Anda di halaman 1dari 44

RELIABILITAS DAN

KESALAHAN PENGUKURAN
IMA FITRI SHOLICHAH, S.Psi.,MA.
Siapa Tokoh Pencetus
Reliabilitas?????
Tokoh pertama yang mendefinisikan
reliabilitas adalah Spearmen-Brown
(Setyawan, 2011)
Apa itu Reliabilitas?
Menurut Anastasi dan Urbina (1998)
reliabilitas merujuk pada konsistensi skor
yang dicapai oleh orang yang sama ketika
mereka diuji-ulang dengan tes yang sama
pada kesempatan yang berbeda, atau
dengan seperangkat butir-butir ekuivalen
yang berbeda, ataupun dibawah kondisi
pengujian yang berbeda.
Apa itu Reliabilitas?
Reliabilitas berasal dari kata reliability yang
berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran
memiliki keterpercayaan, keterandalan,
keajegan, konsistensi, kestabilan yang dapat
dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya
apabila dalam beberapakali pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama
(Azwar, 2011).
Apa itu Reliabilitas?
Alat ukur dinyatakan reliabel apabila alat
ukur tersebut menunjukkan skor yang
sama untuk orang yang sama pada waktu
yang berbeda, atau dengan alat yang
ekuifalen.
Sehingga perbedaan skor benar-benar
menunjukkan sejauh mana perbedaan-
perbedaan yang sesungguhnya.
• Perbedaan skor menunjukkan orang yang
berbeda
• Perbedaan skor menunjukkan orang yang
sama dengan perubahan karakteristik
dengan yang sebelumnya.
Dengan demikian, reliabilitas menunjukkan
konsistensi dan keterandalan alat ukur.
Mengapa kita perlu reliabilitas?

Reliabilitas digunakan sebagai indikator


dalam mempercayai nilai dari suatu tes
karena memiliki konsistensi
(Jacobs, 1991).
Error
Setiap orang akan berusaha untuk
menghidari error penelitian dengan
mempertahankan kondisi-kondisi
pengetesan; mengendalikan lingkungan
pengetesan, instruksi, batas waktu, rapport,
dan faktor-faktor serupa lainnya. Namun,
meski sudah diusahakan maksimum, tak
satupun tes yang merupakan alat yang
sertatus persen dapat dipercaya.
Bagaimana cara mengukur reliabilitas?

• Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara


internal dan eksternal (Sugiyono, 2010).
• Secara internal, reliabilitas dapat diuji dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik internal consistency.
• Hal ini dilakukan dengan cara mengujicobakan
instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh
dianalisis dengan teknik belah dua dari Spearman Brown
(Split Half), KR-20, KR-21, dan Anova Hyot (Analisis
Varians).
Secara eksternal, pengujian
dapat dilakukan dengan cara
• Test-retest. 
Pengujian test-retest dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen yang sama beberapa
kali pada responden yang sama, namun
dilakukan dalam waktu yang berbeda.
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan yang
berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan
signifikan maka instrumen tersebut sudah
dinyatakan reliabel.
• Equvalent. 
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan
sekali, namun menggunakan dua
instrumen yang berbeda, pada responden
yang sama, dan waktu yang
sama.Reliabilitas dihitung dengan cara
mengkorelasikan antara data instrumen
yang satu dengan data instrumen yang
dijadikan equivalent.
• Gabungan.
Pengujian dilakukan dengan cara
mencobakan dua instrumen
yangequivalent beberapa kali kepada
responden yang sama. Reliabilitas diukur
dengan mengkorelasikan dua instrumen,
kemudian dikorelasikan pada pengujian
kedua, dan selanjutnya dikorelasikan
secara silang.
Menurut Jacobs (1991), analisa reliabilitas
dapat diukur dengan tiga cara
BEST digitek test scoring, Spearman Brown, dan Kuder-
Richarson 20. 
•Spearman Brown mengukur konsistensi pengambilan
aitem.
•KR-20 mengukur konsistensi jawaban terhadap semua
aitem dan menunjukkan dua sumber kesalahan, yaitu:
pemilihan aitem dan heterogenitas dari sampel. Reliabilitas
juga dapat dijelaskan dengan standar eror pengukuran, yaitu
memperkirakan seberapa besar perubahan nilai individu
ketika dilakukan pengulangan tes. Apabila reliabilitas nilai
tes tinggi, maka standar eror pengukuran tersebut rendah.
 Bagaimana aplikasi dalam menyatakan reliabiltas?

• Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r)

• Koefisien reliabilitas adalah tinggi-rendahnya reliabilitas


yang dapat dilihat melalui korelasi antara dua dsitribusi
skor dari dua alat ukur yang paralel yang dikenakan
pada sekelompok individu yang sama.

