, 2009) karakteristik perkembangan kognitif
peserta didik dibagi dalam dua tahap yaitu tahap usia sekolah (SD) dan Remaja (SMP dan
SMA).
1. Usia Sekolah (Sekolah Dasar)
Berdasarkan pada teori kognitif piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar
masuk dalam tahap pemikiran kongkret-operasional, yaitu masa dimana aktivitas
mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang
Tahap Usia/Tahun Gambaran
Sensorimotor 0–2 Bayi bergerak dari tindakan refleks
instinktif pada saat lahir sampai permulaan
pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu
pemahaman tentang dunia melalui
pengkoordinasian pengalaman-pengalaman
sensor dengan tindakan fisik
Preoperational 2–7 Anak mulai mempresentasikan dunia
dengan kata-kata dan gambar-gambar ini
menunjukan adanya peningkatan pemikiran
simbolis dan melampaui hubungan
informasi sensor dan tindak fisik.
Concrete 7 – 11 Pada saat ini anak dapat berfikir secara logis
operational mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit
dan mengklasifikasikan benda-benda
kedalam bentuk-bentuk yang berbeda.
Formal operational 11 – 15 Anak remaja berfikir dengan cara yang
lebih abstrak dan logis. Pemikiran lebih
idealistik.

2. Remaja (SMP dan SMA)


Pada masa remaja, kemampuan anak sudah semakin berkembang hingga
memasuki tahap pemikiran operasional formal. Yaitu suatu tahap perkembangan
kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 dan 12 tahun dan terus berlanjut sampai
usia remaja  sampai masa dewasa (Lerner & Hustlsch, 1983) dalam (Desmita, 2009).
Pada masa remaja, anak sudah mampu berfikir secara abstrak, menalar secara logis,
dan menarik kesimpulan dari informasi yang sudah tersedia.
Pada masa remaja, anak sudah mampu berfikir secara abstrak dan hipotesis,
sehingga ia mampu berfikir apa yang terjadi atau apa yang akan terjadi. Mereka sudah
mampu berfikir masa akan datang dan mampu menggunakan symbol untuk sesuatu
benda yang belum diketahui.
Masalah-Masalah yang Berkaitan dengan Perkembangan Kognitif Peserta Didik
a.       Masa kanak-kanak awal
Permasalahan membaca pada masa ini masih dengan cara dieja, pemahamannya hanya
satu kata dan terkadang anak sulit diajak belajar membaca.
b.      Masa kanak-kanak akhir
Permasalahan membaca dan pemahaman di SD saat ini umumnya menggunakan
sistem klasikal yang menempatkan kecepatan memahami isi bacaan berdasarkan
kecepatan rata-rata memahami isi buku atau siswa merasa bahwa pembelajaran
membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru terlalu cepat.
c.       Masa Remaja
Permasalahan membaca pemahaman di masa SMP/SMA lebih ke kurang memahami
isi bacaan.

Solusi dari Masalah yang berkaitan dengan Perkembangan Peserta Didik


Strategi yang dapat digunakan guru dalam membantu peserta didik mengembangkan
proses- proses kognitifnya
 Ajak peserta didik untuk memfokuskan perhatian dan meminimalkan gangguan.
Gunakan syarat, gerakan dan perubahan nada suara yang menunjukkan bahwa ada
sesuatu yang penting.
 Bantu peserta didik untuk membuat isyarat atau petunjuk sendiri atau memahami satu
kalimat yang perlu mereka perhatikan. Gunakan komentar instruksional, seperti “baik”
mari kita diskusikan . . . . . . . . sekarang perhatikan. “Dan buat pembelajaran menjadi
menarik.
 Gunakan media dan teknologi secara efektif sebagian dari pengajaran dikelas.
Fokuskan pada pembelajaran aktif untuk membuat proses pembelajaran lebih
menyenangkan, mengurangi kejenuhan dan meningkatkan perhatian.
 Ubah lingkungan fisik dengan mengubah tata ruang, model tempat duduk, atau
berpindah pada satu setting berbeda. Ubah jalur indrawi dengan memberi satu
pelajaran yang mengharuskan peserta didik menyentuh, membuai, atau merasakan.
 Hindari perilaku yang membingunkan dan dorong peserta didik untuk mengingat
materi pembelajaran secara lebih mendalam, bukan mengingat sepintas lalu.
 Bantu peserta didi menata informasi yang akan dimasukkan ke dalam memori, serta
memahami dan mengombinasikan informasi.
 Latih peserta didik menggunakan strategi mnemonic.

Upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan keterampilan kognisi


peserta didik.
 Guru harus mengajar dan mengajukan kepada peserta didik untuk menggunakan
strategi belajar yang sesuai dengan kelompok usia mereka.
 Memberikan pelatihan tentang strategi tentang belajar, kapan dan bagaimana
menggunakan strategi untuk mempelajari tugas-tugas baru dan sulit, penelitian tentang
pelatihan strategi (strategy training) menunjukkan bahwa terjadinya kemajuan belajar
secara substansi setelah peserta didik mengikuti training strategi di sekolah (Seiffer &
Hofnung, 1994)
 Menunjukan strategi belajar dan mendorong peserta didik untuk menggunakan
strateginya sendiri.
 Mengidentifikasi situasi-situasi di mana suatu strategi memungkinkan untuk
digunakan.
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengevaluasi belajarnya sendiri
dan mendorong mereka mengembangkan mekanisme melakukan perbuatan belajar
yang efektif.
 Mengharapkan dan mengajurkan peserta didik untuk belajar mandiri, yakni melakukan
perbuatan belajar sendiri, menentukan sendiri apa yang harus dilakukan, memecahkan
masalah sendiri, tanpa tergantung pada orang lain.
 Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengakses hasil
belajarnya sendiri, sehingga mereka bisa mengetahui apa yang telah dikerjakannya dan
apa yang belum diketahuinya.
Kesimpulan
Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan suatu pembahasan yang cukup
penting bagi pengajar maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada anak merupakan
kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran
dan pemecahan masalah yang termasuk dalam  proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Dalam memahami perkembangan kognitif, kita harus mengetahui proses perkembangan
kognitif tersebut. Perkembangan kognitif dapat dikaji dengan menggunakan dua cara yaitu
dengan pendekatan tentang tahapan-tahapan perkembangan kognitif yang dijelaskan oleh
Piaget dan dengan caran system pemprosesan informasi. Pada teori pemprosesan
informasi lebih menekankan bagaimana proses-proses terjadinya perkembangan kognitif,
tetapi pada teori Piaget membagi proses tersebut ke dalam berbagai tahapan.
Selain itu karakteristik perkembangan kognitif peserta didik juga harus dapat dipahami
semua pihak. Dengan pemahaman pada karakteristik perkembangan peserta didik,
pengajar dan orang tua dapat mengetahui sebatas apa perkembangan yang dimiliki anak
didiknya sesuai dengan usia mereka masing-masing, sehingga pengajar dan orang tua
dapat menerapkan ilmu yang sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing anak
didik.
Tidak kalah penting, pengajar juga harus mengetahui tentang factor-faktor yang
mempengaruhi peserta didik. Yang sangat sentral dalam faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif adalah gaya pengasuhan dan lingkungan. Biasanya gaya
pengasuhan lebih diterapkan pada anak-anak. Pada pengasuhan ini merupakan cikal-bakal
perkembangan kognitif tersebut, karena ketika anak diasuh secara tidak sesuai dengan
semestinya, ini akan berakibat pada perkembangan kognitif anak, bahkan pada
perkembangan mental anak tersebut. Lingkungan pun sangat berpengaruh pada
perkembangan kognitif, semakin buruk lingkungan maupun pergaulan seseorang maka
kemungkinan pengaruh lingkungan pada perkembangan kognitif anak semakin besar.
Meskipun banyak hal dan kendala dalam perkembangan kognitif anak, setidaknya kita
sebagai calon pengajar maupun sebagai orang tua harus memahami tentang perkembangan
kognitif agar cara pengajaran kita sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing
anak.

Anda mungkin juga menyukai