• Semakin tinggi korelasi antara hasil ukur dari dua tes


yang paralel, maka akan semakin konsisten dan dapat
dikatakan sebagai alat ukur yang reliabel. Lambang dari
korelasi paralel tersebut adalah (rxx’), dimana skor x
adalah tes pertama dan x’ untuk tes yang kedua.
(Azwar, 2011).
Misalnya: apabila seseorang memperoleh skor
yang tinggi pada suatu alat tes dan juga memiliki
skor yang tinggi pada tes yang kedua, begitu juga
oleh subjek yang lain, maka kedua alat tes
tersebut memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi
( nilai r mendekati 1,0)
Nilai Koefisien Korelasi
• Koefisien korelasi sempurna adalah 1,00 atau
-1,00
• Nilai positif dan negatif menunjukkan arah
hubungan, tidak menunjukkan nilai rendah dan
tinggi.
• Korelasi 0 menunjukkan tidak ada hubungan
sama sekali
• Koefisien yang ditemukan dalam praktek yang
sesungguhnya umumnya berada antara (0>x<1)
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi reliabilitas?
•  Pemilihan aitem
• Penyusunan aitem
• Pemberian administrasi tes
• Penilaian (scoring)
• Tingkat kesulitan dari suatu tes
Pemilihan aitem
• Tes merupakan pemilihan aitem-aitem yang digunakan
untuk mengukur suatu konstrak, dengan demikian
pemilihan aitem tersebut dapat menjadi sumber
kesalahan dalam pelaksanaan tes.
• Untuk meningkatkan konsistensi dapat memperbanyak
pemilihan aitem yang digunakan (Jacobs,1991).
• Dengan demikian akan mengurangi responden untuk
asal tebak dalam menjawab. Namun aitem ini juga harus
dipertimbangkan kualitas pertanyaannya, karena apabila
tidak dan aitem yang diberikan banyak dapat membuat
responden kelelahan
Penyusunan aitem
Kalimat yang ambigu atau kurangnya kata
dalam suatu kalimat juga dapat
mempengaruhi interpretasi responden
sehingga dapat mempengaruhi reliabilitas.
Pemberian administrasi tes
Kalimat instruksi yang kurang jelas atau
suasana yang bising dapat mempengaruhi
responden ketika menjawab.
Penilaian (scoring)
pada tes esai memiliki reliabilitas yang lebih
rendah dibandingkan dengan tes pilihan
ganda. Karena pada tes esai, penilai
memiliki interpretasi yang berbeda-beda
dalam menilai jawaban responden sehingga
lebih bersifat subyektif.
Tingkat kesulitan dari suatu tes
Nilai dari suatu tes menunjukkan reliabilitas
yang baik apabila nilai tersebut menyebar
dari skala yang digunakan dengan demikian
dapat terlihat perbedaan antar siswa. Faktor
yang terakhir adalah siswa, dimana
kelelahan, kecemasan, dan siswa sakit
dapat menyebabkan reliabilitas yang rendah
karena mempengaruhi kinerja mereka
dalam mengerjakan tes (Jacobs,1991).
Kesalahan Pengukuran
Yang dimaksud dengan kesalahan
pengukuran (errors of measurement) adalah
perbedaan antara nilai sesungguhnya dari
suatu pekerjaan seseorang dan nilai yang
diperoleh oleh orang tersebut.

Kesalahan pengukuran berasal dari


beberapa hal, yaitu :
Accidental/Chance Errors
• Kesalahan-kesalahan ini dapat terjadi kapan saja,
misalnya saja, keributan di tempat tes atau keadaan
subjek tes yang tidak begitu sehat, yang merupakan faktor
pengganggu sehingga kemudian menjadikan kesalahan
pada hasil tes tersebut.
• Dikarenakan faktor-faktor tersebut terjadi secara
kebetulan, maka kemungkinan terjadinya kesalahan
tersebut pun menjadi bermacam-macam.
• Selain itu, hasil yang diakibatkan oleh faktor-faktor
tersebut pun bermacam-macam, terkadang dapat
meningkatkan atau juga menurunkan hasil yang didapat.
Terdapat 3 tipe dalam kesalahan ini, yaitu:
Tipe I : Test-centered Errors

Kesalahan yang terdapat dalam tes atau


instrumen yang digunakan. Contoh :
terdapatnya item dalam tes yang bersifat
kultural sehingga memunculkan hasil yang
berbeda pada subjek yang berasal dari
daerah yang berbeda.
Tipe II : Subject-centered Errors
Segala macam faktor yang berhubungan
dengan subjek tes, entah itu kesehatan,
motivasi, kemauan, dan lain sebagainya.
Tipe III : Assessment Errors

Kebanyakan terjadi karena faktor situasi.


Misalnya, terlalu banyaknya para penguji
menyebabkan adanya ketidaknyamanan
sehingga mempengaruhi hasil yang
diperoleh.
Systematic/Biased Errors

Kesalahan yang merupakan hasil dari


pemikiran yang tercemar, kecenderungan
personal, moral yang tidak pantas, dan lain
sebagainya. Terdapat 3 tipe dalam
kesalahan ini, yaitu:
TIPE I
Kesalahan yang terjadi karena kekeliruan
yang diperbuat oleh penguji. Misalnya,
kekeliruan penguji dalam membaca test
manual. Kesalahan ini dapat dihilangkan
dengan cara membandingkan hasil yang
didapat oleh beberapa orang penguji yang
berbeda.
TIPE II
Kesalahan yang muncul karena
kecerobohan. Misalnya, kekeliruan penguji
yang seharusnya menulis 0,1 malah menulis
0,01 saat menghitung hasil. Kesalahan ini
dapat dihilangkan dengan cara para penguji
harus sangat berhati-hati saat mencatat dan
menghitung hasil.
TIPE III
Kesalahan yang tidak dapat dihindari. Hal ini
dikarenakan perilaku manusia di pengaruhi oleh
banyak sekali faktor internal maupun eksternal
yang mana meskipun saat tes banyak faktor
yang dikontrol oleh penguji, tetap saja terdapat
faktor-faktor yang tidak terkontrol. Kesalahan ini
tidak dapat dihilangkan, tetapi bisa dikurangi
dengan cara pengontrolan lebih banyak lagi
faktor-faktor yang ada.
Interpretative Errors
Kesalahan ini terjadi berkaitan dengan kesalahan dalam
menginterpretasi hasil dari suatu tes. Kesalahan ini dapat
terjadi jika terdapat kesalahpahaman dalam dua hal, yakni,
“dengan kelompok yang bagaimana seseorang telah
dibandingkan”, dan “dengan cara apa pembandingan
antara seseorang tersebut dan kelompoknya
dibandingkan”. Kesalahan tersebut dapat dikendalikan
dengan cara para penguji harus memperhatikan kelompok
dan cara membandingkan hasil seseorang dengan
kelompoknya.
Variable Errors

Kesalahan yang disebabkan oleh


ketidakmurnian yang muncul berkaitan
dengan adanya perbedaan alasan dan
faktor situasi. Contohnya, seseorang yang
dites dengan alat tes yang sama pada
beberapa kesempatan yang berbeda akan
memberikan hasil yang berbeda. Kesalahan
ini dapat diperkirakan melalui test reliability.
Personal Errors
Kesalahan yang terjadi berkaitan dengan
subjektivitas seseorang. Contohnya, 4 orang
yang duduk dalam sebuah mobil akan
memberikan jawaban yang berbeda ketika
diminta membaca speedometer.
Constant Errors

Kesalahan yang muncul karena perbedaan


antara “internal qualities” dan “internal
abilities”. Hal ini jelas sekali membuktikan
bahwa nilai tes seseorang dalam sebuah tes
“mental abilities” juga tergantung pada
kemampuan orang tersebut dalam
membaca
Statistical Errors
Kesalahan ini dibagi menjadi 2, yaitu :
•Errors of Descriptive Statistics
Standard Errors
Probable Errors

•Inferential Errors
Type I Error
Type II Error
Standard Errors
Ketika mean suatu sample dihitung, terdapat
kemungkinan adanya perbedaan antara
mean dari sample dan mean dari populasi
dimana sample tersebut diambil. Perbedaan
antara dua mean tersebut dapat
diperlihatkan melalui standard error.
Standard deviasi dari sebuah distribusi
statistik dapat disebut standard error dari
statistik tersebut
Probable Errors

Jika dari dua observasi pada kesempatan yang


berbeda terdapat hasil yang tidak jauh berbeda,
atau hasil observasi dari dua orang pada masalah
yang sama tidak jauh berbeda, maka hal itu tidak
dianggap reliable, tetapi persimpangan kecil dalam
dua observasi tersebut akan membuatnya reliable.
Dengan begitu, ketika kita mencoba untuk
mengetahui kebenaran melalui measures of
variance, hasil yang didapat adalah probable error
• Type I Error
Error ini terjadi ketika H0 ditolak, sedangkan
sebenarnya H0 benar
• Type II Error
Error semacam ini terjadi ketika H0 diterima,
sedangkan sebenarnya H0 salah
Measures of test errors yang paling
sering terjadi
• Error of measurement
Error yang terjadi saat merubah skor yang didapat menjadi true score.
• Error of subtitution
Error yang dibuat ketika menggantikan skor dalam suatu tes kepada
skor dalam tes paralel.
• Error of estimating observed scores
Error yang dibuat ketika sebuah persamaan regresi digunakan untuk
memperkirakan skor dalam sebuah tes dari suatu rangkaian tes
paralel.
• Error of estimating true scores
Error yang terjadi dalam memperkirakan true score dari skor yang
didapat ketika menerapkan persamaan regresi yang paling sesuai.
Cara Menginterpretasikan
Koefisien Reliabilitas tes

Anda mungkin juga menyukai